Anda di halaman 1dari 115

IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.

0
IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0

PELAKSANAAN ASSESMENT INDI 4.0


TAHUN 2021-2022
IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0

IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0


Sekilas Assessment IDNI 4.0

INDI 4.0 merupakan indeks standar acuan untuk mengukur tingkat


kesiapan Perusahaan untuk bertransformasi ke era Industri 4.0
1 Indeks, 5 Pilar & 17 Bidang

Manajemen dan Organisasi Orang dan Budaya


1 (Dukungan Manajemen dalam Transformasi) 2 (Kesiapan Karyawan Bertransformasi)
Non Technology Based
Criteria

Strategi dan Investasi Kebijakan


Budaya Keterbukaan Pengembangan
Kepemimpinan untuk I4.0 Inovasi
terhadap Perubahan Kompetensi

Produk dan Layanan


3 (Kesiapan dan fit produk dalam Industry 4.0)

. Kustomisasi Layanan Produk


Produk Berbasis Data Cerdas
Technology Based

Teknologi Operasi Pabrik/ Perusahaan


Criteria

4 (Penerapan Teknologi penunjan Industry 4.0) 5 (Kesiapan Operasional dalam Industry 4.0)

Keamanan Konektivitas Mesin Digitalisasi Penyimpanan & Rantai Pasok Proses Sistem
Cyber Cerdas sharing data Cerdas Otonom Perawatan
Cerdas
IMPLEMENTASI
PILAR 1
Strategi & Kepemimpinan (1)

● Adanya dukungan manajemen PLN pada program transformasi Industri 4.0 dengan dibuatnya Rencana Jangka Panjang PLN 2020-2024, dimana
terdapat breakthrough program yang mendukung digitalisasi perusahaan beserta roadmapnya.

● PLN memiliki 17 dari 25 Breakthrough Program yang mendukung program transformasi digital pada setiap proses bisnisnya.

RJP PLN 2020-2024 Roadmap PLN 2020-2024

Breakthrough Program PLN


Strategi & Kepemimpinan (1)

● Dalam menjalankan transformasi perusahaan, PLN memiliki 17 Breakthrough Program Digitalisasi, yang berada pada lini maupun proses bisnis
PLN mulai dari Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Ritel, dan juga pada bidang Corporate Supporting (Administrasi, Human Capital,
Corporate University/Learning, Finance, Supply Chain, K3L, Audit dan Kepatuhan, Manajemen Proyek, dan Monitoring Program Transformasi.

● Pada setiap Breakthrough Program memiliki bentuk inovasi Industri 4.0 nya masing-masing (Kebijakan Inovasi).
● Terdapat Roadmap dari masing-masing Breakthrough Program Digitalisasi PT PLN (Persero) yang memuat timeline pengembangan, kebutuhan
anggaran setiap Breakthrough.

Roadmap Digitalisasi Breakthrough Program

17 Breakthrough Program Digitalisasi


Strategi & Kepemimpinan (1)

● PLN telah memiliki IT Master Plan (ITMP) yang sudah disetujui dalam rapat direksi.
● PLN juga telah memiliki HC Blueprint atau HC Roadmap. Hal tsb dalam mendukung transformasi Budaya untuk mengarah ke Industri 4.0, PLN
melakukan HC Transformation secara terintegrasi dengan berbasis teknologi dan employee experience pada seluruh PLN Group.

IT Masterplan HC Blueprint atau HC Roadmap


Strategi & Kepemimpinan (1)

B. Roadmap Transformasi Digital tersebut telah dijalankan secara kontinu dan berkesinambungan dengan dikoordinir oleh divisi manajemen digital dan
dijalankan masing-masing oleh Business Process Owner (BPO) yang dipimpin oleh seorang Breakthrough Leader (BOD-1).
Selanjutnya, Div. Manajemen Perubahan melakukan monitoring setiap dua minggu sekali melalui Transformation Office/TO Meeting, dan Direksi akan
melaporkan progressnya rutin kepada Dewan Komisaris.

Selain itu, monitoring juga dilakukan melalui Performance Business Review (PBR) setiap bulan dan menjadi salah satu input dalam review implementasi
program inisiatif RJP tiap semesternya.

Monitoring WAVE TO Meeting PBR


Strategi & Kepemimpinan (2)

C. Selain RJPP dan ITMP, terdapat juga bukti komitmen manajemen berupa dokumen resmi perusahaan pada tahap implementasi sebagai berikut :
✔ PERDIR/2020 mengenai Pengelola Transformasi PLN
✔ KEPDIR/2020 mengenai Keanggotaan pengelola transformasi
✔ Surat Tugas/2021 mengenai BPO sebagai pengelola Program Transformasi
✔ PERDIR/2021 mengenai Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) dengan Div. Manajemen Digital sebagai koordinator digitalisasi PLN ke Industri 4.0 dan Div. Manajemen
Perubahan untuk mengawal program transformasi secara keseluruhan, serta dengan adanya program Transformasi Journey Stories.
Strategi & Kepemimpinan (3)

State Gate Eksekusi BT Program Tools Monitoring Aplikasi WAVE

● Pada aplikasi WAVE setiap strategic initiaves atau breakthorugh program akan melewati stage gate eksekusi dengan tahap mulai dari L0 (Ide) > L1 (Diidentifikasi) > L2 (Divalidasi >
L3 (Direncanakan) > L4 (Dilaksanakan) dapat dimonitoring dan dievaluasi.
● Terdapat analisa dari implementasi industri 4.0 (Breakthrough Digital) secara terukur dan dapat dimonitor di aplikasi WAVE. Selanjutnya, setiap progress atau pencapaian
dari strategic initiatives tersebut juga dilaporkan dalam PBR setiap bulan.
Strategi & Kepemimpinan (3)
1) Evidences monitoring transformasi digital seluruh Breakthrough tahap L0 s.d L4 di aplikasi WAVE
2) Evidences analisa keuangan Breakthrough Program di aplikasi WAVE (Digital Procurement)
3) Hasil Rekap Capaian Sub Inisiatif L4 (Executed) sampai dengan 21 Desember 2021

Rekap Capaian Sub Inisiatif L4 (Executed)


sd. 21 Desember 2021

Monitoring Aplikasi WAVE

2
Investasi untuk Industri 4.0
A. Pada tahun 2021 PLN telah menganggarkan investasi untuk transformasi sekitar 1,218 Triliun atau 1,5% dari anggaran belanja PLN tahun
2021 dan besar Realisasi Investasi yaitu Rp 87.179.008.000 (Akumulasi Anggaran Investasi Lanjutan & Murni).

Nota Dinas Penyampaian


Anggaran Operasi 2021
Bukti Pembayaran Investasi TI
(17,5 M)

Realisasi Anggaran TI
Tahun 2021

Surat Ketetapan Kerja Anggaran Operasi & Investasi TI


Investasi 2021 (UIP2B)
Investasi untuk Industri 4.0

17 Digital – Learning for


Breakthrough Program
Implementation

Diklat Terkait Breakthrough

Rincian Anggaran
Pengembangan Kompetensi

B. Sudah terdapat Rincian Anggaran Non Fisik yaitu untuk Pengembangan Kompetensi terkait Learning for Breakthrough Program Implementation (6,8 M) & Anggaran
TNA (16,19 M). Pengembangan kompetensi dilakukan pada setiap Breakthrough Program seperti :
- BT Digital Procurement mengenai Manajemen Sistem Logistik (digital learning)
- Outage Management mengenai Workshop Yantek Optimization
- Digital Power Plant mengenai awareness digitalisasi pembangkit
- Billing and Collection mengenai Introduction PLN Mobile, dll
Kebijakan Inovasi

A. Berdasarkan Bagan Organisasi PT PLN (Persero) terdapat Tim Transformasi ke Industri 4.0 berupa divisi khusus yang mengawal program
transformasi digital yaitu Divisi Manajemen Digital yang bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Utama..
B. Struktur Pengelola Transformasi PLN telah ditetapkan pada PERDIR Pengelola Transformasi. Dimana kinerja divisi/tim ini sudah dibuktikan
dengan tercapainya KPI yang telah diberikan.

B
A

Susunan Keanggotan dan


Tugas Pokok Pengelola
Transformasi PLN
Kebijakan Inovasi

C. Pencapaian Key Performance Indicator (KPI) untuk Divisi Manajemen Digital di Tahun 2021 yaitu 104,51, yang meliputi program Implementasi roadmap proyek digital,
Penyusunan dokumen repository, Jumlah pengguna aktif PLN Mobile, Fiber Optics Rollout, Pendapatan FO Rollout, Dokumen Roadmap strategi dan target program digitalisasi,
Learning & Improvement sistem / approach eksekusi proyek digital, IT Maturity Level, dsb.
Kebijakan Inovasi

C. Sudah ada Inovasi Industri 4.0 di masing-masing proses bisnis hulu hingga hilir PLN meliputi bidang energi primer, pembangkitan,
transmisi, distribusi, retail hingga ke fungsi pendukung atau bidang corporate supporting application.

Semua aplikasi pendukung yang sifatnya dapat diakses menggunakan single sign on menggunakan email dan password korporat.
Kebijakan Inovasi

Evidences Breakthrough PLN sudah dijalankan di berbagai divisi/departemen dan terdapat Karya Inovasi di setiap Unit PLN

Katalog Inovasi PLN

Keanggotaan Pengelola Transformasi


Kebijakan Inovasi
Channel Inovasi PLN
D

E
E

D.Pengelolaan inovasi terdapat SK tentang Pengelolaan Pemanfaatan Pengembangan dan Perlindungan Karya Inovasi dan SK tentang pengelolaan kekayaan intelektual di
lingkungan PLN.
E.PLN juga memiliki alur pengelolaan inovasi sebagai berikut. Pengembangan inovasi di PLN diselenggarakan satu tahun sekali melalui lomba karya inovasi yang dinamakan LIKE
PLN. Total inovasi sampai dengan tahun 2021 yaitu 3.263 inovasi. Selain itu, adanya Web Aplikasi Manajemen Inovasi Online (AMIO) dimana terdapat daftar direktori inovasi PLN
untuk mengelola inovasi secara terbuka dan transparan.

F. Terdapat juga ajang inovasi seperti WoW diamond: Innovative Idea Competition "WOW DIAMOND 2021" (Declaring IdeA, Magnetizing cONcept, Delivering innovative product)
IMPLEMENTASI
PILAR 2
Budaya (1/10)
Implementasi Budaya Perusahaan pada PLN merupakan salah satu kunci kesuksesan strategi yang telah ditetapkan oleh manajemen. PLN memiliki
perjalanan transformasi Budaya yang panjang melalui evaluasi serta penyelerasan budaya dari yang sebelumnya (PROMISE), dan pada setiap
inisiatifnya diharapkan budaya selalu mengakar pada setiap pegawai PLN. Saat ini PLN telah menerapkan budaya AKHLAK yang selaras dengan surat
edaran Menteri BUMN.
Budaya (2/10)
Program penguatan Budaya AKHLAK pada PLN didasari dengan High Level Roadmap Implementasi Budaya Perusahaan yang telah disetujui oleh
direksi. Dalam mengkomunikasikan nilai budaya kepada seluruh internal perusahaan, dibantu oleh 3 komunikator PLN yang disebut ranger master
(direksi), ranger leader (pimpinan unit), dan ranger. PLN memiliki program budaya inti yang disebut PLN 1, PLN 2, dan PLN 3 yang masing-masing
memiliki program tersendiri. Dalam memonitoring pengimplementasian budaya di PLN, ada program site visit (3 putaran) yang dilakukan oleh
kantor pusat untuk menilai unit kerja di bawahnya.
Budaya (3/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya berdisiplin dengan adanya bukti rata-rata jam kerja pegawai diatas 9 jam kerja perhari dan
meningkatnya trend produktivitas pegawai oktober 2019-2021.
Untuk di unit UIW/UID serta unit pembangkitan, kedisiplinan juga ditunjukan dengan adanya rata-rata jam kerja pegawai, disiplin K3 pada
pekerjaan kelistrikan dengan ditunjukannya penurunan data trend kecelakaan kerja, dan taat pada protokol kesehatan Covid-19.
Kedisiplinan karyawan juga ditunjukan dengan adanya grafik penyampaian LHKPN karyawan PLN yang dilakukan setiap awal waktu.
Budaya (4/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya kemauan untuk belajar yang datang dari seluruh pegawai, dibuktikan dengan adanya webinar series dan
knowledge sharing, platform pembelajaran digital untuk pengembangan kompetensi (PLN Digilearn, SMILE, Podcast, LISA dll), monitoring
implementasi pengembangan kompetensi dilakukan dengan adanya target KPI HCR & OCR untuk seluruh unit induk dan anak perusahaan, serta
adanya skor OHI yaitu sebesar 81 terutama untuk bidang innovation & learning.
Selain itu kemauan untuk belajar ditunjukan dengan adanya Community of Practice dilingkungan PLN yang didukung penuh oleh manajemen dan
diatur dalam Edaran Direksi No 024 tahun 2012 tentang Community of Practice di Lingkungan PT PLN (Persero). Dukungan manajemen ditunjukan
dengan adanya realisasi usulan knowledge management dari Community of Practice terkait.
Budaya (5/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya etos kerja yang tinggi pada perusahaan, dibuktikan dengan adanya pencapaian/pengharagaan yang
didapat oleh PLN di kancah Internasional , hasil distribusi sasaran individu pegawai +90% telah Meet Requirement, kenaikan laba 39% perusahaan
dari tahun sebelumnya, dan mendorong terciptanya 4 aspirasi transformasi PLN yaitu Green, Lean, Inovative, dan Customer Focused.
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya etos kerja yang tinggi pada perusahaan, ditunjukan dengan adanya Pelaksanaan Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan (PDKB) oleh pekerja teknis PLN, terus membaiknya trend kinerja organisasi, dan peningkatan dalam hal jumlah pelanggan,
SAIDI dan SAIFI dalam 4 tahun terakhir.
Budaya (6/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya berdedikasi tinggi ditunjukan dengan adanya program Employee Volunteering yang mana merupakan
program aksi tanggap darurat bencana alam, dan kesiapan pegawai PLN dalam bertugas dan siaga menjaga keandalan listrik (24 jam tidak terbatas
hari libur / kondisi tertentu)
Budaya (7/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya perilaku terbuka terhadap perubahan pada seluruh pegawai dengan adanya hasil survey change readiness
(ADKAR), pulse check kesiapan transformasi 2020, dan hasil survei pemahaman transformasi 2021.
Pada unit pembangkit (PT PJB & PT IP), perilaku terbuka pada perubahan ditunjukan dengan adanya hasil pemahaman program transformasi PLN.
Unit UIW & UID juga telah mendapatkan hasil terkait survey pemahaman transformasi PLN.
Budaya (8/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya perilaku continous improvement ditunjukan dengan adanya program penguatan budaya melalui coaching
dan perbaikan hasil evaluasi visitasi ke tiap unit dan pelaksanaan performance business review tiap bulannya disertai dengan evaluasi hasil kinerja
SDM (HCR) dan perusahaan (OCR).
Budaya (9/10)

PLN telah dapat membuktikan adanya budaya kritis dan terbuka dengan adanya sistem pelaporan pelanggaran (whistle blowing system), sistem
pemberian feedback kepada atasan setiap 3 bulan sekali (LIQUID) dan terintegrasi dengan KOMANDO (Komunikasi Manajemen dan Budaya
Organisasi), dan adanya hubungan yang sehat antara manajemen perusahaan dengan serikat pekerja yang ada.
Budaya (10/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya berdaya saing international, dibuktikan dengan adanya partsipasi PLN dalam event HAPUA (Heads of Asean
Power Utilities/Authorities), penghargaan PLN di tingkat internasional (ASEAN Energy Awards, Asia Responsible Enterprise Awards, Asian Power
Award 2020, Penghargaan CSR 2020, Best Contact Center Indonesia, World Benchmarking Alliance dll), dan adanya data benchmarking PLN dengan
perusahaan sejenis.
PLN telah dapat membuktikan adanya berdaya saing international, dibuktikan dengan adanya data pegawai yang mendapatkan tugas belajar ke luar
negeri, keikutsertaan pegawai dalam event CEPSI (The Conference of The Electricity Power Supply Industry, keaktifan pegawai dalam mempublikasi
paper di jurnal internasional (2016-2021), dan daftar pegawai yang tersertifikasi internasional.
Keterbukaan Terhadap Perubahan (1/4)
Pada bidang Keterbukaan Terhadap Perubahan, karyawan PLN sangat terbuka dengan adanya perubahan khususnya di bidang
teknologi. Hal ini dibuktikan dengan adanya :
A. Pengimplementasian oleh kantor pusat inovasi hasil dari unit di bawahnya, untuk diterapkan ke seluruh unit seperti AMS
(Aplikasi Manajemen Surat), COC, Produk Charge.In, Contact Center, Outage Management, AMR dll.
B. Usulan 254 Inovasi dari Pegawai di bidang Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, Technical Supporting, dan Proses Bisnis
Manajemen dan 19 list inovasi yang sudah dipatenkan oleh PT PLN (Persero)

A B
Keterbukaan Terhadap Perubahan (2/4)
Pada bidang Keterbukaan Terhadap Perubahan, adanya tindakan bukti Pegawai PLN telah menjadi driver perubahan proses bisnis,
ditunjukan dengan adanya pengimplementasian program PLN 3 di tiap unit yang mana merupakan inovasi dan kreativitas dari
masing-masing unit untuk mencapai “3 perbaikan setiap bulan” di unit tersebut.

List Program PLN 3 di Masing-Masing Unit

Proses Perumusan Program PLN 3 di Unit Tarakan


Keterbukaan Terhadap Perubahan (3/4)
Pada bidang Keterbukaan Terhadap Perubahan, adanya pengimplementasian teknologi secara sukarela ditunjukan dengan traffic
akses penggunaan aplikasi/teknologi non mandatory seperti traffic penggunaan aplikasi digital learning, traffic penggunaan Aplikasi
TABLEU sebagai big tools data, akses penggunaan aplikasi pembelajaran PLN 123 dan traffic penggunaan aplikasi AMOR (Aplikasi
Manajemen Organisasi).

Traffic Penggunaan Aplikasi PLN Kita ( 12.212 akses/bln)

Traffic Penggunaan Aplikasi Digital Learning

Traffic Penggunaan Aplikasi AMOR (Aplikasi Manajemen


Traffic Penggunaan Aplikasi (TABLEU) sebagai Big Organisasi (3.441 akses / hari)
Tools Data (1400x akses /hari)
Keterbukaan Terhadap Perubahan (4/4)
Pada bidang Keterbukaan Terhadap Perubahan, adanya perbaikan yang dilakukan secara terus menerus terhadap aplikasi atau
sistem yang digunakan ditunjukan dengan adanya contoh UAT dalam aplikasi korporat, pemberian feedback pada aplikasi PLN
Mobile, permohonan change request pada aplikasi yang digunakan, dan hasil pengukuran kualitas aplikasi korporat PLN (AP2T,
APKT, LSP, ACMT, FSO dll) mendapatkan skor diatas rata-rata yaitu 3,5.

UAT dalam Aplikasi PLN Mobile

Contoh Permohonan Change Request


Contoh UAT pada Aplikasi Direktorat

Bukti Penilaian Aplikasi Korporat PLN mendapat Skor Baik


Pengembangan Kompetensi (1/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya :
A. Pembelajaran dan Sertifikasi Profesi Digital & IT yang mendukung terhadap industry 4.0 berdasarkan data yang diambil dari Learning
Management System dari tahun 2018 s.d. 2021.
B. Program Percepatan Pengembangan Kepakaran Digital PLN yang diberikan kepada sejumlah BOD-1 hingga BOD-3 yang difasilitasi oleh
Divisi Human Talent Development untuk mendukung pelaksanaan Breakthrough Program.
C. Adanya pembelajaran yang dibentuk oleh PLN CorPu untuk mendukung Breakthrough Program, dan progress pelaksanaanya sudah ada
pembelajaran berkaitan dengan 15 dari 17 Breakthrough Program.

A C
Pengembangan Kompetensi (2/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya :
A. Transformation Weekly Stories (TWS) yang merupakan agenda webinar rutin yang dilaksanakan setiap minggu mendesiminasi
pemahaman terkait program transformasi yang sedang dilakukan oleh PLN kepada seluruh pegawai.
B. Transformation Journey Series (TJS) yang merupakan agenda webinar rutin sebagai kelanjutan dari TWS dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi kepada seluruh pegawai terkait eksekusi breakthrough yang sudah dilakukan.
C. Expert Series yang merupakan webinar rutin berkaitan dengan proyek pembangkit, transmisi, distribusi dll. Topik yang dibahas
termasuk dalam menunjukan kesiapan PLN dalam industri 4.0 berkaitan dengan expertise.

A B
C
Pengembangan Kompetensi (3/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya :
A. Workshop mengenai INDI 4.0 yang dihadiri oleh seluruh pegawai PLN mulai dari kantor pusat, kantor wilayah, hingga pegawai anak
perusahaan dari PLN yaitu PT PJB dan PT Indonesia Power turut hadir dalam workshop INDI 4.0 tersebut (total ada 14.211 pegawai)
B. Pembelajaran mengenai Digitalisasi Proses Bisnis Tahun 2021 yang diikuti oleh seluruh pegawai PLN mulai dari kantor pusat dan kantor
wilayah dengan total terdapat 77 Judul Pembelajaran dan 52.248 Pegawai yang berpartisipasi.
C. Akses pegawai dalam platform pembelajaran Digital Learning yang telah disediakan oleh PLN CorpU.

A
C

B
Pengembangan Kompetensi (4/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya :
A. Sharing Knowledge yang diikuti oleh PLN dengan perusahaan atau ekosistem lain dan berkesinambungan seperti contoh pada Event
HAPUA (Heads of Power Utilities/Authorities), CEPSI (The Conference of the Electricity Power Supply Industry) 2018 & 2021, dan JEPIC (
Japan Electric Power Information Center) 2017 2018 2019 & 2020.
B. Aktivitas pengembangan kompetensi di PLN mendapat penghargaan dalam ajang HR Awards dan dijadikannya PLN Pusdiklat sebagai
unit yang berperan untuk pengembangan kompetensi dalam bentuk pembelajaran dan knowledge sharing di berbagai instansi lain.

A B
Pengembangan Kompetensi (5/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya Evaluasi TNA (Training Need Analysis), PBK (Pelatihan Berbasis Kompetensi) dan Breakthrough Learning Program yang
dilakukan setiap hari kamis dengan melibatkan GM Pusdiklat dan 10 Manager UPDL.
IMPLEMENTASI
PILAR 3
Kustomisasi Produk Jawaban 3.1

A. Kustomisasi produk dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menganalisis tren data pelanggan. Kustomisasi
produk layanan menjadi kunci dalam menjangkau setiap segmen pelanggan dan menjadi strategi dari PLN.
B. PLN menawarkan 3 jenis produk utama yang berupa layanan "Pasang Baru", "Sambung Sementara", dan "Ubah Daya". Lalu ada produk layanan
teknologi khusus seperti Automatic Meter Reading (AMR), Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran
Battery Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan Stasiun Pengisian Energi Listrik dan Alat Penyalur Daya Listrik (SKEL dan APDAL).
C. Layanan ini bisa diakses melalui PLN Mobile, Website PLN, Call Center PLN 123 dan kantor pelayanan PLN.

Evidence PLN Mobile, Website PLN, Call


Evidence Kustomisasi Produk Evidence Kustomisasi Produk
Center PLN 123
Kustomisasi Produk
● Untuk pasang baru dan ubah daya kustomisasi yang tersedia berupa daya kontrak yang diinginkan serta service level berupa Layanan
Premium berupa layanan khusus untuk memenuhi segmen pelanggan yang membutuhkan tingkat keandalan tertentu, keleluasaan serta
kenyamanan layanan dalam menikmati energi listrik.
● Pasang Sementara. Bagi pelanggan baru atau yang sudah berlangganan dapat memilih opsi pasang sementara jika ingin mendapatkan
pelayanan kelistrikan sesuai dengan daya yang dibutuhkan, durasi/lama waktu pemakaian listrik.
● Ubah Daya. Bagi pelanggan yang sudah berlangganan dapat memilih opsi ubah daya jika ingin merubah daya sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan.
Dalam penarikan kesimpulan rate kustomisasi yang tercermin pada taksonomi produk, didapatkan rate sebesar >76%; menyisakan 2 dari 27 produk
yang belum memiliki area kustomisasi pada produknya.
Layanan Berbasis Data (1/10) Jawaban 3.2

Dalam menunjang proses bisnis dan operasional, PLN sudah melakukan analisis data. Data-
data tersebut diperoleh dari pelanggan dan dari pihak ketiga yang menjadi mitra PLN.

Data yang dikumpulkan untuk kebutuhan analisis tren penjualan dan turunannya, analisa
kualitas layanan PLN ke pelanggan, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, indeks
kepuasan pelanggan, mencari potensi dan mengetahui performa vendor, analisa data
pengadaan, serta membuat forecast kebutuhan material untuk unit.

Dari data yang sudah dikumpulkan bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada
manajemen PLN.
Layanan Berbasis Data (2/10) Jawaban 3.2

Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:


A. Meningkatkan pelayanan ke pelanggan; PLN sudah mengadakan survei kepuasan pelanggan yang diadakan setiap
tahun. Survei tersebut mengukur produk layanan PLN, kepuasan, ketidakpuasan, loyalitas, kepedulian,
keterikatan pelanggan, efektivitas pintu pelayanan PLN. evaluasi pelaksanaan terkait hasil survei dan
rekomendasi untuk peningkatan pelayanan dilakukan dengan platform cheskp.

A
Layanan Berbasis Data (3/10) Jawaban 3.2
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
B. Meningkatkan pelayanan ke pelanggan; Performa SAIDI (System Average Interruption Duration Index) dan SAIFI
(System Average Interruption Frequency Index) secara umum sudah terdapat perbaikan dari tahun ke tahun dimana
nilai SAIDI dan SAIFI cenderung menurun.

B
Layanan Berbasis Data (4/10) Jawaban 3.3
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
C. Dalam rangka meningkatkan pelayanan ke pelanggan PLN juga menerapkan Outage Management untuk mempercepat tindak lanjut
pengaduan atau penanganan gangguan dimana terdapat penggunaan Artificial Intelligence dalam proses Automarking dan Autodispatch.
D. Yantek Optimization: Tools ini digunakan untuk melacak performa masing2 individu petugas yantek, optimalisasi petugas yantek,
meningkatkan produktifitas, serta untuk insentif dan punishment petugas berdasarkan feedback yang didapatkan dari pelanggan.

C D
Layanan Berbasis Data (5/10) Jawaban 3.3
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
E. Meningkatkan kualitas produk; PLN menjaga dan meningkatkan kualitas produk dalam ketersediaan listrik seperti manajemen rantai pasok
(PLN MarketPlace, Spend Analytics, Cost Estimator, Digital Procurement, Demand Forecast, dan DashBoard Inventory).
F. Evaluasi kinerja produksi dan internal perusahaan; PLN sudah dapat mendapatkan menganalisis data yang mendukung proses produksi
listrik sehingga ketersediaan listrik dapat dipenuhi sesuai kebutuhan (JROS, BigData, PLN DataWarehouse)

C
E F
Layanan Berbasis Data (6/10)
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
G. Merancang model bisnis baru; PLN merancang model bisnis baru melalui proses Product Development Cycle. Data yang sudah diolah dan
dianalisis dari PLN Big Data menjadi basis untuk pengambilan keputusan dalam pengembangan proses bisnis baru. Beberapa contoh
model bisnis baru tersebut adalah REC (Renewable Energy Certificate), SPKLU Partnership, dan PLTS Atap Total Solution.
H. PLTS Atap Total Solution didasari dengan adanya peningkatan minat konsumen untuk menggunakan PLTS Atap. Dimana sejak tahun 2018
sampai 2021 terdapat peningkatan pelanggan yang terdaftar dengan PLTS Atap. Adanya PLTS Atap total solution sebagai solusi
menyeluruh untuk pengguna PLTS Atap karena untuk perangkat PLTS disediakan oleh PLN.

G
E H
Layanan Berbasis Data (7/10)
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
I. Menambah Jenis Produk; Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dari produk dan layanan utama Pasang Baru, Perubahan Daya dan
Pemasangan Sementara (PB,PD,PS), PLN mengembangkan sejumlah pilihan produk berupa promo produk layanan tematik untuk
meningkatkan daya tarik produk serta menjawab kebutuhan konsumen.

I
Layanan Berbasis Data (8/10)
Pengumpulan dan Pengolahan Data

PLN sudah melakukan pengumpulan dan melakukan pengolahan data secara otomatis.
Data dari channel layanan PLN dengan pelanggan dikumpulkan dan diolah melalui
sistem backbone PLN berupa APKT (Aplikasi Pengaduan dan Keluhan Terpadu), P2APST
(pengelolaan dan pengawasan arus pendapatan secara terpusat, AP2T( Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat). selain data yang diperoleh dari pelanggan PLN juga
sudah mengumpulkan data yang diperoleh dari vendor atau rekan bisnis.
Layanan Berbasis Data (9/10)
Penggunaan AI dalam outage management untuk sistem auto marking dan auto dispatch
Sistem Auto Marking adalah suatu tindakan pemeriksaan gangguan yang dilakukan PLN dengan cara melakukan pencarian data pelanggan pada
Gardu. Sistem akan melakukan pencarian data pelanggan yang mengadu berdasarkan data pelanggan per gardu. Apabila gardu tersebut berada pada
kondisi padam (gangguan/pemeliharaan), maka proses pengaduan akan disudahi dikarenakan pada tersebut merupakan padam meluas bukan
padam individu.

Sistem Auto Dispatch adalah suatu tindakan penanggulangan gangguan yang dilakukan PLN dengan cara melakukan penugasan perbaikan kepada tim
Yantek berdasarkan titik koordinat persil pelanggan terdekat. Sebelum proses auto dispatch dilakukan, akan dilakukan proses auto marking dimana
apabila data pelanggan tersebut tidak ditemukan pada proses auto marking berdasarkan data pelanggan pada gardu. Maka akan dilakukan
penugasan Yantek berdasarkan titik koordinat persil terdekat.
Layanan Berbasis Data (10/10)
Penggunaan AI dalam penggunaan Joint Resource Optimization and Scheduler (JROS)
PLN menggunakan data trend penggunaan listrik selama 5 tahun terakhir untuk melakukan perencanaan rencana operasi harian. Aplikasi JROS
digunakan untuk perhitungan rencana pembangkitan jangka panjang dan menengah (fitur RO) dan jangka pendek (fitur HTC) dalam satu paket
aplikasi dan dioperasikan melalui antarmuka grafis (GUI). jROS menggunakan metode economic dispatch dan unit commitment berbasis algoritma
Mixed Integer Linear Programming (MILP) dalam melakukan perhitungan kebutuhan produksi pembangkit sehingga didapatkan hasil rencana
pembangkitan least-cost.
Produk Cerdas Jawaban 3.4

Produk yang ditawarkan PLN sudah mengintegrasikan teknologi seperti:


A. Interface ke Internet: PLN Mobile (semua layanan PLN), Web Pelayanan pln.co.id, Whatsapp ChatBot, SPKLU & Home Charging, AMR/Smart
Meter.
B. Conditioned Monitoring: Perangkat RTU SCADA (pemantauan kondisi jaringan, gangguan, dan penanganan). Data gangguan yang diperoleh
dikirimkan secara otomatis ke sistem penanganan gangguan pelanggan untuk menjadi notifikasi ke pelanggan yang terdampak.
C. GPS: PLN Mobile (Proses pelaporan gangguan, respon dan tindak lanjut juga melalui sistem Auto Dispatch & Auto Marking). Untuk petugas juga
melalui aplikasi Yantek Mobile.
D. Barcode: Barcode pada Meter di rumah pelanggan yang pembacaan oleh petugas (aplikasi ACMT terkoneksi ke internet), QRcode
(charging kendaraan di SPKLU melalui PLN Mobile), promosi produk terbaru di media social.

A B C D
Produk Cerdas Jawaban 3.4

Penggunaan Realtime monitoring dan Machine Learning


E. Pemantauan secara realtime; Dalam proses pengaduan gangguan, pelanggan dapat memantau status pengaduan dan lokasi petugas yg
ditugaskan secara realtime.
F. Penggunaan Machine Learning; PLN menggunakan data aktivitas penggunaan aplikasi PLN mobile untuk meningkatkan pengalaman
pelanggan melalui fitur seperti pengingat otomatis untuk membeli token, dan prediksi sisa hari token prabayar berdasarkan perkiraan
penggunaan listrik perhari dan kebiasaan pembelian token oleh pelanggan.

E F
IMPLEMENTASI
PILAR 4
Cyber Security

PILAR 4 Konektivitas

TEKNOLOGI Mesin Cerdas

Digitalisasi
Memiliki sistem Cyber Security, Maturity level dengan nilai 3.03, belum sertifikasi
ISO 27001, dan Evaluasi dilakukan secara terus menerus
Cyber
Security
Divisi kebijakan dan keamanan (IT/OT) di dalam struktur organisasi dan sudah tertuang pada Peraturan Direksi tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Keuangan PT PLN(Persero).

Kerangka Kerja Cyber Security mengacu pada framework COBIT 5 dan NERC. Kerangka kerja ini meliputi: Kebijakan,
Implementasi tools, Monitoring, Sosialisasi, Kerjasama Instansi, dan evaluasi..

Evaluasi yang dilakukan melalui pengujian keamanan jaringan, pengujian keamanan aplikasi berbasis WEB/mobile, dan
pelaksanaan asesmen IT Security Maturity

Divisi IT pada Struktur Organisasi PLN Sertifikat IT Maturity level Kerangka kerja pengelolaan keamanan Siber
Implementasi Cyber Security di Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
Cyber
Security
Pembangkit Transmisi Distribusi

Topologi Jaringan Pengamanan Data Pelanggan

Infrastruktur jaringan sudah dilengkapi oleh NextGen firewall dan Device untuk Monitoring & Control (OT): di Transmisi
keamanan data center sudah dilengkapi NAC, SIEM, AV dilengkapi dengan Firewall
Management, dan Network Monitoring
Prosedur Security Operation Center (SOC)
Konektivitas antara unit Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
Konektivitas
Konektivitas M2M di unit Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
Konektivitas

Automatic Generation Control (AGC) untuk pengaturan daya output pembangkit secara otomatis agar frekuensi sistem stabil.
Pembangkit

Advance Defense Scheme (ADS) mengkalkulasi setiap parameter beban pembangkit, beban target, dan kesiapan link komunikasi dan
Transmisi
melakukan balancing proteksi pertahanan sistem menggunakan komunikasi antar mesin

Advanced Metering Infrastructure (AMI) digunakan untuk membaca meter pelanggan yang terkoneksi dengan sistem pembacaan

Distribusi meter. Sistem ini membaca dan menyimpan informasi penjualan energi secara remote yang dilengkapi dengan shunt trip guna untuk
memutus sirkuit kelebihan beban

Tampilan AGC Tampilan ADS Tampilan AMI


Konektivitas M2M dengan menggunakan SCADA di unit Transmisi dan
Konektivitas Distribusi
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) adalah komunikasi antara mesin switching di Gardu
Induk dan master station yang digunakan untuk switching, monitoring, pencatatan event, dan pengukuran
secara otomatis dan real-time
Konektivitas Internal ditunjukkan dengan Sistem Aplikasi Terpusat yang sudah

Konektivitas
terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi Internal PLN
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) mencakup keseluruhan proses bisnis dan administrasi bagi pelanggan PLN.

Aplikasi Pengaduan dan Keluhan Terpadu (APKT) sebagai proses pencatatan, penanganan, dan pemulihan gangguan dan keluhan.

Data warehouse memiliki sumber data dari Sistem Aplikasi Terpusat PLN yang kemudian diolah dan digunakan untuk
membantu membuat keputusan.

Enterprise Resource Planning (ERP) – SAP PLN dengan modul Financial Management (FM), Human Resource (HM), Supply Chain
Management (MM), dan Plant Management (PM).

Integrasi Sistem Aplikasi AP2T dengan aplikasi- APKT terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi Data warehouse terintegrasi dengan Sistem Konektivitas SAP dengan
aplikasi lainnya pendukung penanganan keluhan Aplikasi Terpusat Aplikasi-aplikasi internal PLN
Konektivitas Eksternal ditunjukkan dengan Sistem Aplikasi Terpusat yang

Konektivitas
terintegrasi dengan Stakeholder Eksternal Perusahaan

• Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat


(P2APST) sebagai payment gateway yang bekerjasama dengan 50 Bank
dan dua Financial Technology (FinTech).

• Aplikasi Manajemen Surat (AMS) Korporat sebagai media

komunikasi bersurat antar anak perusahaan. Integrasi data antara


Topologi Host to Host dengan Bank List Perusahaan pengguna AMS Daftar Institusi yang terintegrasi dengan AP2T

AP2T dan Institusi/Kementerian.


PLN sudah mengimplementasikan 18 Mesin Cerdas
Mesin Cerdas

Nama Pembangkit Transmisi Distribusi Nama Pembangkit Transmisi Distribusi

Computer Network
✔ ✔ ✔ Machine Learning
✔ ✔ ✔
Kecerdasan Buatan
✔ ✔ ✔ Internet
✔ ✔ ✔
Industrial Internet of
Things
✔ ✔ ✔ Cloud Storage
✔ ✔ ✔

RFID
✔ ✔ ✔
Computer Aided
Manufacturing

ERP
✔ ✔ ✔ PLC
✔ ✔
SCADA
✔ ✔ ✔ OPC UA

CNC
✔ Online Control System
✔ ✔ ✔
Online OEE
✔ 3D Printer (Pusharlis)

M2M
✔ ✔ ✔
Database
✔ ✔ ✔
Contoh implementasi Machine Learning di unit Pembangkit, Transmisi dan

Mesin Cerdas
Distribusi

Pembangkit Transmisi Distribusi

Sootblower Optimization menggunakan Machine Learning untuk


membuat model penggerakan soot blow secara otomatis sesuai
dengan kondisi boiler. Machine Learning juga digunakan untuk Aplikasi jROS menggunakan Machine Learning untuk mengoptimasi
mendeteksi anomali dan memberikan rekomendasi rencana pembangkitan bertujuan untuk menghasilkan rencana
pembangkitan least-cost

Demand Forecast menggunakan


Machine Learning untuk memprediksi
kebutuhan material unit
Value Chain Level 0 di PLN
Digitalisasi

Value Chain Level 0 mencakup Energi Primer, Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, Ritel, dan Fungsi Supporting
Persentase Digitalisasi adalah sebesar 91% dari total 94 sub proses bisnis
Digitalisasi
IMPLEMENTASI
PILAR 5
PILAR 5
• Pilar ini juga sangat erat kaitannya dengan
penggunaan teknologi di dalam sebuah
operasi pabrik.

OPERASI • Hal ini meliputi: sistem rantai pasok dan


logistic perusahaan, aplikasi sistem

PERUSAHAAN perawatan mesin/sistem yang cerdas, proses


produksi yang sudah otonom/otomatis dan
adanya sistem penyimpanan dan
pengendalian data yang sudah terpusat.
Penyimpanan dan Sharing Data (1/8)

Untuk kebutuhan saling bertukar data dan berkolaborasi, PLN juga telah menyediakan NAS (Network Attached Storage) sebagai Cloud as a
Service yang dapat diakses oleh berbagai user, baik melalui intranet maupun internet. Secara arsitektur NAS PLN sudah
redundant, dimana apabila terjadi gangguan pada perangkat yang aktif, maka bisa dilakukan failover pada perangkat yang pasif.
Penyimpanan dan Sharing Data (2/8)

Telah dibuktikan bahwa data-data yang berasal dari seluruh aplikasi PLN akan diolah dan disimpan pada
Enterprise Data Warehouse, sehingga kemudian dapat diakses oleh stakeholder terotorisasi dalam Dashboard
tertentu melalui jaringan internet (Cloud).

Arsitektur Teknologi

Arsitektur Data Warehouse


Penyimpanan dan Sharing Data (3/8)

Berikut merupakan penjelasan dari backbone source system yang kemudian hasil pengolahan datanya dapat
diakses melalui Dashboard menggunakan jaringan internet.
Penyimpanan dan Sharing Data (4/8)
Penyimpanan dan Sharing Data (5/8)

Berikut terlampir evidences terkait Utilisasi


A
Data Warehouse: (Data per November 2021)

A. Utilisasi Data Lake (MapR)

A. Utilisasi Memory Data Warehouse

A. Utilisasi Database Data Warehouse

C B
Penyimpanan dan Sharing Data (6/8)

PLN juga telah melakukan pemeliharaan terhadap perangkat Data Warehouse yang dapat dibuktikan melalui
dokumen-dokumen berikut ini.
Penyimpanan dan Sharing Data (7/8)

Untuk menguji keandalan sistem TI PLN, dilakukan proses switch over dan switch back minimal 2 kali setiap
tahun. Proses ini bertujuan jika terjadi musibah atau bencana kepada data centre PLN, maka secara otomatis
sistem akan berganti ke DRC (Disaster Recovery Center) PLN sehingga pelayanan PLN kepada pelanggan
tidak terganggu.

P2APST

AP2T
Penyimpanan dan Sharing Data (8/8)

Bentuk koneksi IT dan OT juga dapat terlihat pada implementasi Notifikasi info Padam dan Nyala di PLN Mobile,
dengan alur proses sebagai berikut:

1. Sistem scada menerima Informasi padam dari perangkat di Gardu


Distribusi

2. Informasi padam tersebut diteruskan ke portal Scada

3. Portal Scada mengirim Informasi padam ke sistem APKT

4. APKT mengirim notifikasi padam ke sistem PLN Mobile

5. PLN mobile mengirim Informasi padam ke pelanggan yang


terdampak
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (1/10)

Rantai pasok dan sistem logistik sudah terintegrasi dengan data kebutuhan operasional perusahaan, mulai dari pengadaan bahan bakar
untuk PLTU hingga penyediaan alat transmisi ke rumah tangga. Sudah adanya konektivitas dan integrasi data dengan
vendor/supplier/rekanan perusahaan. Saat ini, PLN sudah mengimplementasikan 7 teknologi/sistem untuk mendukung rantai pasok
cerdas, yang meliputi:

1. Barcode di produk dan komponen 3. Inventory Control 5. ERP

2. GPS Monitoring System 4. Integrasi logistik antara perusahaan 6. Market Intelligence


dengan vendor supplier
7. Demand Forecast
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (2/10)
1. Barcode, untuk kebutuhan sistem tracking material mulai dari gudang pemasok hingga material terpasang.
Adanya kode serial material merupakan identitas aset milik PLN (SPLN U2.002-1: 2020). Selain itu,
penggunaan barcode juga terdapat pada meter yang terpasang di rumah pelanggan untuk proses pembacaan
meter yang dilakukan oleh petugas menggunakan aplikasi ACMT.

A B

2. GPS Monitoring System, umumnya terdapat pada kapal pengangkut batubara untuk monitoring informasi cuaca, potensi gangguan, dan
waktu kapal tiba di PLTU. Informasi ini secara real time terkoneksi dengan Aplikasi BBO (Batubara Online).
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (3/10)

3. Inventory Control, untuk mengelola stok material sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Informasi ini sudah
terintegrasi dengan Aplikasi Gudang Online (AGO). Kemudian untuk mengetahui material flow di seluruh unit
pembangkit digunakan MAXIMO, sedangkan di seluruh unit non pembangkit digunakan SAP MM (material
management).

4. Integrasi logistik antara perusahaan dengan vendor supplier, untuk menjaga ketersediaan stok material dan bahan bakar, digunakan
Aplikasi PLN Marketplace dan Aplikasi BBO (Batubara Online) sebagai media monitoring dan transaksi order dengan vendor.

Aplikasi PLN Marketplace Aplikasi Batubara Online (BBO)


Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (4/10)

5. ERP-SAP, sebagai core sistem dalam pengelolaan material, baik dari sisi monitoring transaksi keluar masuk
material (material flow), stok material terkini, dan transaksi yang berlangsung di seluruh unit secara real time
serta sebagai pengelolaan master data vendor.

7. Demand Forecast, untuk memprediksikan kebutuhan material


unit secara real time menggunakan sistem AI dan machine learning.
Informasi ini terintegrasi dengan data inventory pada ERP-SAP.

6. Market Intelligence, untuk mengidentifikasi


potensi supplier baru menggunakan sistem AI
dan machine learning.
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (5/10)

PEMBANGKIT

Secara umum, proses pengadaan dan pengelolaan bahan bakar atau dalam Dalam proses tersebut, PLN sudah menggunakan aplikasi yaitu BBO (Batu
hal ini batu bara, untuk PLTU adalah sebagai berikut. Bara Online) yang juga terintegrasi data secara real-time dengan pihak
vendor/supplier. Berikut ini merupakan fungsi utama dari aplikasi BBO:

● Approval COA Loading


● Approval dokumen kapal dan izin sandar bongkar
● Pencatatan durasi pembongkaran, pencatatan hasil draught survey, dan
upload dokumen draught survey.
● Verifikasi berita acara serah terima batubara.
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (6/10)

PEMBANGKIT

Pada pembangkit jenis PLTGU dan PLTA juga terdapat konektivitas dengan vendor/supplier/rekanan perusahaan, dimana dalam hal ini
merupakan PGN (Perusahaan Gas Negara) dan PJT (Perum Jasa Tirta) sebagai penyedia sumber energi primer.

AMOLED (Aplikasi Monitoring Online Dashboard) pada PLTA

HDKP (Harian Deklarasi Kesiapan Pembangkit) pada PLTGU


Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (7/10)

PEMBANGKIT

Pada Unit Pembangkit juga sudah dibuktikan bahwa sistem operasional terkoneksi satu sama lainnya. Dapat dilihat pada gambar berikut ini dimana
adanya koneksi antara material management di gudang (Pro-Inventory) dengan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk pengadaan, yang juga
terkoneksi dengan aplikasi pemeliharaan (Maximo dan DigimonX), sehingga pengadaan material dapat disesuaikan antara kebutuhan dan stock yang ada
di gudang.
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (8/10)

TRANSMISI

ERP-SAP MM, adalah tools yang digunakan untuk mengelola beberapa proses E-PROC atau e-Procurement adalah sarana pengadaan barang dan jasa,
bisnis dalam bidang manajemen rantai pasok, seperti: informasi pengadaan antar unit PLN, sesuai dengan pedoman pengadaan
● Optimalisasi persediaan material barang dan jasa yang berlaku di PLN. Selain itu, melalui E-PROC juga dapat
● Transaksi keluar masuk material dilakukan analisa terhadap potensi vendor, mengetahui kemampuan dan
● Transaksi yang berlangsung di seluruh unit secara real time. performa vendor.
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (9/10)

DISTRIBUSI
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (10/10)

DISTRIBUSI

E-Supply Chain Management (ESCM)

PLN Market Place (MP)


Proses Otonom (1/7)

PLN sudah menerapkan sistem/teknologi yang mendukung otomasi, baik pada proses pembangkitan, transmisi,
hingga distribusi. Sistem tersebut juga sudah terbukti digunakan secara terus menerus untuk menunjang
operasional perusahaan.
Proses Otonom (2/7)

PEMBANGKIT

AGC (Automatic Generation Control) adalah


DCS (Distributed Control System) adalah Komputer SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)
pengaturan otomatis unit pembangkit dari control
HMI di command control room yang terintegrasi Pada pembangkit sistem ini digunakan untuk
center, berupa:
dengan kontroler, protokol komunikasi, dan mengetahui jumlah penyaluran beban energi listrik
melakukan pengendalian operasi mesin secara sesuai dengan rencana operasi yang telah ditentukan
● Pengaturan otomatis daya keluaran
otomatis dan real-time 24 jam. oleh Unit Pengatur Beban.
pembangkit dilakukan sesuai scheduling
dengan memperhatikan prinsip economic
dispatch
● Pengaturan respon pembangkit untuk
menyeimbangkan frekuensi sistem (delta F=0)
dengan memperhitungkan kecepatan (ramping
rate) masing-masing jenis pembangkit

Sehingga pengoperasian menjadi lebih andal, efisien,


dan ekonomis.
Proses Otonom (3/7)

PEMBANGKIT

Aplikasi JROS (Joint Resource Optimization and Schedule) merupakan aplikasi GAIS (Generator Availability Information System) dan Rapsodi (Report
perhitungan untuk optimasi rencana pembangkitan, yang sudah terintegrasi dengan Application of Power System Operation & Data Integration) adalah Sistem
Sistem SCADA. Aplikasi JROS berfungsi untuk menghitung rencana pembangkitan Informasi terkait kesiapan dan pembebanan unit pembangkit. Informasi kesiapan
jangka panjang dan menengah (fitur RO) serta jangka pendek (fitur HTC). pembangkit ini diinput dan di-update oleh Dispatcher UIP2B dan Operator
Pembangkit yang akan menjadi dasar penilaian kesiapan unit pembangkit terkait,
Dalam perhitungan kebutuhan produksi pembangkit, digunakan metode economic sedangkan informasi pembebanan pembangkit di-update secara otomatis dari
dispatch dan unit commitment berbasis algoritma Mixed Integer Linear Programming Sistem SCADA yang kemudian akan menjadi informasi Beban Sistem tersebut
(MILP), sehingga didapatkan hasil rencana pembangkitan yang least-cost. pada periode tertentu.
Proses Otonom (4/7)

TRANSMISI

SOGI (Sistem Otomasi Gardu Induk) merupakan sistem yang WAMS (Wide Area Monitoring System) merupakan aplikasi yang digunakan untuk memantau
digunakan untuk mengelola, mengendalikan, dan proteksi sistem kondisi sistem ketenagalistrikan secara real time dengan waktu sampling yang sangat cepat (+/- 25
tenaga listrik (SPLN S3.001-3 2012). Fungsi SOGI meliputi: sampling/detik) dan masing-masing data tersebut memiliki time stamp yang sudah tersinkronisasi
1. Fungsi Pengontrolan dengan waktu GPS.
2. Fungsi Monitoring Dengan menggunakan WAMS dimungkinkan untuk memberikan early warning terhadap
3. Fungsi Pengukuran kondisi gangguan, rekonstruksi gangguan, dan hasil rekamannya dapat dijadikan sebagai data
4. Fungsi Pencatatan Kejadian pemodelan sistem.

Sebelum SOGI diimplementasikan, operator harus mencatat


pengukuran tiap jam dan event kejadian dengan mengecek Rele,
ataupun alat lainnya secara manual. Dengan adanya SOGI, Multisite Master Station adalah sistem DFR (Disturbance Fault Recorder)
pengukuran tiap jam serta event kejadian/alarm sudah terekam pengaturan otomatis yang sudah diterapkan merupakan peralatan yang dapat mengukur dan
secara otomatis dan tersimpan di server sehingga mempermudah pada UIP2B. Diketahui UIP2B memiliki 6 Control merekam besaran-besaran listrik seperti
operator dalam mengoperasikan Gardu Induk. Center dengan tugas dan fungsinya masing- tegangan, arus dan frekuensi, serta bentuk
masing. Apabila salah satu Control Center gelombang besaran tersebut, sebelum, selama,
Selain itu, antar IED (Intelligent Electronic Device) saat ini juga mengalami down atau dispatcher tidak bisa dan setelah terjadi gangguan, secara otomatis.
sudah bisa saling mengirim informasi dan bisa melakukan melakukan dispatching, maka fungsi Selain besaran-besaran listrik tersebut, status
tindakan secara otomatis untuk fungsi proteksi menggunakan pengontrolan sistem secara otomatis dapat rele yang bekerja juga dapat direkam jika
protokol komunikasi. dilakukan di Control Center lain. dimasukan dalam setting DFR.
Proses Otonom (5/7)

TRANSMISI

Human Machine Interface (HMI) Defense Scheme dibuat sebagai Monitoring kinerja peralatan pendukung Master Station berupa
sistem terpusat untuk memonitor dan mengatur perubahan aktif atau Control Center yang berisi server-server supercritical, menggunakan
non aktif sebuah skema serta perubahan target Defense Scheme jarak aplikasi OP manager dan notifikasi event menggunakan telegram.
jauh dengan tetap menggunakan authentication login. HMI Defense
Scheme juga dapat memantau ketersediaan (availability) peralatan relay Monitoring link TP (Teleproteksi) berfungsi untuk memonitor
Defense Scheme dan memonitor alarm secara real time. kesiapan jalur Teleproteksi dan akan memberikan early warning ketika
terjadi gangguan, sehingga dapat dilakukan perbaikan segera.

Sistem ADS (Advance Defense Scheme) mengkalkulasi setiap saat parameter beban Monitoring jalur telekomunikasi untuk fungsi SCADA Remote
pembangkit, beban target, kesiapan link komunikasi, dan melakukan balancing proteksi Station, baik jenis RTU maupun SOGI, dilakukan menggunakan
pertahanan sistem dengan menyeimbangkan supply (daya dari pembangkit) dan target Dashboard peralatan RTU/SOGI yang terintegrasi secara real time.
beban secara otomatis untuk menghindari pelepasan target beban yang berlebihan atau
kegagalan ADS bekerja sehingga menyebabkan pemadaman meluas. Monitoring Catu Daya di Control Center untuk menjaga
keandalan pasokan listrik. Setiap beban yang di supply harus memiliki
sumber lebih dari satu (redundant) dan selalu dilakukan mitigasi
terhadap single point of failure dari masing-masing peralatan.
Aplikasi Rekapitulasi Availability fungsi SCADA untuk mengetahui kinerja peralatan
SCADA yang dapat dibagi menjadi Master Station, Remote Station, Telemetering, Monitoring Catu Daya di GI/GITET untuk memastikan fungsi
Telesignal, dan Remote Control. Rekapitulasi ini menggunakan tools yang kita sebut SCADA tetap tersedia dan dapat digunakan saat normal, maupun saat
SWORD (System Workout, Organizer and Data). gangguan sistem yang menyebabkan GI/GITET padam, agar proses
recovery menjadi lebih cepat.
Proses Otonom (6/7)

DISTRIBUSI & RITEL


Proses Otonom (7/7)

DISTRIBUSI & RITEL


Sistem Perawatan Cerdas (1/14)

PEMBANGKIT
Sistem Perawatan Cerdas (2/14)

PEMBANGKIT

Corrective
Maintenance

Preventive
Maintenanc
e
Sistem Perawatan Cerdas (3/14)

PEMBANGKIT

Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (4/14)

PEMBANGKIT

Real Time
Monitoring
Sistem Perawatan Cerdas (5/14)

PEMBANGKIT

Level 1
DCS View

Level 2
Dispatch
Sistem Perawatan Cerdas (6/14)

PEMBANGKIT

Level 4 (Tableau Dashboard)

Level 3 (Machine Learning for Diagnostic)


Sistem Perawatan Cerdas (8/14)

TRANSMISI

Corrective Preventive
Maintenance Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (9/14)

TRANSMISI

Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (10/14)

TRANSMISI

Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (11/14)

TRANSMISI

Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (12/14)

DISTRIBUSI
Sistem Perawatan Cerdas (13/14)

DISTRIBUSI

Preventive
Maintenanc
e
Sistem Perawatan Cerdas (14/14)

DISTRIBUSI

Preventive
Maintenanc
e
IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0

HASIL ASSESMENT INDI 4.0 TAHUN


2022
Manajemen &
Organisasi
Nilai 3,67

Operasi
Orang & Budaya
Perusahaan
Nilai 3,58
Nilai 3,25

Produk &
Teknologi
Layanan
Nilai 3,50
Nilai 3,42
PLN Raih Penghargaan INDI 4.0 Kemenperin
2022, Target Skor Tahun 2024 Berhasil Dicapai
Tahun Ini
https://web.pln.co.id/media/2022/08/pln-raih-
penghargaan-indi-4-0-kemenperin-2022-target-skor-
tahun-2024-berhasil-dicapai-tahun-ini

Mantap! PLN Disebut Capai Skor Transformasi


Digital 2024
https://www.cnbcindonesia.com/news/2022082416031
3-4-366314/mantap-pln-disebut-capai-skor-
transformasi-digital-2024

Akselerasi Target 2024, PLN Raih Penghargaan


INDI 4.0 dari Kemenperin
https://biz.kompas.com/read/2022/08/25/171414028/a
kselerasi-target-2024-pln-raih-penghargaan-indi-40-
dari-kemenperin.

Anda mungkin juga menyukai