0
IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0
4 (Penerapan Teknologi penunjan Industry 4.0) 5 (Kesiapan Operasional dalam Industry 4.0)
Keamanan Konektivitas Mesin Digitalisasi Penyimpanan & Rantai Pasok Proses Sistem
Cyber Cerdas sharing data Cerdas Otonom Perawatan
Cerdas
IMPLEMENTASI
PILAR 1
Strategi & Kepemimpinan (1)
● Adanya dukungan manajemen PLN pada program transformasi Industri 4.0 dengan dibuatnya Rencana Jangka Panjang PLN 2020-2024, dimana
terdapat breakthrough program yang mendukung digitalisasi perusahaan beserta roadmapnya.
● PLN memiliki 17 dari 25 Breakthrough Program yang mendukung program transformasi digital pada setiap proses bisnisnya.
● Dalam menjalankan transformasi perusahaan, PLN memiliki 17 Breakthrough Program Digitalisasi, yang berada pada lini maupun proses bisnis
PLN mulai dari Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Ritel, dan juga pada bidang Corporate Supporting (Administrasi, Human Capital,
Corporate University/Learning, Finance, Supply Chain, K3L, Audit dan Kepatuhan, Manajemen Proyek, dan Monitoring Program Transformasi.
● Pada setiap Breakthrough Program memiliki bentuk inovasi Industri 4.0 nya masing-masing (Kebijakan Inovasi).
● Terdapat Roadmap dari masing-masing Breakthrough Program Digitalisasi PT PLN (Persero) yang memuat timeline pengembangan, kebutuhan
anggaran setiap Breakthrough.
● PLN telah memiliki IT Master Plan (ITMP) yang sudah disetujui dalam rapat direksi.
● PLN juga telah memiliki HC Blueprint atau HC Roadmap. Hal tsb dalam mendukung transformasi Budaya untuk mengarah ke Industri 4.0, PLN
melakukan HC Transformation secara terintegrasi dengan berbasis teknologi dan employee experience pada seluruh PLN Group.
B. Roadmap Transformasi Digital tersebut telah dijalankan secara kontinu dan berkesinambungan dengan dikoordinir oleh divisi manajemen digital dan
dijalankan masing-masing oleh Business Process Owner (BPO) yang dipimpin oleh seorang Breakthrough Leader (BOD-1).
Selanjutnya, Div. Manajemen Perubahan melakukan monitoring setiap dua minggu sekali melalui Transformation Office/TO Meeting, dan Direksi akan
melaporkan progressnya rutin kepada Dewan Komisaris.
Selain itu, monitoring juga dilakukan melalui Performance Business Review (PBR) setiap bulan dan menjadi salah satu input dalam review implementasi
program inisiatif RJP tiap semesternya.
C. Selain RJPP dan ITMP, terdapat juga bukti komitmen manajemen berupa dokumen resmi perusahaan pada tahap implementasi sebagai berikut :
✔ PERDIR/2020 mengenai Pengelola Transformasi PLN
✔ KEPDIR/2020 mengenai Keanggotaan pengelola transformasi
✔ Surat Tugas/2021 mengenai BPO sebagai pengelola Program Transformasi
✔ PERDIR/2021 mengenai Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) dengan Div. Manajemen Digital sebagai koordinator digitalisasi PLN ke Industri 4.0 dan Div. Manajemen
Perubahan untuk mengawal program transformasi secara keseluruhan, serta dengan adanya program Transformasi Journey Stories.
Strategi & Kepemimpinan (3)
● Pada aplikasi WAVE setiap strategic initiaves atau breakthorugh program akan melewati stage gate eksekusi dengan tahap mulai dari L0 (Ide) > L1 (Diidentifikasi) > L2 (Divalidasi >
L3 (Direncanakan) > L4 (Dilaksanakan) dapat dimonitoring dan dievaluasi.
● Terdapat analisa dari implementasi industri 4.0 (Breakthrough Digital) secara terukur dan dapat dimonitor di aplikasi WAVE. Selanjutnya, setiap progress atau pencapaian
dari strategic initiatives tersebut juga dilaporkan dalam PBR setiap bulan.
Strategi & Kepemimpinan (3)
1) Evidences monitoring transformasi digital seluruh Breakthrough tahap L0 s.d L4 di aplikasi WAVE
2) Evidences analisa keuangan Breakthrough Program di aplikasi WAVE (Digital Procurement)
3) Hasil Rekap Capaian Sub Inisiatif L4 (Executed) sampai dengan 21 Desember 2021
2
Investasi untuk Industri 4.0
A. Pada tahun 2021 PLN telah menganggarkan investasi untuk transformasi sekitar 1,218 Triliun atau 1,5% dari anggaran belanja PLN tahun
2021 dan besar Realisasi Investasi yaitu Rp 87.179.008.000 (Akumulasi Anggaran Investasi Lanjutan & Murni).
