Anda di halaman 1dari 13

Deskripsi Hukum Adat dan

Proses Terbentuknya
Hukum Adat

KELOMPOK 5
Talitha Suhaila 3020210301

Fauzan Mahfudin 3020210302

Ananda Wisnu Wardhana 3020210305

Silvya Febiana 3020210306

Muhamad Rifqy Fajri 3020210307

Muhammad Soleh Bagja 3020210308

Maharani Khalilah 3020210309


Adat istiadat
Adat istiadat merupakan kebiasaan yang telah diikuti masyarakat dalam jangka waktu yang cukup lama, ini
kemudian mengakar dan menjadi pedoman dalam suatu masyarakat secara keseluruhan. Nilai adat istiadat
itu telah bersemayam di dalam pikiran setiap individu sebagai angggota masyarakat, sehingga hubungan
antara satu dengan yang lain nampak tertib dan teratur karena masing-masing telah memahami
kedudukannya, baik sebagai masyarakat biasa, pemimpin adat, pemimpin agama, keamanan, sebagai
pemuda-pemudi dan lain sebagainya. Adat istiadat adalah nilai kebudayaan yang paling abstrak karena
berupa ide, gagasan dan pikiran yang masih berada dalam diri setiap individu. Adat istiadat itu memang
tidak secara tertulis bisa dibaca, tetapi pada umumnya dipraktekkan kemudian diwarisi secara turun
temurun.

Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam suatu adat istiadat menurut Buku Ajar Hukum Adat oleh Yulia
(2016):
Adanya tingkah laku seseorang
Dilakukan terus menerus
Adanya dimensi waktu
Diikuti oleh orang lain
Koentjaraningrat, membagi secara terperinci pembagian adat-
istiadat menjadi empat bagian khusus, yaitu:

Nilai-nilai budaya
Nilai budaya adalah pandangan bersama yang diwujudkan dalam kebiasaan yang dilakukan
secara turun menurun. Di Indonesia misalnya, gotong royong merupakan ciri khas kerja sama
masyarakat Indonesia.
Norma-norma
Sistem norma merupakan nilai budaya mengenai peranan seseorang dalam kehidupan dan
lingkungannya. Setiap individu memerankan fungsi dan nilainya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Hukum
Sistem hukum cukup jelas dalam kehidupan bermasyarakat karena berupa seperangkat aturan
yang bisa dilihat dengan nyata. Sistem hukum telah diimplementasikan dalam kehidupan
bermasyarakat dari dahulu kala untuk menciptakan suasana yang tertib.
Aturan khusus
Aturan khusus adalah aturan yang mengatur aktivitas yang sangat jelas dan terbatas pada
ruang lingkup kehidupan masyarakat.
awal mula hukum adat
Berbicara tentang hukum adat, sudah dimulai pada masa pemerintahan
Hindia Belanda, yang berawal dari keterlibatanantara hukum adat dan
hukum islam, hingga hukum adat dan hukum islam merupakan bagian yang
terpisah, walaupunterkadang memiliki keterikatan satu sama lain. Pada
masa pemerintahan Kolonial Belanda, masyarakat pribumi di sampingtelah
mempunyai ciri khas adat tersendiri juga telah mulaibersinggungan dengan
peradaban luar, salah satunya adalahajaran-ajaran Islam. Oleh karena itu,
aturan hukum yang lebihdikenal pada waktu itu adalah hukum Islam yang
menyatudengan budaya adat setempat. Pada dasarnya, kedua budaya
ini(Islam dan adat) dapat berjalan seiring-seirama menjadi aturanyang
memagari norma-norma masyarakat pribumi.
hukum adat pada masa voc

Pada masa VOC sebenarnya telah dimulai kajian hukum adat, tetapi istilah “hukum adat”
(adatrecht) baru pertama kali digunakan pada tahun 1900 oleh Hurgronje, yang digunakan untuk
menunjuk bentuk-bentuk adat yang mempunyai konsekuensi hukum. Perkembangan studi hukum
adat selama periode penjajahan Belanda dapat dibagi ke dalam tiga periode,
Pertama, periode tahun 1602 hingga tahun 1800. Secara relatif kajian-kajian tentang hukum
adat yang dilakukan pada masa VOC (1602-1800) masih sedikit, kecuali beberapa karya dari
beberapa orang seperti Marooned (1754-1836), seorang pegawai Kolonial yang banyak
mengumpulkan bahan-bahan tentang adat di Sumatera, Raffles (1781-1826) Gubernur Jawa
Tengah selama masa kekuasaan Inggris sejak tahun 1811 hingga 1816, Crawford (1783-1868)
yaitu anak buah Raffles, dan Muntinghe (1773-1827) seorang Belanda yang menjadi pegawai di
Jawa.
Kedua, periode tahun 1800 hingga tahun 1865. Pada masa ini disebut oleh van Vollenhoven
sebagai masa “eksplorasi Barat” (Wertern reconnoitering). Pada masa ini tidak dihasilkan
banyak karya hukum adat.
Ketiga, periode pasca tahun 1865 hingga masa kemerdekaan. Pada masa ini, berbagai macam
keadaan mendorong Belanda untuk semakin peduli terhadap hukum adat.

awal istilah hukum adat

Istilah hukum adat pertama sekalidiperkenalkan oleh Snouck Hurgronje pada Tahun 1883
dalambukunya De Atjehnese. Dalam buku itu dia memperkenalkanistilah Adatrecht (hukum adat)
yaitu hukum yang berlaku bagibumi putera (orang Indonesia asli) dan orang timur asing pada
masa Hindia Belanda. Hukum adat baru mempunyai pengertiansecara tekhnis yuridis setelah C.
Van Vollenhoven mengeluarkanbukunya yang berjudul Adatrecht. Dialah yang pertama kali
menyatakan bahwa hukum adat merupakan hukum yang berlakubagi rakyat Indonesia asli dan
mejadikannya sebagai objek ilmupengetahuan hukum positif serta dijadikan sebagai mata
kuliahtersendiri. Dia juga yang mengangkat hukum adat sebagaihukum yang harus diterapkan
oleh hakim Gubernemen.
terbentuknya hukum adat

Terbentuknya hukum adat diawali oleh perilaku pribadi anggotamasyarakat.


Adanya aksi dan reaksi yang terpolarisasi dalamhubungan timbal balik antar
individu yang satu dengan individulainnya, akan membentuk suatu interaksi
sosial. Interaksi antarsesama yang dilakukan secara berulang-ulang akan
memberipengaruh terhadap tingkah laku bagi yang lainnya, sehinggadalam
prosesnya terjadilah sebuah hubungan sosial. Jika hubungan sosial
dilakukan secara sistematis, maka hubungansosial tersebut akan menjadi
sebuah sistem sosial. Denganadanya interaksi sosial, maka kebiasaan
tersebut lambat launakan menjadi “adat” yang telah menjelmakan
perasaanmasyarakat itu sendiri. selanjutnya kelompok
masyarakatmenjadikan adat sebagai sebuah adat yang harus berlaku dan
dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakatnya dan menjadikan ia“hukum
adat”.
4 skema proses lahirnya
hukum adat
1 2 3 4

Manusia Kebiasaan Adat Hukum Adat


kODIFIKASI HUKUM PIDANA
DAN PERDATA
Ketika VOC berkuasa praktis hukum adat belum ditemukan. Bahkan VOC
menganggap hukum adat lebih rendah derajatnya daripada hukum Belanda

(Eropa). Namun ketika Inggris berkuasa mulai ada perintisan penemuan hukum
adat. Bahkan Raffles termasuk salah satu perintisnya meski keliru
mengindentifikasi. Raffles kemudian mengusulkan agar pemerintah Inggris
menerapkan politik murah hati kepada pribumi. Peralihan kekuasaan dari Inggris
ke Belanda pada tahun 1816 ternyata merupakan angin segar bagi perkembangan
hukum adat. Dimulai pada tahun 1938 ketika pemerintah Belanda berhasil
membuat peraturan kodifikasi Hukum Pidana dan Perdata di negerinya sendiri.
Hal ini mendorong kodifikasi peraturan di Hindia Belanda. Saat itu hukum adat
masih merupakan gejala yang tidak dikenal dan tidak disukai.
Tujuan kodifikasi hukum tersebut adalah menyeragamkan peraturan-peraturan
yang berlaku di Negeri Belanda dan Hindia Belanda/ indonesia. Untuk itu dibentuk
komisi Scholten van Oud Haarlem yang bertugas membuat perencanaan agar
kodifikasi Hukum Belanda tersebut dapat diterapkan di Hindia Belanda dan
mengajukan usul-usul yang sesuai dengan pelaksanaan tugas tersebut.
Dalam perkembagannya, Oleh Pemerintah Kolonial Belanda hukum adat
diakui secara resmi merupakan hukum bagi bangsa Indonesia dan sejajar
dengan hukum Eropah melalui Pasal 131 ayat (6) IS yang menyatakan
”hukum bangsa Indonesia adalah hukum positif bagi bangsa Indonesia”.
Pengertian hukum bangsa Indonesia dalam pasal tersebut adalah hukum
adat. Pasal 131 ayat (6) ini merupakan dasar hukum terhadap pengakuan
Pemerintah Hindia Belanda terhadap hukum adat dan sekaligus pengakuan
terhadap hukum adat sebagai hukum positif bagi bangsa Indonesia. Dengan
diakuinya hukum adat sebagai hukum positif maka pada masa
Pemerintahan Hindia Belanda ada dua sistem hukum yang berlaku yaitu
sistem hukum Belanda bagi orang Eropah dan bagi orang Timur Asing
maupun orang Indonesia yang secara penundukan diri kepadanya
diberlakukan hukum Eropah (Pasal 131 ayat (2) IS) dan hukum adat bagi
bangsa Indonesia dan orang timur asing yang tidak asing di Indonesia (Pasal
136 ayat (6) IS). sedikit teks isi
Jadi, Adat dan Hukum adat berbeda meskipun keduanya berhubungan
dengan bentuk kesusilaan serta kebiasaan masyarakat Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari. Letak perbedaan adat dan hukum adat
adalah pada ada tidaknya sanksi apabila suatu adat dilengkapi dengan
sanksi adat , maka hal tersebut dinamakan dengan hukum adat
tERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai