Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

“FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL HANDSANITIZER EKSTRAK


UMBI BAWANG MERAH (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) TERHADAP
BAKTERI staphylococcus aures”

APRILYANA DWI ARIESTA


B1A119175

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGREZKY

MAKASSAR

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya hayati kedua terbesar

yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Di Indonesia terdapat kurang lebih

30.000 jenis tumbuh-tumbuhan, kurang lebih 7.500 jenis diantaranya termasuk

tanaman berkhasiat obat. Lebih dari 1.800 jenis tanaman telah diidentifikasi dari

beberapa formasi hutan, namun hingga saat ini pemanfaatannya belum optimal.

Jumlah tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat baru sekitar 1.000 hingga

1.200 jenis, dan yang digunakan secara rutin dalam industri obat tradisional baru

sekitar 300 jenis. Salah satu jenis tanaman obat yang berkhasiat bagi kesehatan

namun masih minim penggunaannya untuk pengobatan di masyarakat adalah bawang

dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) (Wijayanti et al., 2018)

Pemanfaatan tanaman obat berbahan alami (TOBA) oleh masyarakat

Indonesia sebagai alternatif sumber pengobatan modern telah meningkat, selain harga

murah, mudah didapat, efek samping lebih kecil bila dibandingkan dengan obat

berbahan dasar kimia. Salah satu tanaman dari kategori tersebut adalah umbi bawang

dayak (Eleuthherine palmifolia (L) Merr). Umbi bawang dayak (Eleuthherine

palmifolia (L) Merr) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak ditemukan di

Kalimantan Selatan (Sari et al., 2017).


Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) merupakan tanaman

khas Kalimantan Tengah yang berasal dari Amerika tropis Cara penggunaannya yaitu

dengan menempelkan parutan umbi bawang dayak pada daerah yang luka, Hasil

penapisan fitokimia pada bagian umbi menunjukkan adanya kandungan metabolit

sekunder antara lain : alkaloid, glikosida, flavanoid, fenolik, kuinon, steroid, zat tanin

dan minyak atsiri. Bagian daun dan akar mengandung flavonoida dan polifenol

(Puspadewi et al., 2013).

Secara empiris diketahui tanaman ini dapat berperan sebagai anti-kanker, anti-

inflamasi, anti-mikroba dan menyembuhkan hipertensi serta diabetes melitus.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu didapatkan bahwa umbi bawang dayak

mengandung antioksidan, fenol, polifenol , quercetin dan turunannya (Wijayanti et

al., 2018)

Umbi bawang dayak mengandung senyawa naftokuinon dan turunannya serta

golongan fenol yang mempunyai khasiat sebagai antifungal, antiviral, antiparasitik,

dan antibakteri. Senyawa fenol sebagai desinfektan yang mempunyai aktivitas

antibakteri berspektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.

Kandungan fenol konsentrasi tinggi menembus dan mengganggu dinding sel bakteri

dan mempresipitasi protein dalam sel. Fenol konsentrasi rendah menginaktifkan

sistem enzim penting dalam sel bakteri (Sari et al., 2017).

Selain dari khasiatnya sebagai antibakteri pada penelitian lain ditemukan

khasiat bawang dayak dalam mengatasi penyakit diabetes telah mulai dipublikasikan

sejak tahun 2011 saat Ieyama et al. melakukan penelitian secara in vitro dan
menemukan senyawa, eleutherinoside di dalam ekstrak methanol umbi bawang dayak

memiliki kemampuan menghambat enzim alfa-glukosidase. kemudian membuktikan

khasiat ekstrak air umbi bawang dayak secara in vivo pada tikus diabetes. Beberapa

publikasi ilmiah juga memperlihatkan pengaruh positif umbi bawang dayak dalam

memodulasi sistem imun, antara lain melalui aktivitas anti inflamasi, kemampuan

meningkatkan ekspresi sel CD14 pada mencit yang diberi metil prednisilon,

meningkatkan IgM dan IgG pada mencit yang diberi sel darah merah domba dan

menurunkan jumlah eosinophil pada tikus percobaan model asma (Febrinda et al.,

2021)

Pada penelitian kali ini dilaksanakan di Laboraturium Farmasi Universitas

Megarezky, berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

para peneliti didapatkan bahwa kandungan senyawa dari Ekstrak Umbi bawang dayak

mengandung senyawa naftokuinon dan turunannya serta golongan fenol yang

mempunyai khasiat sebagai antifungal, antiviral, antiparasitik, dan antibakteri.

Maka dari itu dilakukan penelitian “Uji Aktivitas dan Formulasi Handsanitizer

Ekstrak Umbi Bawang Merah (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) Dayak-Kalimantan

terhadap bakteri staphylococcus aures” yang bertujuan untuk mengetahui sediaan

handsanitizer ekstrak umbi bawang merah dapat bersifat antibakteri terhadap

staphylococcus aures .
B. Rumus Masalah

1. Apakah ekstrak umbi bawang merah (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) dapat

diformulasikan menjadi sediaan gel handsanitizer yang stabil secara fisika dan

kimia ?

2. Apakah sediaan gel handsanitizer ekstrak umbi bawang merah (Eleutherine

palmifolia (L.)Merr.) dapat bersifat antibakteri terhadap staphylococcus aures

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ekstrak umbi bawang merah (Eleutherine palmifolia

(L.)Merr.) dapat diformulasikan menjadi sediaan gel handsanitizer yang stabil

secara fisika dan kimia.

2. Untuk mengetahui uji antibakteri sediaan handsanitizer ekstrak umbi bawang

merah (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) terhadap staphylococcus aures.

D. Manfaat Penelitian

Agar dapat mengembangkan produk sediaan handsanitizer dari bahan alam

yaitu ekstrak umbi bawang merah (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) .


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bawang Merah

Bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) adalah salah satu jenis

tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan. Tanaman ini banyak ditemukan di Pulau

Kalimantan. Penduduk lokal di daerah tersebut sudah menggunakan tanaman ini

sebagai obat tradisional. Bagian yang dapat dimanfaatkan pada tanaman ini adalah

umbinya. Secara empiris diketahui tanaman ini dapat berperan sebagai anti-

kanker, anti-inflamasi, anti-mikroba, dan menyembuhkan hipertensi (Sudarma,

2018).

B. Klasifikasi Umbi Bawang Merah

Secara taksonomi, tanaman bawang dayak memiliki jalur klasifikasi yaitu:

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Kelas : Liliopsida (monocots)

Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae

Genus : Eleutherine

Spesies : Eleutherine americana Merr (Rahmalia & Syahbanu, 2020).

C. Ekstrak Umbi bawang Merah (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)

Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya hayati kedua terbesar

yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Di Indonesia terdapat kurang lebih

30.000 jenis tumbuh-tumbuhan, kurang lebih 7.500 jenis diantaranya termasuk

tanaman berkhasiat obat. Lebih dari 1.800 jenis tanaman telah diidentifikasi dari

beberapa formasi hutan, namun hingga saat ini pemanfaatannya belum optimal.

Jumlah tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat baru sekitar 1.000

hingga 1.200 jenis, dan yang digunakan secara rutin dalam industri obat tradisional

baru sekitar 300 jenis. Salah satu jenis tanaman obat yang berkhasiat bagi

kesehatan namun masih minim penggunaannya untuk pengobatan di masyarakat

adalah bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) (Wijayanti et al., 2018).

Pemanfaatan tanaman obat berbahan alami (TOBA) oleh masyarakat

Indonesia sebagai alternatif sumber pengobatan modern telah meningkat, selain

harga murah, mudah didapat, efek samping lebih kecil bila dibandingkan dengan

obat berbahan dasar kimia. Salah satu tanaman dari kategori tersebut adalah umbi

bawang dayak (Eleuthherine palmifolia (L) Merr). Umbi bawang dayak

(Eleuthherine palmifolia (L) Merr) merupakan salah satu tanaman obat yang

banyak ditemukan di Kalimantan Selatan (Sari et al., 2017).


Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) merupakan tanaman

khas Kalimantan Tengah yang berasal dari Amerika tropis Cara penggunaannya

yaitu dengan menempelkan parutan umbi bawang dayak pada daerah yang luka,

Hasil penapisan fitokimia pada bagian umbi menunjukkan adanya kandungan

metabolit sekunder antara lain : alkaloid, glikosida, flavanoid, fenolik, kuinon,

steroid, zat tanin dan minyak atsiri. Bagian daun dan akar mengandung flavonoida

dan polifenol (Puspadewi et al., 2013).

D. Manfaat Umbi Bawang Merah

Secara empiris diketahui tanaman ini dapat berperan sebagai anti-kanker, anti-

inflamasi, anti-mikroba dan menyembuhkan hipertensi serta diabetes melitus.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu didapatkan bahwa umbi bawang dayak

mengandung antioksidan, fenol, polifenol , quercetin dan turunannya (Wijayanti et

al., 2018).

Umbi bawang dayak mengandung senyawa naftokuinon dan turunannya serta

golongan fenol yang mempunyai khasiat sebagai antifungal, antiviral,

antiparasitik, dan antibakteri. Senyawa fenol sebagai desinfektan yang mempunyai

aktivitas antibakteri berspektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram

negatif. Kandungan fenol konsentrasi tinggi menembus dan mengganggu dinding

sel bakteri dan mempresipitasi protein dalam sel. Fenol konsentrasi rendah

menginaktifkan sistem enzim penting dalam sel bakteri (Sari et al., 2017).

Khasiat bawang dayak dalam mengatasi penyakit diabetes telah mulai

dipublikasikan sejak tahun 2011 saat Ieyama et al. melakukan penelitian secara in
vitro dan menemukan senyawa, eleutherinoside di dalam ekstrak methanol umbi

bawang dayak memiliki kemampuan menghambat enzim alfa-glukosidase.

kemudian membuktikan khasiat ekstrak air umbi bawang dayak secara in vivo

pada tikus diabetes. Beberapa publikasi ilmiah juga memperlihatkan pengaruh

positif umbi bawang dayak dalam memodulasi sistem imun, antara lain melalui

aktivitas anti inflamasi, kemampuan meningkatkan ekspresi sel CD14 pada mencit

yang diberi metil prednisilon, meningkatkan IgM dan IgG pada mencit yang diberi

sel darah merah domba dan menurunkan jumlah eosinophil pada tikus percobaan

model asma (Febrinda et al., 2021).

Bawang dayak mengandung senyawa-senyawa kimia seperti alkaloid,

glikosid, flavonoid, fenolik, steroid, dan tannin yang merupakan sumber potensial

untuk dikembangkan sebagai tanaman obat. Alkaloid memiliki fungsi sebagai

antimikroba. Selain itu, alkaloid, glikosid, dan flavonoid juga memiliki fungsi

sebagai hipoglikemik sedangkan tanin biasa digunakan sebagai obat sakit perut .

Flavonoid merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan golongan

flavonoid yang bersifat antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin,

dan kalkon (Kartikasari & Anggraini, 2018).

E. Antibakteri

Antibakteri adalah senyawa, bahan obat atau zat yang menekan pertumbuhan

dan bahkan membunuh bakteri. Berdasarkan mekanisme kerjanya antibakteri

terbagi atas dua, yaitu bakteriostatik yang bersifat menghambat pertumbuhan


bakteri dan bakterisidal yang bersifat membunuh bakteri (Rollando, 2019).

Aktivitas antibakteri adalah kemampuan suatu senyawa atau bahan obat dalam

menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme (Putri & Fibrianto,

2018).

Aktivitas antibakteri adalah kemampuan suatu senyawa atau bahan obat dalam

menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme (Putri & Fibrianto,

2018).

Mekanisme kerja antibakteri dan antimikroba sebagai berikut (Rollando, 2019) :

1. Perusakan Dinding Sel

2. Pengubahan Permeabilitas Sel

3. Penghambatan Kerja Enzim

4. Penghambatan Sintesis Asam Nukleat dan Protein

5. Pengubahan Molekul Protein dan Asam Nukleat

F. Bakteri

Bakteri merupakan suatu jasad renik kecil berupa sel. Bakteri berupa sel

prokariotik dengan genom berbentuk sirkuler dan mempunyai plasmid Bakteri

pada umumnya dikenal tiga macam bentuk yaitu kokus, basil dan spiral. (Yadi,

2015).

G. Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus merupakan salah satu jenis bakteri patogen yang

paling umum menyebabkan infeksi invasif, baik di dunia kesehatan atau dalam
komunitas. Infeksi Staphylococcus aureus bisa parah dan mengancam hidup, dan

dapat menyebabkan abses, endokarditis, pneumonia, sindrom syok toksik dan

sepsis (Hussain et al., 2018). Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri

patogen yang berkaitan dengan virulensi toksin, invasif, dan ketahanan terhadap

antibiotik. Rahmi et al. (2015) dan Herlina et al. (2015) menyatakan bahwa

bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan terjadinya berbagai jenis

infeksi mulai dari infeksi kulit ringan, keracunan makanan sampai dengan infeksi

sistemik (Karimela et al., 2017).

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen gram positif yang mudah

tumbuh pada kebanyakan medium bakteriologis dalam keadaan aerob maupun

anaerob fakultatif. Staphylococcus aureus banyak ditemukan di sekitar

lingkungan hidup manusia penyebab penyakit infeksi di dunia. Hal ini disebabkan

oleh kemampuan Staphylococcus aureus yang mudah beradaptasi dengan

lingkungan melalui ketahanannya terhadap antimikrobial yang dimilikinya.

Bakteri ini terutama ditemukan pada kulit, kelenjar kulit, selaput lendir, luka dan

umumnya merupakan penyebab radang tenggorokan, infeksi kulit (bisul) serta

infeksi sistem saraf pusat dan paru-paru. Manifestasi dari infeksi Staphylococcus

aureus ini dapat berupa impetigo, scalded skin syndrome, pneumonia,

osteomielitis, pioartrosis, endokarditis, metastasis staphylococcal, keracunan

makanan, sindrom syok toksik, meningitis, dan sepsis (Diyantika et al., 2014).

Klasifikasi ilmiah bakteri Staphylococcus aureus sebagai berikut (Kuswiyanto,

2016) :
Kingdom : Bacteria

Phylum : Fermicutes

Class : Bacilli

Ordo : Bacilliales

Family : Staphylococceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus


H. Kerangka Teori
Umbi bawang Merah (Eleutherine
palmifolia (L.)Merr.)

Tanaman Obat

Alkaloid Flavanoid Steroid Tanin

Antimikroba

Staphylococcus
Infeksi Bakteri
aureus

Sediaan Farmasi Handsanitizer


Ekstrak Umbi bawang Merah
(Eleutherine palmifolia
(L.)Merr.)

Ekstrak Umbi bawang


Merah (Eleutherine
palmifolia (L.)Merr.)

Kandungan Senyawa :
Antibakteri
Antifungal
Antiviral
Antiparasitik
I. Kerangka Konsep

Handsanitizer Ekstrak Umbi


Alkaloid
Bawang Merah (Eleutherine
palmifolia (L.)Merr.)
Flavanoid

Steroid

Tanin

Efek
Antibakterial

Staphylococcus Uji Mikrobiologi


aureus

Keterangan :
Variabel bebas

Variabel antara

Variabel terikat
J. Hipotesis

Sediaan Handsanitizer Ekstrak Umbi Bawang Merah (Eleutherine palmifolia

(L.)Merr.) bersifat antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium

bertujuan untuk melakukan uji antibakteri handsanitizer ekstrak Umbi Bawang Merah

(Eleutherine palmifolia (L.)Merr.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan

mikrobiologi Universitas Megarezky Makassar pada Mei-Agustus 2022.

C. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Autoklaf, Rotary

Evaporator, Timbangan Analitik, Cawan Petri, Pipet Tetes, Cawan Porselen, Batang

Pengaduk, Jarum Ose Lurus, Jarum Ose Bulat, Tabung Reaksi, Spreader, Mikropipet,

Penggaris, Waterbath, Inkubator, Inkubator Shaker, Gelas Objek, Gelas Penutup,

Mikroskop.

Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : Aquadest, bakteri

Ekstrak Bawang Dayak, Etanol, Staphylococcus aureu, Gliserin Karbopol, ,

Trietanolamin, Metil paraben, Media Mueller Hinton (MH) Padat, Media Manitol

Salt Agar (MSA), Media Brain Heart Infusion (BHI) Cair, NaCl.
D. Pengambilan dan Pengolahan Sampel

1. Pembuatan Ekstrak Etanol Bawang Dayak

Sejumlah 100 g serbuk bawang dayak diekstraksi dengan metode maserasi.

Pelarut yang digunakan pelarut etanol 96% dengan volume 5 kali berat sampel.

Hasil ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator dan waterbath hingga

diperoleh ekstrak yang kental.

2. Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus

Kultur bakteri diambil dengan jarum ose bulat, digoreskan pada media MH

dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi selama 24 jam diambil satu

koloni bakteri kemudian di masukkan ke dalam 5 mL media BHI cair. Dishaker

selama 2 jam agar bakteri tercampur merata dalam media, selanjutkan di

tambahkan NaCl 0,9% hingga konsentrasi bakteri 0,5x108 CFU per mL

(dibandingkan dengan Mc Farland 0,5).

3. Pembuatan Gel Hand Sanitizer

Formula dibuat dalam tiga formulasi yang merupakan modifikasi dari formula

gel lain. Ketiga formula memiliki komposisi yang berbeda pada jumlah karbopol

yang berfungsi sebagai suatu gelling agent. Jumlah gelling agent memegang

peranan dalam mempengaruhi sifat fisik suatu sediaan gel, meliputi viskositas dan

daya sebar gel.


DAFTAR PUSTAKA

Diyantika, D., Mufida, D. C., & Misnawi. (2014). Perubahan Morfologi


Staphylococcus Aureus Akibat Paparan Ekstrak Etanol Biji Kakao (Theobroma
Cacao) Secara In Vitro. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(2), 337– 345.

Febrinda, Early, A., Nurwitri1, Chrismie, Caecillia, Husyairi2, & Aziz, K. (2021).
‘’Aktivitas Antioksidan Dan Preferensi Konsumen Pada Minuman Fungsional
Berbasis Umbi Bawang Dayak’’. 11(2), 11–19.

Kartikasari, D., & Anggraini, R. (2018). Formulasi Masker Gel Peel Off Dari Ekstrak
Etanol Umbi Bawang Dayak ( Eleutherinebulbosa ( Mill .) Urb . Eleutherine.
15(1), 1–11.

Karimela, E. J., Ijong, F. G., & Dien, H. A. (2017). Characteristics Of


Staphylococcus Aureus Isolated Smoked Fish Pinekuhe From Traditionally
Processed From Sangihe District. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia,
20(1).

Kuswiyanto. (2016). Bakteriologi 2: Buku Ajar Analisis Kesehatan. EGC : Jakarta.

Putri Rukmini Dwi Widya dan Fibrianto Kiki. (2018). “Rempah untuk Pangan dan
Kesehatan”. UB Press : Jawa Timur, Malang.

Puspadewi, R., Adirestuti, P., & Menawati, R. (2013). ‘’Khasiat Umbi Bawang
Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) Sebagai Herbal Antimikroba Kulit’’.
1(1), 31–37.

Rahmalia, W., & Syahbanu, I. (2020). ‘’Karakterisasi Ekstrak Zat Warna Umbi
Bawang Dayak ( Eleutherine Americana Merr .)’’. 8(4), 5–12.

Rollando. (2019). “ Senyawa Antibakteri dari Fungi Endofit”. CV Seribu Bintang :


Jawa Timur, Malang.

Sari, D. P., N, M. Y. I., & Budiarti, L. Y. (2017). ‘’Efektivitas Daya Hambat Ekstrak
Umbi Bawang Dayak Terstandarisasi Fenol Terhadap Pertumbuhan
Enterococcus faecalis’’. I(1), 56–61.

Wijayanti, Dita, Sudarma, & Noor, H. (2018). ‘’Potensi Ekstrak Umbi Bawang
Dayak ( Eleutherine palmifolia ( L .) Merr .) Dalam Mencegah Ulcerative
Colitis Pada Mencit Yang Diinduksi DSS ( Dextran Sulphate Sodium )’’. 2(1),
40–52.

Yadi, Y. (2015). Bakteri dan Kesehatan Manusia. Prosiding Seminar Nasional


Mikrobiologi Kesehatan Dan Lingkungan, 72245.

Anda mungkin juga menyukai