Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Disusun oleh : Hartina


Nomor Stanbuk : 04202101003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSIM BUTON
TAHUN AJARAN 2021/2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
1. Satuan pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Genap
Standar Kompetensi : Memahami konsep segi empat dan menentukan
ukurannya
Kompetensi dasar : Mengindentifikasi sifat-sifat persegi panjang,
persegi,
trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang
Waktu : 2 x 40 Menit
2. Indikator
a. Menjelaskan pengertian jajargenjang, persegi, persegi panjang,
belah ketupat, .trapesium dan layang-layang menurut sifatnya.
b. Menjelaskan sifat sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya
3. Tujuan Pembelajaran.
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian jajargenjang, persegi, persegi
panjang, belah ketupat, .trapesium dan layang-layang menurut sifatnya.
b. Siswa dapat menjelaskan sifat sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya
4. Materi Ajar.
a. Persegi panjang dan persegi
b. Jajargenjang
c. Belah ketupat
d. Layang-layang
e. Trapesium
5. Strategi Pembelajaran.
a. Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
b. Model Pembelajaran : Kooperatif Tipe Jigsaw.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahap/Fase Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan 1. Pembukaan, presensi kehadiran
2. Menyampaikan tujuan dan memberikan
pandangan terhadap siswa tentang pentingnya
materi yang akan dipelajari
3. Tanya jawab tentang bangun datar.
4. Guru memperlihatkan macam-macam bangun
datar segi empat.
5. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari
b. Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi kepada siswa,
2. Siswa mendengar penjelasan guru tentang bangun
datar segi empat.
3. Guru menjelaskan bagaimana sifat-sifat bangun
datar segi empat secara umum.
4. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam

i
kelompok – kelompok belajar
5. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
kecil yang beranggota 4 siswa yang di beri nama
kelompok berbeda.
6. Setiap anggota kelompok mempunyai nomor yang
berbeda.
7. Setiap siswa yang mempunyai nomor yang sama
akan gabung dalam satu kelompok dan akan
menjadi kelompok ahli.
8. Siswa yang menjadi ahli akan mendapat topik
yang sama untuk mendiskusikan.
9. Siswa mendiskusikan topik sama dalam kelompok
ahli masing-masing
10. Guru membimbing siswa dalam kelompok ahli
11. Siswa diberi kesempatan bertanya dan memberi
tanggapan
12. Siswa kembali kelompok asal untuk menjelaskan
kepada teman–teman satu kelompok apa yang
telah dipelajarinya di kelompok ahli (setiap ahli
mendapat materi yang berbeda).
c. Kegiatan penutup 1. Evaluasi dan memberikan penghargaan
Evaluasi dan 2. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
memberikan bangun datar segi empat.
penghargaan 3. Siswa mengerjakan soal secara individu
4. Guru memberi tugas rumah dan
menginformasikan materi yang akan dipelajari
selanjutnya.
5. Setiap kelompok diberi penghargaan berdasarkan
keaktifan siswa

7. Alat dan Sumber Belajar.


Buku teks Matematika Jilid 1B untuk SMP Kelas VII karangan M. Cholik
Adinawan dan Sugijono penerbit Erlangga
8. Penilaian.
Teknik :Non tes dan Tes.
Bentuk instrumen :Pertanyaan lisan dan tertulis.

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunianya yang telah memberikan nikmat kesehata dan ilmu
pengetahuan sehingga saya bias menyelesaikan tugas makalah ini. Dan tak lupa
pula saya panjatkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta
para keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen pembimbing mata
kuliah Strategi Pembelajaran Matematika, adapun makalah saya ini mengenai
“Model pembelajaran Jigsaw”. Semoga makalah saya yang sederhana ini
memberikan manfaat bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa makalah saya ini
masih jauh dari kata kesempurnaan serta banyak kekurangan- kekurangannya,
oleh karena itu saya sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dalam
perbaikan makalah ini.

Baubau, Desember 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... iii


Daftar Isi .............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Sejarah Pembelajaran Jigsaw.......................................................................... 3
B. Model Pembelajaran Jigsaw ........................................................................... 3
C. Ciri-ciri Model Pembelajaran Jigsaw ............................................................. 5
D. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw ......................................................... 5
E. Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw ......................................................... 6
F. Kekurangan Model Pmebelajaran Jigsaw ...................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 8
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pendidikan ialah “homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang
menekankan bahwa manusia adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif
terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok di terapkan di Indonesia karena
sesuai dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff
dimana siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
pelaksanaan pembelajaran. Adapun tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini
mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, serta menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka
mencoba untuk mempelajari semua materi secara sendirian.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw”
bahwa metode pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar
belajar kelompok, tetapi ada unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson
mangatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative
learning teknik jigsaw.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sejarah model pembelajaran jigsaw?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran jigsaw?
3. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran jigsaw?
4. Apa saja langkah-langkah model pembelajaran jigsaw?
5. Apa kelebihan model pembelajaran jigsaw?
6. Apa kekurangan model pembelajaran jigsaw?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah model pembelajaran jigsaw.
2. Untuk mengetahui model pembelajaran jigsaw.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri model pembelajaran jigsaw
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran jigsaw.
5. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran jigsaw.
6. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran jigsaw.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Model Pembelajaran Jigsaw


Jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh Elliiot Aronson tahun 1971 dan dipublikasikan tahun 1978.
Pada awalnya penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar
mengurangi rasa kompetensi pembelajaran dan masalah ras yang terdapat
disebuah kelas yang berada di Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami
mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itupun memunculkan intervensi
dari sekolah-sekolah untuk menghilangkan masalah tersebut.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson
dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan
temen-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Pada tahun 1971
Aronson dan beberapa lulusan pembelajaran lainnya menciptakan jigsaw dan
mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Dan usaha keras ini berhasil den-
gan sukses. Pembelajaran yang pada awalnya kurang berkomunikasi mulai
berkomunikasi dan mulai bekerjasama.

B. Model Pembelajaran Jigsaw


Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah
yang lebih baik. Model pembelajaran jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar
yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota
kelompok lain.
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca,
menulis,berbicara, ataupun mendengarkan. Selain itu, siswa bekerja sama
dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan
untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung

3
jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi
tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997)
Model pembelajaran jigsaw merupakan tipe model pembelajaran
kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6
orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari
dan menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain. (Arends, 1997)
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan
demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja
sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. (Lie,A. 1994)
Para anggota dari tim–tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu
untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik
pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswi itu
kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok
yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal. Pendidik diwajibkan menguasai ilmu
pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya. (Sadikin, A.,
Aina, M., & Hakim, N. 2018)

4
C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Jigsaw
Adapun ciri-ciri pada model pembelajaran jigsaw yaitu:
1. Setiap anggota tim terdiri dari 4-6 orang yang disebut kelompok asal
2. Kelompok asal tersebut dibagi lagi menjadi kelompok ahli
3. Kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi sesuai
keahliannya
4. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi

D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw


Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran tipe
jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan topik. Guru menuliskan topik tersebut di papan tulis dan
menanyakan kepada peserta didik apa yg mereka ketahui mengenai topik
tersebut.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kelompok ini dinamakan
kelompok asal.
3. Ketika peserta didik telah berkumpul pada kelompok asal, guru bisa
menginstruksikan ketua kelompok untuk membagi tugas anggotanya sesuai
dengan subtopik yg telah ditentukan.
4. Selanjutnya masing2 anggota pada kelompok asal memisahkan diri &
berkumpul dengan anggota kelompok asal yg lain yg memiliki subtopik yg
sama (kelompok ahli).
5. Pada kelompok ahli setiap anggota kelompok akan turut serta
mendiskusikan 1 subtopik yg sama.
6. Pada tahap ini guru dapat berkeliling ke masing2 kelompok ahli untuk
memantau jalannya diskusi.
7. Ketika diskusi pada kelompok ahli telah selesai, setiap anggota kelompok
ahli kembali ke kelompok asal.
8. Ketika semua anggota kelompok asal telah kembali maka masing2 anggota
ahli bergiliran menyampaikan ilmu yg didapat saat diskusi pada kelompok
ahli.

5
9. Pada tahap selanjutnya, guru bisa menginstruksikan kelompok asal untuk
merangkum hasil diskusi dan menuliskannya pada kertas.
10. Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas,
masing2 anggota kelompok asal akan bergiliran mempresentasikan didepan
kelas mengenai hasil rangkuman dari keseluruhan subtopik yg telah mereka
diskusikan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan
review terhadap topik yang telah dipelajari. (Nurhadi, Agus Gerrard. 2003)

E. Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw


Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok
ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam
memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.
3. Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa percaya diri
dan hubungan interpersonal yang positif.
4. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan
kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing
kelompok.
5. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam
dan sederhana dengan anggota kelompoknya.
6. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut
kepada teman kelompok belajarnya.
7. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok.
8. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata. (Ibrahim, Muhsin dkk.
2000)
F. Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kekurangan yaitu:
1. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit
dalam menyampaikan materi pada teman.
2. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol

6
jalannya diskusi.
3. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli.
4. Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai
antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.
5. Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa kurang bisa
berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya.

6. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika
ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas- tugas dan
pasif dalam diskusi.
7. Jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode sulit
dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti
kelompok.
8. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum
terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum
model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson
dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan
temen-teman di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran jigasaw adalah
pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas
penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian
tersebut kepada anggota kelompok lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arends. 1997. Dalam http://matamatika-ipa.com http://matematika-


ipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-
jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/
Arends, Richard I. 2000. Classroom Instruction and Management. New
York:McGraw Hill
Hakim, N., Yudiyanto, Y., Sa’diah, H., & Setiana, E. P. (2020). Manual Book
Biology Scientific Camp: Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis
Outdoor Approach. BIODIK, 6(1),12-22.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i1.8458
Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University
PressLie, Anita. 1994. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo
Nurhadi, Agus Gerrard. 2003. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya
dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang
Sadikin, A., Aina, M., & Hakim, N. (2018). PENERAPAN ASESMEN
BERBASIS PORTOFOLIO DAN JURNAL BELAJAR UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF DAN
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
PERENCANAAN PENGAJARAN BIOLOGI. BIODIK, 2(2), 50 - 61.
https://doi.org/10.22437/bio.v2iNo 2.4907

Anda mungkin juga menyukai