Realisasi Anggaran TI
Tahun 2021
Rincian Anggaran
Pengembangan Kompetensi
B. Sudah terdapat Rincian Anggaran Non Fisik yaitu untuk Pengembangan Kompetensi terkait Learning for Breakthrough Program Implementation (6,8 M) & Anggaran
TNA (16,19 M). Pengembangan kompetensi dilakukan pada setiap Breakthrough Program seperti :
- BT Digital Procurement mengenai Manajemen Sistem Logistik (digital learning)
- Outage Management mengenai Workshop Yantek Optimization
- Digital Power Plant mengenai awareness digitalisasi pembangkit
- Billing and Collection mengenai Introduction PLN Mobile, dll
Kebijakan Inovasi
A. Berdasarkan Bagan Organisasi PT PLN (Persero) terdapat Tim Transformasi ke Industri 4.0 berupa divisi khusus yang mengawal program
transformasi digital yaitu Divisi Manajemen Digital yang bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Utama..
B. Struktur Pengelola Transformasi PLN telah ditetapkan pada PERDIR Pengelola Transformasi. Dimana kinerja divisi/tim ini sudah dibuktikan
dengan tercapainya KPI yang telah diberikan.
B
A
C. Pencapaian Key Performance Indicator (KPI) untuk Divisi Manajemen Digital di Tahun 2021 yaitu 104,51, yang meliputi program Implementasi roadmap proyek digital,
Penyusunan dokumen repository, Jumlah pengguna aktif PLN Mobile, Fiber Optics Rollout, Pendapatan FO Rollout, Dokumen Roadmap strategi dan target program digitalisasi,
Learning & Improvement sistem / approach eksekusi proyek digital, IT Maturity Level, dsb.
Kebijakan Inovasi
C. Sudah ada Inovasi Industri 4.0 di masing-masing proses bisnis hulu hingga hilir PLN meliputi bidang energi primer, pembangkitan,
transmisi, distribusi, retail hingga ke fungsi pendukung atau bidang corporate supporting application.
Semua aplikasi pendukung yang sifatnya dapat diakses menggunakan single sign on menggunakan email dan password korporat.
Kebijakan Inovasi
Evidences Breakthrough PLN sudah dijalankan di berbagai divisi/departemen dan terdapat Karya Inovasi di setiap Unit PLN
E
E
D.Pengelolaan inovasi terdapat SK tentang Pengelolaan Pemanfaatan Pengembangan dan Perlindungan Karya Inovasi dan SK tentang pengelolaan kekayaan intelektual di
lingkungan PLN.
E.PLN juga memiliki alur pengelolaan inovasi sebagai berikut. Pengembangan inovasi di PLN diselenggarakan satu tahun sekali melalui lomba karya inovasi yang dinamakan LIKE
PLN. Total inovasi sampai dengan tahun 2021 yaitu 3.263 inovasi. Selain itu, adanya Web Aplikasi Manajemen Inovasi Online (AMIO) dimana terdapat daftar direktori inovasi PLN
untuk mengelola inovasi secara terbuka dan transparan.
F. Terdapat juga ajang inovasi seperti WoW diamond: Innovative Idea Competition "WOW DIAMOND 2021" (Declaring IdeA, Magnetizing cONcept, Delivering innovative product)
IMPLEMENTASI
PILAR 2
Budaya (1/10)
Implementasi Budaya Perusahaan pada PLN merupakan salah satu kunci kesuksesan strategi yang telah ditetapkan oleh manajemen. PLN memiliki
perjalanan transformasi Budaya yang panjang melalui evaluasi serta penyelerasan budaya dari yang sebelumnya (PROMISE), dan pada setiap
inisiatifnya diharapkan budaya selalu mengakar pada setiap pegawai PLN. Saat ini PLN telah menerapkan budaya AKHLAK yang selaras dengan surat
edaran Menteri BUMN.
Budaya (2/10)
Program penguatan Budaya AKHLAK pada PLN didasari dengan High Level Roadmap Implementasi Budaya Perusahaan yang telah disetujui oleh
direksi. Dalam mengkomunikasikan nilai budaya kepada seluruh internal perusahaan, dibantu oleh 3 komunikator PLN yang disebut ranger master
(direksi), ranger leader (pimpinan unit), dan ranger. PLN memiliki program budaya inti yang disebut PLN 1, PLN 2, dan PLN 3 yang masing-masing
memiliki program tersendiri. Dalam memonitoring pengimplementasian budaya di PLN, ada program site visit (3 putaran) yang dilakukan oleh
kantor pusat untuk menilai unit kerja di bawahnya.
Budaya (3/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya berdisiplin dengan adanya bukti rata-rata jam kerja pegawai diatas 9 jam kerja perhari dan
meningkatnya trend produktivitas pegawai oktober 2019-2021.
Untuk di unit UIW/UID serta unit pembangkitan, kedisiplinan juga ditunjukan dengan adanya rata-rata jam kerja pegawai, disiplin K3 pada
pekerjaan kelistrikan dengan ditunjukannya penurunan data trend kecelakaan kerja, dan taat pada protokol kesehatan Covid-19.
Kedisiplinan karyawan juga ditunjukan dengan adanya grafik penyampaian LHKPN karyawan PLN yang dilakukan setiap awal waktu.
Budaya (4/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya kemauan untuk belajar yang datang dari seluruh pegawai, dibuktikan dengan adanya webinar series dan
knowledge sharing, platform pembelajaran digital untuk pengembangan kompetensi (PLN Digilearn, SMILE, Podcast, LISA dll), monitoring
implementasi pengembangan kompetensi dilakukan dengan adanya target KPI HCR & OCR untuk seluruh unit induk dan anak perusahaan, serta
adanya skor OHI yaitu sebesar 81 terutama untuk bidang innovation & learning.
Selain itu kemauan untuk belajar ditunjukan dengan adanya Community of Practice dilingkungan PLN yang didukung penuh oleh manajemen dan
diatur dalam Edaran Direksi No 024 tahun 2012 tentang Community of Practice di Lingkungan PT PLN (Persero). Dukungan manajemen ditunjukan
dengan adanya realisasi usulan knowledge management dari Community of Practice terkait.
Budaya (5/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya etos kerja yang tinggi pada perusahaan, dibuktikan dengan adanya pencapaian/pengharagaan yang
didapat oleh PLN di kancah Internasional , hasil distribusi sasaran individu pegawai +90% telah Meet Requirement, kenaikan laba 39% perusahaan
dari tahun sebelumnya, dan mendorong terciptanya 4 aspirasi transformasi PLN yaitu Green, Lean, Inovative, dan Customer Focused.
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya etos kerja yang tinggi pada perusahaan, ditunjukan dengan adanya Pelaksanaan Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan (PDKB) oleh pekerja teknis PLN, terus membaiknya trend kinerja organisasi, dan peningkatan dalam hal jumlah pelanggan,
SAIDI dan SAIFI dalam 4 tahun terakhir.
Budaya (6/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya berdedikasi tinggi ditunjukan dengan adanya program Employee Volunteering yang mana merupakan
program aksi tanggap darurat bencana alam, dan kesiapan pegawai PLN dalam bertugas dan siaga menjaga keandalan listrik (24 jam tidak terbatas
hari libur / kondisi tertentu)
Budaya (7/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya perilaku terbuka terhadap perubahan pada seluruh pegawai dengan adanya hasil survey change readiness
(ADKAR), pulse check kesiapan transformasi 2020, dan hasil survei pemahaman transformasi 2021.
Pada unit pembangkit (PT PJB & PT IP), perilaku terbuka pada perubahan ditunjukan dengan adanya hasil pemahaman program transformasi PLN.
Unit UIW & UID juga telah mendapatkan hasil terkait survey pemahaman transformasi PLN.
Budaya (8/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya perilaku continous improvement ditunjukan dengan adanya program penguatan budaya melalui coaching
dan perbaikan hasil evaluasi visitasi ke tiap unit dan pelaksanaan performance business review tiap bulannya disertai dengan evaluasi hasil kinerja
SDM (HCR) dan perusahaan (OCR).
Budaya (9/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya budaya kritis dan terbuka dengan adanya sistem pelaporan pelanggaran (whistle blowing system), sistem
pemberian feedback kepada atasan setiap 3 bulan sekali (LIQUID) dan terintegrasi dengan KOMANDO (Komunikasi Manajemen dan Budaya
Organisasi), dan adanya hubungan yang sehat antara manajemen perusahaan dengan serikat pekerja yang ada.
Budaya (10/10)
PLN telah dapat membuktikan adanya berdaya saing international, dibuktikan dengan adanya partsipasi PLN dalam event HAPUA (Heads of Asean
Power Utilities/Authorities), penghargaan PLN di tingkat internasional (ASEAN Energy Awards, Asia Responsible Enterprise Awards, Asian Power
Award 2020, Penghargaan CSR 2020, Best Contact Center Indonesia, World Benchmarking Alliance dll), dan adanya data benchmarking PLN dengan
perusahaan sejenis.
PLN telah dapat membuktikan adanya berdaya saing international, dibuktikan dengan adanya data pegawai yang mendapatkan tugas belajar ke luar
negeri, keikutsertaan pegawai dalam event CEPSI (The Conference of The Electricity Power Supply Industry, keaktifan pegawai dalam mempublikasi
paper di jurnal internasional (2016-2021), dan daftar pegawai yang tersertifikasi internasional.
Keterbukaan Terhadap Perubahan (1/4)
Pada bidang Keterbukaan Terhadap Perubahan, karyawan PLN sangat terbuka dengan adanya perubahan khususnya di bidang
teknologi. Hal ini dibuktikan dengan adanya :
A. Pengimplementasian oleh kantor pusat inovasi hasil dari unit di bawahnya, untuk diterapkan ke seluruh unit seperti AMS
(Aplikasi Manajemen Surat), COC, Produk Charge.In, Contact Center, Outage Management, AMR dll.
B. Usulan 254 Inovasi dari Pegawai di bidang Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, Technical Supporting, dan Proses Bisnis
Manajemen dan 19 list inovasi yang sudah dipatenkan oleh PT PLN (Persero)
A B
Keterbukaan Terhadap Perubahan (2/4)
Pada bidang Keterbukaan Terhadap Perubahan, adanya tindakan bukti Pegawai PLN telah menjadi driver perubahan proses bisnis,
ditunjukan dengan adanya pengimplementasian program PLN 3 di tiap unit yang mana merupakan inovasi dan kreativitas dari
masing-masing unit untuk mencapai “3 perbaikan setiap bulan” di unit tersebut.
A C
Pengembangan Kompetensi (2/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya :
A. Transformation Weekly Stories (TWS) yang merupakan agenda webinar rutin yang dilaksanakan setiap minggu mendesiminasi
pemahaman terkait program transformasi yang sedang dilakukan oleh PLN kepada seluruh pegawai.
