di susun oleh:
Eka Agustinil Alawiyah
Nim: 211D10146
I. PENDAHULUAN
Latar belakang dan rasional proposal serta tema lokakarya Pendidikan anak
miskin di Indonesia menyebutkan:
“Bila di bandingkan dengan anak kota, maka jauh sekali perbedaan dengan
anak-anak desa yang mempunyai banyak kekurangan. Di banding dengan anak
kota, anak desa kurang percaya pada dirinya sendiri, kurang dinamis dan kurang
kreatif.”
Dari pengamatan secara selintas, maka dapat di sebutkan bahwa kekurangan
itu dapat di sebabkan oleh beberapa hal:
a. Belajar
Kurangnya informasi yang bisa di dapat oleh mereka yang tinggal di desa
(kurangnya fasilitas membaca bagi anak-anak desa terutama koran, atau
majalah dan buku bacaan-bacaan yang bersifat mendidik).
b. Bermain
Kurangnya kesempatan bagi anak-anak di desa untuk mendapatkan
pengalaman emosional yang bisa mendorong perkembangan pribadi
mereka.
c. Berpenghasilan
Kurangnya fasilitas atau rendahnya kemampuan ekonomi orang tua dari
anak-anak yang tinggal di desa. Sekalipun secara teoritis Pendidikan dasar
cukup murah di Indonesia, namun masih banyak anak-anak desa yang
masih belum mampu menyelesaikan Pendidikan dasarnya.
Sejauh mana pengamatan itu di dukung oleh data maka berikut ini akan di coba
menguggkapkannya.
Dilihat dari fasilitas Pendidikan yang tersedia, kota lebih banyak dan lebih
baik di bandingkan dengan keadaan di pedesaan. Berbagai jenjang dan ragam
sekolah jauh lebih banyak di bandingkan dengan di pedesaan. Diliat dari fasilitas
sumber belajat termasuk perpustakaan, media elektronik, komunikasi social,
kebutuhan sehari-hari dan transportasi, daerah kota lebih baik keadaannya
daripada daerah pedesaan. Permasalah yang di hadapi penduduk desa yaitu
kekurangan pangan dan gizi, terutama anak balita akibatnya tak jarang dari anak
balita di pedesaan banyak yang berstatus stunting, penduduk yang jarang dan
erpencar-pencar, tingkat kesehatan yang rendah, dan banyaknya remaja yang
putus sekolah, menunjukkan bahwa keadaan di desa kurang menguntungkan
daripada keadaan di kota.
Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya memperoleh
pengetahuan melalui program Pendidikan. Kurangnya fasilitas Pendidikan,
menyebabkan potensi yang di miliki oleh anak-anak di pedesaan kurang optimal.
Kekurangan pangan dan gizi akan sangat berpengaruh pada perkembangan
kemampuan (intelegasi) anak di pedesaan. Kemampuan yang rendah
menghambat dalam usaha belajar mereka di sekolah. Tingkat kesehatan yang
yang rendah, akan mengganggu pertumbuhan jasmani anak-anak di pedesaan,
dan juga akan menghambat usaha-usaha Pendidikan di daerah pedesaan.
Kemudian penduduk jarang atau terpencar-pencar, menyebabkan sulitnya
membangun sekolah yang representatip. Jarak sekolah dengan pemukiman murid
jauh, keadaan jalan yang kurang baik, menyebabkan Pendidikan terganggu.
Masuk sekolah terlambat., besarnya absensi siswa dan sebagainya. Rendahnya
tingkat pendapatan dapat menyebabkan besarnya putus sekolah dan rendahnya
angka lulusan untuk melanjutkan ke tingkat Pendidikan yang lebih tinggi.
Pembahasan
Sasaran didik yang kita hadapi adalah anak-anak yang di kategorikan
kurang beruntung. Dilihat pengalaman belajar formalnya mungkin
beragam dari belum mengenyam sekolah sampai putus sekolah (dasar).
Putus sekolah inipun beragam sejak pengalaman setahun sampai 5 tahun.
Kondisi ini menuntut sarana dan sumber belajar yang berbeda dan
bertingkat. Dilihat dari social dan ekonominya mungkin mereka hidup di
tengah keluarga besar dan kurang mampu. Kegiatan sehari-harinya
mungkin beragam dari membantu tugas orang tua nya sampai kepada tugas
memperoleh tambahan nafkah bagi keluarganya.
Menghadapi kondisi seperti itu dapat di bayankan mereka tidak melihat
arti pentingnya Pendidikan formal. Bahakan sebaliknya terbayang sekolah
adalah beban dan menghambat kehidupan keluarga mereka.
Tidak terbayang bahwa sekolah adalah investasi kehidupan masa
depan, dan tak akan terbayang sekolah adalah jalan dan kunci pembuka
pengetahuan dan keterampilan yang akan di gunakan untuk kehidupannya
kelak.
Oleh karena itu sentuhan utama yang di harapkan pada anak-anak
yang kurang berunrung ini adalah sentuhan kemanusiaan dan kasih sayang
dari hati ke hati membawanya kearah terdorong untuk mau belajar
(motivasi) kearah tertarik perhatiannya, kea rah bermain, belajar dan
bekerja (yang berpenghasilan). Bila sentuhan itu menuju kesana maka
prinsip-prinsip belajar yang perlu di tekankan bagi anak-anak kurang
beruntung ini adalah:
a. Prinsip motivasi
Motif merupakan daya dorong bagi peserta didik untuk melaksanakn
sesuatu. Daya dorong ada yang berasal dari dalam dri siswa (intrinsic)
dan ada yang berasal akibat rangsangan dari luar (ekstrinsik). Keduanya
berperan dalam kegiatan belajar siswa (peserta didik)
Motivasi dari dalam peserta didik mendorong rasa ingin maju,
sedangkan motivasi dari luar dapat berupa pujian ataupun sentuhan
kasih saying. Yang menjadi peran sebagai motivator untuk
mengembangkan motivasi peserta didik yaitu guru.