Anda di halaman 1dari 9

B. Gambaran Umum Kel.

Pallantikang
Kondisi Fisik Dasar

Keadaan Adiministrasi

   Kelurahan Pallantikang merupakan salah satu dari 9 desa/ kelurahan di Kecamatan Bantaeng Kabupaten
Bantaeng. Kelurahan Pallantikang mempunyai luas 93 ha yang meliputi 2 lingkungan yaitu lingkungan
Borong Kalukua ada 5 RW, 14 RT dan lingkungan Lembang Cina ada 6 RW, 14 RT dan di mana jarak
dari ibu kota kecamatan ke kelurahan Pallantikang adalah 0,3 km.
   Secara administratif wilayah kelurahan Pallantikang berbatasan dengan:
a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Karatuang
b. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Letta dan kelurahan Malilingi
c. Sebelah selatan berbatasan dengan laut Flores
d. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Tappanjeng dan kelurahan Bonto Rita

1. Pohon Pallantikang
Terdapat suatu kelurahan di tengah kota Kecamatan Bantaeng yaitu “Pallantikang” penyematan
nama ini ternyata bukan tanpa alasan. Tempat ini konon salah satu lokasi keberadaan To Manurung.
Tepatnya, tempat dia dilantik menjadi seorang raja. Hingga setelah masa pergantian pun, raja-raja
Bantaeng berikutnya di lantik di daerah ini. Namun, proses pelantikan raja saat itu berbeda dengan
seremonial pelantikan yang biasa disaksikan hari ini. Dahulu, raja dilantik di sebuah rumah, di atas pohon
tua dan besar.
Pohon yang tak seorang pun yang tahu apa jenis dan namanya. Pohon itu pun hingga saat ini
masih ada dan bisa ditemui di sekitar pekuburan Bakarayya. Konon, setelah ketujuh Kare' bersepakat
menjadikan To Manurung pemimpin, mereka berjalan melewati lembah-lembah dan pegunungan.
Setelah itu beranjak ke satu pohon besar yang di dahannya terdapat bangunan berbentuk rumah.
Di sanalah Raja Bantaeng pertama dinobatkan, di atas pohon Pallantikang. Dahulu, kata Kareng Imran
pohon Pallantikang itu sangat besar. Saking besarnya tak akan cukup jika batangnya dipeluk oleh 10
orang dewasa yang saling berpegangan tangan.

Pohon itu tiba-tiba terbakar tanpa diketahui penyebabnya. Tak ada juga yang berani mendekat
saking besarnya kobaran api. Namun, api tersebut padam dengan sendirinya. "Pohon itu tumbuh kembali
walau tak
Pertemuan akan mengisahkan cerita, yang entah bahagia, sedih ataupun bahagia bercampur sedih.
Untuk setiap kisah yang disajikan selalu melahirkan kenangan, yang olehnya memberikan sebuah
konsekuensi sesuatu yang bernama "Rindu". Pada momen ini saya akan menuliskan sebuah kisah/cerita
yang mungkin sebagian orang tidak penting untuk dibaca. Toh, tulisan ini saya persembahkan untuk
mereka yang bersedia membacanya bukan untuk mereka yang enggan.

Namun pertama dan yang paling utama izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama
saya Rasma, akrab disapa Loka. Sebutan yang mirip dengan nama salah satu kampung yang ada di
Kec.Bantaeng, tapi yang membedakan hanyalah tanda koma atas. Saya berasal dari Fakultas Syari'ah dan
Hukum Jurusan Hukum Keluarga Islam.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) menurut kacamata kebanyakan orang adalah simulasi berumah
tangga, yang dimana KKN adalah momen paling bersejarah dalam dunia perkuliahan. Sebuah tugas Akhir
dari seorang mahasiswa dalam pengabdiannya kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan
lintas keilmuan dan sektoral dalam janga waktu selama 45 hari. Biasanya para mahasiswa ini di
tempatkan di daerah terpencil yang sangat membutuhkan sentuhan keilmuan juga perhatian di dalamnya.
Nah, dalam terbentuknya proses pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa di haruskan telah
menentukan program-program kerja apa saja yang akan di terapkan di tengah-tengah masyarakat yang
sebelumnya mahasiswa tersebut harus terlebih dahulu mengobservasi seluruh pelosok desa atau kelurahan
tersebut.

Izinkan tulisan ini abadi bersama kenangannya, agar saat diri telah dikuasai rindu, tulisan ini
hadir sebagai pengobat meski tidak sepenuhnya menyembuhkan. Wajah baru, teman baru, karakter baru
sudah menjadi hal yang lumrah untuk ditemui ketika melakukan sebuah kegiatan, saya telah melalui
masa-masa itu dalam dunia pendidikan, dan organisasi, terlebih kita dipaksa untuk saling memahami
karakter masing-masing. Namun, yang membedakan hal tersebut adalah keharusan untuk seatap selama
45 hari kedepan. Tentunya hal tersebut lebih menantang dari pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Dan yang lebih menantang adalah ketika berhadapan langsung dengan masyarakat, membuat saya
memutar otak agar bisa beradaptasi dengan adat, kebiasaan dan tutur bahasa yang berbeda. Adab dan
etika harus tetap dijaga untuk meninggalkan kesan yang baik. Sesuatu yang sangat penting, dan lebih
penting dari sekedar mendapatkan nilai yang sempurna di kampus.

27 September 2022, sekitar pukul 10.30 WITA dengan semangat saya mantapkan hati untuk
berangkat dari BTN tempat tinggal menuju masjid kampus sesuai dengan kesepakatan pembimbing dan
mahasiswa, bertujuan untuk membagi kami ke beberapa wilayah yang ada di Kec.Bantaeng.

Nama saya lalu disebut pada lokasi Pallantikang, nama tempat yang sangat asing ditelinga waktu
itu. Pertemuan tersebut mengharuskan kami untuk saling berkenalan. Memilih diantara kami yang siap
untuk jadi koordinator kecamatan sekaligus koordinator desa, juga sekretaris dan bendahara. Saya
memilih menjadi sekretaris untuk mengimplementasikan ilmu yang saya dapat pada saat berkegiatan
dalam ranah organisasi.

06 Oktober 2022,sekitar pukul 08.00 WITA saya beserta teman berangkat ke kampus dengan
tergesa-gesa dikarenakan sebelumnya ada insiden yang membuat saya terlambat untuk ke kampus. Grab
Car yang seharusnya mengantar saya dan teman saya, mengalami keterlambatan, jadi kami memutuskan
untuk naik motor. Ditemani Farma yang merupakan teman serumah di Samata. Dengan tergesa-gesa dan
juga uring-uringan saya akhirnya sampai di Lp2m, sambil membawa koper saya lalu berlari menuju bus.
Di dalam bus saya melihat teman-teman kebanyakan di antar oleh keluarga maupun kerabat masing-
masing. Saya tidak merasa sedih sedikitpun saat yang lain diantar oleh keluarga sedang saya tidak. Sebab,
untuk urusan pendidikan dari SD-Kuliah, saya dilatih untuk menjadi perempuan mandiri, jadi saya telah
terbiasa melakukannya sendiri tanpa adanya kehadiran orang tua.

Tanpa berlama-lama, bus yang saya tumpangi pun berangkat, diperjalanan semua sibuk dengan
urusan masing-masing, tak terkecuali saya yang sibuk dengan gadged, sembari mengabari orang tua
bahwasanya saya sudah berangkat. Seuntai senyum merekah dari bibir saya ketika membaca pesan yang
dikirim oleh bapak, didalamnya berisikan nasihat untuk tetap menjaga kesehatan.

Sekitar pukul 13.45 kami tiba di posko yang akan kami tinggali selama 45 hari kedepan, kami
prepare sambil memilih kamar masing-masing. Saya, Rahmi, Mitty, Ica dan Syerli memilih kamar yang
sama, yang pada saat itu kami belum terlalu akrab. Hari ke-2 sampai hari ke-5 kami melakukan observasi,
untuk membuat program kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Setelah melakukan observasi kami memilih beberapa program kerja untuk diseminarkan
keesokan harinya. Tepat pada hari ke-6, tanggal 11 Oktober 2022 dilangsungkannya seminar yang
dihadiri oleh pemerintah setempat, kepala kelurahan beserta staf, tokoh masyarakat, kepala RW dan tokoh
agama. Sesuatu yang diluar ekspetasi saya terjadi, masyarakat kel.pallantikang rata-rata kritis dalam
menanggapi program kerja yang kami tawarkan, terlebih untuk persoalan verifikasi arah kiblat, sesuatu
yang sensitif dikalangan masyarakat karena menyangkut persoalan ibadah orang islam.

Hari ke-7 dan seterusnya kami melaksanakan program kerja yang telah disepakati bersama pada
seminar proker, Mulai dari Mengajar di sekolah, mengajar mengaji, pengadaan papan penanda, verifikasi
arah kiblat, lomba kreativitas anak, pembenahan perpusatakaan kelurahan, gotong royong, dan senam.

Ada sesuatu yang menarik untuk saya ceritakan, sesuatu yang sedari awal saya tentang dan sulit
untuk dipercaya. Mayoritas orang mengatakan bahwasanya KKN adalah ajang untuk mendapatkan pujaan
hati, orang menyebutnya Cinlok (Cinta Lokasi). Namun saya ingin mematahkan argumen tersebut, dan
membuktikan bahwa saya tidak akan terjebak pada kata tersebut. Dari awal niat saya KKN bukan lain
hanya untuk mengabdikan diri pada lokasi yang dipilih kampus untuk saya tinggali selama 45 hari. Tidak
ada niat sedikitpun untuk memikirkan hal lain.

Saya selalu ingin melakukan pendekatan kepada masyarakat agar lebih mudah melaksanakan
program kerja, baik itu berkumpul bersama ibu-ibu, pemuda desa atau orang sering menyebutnya Akamsi
(anak kampung sini). Namun kurang lebih seminggu telah berjalan, saya belum menemukan pemuda(i)
yang sebaya dengan kami. Pendekatan yang saya lakukan tentu tidak lain hanya untuk kemaslahatan,
bukan modus berkedok berbaur HAHAHA.

Hingga ada satu waktu, masyarakat kampung panranga mengajak kami untuk ikut serta dalam
maulid yang diadakan dirumah warga samping posko. Ada yang unik disini, masyarakat kampung
panranga melaksanakan maulid pada rumah masing-masing. Dan hal tersebut baru saya temukan pada
tempat ini. Menurut informasi yang saya terima, untuk melaksanakan maulid pada masjid yang ada
dikampung ini, tentu membutuhkan banyak biaya dan itu yang menjadi kendala masyarakat kampung
panranga sehingga menempatkan maulid pada rumah masing-masing. Di sela makan, seorang perempuan
berbicara kepada kami. Ia ramah nan mudah berbaur dengan kami, beliau memperkenalkan diri dan
kebetulan beliau juga alumni mahasiswa UINAM, fakultas Syariah dan Hukum, angkatan 2016 sefakultas
dengan saya. Namanya kak Davrina. Kami bercengkrama sambil menikmati hidangan yang tersedia.
Beliau membagi pengalaman KKN nya pada wilayah Polewali Mandar, dan kebetulan saya juga berasal
dari sana. Tak butuh waktu lama kamipun akrab dikarenakan beliau juga pintar memainkan topik
pembicaraan. Saya lalu inisiatif untuk meminta nomor WhatsApp nya agar mudah untuk berkomunikasi.
Saya lalu mempertanyakan keberadaan pemuda(i) kampung panranga, sebab saya ingin menjalin tali
silaturahmi bersama mereka, jujur sejujur-jujur nya, tak ada niat sedikitpun untuk modus dan mengincar
HAHAHA. Kak Dav lalu mengatakan bahwasanya mungkin mereka belum menampakkan diri wkwk.

Keesokan harinya, panggilan dengan nomor yang tak dikenal tertera dilayar handphone
saya,Agak ragu mengangkat tapi takut kalau ada sesuatu yang penting, jadi saya memutuskan untuk
mengangkat panggilan tersebut. Seorang perempuan diseberang sana menyapa "Halo" katanya."Dek
siniki ke depan masjid makan mangga, sama anak-anak disini" sambungnya. Tak butuh waktu lama saya
langsung paham, bahwa nomor yang menghubungi saya adalah pemuda yang tinggal di sekitaran posko.

Saya langsung menawarkan ajakan seseorang tadi kepada teman-teman posko. Tapi kata mereka
sudah larut untuk turun dan berbaur, saya menyampaikan permohonan maaf kepada pemilik nomor
tersebut, karena tak mengiyakan ajakan mereka untuk berbaur. Esok hari, gantian saya yang mengajak
mereka untuk berkunjung ke posko sembari membicarakan salah satu program kerja kami yaitu
pengadaan papan penanda. Saya berniat untuk meminta bantuan pemuda tadi persoalan papan penanda
tersebut.Tapi, pak RW 05 lebih dahulu mengajak kami kerumah beliau karena pak lurah sedang ada
disana.Ohiya sebelumnya perkenalkan salah satu pemuda yang menghubungi saya beberapa waktu lalu
namanya Syarif, seseorang yang juga terlibat dalam sebagian kisah saya selama ber KKN. Namun
sebelum bercerita jauh tentang dirinya, terlebih dahulu saya akan menceritakan tentang program kerja
kami, kebiasaan masyarakat kampung panranga, juga tentang karakter teman-teman se posko.

Setelah bersilaturahmi dirumah pak RW kami kembali ke posko, tak lupa saya mengajak akamsi
untuk berkunjung ke posko. Mereka akhirnya mampir dan bercengkrama dengan kami. Yang ada pada
saat itu adalah saya sendiri, pak korcam, syerli, mitty, kak fahrul, dan wawan.Obrolan hangat terjadi pada
saat itu, hingga waktu yang menjadi pemisah, lalu saya pamit untuk beristirahat. Dari awal berangkat
KKN saya selalu menegaskan pada diri saya untuk berbaur bersama masyarakat, sebab apalah arti
program kerja ketika itu hanya sebatas program kerja tanpa adanya hubungan emosional yang terjalin
bersama masyarakat. Masyarakat kampung panranga memiliki kebiasaan ketika berkumpul, karaoke
adalah hal yang tak asing lagi ketika berada ditempat ini, itu juga yang membuat suasana disini asyik dan
tak sunyi. Untuk dapat menjalin hubungan emosional bersama ibu-ibu, keikutsertaan dalam berkaraoke
adalah salah satu cara. Ucapan rasa syukur terus saja terucap, kala Tuhan berbaik hati kepada saya karena
telah menempatkan saya pada tempat yang didalamnya dihadirkan orang-orang baik. Kepada bunda
selaku ibu posko kami, yang terus saja mendedikasikan dirinya, untuk kebutuhan makan ataupun
perhatian disaat salah satu dari teman posko tengah sakit. Seseorang yang baik layaknya seperti ibu dan
anak. Menurut saya, itu sangat jarang terjadi, sangat jarang ada manusia yang tak memiliki ikatan darah
namun memperlakukan manusia lainnya layaknya memiliki ikatan darah.

Untuk fasilitas tempat tinggal juga saya tak merasa kurang sama sekali, bahkan saya merasa
kembali ke halaman rumah sendiri. Sebenarnya saya malas untuk menceritakan karakter teman seposko
ataupun kisah saat kami berinteraksi satu sama lain. Tapi saya merasa ada yang kurang ketika tidak
melibatkan mereka didalam cerita yang saya tulis.

Baiklah, Kepada Rizaldi atau sapaan akrab nya Pak Korcam, beliau merupakan salah satu
mahasiswa yang terancam drop out dikarenakan semesternya telah melebihi batas wajar. HAHA, tapi
saya tidak pernah menyalahkan keterlambatannya. Setiap orang memiliki garis start dan finish nya
masing-masing, dan orang lain tidak berhak menghakimi seseorang bahwa dirinya gagal hanya karena
terlambat dalam menyelesaikan sesuatu bukan? Hehe. Lanjut, beliau mengambil jurusan Pendidikan
Agama Islam, pada fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Jika dilihat akhlak dan jurusan sepertinya bertolak
belakang, seperti magnet negatif apabila dipertemukan dengan negatif maka akan berlawanan. Tapi untuk
persoalan tilawatil qur'an tidak diragukan lagi, terlebih ketika beliau memimpin shalat pada masjid yang
terdapat pada samping posko, Masya Allah sekali. Saya terkadang jengkel ketika beliau memarahi saya
hanya karena persoalan laporan yang tak kunjung saya selesaikan, padahal membantu saja tidak. Pernah
suatu ketika saya ingin pulang ke polewali mandar menghadiri pernikahan teman namun tak mendapat
izin darinya hanya karena alasan jauh, juga penarikan sebentar lagi katanya. Padahal saya hanya minta
waktu sekitar 3 hari, Saya merasa ini tidak adil sebab yang lain diberikan izin, sedang saya tidak. Ada
banyak hal yang ingin saya ceritakan tentangnya tapi saya malas untuk berpikir dan merangkai kata yang
pas pada tulisan ini.

Kepada saudariku Irmawati, saya pikir sebutan "suamiku" hanya sebuah lelucon. Tapi ternyata
beliau memang telah memiliki suami wkwk. Saya tak menyangka sebab pada perkenalan awal yang kami
lakukan pada kantor kelurahan tersebut beliau mengatakan bahwa dia memiliki seorang pacar, bukan
suami, hehe. Beliau merupakan salah satu mahasiswi cantik berasal dari jurusan Ilmu Perpustakaan, pada
fakultas Adab dan Humaniora. Ibu bendahara posko kami, dan pernah menjadi incaran salah satu pemuda
kampung panranga, sebelum terdeteksi bahwa dirinya telah memiliki kekasih sah, wkwkw. Sepertinya
beliau juga seorang penulis, terbukti dengan tulisan-tulisannya yang pernah dipublikasikan lewat story
nya. Entah benar atau salah, itu menurut kacamata saya.

Teruntuk Ica, manusia yang love language nya pisical touch, orangnya baik nan cantik Masya
Allah, jadi incaran 2 akamsi wkwk. Anak mami sekali, orangnya mungil, untuk momen berkesan dengan
dia saat pergi ke pantai seruni, niat awalnya mau ke pasar tapi karena toko sudah tutup dan kami berpikir
sudah terlanjur jalan kenapa tidak sekalian ke pantai saja. Kami lalu melajukan motor ke arah seruni
berniat untuk menyaksikan sunset tapi alhasil sunset nya malu menampakkan diri wkwk. Beliau salah
satu mahasiswi fakultas Sains dan Tekhnologi, jurusan Arsitek. Musuh bebuyutan fakultas saya wkwk.
Jurusan yang hampir saya ambil waktu itu tapi pilihan saya lebih condong ke hukum. Satu lagi, ica juga
sering menemani saya mengerjakan laporan, meski hanya datang memeluk dikarenakan ia phisical touch,
tapi hadirnya membuat saya tak merasa sendirian wkwkw.

Kepada saudariku, Mitty sikecil mungil, manusia pertama yang ku akrab i setelah ica mungil.
Yang bantu saya angkat barang ketika sampai di bantaeng. Beliau jurusan Pendidikan Bahasa Inggris,
fakultas tarbiyah dan keguruan. Yang seringkali membuat saya iri karena kedatangan orang tuanya
sedang saya tidak pernah wkwk.

Teruntuk Rahmi teman sekamar, yang awal kenal langsung sokab. Tapi saya suka karakternya
yang sokab, dengan begitu siapa saja yang berniat berteman dengannya akan lebih mudah. Manusia
dengan paras cantik, kalau masalah ngukir alis sudah khatam wkwk. Fakultasnya tetanggaan dengan
fakultas saya yaitu Dakwah dan Komunikasi jurusan Management Dakwah.

Kepada saudariku Syerli, manusia dengan sejuta drama, yang kalau nelpon volume nya melebihi
10 oktaf wkwk. Kalau nangis satu posko tau, saking hebohnya. Awalnya saya mengira bahwa syerli
adalah perempuan yang pemilih dalam berteman, tapi seiring berjalannya waktu saya jadi paham bahwa
itu hanyalah sekedar perkiraan yang tidak benar. Dia berasal dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
fakultas Adab dan Humaniora.

Teruntuk saudariku Isra, simuka datar, pesan saya cuma satu kalau muncul di depan saya
usahakan jangan memasang wajah seperti itu, wajah yang kiranya mendekati seperti ingin menerkam
mangsanya atau lebih tepatnya seperti seorang psikopat HAHA. Salah satu perempuan yang membuat
saya tercengang karena pernah mengatakan tidak ingin menikah. Perempuan sederhana yang menjadi
incaran pak korcam. Dirinya berasal dari jurusan Ilmu falak, fakultas yang sama dengan saya yaitu
Syari'ah dan Hukum.
Teruntuk saudariku Asmi, perempuan humble, murah senyum, nan cantik. Perempuan yang
sering memberikan saya amanah untuk membangunkan shalat subuh, karena katanya dia menyukai ketika
saya yang membangunkannya. Yahh, amanah memanglah sangat membebani saya, itulah sebabnya ketika
saya bisa membangunkannya saya harus memastikan terlebih dahulu bahwa seseorang yang menitipkan
amanah tersebut terbangun. Meski terkadang saya lalai membangunkannya dikarenakan telat bangun juga
wkwkw. Dia berasal dari fakultas Adab dan Humaniora, pada jurusan Ilmu perpustakaan.

Teruntuk saudari Masyitah, manusia sabar dan lugu. Hampir sama dengan isra yang juga polos
dalam mengenal dunia perskincarean. Perempuan dengan penghuni kamar luar wkwkw. Dia jurusan yang
sama dengan mitty, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan bahasa inggris.

Teruntuk marwa, penghuni kamar 02, manusia dengan wajah lugu dan polos namun menyimpan
banyak kandidat didalam hp nya wkwkw. Yang katanya terkenal dengan slogan "Halo sayang" entah
benar atau tidak, tapi beberapa orang mengatakan hal demikian. Dia berasal dari jurusan Ekonomi Islam,
fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Kepada Afni, manusia dengan suara emasnya, dengan jilbab yang orang menyebutnya "ukhti"
padahal jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia ukthi artinya saudari, namun entah mengapa orang
selalu mengatakan ukhti ketika melihat orang yang memakai jilbab panjang. Dia berasal dari jurusan
Akidah dan Filsafat Islam, fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik.

Teruntuk kak Fahrul, manusia yang awalnya saya pikir adalah letting wkwk, ternyata seangkatan
dengan pak korcam. Beliau adalah satu-satunya orang yang memahami bahasa saya, dengan kata lain
beliau sebahasa dengan saya. Saya terkadang jengkel ketika ia meninggikan suaranya ketika berbicara
dengan saya apalagi dibarengi dengan menggunakan bahasa mandar. Itu sangat menyakiti hati saya,
namun demikian beliau memiliki kepribadian baik apalagi saat teman seposko sedang kurang sehat,
karena kebetulan jurusan beliau adalah Farmasi pada fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan. Salah satu
orang yang mudah bergerak dan bersemangat ketika menjalankan proker.

Dan yang terakhir, teruntuk saudara wawan, orang-orang menyebut saya dan wawan adalah
musuh bebuyutan. Sebenarnya saya merasa tidak memiliki masalah dengan dia, tapi entah mengapa
apapun yang saya katakan selalu di tentang oleh nya wkwkw. Tapi sejujurnya, manusia satu ini adalah
orang yang memiliki ke pribadi an asyik. Lucu saat menggunakan bahasa mandar, karena kebetulan
pacarnya berasal dari daerah yang sama dengan kak fahrul, yaitu majene. HAHA. Jurusannya Ilmu
Politik, pada fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik.

Selanjutnya, untuk kisah asmara saya. Sesuatu yang awalnya bertentangan dengan niat awal saya
menuju tempat ini. Siapapun yang membaca ini dari awal, pasti tahu tentang penolakan saya dengan cinta
lokasi. Memang benar adanya, kita tidak pernah tahu kepada siapa kita akan bertemu, berteman dan juga
jatuh cinta. Sesuatu yang tidak pernah saya prediksi, yang awalnya hanya kontak tak dikenal kini beralih
menjadi nama yang notifikasinya saya tunggu-tunggu.

"Aku selalu suka saat mendapat notifikasi dan nama mu lah yang tertera disana" penaloka~

Begitulah kira-kira,

Semua berawal saat seseorang menyatakan rasa kepada saya, entah serius atau sekedar bermain
itu hak nya dan saya tak berhak untuk mengintervensi perasaannya. Saya tak begitu yakin dengan
keseriusan seseorang hanya karena pertemuan yang terbilang singkat. Pernyataan rasa yang bisa
dikatakan bullshit. Jadi saya mengabaikan hal tersebut. Singkat cerita, dirinya berhasil menerobos
pertahanan dan ketidak yakinan saya terhadap dirinya. Saya tak ingin bercerita banyak tentang dirinya
disini. Biarkan kisah kami abadi dalam raga masing-masing. Namun, yang pasti kita tak pernah bisa
menebak hal apa yang akan terjadi kedepannya. Sama seperti kisah saya yang awalnya tak ada niat untuk
cinta lokasi pada saat KKN, namun hari ini saya telah terjebak akan hal tersebut.

Dan juga tidak lupa, teruntuk bantilang squad, yang juga ikut terlibat dalam cerita KKN saya,
terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan yang maha esa telah menghadirkan orang-orang baik kedalam
hidup saya. Bantilang squad adalah bukti nyata anak muda yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, berkat
mereka beberapa program kerja kami bisa diselesaikan sesuai dengan target.

Terakhir, dikenal banyak masyarakat disini adalah sebuah kebahagiaan yang tidak mungkin bisa
terlupakan, itu yang menjadikan KKN saya sangat sangat berkesan. Semua dikarenakan keterlibatan
Syarif kedalam kisah KKN saya.Terima kasih

lagi sebesar dulu, di mana dahannya bisa mencapai panjang 3 meter." tuturnya.

Nama saya Nurafni kerap disapa Afni, saya lahir di kota Butta Toa yang tercinta tepat pada

tanggal 13 Oktober 2001. Saya merupakan salah satu mahasiswa yang sedang menempuh

pendidikan di jurusan Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Islam negeri Alauddin Makassar.

Sesuai dengan salah satu kewajiban seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan di UIN

Alauddin makassar maka saat ini saya sedang memenuhi kewajiban tersebut yaitu pelaksanaan

Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Kewajiban seorang mahasiswa untuk mengabdi pada masyarakat yang diasah melalui

pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata tentunya memiliki cerita uniknya sendiri, dalam pelaksanaan

Kuliah Kerja Nyata yang saat ini saya ikuti bertempat di Kelurahan Pallantikan Kecamatan

Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Sebuah kota dengan berbagai keindahan dan keunikannya,

penempatan di Kabupaten Bantaeng bagi sebagian kawan-kawan yang juga mengikuti KKN

merupakan sebuah kesenangan tersendiri karena Bantaeng merupakan tempat yang memiliki

banyak fasilitas yang hampir sama dengan kota Makassar.

Namun, bagi saya ditempatkan di kota kelahiran sepertinya merupakan tuga alam untuk

mengabdi di tempat kelahiran. Hal ini tentunya akan menggelitik sesiapa saja yang

mendengarkan cerita saya yang ditempatkan di tempat kelahiran, awalnya saya yang sangat
excited karena berharap akan ditempatkan di daerah pedasaan jauh dari riak kota ternyata

skenario Tuhan jauh lebih baik.

Kuliah kerja nyata sebagai ajang adaptasi mahasiswa dengan masyarakat dan menyatu dengan

realitas masyarakat yang ada membuat saya memaksimalkan diri untuk bisa sedemikian mungkin

untuk beradaptasi dengan realitas masyarakat yang kadang tak sesuai dengan teori masyarakat

yang diterima di perkuliahan ataupun teori yang disajikan pada beberapa buku yang saya baca.

Apalagi penempatan saya didaerah yang hampir sama dengan kampung saya yang cukup padat

sehingga mengembalikan rasa rindu kehangatan dan keramaian daerah yang tercinta.
Ada banyak program kerja yang dilakukan di posko selama 45 hari KKN, kesemuanya memuat

berbagai program yang telah diselaraskan dengan kebutuhan masyarakat. Mengajar sekolah yang

tujuannya untuk meningkatkan gairah pendidikan para pelajar dan memberikan sesuaatu yang

baru bagi para pelajar dalam proses pengenyaman pendidikannya. Mengajar mengaji di masjid

terdekat dengan macam metode yang dilakukan menjadikan saya merasa memiliki semangat

dalam ber-KKN, masyarakat yang humble tentunya juga menjadi poin yang paling penting

dalam perjalanan 45 hari di kabupaten Bantaeng. Hal ini dikarenakan masyarakat yang menjadi

sentral dalam tujuan pengabdian yang dilakukan oleh para mahasiswa.

Kehidupan yang hampir terbilang sempurna dengan berbagai fasilitas perkotaannya menjadikan

KKN kali ini terasa berbeda hal ini dikarenakan kemudahan dalam mencari berbagai

perlengkapan yang dibutuhkan pun demikian dengan kebutuhan pribadi yang dibutuhkan oleh

mahasiswa KKN yang berada di posko saya.

Berbagai cerita yang tersimpan meski ditempat yang mungkin sejak kecil mejadi tempat bermain

saya kini memiliki kenangan yang berbeda dengan berbagai cerita yang unik. Pada kesempatan

pengabdian ini saya dibersamakan dengan berbagai kawan dari berbagai jurusan dengan

kompetensi yang berbeda sehingga membuat saya cukup merasa terkesan dengan mereka yang

memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Ada yang dari arsitektur, ilmu falaq, ekonomo,

farmasi, ilmu politik, ilmu perpustakaan dan bahasa inggris.

Dalam cerita yang berbeda ini ada banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa saya bagikan ke
teman-teman, ucapan terakhir diakhir ketikan jari saya terimakasih yang banyak untuk segala

cerita dan kenangannya.

Anda mungkin juga menyukai