Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU KEBUMIAN

ATMOSFER BUMI

Dosen Pengampu:

Dr. Ni Made Pujani, M.Si.

Putu Hari Sudewa, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Made Nia Oktaviana Sasnita 2113071003

Vina Anisa Putri 2113071008

Ni Putu Ratna Asti Dewi 2113071022

Nelli Margaretha Arebo 2113071038

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunianya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Atmosfer Bumi”. Makalah ini
penulis susun berdasarkan data dari berbagai sumber yang penulis dapatkan dan penulis mencoba
menyusun data-data itu hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk makalah.
Selama proses pembuatan makalah ini, banyak hal yang penulis dapatkan, termasuk ilmu
pengetahuan baru tepatnya mengenai materi “Atmosfer Bumi”.

Semoga dengan tersusunnya makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan, sebab pengetahuan
penulis yang sangat terbatas, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan agar
kedepannya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.

Singaraja, 24 Oktober 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Atmosfer

Atmosfer merupakan campuran berbagai gas yang tidak berwarna, tidak terlihat, tidak
berbau. Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang menyelimuti permukaan padat dan cair
pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh beratus-ratus kilometer, dan akhirnya
bertemu dengan medium antar planet yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya.
Atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km
dari atas permukaan bumi.

Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih terkenal dengan nama udara dan
menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari
atmosferaumi. Bagian bawah dari atmosferaumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau,
es, dan permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran
berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi
biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara (disebut
udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan
sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.

2
Table 1 Gas-gas Penyusun Atmosfer Bumi

Nama Gas Simbol Kimia Volume (%)


Nitrogen N2 78,08%
Oksigen O2 20,98%
Argon Ar 0,93%
Karbondioksida CO2 0,034%
Neon Ne 0,0018%
Helium He 0,00525
Ozon O3 0,0006%
Hidrogen H2 0,00005%
Krypton Kr 0,00011%
Metana CH4 0,00015%
Xenon Xe Sangat kecil

Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga
keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk
hidup. Karbondioksida yang berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil
sampingan oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang
makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat
dalam lapisan udara atau atmosferaumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran
sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam lapisan
udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis
pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap gas
karbondioksida dari udara dan mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral
dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta secara buatan gas
karbondioksida berasal dari asap pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran
hutan, dan lain-lain.

Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam
atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat
berguna bagi kehidupan di bumi, karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang

1
dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di
permukaan bumi. Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan
menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di
antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan
menimbulkan penyakit kanker kulit.

2.2 Lapisan-Lapisan Atmosfer

Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan, antara lain:

Gambar 1 Lapisan-Lapisan Atmosfer Bumi


Sumber: Gurupendidikan.co.id

Gambar 2 Lapisan Atmosfer Bumi Dengan Ketinggian Masing-masing


Sumber: Wordpress.com

1. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosferaitu pada ketinggian 0-18 km
di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ±10 km. Di daerah
khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80 °

2
C. Daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata
54° C, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata
46° C. Lapisan troposfer ini pengaruhnya sangat besar sekali terhadap kehidupan mahkluk
hidup di muka bumi. Lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan
iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam
atmosfer terdapat pada lapisan ini. Ciri khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah
suhu (temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu setiap naik
100-meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur) udara menurun sebesar ±0,5° C.
Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause yang menjadi batas antara
troposfer dan stratosfer. Suhu (temperatur) udara di lapisan ini relatif konstan atau tetap,
walaupan ada pertambahan ketinggian, yaitu berkisar antara -55° C sampai -60° C.
Ketebalan lapisan tropopause ±2 km. Pada lapisan ini, hampir semua jenis cuaca,
perubahan suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban udara yang kita rasakan
sehari-hari terjadi. Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari
troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan
menyalurkan panasnya ke udara. Pada troposfer ini terdapat gas-gas rumah kaca yang
menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global. Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planetair: 0-1 km
b. Lapisan konveksi: 1-8 km
c. Lapisan tropopause: 8-12 km

Tropopause merupakan lapisan pembatas antara lapisan troposfer dengan


stratosfer yang temperatunya relatif konstan. Pada lapisan tropopause kegiatan udara
secara vertikal terhenti.

2. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian
antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses
inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian
dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu
pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0° C.

3
Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini
terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas
tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis, lapisan panas dan lapisan campuran teratas.
Umumnya suhu (temperatur) udara pada lapisan stratosfer sampai ketinggian 20 km
tetap. Lapisan ini disebut dengan lapisan isotermis. Lapisan isotermis merupakan lapisan
paling bawah dari stratosfer. Setelah lapisan isotermis, berikutnya terjadi peningkatan
suhu (temperatur) hingga ketinggian ±45 km. Kenaikan temperatur pada lapisan ini
disebabkan oleh adanya lapisan ozon yang menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan
sinar matahari. lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air, awan ataupun debu atmosfer,
dan biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan mesin jet terbang pada lapisan ini. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan cuaca.
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian
sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat
dingin yaitu - 70° F atau sekitar - 57° C. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang
terjadi dengan pola aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi
di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang cukup signifikan. Dari bagian
tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik,
karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini
menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18 ° C pada
ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya.
Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari.
Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang
aman untuk kesehatan. Ozon berwarna biru pucat yang terbentuk dari tiga atom oksigen
(03). Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan dapat ditemukan di lapisan stratosfer
yaitu lapisan awan yang terletak antara 15 hingga 35 km dari permukaan bumi. Lapisan
ozon sangat penting karena ozon menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk
melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV
spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV
dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV-B
dan ia merusak hampir semua kehidupan. Adanya penyerapan radiasi UV-B sebelum

4
sinar UV sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi
yang merusak kehidupan.

3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang
dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat. Mesosfer terletak pada
ketinggian antara 49-82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan
pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang
terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari
angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi
biasanya terbakar di lapisan ini. Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu
(temperatur) udara, rata-rata 0,4° C per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur) udara
ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang negatif.
Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81° C. Bahkan di puncak mesosfer yang
disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan lapisan termosfer
temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar - 100° C.
4. Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai
pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada ketinggian antara 82-800 km dari
permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini
merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada
perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek. Disebut
dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini
yaitu sekitar 19.820° C. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu.
Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik
yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum
munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang
radio jarak jauh.
5. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada ketinggian antara
800-1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya

5
gerakan atom-atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas
dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari
permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang antar planet dan
geostasioner. Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran
meteor dari angkasa luar.

2.3 Komposisi Atmosfer

Atmosfer tersusun atas gas-gas utama, berupa nitrogen (N2), oksigen (O2), argon (Ar),
dan karbon dioksida (CO2). Nitrogen memiliki jumlah terbesar yang mencapai kurang lebih 78%.
Gas ini berperan penting bagi pertumbuhan tanaman. Oksigen dihasilkan terutama melaui proses
fotosintesis tumbuhan hijau daun. Karbondioksida secara alami dihasilkan dari pernafasan
makhluk hidup (manusia dan hewan), dan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis.

Beberapa gas lain dengan volume lebih kecil adalah neon, helium, hidrogen, kripton,
methane, xenon, radon, serta ozon. Meskipun jumlahnya sedikit, gas-gas itu memberi pengaruh
bagi atmosfer. Hidrogen(H2) yang berasal dari penguapan berbagai perairan dipermukaan bumi,
berperan dalam menjaga kestabilan suhu dan membentuk formasi awan hujan. Ozon (O 3)
berperan dalam menyerap radiasi sinar ultra violet matahari sehingga tidak lagi berbahaya karena
jumlahnya sudah berkurang ketika sampai kepermukaan bumi.

Fungsi Atmosfer Bumi

Setiap kali menghirup udara, manusia diingatkan bahwa tidak dapat hidup tanpa udara.
Udara bersih adalah kebutuhan fisik manusia yang merupakan hubungan timbal balik antara
manusia dan lingkungan. Atmosfer membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia.
Adanya efek rumah kaca di atmosfer, sinar matahari yang masuk ke bumi dapat diserap dan
menghangatkan udara. Suhu rata-rata di permukaan bumi naik 33℃ lebih tinggi menjadi 15℃
dari seandainya tidak ada efek rumah kaca (-18℃ ), suhu yang terlalu dingin bagi kehidupan
manusia. Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Atmosfer berguna untuk
melindungi makhluk hidup yang ada di muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu
udara siang dan malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk bumi lainnya.

6
Atmosfer juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang
mencapai sekitar 270℃ di bawah nol. Selain atmosfer, sabuk Van Allen, suatu lapisan yang
tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi
berbahaya yang mengancam planet ini. Radiasi yang terus-menerus dipancarkan oleh matahari
dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Apabila sabuk Van Allen
tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali
pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi. Bumi memiliki kerapatan
terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan
besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini
membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran
radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin
dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatulain yang berkemungkinan memiliki
medan magnet adalah Merkurius tetapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil
dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar Bumi, tidak memiliki medan magnet. Lapisan
pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.

Sifat Atmosfer Bumi

1. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi bumi sampai ketinggian
560 km dari permukaan bumi.
2. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat laun dengan
menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
3. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat diraba (kecuali bergerak
sebagai angin).
4. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang.
5. Mempunyai berat (56 × 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan. 99% dari beratnya
berada sampai ketinggian 30 km, dan separuhnya berada di bawah 6000 m.
6. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat pergesekan
(misalnya meteor hancur sebelum mencapai permukaan bumi). Sangat penting untuk
kehidupan dan sebagai media untuk proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi bumi
terhadap tenaga penuh dari matahari pada waktu siang. menghalangi hilangnya panas

7
pada waktu malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada siang hari 93,3℃ dan pada malam
hari -148,9℃

2.4 Struktur Vertikal Atmosfer

2.5 Perawan

Perawanan atau awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfera. Awan terlihat seperti
asap berwarna putih atau kelabu di langit. Awan berwarna putih disebabkan karena Sinar matahari adalah
kombinasi dari berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda. Butiran air dan es
dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah seluruh komponen sinar matahari. Pembauran sinar
dengan panjang gelombang yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih. Secara global,
sistem perawanan memang berperan untuk menyaring, mengurangi, bahkan mengeliminasi radiasi
matahari. Tapi, jika matahari tampak mengintip dari awan, misalnya, pendaran radiasi matahari dari awan
itu justru akan membuat radiasi matahari meningkat dibanding tidak ada awan sama sekali. Radiasi sinar
matahari yang terbaur memang bisa menambah besar atau kecilnya radiasi matahari yang datang.
Tergantung tipe awannya. Lapisan awan yang tipis dan awan yang tersebar akan memantulkan sinar
matahari yang datang serta meningkatkan pembauran radiasi. Sebaliknya, awan yang tebal akan
mengurangi bauran itu.

Miliaran butiran air atau kristal es yang melayang-layang di udara menyusun awan-awan itu.
Berikut ini adalah tipe-tipe dan bagaimana mereka terbentuk.

A. Proses Pembentukan Awan

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titiktitik air, terbentuklah awan.
Peluapan ini boleh berlaku dengan dua cara:

1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyerat.
Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih
rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga
banyaknya.

2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfera adalah lembap. Udara makin lama akan menjadi
semakin tepu dengan uap air.

8
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu
akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah
sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun jika titik-titik air
tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang
menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti
menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa
hujan. Berat titik-titik air dalam awan boleh mencapai beberapa jutaan, namun biasanya saiz (isipadu)
awan adalah amat besar, jadi ketumpatan awan sebenarnya adalah cukup rendah untuk membolehkan
angin di bawah dan di dalam awan menyokongnya.

B. Klasiikasi Awan

Awan merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak digunakan sebagai indikator
keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan menghasilkan hujan, oleh karena itu
pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan sangat diperlukan. Berikut ini dijelaskan klasifikasi awan
berdasarkan morfologi, dan ketinggian.

1. Berdasarkan Morfologi (Bentuk)

Berdasarkan morfologi awan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Awan cumulus Bentuk awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar) dengan dasar horizontal.

2. Awan Stratus Awan jenis ini tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata.
Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.

3. Awan Cirrus Jenis awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung.
Sering terdapat Kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.

2. Berdasarkan Ketinggiannya

1. Golongan Awan Tinggi (diatas 6000 mdpl)

1. Awan Cirrus (Ci)

Awan Cirrus (Ci) : : di atas 9 km Cirrus (Ci) merupakan sebutan dari awan tipis, halus dan berserabut.
Kata Cirro digunakan untuk sebutan dari bentukbentuk awan yang selevel dengan cirrus, contohnya
Cirrocumulus dan cirrostratus. Bentuk/wujudnya : Awan halus, struktur berserat seperti bulu burung dan
tersusun sebagai pita yang melengkung, sehingga seolah-olah bertemu pada satu atau dua titik di horizon.
Awan ini tersusun atas Kristal es dan biasanya tidak mendatangkan hujan. Fisisnya : terdiri dari kristal-

9
kristal es. Cirrus tebal atau cirrus densus, mampu menghalangi datangnya sinar matahari dan bulan
sehingga menimbulkan halo (lingkaran seperti cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai proses kristal
es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari dan bulan.

2. Awan Cirrostratus (Cs)

Awan Cirrostratus (Cs) : 6 - 7 km Cirrostratus merupakan awan yang sulit dideteksi, namun dengan
adanya awan ini, itu biasanya menandakan datangnya front panas. Ini berarti mungkin akan ada hujan
atau jatuhnya presipitasi. Cirrostratus dapat menimbulkan Bentuk/wujudnya : Awan ini terbentuk seperti
kelambu putih halus, menutup seluruh angkasa, berwarna pucat atau kadang-kadang Nampak sebagai
anyaman yang tidak teratur. Sering menimbulkan lingkaran disekeliling matahari atau bulan. Awan ini
tidak menghasilkan hujan. Fisisnya : Cirrostratus terdiri dari kristal-kristal es atau butirbutir es.

