Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 20210801207
SESI 6
1. Apakah definisi dan konsep IoT?
Jawab :
Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan
untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau
manusia ke komputer.
Jawab :
Unsur – unsur Pembentuk Internet of Things
Teknologi seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Computer Vision bisa
ditambahkan ke sistem IoT. Namun pada bentuk yang paling sederhana, inilah 4 elemen utama
yang membentuk sebuah sistem IoT:
Solusi IoT memiliki berbagai bentuk. Terkadang sebuah device memiliki lebih dari 1 sensor.
Contohnya, solusi manajemen aset likuid, INTANK, memiliki sensor temperatur dan sensor
pengukur level likuid. Solusi monitoring aset seperti APM memiliki 2 device bersensor yang
diletakan di aset dan di ruangan atau alat transportasi aset.
Sesuai dengan kegunaan masing-masing, sensor-sensor ini bertugas mengumpulkan data setiap
saat, sesuai interval waktu yang ditentukan. Karena sensor mengumpulkan data berukuran
kecil, baterai pada device bisa lebih tahan lama, seperti sensor NB-IoT bisa bertahan selama 10
tahun tanpa ganti baterai.
b) Konektivitas
Tanpa konektivitas, data pada device tidak akan sampai ke sistem. Sarana komunikasi device
dengan sistem IoT bisa beragam. Koneksi selular, satelit, WiFi, bluetooth, low power wide area
network (LPWAN), dan lainnya.
Pemilihan konektivitas selalu disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Untuk industri yang
menggunakan banyak device kecil di area yang luas seperti pada pertanian dan penyaluran
listrik, LPWAN adalah jenis konektivitas tepat. Sedangkan untuk industri finans ial yang
memerlukan keamanan tinggi, SD-WAN dan Managed Service Connectivity.
c) Data processing
Saat data dari sensor masuk ke cloud, processing pun dimulai. Karena data selalu datang dan
selalu diperbaharui, software bisa melihat perkembangan aset secara real-time dan
memastikan aktivitas aset sesuai rule/parameter yang telah ditentukan.
Prosesnya bisa sederhana seperti memastikan tanggal maintenance truk pengiriman di solusi
FleetSight. Bisa juga kompleks seperti mengidentifikasi penggunaan masker atau Al at Pelindung
Diri (APD) di ruang publik lewat gambar dari kamera security berteknologi Computer Vision.
Proses ini terjadi sangat cepat dan segera mengaktifkan action instan seperti memberi notifikasi
pada manajer armada tentang kebutuhan maintenance sebuah truk atau menotifikasi petugas
keamanan tentang orang yang tidak mengenakan APD di area yang telah ditentukan.
d) Dashboard atau User Interface
Dashboard adalah tempat data ditampilkan agar user dapat mengamati aktivitas real -time yang
terjadi pada seluruh device dalam perusahaan. Di sini user juga dapat mengubah pengaturan,
rules, dan action yang dilakukan oleh sistem IoT.
Misalnya, dengan menggunakan fitur Location Information (LOCI) sebagai tracker lokasi device,
Anda bisa membuat aturan atau rule bahwa mesin EDC tidak bisa keluar dari toko. Lalu, Anda
bisa menentukan action otomatis yang akan terjadi jika rule ini dilanggar. Dalam kasus ini, Anda
bisa mematikan koneksi SIM card pada EDC untuk memastikan tidak ada pencurian data. Fitur
ini bernama “set and forget automation” yang memerintahkan sistem untuk selalu
menggunakan action yang sama saat skenario serupa terjadi.
Dashboard solusi Telkomsel IoT dapat diakses 24 jam dari browser di laptop atau handphone.
Sehingga, di manapun Anda berada, Anda bisa memantau aktivitas usaha dari jarak jauh. User
interface yang sederhana memudahkan pegawai untuk mengelola dengan cepat dan mengerti
data yang paling komprehensif.
3. Bagaimana sejarah IoT? Jelaskan!
Jawab :
Sejarah dan Perkembangan Internet of Things
Di tahun 1989, John Romkey dan Simon Hackett mengkoneksikan sebuah pemanggang roti ke
Internet yang bisa bekerja sesuai komando dari komputer. Saat itu konsep ini dikenal dengan
sebutan “embedded internet” atau “pervasive computing”. Namun, di tahun 1999 istilah
Internet of Things dicetuskan oleh Kevin Ashton mengikuti peluncuran teknologi RFID atau
Radio-Frequency Identification.
Perkembangan IoT pun dimulai. Dari inovasi RFID yang memungkinkan pelacakkan barang lewat
frekuensi radio secara jarak jauh, berlanjut ke berbagai inovasi dalam obyek di splay data
berbentuk bola berwarna atau robot kelinci, lalu dimulainya penggunaan Internet Protocol (IP)
dalam jaringan smart objects tahun 2008, dan IPv6 di tahun 2011 yang memberikan informasi
identitas dan lokasi sebuah perangkat dalam jaringan internet.
Teknologi IoT terus berkembang hingga sekarang. Seperti yang ditunjukan pada gambar Hype-
Cycle hasil riset Gartner 2019 berikut ini, ekspektasi market untuk IoT sudah cukup mature
sehingga dalam 5-10 tahun teknologi ini akan semakin stabil dan diterima market secara luas.
Memasuki generasi ke 2 dan 3, resiko penerapan IoT akan semakin kecil dan 20% dari target
market akan menggunakan IoT.
Jawab :
Seperti namanya, Internet of Things bergantung pada Internet sebagai konektivitas antara
sensor atau perangkat yang akan saling berkomunikasi di cloud. Data dari sensor yang dikirim
ke cloud akan diproses oleh software yang akan menentukan action selanjutnya. Action ini bisa
berbentuk pengiriman alert, penyesuaian jadwal, penutupan akses pada alat, atau lainnya.
Solusi IoT dapat dikontrol oleh user lewat dashboard dari komputer, laptop, atau mobile device
lainnya. User atau pegawai yang sudah diberikan izin dapat mengatur dan mengubah action
dan rules sesuai kebutuhan perusahaan. Perubahan ini akan dikirim lagi ke cloud lalu sensor
yang berkaitan akan segera ter-update. Kita akan membahas setiap bagian pada sistem IoT ini
di segmen berikutnya.
5. Gambarkan arsitektur dari Ekosistem sebuah Iot dalam bentuk lapisan, dan jelaskan
komponen lapisan tersebut!
Jawab :
Arsitektur umum aplikasi IoT dapat dibagi menjadi tiga lapisan: lapisan penginderaan, lapisan
transport dan lapisan aplikasi. arsitektur semacam ini cukup jelas dan fleksibel untuk sistem
pemantauan kami, sehingga kami merancang arsitektur sistem berdasarkan model umum
tersebut.
Jawab :
Teknologi 6LoWPAN atau kepanjangan dari IPv6 Over Low Power Area Network adalah
implementasi node yang berfungsi sebagai Wireless Sensor Network (WSN) yang saling
berkomunikasi dengan identifier IPv6 dengan menggunakan konsumsi daya yang rendah.
Jawab :
Bluetooth Low Energy atau BLE adalah protokol terbaru dari Bluetooth yang mengoptimalkan
kinerja Bluetooth dalam aspek efektivitas pengunaan daya sehingga menyedot lebih sedikit
daya daripada Bluetooth konvensional.
Sepeti kita ketahui, ponsel ataupun gawai yang mengaktifkan fitur Bluetooth tentu lebih boros
baterainya. Hal itu karena Bluetooth bekerja terus untuk mencari receiver di sekitarnya untuk
terkoneksi.
Saat terkoneksi, Bluetooth membutuhkan daya baterai untuk melakukan transfer data secara
cepat. Sebagai protokol lalu lintas data visual dan audio, Bluetooth membutuhkan energi untuk
mengaktifkan pemancar ataupun receiver-nya.
Tanpa asupan energi yang cukup, perangkat nirkabel berbasi Bluetooth akan menga lami
beberapa kendala, seperti:
8. Jelaskan arsitektur dan gambarkan proses kerja dari sensor ke Aplikasi IoT!
Jawab :
Secara sederhana, konsep dari IoT sendiri adalah menghubungkan mesin dengan mesin lainnya.
Manusia hanya berperan untuk memonitor dan mengawasi cara kerja IoT secara berkala, bukan
secara terus-menerus. Dalam cara kerja IoT, setidaknya ada 3 hal yang harus ada, yakni
perangkat, konektivitas internet, dan cloud data center.
Pertama dimulai dengan sensor dalam perangkat IoT yang mengumpulkan data dan bereaksi
berdasarkan data yang terkumpul. Sensor dalam perangkat IoT bisa mengenali perubahan
temperatur, suara, sentuhan, dan lain sebagainya. Kemudian, data yang terkumpul akan
dikirimkan menggunakan koneksi internet menuju cloud data center.
Setiap fitur dalam perangkat IoT memerlukan kapasitas energi, ketentuan jarak, serta
bandwidth yang berbeda-beda. Jadi, sangat krusial untuk memiliki konektivitas internet yang
stabil demi bisa mengaplikasikan teknologi IoT dengan optimal.
Selanjutnya, data akan diproses oleh software. Proses ini cukup krusial karena akan
menentukan reaksi dari perangkat. Semisal Anda menggunakan sistem keamanan rumah
berbasis IoT, data seperti adanya pergerakan objek asing akan diproses dan software dapat
menentukan tindakan seperti apa yang perlu dilakukan. Misalnya dengan mengirimkan
notifikasi ke smartphone pemilik rumah atau langsung membunyikan alarm.
Komponen IoT
Setelah melihat cara kerja dari IoT, saatnya untuk mengenal komponen-komponen penting
dalam teknologi IoT. Apa saja kira-kira? Sehubungan dengan cara kerja IoT, komponen-
komponen yang dibutuhkan yakni sensor/actuators, perangkat IoT, IoT gateway, dan IoT
backend.
Sensor ini sebenarnya menjadi pembeda utama antara perangkat IoT dengan perangkat
elektronik lainnya karena mampu mengubah jaringan pasif menjadi sistem aktif yang bebas
untuk diintegrasikan ke perangkat lainnya. Sementara itu, sensor pun terhubung dengan
perangkat IoT.
Umumnya, sebuah perangkat IoT bisa memiliki lebih dari satu sensor, tergantung dengan
pemakaian. Tanpa adanya perangkat, jelas user atau pengguna tidak bisa melaksanakan fitur-
fitur dari IoT, dan sensor pun tidak bisa menerima request atau mengendalikan perangkat.
Lalu, IoT gateway berfungsi untuk menghubungkan sensor dan perangkat dengan internet
melalui penggunaan infrastruktur cloud. Terakhir adalah IoT backend yang memiliki beberapa
fungsi sekaligus, menjadikannya sebagai komponen integral dalam IoT. Salah satu fungsi utama
dari IoT backend di antaranya adalah menyimpan dan memproses data.
Selebihnya, IoT sendiri memiliki beberapa layer atau dikenal dengan technology architecture
yang mencakup 4 level berbeda, dimulai dari level fisik (hardware) sampai end-user. Berikut
penjelasan lengkapnya.
Level fisik
Dalam penggunaan IoT, hardware yang berukuran lebih kecil merupakan hardware yang lebih
laris di pasaran karena pengguna memang lebih menyukai bentuk perangkat yang praktis.
Selain itu, produksi hardware yang berukuran compact juga tentunya lebih cost-effective.
Beberapa komponen yang masuk dalam level fisik di antaranya adalah sensor/actuators,
processor, device operating system, serta perangkat.
Level komunikasi
Level komunikasi berhubungan dengan jaringan internet. Di dalamnya, terdapat data link
protocols, network/transport protocols, serta session protocols. Data link protocols mencakup
range dan bandwidth, mulai dari short range-long bandwidth sampai long range-high
bandwidth. Sementara network/transport protocols contohnya seperti IPv4 dan IPv6. Terakhir,
session protocols meliputi MQTT, FTP, dan SSH.
Level sistem
Level sistem ini meliputi backend, IoT platform (middleware, database, processing/analytics,
network/device management) serta komponen presentasi atau visualisasi. Bisa dikatakan
bahwa level sistem mencakup kebutuhan software dari IoT.
Level pengguna
Di level pengguna, dibagi lagi menjadi dua kategori, yakni konsumen dan bisnis. Apa saja yang
termasuk dalam IoT konsumen? Contohnya seperti aplikasi IoT di rumah untuk menunjang gaya
hidup, IoT untuk fasilitas kesehatan, serta IoT untuk mobilitas. IoT bisnis meliputi IoT dalam
ritel, industri, infrastruktur publik, energi, serta layanan umum.