e-ISSN :
p-ISSN :
Vol. 1 No. 1 September 2020
Doi : …………
Ika Anggraeni
Program Studi Gizi Faklutas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Al-Ihya Kuningan
Email: ikaanggraeni81@gmail.com
Keywords: ABSTRACT
Nutritional Status, Quality of This research was motivated by the nutritional status of the
Life, Elderly elderly with less and more nutrition in the UPTD Sukamulya Public
Health Center, which was in the first place with a total of 242 people.
The purpose of this study was to determine the effect of nutritional
status on the quality of life the elderly in the work area of UPTD
Sukamulya Public Health Center, Kuningan Regency in year 2020. This
type of research was observational with a cross sectional approach. The
sample used was the elderly in the work area of the UPTD Sukamulya
Public Health Center with a total of 227 respondents. The nutritional
status of the elderly was obtained by measurements of anthropometric
and the quality of life the elderly was obtained by interviews with
questionnaire of WHOQOL-BREF. Data analysis used Rank Spearman
test. The results showed that most of the nutritional status of the elderly
was in the normal category, namely as much as 50.7% and the quality
of life the elderly was in the good category, namely as much as 48%. The
results of statistical tests showed that there was an effect of nutritional
status on the quality of life the elderly (p = 0.020). The conclusion from
the results of this research, there is an effect of nutritional status on the
quality of life the elderly in the Work Area of the UPTD Sukamulya
Public Health Center Kuningan in year 2020.
Pendahuluan
Kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik yaitu aktivitas sehari-hari,
ketergantungan pada bantuan medis, kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur, penyakit, energi dan kelelahan,
mobilitas, aktivitas sehari-hari, kapasitas pekerjaan, kesehatan psikologis yaitu perasaan positif, penampilan
dan gambaran jasmani, perasaan negatif, berfikir, belajar, konsentrasi, mengingat, self esteem dan kepercayaan
individu, hubungan sosial lansia yaitu dukungan sosial, hubungan pribadi, serta aktivitas seksual, dan kondisi
lingkungan yaitu lingkungan rumah, kebebasan, keselamatan fisik, aktivitas di lingkungan, kendaraan,
keamanan, sumber keuangan, kesehatan dan kepedulian sosial (World Health Organization Quality of Life)
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2011, pada tahun 2000-2005 UHH di Indonesia adalah 66,4
tahun dengan persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%. Angka ini dapat meningkat pada tahun
2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah
28,68% (Kemenkes RI, 2011). Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa proyeksi penduduk antara 2005-
2010 jumlah penduduk lansia sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk. PBB juga
memperkirakan bahwa di Indonesia tahun 2050 jumlah lansia akan mencapai kurang lebih 60 juta jiwa. Hal
ini mengakibatkan Indonesia berada pada peringkat ke empat untuk jumlah penduduk lansia terbanyak setelah
China, India, dan Amerika Serikat (Notoatmodjo, 2011).
Provinsi di Indonesia yang paling banyak penduduk lansia dilihat sebaran penduduk menurut provinsi,
persentase penduduk lansia di atas 10% sekaligus paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta sebanyak
13,04%, Jawa Timur sebesar 10,40% dan Jawa Tengah sebanyak 10,34% (Kemenkes RI, 2013).
Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Jawa barat dari tahun 2012 berkisaran 71,82% setiap
tahunnya meningkat sampai pada tahun 2017 yaitu pada angka 72,47. AHH menurut Kabupaten Kota Jawa
Barat yang tertinggi berada di Kota Bekasi mencapai 74,63% dan terendah berada di Kabupaten Tasikmalaya
dengan presentase 68,71%. Untuk Kabupaten Kuningan sendiri mendapat peringkat ke 8 dengan presentase
72,88% (Badan Pusat Statistik,2017). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, jumlah
lansia di Kabupaten Kuningan pada bulan pada tahun 2019 kurang lebih adalah sebanyak 152.973 orang.
Jumlah lansia dengan status gizi kurang mencapai angka 1.667 orang, dan lansia dengan status gizi lebih
mencapai angka 1.121 orang.
Masalah gizi pada lansia merupakan rangkaian proses dari berbagai masalah gizi sejak usia muda yang
manifestasinya timbul setelah tua, bisa juga akibat terjadinya proses penuaan (Simanjuntak, 2010).
Bertambahnya usia seseorang, mengakibatkan kecepatan metabolisme tubuh lansia sedikit menurun. Untuk itu
pemberian kebutuhan gizi yang adekuat bagi lansia dapat mengatasi permasalahan tersebut (Solikhah, 2012).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, jumlah lansia dengan status gizi kurang
dan status gizi lebih pada peringkat pertama yaitu di wilayah UPTD Puskesmas Sukamulya sebanyak 242
orang, kemudian diperingkat kedua di wilayah UPTD Puskesmas Manggari sebanyak 214 orang dan
peringkat ketiga yaitu di wilayah UPTD Puskesmas Garawangi sebanyak 214 orang.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Status Gizi terhadap Kualitas Hidup Lansia Di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sukamulya Kabupaten Kuningan Tahun 2020”.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan
metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli
sampai September 2020 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan dengan jumlah
sampel sebanyak 227 responden. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu status gizi dan kualitas hidup
lansia. Pengukuran status gizi menggunakan metode pengukuran antropmetri dan untuk pengukuran kualitas
hidup lansia dengan cara wawancara berdasarkan butir pertanyaan dari questioner WHOQOL-BREF. Analisis
data dalam penelitian ini mencakup analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat menggunakan
rumus presentasi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji korelasi rank spearman.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Hasil penelitian diperoleh data karakteristik responden berdasarakan jenis kelamin, paling tinggi dengan jenis
kelmin perempuan sebesar 70,9% dan terendah dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 29,1%. Berdasarkan
umur lansia paling tinggi dengan umur 60-74 tahun sebesar 66,1% dan terendah dengan umur 75-90 tahun
sebesar 33,9%. Berdasarkan pekerjaan lansia, paling tinggi lansia yang tidak bekerja sebesar 58,6%, dan
terendah lansia yang bekerja sebagai PNS sebesar 0 %. Berdasarkan aktivitas fisik lansia, paling tinggi lansia
dengan aktivitas fisik ringan sebesar 65% dan terendah dengan aktifitas fisik sedang sebesar 9,2%.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh status gizi terhadap kualitas hidup lansia
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan tahun 2020, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Status gizi lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan tahun 2020
termasuk kategori gizi kurang sebanyak 27,8%, normal 50,7%, dan gizi lebih 21,5%
2. Kualitas hidup lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan tahun 2020
termasuk kategori sangat buruk sebanyak 0%, buruk 7,9%, sedang 42,3%, baik 48% dan sangat baik 1,8%
3. Terdapat pengaruh status gizi terhadap kualitas hidup lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Sukamulya Kabupaten Kuningan tahun 2020 dengan diperoleh nilai p=0,020 (pvalue < 0,05).
Bibliografi
Astuti, Fitri Andaru Adhi. 2012. Hubungan Status Gizi dengan Kualitas Hidup Geriatri di Posyandu
Lansia Ngudi Sehat Bibas Baru Nusukan Banjarsari Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Pemuda Indonesia 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Rajawali Pers.
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2014. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta.: Depkes RI.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan. 2019. Profil Kesehatan Tahun 2019. Kabupaten Kuningan
2019 (Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan 2019)
Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Gerontik.
Jakarta : Tim.
Formayoza. 2006. Hubungan Karakteristik, Tingkat Pendidikan, Status Ekonomi, Aktivitas Fisik dan
Riwayat Sakit dengan Status Gizi Lansia Puskesmas Kecamatan Nanggalo Kota Padang,
Provinsi Sumatra Barat. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Gibney. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Hidayat, Ardli. 2017. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Hidup Lansia di Posyandu Desa
Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelaksanaa Jaminan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kemenkes.
____________. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Rahmianti; Burhanuddin Bahar; Yustini. 2014. Hubungan Pola Makan, Status Gizi dan Interaksi
Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia Suku Bugis di Kelurahan Sapanang Kabupaten Pangkep.
Jurnal Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Rosiana, Anny dan Eni Erwanti. 2017. Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas
Hidup Lansia di Desa Tlogosari Pati. Jurnal Kesehatan. Prodi S1 Keperawatan Stikes
Muhammadiyah Kudus.
Simajuntak, Elva. 2010. Status Gizi Lanjut Usia Di Daerah Pedesaan Kecamatan Porsea Kabupaten
Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
WHO. 1998. The World Health Organization Quality of Life Assesment (WHOQOL) : Development
and General Psychometric Properties. Soc. Sci. Med Vol. 46, No 12, pp 1569-1585. Great
Britain
_____. 2004. The World Health Organization Quality of Life. Geneva : World Health Organization.