Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gian Adam Saputra

NIM : 225504913

Kelas : 1 MJRD

Jawablah

1.Buatlah Resume dari materi pertemuan ini Minimal 2 halaman.

2.Jelaskan kelebihan-kelebihan sistem ekonomi Islam berdasarkan PPT diatas.

3.Apakah sistem ekonomi Islam bisa berkembang di Indonesia, jelaskan argumentasi anda..

Jawaban

1.Perekonomian pada Masa Rasulullah SAW.

Ekonomi adalah perilaku manusia yang berhubungan dengan bagaimana proses dan cara
memperoleh dan mendayagunakan produk, distribusi, dan konsumsi. Ekonomi berkaitan dengan
perilaku manusia yang didasarkan pada landasan serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar acuan.

Ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern baru yang muncul pada tahun
1970-an, akan tetapi pemikiran tentang ekonomi Islam telah muncul sejak Islam itu diturunkan
melalui Nabi Muhammad saw. Rujukan atau landasan utamanya adalah Al-Quran dan Hadist.
Pemikiran ekonomi Islam muncul bersamaan dengan diturunkannya Al-Quran dan pada masa
kehidupan Rasulullah saw. Pada abad 6 M hingga awal abad 7 M. Secara garis besar, ketentuan dan
kebijakan ekonomi pada masa Rasulullah saw. Adalah sebagai berikut:

Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allah adalah pemilik absolut atas semua yang ada.

Manusia merupakan pemimpin (khalifah) Allah di muka bumi.

Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah karena seizin Allah.

Kekayaan tidak harus ditimbun dan kekayaan harus diputar.

Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan, termasuk riba.

Sumber-sumber pendapatan Negara

Jizyah

Jizyah adalah pajak yang dibayarkan oleh orang non muslim khususnya ahli kitab, untuk jaminan
perlindungan jiwa, harta atau kekayaan. Pada zaman Rasulullah, besarnya jizyah adalah satu dinar
pertahun untuk orang dewasa yang mampu membayarnya. Pembayaran tidak harus berupa uang,
dapat juga berupa barang dan jasa.

b. Kharaj

Kharaj atau pajak tanah dipungut dari non muslim ketika Khaibar ditaklukkan. Jumlah kharaj yang
dibayarkan dari tanah ini tetap, yaitu setengah dari hasil produksi.

c. Ushr
Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar hanya sekali dalam
setahun dan hanya berlaku terhadap barang yang lain lebih dari 200 dirham. Rasulullah saw.
Berinisiatif mempercepat peningkatan perdagangan, walaupun menjadi beban pendapatan negara.

Sumber-sumber pengeluaran negara

a. Biaya pertahan seperti persenjataan, unta, dan persediaan.

b. Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak menerimanya menurut ketentuan Al-Quran.

c. Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, utang negara, pejabat negara, dan lain-
lain. Rasulullah saw. Membentuk Baitul Mal di Masjid Nabawi, berfungsi sebagai tempat
pengumpulan seluruh harta negara dan juga untuk dibagikan kepada masyarakat hingga harta
tersebut tidak tersisa tanpa adanya penimbunan.

Perekonomian Islam pada Masa Khulafa’ al-Rasyidin

a. Masa Abu Bakar

Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin mengangkat Abu Bakar menjadi khalifah pertama. Abu
Bakar mempunyai nama lengkap Abdullah bin Abu Quhafah al-Tamimi. Masa pemerintahan Abu
Bakar tidak berlangsung lama, hanya sekitar dua tahunan.

Dalam menjalankan pemerintahan dan roda ekonomi masyarakat Madinah Abu Bakar sangat
memperhatikan keakuratan perhitungan zakat. Abu Bakar juga mengambil langkah-langkah yang
strategis dan tegas untuk mengumpulkan zakat dari semua umat Islam termasuk Badui (a’rabi) yang
kembali memperlihatkan tanda-tanda pembangkangan membayar zakat sepeninggal Rasulullah saw.

Prinsip yang digunakan Abu Bakar dalam mendistribusikan harta baitul mal adalah prinsip
kesamarataan, yakni memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah saw. Dan
tidak membeda-bedakan antara sahabat yang terlebih dahulu memeluk Islam dengan sahabat yang
kemudian, antara hamba dengan orang merdeka, dan antara pria dengan wanita.

b. Masa Umar bin Khat¬ab

Umar bin Khattab merupakan pengganti dari Abu Bakar. Untuk pertama kalinya, pergantian
kepimpinan dilakukan melalui penunjukan. Berdasarkan hasil musyawarah antara pemuka sahabat
memutuskan untuk menunjuk Umar bin al-Khatab sebagai khalifah Islam kedua. Keputusan tersebut
diterima dengan baik oleh kaum Muslimin.

Pertama, pendirian Lembaga Baitul Mal. Seiring dengan perluasan daerah dan memenangi banyak
peperangan, pendapatan kaum muslimin mengalami peningkatan yang signifikan.

Kedua, Pajak Kepemilikan tanah (Kharaj). Pada zaman Khalifah Umar, telah banyak perkembangan
admistrasi dibanding pada masa sebelumnya.

Ketiga, Zakat. Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, kekayaan yang dimiliki negara Madinah
sudah mulai banyak, berbeda pada awal-awal Islam.

c. Masa Utsman bin Affan

Utsman bin Affan merupakan khalifah ketiga setelah wafatnya Umar bin Khatab. Perluasan daerah
kekuasaan Islam yang telah dilakukan secara masif pada masa Umar bin Khatab diteruskan oleh
Utsman bin Affan. Pada enam tahun pertama kepemimpinannya, banyak negara yang telah
dikuasainya, seperti Balkan, Kabul, Grozni, Kerman dan Sistan.
Khalifah Utsman bin Affan mengambil suatu langkah kebijakan tidak mengambil upah dari
kantornya. Sebaliknya, ia meringankan beban pemerintah dalam hal-hal yang serius, bahkan
menyimpan uangnya di bendahara negara.

d. Masa Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah keempat menggantikan Utsman bin Affan yang terbunuh. Ali
mempunyai gelar karramahu wajhah. Khalifah Ali merupakan salah satu khalifah yang sederhana, ia
dengan suka rela menarik dirinya dari dasar penerima bantuan Baitul Mal (kas negara), bahkan
menurut yang lainnya dia memberikan 5000 dirham setiap tahunnya.

Keistimewaan khalifah Ali dalam mengatur strategi pemerintahan adalah masalah admistrasi umum
dan masalahmasalah yang berkaitan dengannya tersusun secara rapi.

2) (1) Ekonomi Islam bersumberkan dari wahyu, bukan pemikiran manusia;

(2) Peraturan ekonomi Islam sesuai dengan fitrah, bukan nafsu;

(3) Ekonomi Islam mempunyai tujuan kebahagiaan dunia dan akhirat;

(4) Ekonomi Islam menggunakan prinsip yang sesuai untuk semua keadaan dan sepanjang waktu;

(5) Ekonomi Islam menggunakan metode yang dapat menjamin keadilan.

3)Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Salah
satu faktornya yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang ekonomi Islam, hal ini sangat
berpengaruh karena ekonomi konvensional dinilai memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan
dengan ekonomi Islam. Pada dasarnya, keuntungan yang diperoleh dalam ekonomi Islam
sebenarnya sama saja dengan ekonomi konvensional. Hanya saja, dalam ekonomi Islam tidak
mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh Allah Swt, contohnya seperti riba. Dalam ekonomi
Islam lebih mementingkan terhadap akad-akad ketika melakukan transaksinya. Meskipun sudah
mengetahui ekonomi Islam secara mendalam, para nasabah banyak yang enggan berpindah ke bank
syariah dengan alasan hilangnya penghasilan tetap dari bunga karena sistem bagi hasil dinilai kurang
menguntungkan. Dan juga kurangnya minat masyarakat dalam memahami ilmu ekonomi Islam
karena sudah terlalu nyaman dengan apa yang telah diberikan oleh ekonomi konvensional.

Anda mungkin juga menyukai