SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
ABDUL RAHMAN
NIM: 104016200426
OLEH
M. IKHWANUDIN AL FATAKH
NIM: 104016200442
1
2
3
4
ABSTRAK
Kata kunci: Pembelajaran Media Animasi, Hasil Belajar, Konsep Asam Basa.
Nilai-nilai sains.
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis mempunyai kekuatan
dan ketabahan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat dan salam tak lupa
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Penulis menyadari skripsi ini yang berjudul: ”Pengaruh Media Animasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Asam-Basa Terintegrasi Nilai”,
tidaklah mungkin dapat diselesaikan tanpa adanya dukungan dan dorongan baik
moral, material, dan spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
beserta staf dan jajarannya.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA beserta staf dan
jajarannya.
3. Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si., Dosen pembimbing I, atas motivasi dan
pembelajarannya untuk menjadi guru dan peneliti yang baik.
4. Tonih Feronika, M. Pd., Dosen pembimbing II, atas motivasi dan
pembelajarannya untuk menjadi guru dan peneliti yang baik.
5. Dedi Irwandi, M, Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, atas segala
dukungan.
6. Drs. Ali Ghozali, M. Pd., Kepala SMAN 1 Parung, atas kesempatan yang telah
diberikan untuk melakukan penelitian.
7. Atih Sri Niswati, S.Pd., Guru Bidang Studi Kimia SMAN 1 Parung, Atas saran
dan bantuannya terhadap penulis dalam melakukan penelitian.
8. Kakanda tercinta Tanenji, MA., atas segala dukungan moral dan materi, selama
kuliah.
9. Yudhi Munadhi, M. Ag., atas segala dukungan moral dan materi selama penulisan
skripsi.
10. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
yang telah membelajarkan kami dengan penuh semangat dan keihlasan.
iii
11. Segenap keluarga tercinta, Bapak H. Marzuki, Ibu Shopiyah, kakak, dan adikku
tercinta yang dengan penuh keikhlasan mengiringi kehidupan ini menjadi lebih
baik.
12. Seluruh Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Kimia, kawan-kawanku
Achmad Syaefudin, Abdul Rahman, Priyo Agung Nugroho, Sadar, serta semua
pihak yang telah memberikan sumbangan kritik, saran, dan kebersamaan kepada
penulis dalam melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini.
Hanya doa dan harapan yang dapat penulis sampaikan. Semoga semua pihak
yang telah bekerja sama dan membantu penyelesaian skripsi ini mendapatkan pahala
dan kesejahteraan dari Allah SWT. Aamiin
Akhirnya, besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca yang budiman.
Jakarta, 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 7
D. Perumusan Masalah ................................................................... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8
v
D. Prosedur Peneltian ...................................................................... 40
E. Instrumen Penelitian .................................................................. 41
F. Variabel Penelitian ..................................................................... 42
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 42
1. Tes ........................................................................................ 42
2. Angket .................................................................................. 43
H. Uji Coba Instrumen .................................................................... 44
1. Validitas Instrumen .............................................................. 44
2. Reliabilitas Instrumen .......................................................... 44
3. Tingkat Kesukaran ............................................................... 45
4. Daya Pembeda ...................................................................... 46
I. Teknik Analisis Data .................................................................. 47
1. Uji Normalitas ...................................................................... 47
2. Uji Homogenitas .................................................................. 49
3. Uji Hipotesis ........................................................................ 50
4. Perhitungan Data Angket ..................................................... 51
vi
E. Pembahasan .............................................................................. 64
F. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 67
BAB V KESIMPULAN SAN SARAN ....................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
LEMBAR UJI REFERENSI ........................................................................... 72
LAMPIRAN ...................................................................................................... 77
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian...................................................................................... 39
3.2 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................................. 45
3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran .................................................................. 46
4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen .................... 52
4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol ........................... 53
4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ................... 55
4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Kontrol .......................... 55
4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................................... 57
4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest .................................................................. 58
4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ................................................................ 58
4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest .............................................................. 59
4.9 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest ............................................ 60
4.10 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest .......................................... 61
4.11 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain ........................................... 62
4.12 Skor Perolehan Angket Siswa Angket Siswa .......................................... 63
4.13 Kriteria Perolehan Angket Siswa ............................................................ 63
4.14 Presentase Perolehan Angket Siswa ....................................................... 64
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
http://www.diknas.go.id/headline.php?id=3. diakses 2 Juni 2009. pukul 19.32 WIB.
1
2
2
Mary Ratcliffe, Values in The Classroom-The ‘Enacted’ Curriculum, Available at:
http://www.fremtidensnaturfag.dk/web2006/artikler/MR_Values_chap_nov_05.pdf. Accessed on
Nov 12, 2008, 1.30 pm, p. 2
3
Sumaji, dkk., Pendidikan Sains yang Humanistis, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
2003), hal. 35
4
lingkungan alam.4
Bertitik tolak dari hal tersebut, Peran guru sebagai pendidik sangat
penting, oleh sebab itu pendidik harus menggunakan pendekatan dan metode
pengajaran yang tepat untuk mencapai hasil belajar anak didik yang optimal,
maka penerapan suatu strategi dan metode dalam proses pembelajaran IPA-kimia
merupakan hal yang sangat penting dalam upaya membangun, menghayati dan
mengamalkan kandungan nilai-nilai sains yang terdapat dalam pembelajaran
kimia dengan meningkatkan kemampuan peserta didik secara konstruktif, yaitu
pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa
belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran,
seperti untuk menemukan ide pokok, memecahkan persoalan atau
pengaplikasiannya dalam kehidupan. Dengan pembelajaran ini biasanya siswa
akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat
dimaksimalkan.
Selain integrasi nilai-nilai yang diperlukan dalam pembelajaran, di zaman
yang serba modern ini, semakin ketatnya persaingan global, semakin majunya
teknologi, dan mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin hari
semakin maju dengan ditemukannya teknologi-teknologi baru yang dapat
menunjang proses belajar mengajar, maka masyarakat Indonesia diharapkan lebih
kreatif lagi dalam persaingan globalisasi menghadapi negara-negara tetangga yang
semakin hari, semakin maju meninggalkan Indonesia.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
meningkatkan teknologi pendidikan di Indonesia. Salah satunya dibentuknya
PUSTEKKOM (Pusat Teknologi dan Komunikasi) yang bertempat di Cipayung
Ciputat. PUSTEKKOM ini diharapkan dapat memajukan pendidikan Indonesia
dalam hal teknologi Informasi pendidikan. Teknologi Informasi sebagai media
yang menunjang terciptanya perangkat ajar. Dengan teknologi informasi maka
manusia dipermudah dalam memperoleh hal-hal yang dibutuhkan.
4
Anonim, Tanamkan Nilai-nilai Kehidupan Dengan Keteladanan, tersedia:
http://www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=0&id=3205 5 Juni 2008, jam. 13.48 WIB
5
Tingkat daya serap dalam belajar setiap manusia berbeda satu dengan yang
lain. Hal tersebut tergantung dari kemampuan setiap manusia untuk dapat
merekam informasi ke dalam media pengingat atau penyimpan data dalam hal ini
otak. Otak akan mudah menyimpan dan mengingat data menjadikannya informasi
jika dirawat dan dilatih terus menerus untuk mampu menyerap informasi.
Masa kanak-kanak adalah masa yang baik untuk melatih otak untuk dapat
mengolah data menjadi informasi. Pendidikan di masa kanak-kanak akan
menentukan masa depan anak, sehingga berkembanglah pendidikan khusus. Film
anak-anak seperti Dora the Explorer, The Wild thornberry, dan lainnya
merupakan film yang dapat dengan mudah mempengaruhi anak-anak. Film
tersebut membawa misi untuk mempelajari sesuatu dengan mengajak anak-anak
untuk menikmati cerita.
Lembaga riset dan penerbitan komputer, yaitu Computer technologi
Research (CTR), menyatakan bahwa orang yang mampu mengingat 20% dari
yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari
yang dilihat dan didengar dan 80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan
sekaligus.5 Dalam hal ini yang dapat mencakup penglihatan, pendengaran dan
sekaligus melakukan adalah pembelajaran melalui media multimedia animasi.
Sebuah gambar akan lebih berarti dari pada seribu kata.6 Belajar akan
lebih menyenangkan dan mudah diingat jika langsung diaplikasikan. Melalui
praktikum siswa dapat secara langsung memahami dan mengapliasikan teori-teori
yang disampaikan oleh pendidik. Melalui praktikum atau penggunaan media
animasi akan sangat menarik perhatian siswa, siswa akan lebih konsentrasi
memperhatikan proses yang terjadinya suatu proses melalui penggunaan media
animasi.
Melalui media animasi kegiatan pembelajaran yakni berupa sarana yang
dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong
motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan
5
Agus Suheri, Animasi Multimedia Pembelajaran, hal.27.
6
Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching; Mempraktikan Quantum Leraning di Ruang-
Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2000), hal.67.
6
abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami.7 Yang paling
utama dari media adalah mendatangkan sesuatu yang besar menjadi kecil
(sederhana). Dalam pembelajaran kimia terdapat materi pokok tentang elektron,
tentang reaksi kimia yang pada dasarnya membutuhkan visualisasi bukan hanya
konsep semata yang abstrak, dengan demikian siswa dapat mengetahui bagaimana
setiap benda mempunyai elektron yang selalu bergerak, siswa juga mengetahui
bagaimana proses terjadi reaksi kimia dan hal lain yang abstrak.
Bertolak pada pengembangan media dalam pembelajaran yang
menggembirakan, menyenangkan, mudah dipahami, kreatif, sederhana, dinamis,
dan murah. Berdasarkan penjabaran di atas terdapat kesulitan yang dihadapi
dalam proses belajar yang dikaitkan dengan materi IPA, khususnya kimia, yaitu
adanya kesulitan untuk mempelajari aspek kimia, baik yang bersifat konkrit
maupun abstrak. Oleh karena itu, diupayakan untuk meningkatkan peranan
pembelajaran kimia melalui suatu media yaitu animasi. Tujuan dari media animasi
yang digunakan adalah untuk memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
materi yang diberikan lebih mudah ditangkap dan tidak membosankan, lebih
menarik, menggembirakan, menyenangkan, mudah dipahami, sederhana, kreatif,
dinamis, murah, dan mengandung nilai. Salah satu media animasi yang
diperkenalkan dalam penelitian ini adalah Animasi komputer.
Animasi merupakan media komputasi multimedia berbentuk software
dimana terdapat penggabungan antara teks, audio, gambar dan video. Prof. Dr.
Yucel gursac, menyatakan bahwa “animation is to create many stable images
which show an object in a movement and to direct us to think as if it moves by the
help of playing these images one after the other”.8 Animasi komputer dalam
pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang lebih menarik.
Animasi komputer juga dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium digital
yang mini. Selayaknya laboratorium yang kita kenal, dalam laboratorium bisa
mencoba berbagai percobaan reaksi kimia. Diharapkan dari media Animasi ini
7
Asnawir, M. Basyrudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 21.
8
Assist. Prof. Dr. Yucel Gursac. 3-d Computer Animation production process on Distance
Education Program through Television: Anadolu University The Open Educational Faculty
Model, 2001. p.57
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah, antara lain:
1. Penerapan pembelajaran sains yang belum diintegrasikan dengan nilai-
nilai secara optimal.
2. Pengembangan pembelajaran kurang mengkaitkan adanya hubungan
antara konsep pembelajaran dengan aplikasi dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Perangkat bantu pembelajaran berbasis teknologi informasi yang masih
kurang..
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka
masalah dalam penelitian ini harus dibatasi. Dalam penelitian ini media
pembelajaran yang digunakan adalah animasi. Sedangkan hasil belajar siswa
dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif (pengetahuan siswa pada konsep
8
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
“Apakah penggunaan media animasi yang terintergasi nilai dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa?.”
BAB II
KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Media Animasi
a. Pengertian Media
Ditinjau dari prosesnya pendidikan adalah komunikasi, karena
dalam proses pendidikan terdapat komunikator, komunikan dan pesan
(message). Dalam berkomunikasi ada pesan yang disampaikan, pesan ini
dapat disampaikan melalui berbagai cara agar pesan yang dimaksud
sampai atau dimengerti oleh penerima pesan. Cara-cara menyampaikan
pesan ada bermacam-macam, ada yang melalui berbicara langsung,
melalui tulisan, dan lain sebagainya. Dalam pendidikan guru sebagai
penyampai pesan dan anak didik sebagai penerima pesan. Agar pesan
tersampaikan dengan baik, maka guru perlu media agar pesan dapat
diterima baik oleh anak didik.
Instructional media play a key role in the design and use of systematic
intruction. A medium, broadly concieved, is any person, material, or event
that establishes condition which enable the leaner to acquire knowledge,
skills, and attitudes. In this sense, the teacher, the textbook, and the school
environment are media. In the context of this book, however, media will be
defined as “the graphic, photographic, electronic, or mecanical means for
aresting, processing, and reconstituting visual or verbal information.9
Jadi jelas diungkapkan bahwa media merupakan alat untuk
memperoleh pengetahuan itu sendiri, contoh dari media adalah grafik,
photo, dan alat elektronik. Kata “media” berasal dari bahasa latin medius
9
Vernon S. Gerlach and Donald P. Ely, Teaching & Media Asystematic approach, (New
Jersey : Prentice –Hall), hal. 241.
9
10
10
Azhar Arsyad, Media Pembelajara, Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada, 2005, hal. 3.
11
Yudhi Munadi, Media Pembelajran; Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Press:
Ciputat. 2008, hal.7.
11
b. Fungsi Media
1) Sumber Belajar
Media sebagai penyalur, penyampai dan penghubung, yang
memudahkan terjadi proses belajar.
2) Fungsi Semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami
anak didik (tidak verbalistik).
3) Fungsi manipulatif
Media mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi
keterbatasan indrawi. Media dapat menghadirkan objek atau
peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti
peristiwa bencana alam, ikan paus melahirkan anak, dan lainlain.
4) Fungsi Psikologis
a) Fungsi Atensi, media dapat meningkatkan perhatian anak didik.
b) Fungsi Afektif, menggugah perasaan dan emosi, yang dapat
berwujud pencurahan perasaan minat, sikap penghargaan, dan
nilai-nilai.
c) Fungsi Kognitif, dapat memberikan gambaran yang repsentatif
dari sebuah peristiwa, atau objek.
d) Fungsi Imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi anak didik.
e) Fungsi Motivasi, dengan media pembelajaran anak didik
temotivasi dalam belajarnya.
c. Animasi
Secara teknis media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar yang dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar
diri seseorang (siswa) dan memungkinkan atau memudahkan
terjadinya proses belajar, baik secara individual maupun kelompok.
Dengan demikian, kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan
belajar siswa. Artinya, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat
12
12
Yudhi Munadi, Op. Cit. hal.150.
13
13
Ratna Willis Dahar. Teori-teori Belajar. Erlangga: Jakarta, 1989, hal.12.
15
14
Anonym, Benjamin Bloom and the Taxonomy of Learning, http://oaks.nvg.org/taxopmy-
bloom.html., diakses 2 juni 2009. Pukul 19.34 WIB.
16
Hasil belajar tiap siswa berbeda satu sama lain. Hal ini
dikarenakan hasil belajar ditentukan oleh kondisi belajar. Kondisi
belajar tersebut dapat berhasil dari dalam ataupun luar diri siswa.
Kondisi dari dalam diri siswa antara lain: keadaan fisik (Misalnya
sakit, sehat, lelah), keadaan psikis (misalnya senang, sedih, tertekan)
dan motivasi (tertarik atau tidak tertarik terhadap apa yang sedang
dihadapinya).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam
mencapai hasil belajar. Syah secara umum menggolongkan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:15
1) Faktor internal, meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis, yaitu:
a). Aspek Fisiologis, yakni aspek yang berhubungan dengan fisik
seseorang, seperti kondisi umum jasmanai dan tegangan otot yang
menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendinya dapat
mempengaruhi semangat dan instensitas peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
b). Aspek Psikologis, yakni aspek yang berhubungan dengan struktur
kejiwaan peserta didik. Aspek ini terdidi dari 5 faktor, yaitu
1) Inteligensi, yaitu kemampuan psiko-fisik untuk memberikan
reaksi terhadap rangsangan dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat.
2) Sikap, yaitu gejala internal yang berdimensi afektif, berupa
kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara
positif maupun negatif.
3) Bakat, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
15
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet.3, hal.
132.
17
16
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2006), hal. 53
19
17
Margaret E. Gredler, Classroom Assesment and Learning, (university of South
Carolina:2001). The McGill Indonesia IAIN Development Project. p.21.
18
Barbara Gross Davis, Tools for Teaching, (San Francisco: JB Publisher), The McGill
Indonesia IAIN Development Project. 2000. hal.334.
20
19
Isjoni, Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok, hal.62-64.
22
20
Singgih Trihastuti dan Yoko Rimy, Filosofi Sains, Tersedia: lpmpjogja.diknas.go.id.
Diakses 21 Agustus 2008 jam. 15.10 WIB
21
Shambaeh Usman, Integrating Value in Science Education : A Philippine Experience, The
International Seminar on Mathematics and Science Education. Faculty of Tarbiya and Theacher’s
Training UIN Jakarta, Oktober 28, 2008. p. 2
24
22
yang berhubungan dengan masalah sosial dan etika. Dalam konteks
demikian, pembelajaran yang seharusnya diberikan kepada siswa adalah
membangun pemahaman dan pengetahuan mengenai keterjalinan
pembelajaran sains dengan nilai-nilai sosial dan etika yang ada di
lingkungan sekitarnya.
Pemahaman tentang nilai yang terkandung dalam sains ini
menunjukkan pada kriteria untuk menentukan tingkat kebaikan, harga,
atau keindahan yang relatif konstan tentang suatu perilaku. Seseorang
yang melakukan tindakan terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh
seperangkat nilai-nilai yang telah dimiliki, dipelihara, dan diyakininya itu
dengan memberikan suatu pedoman atau acuan bagi dirinya dalam
memberikan sikap, menentukan keputusan, menghubungkan pikiran dan
perasaan dengan tindakan yang ditampilkannya.
Konsep nilai menurut J.R. Fraenkel dalam Lamijan, nilai adalah a
value is an idea concept about what someone thinks is important in life
(gagasan atau suatu konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang yang
penting dalam kehidupan). Pengertian ini menunjukkan bahwa, hubungan
antara subjek dengan objek memiliki arti yang penting dalam kehidupan
subjek. Sebagai contoh, segenggam garam di masyarakat Dayak lebih
berarti dari segumpal emas, karena garam sangat berarti bagi hidup dan
matinya orang Dayak; sedangkan bagi masyarakat Yogyakarta sekarung
garam tidak ada artinya bila dibandingkan dengan dengan satu ons emas,
karena emas memiliki arti yang lebih penting dalam kehidupan orang
kota.23
Dalam jurnal, Hill menyatakan “those beliefs held by individuals
to which they attach special priority or worth, and by which they tend to
order their lives”, bahwa nilai adalah suatu keyakinan seseorang tentang
22
Mary Ratcliffe, Values in The Classroom-The ‘Enacted’ Curriculum, Available at:
http://www.fremtidensnaturfag.dk/web2006/artikler/MR_Values_chap_nov_05.pdf. Accessed on
Nov 12, 2008, 1.30 pm, p. 1
23
Lamijan, Metoda dan Teknik Pendidikan Nilai. Dalam Jurnal Inkoma, Tahun 13, Nomor 1,
Februari 2002, hal. 15.
25
24
Seah dan Bishop, Values in Mathematics Textbooks: A View Through Two Australasian
Regions, Presented at 81st Annual Meeting of The American Educational Research Assosiation,
New Orleans, LA, 2000, p. 4
25
Maman Rachman, Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi
Muda Bangsa, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.028, Tahun ke-7, Maret 2001, hal. 3
26
Seah dan Bishop, loc. cit, p. 4
26
kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan,
berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi semacam objek bagi
kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan sesuatu yang memberi makna
dalam hidup, yang memberikan dalam hidup ini titik tolak, isi dan
tujuan.27
Konsep nilai terhadap diri seseorang dan masyarakat memberikan
prioritas terhadap keyakinan tertentu, pengalaman, dan tujuan, dalam
menyimpulkan bagaimana masa depan mereka, dan apa saja yang mereka
miliki. Dalam pengertian ini, ditegaskan bahwa nilai memiliki arti manfaat
bagi seseorang yang telah menghayati, mengamalkan, dan memeliharanya
dalam kehidupan yang dialaminya, sehingga seseorang tersebut memiliki
standar acuan dalam bagaimana menentukan sikapnya terhadap
problematika yang ada dihadapannya, serta memiliki keyakinan terhadap
nilai yang dianutnya tersebut ada kebahagiaan yang cukup besar di
kehidupan kini dan masa depannya.
Nik Azis dalam seminarnya menerangkan lebih lanjut mengenai
pengertian nilai ini bukan saja melibatkan aspek kepercayaan tetapi juga
aspek pemahaman, perasaan, dan tingkah laku manusia. Definisi bagi
istilah nilai adalah sejumlah hal yang dianggap penting, berharga, berguna
atau mustahak. Secara lebih abstrak nilai seringkali merujuk pada prinsip,
standar, atau pegangan yang melibatkan hal yang dianggap penting atau
berharga.28
Pengertian nilai menurut Milton Roceach dan James Bank dalam
Kartawisastra adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang
lingkup sistem kepercayaan, di mana seseorang harus bertindak atau
menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak
27
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global, (Jakarta:
Grasindo, 2007), hal. 198
28
Nik Azis Nik Pa, Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematika: Cabaran dan
Keperluan, International Seminar on Development of Values in Mathematics and Science
Education, 3-4 August 2007, Universiti of Malaya, hal. 4.
27
29
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai-Perkembangan Moral Keagamaan Mahasiswa
PTAIN, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal.16.
28
30
Nik Azis Nik Pa, loc. cit..hal.4.
31
Lamijan, loc. cit, hal. 19
29
32
Mawardi Lubis, Op. Cit. hal. xi
30
33
Mary Ratcliffe, loc. cit, p. 7
31
34
Mawardi Lubis, op. cit, hal. xxi
35
Yanti Herlanti, Development of Value Education Though Stories Based on Sciemce: How
To Integrate Value and Science In Basic Sshool?, The International Seminar on Mathematics and
Science Education. Faculty of Tarbiya and Theacher’s Training UIN Jakarta, Oktober 28-29, 2008.
p. 128
32
36
Alan J. Bishop, Values in Mathematics and Science Education: Similiraties and
Differences. The Montana Mathematics Enthusiast, ISSN 1551-3440, vol. 5, no. 1, p. 51
33
masa secara universal. Termasuk dalam nilai universal ini antara lain
hakikat kebenaran, keindahan dan keadilan. Adapun nilai subyektif
yaitu nilai yang sudah memiliki warna, isi dan corak tertentu sesuai
dengan waktu, tempat dan budaya kelompok masyarakat tertentu.37
e. Integrasi Nilai-nilai Sains yang Terkandung dalam Konsep Titrasi
Asam Basa
Dalam pembelajaran kimia terdapat banyak hal yang dapat
mengklarifikasi atau mengungkapkan nilai-nilai, sebab kimia menyentuh
banyak segi kehidupan manusia. Oleh karena itu, proses pembelajaran
kimia dalam upaya mengungkapkan nilai-nilai tergantung pada
pengetahuan tentang fakta-fakta dan konsep-konsep yang dipelajari siswa,
yang kemudian saling terhubung sehingga didapatkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam pembelajaran kimia.
Dalam Seminar Internasional “Integrating Value and Local
Wisdom: New Perpective Teaching and Learning in Mathematics and
Science Education” di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 28-29
Oktober 2008, Shambae Usman Menjelaskan bahwa:
37
Sulaiman Zein, Metode Penanaman Nilai Moral untuk Anak Usia Dini, diakses
dari http://smpnbilahulu.wordpress.com, sabtu, 23 Februari 2008.15.10.
38
Shambaeh Usman, loc. cit, p. 2
34
1) Nilai Religius
a) Rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
Sumber daya alam merupakan karunia Allah SWT., Allah
menciptakannya untuk kelangsungan umat manusia. Kapur tohor
diciptakan sebagai zat yang bersifat basa. Pada konsep titrasi asam
basa terdapat reaksi penentralan, asam dinetralkan dengan basa, begitu
pula sebaliknya basa dinetralkan dengan asam, dengan reaksi
penetralan tersebut memberikan suatu kandungan nilai yang dapat
dipahami melalui pembelajaran, di antaranya, yaitu penggunaan dan
peranan kapur tohor yang dapat menetralkan keasaman suatu keadaan
tanah yang asam, yang tadinya tidak dapat ditanami tanaman, dengan
penetralan tersebut tanah dapat ditanami tumbuhan.39
b) Keagungan Allah dan kelemahan makhluk
Nilai religius yang terkandung dalam konsep titrasi asam basa
berdasarkan penetralan adalah mengenai keagungan Allah dan
kelemahan makhluk-Nya, yaitu sebagai manusia, tubuh akan
mengeluarkan zat sisa asam, berupa keringat, bau mulut. Hal demikian
membuat manusia tunduk, bahwa hanya Allah yang paling sempurna.
Manusia membutuhkan zat lain berupa basa untuk menghilangkan bau
badan tersebut.
2) Nilai Intelektual
Nilai intelektual dipahami sebagai kemampuan pemahaman siswa
terhadap pembelajaran kimia untuk mengaplikasikan dalam kehidupannya
dan memahami sesuatu. Nilai intelektual merupakan manifestasi dari
hakikat sains sebagai hasil kreatifitas manusia Nilai ini dapat dilihat dari
pola sikap ilmiah, seperti berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu yang
tinggi dan kemampuan untuk menyelidiki (inkuiri) yang ditunjukkan
39
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung: Mughni
Sejahtera, 2005), h. 306.
36
B. Kerangka Berpikir
Kenyataan di lapangan pembelajaran masih berorientasi teacher
center, metodologi yang kurang menarik, hal ini menyebabkan kesulitan
dalam memahami pelajaran, yang pada akhirnya kondisi kelas yang pasif.
Seiring dengan era globalisasi ini membawa manusia ke dalam kehidupan
modern yang membawa masyarakat kurang memahami nilai-nilai, begitupun
penerapan nilai dalam materi-materi pelajaran yang ada di sekolah belakangan
ini sudah dirasakan luntur, sehingga hasil belajar siswapun dirasakan
menurun.
Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan seseorang/siswa yang
dihasilkan melalui proses akktivitas aktif dalam membangun pemahaman
informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil
belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal
cenderung mewujudkan hasil yang menyeluruh, yaitu siswa bukan hanya
dituntut untuk memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik,
sehingga mempunyai keahlian, keterampilan dan kemampuan intelektual,
tetapi juga mempunyai integritas moral yang baik.
Sebagai usaha untuk memperoleh suatu hasil belajar yang optimal.
Maka, diperlukan suatu penerapan model pembelajaran yang bukan hanya
sekedar menyampaikan informasi kepada siswa berupa fakta dan konsep, tapi
membutuhkan keterlibatan aktif siswa secara mental maupun fisik untuk
membelajarkan nilai-nilai sains yang terkandung di dalam pembelajaran kimia
37
konsep asam-basa.
Salah satu alternatif model pembelajaran efektif untuk membangun
pemahaman konsep dan siswa lebih aktif, kreatif dan mengalami dalam
kegiatan belajar-mengajar serta dapat membangun dan menghayati nilai-nilai
yang terkandung dalam pembelajaran kimia konsep asam-basa adalah
pembelajaran dengan media animasi.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh penggunaan media animasi yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa pada konsep asam-basa terintegrasi nilai
Ho : Tetidak terdapat pengaruh penggunaan media animasi yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa pada konsep asam-basa terintegrasi nilai.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
39
Keterangan:
Y1 : Pretest yang diberikan sebelum kegiatan pembelajaran
X : Pembelajaran dengan media animasi yang mengintegrasikan nilai
- : Pembelajaran secara konvensional
Y2 : Postest yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran
40
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2007), hal. 186.
41
Luhut Panggabean, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 1996), hal. 33.
40
teknik sampling.42 Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari
seluruh kelas XI sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan media
animasi yang terintegrasikan pendidikan nilai, dan kelas XI sebagai kelas
kontrol yang diajarkan dengan praktikum di laboratorium.
D. Prosedur Penelitian
1. Memilih Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan media animasi sebagai upaya untuk
mentransformasikan pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai sains yang
terkandung di dalam pembelajaran.
2. Memilih Materi
Materi yang dipilih pada penelitian ini adalah pada konsep asam-
basa yang merupakan salah satu materi pembelajaran kimia yang banyak
menyentuh aspek-aspek kemanusian dan aplikasi di dalam kehidupan.
3. Merencanakan Waktu dan Tempat
Peneliti mengalokasikan pembagian waktu dan merencanakan
penggunaan media untuk kegiatan pembelajaran yang ditulis dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Peneliti membelajarkan siswa baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. Di kelas eksperimen
42
Ibid, hal.33.
43
Sukardi, Op. Cit, hal. 64.
41
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang dapat menunjang
sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif berjumlah 20 soal untuk
mengukur tingkat pemahaman konsep kimia siswa pada pokok materi asam -
basa dan 10 butir kuesioner untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran dengan media animasi yang mengintegrasikan nilai.
Dalam hal ini soal tes objektif awal dan tes objektif akhir keduanya
dibuat sama untuk kedua kelompok. Hal ini dimaksudkan agar perubahan
pengetahuan dan pemahaman yang terjadi benar-benar diakibatkan oleh kedua
aspek itu. Sementara untuk kuesioner hanya diberikan pada kelompok
eksperimen di akhir pertemuan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan untuk tingkat SMA/MA
2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
3. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi
42
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dan variabel itu sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) : Pengunaan media animasi yang terintegrasi dengan
nilai.
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar siswa.
44
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 76.
45
Riduwan, Op. Cit. hal. 77.
43
46
Riduwan, Op. Cit, hal. 71.
44
Mp − Mt p
rpbi =
St q
keterangan:
rpbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya.
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
Untuk menginterpretasikan nilai korelasi yang diperoleh adalah dengan
melihat tabel nilai r product moment. Jika harga rhitung > rtabel maka butir
soal tersebut dinyatakan valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Realibilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni
sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg,
relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
Perhitungan koefisien realibilitas tes hasil belajar menggunakan metode
KR-20 yaitu:47
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 1998, hal 163.
45
k Vt − pq
r11 =
k −1 Vt
dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan
Vt = Varian total
p = proporsi subjek yang menjawab benar pada suatu butir
(proporsi subjek yang mendapat skor 1)
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada suatu butir
banyaknya subjek yang skornya 1
p =
N
proporsi subjek yanag mendapat skor 0
q =
(q = 1 - p)
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya (r11) sebagai berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,81-1,00 Sangat Baik
0,61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Sedang
0,21-0,40 Rendah
Sangat Rendah (tidak
<0.20
reliabel)
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
berpikir lebih tinggi dalam memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu
sukar menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mau mencobanya
46
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda soal tes
digunakan rumus sebagai berikut:49
(Ba - Bb)
D=
0,5 N
dimana:
D = daya pembeda
Ba = banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
Bb = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
N = jumlah peserta tes
48
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2006),. hal.103
49
Ahmad Sofyan, Op. Cit. hal.103
47
Jumlah f= - - f xi = f xi2 =
f. Mencari rata-rata (mean)
− fx i
x=
ri
48
50
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2007). hal. 132
49
2. Uji Homogenitas
Setelah kelas diuji kenormalannya, kemudian kelas diuji
kehomogenitasannya. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada
penelitian ini adalah dengan uji Bartlett.51
Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan Bartlett, yaitu:
1. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel
penolong
Kelompok dk (n-1) Si Log Si dk . Log Si
= (n-1) = - - dk.Log Si =
3. Menghitung Log S
4. Menghitung nilai B, yaitu:
B = logSx (n i − 1)
dengan:
(n i − 1)logSi = dk.logSi
sehingga:
2
hitung = ln10(B − dk.logSi )
51
Riduwan, Op. Cit. hal. 119
50
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua
kelompok, dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:52
− −
x1 − x 2
t=
1 1
Sg +
n1 n 2
dengan:
2 2
(n1 − 1)S1 + (n 2 − 1)S2
Sg =
n1 + n 2 − 2
dimana:
−
χ 1 = rata-rata skor kelompok eksperimen
−
x 2 = rata-rata skor kelompok kontrol
Sg = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)
S12 = varians kelompok eksperimen
S22 = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
52
Riduwan, Op. Cit. hal.160.
51
53
Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo, 2005. Hal.43
54
Ibid, Hal. 161
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah terkumpul meliputi data skor pretest dan
skor posttest dari 62 siswa yang terdiri dari kelompok eksperimen 32 siswa
dan kelompok kontrol 30 siswa diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
1. Data Hasil Belajar
a. Pretest Hasil Belajar Kimia Siswa Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil
belajar, dari 32 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai terendah 25
dan nilai tertinggi 60, nilai rata-rata sebesar 42,88, simpangan baku 9,01
dan varians (9,01)2. Skor rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen
yaitu 43. Siswa yang mendapat skor diatas rata-rata sebanyak 46,88 %,
yaitu siswa pada kelas interval nomor 4, 5 dan 6. Siswa yang mendapat
skor dibawah rata-rata sebanyak 25 %.
b. Hasil Pretest Hasil Belajar Kimia Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil
belajar, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai terendah 25
dan nilai tertinggi 60, nilai rata-rata sebesar 41,5, simpangan baku 9,37
dan varians (9,37)2. Skor rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen
yaitu 41,5. Siswa yang mendapat skor diatas rata-rata sebanyak 40 % yaitu
siswa pada kelas interval nomor 4, 5, dan 6. Siswa yang mendapat skor
dibawah rata-rata sebanyak 26,67 %, yaitu siswa pada kelas interval
nomor 1 dan 2.
Perolehan hasil belajar siswa sebelum pemberian perlakuan dengan
menggunakan model Pembelajaran Media Animasi, yaitu suasana
pembelajaran kelas yang belum terorganisasi secara baik untuk mengikuti
pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat kepada guru sebagai satu-
satunya sumber belajar bagi mereka, sehingga kesempatan siswa untuk
ikut mengalami pembelajaran menjadi sangat kecil. Selain itu, kemampuan
52
53
55
Shirlee Maihoff, Teaching Techniques vol. 65, No. 4. Available at:
https://www.asrt.org/Media/Pdf/ForEducators/4_InstructionalTechniques /4.8CoopLearning.pdf
Accessed on September, 25, 2008.
54
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Pretest
2 2
berdistribusi normal karena memenuhi kriteria hitung tabel.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Posttest
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Statistik
2
S eksperimen 81,1452
S2 kontrol 66,0413
S2 gabungan 73,84
2
hitung 0,298
2
tabel 3,841
Kesimpulan Homogen
57
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Statistik
S2 eksperimen 60,1088
2
S kontrol 99,1264
2
S gabungan 78,96
2
hitung 1,866
2
tabel 3,841
Kesimpulan Homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk) = 1 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Dari
tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian yang
2 2
homogen karena memenuhi hitung tabel.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dengan skor
pretest kelompok kontrol.
Tabel 4.9
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Kelompok Kelompok
Keterangan
Eksperimen Kontrol
Jumlah sampel 32 30
x 43 41,9
2
S 81,16 66,04
t-hitung 0,27
t-tabel 2,00
Kesimpulan Tidak Berbeda
58
Dari perhitungan diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,27 dan t-tabel 2,00.
Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa t-hitung berada di
daerah penerimaan Ho, yaitu –ttabel < thitung < ttabel atau atau –2,00 <
0,27 < 2,00. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf
kepercayaan 0,95 hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan
rat-rata skor pretest kelompok kontrol. Penghitungan uji kesamaan dua
rata-rata hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 13.
b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah skor posttest
kelompok eksperimen yang menggunakan animasi asam-basa bernuansa
nilai religius lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan skor
posttest kelompok kontrol yang tidak menggunakan animasi.
Tabel 4.10
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Kelompok Kelompok
Keterangan
Eksperimen Kontrol
Jumlah sampel 32 30
x 73,00 58,33
2
S 60,11 99,13
t-hitung 2,27
t-tabel 2,00
Kesimpulan Berbeda
Dari perhitungan diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,27 dan t-tabel 2,00.
Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan bahwa t-hitung berada di
daerah penerimaan Ha, yaitu ttabel thitung atau 2,00 2,27. Dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0,95 hal ini
menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor posttest kelompok eksperimen dengan rat-rata skor posttest kelompok
kontrol. Penghitungan uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest dapat
dilihat pada lampiran 13.
59
Kelompok Kelompok
Keterangan
Eksperimen Kontrol
Jumlah sampel 32 30
x 0,62 0,30
2
S 0,01 0,04
t-hitung 3,28
t-tabel 2,00
Kesimpulan Berbeda
Peningkatan hasil belajar kimia siswa diperoleh dari nilai normal gain.
Adapun nilai rata-rata normal gain dari hasil belajar kimia siswa kelompok
eksperimen sebesar 0,62 dan kelompok kontrol sebesar 0,30. Dari nilai
tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok
eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain
itu, berdasarkan hasil uji-t dengan taraf kepercayaan 95% ( = 0,05), diperoleh
normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari
kelompok kontrol (thitung = 3,28 dan ttabel = 2,00). Penghitungan lengkap uji
kesamaan dua rata-rata normal gain dapat dilihat pada lampiran 13.
Kategori peningkatan hasil belajar kimia siswa diperoleh dari
penghitungan normal gain. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada
60
Dari hasil penghitungan untuk persentase respon siswa, diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 4.13
Persentase Perolehan Angket Siswa
Kriteria Ferekuensi Persentase
Baik sekali 0 0%
Baik 4 13 %
Cukup 25 78 %
Kurang 0 0%
Gagal 3 9%
Jumlah 32 100 %
Dari tabel 4.13, dapat dilihat responden yang menjawab baik bahwa
pembelajaran dengan media animasi pada konsep asam-basa dengan integrasi
nilai ini ada 13%, yang menjawab cukup ada 78%, yang menjawab kurang
ada 0%, dan yang menjawab gagal ada 9%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
memberikan respon yang baik terhadap pembelajaran dengan media animasi
pada konsep asam-basa dengan terintegrasi nilai, lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 12.
D. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil pretest diketahui nilai rata-rata kelompok
eksperimen sebesar 43 dan kelompok kontrol sebesar 41.5, sedangkan
berdasarkan hasil posttest diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen
sebesar 71.56 dan kelompok kontrol sebesar 61.13. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa siswa yang diajarkan dengan media animasi pada konsep
asam-basa dengan integrasi nilai memiliki kenaikan yang lebih tinggi
dibandingkan siswa yang hanya diajarkan dengan pembelajaran tanpa animasi.
Kedua kelompok tersebut berada pada distribusi normal, baik pada hasil uji
pretest maupun posttestnya. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian
63
menunjukkan bahwa ttabel thitung atau 2,00 4,82. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara
signifikan dari kelompok kontrol.
Dengan demikian, model pembelajaran dengan media animasi dalam
pembelajaran kimia pada konsep reaksi asam basa terintegrasi nilai
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
memahami kandungan pembelajaran secara utuh dan dapat membuktikan
hipotesis bahwa model pembelajaran dengan animasi memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep reaksi asam – basa
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan data berupa hasil
belajar kimia dengan media animasi asam-basa terintegrasi nilai religius dan
pembelajaran tanpa bernuansa nilai religius, serta respon siswa terhadap
pembelajaran dengan media animasi pada konsep asam-basa yang integrasi
nilai, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran
dengan media animasi pada konsep asam-basa yang integrasi nilai terhadap
hasil belajar kimia siswa. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan media animasi pada konsep asam-basa dengan integrasi nilai,
kegiatan pembelajaran berpusat pada guru (techer centered). Aktivitas siswa
dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Sehingga siswa
kurang mampu mengemukakan dan mengaplikasikan ide pada bermacam
situasi serta kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam kerja ilmiah.
Akibatnya siswa kurang menguasai konsep yang sedang dipelajari.
Berdasarkan tes tertulis di awal pembelajaran, yang selanjutnya
dilakukan uji kesamaan dua rata-rata pretest diketahui bahwa hasil belajar
kimia siswa kedua kelompok penelitian pada konsep asam-basa menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
pada kedua kelompok penelitian memiliki pengetahuan yang sama tentang
asam-basa.
Pada pertemuan pertama aktivitas belajar masih belum tercapai dengan
65
optimal. Dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang sibuk mengobrol,
bercanda, mengganggu kelompok lain, tidak serius dalam mengikuti prosedur
yang dicantumkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada saat
mepresentasikan hasil temuannya di depan kelas jumlah siswa yang bertanya
maupun yang menanggapi pertanyaan masih sedikit dan terbatas hanya pada
siswa yang berkemampuan lebih dan memiliki keberanian. Hal ini disebabkan
oleh kebiasaan siswa sebelumnya yaitu siswa lebih banyak mendengarkan dan
mencatat informasi yang disampaikan oleh guru dan sering menunggu
penjelasan guru.
Pada pertemuan kedua dan ketiga selama penyelidikan siswa terlihat
lebih bertanggung jawab misalnya serius dalam melaksanakan penyelidikan
dan jujur dalam pengambilan data, selain itu siswa sangat antusias dan
bersemangat dalam menyampaikan ide dan gagasannya dalam pembelajaran.
Ide gagasan tersebut harus dihargai dan siswa diberi kesempatan
mengembangkan ide dan kreatifitasnya.
Penggunaan media animasi pada kelompok eksperimen dan tanpa
bernuansa nilai religius pada kelompok kontrol telah dapat meningkatkan hasil
belajar kimia siswa pada konsep asam-basa. Akan tetapi, penyisipan nilai-nilai
religius pada konsep asam-basa dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa
yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak menyisipkan
nilai-nilai religius (kelompok kontrol). Hal ini dibuktikan dari hasil nilai rata-
rata posttest yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan
dengan kelompok kontrol dan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
posttest kelompok kontrol.
Selain itu, nilai rata-rata normal gain kelompok eksperimen lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hasil uji-t pada normal gain, yang
dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pada taraf kepercayaan 95%
diperoleh nilai yang menunjukkan bahwa normal gain pada kelompok
eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol.
66
F. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Adapun beberapa kekurangan dan kelemahan dari
penelitian ini diantaranya adalah membutuhkan kreativitas guru dalam
merancang dan menerapkan kegiatan pembelajaran, memerlukan waktu dan
tenaga lebih banyak dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media animasi,
selain itu terbatasnya kemampuan peneliti dalam upaya mencari cara yang
paling tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep asam-basa
yang bernuansa nilai religius.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis pada data penelitian ini
diperoleh bahwa t-hitung 2,27 lebih besar dari t-tabel 2,00, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan
pembelajaran kimia menggunakan animasi pada konsep asam-basa terintegrasi
nilai terhadap hasil belajar kimia pada siswa kelas XIA di sekolah SMA Negeri 1
Parung.
Respon siswa yang diajar dengan menggunakan animasi pada konsep
asam-basa terintegrasi nilai yang menjawab baik sebanyak 13%, dan yang
menjawab cukup sebanyak 78%, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
memberikan respon yang baik/positif terhadap penerapan pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan media animasi pada konsep asam-basa
terintegrasi nilai.
B. Saran
Adapun saran yang mudah-mudahan dapat dilaksanakan oleh beberapa
pihak antara lain:
1. Dalam suatu proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Kimia, guru
diharapkan dapat memilih pendekatan yang tepat serta strategi yang cocok
dengan materi yang akan diajarkan, agar materi yang didapat oleh siswa dapat
diingat lebih lama dan diaplikasikan di dalam lingkungannya.
2. Guru diharapkan lebih sering mengaktifkan siswa dalam tugas bersama untuk
belajar secara nyata di lingkungan agar proses pembelajaran lebih bermakna,
selain itu guru juga diharapkan untuk mengangkat nilai-nilai yang terkandung
dalam suatu materi pembelajaran.
3. Penggunaan media animasi dapat menjadi alternatif pembelajaran pada konsep
yang lain untuk meningkatkan hasil belajar Kimia siswa.
68
69
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Prof. Dr. MA, Media Pembelajara, Jakarta: PT. Raja Grasindo
Persada, 2005,
Assist. Prof. Dr. Yucel Gursac. 3-d Computer Animation production process on
Distance Education Program through Television: Anadolu University The
Open Educational Faculty Model, 2001.
Barbara Gross Davis, Tools for Teaching, (San Francisco: JB Publisher), The McGill
Indonesia IAIN Development Project. 2000.
Gerlach, Vernon S. and Donald P. Ely, Teaching & Media Asystematic approach,
(New Jersey : Prentice –Hall.
69
70
http://www.diknas.go.id/headline.php?id=3.
Lamijan, Metoda dan Teknik Pendidikan Nilai. Dalam Jurnal Inkoma, Tahun 13,
Nomor 1, Februari 2002.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, cet.III
Nik Azis Nik Pa, Pengembangan Nilai dalam Pendidikan Matematika: Cabaran dan
Keperluan, International Seminar on Development of Values in Mathematics
and Science Education, 3-4 August 2007, Universiti of Malaya
Sofyan, Ahmad, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN
Press, 2006.
Sulaiman Zein, Metode Penanaman Nilai Moral untuk Anak Usia Dini, diakses
dari http://smpnbilahulu.wordpress.com, sabtu, 23 Februari 2008.15.10.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarifhidayatullah, 2007.
LAMPIRAN
78
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
D. Pertanyaan Kunci
Bagaimana perbedaan konsep asam dan basa menurut Arrhenius, bronbsted-lowry dan lewis?
E. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted- Lowry dan lewis.
2. Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan
basa konjugasinya
F. Bahan dan alat Pembelajaran
Per Kelas Per Siswa Per Kelompok
Buku kimia SMA semester 2, buku referensi yang Lembar Kerja
relevan dan searching di internet, multimedia
(laptop, LCD)
pembelajaran yang dicapai dari penting yang harus diketahui oleh Allah SWT, sesuai
materi yang akan dibahas dalam pembelajaran dengan QS.Al Baqarah
• Memotivasi siswa dengan sikap • Siap melakukan proses ayat: 31
keterbukaan dan sambutan yang pembelajaran
baik terhadap siswa
Individual • Guru menanyakan Menanyakan • Siswa menjawab pertanyaan 6 menit Allah Menciptakan
prediction kepada siswa tentang teori asam dari guru segala sesuatu sesuai
(tanya jawab basa. dengan sifatnya masing-
konsep asam ”Apakah kalian pernah masing, sesuai dengan
basa) merasakan rasa jeruk surat al An’am ayat 141
limo?Pernakah kalian
merasakan rasa
sabun/detergen?Mengapa jeruk
rasanya asam dan sabun
rasanya pahit?dengan
menampilkan gambar dan
animasi.
81
(diskusi menyelesaikan beberapa soal. soal dan pada waktu yang telah
kelompok ditentukan harus menyerahkan
untuk hasil pekerjannya.
memecahkan
masalah)
Group report • Guru mengoreksi jawaban siswa • Siswa dalam kelompoknya 15 menit
(melaporkan apakah sudah benar atau belum. secara bergantian menulis
hasil/jawaban Jika masih terdapat siswa yang jawaban dari tiap soal di papan
dari tiap soal) belum dapat menjawab dengan tulis.
benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan
Short • Guru menjelaskan kembali dan • Siswa menyimak penjelasan 20 menit
explanation menyimpulkan pelajaran hari ini, guru.
(menyimpulkan dipastikan semua siswa
materi yang memahami materi yang
telah diberikan hari ini.
diajarkan).
Apply to a new • Guru memberikan tugas berupa • Siswa mencatat tugas rumah 5 menit
latihan soal.
situation
83
A. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa, larutan asam-basa, metode dengan menentukan sifat larutan dan pengukuran, dan
menghitung pH larutan.
C. Indikator
4.1.1. Menjelaskan dengan benar konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted- Lowry dan lewis.
4.1.2. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa
konjugasinya.
4.1.3. Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.
85
4.1.4. Menggambarkan peranan konsep asam-basa berdasarkan pengikatan dan pelepasan hidrogen dan pelepasan dan
penerimaan elektron dalam kehidupan sehari-hari.
D. Pertanyaan Kunci
Bagaimana persamaan reaksi asam dan basa menurut Arrhenius, bronbsted-lowry dan lewis?
E. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mengidentifikasi sifat larutan asam-basa dengan lakmus, indikator universal, indikator alami.
b. Siswa dapat menggambarkan peranan konsep asam-basa berdasarkan pengikatan dan pelepasan hidrogen dan pelepasan dan
penerimaan elektron dalam kehidupan sehari-hari.
F. Bahan dan alat Pembelajaran
Per Kelas Per Siswa Per Kelompok
Buku kimia SMA semester 2, buku referensi yang Lembar Kerja
relevan dan searching di internet, multimedia
(laptop, LCD)
Individual • Guru Apersepsi : Menanyakan • Siswa menjawab pertanyaan 6 menit Allah menciptakan
prediction kepada siswa tentang asam basa. dari guru makhluknya dengan sifat
(tanya jawab ”Apakah kalian pernah dan manfaat yang
konsep asam menggunakan kunyit, kubis berbeda-beda. Al An’an
basa) sebagai indikator asam basa? Ayat 91
memberikan bimbingan
Short • Guru menjelaskan kembali dan • Siswa menyimak penjelasan 20 menit
explanation menyimpulkan pelajaran hari ini, guru.
(menyimpulkan dipastikan semua siswa
materi yang memahami materi yang
telah diberikan hari ini.
diajarkan).
Apply to a new • Guru memberikan tugas berupa • Siswa mencatat tugas rumah 5 menit
situation latihan soal. yang diberikan oleh guru.
(menggunakan
persamaan
yang telah
diajarkan ke
dalam sosl-soal
dengan variasi
yang berbeda).
89
H. Penilaian
Nontes : Sikap
Tes : Tes Tertulis Berupa isian
A. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa, larutan asam-basa, metode dengan menentukan sifat larutan dan pengukuran, dan
menghitung pH larutan.
C. Indikator
4.1.5. Menjelaskan dengan benar konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted- Lowry dan lewis.
4.1.6. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa
konjugasinya.
4.1.7. Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.
91
4.1.8. Menggambarkan peranan konsep asam-basa berdasarkan pengikatan dan pelepasan hidrogen dan pelepasan dan
penerimaan elektron dalam kehidupan sehari-hari.
D. Pertanyaan Kunci
Bagaimana cara menghitung dan mengukur larutan asam-basa?
E. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat menghitung dan mengukur pH larutan asam basa.
b. Siswa dapat menggambarkan peranan konsep asam-basa berdasarkan reaksi penetralan dalam kehidupan sehari-hari.
F. Bahan dan alat Pembelajaran
Per Kelas Per Siswa Per Kelompok
Buku kimia SMA semester 2, buku referensi yang Lembar Kerja
relevan dan searching di internet, multimedia
(laptop, LCD)
M. Ikhwanudin Al fatakh
RANGKUMAN MATERI
Pertemuan Ke-1
a. Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. Asam
Arrhenius dapat dirumuskan sebagai HxZ dan dalam air mengalami ionisasi sebagai
berikut.
HxZ(aq) → xH+(aq) + Zx-(aq)
Contoh :
Asam cuka (CH3COOH) dan asam klorida (HCl) di dalam air mengion sebagai
berikut.
CH3COOH(aq) → CH3COO-(aq) + H+(aq)
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam disebut valensi asam,
98
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+ disebut ion
sisa asam.
b. Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida
(OH ). Jadi pembawa sifat basa adalah ion OH-. Basa Arrhenius merupakan
-
hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH)x, dan dalam air mengalami
ionisasi sebagai berikut.
M(OH)x (aq) → Mx+(aq) + xOH-(aq)
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaslkan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Contoh :
NaOH → Na+ + OH-
Meskipun tidak mempunyai gugus hidroksida, larutan ammonia (NH3) ternyata
bersifat basa. Hal ini terjadi karena NH3 bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis)
membentuk ion OH- sebagai berikut.
NH3(aq) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Rancang dan lakukan pencarian untuk menetukan sifat asam-basa dari berbagai
larutan/bahan di sekitar Anda, misalnya air sabun, larutan garam, air jeruk, larutan
ammonia, air tanah, dan air got. Anda dapat menggunakan air suling sebagai contoh
larutan netral, asam cuka sebagai contoh larutan asam, dan air kapur sebagai contoh
larutan basa. Dalam menentukan asam, basa suatu bahan dapat dilihat dari contoh
yang ada.
- Tulis laporan lengkap dari pencarian ini.
1. Analisis perbedaan teori asam basa menurut Arhenius, bronsted lowry, dan lewis
2. Klasifikasikan bahan-bahan disekitar anda!
99
Pertemuan Ke-2
Berbagai jenis zat warna yang dipisahkan dari tumbuhan kemungkinan juga dapat
digunakan sebagai sebagai indicator asam-basa, misalnya, daun mahkota bunga
(kembang sepatu, bogenvil, mawar, dan lain-lain).
Penilaian :
• Unjuk kerja, diskusi
• Portofolio, laporan eksperimen
Analisis Data
1. Dari pengujian dengan air bunga, air bunga yang manakah yang dapat
digunakan sebagai indikator asam-basa yang baik? Jelaskan jawabanmu.
2. Tariklah kesimpulan dari kegiatan ini.
100
Pertemuan Ke-3
Materi : Teori Asam-Basa Arrhenius dan Konsep pH, pOH, dan pKw
c. Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. Asam
Arrhenius dapat dirumuskan sebagai HxZ dan dalam air mengalami ionisasi sebagai
berikut.
HxZ(aq) → xH+(aq) + Zx-(aq)
Contoh :
Asam cuka (CH3COOH) dan asam klorida (HCl) di dalam air mengion sebagai
berikut.
CH3COOH(aq) → CH3COO-(aq) + H+(aq)
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+ disebut ion
sisa asam.
d. Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida
(OH ). Jadi pembawa sifat basa adalah ion OH-. Basa Arrhenius merupakan
-
hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH)x, dan dalam air mengalami
ionisasi sebagai berikut.
M(OH)x (aq) → Mx+(aq) + xOH-(aq)
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaslkan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Contoh :
NaOH → Na+ + OH-
Meskipun tidak mempunyai gugus hidroksida, larutan ammonia (NH3) ternyata
bersifat basa. Hal ini terjadi karena NH3 bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis)
membentuk ion OH- sebagai berikut.
NH3(aq) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
e. pH
pH = - log [H+]
dari definisi tersebut, dapat disimpulkan beberapa rumus sebagai berikut.
Jika [H+] = 1 × 10-n, maka pH = n
101
f. pOH
Analogi dengan pH (sebagai cara menyatakan konsentrasi ion H+), konsentrasi ion
OH- juga dapat diyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH.
pOH = - log [OH-]
Kc = [H+][OH-]
[H2O]
Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil perkalian Kc dengan [H2O]
Merupakan suatu konstan yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw).
Kw = [H+]×[OH-]
Apabila ke dalam air ditambahkan suatu asam, maka [H+] akan bertambah, tetapi hasil
perkalian [H+] × [OH-] tidak akan berubah, tetap sama dengan Kw. Hal ini dapat
terjadi karena kesetimbangan bergeser ke kiri yang menyebabkan pengurangan [OH-].
Kesetimbangan juga akan bergeser jika ke dalam air ditambahkan suatu basa. Dari
pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa:
Dalam larutan berair : [H+] × [OH-] = Kw
Dalam larutan murni (larutan netral) : [H+] = [OH-]
Dalam larutan asam : [H+] > [OH-]
Dalam larutan basa : [H+] < [OH-]
Jika kedua ruas persamaan ini diambil harga negative logaritmanya, diperoleh:
pada suhu kamar, dengan harga Kw = 1 × 10-14 (pKw = 14), maka pH + pOH = 14
Penilaian
Tertulis tipe subjektif dengan mengerjakan soal
Soal
1. Apakah penyebab sifat asam dan basa? Sebutkan beberapa sifat khas asam dan
basa.
2. Sebutkan berbagai zat dalam kehidupan sehari-hari yang berdifat asam dan basa.
3. Tuliskan reaksi ionisasi dari asam/basa berikut.
a. Asam nitrat b. Barium hidroksida
4. Apakah yang dimaksud dengan pH?
5. Berapakah pH larutan, jika [H+]:
6. Berapakah konsentrasi ion OH- dalam larutan yang mengandung ion H+ 0,05 M?
7. Berapakah konsentrasi ion H+ dalam larutan yang mengandung ion OH- 0,025
M?
8. Berapakah pH larutan jika [OH-] = 2 × 10-5?
103
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENELITIAN
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang Anda anggap paling benar !
1. Menurut konsep Bronted-Lowry dalam reaksi :
NH3 + H2O NH4 + + OH –
18. Dibawah ini yang tidak dapat di jadikan indikator alami adalah ….
a. Air tebu d. kulit manggis
b. kunyit e. tumbuhan yang mempunyai warna
mencolok
c. ektrak bunga sepatu
19. Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam 200 mL larutan yang mengandung 0,05
mol HCl ….
a. 0, 25 M d. 0,35 M
b. 0,10 M e. 0,15 M
c. 0,20 M
20. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah apabila dimasukkan ke dalam
larutan …..
a. Kalium Hidroksida d. Asam klorida
b. Natrium klorida e. Natrium sitrat
c. Barium sulfat
21. Seorang siswa telah menentukan pH air hujan disuatu daerah industri dengan
menggunakan indikator berikut ini :
Indikator Daerah Perubahan Warna
Metil Merah pH 3,1 - pH 4,4
merah kuning
Brom Kresol pH 3,8 - pH 5,4
Hijau kuning biru
Brom Timol pH 6,0 - pH 7,6
Biru Kuning biru
Fenolftalein PH 8,0 - pH 10,0
Tdk berwarna merah
Jika ternyata harga pH = 5,7. maka pasangan indikator yang digunakan adalah
…..
a. Metil merah dengan brom kresol hijau
b. Brom kresol hijau dengan brom timol biru
c. Brom timol biru dengan fenolftalein
d. Metil merah dengan fenolftalein
e. Brom kresol hijau dengan fenolftalein
112
a. 1 d. 1 dan 2
b. 2 e. 1 dan 3
c. 3
30. Larutan penyangga merupakan campuran ….
a. Larutan asam kuat dengan garamnya
b. Larutan asam kuat dengan asam lemah
c. Larutan basa kuat dengan garamnya
d. Larutan asam lemah dengan garamnya
e. Larutan asam lemah dengan basa lemah
31. Campuran yang merupakan larutan penyangga adalah ……
a. Larutan 100 mL NaOH 0,1 M dengan 100 mL CH3COOH 0,1 M
b. Larutan 200 mL NaOH 0,1 M dengan 100 mL CH3COOH 0,1 M
c. Larutan 100 mL NaOH 0,1 M dengan 200 mL CH3COOH 0,1 M
114
Lampiran 4
Jawaban
Lampiran 5
r_tabel = 0.349
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 18
2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 16
3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 18
4 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9
5 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 13
6 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7
8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 20
9 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 7
10 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 17
11 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 10
12 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 12
13 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 14
14 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12
15 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 15
16 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 18
17 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 15
18 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10
19 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 8
20 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 10
119
21 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7
22 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9
23 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 6
24 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
25 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7
26 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13
27 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
28 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 17
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12
30 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 17
31 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5
32 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9
Juml
ah 12 13 9 12 10 9 13 14 10 10 11 12 11 11 13 10 12 13 10 10 13 10 8 10 9 10 9 10 9 9 10 10 8 10 9 369
p 0.375 0.406 0.281 0.375 0.312 0.281 0.406 0.437 0.312 0.312 0.343 0.375 0.343 0.343 0.406 0.312 0.375 0.406 0.312 0.312 0.406 0.312 0.25 0.312 0.281 0.312 0.281 0.312 0.281 0.281 0.312 0.312 0.25 0.312 0.281
q 0.62 0.593 0.718 0.625 0.687 0.718 0.593 0.562 0.687 0.687 0.656 0.625 0.656 0.656 0.593 0.687 0.625 0.593 0.687 0.687 0.593 0.687 0.75 0.687 0.718 0.687 0.718 0.687 0.718 0.718 0.687 0.687 0.75 0.687 0.718
mp 13.66 13.84 9.888 13.66 14.9 13.88 13.76 13.78 13.1 14.7 11.36 13.75 11.27 15.36 13.84 15 14.08 11.92 15 14.2 14.53 13.3 11.62 10.2 9 14.1 12 15.1 12.66 12.11 14.9 14.6 11.62 14.8 9.333
mt 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53 11.53
sdt 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529 4.529
rbis 0.365 0.422 -0.22 0.365 0.490 0.325 0.408 0.438 0.233 0.471 -0.02 0.379 -0.04 0.612 0.422 0.516 0.436 0.071 0.516 0.397 0.549 0.263 0.011 -0.19 -0.34 0.382 0.064 0.531 0.156 0.080 0.501 0.456 0.011 0.486 -0.30
rtabel 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349
ktrg V V D V V D V V D V D V D V V V V D V V V D D D D V D V D D V V D V D
119
Lampiran 6
Nomor Butir
Resp Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 18
2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 16
3 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 18
4 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9
5 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 13
6 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7
8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 20
9 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 7
10 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 17
11 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 10
12 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 12
13 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 14
14 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12
15 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 15
16 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 18
17 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 15
18 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10
19 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 8
20 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 10
119
21 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7
22 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 9
23 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 6
24 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
25 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7
26 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13
27 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
28 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 17
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12
30 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 17
31 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5
32 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9
Jumlah 12 13 9 12 10 9 13 14 10 10 11 12 11 11 13 10 12 13 10 10 13 10 8 10 9 10 9 10 9 9 10 10 8 10 9 369
P 0.37 0.40 0.28 0.37 0.31 0.28 0.40 0.43 0.31 0.31 0.34 0.37 0.34 0.34 0.40 0.31 0.37 0.40 0.31 0.31 0.40 0.31 0.25 0.31 0.28 0.31 0.28 0.31 0.28 0.28 0.31 0.31 0.25 0.31 0.28
121
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Perhitungan Validitas pada Butir Soal No.1 menggunakan product moment.
Xt 2 Xt
2
Sdt = −
N N
2
4891 369
= − = 152.84375 − 132.96972 = 20.51512 = 4.52936
32 32
6. Menentukan koefisen biserial
Mp − Mt p
rpbi =
St q
127
k s2 − pq
r11 =
k −1 s 2
32 20.51512 − 7.649414
=
32 − 1 20.51512
32 12.865706
=
31 20.51512
= 1.02941 (0.62713)
= 0.64736 = 0.65 (Tinggi)
128
B
P=
JS
12
P= = 0.375 (Sedang)
32
B A BB 9 3 6
D= − = − = = 0.375 (cukup)
J A J B 16 16 16
Lampiran 10
KISI –KISI ANGKET
Lampiran 11
ANGKET SISWA
Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Asam Basa Terintegrasi Nilai.
Nama : …………………………………………..
Kelas : …………………………………………..
Sekolah : …………………………………………..
Petunjuk Pengisian:
Bacalah pernyataan berikut baik-baik, kemudian beri tanda ceklis (√) pada kolom
yang sesuai dengan pendapat anda.
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TT = Tidak tahu
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
No Aspek yang dinilai SS S TT TS STS
1. Saya bersyukur atas karunia Allah yang
telah menciptakan keunikan garam dari
perpaduan asam dan basa.
2. Belajar mengenai asam basa menambah
keyakinan saya terhadap kebesaran Allah
SWT sang Maha Pencipta.
3. Saya tidak dapat merasakan manfaat ketika
belajar asam basa.
4. Belajar mengenai asam basa dengan media
animasi sangat menarik, karena saya tidak
perlu pergi ke laboratorium dan menyentuh
zat-zat kimia secara langsung.
5. Saya tidak perlu mencari animasi-animasi
131
Lampiran 12
ANALISIS DATA ANGKET
Kemudian dicari nilai rata-rata dan standar deviasi dengan membuat tabel
frekuensi dari data skor angket tiap siswa sebagai berikut:
Nama Skor (Xt) Kriteria
1 C
46
2 B
47
3 B
47
4 F
25
5 C
45
6 B
48
7 C
45
8 C
46
9 C
44
10 C
44
11 C
46
12 C
46
13 C
46
14 C
45
15 B
47
16 C
46
17 C
44
18 C
46
19 C
44
20 C
46
21 C
46
22 C
46
23 C
46
24 C
45
25 F
35
26 C
46
27 C
46
134
Skor terbesar = 48
Skor terkecil = 25
Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
= 48 – 25
= 23
Banyak kelas (BK) = 1 + 3.3 log (32)
= 1 + 3.3 (1,5)
= 1 + 4,95 = 5,95 ≈ 6
R 23
Panjang kelas (i) = = = 3,8 ≈ 4
BK 6
Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas Nilai
No interval f tengah (xi) xi2 f . xi f . xi2
1 25 – 28 2 26.5 702.25 53 1404.5
2 29 – 32 0 30.5 930.25 0 0
3 33 – 36 1 34.5 1190.25 34.5 1190.25
4 37 – 40 0 38.5 1482.25 0 0
5 41 – 44 4 42.5 1806.25 170 7225
6 45 – 48 25 46.5 2162.25 1162.5 54056.3
7 49 – 52 0 50.5 2550.25 0 0
Jumlah 32 1420 63876
Rata-rata ( x )
fxi 1420
x = = = 44,375
n 32
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
135
2
n fxi − ( fxi ) 2 32 × 63876 − (1420) 2 27632
s= = = = 27.8 = 5.28
n(n − 1) 32(32 − 1) 992
Lampiran 13
Skor terbesar = 60
Skor terkecil = 25
Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
= 60 – 25
= 35
Banyak kelas (BK) = 1 + 3.3 log (32)
= 1 + 3.3 (1,5)
= 1 + 4.95 = 5.95 ≈ 6
R 35
Panjang kelas (i) = = = 5.83 ≈ 6
BK 6
137
Rata-rata ( x )
fxi 1372
x = = = 42,88 ≈ 43
n 32
2
n fxi − ( fxi ) 2 32 x61340 − (1372) 2 80496
s = = = = 81.145 =
n(n − 1) 32(32 − 1) 992
9.01
42.5 − 43
Z4 = = -0.05
9.01
48.5 − 43
Z5 = = 0.61
9.01
54.5 − 43
Z6 = = 1.28
9.01
60.5 − 43
Z7 = = 1.94
9.01
k
( fo − fe) 2
χ 2 hitung =
i =1 fe
χ 2
=
hitung
Skor terbesar = 90
Skor terkecil = 55
140
Rata-rata ( x )
fxi 2338
x = = = 73.06 ≈ 73
n 32
2
n fxi − ( fxi ) 2 32x17283.5 − (2338) 2 5928
s= = = = 60.108 = 7.75
n(n − 1) 32(32 − 1) 992
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan batas kelas, yaitu:
54.5 − 73
Z1 = = -2.39
7.75
60.5 − 73
Z2 = = -1.61
7.75
66.5 − 73
Z3 = = -0.84
7.75
72.5 − 73
Z4 = = -0.06
7.75
78.5 − 73
Z5 = = 0.71
7.75
84.5 − 73
Z6 = = 1.48
7.75
90.5 − 73
Z7 = = 2.26
7.75
k
( fo − fe) 2
χ 2 hitung =
i =1 fe
Skor terbesar = 60
Skor terkecil = 25
Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
= 60 – 25
= 35
Banyak kelas (BK) = 1 + 3.3 log (30)
= 1 + 3.3 (1,47)
= 1 + 4.851 = 5.85 ≈ 6
R 35
Panjang kelas (i) = = = 5.83 ≈ 6
BK 6
Rata-rata ( x )
fxi 1257
x = = = 41,9
n 30
2
n fxi − ( fxi ) 2 30x54583.5 − (1257) 2 57456
s= = = = 66.0413 = 8.13
n(n − 1) 30(30 − 1) 870
Skor terbesar = 80
Skor terkecil = 40
Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
= 80 – 40
= 40
Banyak kelas (BK) = 1 + 3.3 log (30)
= 1 + 3.3 (1,47)
= 1 + 4.851 = 5.85 ≈ 6
R 40
Panjang kelas (i) = = = 6.66 ≈ 7
BK 6
147
Rata-rata ( x )
fxi 1750
x = = = 58.33
n 30
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
2
n fxi − ( fxi ) 2 30x104958− (1750) 2 86240
s= = = = 99.1264 = 9.95
n(n − 1) 30(30 − 1) 870
k
( fo − fe) 2
χ 2 hitung =
i =1 fe
149
Homogenitas Pretest
Sampel dk = n - 1 Si Log Si (dk) Log Si
XI
31 81.1452 1.9093 59.1883
(Eksperimen)
XI
29 66.0413 1.8198 52.7742
(Kontrol)
Jumlah = 2 (n − 1) = 60 111.9625
Varians Gabungan
(n −1)S1 + (n2 −1)S2 (31x81.1452) + (29x66.0143) 2.515.5012 + 1.915.1977
S= 1 = =
(n −1) 60 60
4.430.6989
= = 73.84
60
Ternyata χ 2 hitung χ 2 tabel atau 0.298 3.841, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
Homogenitas Posttest
Sampel dk = n - 1 Si Log Si (dk) Log Si
XI
31 60.1088 1.7789 55.1459
(Eksperimen)
XI
29 99.1264 1.9961 57.8869
(Kontrol)
Jumlah = 2 (n − 1) = 60 113.0328
Varians Gabungan
(n −1)S1 + (n2 −1)S2 (31x60.1088) + (29x99.1264) 1.863.3728 + 2.874.6656
S= 1 = =
(n −1) 60 60
4.738.0384
= = 78.96
60
151
Ternyata χ 2 hitung χ 2 tabel atau 1.866 3.841, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
C. Uji Hipotesis
1. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Hipotesis yang diajukan:
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
152
Uji-t
− −
x1 − x 2
t=
1 1
Sg +
n1 n 2
dengan:
2 2
(n1 − 1) S1 + (n2 − 1) S 2
Sg =
n1 + n2 − 2
Sehingga
43 − 41.9 1.1
t= = = 0.27
1 1 6.69 x0.60
6.69 +
32 30
Ha : X Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
Uji-t
− −
x1 − x 2
t=
1 1
Sg +
n1 n 2
dengan:
2 2
(n1 − 1) S1 + (n2 − 1) S 2
Sg =
n1 + n2 − 2
Sehingga
73 − 62 11
t= = = 2.27
1 1 8.08 x 0.60
8.08 +
32 30
Uji-t
− −
x1 − x 2
t=
1 1
Sg +
n1 n 2
dengan:
2 2
(n1 − 1) S1 + (n2 − 1) S 2
Sg =
n1 + n2 − 2
Sehingga
0.615 − 0.30 0.315
t= = = 3.28
1 1 0.16 x0.60
0.16 +
32 30
Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung sebesar 3.28 dan
ttabel = 2.00. Ternyata memenuhi kriteria pengujian ttabel thitung atau 2.00 3.28.
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 0.95, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara normal gain
kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok control.
156
Lampiran 14
157
Lampiran 15
158
Lampiran 16
159
Lampiran 17
160
161
162
163