Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATERI MAJLIS TA’LIM ASWAJA

Nama: Siti Nikmatul Alimah


Asal: Bojonegoro
DAFTAR ISI ..........................................................................................(I)

1. Bahaya Anti Madzhab ............................................................... (2-6)


2. Wiladah Dan Nifas..................................................................... (7-9)
3. Ilmu Kalam ............................................................................ (10-13)

(l)
BAHAYA ANTI MADZHAB

Dalam soal menjalankan ibadah,umat islam telah sepakat bahwa Al Qur'an dan sunnah
tetap menjadi dua sumber syariat yang wajib di taati dan di amalkan

Kedua2nya merupakan pokok yang harusnya menjadi pendoman dan rujukan oleh umat
islam di dunia ini

Pada dasaranya setiap muslim wajib Untuk mengambil hukum2 Allah secara langsung dari
kedua sumber utama itu

Yaitu.... al qur'an dan sunnah

Bagaimana pun realitanya membuktikan tidak semua umat islam mampu untuk
mengelurkan hukum2 secara langsung dari al qur'an dan sunnah.

Terutama diri kita yang masih sangat jauh atau mengempuni ilmu dalam hal ilmu syariat

Hanya para alim ulama kita yang memang sudah mengempuni dalam hal ini yang mampu
memecahkan permasalahan2 yang sering kita ketemui dalam kehidupan kita
sehari2...seperti para imam 4 madzhab yaitu :

Imam hanafi...imam maliki..imam syafi'i dan imam hambali

Para ulama ushul pun sudah bersepakat bhwa orang yang mampu menisbatkan hukum
secara langsung dari sumber nya wajib berpegang dan mengamalkan hasil ijtihadnya

Dan mereka tidak dibenarkan sama sekali Untuk mengambil hasil ijtihad dari para ulama
yang lain

Yang terpenting seorang mujtahid ini telah benar2 berusaha mengerahkan kemampunya
Untuk memhami nas2 syara berlandaskan metodologi ilmu yang sudah ditetapkan.

Imam al ghazali pun mengatakan di dalam kitab nya al mustasfa

Para ulama ushul fiqih bersepakat apabila sesorang sudah berijtihad dan telah memperoleh
hukum berassakan dugaanya atau zaan yang kuat maka dia tidak harus lagi bertaqlid-

(2)
kepada mujtahid lainya yang menyalahi ijtihadnya dan dia tidak boleh beramal dengan
ijtihad yang lain dan meninggalkan ijtihadnya sendiri

Begitulah kedudukan seorang mujtahid terhadap hukum Allah yang tertera di al qur'an dan
sunnah

Dan tahap seorang mujtahid sudah pasti tidak menyamai golongan yang tidak
berkemampuan Untuk berijtihad

Mujtahid itu adalah orang yang sudah melakukan ijtihad yang memang Sudah menguasai
berbagi ilmu

Sedangkan ijtihad itu adalah usaha Untuk mermuskan suatu hukum yang berasal dari al
qur'an dan hadits atau ijtihad itu seperti pendapat para alim ulama kita

Terus siapa imam mujtahid itu???

Iya imam mujtahid itu adlaah contohnya iman 4 madzhab ini

Sekarang kita membahas berkenan dengan

Golongan Yang Menolak madzhab

Bagi beberapa golongan berpendapat bahwa bermadzhab itu adalah hukumnya haram
secara mutlak

Pendapat ini terkandung dalam kitab Hal muslimu Mulzamun bil itibba'i madzhab
muayyanin al madzhab al arrbah

Yang dikarang oleh muhammad sultan al ma'sumi al khajandi al Salafi

Nah jadi ini Beliau berpendapat bahwa bermadzhab itu haram secara mutlak

Gak usah pake madzhab kembali ke al qur'an dan sunnah apa yang sudah pernah dilakukan
oleh rasulullah

Nah itu fatwa yang sangat mereshkan buat orang yang awam

(3)
Memang sekarang klo kita temui orang2 yang berpaham wahabi salafi mengatakan
bahwa merka itu bermadzhab.

Iya memang betul adanya Tapi klo menurut merka imam madzhab ini keluar dari
pemhaman merka prihal fatwa dari imam merka maka merka akan menolak pendapat
dari iman madzhab dan mengatakan bermadzhab itu haram atau paling parahnya itu
mengatakan iman madzhab itu sesat kafir seperti fitnah atas iman syafi'i.

Tapi pendapat dari al khajandi ini disanggah oleh Al Said Ramadan al buti yang dijelaskan
didalam kitabnya yaitu Alla mazhabiyyah akhtaru bid'atin tuhaddidu al syariat al
islamiyyah yng mana beliu menyinpulkan bahwa pendapat al khajandi ini sangat teramat
menyesatkan dan berbahya

Bagi imam al buti Beliau berpendapat bahwa bermadzhab itu harus dan bagi orang yang
awam itu adalah wajib hukumnya

Dan al khajandi pun mengatakan bahwa islam tidak lebih dari kumpulan2 hukum yang
dapat dihitung serta Sedikit sekali dan boleh dipahami oleh orang arab atau setiap muslim
lainya...dan sesungguhnya madzhab2 itu lebih daripada ahli2 ilmu didalam memhami
suatu masalah....

Nah dapat dipahami dari pernyataan Beliau di atas al khajandi mengatakan alasan
ketidakperluaan bermadzhab karena ajaran islam itu Sedikit sekali dan sangat mudah
dipahami atau sederhana sekali sehingga orang mampu memhami nya secara lansung dri
al qur'an dan sunnah,untuk itu tidak perlu bermadzhab bagi umat islam dengan para
mujtahid karrna merka juga menggalinya langsung Dari al qur'an dan sunnah.

Tak hanya itu al khajandi pun mengatakan barangsiapa berpegang pendapat kepada
,imam hanafi,imam malik,imam syafi'i,imam ahmad atau yang lainya dan tidak berpgang
pada al sunnah maka berarti dia telah menyalahi ijma' umat dan mengikuti jalan yang
tidak di Tempuh oleh orang mukmin.

Bukan hanya itu Al khajandi pun mengatakan bahwa ikut kepada madzhab itu adalah
perbuatan BID'AH,sesat dan kufur,karrna mengikuti orang tersebut berarti menganggap-

(4)
imam2 dan tokoh madzhab sebagi tuhan merka selain Allah.

Sungguh teramat bahaya jika fatwa ini diterima di masyarkat yang belum paham betul
berkanan ilmu agama karena akan merusak tatanan kehidupan yang seharusnya berdiri
tegak di atas Tauhid dan ajarn yang benar.

Mudah menerima secara mentah dan berapa Banyak orang yang akan tersesat pada
pemhaman anti madzhab ini??

Coba bayangkan..

kita di sini bukan ingin extrim dalam beragama dan bukan orangnya yang harus kita
perangi tapi pemhaman nya.

Kita harus paham bahwa pendapat golongan yang menolak madzhab sangat sulit
diterima bahkan amat berbahaya di terima terhadap kemurniaan syariat islam

Perlu di akui juga yah bahwa kebanyakan umat islam di dunia ini memiliki ilmu
pengetahuan yang mungkin masih minim dalam soal ilmu agama

Walaupun mereka berpendidikab tinggi, mempunyai gelar sarjana namun itu bukan
persyartan Untuk memberikan mengelurkan fatwa dari al qur'an dan sunnah karena sebaik
nya pemhaman2 berkenanan dengan nas2 syara itu memerlukan penguasaan atau orang
yang benar2 paham prihal ilmu agama,disiplin tinggi soal ilmu agama seperti menguasi ilmu
fiqih,ushul fiqih,hadits,ushul al tafsir,ilmu bahasa arab atau yang lain2 nya

Bayangkan jika orang yang tidak mampu atau memiliki kemampuan dalam bidangnya
main berijtihad dan malah merumuskan hukum yang salah.

Dalam hal ini al almudi mengatakan orang yang tidak mampu berijtihad,bila terjadinya
maslah hukum maka baginya ada dua kemungkinan :

1.dia tidak terkena kewajiban melakukan apa2 agar tidak menyalahi ijma para ulama.

2.dia terkena kewajiban yaitu meniliti dalil2 yang menetapkan suatu 6okum atau dia harus
taqlid.

(5)
Jadi...yang pertama jelas tidak mungkin jadi mau tidak mau dia hatus bertaqlid dan itu
lah kewajiban dia di kala menemui suatu maslah yang memerlukan Istibat hukum

Wallahua'lam

(6)
WILADAH DAN NIFAS

Fase melahirkan itu seperti ini yah...

Bersalin - Wiladah - nifas - Mandi junub

Nah perbedaan wiladah sama nifas itu

Klo wiladah itu darah yang keluar sebelum melahirkan atau darah yang keluar secara
bersamaan ketika anak itu lahir

Klo darah nifas itu adalah darah yang keluar setelah bayi dilahirkan

Nifas adalah darah yang keluar setelah kosongnya rahim dari kehamilan (keluarnya seluruh
anggota tubuh bayi dari rahim).

Pengertian NIFAS,

NIFAS,menurut bahasa yaitu melahirkan dan dinamakan nifas karena nifas itu keluar setelah
melahirkan.

NIFAS,menurut syara' yaitu darah yang keluar setelah kosongnya rahim.

#Syarat-Syarat NIFAS

Darah yang kelur tidak bisa dihukumi nifas kecuali dengan 4 syarat:

1).Darah nifas keluar setelah kosongnya rahim walaupun berupa gumpalan darah atau
gumpalan daging yang dianggap dukun bayi(dokter)sebagai permulaan kejadiannya anak
adam(bakal janin).

2).Darah keluar sebelum selesainya masa 15 hari dari kosongnya rahim,jika darah tersebut
keluar setelah 15hari maka tidak dihukumi nifas akan tetapi dihukumi haid.

3).Antara darah nifas 1&2 tidak disela sela minimal suci 15hari.

4).Darah yang keluar masih dalam lingkup 60hari(setelah melahirkan).

(7)
#Masanya NIFAS

Minimal masanya nifas yaitu satu tetes ,maksimal 60 hari dan umumnya 40hri,sesuai dg
hadist ummu salamah RA.

#KAPAN MULAINYA MASA NIFAS

Menurut qoul mu'tamad dari beberapa qoul sesungguhnya masa dihukumi nifas dimulai
saat melihat darah,dan dianggap nifas setelah kosongnya rahim dari janin.

#HUKUM TERPUTUSNYA DARAH NIFAS

Ketika darah nifas terputus,terkadang keluar atau berhenti maka kita harus melihat jika
fiantara dua nifas terdapat suci yang mencapai 15hari maka darah kedua dihukumi haid.

#HUKUM DARAH YG KELUAR LEBIH DARI 60HARI

Jika darah nifas melebihi 60hari ,Maka kita harus melihat apakah ketika tepat 60hari
darah bersambung atau tidakdg hari 61.jika IYA ,maka dia dihukumi mustahafloh finnifas
yang hukumnya dikembalikan pada salah satu pembagian mustahafloh finnifas.

Nah Sekarang Pembahasan masalah wiladah

jadi

Perkara yang mewajibkan mandi itu ada 6

1) Memasukkan hasyafah ke dalam faraj

2) Keluar mani

3) Keluar haid

4) Keluar nifas

5) Wiladah (keguguran atau kelahiran)

6) Meninggal dunia

(8)
(Ada di kitab Safinah al-Naja)

Selain daripada 6 perkara tersebut, tidak diwajibkan mandi

Jadi wiladah termasuk dalam perkara yang mewajibkan mandi

Wanita yang wiladah diwajibkan mandi wajib ketika ingin mengerjakan solat jika tiada darah
nifas

Namun, sekiranya wiladah itu disusuli oleh darah nifas, maka tiada keperluan untuknya
menyegerakan mandi wiladah tersebut

Jadi klo disusuli keluar nya darah nifas jadi tidak ada keperluaan untuk segera mandi
wajib krna dia dalam keadaan dalam hadts besar untuk itu menunggu sampai benar2 suci
terlebih dulu

Jadi kesimpulannya

1) Mandi wajib kerana wiladah wajib dilaksanakan ketika ingin mendirikan solat jika darah
nifas tidak keluar sejurus selepas wiladah

2) Mandi wajib kerana wiladah tidak wajib dilaksanakan segera jika darah nifas keluar
sejurus setelah wiladah

3) Mandi wajib dengan mandi wajib yang lain boleh dihimpunkan dalam satu mandian
dengan satu niat

4) Mandi sunat dengan mandi sunat yang lain boleh dihimpunkan dalam satu mandian
dengan satu niat

5) Mandi wajib dan mandi sunat mestilah diniatkan setiap satunya (niat mandi wajib serta
mandi sunat) jika ingin disekalikan dalam satu mandian

Wallahua'lam

(9)
ILMU KALAM

Ilmu Kalam...

Jadi sesuai materi hari ini kita akan membahas perihal ilmu kalam,Berapa waktu yang
lalu Kita mungkin sudah sedikit membahas perihal ilmu kalam,tapi di sini kita akan sedikit
menyinggung lagi perihal ilmu kalam.

Ilmu kalam....

Ilmu kalam sama dengan ilmu Tauhid,dengan segala dalil di dalamnya, baik dalil2
tekstual yang berasal dari Al quran dan Sunnah maupun dalil2 rasional,dinamakan juga
dengan Ilmu Kalam

Prihal sebab penamaan Ilmu Tauhid dengan Ilmu Kalam terdapat beberapa pendapat....

1.karena
ada beberapa firqah yang mengaku Islam namun memiliki banyak
perbedaan pendapat dengan Ahlussunnah hingga terjadi
perselisihan dan perang argumen (al-Kalam) antar mereka dalam
menetapkan kebenaran masing2

2.karena adanya perselisihan dan perbedaan


mendasar antara Ahlussunnah dengan kelompok lainnya adalah dalam masalah Kalam
Allah,apakah Kalam Allah Qadim seperti yang ditegaskan oleh kaum Ahlussunnah? Ataukah
Allah tidak
memiliki sifat Kalam seperti keyakinan kaum mutazilah?ataukah Kalam Dzat Allah itu dalam
bentuk huruf2 suara, dan bahasa seperti yang diyakini kaum hasyawiyyah
musyabbihah?

Jadi itu poin yang berkanan dengan prihal sebab penamaan Ilmu Tauhid dengan Ilmu Kalam.

(10)
Dalam masalah Kalam Allah ini setidaknya terdapat tiga firqah besar yang satu sama
lainnya saling bertentangan

Yang pertama...

golongan Hasyawiyyah, yaitu salah satu sekte firqah


musyabbihah,kaum yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya,jadi mereka ini
berkeyakinan bahwa Kalam Allah berupa
huruf2,suara dan bahasa,bahkan sebagian mereka mengatakan dengan sangat ekstrim
mengatakan bahwa suara dari setiap bacaan kita terhadap Al quran, juga huruf2 yang
tersusun di dalam al quran itu semua adalah sesuatu Azaly dan Qadim,tidak memiliki
permulaan

Keyakinan kaum Hasyawiyyah ini jelas tidak dapat diterima oleh akal sehat,karena bila
demikian maka berarti Allah serupa dengan makhluk2 Nya.

Ada juga golongan lainnya yang juga ekstrim, seratus delapan puluh derajat berbanding
terbalik berseberangan dengan kaum hasyawiyyah.

Kelompok yang sama extrimnya dengan kaum hasyawiyyah

kelompok ini berpendapat bahwa Allah tidak memiliki sifat Kalam, juga tidak memiliki
sifat2 lainnya.

Menurut mereka Allah disebut Mutakallim adalah dalam pengertian bahwa Allah
menciptakan sifat Kalam pada makhluk,seperti pada pohon misalkan atau lainnya. Kalam
yang ada pada pohon itulah yang dimaksud Kalam Allah yang didengar oleh Nabi
Musa,kelompok ini tidak meyakini adanya sifat Kalam bagi Allah,artinya menurut mereka
sifat Kalam tersebut tidak ada pada Dzat Allah.

Kelompok ini dinamakan dengan mutazilah Juga dikenal dengan sebutan Maththilah,
golongan yang menafikan sifat2 Allah.

Adapun Ahlussunnah dalam memahami Kalam Allah berpendapat moderat

Mereka mengambil faham pertengahan

(11)
antara dua faham sesat di atas

pertengahan antara kaum hasyawiyyah dan kaum Mutazilah,karena itu Ahlussunnah


dikenal dengan sebutan al-Firqah al mutaadilah (kelompok moderat)

ahlussunnah berpendapat bahwa Allah ma miliki sifat Kalam yang Azaly (Qadim) dan
Abady, bukan berupa huruf2 bukan suara, dan bukan bahasa. Adapun lafazh2 yang
diturunkan (al-Lafzh al-Munazzal) yang berbentuk huruf, tertulis di antara lembaran2
kertas, dan dalam bentuk bahasa Arab,maka itu semua adalah ungkapan (Ibarah) dari sifat
Kalam Allah yang Azaly dan yang Abady tersebut,kalam Allah dalam makna terakhir ini
maka ia adalah baharu (hadits),adapun Kalam Allah dalam makna sifat KalamNya maka ia
adalah Qadim.

Jadi inilah diantara latar belakang mengapa Ilmu Tauhid disebut dengan Ilmu Kalam

Wallahua'lam

Sekarang kita masuk pada Pembahasan berkenana dengan ( Apakah Rasulullah dan Para
Sahabat Memperdalam Ilmu Kalam??

Kita wajib sedikit mengupas perihal ini karena marahnya pemhaman2 yang mengatakan
bahwa Ilmu kalam itu adalah Bid'ah.

Apakah Rasulullah Dan Para Sahabat Memperdalam Ilmu Kalam??

Mungkin pernah timbul pertanyaan seperti ini....

❓Bukankah Rasulullah tidak pernah mengajarkan Ilmu Kalam kepada para sahabatnya,
demikian pula tidak ada sahabat Nabi ada yang bergelut dengan ilmu ini, atau
mengajarkannya kepada orang2 di bawah mereka?
Bukankah ilmu ini baru muncul setelah periode sahabat?

Seandainya ilmu ini sangat penting di dalam agama maka tentu akan banyak digeluti
oleh para Sahabat dan para tabi‟in, juga oleh para ulama sesudah mereka?!

(12)
Nah mungkin kita pernah mendengar pertanyaan seperti ini berkenana dengan ilmu
kalam,dan sehingga beberapa kelompok di luar Ahlusunnah waljama'ah mengatakan bahwa
ilmu kalam itu adalah suatu ilmu yang BID'AH.

Jadi Jika yang dimaksud pernyataan tersebut bahwa para sahabat Rasulullah adalah
orang2 yang tidak mengenal Allah dan sifat2Nya, tidak mengenal makna Tauhid, tidak
mengenal kesucian Allah dari menyerupai makhlukNya,tidak mengenal RasulNya, tidak
mengenal kebenaran mukjizat2nya dengan dalil2 akal, artinya bahwa dasar keimanan
mereka hanya ikut2an saja (Taqlid) maka jelas ini adalah
pendapat yang rusak dan batil

Karena dalam Al-Quran Allah mencela orang2 yang dalam keyakinannya hanya ikut2an
belaka terhadap orang2 tua mereka dalam menyembah berhala.

Apakah Rasulullah Dan Para Sahabat Memperdalam Ilmu Kalam??

Mungkin pernah timbul pertanyaan seperti ini....

❓Bukankah Rasulullah tidak pernah mengajarkan Ilmu Kalam kepada para sahabatnya,
demikian pula tidak ada sahabat Nabi ada yang bergelut dengan ilmu ini, atau
mengajarkannya kepada orang2 di bawah mereka?
Bukankah ilmu ini baru muncul setelah periode sahabat?

Seandainya ilmu ini sangat penting di dalam agama maka tentu akan banyak digeluti oleh
para Sahabat dan para tabi‟in, juga oleh para ulama sesudah mereka?!

Nah mungkin kita pernah mendengar pertanyaan seperti ini berkenana dengan ilmu
kalam,dan sehingga beberapa kelompok di luar Ahlusunnah waljama'ah mengatakan bahwa
ilmu kalam itu adalah suatu ilmu yang BID'AH

Jadi Jika yang dimaksud pernyataan tersebut bahwa para sahabat Rasulullah adalah
orang2 yang tidak mengenal Allah dan sifat2Nya, tidak mengenal makna Tauhid, tidak
mengenal kesucian Allah dari menyerupai makhlukNya,tidak mengenal RasulNya, tidak
mengenal kebenaran mukjizat2nya dengan dalil2 akal, artinya bahwa dasar keimanan

(13)
mereka hanya ikut2an saja (Taqlid) maka jelas ini adalah
pendapat yang rusak dan batil

Karena dalam Al-Quran Allah mencela orang2 yang dalam keyakinannya hanya ikut2an
belaka terhadap orang2 tua mereka dalam menyembah berhala

Baik coba diperhatikan berkenan ayat di dalam al qur'an az-Zukhruf ayat 23

Disana Allah berfirman....

Sesungguhnya kami mendapati orang2 tua kami di atas suatu ajaran, dan sesungguhnya
kami di atas peninggalan2 mereka adalah orang2 yang mengikuti

jadi dalam ayat ini terkandung cacian terhadap orang2 kafir, karena mereka hanya
ikut2an kepada para leluhur mereka dalam menyekutukan Allah,mereka sedikitpun tidak
memiliki argumen dalam dasar2 keyakinan mereka

Jadi jika ada yanng mengatakan bahwa para


Sahabat Nabi tidak pernah mengungkapkan istilah2 yang belakangan baru dikenal dalam
Ilmu Kalam seperti...

👉🏻Al-jawhar
(benda)

👉🏻Al-Aradl (sifat benda)

👉🏻 Al Jaiz (perkara yang ada dan


ketiadaanya dapat diterima oleh akal)

👉🏻Al-Muhal (perkara yang mustahil adanya)

👉🏻 AlHuduts (baharu)

👉🏻 Al-Qidam (tanpa permulaan) dan sebagainya,maka pendapat tersebut dapat diterima

Hanya saja kita bantah dengan perkara2 yang serupa dengan itu semua dalam banyak
disiplin ilmu,karena sesungguhnya tidak pernah dikenal di masa Rasulullah, juga di masa

(14)
para sahabatnya,adanya istilah2 semacam al-Nasikh dan al-mansukh, al-
Mujmal dan al-Mutasyabih, dan lain sebagainya yang biasa dipakai

oleh para ulama tafsir

Demikian pula di masa Rasulullah tidak pernah dikenal istilah al-Qiyas, al istihsan,al-
Muaradlah, al-
Munaqadlah, al iIllah, dan lain sebagainya yang biasa dipergunakan oleh para ahli Fiqh,juga
tidak ada istilah al-Jarh dan at-Tadil, al-
Ahad, al Masyhur, al-Mutawatir, ash-Shahih, al-Gharib, dan lain sebagainya yang biasa
digunakan oleh para ahli Hadits,apakah kemudian dengan alasan bahwa istilah2 tersebut
tidak pernah ada di masa Rasulullah dan para sahabatnya lalu semua disiplin ilmu tersebut
harus kita tolak dan kita singkirkan?!

sesungguhnya di masa Rasulullah belum nampak berbagai kesesatan dan bermacam bidah

Karenanya di masa itu tidak butuh kepada berbagai ungkapan dengan berbagai rincian
istilah

dan suatu ketika Ibnu hanifah ditanya...

Mengapa kalian bergelut dengan Ilmu Kalam, sementara para sahabat tidak pernah
memperdalam ilmu tersebut?!

Maka ibnu hanifah menjawab...


َ َ ً َ َ َ َ
‫ ومثيا ٔكنس‬،‫مثِم ٔكنس ًِس حبرضهتم من ًالثِم فل حيخاحوا ٕاىل ٕاجصاز اسالخ‬
ً َ
‫حبرضهتم من ًالثِم فاحذاحوا ٕاىل ٕاجصاز اسالخ‬

Artinya...

Perumpamaan mereka (para sahabat Nabi) adalah seperti orang2 yang hidup di zaman yang
tidak ada siapapun yang memerangi mereka, maka mereka tidak butuh untuk menampakan
senjata,Sementara kita Seperti orang2 yang hidup di zaman banyak orang memerangi kita
maka mereka butuh untuk menampakan senjata

(15)
Jadi disini intinya adalah ilmu kalam itu sangat amat perlu dipelajari,jangan menanggap lmu
kalam itu bid'ah klo memang ada fatwa menganggp ilmu kalam adalah suatu ilmu yang
bid'ah, maka harus diperhatikan ilmu kalam yang seperti yang merka maksud dan
menggolongkan dalam hal apa ilmu kalam itu sehingga menurut merka mungkin ilmu kalam
itu adalah yang boleh dipelajari,maka ahsanya kita lebih berhati2 dalam hal pemahaman2
seperti ini wallahua'lam

(16)

Anda mungkin juga menyukai