3. Awan Cirrocumulus (Cc)

Awan Cirrocumulus (Cc) : 7,5 - 9 km Cirrocumulus merupakan awan tinggi (high cloud). bentuknya
mirrip dengan stratocumulus dan altocumulus, namun dengan bulatan-bulatan yang lebih kecil
dibandingkan kedua awan tersebut jika di lihat dari permukaan. Bentuk/wujudnya : Biasa berupa lensa
atau percaperca atau biji-bijian yang pusarannya < 1derajat, tipis dan berwarna putih tanpa bayangan,
deretannya hampir teratur, mirip sisik ikan. Awan ini sering terlihat seperti serpihan-serpihan kecil atau
massa-massa bulatan awan yang sangat kecil. Jika susunannya serba sama atau teratur, pelaut biasanya
menyebutnya langit Macharel. Dan berbentuk seperti gerombolan domba, tidak menimbulkan bayangan
dan hujan. Fisisnya : Sebagian besar terdiri dari kristal-kristal es dan terdapat tetes-tetes air yang kelewat
dingin (super cooled droplets) yang sifatnya mudah membeku dan mudah menjadi kristal-kristal es. Pada
umunya Cc jarang sendiri, biasnya bercampur dengan awan Ci atau Cs. Jika Cc sebagian besar lebih besar
dari Cs dan Ci, CH=9.

2. Golongan awan sedang atau menengah (2000 - 6000 mdpl)

1. Awan altostratus (As)

Awan altostratus (As) : 3 - 4,5 km Altostratus merupakan awan menengah (middle cloud). awan ini dapat
menghasilkan presipitasi ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). spesies-spesies awan dari
altostratus antara lain : altostratus undulatus, altostratus opacus, dan altostratus translucidus.
Bentuk/wujudnya : Awan altostratus berbentuk seperti selendang yang tebal. Pada bagian yang
menghadap bulan atau matahari nampak lebih terang. Awan ini biasanya diikuti oleh turunnya hujan.
Fisisnya : Altostratus terdiri dari butiran-butiran air.

10
2. Altocumulus (Ac)

Altocumulus (Ac): 4,5 – 6 km Altocumulus merupakan awan menengah bersama altostratus dan
nimbostratus. Kemunculan awan altocumulus congestus (salah satu spesies awan altocumulus) ini
biasanya menandakan akan datangnya thunderstorm. Bentuk / Wujud : Berbentuk seperti bola-bola yang
tebal putih pucat dan ada bagian yang berwarna kelabu karena mendapat sinar. Bergerombol atau

berlarikan antara satu dengan yang lain berdekatan seperti bergandengan.pada umumnya bola-bola yang
di tengah gerombolan atau larikan lebih besar. Awan ini tidak menghasilkan hujan. Fisisnya : Awan
altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

3. Golongan Awan Rendah (dibawah 2000 mdpl)

1. Awan Stratocumulus (Sc)

Stratocumulus berupa perca-perca atau lembaran-lembaran berwarna abu-abu atau keputih-putihan atau
campuran keduanya. Terdiri dari massa awan yang bulat, gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan
elemen-elemennya tersusun secara teratur yang besarnya sekitar 5 derajat. Bentuk / Wujud : Berbentuk
seperti gelombang yang sering menutupi seluruh angkasa, sehingga menimbulkan persamaan dengan
gelombang dilautan. Berwarna abu-abu di sela-sela kelihatan terang. Awan ini tidak menghasilkan hujan.
Fisisnya : Stratocumulus terdiri dari tetes-tetes air. Ketebalan dan bentuk elemennya berubah sesuai
dengan tingkat transparansinya.

2. Awan Nimbustratus (Ns)

Awan Nimbustratus merupakan awan menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat merendah di
ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari baha latin Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi.
Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun salju. ketebalan awan nimbostratus bisa
mencapai 2 km atau 2000 m. Bentuk/wujudnya : Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian
pinggir tampak compangcamping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak
deras yang biasanya jatuh terus menerus. Fisisnya : pada umumnya nimbostratus terdiri dari titik-titik air
untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi mengandung butir-butir salju atau campuran
keduanya.

3. Awan Stratus (St)

Stratus merupakan awan rendah yang biasanya menandai kestabilan udara atau inversi suhu. Awan stratus
dapat terbentuk akibat menyebarnya awan stratucumulus akibat adanya inversi suhu. stratus juga dapat

11
bertahan berhari-hari di wilayah anticyclone. Pada saat terjadi front panas yang lemah, awan ini kerap
muncul dan membawa presipitasi ringan, yaitu drizzle. Bentuk/wujudnya : Stratus berupa lembaran-
lembaran atau lapisan-lapisan berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari masih terlihat
dari balik awan ini maka tepi awannya akan tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk pecah-pecah dan
tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu menutup sinar matahari atau bulan. Fisisnya :
Stratus terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil dan yang cukup besar dapat menjadi tetes-tetes Drizzle
atau prisma-prisma es atau butir-butir salju.

BAB III

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai