DISUSUN OLEH :
FEBRIYANTI. 21230087P
DOSEN PEMBIMBING
Ns.Dilfera Hermiati, S.Kep., M.Kep
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Recovery dan Supportive enviroment”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns.Dilfera Hermiati, S.Kep.,
M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Konsep Recovery.........................................................................................................3
B. Manfaat dan Peran Perawat pad Pemberian Terapi pada Proses Penyembuhan.........4
E. Supportive Environment............................................................................................19
A. Kesimpulan ...............................................................................................................23
B. Saran..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan jiwa sebagai bagian integral dari kesehatan merupakan
perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI, 2002). Berbagai transformasi
dan transisi berbagai bidang kehidupan mengakibatkan perubahan gaya hidup,
pola perilaku, dan tata nilai kehidupan.Penyebab gangguan jiwa biasanya
bukan karena faktor tunggal tetapi bisa daribadan (somatogenik), lingkungan
sosial (sosiogenik), dari psike (psikogenik), maupun kultural (Maramis,
2009). Gejala gangguan jiwa meliputi gangguanpenampilan dan perilaku,
gangguan bicara dan bahasa, gangguan proses berpikir, sensorium dan fungsi
kognitif, gangguan emosi/perasaan, gangguan persepsi, gangguan psikomotor,
gangguan kemauan, gangguan kepribadian, dan gangguan pola hidup
(Maramis, 2009). Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan
dukungan tepat dan secara individual, dapat pulih dari penyakitnya dan
memiliki kehidupan yang memuaskan serta produktif. Recovery merupakan
proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan
berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Ware et al,
2008 dalam Stuart 2013). Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal
dalam memberikan perawatan dengan menggabungkan banyak terapi
komplementer untuk mengatasi gejala yang dialami oleh klien dengan
gangguan jiwa. Di samping itu terapi komplementer yang diberikan dapat
memberdayakan klien dalam memperkuat hubungan antar perawat dan klien
dalam meningkatkan proses pemulihan. Tindakan pada keluarga merupakan
terapi yang ditujukan untuk melibatkan keluarga dan mendorong mereka
untuk menjadi peserta aktif dalam ritmen dan pemulihan, sehingga
meningkatkan keterampilan koping pada klien dan keluarga mereka. Peran
Perawat dalam terapi keluarga yaitu untuk mendorong hubungan keluarga
yang sehat melalui psikoedukasi, penguatan kekuatan, konseling sportif, dan
rujukan untuk terapi dan dukungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan recovery?
2. Bagaimana peran perawat pada pemberian terapi recovery?
3. Bagaimana karakteristik recovery?
4. Apa saja model recovery pada keperawatan jiwa?
5. Apa yang dimaksud dengan supportive environment?
6. Apa saja jenis-jenis kegiatan supportive environmnt?
C. Tujuan
1. Untuk mempelajari definisi recovery.
2. Untuk mempelajari peran perawat pada pemberian terapi recovery.
3. Untuk mempelajari karakteristik recovery.
4. Untuk mempelajari model recovery.
5. Untuk mempelajari definisi supportive environment.
6. Untuk mempelajari jenis-jenis kegiatan supportive environment
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Recovery
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan
secara individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang
memuaskan serta produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai
kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa
untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang
dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana
seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam
komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala
secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery
didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan
jiwa dan orangorang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010). Individu
menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai
rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi
tertinggi yang dapat dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan
sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka
panjang dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013)
Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan
meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan
pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian berulang
gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen
pengobatan. Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja
dengan tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial,
konselor, terapis okupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus,
pengacara keluarga, pakar pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan
perawat untuk berfokus pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas
(Stuart, 2013)
1. Terapi Generalis
1. Terapi Psikofarmakologi
2. Terapi Spesialis
1) Guided Imagery
2) Music Intervention
3) Humor
4) Yoga
5) Biofeedback
6) Meditation
7) Prayer
8) Journaling
9) Storytelling
Tai Chi yang berarti puncak tertinggi, adalah seni bela diri tradisional
Cina (Koh, 1981) dan latihan pikiran-tubuh. Teknik ini melibatkan
serangkaian cairan, terus menerus, anggun, postur yang menari, dan
gerakan yang dikenal sebagai bentuk (Yang, 2010 dalam Lindquist,
2014). Ada beberapa gaya Tai Chi yang saat ini dipraktekkan; Chen
(cepat dan lambat gerakan besar), Yang (memperlambat gerakan besar),
Wu (pertengahan mondar-mandir, gerakan kompak), dan Sun (cepat,
gerakan kompak) (Jou, 1983 dalam Lindquist, 2014). Setiap gaya
memiliki protokol karakteristik yang berbeda dari gaya lain dalam
postur atau bentuk, urutan gerakan, kecepatan, dan tingkat
kesulitan.Namun memiliki prinsip-prinsip dasar yang sama (Yang, 1991
dalam Lindquist, 2014).
15) Aromaterapi
Peran Perawat
D. Model Recovery
1) Mental Health Recovery Model & The Recovery Model in
Psychiatric Nursing
Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan
kembali sehat atau sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam
kesehatan jiwa kita sepakati bahwa recovery memiliki arti yang
berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa tidak berfokus pada
pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup
beradaptasi dengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini
lebih menekankan kepada hubungan sosial, pemberdayaan, strategi
koping, dan makna hidup.
Peplau (1952 dalam Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa
pentingnya hubungan interpersonal terapeutik, model recovery
berubah dari hubungan nurse-patient menjadi nurse-partner.
Berdasarkan penelitian Hanrahan et al (2011 dalam Varcarolis
2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan
keluarga dalam proses recovery. Caldwell et al (2010 dalam
Varcarolis 2013) menegaskan perawat jiwa harus mengajarkan
tenaga kesehatan lain tentang konsep recovery dan menyarankan
cara memberdayakan pasien dan memajukan proses recovery.
Membangun hubungan
2 Imogene King Goal attainment
interpersonal dan membantu
pasien untuk mencapai tujuan
nya berdasakan peran nya
dalam konteks sosial (King,
1981)
Membangun hubungan
4 Betty Neuman System Model
perawat-pasien untuk
membantu menghadapi respon
stres (1982)
sehingga menghasilkan
Therapeutic Outcome
(Watson, 2007)
E. Supportive Environment
Dalam terapi ini perawat berperan sebagai leader dan bekerja sama
dengan orang lain yang ahli dalam bidangnya karena harus
disesuaikan dengan bakat dan minat, beberapa diantaranya adalah
1) Dance therapy / menari
Terapi yang menggunakan bentuk ekspresi non verbal dengan gerakan tub
uhdengan tujuan mengkomunikasikan tentang perasaan dan kebutuhan
pasien.
2) Terapi musik
Suatu terapi yang dilakukan melalui music dengan tujuan untuk memberik
an kesempatan kepada para pasien dalam mengekspresikan perasaannya
seper ti kesepian, sedih, dan bahagia
3) Terapi menggambar/melukis
Terapi menggambar/melukis dapat memberikan kesempatan pada pasien
untuk mengekspresikan tentang apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Selain itu terapi ini juga dapat membantu menurunkan keteganggan dan
pasien dapat memusatkan pikiran pada kegiatan.
4) Literatur/biblio therapy
Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan diri pasien dan
merupakan cara untuk mengeksprasikan perasaan/pikiran sesuai dengan
norma yang ada.Kegiatan dalam terapi ini dapat berupa membaca seperti
novel, buku- buku,majalah, dan kemudian bahan bacaan didiskusikan
bersama oleh para pasien.
2. Pet therapy
Pet therapy bertujuan menstimulasi respon pasien yang tidak mampu
melakukan hubungan interaksi dengan orang lain dan biasanya
mereka merasa kesepian, dan menyendiri. Terapi menggunakan
sarana binatang yang dapat memberikan respon menyenangkan
kepada pasien dan sering kali digunakan pada pasien anak dengan
autistic.
3. Plant therapy
Terapi ini mengajarkan pasien untuk memelihara mahluk hidup dan
membantu pasien membina hubungan yang baik antar pribadi yang
satu dengan yang lain. Objek yang digunakan dalam terapi ini adalah
tanaman/tumbuhan.
Peran Keluarga dalam Terapi Lingkungan
a) Keluarga harus memiliki pengetahuan, pengalaman
tentang kejiwaan dan gangguan serta terapi agar pasien
mendapatkan kebutuhan yang terbaik.
b) Komunikasi terbuka antara penderita dan anggota keluarga.
c) Keluarga juga harus bersikap bersahabat atau berteman.
d) Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN