1, Maret 2019
Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO
p-ISSN 2615-6768, e-ISSN 2615-5664
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode
bercerita di kelompok B TK Mekar Indah Kendari. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan anak
didik di Kelompok B TK Mekar Indah Kendari yang berjumlah 16 anak didik yang terdiri atas 8 orang
anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.Berdasarkan analisis data
hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh presentase ketercapaian sebesar 73%,
kemudian mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 91%. Aktivitas belajar anak pada siklus I
diperoleh presentase ketercapaian sebesar 64%, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II
sebesar 82%. Sedangkan hasil belajar anak menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat
dibuktikan pada hasil observasi awal sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Sebelum tindakan
diperoleh presentase sebesar 31%. Pada siklus I diperoleh presentase sebesar 56%, kemudian
mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 88%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berbahasa anak dapat ditingkatkan melalui metode bercerita di kelompok B TK Mekar
Indah Kendari.
Abstract
This study aims to improving of children language skills ability through storytelling method in
group B TK Mekar Indah Kendari. The subjects in this study were teachers as researchers and child in
group B TK Mekar Indah Kendari which totalling 16 children, consist of 8 girls and 8 boys. This
research is a classroom action research. The types of the research was classroom action research,
that’s conducted by two cycles. Each cycle consist of: (1) planning, (2) action, (3) observation and
evaluation, (4) reflection. Based on the result of data analysis in teaching teachers activities obtained
the percentage to achievement of 73%, then increased in the second cycle of 91%. Student learning
activities in the first cycle obtained the percentage to achievement of 64%, then increased in the
second cycle of 82%. While the results show an increased in children's learning activity. This is
provethat the results of pre-observations before the procedure and after the action. Before the action
was obtained for 31%,. In thefirst cycle obtained a percentage of 56, then increased in the second
cycle of 88% completeness. It can be concluded that language skills can be enhanced through
storytelling in group B TK Mekar Indah Kendari.
6
Ayunita Saribu, & Afifah Nur Hidayah / Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO 2 (1) (2019)
Pendidikan anak usia dini merupakan Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak memungkinkan dua individu atau lebih
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan
dilakukan melalui pemberian stimulus dan pengalaman. Menurut Badudu (1989) dalam
pendidikan agar membantu perkembangan, Nurbiana Dhieni (2005: 1.11) menyatakan
pertumbuhan baik jasmani maupun rohani bahwa bahasa adalah alat penghubung atau
sehingga anak memiliki kesiapan memasuki komunikasi antara anggota masyarakat yang
pendidikan yang lebih lanjut. Keseriusan terdiri dari individu-individu yang menyatakan
pemerintah terhadap pentingnya pendidikan pikiran, perasaan dan keinginannya.
anak usia dini berdampak pada tingginya Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh
kesadaran dan partisipasi dan kebutuhan anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi
masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dengan lingkungannya.
anak usia dini dalam menghasilkan sumber daya Pada aspek perkembangan bahasa,
manusia yang berkualitas yang tercantum dalam kompetensi dan hasil yang diharapkan adalah
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 anak mampu menggunakan bahasa sebagai
Tahun 2003, Martinis Yamin & Jamilah Sabri pemahaman bahasa pasif dan dapat
Sanan (2013: 4) tentang Sistem Pendidikan berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat
Nasional. untuk berpikir dan belajar dengan baik. Martinis
Pendidikan anak usia dini Yamin (2012: 103). Perkembangan bahasa anak
menitikberatkan pada aspek perkembangan fisik tidak saja dipengaruhi oleh perkembangan
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta neurologis tetapi juga oleh perkembangan
nilai agama dan moral. Semua aspek tersebut biologisnya. Pertumbuhan biologis ini akan
harus distimulasi secara menyeluruh agar anak tampak pula dalam konstruksi fisik mulut
memiliki berbagai potensi yang harus seorang anak. Pada saat seorang anak dilahirkan,
dioptimalkan. fisiologi mulutnya masih sangat terbatas dimana
Nurbiana Dhieni (2005: 1.1) bahasa laringnya masih tinggi, lidahnya relatif besar,
adalah salah satu faktor mendasar yang daerah gerak di mulut sangat sempit, dan
membedakan manusia dengan hewan. Bahasa lidahnya masih bersandar pada belakang
sebagai anugrah dari Sang Pencipta bibirnya.
memungkinkan individu dapat hidup bersama Ecka Pramita (2010: 45-46) kemampuan
dengan orang lain, membantu memecahkan bahasa ialah kemampuan anak untuk mendengar
masalah, dan memposisikan dirinya sebagai dan menjalankan perintah serta bercerita. Pada
makhluk yang berbudaya. Bahasa merupakan usia 4 tahun, anak mulai dapat merangkai kata
alat untuk berkomunikasi. Melalui bahasa lebih banyak lagi. Di usia ini ada sekitar 1.000
manusia berinteraksi dan berkomunikasi sampai 1.500 kata yang sudah dapat
mengemukakan hasil pemikirannya dan dapat diucapkannya. Seiring dengan pertumbuhannya,
mengekspresikan perasaannya. Anak-anak kata yang dimilikinya akan terus bertambah.
belajar bahasa melalui interaksi dengan Salah satu bentuk kalimat umum yang paling
lingkungannya baik lingkungan rumah, sekolah, sering digunakan anak-anak adalah kalimat
atau masyarakat. bertanya. Ini sejalan dengan tahapan
Badudu dalam Nurbiana Dhieni (2005: perkembangan kognitifnya yang selalu ingin
1.11) bahasa merupakan alat penghubung atau tahu tentang segala hal. Itu sebabnya, mereka
komunikasi antar masyarakat, yang terdiri dari cenderung “ceriwis” karena banyak bertanya
individu-individu yang menyatakan perasaan, dan koleksi kata-katanya pun semakin banyak.
dan keinginannya. Bahasa sebagai sistem Kadang-kadang kata yang diucapkannya masih
lambang bekerjasama, berinteraksi, dan terdengar lucu. Hingga banyak orang tua sangat
mengidentifikasi diri. Bromley (1992) dalam suka mendengar perkataan-perkataan mereka.
Nurbiana Dhieni (2005: 1.11) mendefinisikan Topik pembicaraan yang mereka lakukan,
bahasa sebagai simbol yang teratur untuk umumnya berpusat pada dirinya. Mereka
mentransfer berbagai ide maupun informasi terutama berbicara tentang dirinya sendiri,
yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun pengalamannya bergaul dengan teman sebaya
verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dan hubungan mereka dengan anggota keluarga
dilihat, ditulis dan dibaca, sedangkan simbol- lain. Kadang-kadang, omongan anak sering
simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. meniru gaya bahasa orang dewasa. Namun
dalam bentuk yang belum sempurna seperti
7
Ayunita Saribu, & Afifah Nur Hidayah / Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO 2 (1) (2019)
mengomentari sesuatu hal atau masalah rutin penuh suka cita, maka kegiatan bercerita
sehari-hari. harus diusahakan dapat memberikan perasaan
Secara umum, perkembangan gembira, lucu dan mengasyikkan.
keterampilan berbahasa pada individu menurut Bachri Bachtiar (2005: 10) bercerita
Berk 1989 dalam Ngalimun (2013: 35) dapat adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan
dibagi ke dalam empat komponen yaitu: 1) tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan
Fonologi (phonology), 2) Semantik (semantics), disampaikan secara lisan dengan tujuan
3) Tata bahasa (grammar), 4) Pragmatik membagikan pengalaman dan pengetahuan
(pragmatics). kepada orang lain. Nurbiana Dhieni (2005 :
Dari beberapa pendapat para ahli diatas 6.35) ada beberapa langkah penerapan metode
dapat disimpulkan bahwa kemampuan bercerita yaitu : a. Anak mengatur posisi
berbahasa merupakan berinteraksi dan duduknya, b. Anak memperhatikan guru
berkomunikasi mengemukakan hasil menyiapkan alat peraga, c. Anak termotivasi
pemikirannya dan dapat mengekspresikan untuk mendengarkan cerita, d. Anak diberi
perasaannya. kesempatan untuk memberi judul cerita, e. Anak
Perkembangan berpikir anak usia taman mendengarkan judul cerita dan anak
kanak-kanak berkembang sangat pesat. Dalam mendengarkan cerita guru sambil
masa-masa ini segala potensi kemampuan anak memperhatikan gambar yang guru perlihatkan.
dapat dikembangkan secara optimal termaksud Pada prinsipnya manfaat metode bercerita
kemampuan berbahasa. Tentunya dari bantuan menurut Nurbiana Dhieni (2005: 6.8) adalah: a.
orang-orang yang berada di lingkungan anak- Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK,
anak tersebut. Namun kenyataannya b. Melatih daya pikir anak TK untuk terlatih
Perkembangan bahasa di TK Mekar Indah memahami proses cerita, c. Melatih daya
Kendari masih sangat rendah. Dari hasil konsentrasi anak TK, d. Mengembangkan daya
observasi awal yang saya lakukan (wawancara imajinasi anak, e. Menciptakan senang
dengan Ibu Mihrah, S.Pd pada hari Sabtu, 27 mendengarkan cerita, e. Membantu
Agustus 2016), 69% anak-anak masih pasif perkembangan bahasa anak dalam
dalam kegiatan bercakap-cakap. berkomunikasi secara efektif dan efisien.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang Dari beberapa pendapat para ahli diatas
dilakukan seseorang secara lisan kepada orang dapat disimpulkan bahwa bercerita merupakan
lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang suatu kegiatan secara lisan untuk mengisahkan
harus disampaikan dalam bentuk pesan, sesuatu kepada orang lain dengan tujuan berbagi
informasi, atau hanya sebuah dongeng yang pengalaman.
untuk didengar dengan rasa menyenangkan.
Gordon dan Browne dalam Moeslichatoen METODE
(2004: 26) menyatakan bahwa bercerita Jenis penelitian yang digunakan dalam
merupakan cara untuk meneruskan warisan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
budaya dari suatu generasi ke generasi (PTK). Arikunto (2010: 135) menyatakan bahwa
berikutnya. Moeslichatoen (2004: 26) penelitian tindakan kelas (classroom action
menyatakan bahwa bercerita mempunyai makna research) adalah penelitian yang dilakukan oleh
penting bagi perkembangan anak TK karena guru ke kelas atau di sekolah tempat iamengajar
melalui bercerita. dengan penekanan pada penyempurnaan atau
Mansyur (2007: 41) metode bercerita peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
sangat penting diterapkan pada anak usia dini. Penelitian ini di laksanakan di TK Mekar
Tidak salah bila metode bercerita ini sebisa Indah Kendari, Jalan Mekar Sulawesi Tenggara.
mungkin diaplikasikan dalam pembelajaran. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I
Selain untuk memudahkan anak dalam tahun ajaran 2016/2017, bulan September 2016.
memahami materi yang diberikan, juga untuk Subjek dalam penelitian ini adalah guru
memberikan daya imajinatif dan fantasi, serta kelompok B TK Mekar Indah Kendari (ibu
menambahkan wawasannya terhadap nilai-nilai Mihrah, S.Pd) dan anak didik kelompok B TK
kebaikan. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia Mekar Indah Kendari yang berjumlah 16 anak
kehidupan anak maka mereka dapat memahami didik yang terdiri atas 8 orang anak laki-laki dan
isi cerita itu, mereka akan mendengarkan dengan 8 orang anak perempuan.
penuh perhatian, dan dengan mudah dapat
menangkap isi cerita. Dunia kehidupan anak
8
Ayunita Saribu, & Afifah Nur Hidayah / Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO 2 (1) (2019)
Adapun faktor-faktor yang diteliti dan dengan menggunakan tanda sebagai berikut:
diamati dalam penelitian ini adalah sebagai Belum Berkembang (BB)= *, Mulai
berikut: Berkembang (MB)=**, Berkembang Sesuai
1. Faktor anak, mengamati aktivitas anak Harapan=***, Berkembang Sangat Baik=****
dalam proses kegiatan belajar didalam (Depdiknas, 2004: 26).
kelas, dalam upaya meningkatkan
Tabel 1. Kategori keberhasilan klasikal
kemampuan berbahasa anak dengan metode
bercerita Persentase Kategori Simbol
2. Hasil belajar anak, mengamati peningkatan 95% - 100% (BSB) ****
kemampuan hasil belajar anak di bidang 85% - 94% (BSH) ***
berbahasa dengan metode bercerita pada 75% - 84% (MB) **
anak kelompok B TK Mekar Indah < 75% (BB) *
Kendari.
3. Faktor guru, mengamati dan Dari segi indikator hasil, tindakan
memperhatikan segala aktivitas guru yang dikatakan berhasil apabila anak didik telah
mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan mencapai nilai berkembang sesuai harapan
pembelajaran bagi anak dalam upaya (BSH) dan berkembang sangat baik (BSB)
meningkatkan hasil belajar anak di bidang minimal 85% baik secara individual maupun
berbahasa melalui metode bercerita di klasikal.
kelompok B TK Mekar Indah Kendari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini 1. Tindakan Siklus I
dihimpun melalui hasil observasi, dokumentasi a). Aktivitas Mengajar Guru Siklus I
dan wawancara. Observasi adalah suatu teknik Analisis data hasil observasi mengajar
yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan guru sesuai dengan data hasil observasi
berbagai informasi atau data tentang sebanyak 11 aspek yang diamati. Pada siklus I
peremabangan dan permasalahan anak. Melalui aktivitas mengajar guru dari 11 aspek yang
pengamatan, guru dapat mengetahui diamati ada 8 aspek (73%) yang tercapai
perkembangan yang terjadi pada anak dalam diantaranya: (1) guru menjelaskan tema yang
kurun waktu tertentu. Observasi dilakukan oleh akan diajarkan; (2) guru bercerita menggunakan
guru Kelompok B sebagai observer dengan media pembelajaran; (3) guru meminta anak
menggunakan lembar observasi. Penggunaan menceritakan kembali isi cerita lingkungan
lembar observasi ini untuk melihat proses keluarga yang telah diceritakan; (4) guru
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan meminta anak menyebutkan tokoh cerita dari
oleh guru ketika melakukan kegiatan cerita lingkungan keluarga yang telah
pengelompokkan benda untuk meningkatkan diceritakan; (5) guru meminta anak menjawab
kemampuan kognitif anak. Dokumentasi yaitu pertanyaan dari cerita lingkungan keluarga yang
mencari data mengenai hal-hal atau variable telah diceritakan; (6) guru meminta anak
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat menceritakan lingkungan keluarganya; (7) guru
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, memantau anak dan memberi bimbingan kepada
agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). anak untuk mengerjakan tugas, dan (8) guru
Dokumentasi ini berupa foto guru/peneliti pada memimpin anak berdoa sebelum pulang.
saat proses meneliti sebagai bukti dalam Sedangkan ada 3 aspek (27%) yang belum
melakukan kegiatan penelitian di lapangan. tercapai diantaranya: (1) guru membagikan
Wawancara adalah suatu tehnik pengumpulan lembar kerja anak; (2) guru meminta anak
data yang dapat dilakukan guru untuk bertanya tentang tugasnya, dan (3) guru
mendapatkan informasi tentang perkembangan melakukan tanya jawab tentang kegiatan sehari.
dan permasalahan anak dengan cara melakukan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
percakapan langsung, baik dengan anak maupun histogram berikut:
orang tua.
Analisis data merupakan cara yang
dilakukan untuk mengetahui keefektifan suatu
metode dalam kegiatan pembelajaran (Aqib,
2009:203).
Pengelolaan data dalam penelitian ini
disesuaikan dengan teknik penilaian di TK yaitu
9
Ayunita Saribu, & Afifah Nur Hidayah / Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO 2 (1) (2019)
11
Ayunita Saribu, & Afifah Nur Hidayah / Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO 2 (1) (2019)
Kegiatan awal, yaitu kegiatan bercerita dan media gambar yang digunakan
pendahuluan yang dilakukan guru sebelum guru saat bercerita pada siklus I diganti
masuk pada tema pembelajaran, berupa menjadi media buku cerita bergambar pada
mengucapkan salam, membaca doa, absensi siklus II yang membuat anak tertarik untuk
anak serta melakukan gerakan tubuh secara mendengarkan cerita. Setelah dilakuakn
terkoordinasi. Kegiatan inti, yaitu menjelaskan
perbaikan-perbaikan pada siklus II, ternyata
tema pembelajaran, guru menceritakan cerita
yang berhubungan dengan lingkungan, guru hasil yang diperoleh mengalami peningkatan
meminta anak menceritakan kembali isi cerita yang cukup signifikan pada aspek
lingkungan yang telah diceritakan, guru kemampuan berbahasa anak. Berdasarkan
meminta anak menceritakan lingkungannya, data yang diperoleh pada siklus I dan siklus
guru meminta anak menyebutkan tokoh cerita II, dapat diketahui perbandingan jumlah
dari cerita lingkungan yang telah diceritakan, anak yang memiliki kemampuan berbahasa
dan guru meminta anak menjawab pertanyaan dengan kriteria Berkembang Sangat Baik
dari cerita lingkungan yang telah diceritakan. (BSB) dan Berkembang Sesuai Harapan
Kegiatan akhir, yaitu guru melakukan tanya (BSH), sebelum tindakan atau observasi
jawab tentang kegiatan yang telah dilaksanakan awal sebanyak 5 orang anak didik mendapat
dan membaca doa pulang.
nilai Berkembang Sangat Baik (BSB) dan
Hasil yang diperoleh terhadap
kemampuan berbahasa anak melalui metode Berkembang Sesuai Harapan (BSH), setelah
bercerita pada observasi awal jika dibandingkan pelaksanaan siklus I mengalami peningkatan
dengan pelaksanaan siklus I terlihat adanya menjadi 9 orang anak didik mendapat nilai
peningkatan, namun belum mencapai indikator Berkembang Sangat Baik (BSB) dan
kinerja yang diharapkan, sehingga perlu Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan
dilaksanakan tindakan siklus II. Hal ini siklus II meningkat lagi menjadi 14 orang
disebabkan pada pelaksanaan tindakan I terdapat anak didik mendapat nilai Berkembang
beberapa kelemahan guru dalam proses Sangat Baik (BSB) dan Berkembang Sesuai
pembelajaran, sehingga perlu dilakukan suatu Harapan (BSH), maka dapat dilakukan
perbaikan pada perbaikan pada siklus II agat analisis keberhasilan tindakan secara
indikator kinerja yang diharapkan dapat
klasikal dan diperoleh hasil yang dapat
tercapai.
Kelemahan guru yang terdapat pada dilihat pada histogram berikut:
siklus I, yaitu guru belum mampu mengorganisir
waktu belajar, sehingga pada tindakan siklus I 100 88%
guru tidak melakukan tanya jawab tentang 80 69% Tercapai
56%
kegiatan sehari dan guru masih canggung dalam 60 44%
bercerita serta media yang digunakan guru saat 31% Tidak Tercapai
40
bercerita belum menarik perhatian anak untuk 12%
20
mendengarkan cerita guru. Dengan kelemahan
guru yang terdapat pada siklus I, sehingga 0
mengakibatkan saat proses pembelajaran Observasi Siklus I Siklus II
sebagian anak didik masih sibuk dengan Awal
urusan masing-masing sehingga tidak Gambar 5. Rekapan Histogram Hasil Analisis
mendengarkan apa yang disampaikan oleh Kemampuan Berbahasa Anak melalui
gurunya, dan sebagian anak didik masih Metode Bercerita
belum memiliki keberanian untuk bercerita
di depan teman-temannya. Selama kegiatan penelitian berlangsung,
Berdasarkan hasil refleksi tersebut data hasil temuan yang diperoleh sebagaimana
dideskripsikan pada halaman sebelumnya, dapat
kemudian dilakukan langkah-langkah diasumsikan bahwa kegiatan pembelajaran
perbaikan pada siklus II, yaitu guru sudah dalam meningkatkan kemampuan berbahasa
mampu mengorganisir waktu belajar, anak melalui metode bercerita yang dirancang,
sehingga pada tindakan siklus II guru telah disusun dan dilaksanakan secara baik dan
melakukan tanya jawab tentang kegiatan optimal oleh peneliti yang bekerjasama dengan
sehari dan guru tidak canggung lagi dalam guru kelompok B pada setiap pertemuan siklus I
12
Ayunita Saribu, & Afifah Nur Hidayah / Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO 2 (1) (2019)
dan siklus II sangat memberikan manfaat pada II sebesar 88% dimana 5 anak mendapat nilai
anak dengan pengalaman langsung, serta Berkembang Sangat Baik dan 9 anak mendapat
kemampuan berbahasa anak menunjukkan nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan
peningkatan. Jika dilihat dari pemahaman anak 13% yang tidak tercapai, dimana 1 anak yang
mulai dari pelaksanaan siklus I sebesar 56% jika mendapat nilai Belum Berkembang (BB) dan 1
dibandingkan pada tahapan observasi awal anak yang mendapat nilai Mulai Berkembang
penelitian yang hanya mencapai persentase 31% (MB).
dan pada tindakan siklus II mencapai persentase
sebesar 88%, menunjukkan hasil yang lebih baik Saran
dari sebelumnya karena indikator kinerja yang Peneliti menyarankan hal-hal diantaranya:
ditetapkan telah tercapai yaitu minimal 75% (1) diharapkan kepada guru, dalam pelaksanaan
maka penelitian ini dapat dihentikan. pembelajaran hendaknya mempertimbangkan
materi, media, dan strategi yang tepat untuk
KESIMPULAN DAN SARAN anak didik dan guru dituntut untuk selalu kreatif
dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan-
Kesimpulan
kegiatan yang dapat meningkatkan seluruh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah aspek perkembangan anak; (2) bagi sekolah,
dilakukan selama dua siklus yang masing- diharapkan dapat menuntut tenaga pendidik
masing siklus terdapat 3 kali pertemuan, maka menjadi guru yang kreatif, inovatif dalam
dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan analisis pengembangan kegiatan-kegiatan pembelajaran
data dari hasil observasi aktivitas hasil mengajar untuk anak sesuai dengan tahap perkembangan
guru pada siklus I diperoleh presentase 73% (8 dan kebutuhan anak.
aspek yang tercapai dari 11 aspek yang diamati),
dan 27% yang tidak tercapai (3 aspek yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
tercapai dari 11 aspek yang diamati). Pada siklus
II meningkat menjadi 91% (10 aspek yang Arikunto, Suharsimi 2010. Prosedur Penelitian
tercapai dari 11 aspek yang diamati), dan 9% Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
yang tidak tercapai (1 aspek yang tidak tercapai Rineka Cipta.
dari 11 aspek yang diamati). Berdasarkan
analisis data dari hasil observasi aktivitas belajar
Bachri, Bachtiar. 2005. Pengembangan
anak pada siklus I diperoleh presentase 64% (7 Kegiatan Bercerita, Teknik dan
aspek yang tercapai dari 11 aspek yang diamati), Prosedurnya. Jakarta: Depdikbud.
dan 36% yang tidak tercapai (4 aspek yang tidak Depdiknas. 2004. Pedoman Penilaian di Taman
tercapai dari 11 aspek yang diamati). Pada siklus Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.
II meningkat menjadi 82% (9 aspek yang
tercapai dari 11 aspek yang diamati), dan 18% Dhieni, Nurbiana. 2005. Metode
yang tidak tercapai (2 aspek yang tidak tercapai Pengembangan Bahasa. Jakarta :
dari 11 aspek yang diamati). Berdasarkan hasil Universitas Terbuka.
observasi yang telah dilakukan pada anak di
Dikdasmen. 2010. Pedoman Pengembangan
Kelompok B TK Mekar Indah Kendari pada
Program Pembelajaran di Taman
semester 1 tahun ajaran 2016/2017,
Kanak-kanak. Jalarta Kemendiknas.
menunjukkan bahwa meningkatkan kemampuan
berbahasa anak melalui metode bercerita pada Ecka, Pramita. 2010. Dahsyatnya Otak Anak
observasi awal diperoleh presentase sebesar Usia Emas, Panduan Pendidikan
31%, dimana terdapat 1 anak yang mendapat Orang Tua Dan Guru. Yogyakarta:
nilai Berkembang Sangat Baik (BSB) dan 4 Perpustakaan Nasional dalam
anak yang mendapat nilai Berkembang Sesuai Terbitan Interprebook.
Harapan. Pada siklus I diperoleh presentase
sebesar 56%, dimana terdapat 4 anak yang Mansyur. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini
mendapat nilai Berkembang Sangat Baik (BSB) Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
dan 5 anak yang mendapat nilai Berkembang Pelajar.
Sesuai Harapan (BSH), dan 44% yang tidak
tercapai, dimana 6 orang anak yang mendapat Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran
nilai Mulai Berkembang (MB) dan 1 orang anak Di Taman Kanak-kanak, Jakarta :
yang mendapat nilai Belum Berkembang (BB). PT. Rineka Cipta.
Kemudian mengalami peningkatan pada siklus
13
Ayunita Saribu, & Afifah Nur Hidayah / Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO 2 (1) (2019)
14