B. Transformation Journey Series (TJS) yang merupakan agenda webinar rutin sebagai kelanjutan dari TWS dengan tujuan untuk
menyampaikan informasi kepada seluruh pegawai terkait eksekusi breakthrough yang sudah dilakukan.
C. Expert Series yang merupakan webinar rutin berkaitan dengan proyek pembangkit, transmisi, distribusi dll. Topik yang dibahas
termasuk dalam menunjukan kesiapan PLN dalam industri 4.0 berkaitan dengan expertise.
A B
C
Pengembangan Kompetensi (3/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya :
A. Workshop mengenai INDI 4.0 yang dihadiri oleh seluruh pegawai PLN mulai dari kantor pusat, kantor wilayah, hingga pegawai anak
perusahaan dari PLN yaitu PT PJB dan PT Indonesia Power turut hadir dalam workshop INDI 4.0 tersebut (total ada 14.211 pegawai)
B. Pembelajaran mengenai Digitalisasi Proses Bisnis Tahun 2021 yang diikuti oleh seluruh pegawai PLN mulai dari kantor pusat dan kantor
wilayah dengan total terdapat 77 Judul Pembelajaran dan 52.248 Pegawai yang berpartisipasi.
C. Akses pegawai dalam platform pembelajaran Digital Learning yang telah disediakan oleh PLN CorpU.
A
C
B
Pengembangan Kompetensi (4/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya :
A. Sharing Knowledge yang diikuti oleh PLN dengan perusahaan atau ekosistem lain dan berkesinambungan seperti contoh pada Event
HAPUA (Heads of Power Utilities/Authorities), CEPSI (The Conference of the Electricity Power Supply Industry) 2018 & 2021, dan JEPIC (
Japan Electric Power Information Center) 2017 2018 2019 & 2020.
B. Aktivitas pengembangan kompetensi di PLN mendapat penghargaan dalam ajang HR Awards dan dijadikannya PLN Pusdiklat sebagai
unit yang berperan untuk pengembangan kompetensi dalam bentuk pembelajaran dan knowledge sharing di berbagai instansi lain.
A B
Pengembangan Kompetensi (5/5)
PLN telah menunjukan bahwa kompetensi merupakan hal yang penting pada pengembangan perusahaan itu sendiri, hal ini ditunjukan
dengan adanya Evaluasi TNA (Training Need Analysis), PBK (Pelatihan Berbasis Kompetensi) dan Breakthrough Learning Program yang
dilakukan setiap hari kamis dengan melibatkan GM Pusdiklat dan 10 Manager UPDL.
IMPLEMENTASI
PILAR 3
Kustomisasi Produk Jawaban 3.1
A. Kustomisasi produk dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menganalisis tren data pelanggan. Kustomisasi
produk layanan menjadi kunci dalam menjangkau setiap segmen pelanggan dan menjadi strategi dari PLN.
B. PLN menawarkan 3 jenis produk utama yang berupa layanan "Pasang Baru", "Sambung Sementara", dan "Ubah Daya". Lalu ada produk layanan
teknologi khusus seperti Automatic Meter Reading (AMR), Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran
Battery Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan Stasiun Pengisian Energi Listrik dan Alat Penyalur Daya Listrik (SKEL dan APDAL).
C. Layanan ini bisa diakses melalui PLN Mobile, Website PLN, Call Center PLN 123 dan kantor pelayanan PLN.
Dalam menunjang proses bisnis dan operasional, PLN sudah melakukan analisis data. Data-
data tersebut diperoleh dari pelanggan dan dari pihak ketiga yang menjadi mitra PLN.
Data yang dikumpulkan untuk kebutuhan analisis tren penjualan dan turunannya, analisa
kualitas layanan PLN ke pelanggan, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, indeks
kepuasan pelanggan, mencari potensi dan mengetahui performa vendor, analisa data
pengadaan, serta membuat forecast kebutuhan material untuk unit.
Dari data yang sudah dikumpulkan bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada
manajemen PLN.
Layanan Berbasis Data (2/10) Jawaban 3.2
A
Layanan Berbasis Data (3/10) Jawaban 3.2
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
B. Meningkatkan pelayanan ke pelanggan; Performa SAIDI (System Average Interruption Duration Index) dan SAIFI
(System Average Interruption Frequency Index) secara umum sudah terdapat perbaikan dari tahun ke tahun dimana
nilai SAIDI dan SAIFI cenderung menurun.
B
Layanan Berbasis Data (4/10) Jawaban 3.3
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
C. Dalam rangka meningkatkan pelayanan ke pelanggan PLN juga menerapkan Outage Management untuk mempercepat tindak lanjut
pengaduan atau penanganan gangguan dimana terdapat penggunaan Artificial Intelligence dalam proses Automarking dan Autodispatch.
D. Yantek Optimization: Tools ini digunakan untuk melacak performa masing2 individu petugas yantek, optimalisasi petugas yantek,
meningkatkan produktifitas, serta untuk insentif dan punishment petugas berdasarkan feedback yang didapatkan dari pelanggan.
C D
Layanan Berbasis Data (5/10) Jawaban 3.3
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
E. Meningkatkan kualitas produk; PLN menjaga dan meningkatkan kualitas produk dalam ketersediaan listrik seperti manajemen rantai pasok
(PLN MarketPlace, Spend Analytics, Cost Estimator, Digital Procurement, Demand Forecast, dan DashBoard Inventory).
F. Evaluasi kinerja produksi dan internal perusahaan; PLN sudah dapat mendapatkan menganalisis data yang mendukung proses produksi
listrik sehingga ketersediaan listrik dapat dipenuhi sesuai kebutuhan (JROS, BigData, PLN DataWarehouse)
C
E F
Layanan Berbasis Data (6/10)
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
G. Merancang model bisnis baru; PLN merancang model bisnis baru melalui proses Product Development Cycle. Data yang sudah diolah dan
dianalisis dari PLN Big Data menjadi basis untuk pengambilan keputusan dalam pengembangan proses bisnis baru. Beberapa contoh
model bisnis baru tersebut adalah REC (Renewable Energy Certificate), SPKLU Partnership, dan PLTS Atap Total Solution.
H. PLTS Atap Total Solution didasari dengan adanya peningkatan minat konsumen untuk menggunakan PLTS Atap. Dimana sejak tahun 2018
sampai 2021 terdapat peningkatan pelanggan yang terdaftar dengan PLTS Atap. Adanya PLTS Atap total solution sebagai solusi
menyeluruh untuk pengguna PLTS Atap karena untuk perangkat PLTS disediakan oleh PLN.
G
E H
Layanan Berbasis Data (7/10)
Data-data yang diperoleh oleh PLN, digunakan untuk:
I. Menambah Jenis Produk; Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dari produk dan layanan utama Pasang Baru, Perubahan Daya dan
Pemasangan Sementara (PB,PD,PS), PLN mengembangkan sejumlah pilihan produk berupa promo produk layanan tematik untuk
meningkatkan daya tarik produk serta menjawab kebutuhan konsumen.
I
Layanan Berbasis Data (8/10)
Pengumpulan dan Pengolahan Data
PLN sudah melakukan pengumpulan dan melakukan pengolahan data secara otomatis.
Data dari channel layanan PLN dengan pelanggan dikumpulkan dan diolah melalui
sistem backbone PLN berupa APKT (Aplikasi Pengaduan dan Keluhan Terpadu), P2APST
(pengelolaan dan pengawasan arus pendapatan secara terpusat, AP2T( Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat). selain data yang diperoleh dari pelanggan PLN juga
sudah mengumpulkan data yang diperoleh dari vendor atau rekan bisnis.
Layanan Berbasis Data (9/10)
Penggunaan AI dalam outage management untuk sistem auto marking dan auto dispatch
Sistem Auto Marking adalah suatu tindakan pemeriksaan gangguan yang dilakukan PLN dengan cara melakukan pencarian data pelanggan pada
Gardu. Sistem akan melakukan pencarian data pelanggan yang mengadu berdasarkan data pelanggan per gardu. Apabila gardu tersebut berada pada
kondisi padam (gangguan/pemeliharaan), maka proses pengaduan akan disudahi dikarenakan pada tersebut merupakan padam meluas bukan
padam individu.
Sistem Auto Dispatch adalah suatu tindakan penanggulangan gangguan yang dilakukan PLN dengan cara melakukan penugasan perbaikan kepada tim
Yantek berdasarkan titik koordinat persil pelanggan terdekat. Sebelum proses auto dispatch dilakukan, akan dilakukan proses auto marking dimana
apabila data pelanggan tersebut tidak ditemukan pada proses auto marking berdasarkan data pelanggan pada gardu. Maka akan dilakukan
penugasan Yantek berdasarkan titik koordinat persil terdekat.
Layanan Berbasis Data (10/10)
Penggunaan AI dalam penggunaan Joint Resource Optimization and Scheduler (JROS)
PLN menggunakan data trend penggunaan listrik selama 5 tahun terakhir untuk melakukan perencanaan rencana operasi harian. Aplikasi JROS
digunakan untuk perhitungan rencana pembangkitan jangka panjang dan menengah (fitur RO) dan jangka pendek (fitur HTC) dalam satu paket
aplikasi dan dioperasikan melalui antarmuka grafis (GUI). jROS menggunakan metode economic dispatch dan unit commitment berbasis algoritma
Mixed Integer Linear Programming (MILP) dalam melakukan perhitungan kebutuhan produksi pembangkit sehingga didapatkan hasil rencana
pembangkitan least-cost.
Produk Cerdas Jawaban 3.4
A B C D
Produk Cerdas Jawaban 3.4
E F
IMPLEMENTASI
PILAR 4
Cyber Security
PILAR 4 Konektivitas
Digitalisasi
Memiliki sistem Cyber Security, Maturity level dengan nilai 3.03, belum sertifikasi
ISO 27001, dan Evaluasi dilakukan secara terus menerus
Cyber
Security
Divisi kebijakan dan keamanan (IT/OT) di dalam struktur organisasi dan sudah tertuang pada Peraturan Direksi tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Keuangan PT PLN(Persero).
Kerangka Kerja Cyber Security mengacu pada framework COBIT 5 dan NERC. Kerangka kerja ini meliputi: Kebijakan,
Implementasi tools, Monitoring, Sosialisasi, Kerjasama Instansi, dan evaluasi..
Evaluasi yang dilakukan melalui pengujian keamanan jaringan, pengujian keamanan aplikasi berbasis WEB/mobile, dan
pelaksanaan asesmen IT Security Maturity
Divisi IT pada Struktur Organisasi PLN Sertifikat IT Maturity level Kerangka kerja pengelolaan keamanan Siber
Implementasi Cyber Security di Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
Cyber
Security
Pembangkit Transmisi Distribusi
Infrastruktur jaringan sudah dilengkapi oleh NextGen firewall dan Device untuk Monitoring & Control (OT): di Transmisi
keamanan data center sudah dilengkapi NAC, SIEM, AV dilengkapi dengan Firewall
Management, dan Network Monitoring
Prosedur Security Operation Center (SOC)
Konektivitas antara unit Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
Konektivitas
Konektivitas M2M di unit Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
Konektivitas
Automatic Generation Control (AGC) untuk pengaturan daya output pembangkit secara otomatis agar frekuensi sistem stabil.
Pembangkit
Advance Defense Scheme (ADS) mengkalkulasi setiap parameter beban pembangkit, beban target, dan kesiapan link komunikasi dan
Transmisi
melakukan balancing proteksi pertahanan sistem menggunakan komunikasi antar mesin
Advanced Metering Infrastructure (AMI) digunakan untuk membaca meter pelanggan yang terkoneksi dengan sistem pembacaan
Distribusi meter. Sistem ini membaca dan menyimpan informasi penjualan energi secara remote yang dilengkapi dengan shunt trip guna untuk
memutus sirkuit kelebihan beban
Konektivitas
terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi Internal PLN
Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) mencakup keseluruhan proses bisnis dan administrasi bagi pelanggan PLN.
Aplikasi Pengaduan dan Keluhan Terpadu (APKT) sebagai proses pencatatan, penanganan, dan pemulihan gangguan dan keluhan.
Data warehouse memiliki sumber data dari Sistem Aplikasi Terpusat PLN yang kemudian diolah dan digunakan untuk
membantu membuat keputusan.
Enterprise Resource Planning (ERP) – SAP PLN dengan modul Financial Management (FM), Human Resource (HM), Supply Chain
Management (MM), dan Plant Management (PM).
Integrasi Sistem Aplikasi AP2T dengan aplikasi- APKT terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi Data warehouse terintegrasi dengan Sistem Konektivitas SAP dengan
aplikasi lainnya pendukung penanganan keluhan Aplikasi Terpusat Aplikasi-aplikasi internal PLN
Konektivitas Eksternal ditunjukkan dengan Sistem Aplikasi Terpusat yang
Konektivitas
terintegrasi dengan Stakeholder Eksternal Perusahaan
Computer Network
✔ ✔ ✔ Machine Learning
✔ ✔ ✔
Kecerdasan Buatan
✔ ✔ ✔ Internet
✔ ✔ ✔
Industrial Internet of
Things
✔ ✔ ✔ Cloud Storage
✔ ✔ ✔
RFID
✔ ✔ ✔
Computer Aided
Manufacturing
✔
ERP
✔ ✔ ✔ PLC
✔ ✔
SCADA
✔ ✔ ✔ OPC UA
✔
CNC
✔ Online Control System
✔ ✔ ✔
Online OEE
✔ 3D Printer (Pusharlis)
✔
M2M
✔ ✔ ✔
Database
✔ ✔ ✔
Contoh implementasi Machine Learning di unit Pembangkit, Transmisi dan
Mesin Cerdas
Distribusi
Value Chain Level 0 mencakup Energi Primer, Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, Ritel, dan Fungsi Supporting
Persentase Digitalisasi adalah sebesar 91% dari total 94 sub proses bisnis
Digitalisasi
IMPLEMENTASI
PILAR 5
PILAR 5
• Pilar ini juga sangat erat kaitannya dengan
penggunaan teknologi di dalam sebuah
operasi pabrik.
Untuk kebutuhan saling bertukar data dan berkolaborasi, PLN juga telah menyediakan NAS (Network Attached Storage) sebagai Cloud as a
Service yang dapat diakses oleh berbagai user, baik melalui intranet maupun internet. Secara arsitektur NAS PLN sudah
redundant, dimana apabila terjadi gangguan pada perangkat yang aktif, maka bisa dilakukan failover pada perangkat yang pasif.
Penyimpanan dan Sharing Data (2/8)
Telah dibuktikan bahwa data-data yang berasal dari seluruh aplikasi PLN akan diolah dan disimpan pada
Enterprise Data Warehouse, sehingga kemudian dapat diakses oleh stakeholder terotorisasi dalam Dashboard
tertentu melalui jaringan internet (Cloud).
Arsitektur Teknologi
Berikut merupakan penjelasan dari backbone source system yang kemudian hasil pengolahan datanya dapat
diakses melalui Dashboard menggunakan jaringan internet.
Penyimpanan dan Sharing Data (4/8)
Penyimpanan dan Sharing Data (5/8)
C B
Penyimpanan dan Sharing Data (6/8)
PLN juga telah melakukan pemeliharaan terhadap perangkat Data Warehouse yang dapat dibuktikan melalui
dokumen-dokumen berikut ini.
Penyimpanan dan Sharing Data (7/8)
Untuk menguji keandalan sistem TI PLN, dilakukan proses switch over dan switch back minimal 2 kali setiap
tahun. Proses ini bertujuan jika terjadi musibah atau bencana kepada data centre PLN, maka secara otomatis
sistem akan berganti ke DRC (Disaster Recovery Center) PLN sehingga pelayanan PLN kepada pelanggan
tidak terganggu.
P2APST
AP2T
Penyimpanan dan Sharing Data (8/8)
Bentuk koneksi IT dan OT juga dapat terlihat pada implementasi Notifikasi info Padam dan Nyala di PLN Mobile,
dengan alur proses sebagai berikut:
Rantai pasok dan sistem logistik sudah terintegrasi dengan data kebutuhan operasional perusahaan, mulai dari pengadaan bahan bakar
untuk PLTU hingga penyediaan alat transmisi ke rumah tangga. Sudah adanya konektivitas dan integrasi data dengan
vendor/supplier/rekanan perusahaan. Saat ini, PLN sudah mengimplementasikan 7 teknologi/sistem untuk mendukung rantai pasok
cerdas, yang meliputi:
A B
2. GPS Monitoring System, umumnya terdapat pada kapal pengangkut batubara untuk monitoring informasi cuaca, potensi gangguan, dan
waktu kapal tiba di PLTU. Informasi ini secara real time terkoneksi dengan Aplikasi BBO (Batubara Online).
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (3/10)
3. Inventory Control, untuk mengelola stok material sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Informasi ini sudah
terintegrasi dengan Aplikasi Gudang Online (AGO). Kemudian untuk mengetahui material flow di seluruh unit
pembangkit digunakan MAXIMO, sedangkan di seluruh unit non pembangkit digunakan SAP MM (material
management).
4. Integrasi logistik antara perusahaan dengan vendor supplier, untuk menjaga ketersediaan stok material dan bahan bakar, digunakan
Aplikasi PLN Marketplace dan Aplikasi BBO (Batubara Online) sebagai media monitoring dan transaksi order dengan vendor.
5. ERP-SAP, sebagai core sistem dalam pengelolaan material, baik dari sisi monitoring transaksi keluar masuk
material (material flow), stok material terkini, dan transaksi yang berlangsung di seluruh unit secara real time
serta sebagai pengelolaan master data vendor.
PEMBANGKIT
Secara umum, proses pengadaan dan pengelolaan bahan bakar atau dalam Dalam proses tersebut, PLN sudah menggunakan aplikasi yaitu BBO (Batu
hal ini batu bara, untuk PLTU adalah sebagai berikut. Bara Online) yang juga terintegrasi data secara real-time dengan pihak
vendor/supplier. Berikut ini merupakan fungsi utama dari aplikasi BBO:
PEMBANGKIT
Pada pembangkit jenis PLTGU dan PLTA juga terdapat konektivitas dengan vendor/supplier/rekanan perusahaan, dimana dalam hal ini
merupakan PGN (Perusahaan Gas Negara) dan PJT (Perum Jasa Tirta) sebagai penyedia sumber energi primer.
PEMBANGKIT
Pada Unit Pembangkit juga sudah dibuktikan bahwa sistem operasional terkoneksi satu sama lainnya. Dapat dilihat pada gambar berikut ini dimana
adanya koneksi antara material management di gudang (Pro-Inventory) dengan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk pengadaan, yang juga
terkoneksi dengan aplikasi pemeliharaan (Maximo dan DigimonX), sehingga pengadaan material dapat disesuaikan antara kebutuhan dan stock yang ada
di gudang.
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (8/10)
TRANSMISI
ERP-SAP MM, adalah tools yang digunakan untuk mengelola beberapa proses E-PROC atau e-Procurement adalah sarana pengadaan barang dan jasa,
bisnis dalam bidang manajemen rantai pasok, seperti: informasi pengadaan antar unit PLN, sesuai dengan pedoman pengadaan
● Optimalisasi persediaan material barang dan jasa yang berlaku di PLN. Selain itu, melalui E-PROC juga dapat
● Transaksi keluar masuk material dilakukan analisa terhadap potensi vendor, mengetahui kemampuan dan
● Transaksi yang berlangsung di seluruh unit secara real time. performa vendor.
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (9/10)
DISTRIBUSI
Rantai Pasok dan Logistik Cerdas (10/10)
DISTRIBUSI
PLN sudah menerapkan sistem/teknologi yang mendukung otomasi, baik pada proses pembangkitan, transmisi,
hingga distribusi. Sistem tersebut juga sudah terbukti digunakan secara terus menerus untuk menunjang
operasional perusahaan.
Proses Otonom (2/7)
PEMBANGKIT
PEMBANGKIT
Aplikasi JROS (Joint Resource Optimization and Schedule) merupakan aplikasi GAIS (Generator Availability Information System) dan Rapsodi (Report
perhitungan untuk optimasi rencana pembangkitan, yang sudah terintegrasi dengan Application of Power System Operation & Data Integration) adalah Sistem
Sistem SCADA. Aplikasi JROS berfungsi untuk menghitung rencana pembangkitan Informasi terkait kesiapan dan pembebanan unit pembangkit. Informasi kesiapan
jangka panjang dan menengah (fitur RO) serta jangka pendek (fitur HTC). pembangkit ini diinput dan di-update oleh Dispatcher UIP2B dan Operator
Pembangkit yang akan menjadi dasar penilaian kesiapan unit pembangkit terkait,
Dalam perhitungan kebutuhan produksi pembangkit, digunakan metode economic sedangkan informasi pembebanan pembangkit di-update secara otomatis dari
dispatch dan unit commitment berbasis algoritma Mixed Integer Linear Programming Sistem SCADA yang kemudian akan menjadi informasi Beban Sistem tersebut
(MILP), sehingga didapatkan hasil rencana pembangkitan yang least-cost. pada periode tertentu.
Proses Otonom (4/7)
TRANSMISI
SOGI (Sistem Otomasi Gardu Induk) merupakan sistem yang WAMS (Wide Area Monitoring System) merupakan aplikasi yang digunakan untuk memantau
digunakan untuk mengelola, mengendalikan, dan proteksi sistem kondisi sistem ketenagalistrikan secara real time dengan waktu sampling yang sangat cepat (+/- 25
tenaga listrik (SPLN S3.001-3 2012). Fungsi SOGI meliputi: sampling/detik) dan masing-masing data tersebut memiliki time stamp yang sudah tersinkronisasi
1. Fungsi Pengontrolan dengan waktu GPS.
2. Fungsi Monitoring Dengan menggunakan WAMS dimungkinkan untuk memberikan early warning terhadap
3. Fungsi Pengukuran kondisi gangguan, rekonstruksi gangguan, dan hasil rekamannya dapat dijadikan sebagai data
4. Fungsi Pencatatan Kejadian pemodelan sistem.
TRANSMISI
Human Machine Interface (HMI) Defense Scheme dibuat sebagai Monitoring kinerja peralatan pendukung Master Station berupa
sistem terpusat untuk memonitor dan mengatur perubahan aktif atau Control Center yang berisi server-server supercritical, menggunakan
non aktif sebuah skema serta perubahan target Defense Scheme jarak aplikasi OP manager dan notifikasi event menggunakan telegram.
jauh dengan tetap menggunakan authentication login. HMI Defense
Scheme juga dapat memantau ketersediaan (availability) peralatan relay Monitoring link TP (Teleproteksi) berfungsi untuk memonitor
Defense Scheme dan memonitor alarm secara real time. kesiapan jalur Teleproteksi dan akan memberikan early warning ketika
terjadi gangguan, sehingga dapat dilakukan perbaikan segera.
Sistem ADS (Advance Defense Scheme) mengkalkulasi setiap saat parameter beban Monitoring jalur telekomunikasi untuk fungsi SCADA Remote
pembangkit, beban target, kesiapan link komunikasi, dan melakukan balancing proteksi Station, baik jenis RTU maupun SOGI, dilakukan menggunakan
pertahanan sistem dengan menyeimbangkan supply (daya dari pembangkit) dan target Dashboard peralatan RTU/SOGI yang terintegrasi secara real time.
beban secara otomatis untuk menghindari pelepasan target beban yang berlebihan atau
kegagalan ADS bekerja sehingga menyebabkan pemadaman meluas. Monitoring Catu Daya di Control Center untuk menjaga
keandalan pasokan listrik. Setiap beban yang di supply harus memiliki
sumber lebih dari satu (redundant) dan selalu dilakukan mitigasi
terhadap single point of failure dari masing-masing peralatan.
Aplikasi Rekapitulasi Availability fungsi SCADA untuk mengetahui kinerja peralatan
SCADA yang dapat dibagi menjadi Master Station, Remote Station, Telemetering, Monitoring Catu Daya di GI/GITET untuk memastikan fungsi
Telesignal, dan Remote Control. Rekapitulasi ini menggunakan tools yang kita sebut SCADA tetap tersedia dan dapat digunakan saat normal, maupun saat
SWORD (System Workout, Organizer and Data). gangguan sistem yang menyebabkan GI/GITET padam, agar proses
recovery menjadi lebih cepat.
Proses Otonom (6/7)
PEMBANGKIT
Sistem Perawatan Cerdas (2/14)
PEMBANGKIT
Corrective
Maintenance
Preventive
Maintenanc
e
Sistem Perawatan Cerdas (3/14)
PEMBANGKIT
Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (4/14)
PEMBANGKIT
Real Time
Monitoring
Sistem Perawatan Cerdas (5/14)
PEMBANGKIT
Level 1
DCS View
Level 2
Dispatch
Sistem Perawatan Cerdas (6/14)
PEMBANGKIT
TRANSMISI
Corrective Preventive
Maintenance Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (9/14)
TRANSMISI
Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (10/14)
TRANSMISI
Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (11/14)
TRANSMISI
Predictive
Maintenance
Sistem Perawatan Cerdas (12/14)
DISTRIBUSI
Sistem Perawatan Cerdas (13/14)
DISTRIBUSI
Preventive
Maintenanc
e
Sistem Perawatan Cerdas (14/14)
DISTRIBUSI
Preventive
Maintenanc
e
IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0
Operasi
Orang & Budaya
Perusahaan
Nilai 3,58
Nilai 3,25
Produk &
Teknologi
Layanan
Nilai 3,50
Nilai 3,42
PLN Raih Penghargaan INDI 4.0 Kemenperin
2022, Target Skor Tahun 2024 Berhasil Dicapai
Tahun Ini
https://web.pln.co.id/media/2022/08/pln-raih-
penghargaan-indi-4-0-kemenperin-2022-target-skor-
tahun-2024-berhasil-dicapai-tahun-ini