Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TANAMAN
“MITOSIS”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Genetika Tanaman

Disusun oleh:
Nama : Suria Paloh
NIM : 4442210007
Kelas : IG

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kelancaran kepada penulis dalam
menyelesaikan praktikum pada Mata Genetika Tanaman dengan judul “Mitosis”.
Dalam rangka memenuhi tugas praktikum Genetika Tanaman, penulis
menyusun laporan praktikum ini untuk menerangkan simulasi hukum Mendel
dengan menghitung hasil pengambilan kancing. Dalam hasil praktikum ini penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Zahratul Millah, S.P., M.Si., Ibu Alfu
Laila, S.P., M.Sc, dan Ibu Widia Eka Putri, S.P., M.Agr.,Sc selaku dosen
pengampu mata kuliah Genetika Tanaman yang sudah memberi arahan terkait
praktikum ini. Saudari Dewi Siska selaku Asisten Praktikum Genetika Tanaman
kelas 1G yang sudah membantu dalam berjalannya praktikum ini.
Dalam penyusunan hasil praktikum ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga
laporan ini dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang bagaimana cara
simulasi hukum Mendel.

Serang, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Mitosis..................................................................................3
2.2 Pembelahan Sel.................................................................................................4
2.3 Tahap Pembelahan Mitosis...............................................................................5
2.4 Tinjauan Umum Kromosom Tanaman..............................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................9
3.3 Cara Kerja........................................................................................................9
3.3.2 Pengeceran kromosom..................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.................................................................................................................11
4.2 Pembahasan.....................................................................................................11
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan..........................................................................................................14
5.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis persilangan monohibrid, rasio fenotipe F2 (3:1) untuk 80 kali


pengambilan.............................................................................................11
Tabel 2. Analisis persilangan monohybrid, rasio fenotipe F2 (3:1) untuk 100 kali
pengambilan.............................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. Analisis persilangan monohybrid, rasio fenotipe F2 (3:1) untuk 120 kali
pengambilan.............................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. Analisis persilangan monohybrid, rasio fenotipe F2 (1:2:1) untuk 80 kali
pengambilan.............................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 5. Analisis persilangan monohybrid, rasio fenotipe F2 (1:2:1) untuk 100
kali pengambilan......................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 6. Analisis persilangan monohybrid, rasio fenotipe F2 (1:2:1) untuk 120
kali pengambilan......................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 7. Analisis persilangan dihybrib, rasio fenotipe F2 (9:3:3:1) untuk 80 kali
pengambilan.............................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 8. Analisis persilangan dihybrib, rasio fenotipe F2 (9:3:3:1) untuk 100 kali
pengambilan.............................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 9. Analisis persilangan dihybrib, rasio fenotipe F2 (9:3:3:1) untuk 120 kali
pengambilan.............................................Error! Bookmark not defined.

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup. Di dalam sel telah
ditemukan seluruh ciri kehidupan, salah satunya adalah ciri reproduksi
atau perkembangbiakan. Sel mampu memperbanyak diri dengan cara
membelah diri. Pembelahan sel merupakan proses yang berkaitan dengan
pertumbuhan, perkembangan, perbaikan sel yang rusak dan
perkembangbiakan (Falahudin, 2014).
Daur sel adalah urutan lengkap proses yang terjadi di dalam sel
sehingga sebuah sel akan memproduksi dirinya sendiri. Pada organisme
uniseluler, reproduksi sel akan membentuk keturunan yang serupa dengan
sel induknya. Pada organisme multiseluler, reproduksi sel akan
menyediakan bahan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan perbaikan.
Dalam reproduksi sel bahan gen (ADN) di dalam sel akan terbagi secara
adil (Suryo, 2004).
Pada organisme prokariotik seperti bakteri, reproduksi sel terjadi
secarafusi binary (pembelahan biner) dengan urutan pertama akan
dibentuk dua duplikat dari molekul ADN sirkuler, kemudian ADN tersebut
akan menempel pada membran plasma. Pertumbuhan membran plasma
akan memisahkan dua kromosom duplikat. Tahap berikutnya sel akan
mencapai volume dua kali sel semula, membran akan melekuk di antara
kromosom, dan dinding sel akan terbentuk sehingga dihasilkan dua sel
anakan Pada organisme eukariotik ada beberapa macam pembelahan yang
dikenal, yaitu pembelahan secara mitosis dan pembelahan sel meiosis
(Suryo, 2004).
Tanaman melakukan pembelahan sel untuk memperbanyak jaringan
sehingga tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Mitosis adalah
pembelahan duplikasi sel dengan jumlah kromosom sama dengan sel
induk. Pengamatan perilaku kromosom sangat penting dalam proses
pergerakan sel di dalam tubuh tumbuhan, oleh karena pentingnya
mengetahui perilaku kromosom, maka dalam laporan ini akan membahas
mengenai pengamatan perilaku kromosom.
Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat
pengangkutan gen-gen yang akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel
anakannya. Pengamatan terhadap perilaku kromosom sama pentingnya
dengan mempelajari struktur kromosom. Perilaku atau aktivitas kromosom
dapat terlihat dalam siklus sel termasuk di dalamnya adalah pembelahan
sel.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut.
1. Mengamati fase pembelahan mitosis pada tanaman
2. Mempelajari siklus sel
3. Mempelajari struktur, bentuk kromosom, dan menghitung jumlah
kromosom pada suatu jenis tanaman.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Mitosis


Mitosis merupakan proses pembelahan inti dalam sel eukariotik yang
secara konvensional terbagi menjadi lima tahap. Mitosis mempertahankan
jumlah kromosom dengan cara menempatkan kromosom hasil replikasi
secara seimbang ke masing-masing nukleus anakan. Dalam mitosis,
kromosom berada dalam jumlah yang tetap selama proses pembelahan.
Selama mitosis, setiap tahapan harus berlangsung dengan sempurna,
karena kehilangan kromosom selama proses pembelahan dapat
menyebabkan perubahan pada tanaman dewasa. Tahapan selama mitosis
adalah: interfase, profase, metafase, anafase dan telofase (Arsal, 2018).
Proses pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang
identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang
sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut.Mitosis pada tumbuhan
terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan
bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus (Ali, 2010).
Proses pembelahan ini berada di sel somatis tubuh yang bertujuan
untuk melakukan regenerasi dan pertumbuhan sel tubuh Pembelahan
mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan sitoplasma.
Pembelahan mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Oleh karena itu,
bila kita melihat kumpulan sel yang sedang membelah, mungkin kita akan
menemukan satu atau beberapa sel yang mempunyai dua inti. Hal ini
berarti sel telah selesai melakukan pembelahan inti tetapi belum
melakukan pembelahan sitoplasma (Masitah, 2018).
Sel memperbanyak diri dengan pembelahan equal kromatin nukleus,
aktif selama perkembangan, pertumbuhan, penyembuhan, perbaikan,
molting. Bagian interiornya dari membrane plasma dikelilingi oleh
sitoplasma, di dalam sitoplasma terdapat nukleus. Sitoplasma translucent
dan viscus berisi fibril–fibril submikroskopis. Didekat nukleus ada
centrosom globulair terdiri ½ titik hitam centriol. Nukleus oval atau

3
spherik, panjang atau berlobus terletak dipusat sitoplasma atau di satu
ujung, dikelilingi oleh membran nuklearis di dalam nucleus. Bagian
penting dalam nukleusyaitu kromatin, menyerupai granula terilisasi tetapi
mempunyai filamen–filamen spiral (Pai, 2005).
Mitosis terdiri dari empat fase berurutan, profase, metaphase,
anaphase, dan telofase. Selama profase, tiap kromosom akan memendek
dan menebal melalui supercoiling secara berulang-ulang. Membrane
nucleus menghilang dan terbentuk gelendong mikrotubulus dari satu kutub
sel ke kutub lainnya. Selama metaphase, kromosom akan berjajar di
bagian tengah gelendong miktotubulus. Saat anaphase, daun kromatid dari
masing-masing kromosom yang telah direplikasi akan ditarik oleh kutub-
kutub sel yang berbeda akibat adanya depolimerisasi mikrotubulus pada
apparatus gelendong yang menempel di sentromer. Kromatid-kromatid
saudara ini, akan menjadi kromosom-kromosom baru (Suryo, 2004).

2.2 Pembelahan Sel


Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu
pembelahan inti atau kariokinesis dan pembelahan sitoplasma atau
sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel-sel somatic, menghasilkan dua sel
anak yang memiliki jumlah kromosom sama dengan induknya. Proses
mitosis dibagi dalam empat stadium secara berturut-turut yaitu profase,
metaphase, anaphase, dan telofase. Tahap profase terjadi kondensasi
kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Nucleolus mulai tidak tampak,
membrane inti menghilang. Tiap kromosom membelah memanjang,
anakan kromosom ini disebut kromatid. Tahap metaphase, kromosom
menempatkan diri di bidang equatorial (tengah) sel. Pada tahap anaphase
kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benag gelendong ke tiap
kutub sel yang berlawanan. Pada tahap telofase di setiap kutub sel
terbentuk set kromosom yang serupa. Benang-benang gelendong lenyap
dan membran inti terbentuk kembali (Hartati, 2010).
Satuan kehidupan terkecil yang tidak dapat diperkecil lagi adalah sel.
Sel untuk pertama kali ditemukan lebih dari 300 tahun yang lalu, tidak

4
lama setelah mikroskop pertama dibuat. Umumnya sel itu sangat kecil
dengan diameter jauh lebih kecil 1 mm, sehingga tidak terlihat oleh mata
telanjang. Pada sel yang paling sederhana, yaitu bakteri sebuah dinding sel
mengelilingi suatu membran (plasma) sangat tipis dan mengandung asam
lemak, yang mengelilingi permukaan daerah dalam yang tidak berstruktur.
Sifat terpenting sel adalah kemampuannya untuk tumbuh dan membelah
diri untuk menghasilkan molekul-molekul seluler baru dan memperbanyak
dirinya. Untuk menjalankan fungsi-fungsi ini, sel itu secara kimia pasti
bersifat secara canggih, memang sel yang paling sederhana sekalipun
mengandung hampir 1000 molekul yang berbeda. Jadi, pada hakikatnya
sel merupakan pabrik kecil yang tumbuh dengan memasukkan unsur-unsur
pembangun, berupa molekul molekul sederhana seperti glukosa, dan
karbondioksida dan dengan car tertentu mengubahnya menjadi berbagai
molekul yang mengandung karbon, yang dibutuhkan untuk berfungsinya
sel-sel (Watson, 2000).
Kromosom dapat mengalami perubahan susunan atau jumlah bahan
genetik, yang mengakibatkan adanya perubahan fenotipe, perubahan gen-
gen yang berangkai, dan perubahan nisbah yang diharapkan dalam
keturunan. Peristiwa perubahan struktur kromosom ini dinamakan aberasi
kromosom. Pada umumnya kromosom dapat putus atau patah akibat
radiasi, tekanan fisik, atau bahan kimia. Kromosom putus dapat terjadi
baik pada tingkat kromatid maupun pada tingkat kromosom. Jika
kromosom putus sebelum replikasi DNA, selama fase S siklus sel
potongan kromosom akan mereplika sendiri. Pada kejadian ini yaitu putus
tingkat kromosom akan meliputi kedua sistem kromatid pada titik yang
sama (Henuhili, 2003).
Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu
pembelahan inti atau kariokinesis dan pembelahan sitoplasma atau
sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel-sel somatik, yang akan menghasilkan
dua sel anak yang memiliki jumlah kromosom sama dengan induknya.
Proses mitosis dibagi dalam empat tahap stadium, secara berturut-turut
yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Benang-benang

5
gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali. Plasma sel
terbagi menjadi dua bagian. Terbentuk dinding pemisah di tengah-tengah
sel (Suratsih, 2000).

2.3 Tahap Pembelahan Mitosis


Proses mitosis pada tumbuhan dan hewan pada dasarnya sama. Pada
tumbuhan, mitosis mudah dilihat, yaitu pada titik tumbuh (ujung akar atau
ujung batang) dengan menggunakan mikroskop cahaya. Waktu yang
dibutuhkan untuk mitosis bervariasi antara beberapa menit sampai telofase
akan diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sel). Satu putaran reproduksi
sel akan diikuti interfase. Dalam interfase sel mengadakan pertumbuhan,
aktivitas metabolisme, dan pembelahan kromosom. interfase
membutuhkan waktu sekitar 90 % dari seluruh waktu reproduksi sel.
Interfase masih di bagi lagi dalam tahap G1, S, dan G2. Panjang
G1bervariasi, sedangkan waktu untuk tahap S dan G2 biasanya seragam
(Nugroho, 2004).
Pada fase G1, sel aktif tumbuh. Pertumbuhan sel ditandai oleh
bertambahnya sitoplasma, organela, dan sintesis bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk fase S. Pada fase S, terjadi replikasi (perbanyakan
jumlah DNA dan sintesis). Fase ini sangat menentukan mitosis akan
terulang atau tidak. pada fase G2, benang-benang gelendong (spindel)
disintesis dan jumlah DNA sudah berlipat (Nugroho, 2004).
Setelah interfase selesai akan diikuti oleh mitosis (kariokinesis) dan
pembelahan sel (sitokinesis). Pada sel tumbuhan pembentukan sel sudah
dimulai pada awal telofase, yaitu pada saat sistem benang-benang yang
disebut fragmoplas muncul di antara kedua inti telofase. Di antara
fragmoplas terdapat gelembung-gelembung yang nantinya akan melebur.
Kondisi ini merupakan tanda pertama terbentuknya dinding sel baru.
Gelembung tersebut mungkin mengandung pektin. Retikulum endoplasma
yang terperangkap di antara gelembung-gelembung yang melebur berubah
menjadi plasmodesmata. Dinding pertama dibentuk pada pertumbuhan
selanjutnya menjadi lamela tengah (substansi antarsel). Setiap sel akan

6
membentuk suatu lapisan dinding baru dikelilingi seluruh protoplas Proses
mitosis pada tumbuhan dan hewan pada dasarnya sama. Pada tumbuhan,
mitosis mudah dilihat, yaitu pada titik tumbuh (ujung akar atau ujung
batang) dengan menggunakan mikroskop cahaya. Waktu yang dibutuhkan
untuk mitosis bervariasi antara beberapa menit sampai telofase akan
diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sel). Satu putaran reproduksi sel
akan diikuti interfase. Dalam interfase sel mengadakan pertumbuhan,
aktivitas metabolisme, dan pembelahan kromosom. interfase
membutuhkan waktu sekitar 90 % dari seluruh waktu reproduksi sel.
Interfase masih di bagi lagi dalam tahap G1, S, dan G2. Panjang
G1bervariasi, sedangkan waktu untuk tahap S dan G2 biasanya seragam
(Nugroho, 2004).
Pada fase G1, sel aktif tumbuh. Pertumbuhan sel ditandai oleh
bertambahnya sitoplasma, organela, dan sintesis bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk fase S. Pada fase S, terjadi replikasi (perbanyakan
jumlah DNA dan sintesis). Fase ini sangat menentukan mitosis akan
terulang atau tidak. pada fase G2, benang-benang gelendong (spindel)
disintesis dan jumlah DNA sudah berlipat (Nugroho, 2004).

2.4 Tinjauan Umum Kromosom Tanaman


Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA
dimana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari
kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan. Kromosom
terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat
kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung
kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang) (Bisri, 2014).
Kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen atau
DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel,
sedangkan kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA
yang berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom
biasanya dapat dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria,
termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut

7
sentromer yang memberi kromosom dalam dua tangan yang panjangnya
berbeda-beda, kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar yang
disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan
arus pada terminal dan material kromatin yang disebut satelit, dan
sebagainya (Jusuf, 2001).
Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat
pengangkutan bagi gen – gen yang akan dipindahkan dari suatu sel induk
ke sel anakannya, dari generasi yang satu ke generasi yang lainnya.
Pengamatan terhadap perilaku kromosom sama pentingnya dengan
mempelajari struktur kromosom (Citramukti, 2017).
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan
sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak
langsung yang disebut juga dengan mitosis. Mitosis adalah pembelahan
duplikasi dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah
kromosom sel induk. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang
sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut.
Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan
bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme.mitosis
memiliki beberapa tahapan meliputi profase metafase, anafase, dan
telofase. Terjadi pada ujung akar, yang mengalami pembelahan awal,
mitosis terjadi dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel
yang hidup terutama yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang),
mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai
beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan
terus menerus (Tofan, 2010).

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Simulasi “Mitosis” ini dilaksanakan pada hari Senin, 31
Oktober 2022 pukul 09.10-10.50 WIB di Laboratorium Bioteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
Mikroskop binocular, Deglass, object glass, tusuk gigi, silet dan bunsen.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ujung akar bawang merah
(Allium cepa L.), larutan fiksatif carnoy dan zat pewarna (arceto orceolin
atau aceto carmine).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Fiksasi
1. Ditumbuhkan Allium cepa L. dalam media air selama 3–4 hari.
2. Dipotong akar yang muncul ujungnya sepanjang + 3 mm.
3. Dilakukan pemotongan ujung akar pada pagi hari (pukul 09.00–10.00) saat sel
sedang giat membelah.
4. Dimasukkan potongan ujung akar ke dalam larutan fiksatif carnoy (campuran
alkohol absolut dengan asam asetat glasial sebesar 3:1).
5. Lamanya fiksasi untuk ujung akar, kuncup daun, kuncup bunga, EMC, dan
PMC memerlukan waktu 15–20 menit, sedang pada tanaman keras waktunya
lebih lama.
3.3.2 Pengeceran kromosom
1. Dilarutkan aceto carmine (Belling): 0,5 g carmine dalam 45% asam asetat
glacial (45 cc asam asetat glacial + 55 cc aquadest).
2. Dilarutkan Aceto orceolin (La Cour): 1,0 g orcelin dalam 45% asam asetat
glacial. Pengecetan dilakukan dengan cara:

9
a. Direndam potongan ujung akar yang telah difiksasi ke dalam pewarna aceto
carmine 0,5%.
b. Larutan dipanaskan atas bunsen agar pewarna segera meresap dalam
jaringan ujung akar.
c. Hentikan pemanasan bila larutan sudah mulai mendidih dan potongan
ujung akar mulai terlihat bergerak.
3.3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode squeeze.
1. Preparat ujung akar diambil menggunakan pinset kemudian diletakkan di atas
object glass.
2. Potong preparat sebesar + 1 mm dari ujung, lalu ditutup dengan deglass.
3. Deglass ditekan menggunakan jarum preparat/ujung jari hingga preparat
menjadi satu lapisan sel.
4. Amati preparat di bawah mikroskop diawali dengan perbesaran lemah sampai
perbesaran kuat.
5. Amati semua fase pembelahan, fase pembelahan dini dapat diamati pada sel di
bagian ujung, sedang fase pembelahan yang lebih lanjut diamati pada sel-sel di
bagian pangkal.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Analisis persilangan monohibrid, rasio fenotipe F2 (3:1) untuk 80
kali pengambilan
No. Gambar Keterangan
1. Fase : Interfase
Ciri-ciri :
- Kromosom mulai terlihat
namun benang kromatin
belum terlihat jelas.
- Fase istirahat

Fase : Methafase
Ciri-ciri :
- Terbentuknya gelendong
pembelahan, gelendong
pembelahan ini dibentuk
oleh mikrotubula.
- Fase ini lebih pendek dari
fase lainnya.

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu praktikum Mitosis dan meiosis dengan
melakukan pengamatan pembalahan mitosis dan meosis pada tanaman.
Mitosis merupakan pembelahan sel yang terdapat pada kromosom
dibagikan sama kepada dua inti sel anak, menurut Arsal (2018) Mitosis
merupakan proses pembelahan inti dalam sel eukariotik yang secara
konvensional terbagi menjadi lima tahap yaitu interfase, profase, metafase,
anafase dan telofase. Mitosis mempertahankan jumlah kromosom dengan
cara menempatkan kromosom hasil replikasi secara seimbang ke masing-
masing nukleus anakan. Imaniar dan Nusantari (2014) mengatakan bahwa

11
jumlah kromosom yang tidak terlalu banyak yaitu 2n=16 serta fase mitosis
yang jelas terlihat menjadikan bawang merah ideal digunakan dalam
mempelajari kerusakan kromosom pada tanaman, selain itu kromosom
bawang merah memiliki ukuran yang besar dan cukup mudah untuk dibuat
preparatnya.
Pada saat diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10×/0.22,
praktikan tidak menemukan satupun tahapan mitosis. Yang dimana
seharusnya pembelahan sel itu terjadi dalam lima tahapan, yaitu: tahap
interfase, profase, metafase, anafase dan telofase. Hal ini disebabkan
karena beberapa faktor yaitu mungkin sayatannya ketebalan sehingga
kromosom tidak terlihat, keterbatasannya alat yang digunakan, baik
kualitas mikroskop maupun kurangnya perbesaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sastrosumarjo (2006), yang menyatakan bahwa dalam
pembuatan preparat, akar bawang merah harus disayat sedemikian rupa
sehingga didapatkan sayatan yang sangat tipis untuk memudahkan
pengamatan, karena dengan disayat tipis maka pewarna acetorcein dapat
menembus dainding sel sehingga kromosom dapat terlihat jelas.
Pengamatan pertaman dilakukan dengan menggunakan preparat segar,
preparat segar dibuat oleh praktikan dari akar bawang merah yang sudah
ditanam di aqua gelas lalu diberi air, kemudian akar bawang merah diiris
setipis mungkin supaya jeringannya dapatterlihat jelas, lalu diletakkan
diatas preparat yang diberi larutan fiksatif carnoy selama satu menit dan
diberi larutan aceto arceolin lalu ditunggu selama satu menit juga. Larutan
fiksatif carnoy ini berfungsi untuk mengamati fase pembelahan mitosis
dengan cara melunakan dinding sel yang akan kita amati, sedangkan
larutan aceto arceoline berfungsi sebagai zat pewarna, pewarna tersebut
digunakan untuk memebedakan jumlah dan bentuk kromosom. Kemudian
jumlah dan bentuk kromosom dilihat dengan mikroskop. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Abdullah (2017), bahwa Aceto arceolin merupakan
pewarna yang dibuat dengan menggunakan bubuk orcein dan asam asetat
99%. Cara ini dapat menghasilkan pewarnaan yang baik dan jelas untuk
pengamatan bentuk dan ukuran kromosom

12
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan preparat basah yang
sudah di buat ketika diamati, preparat tersebut menunjukan adanya proses
interfase, dimana pada proses ini terjadi persiapan untukproses
selanjutnya, proses interfase juga biasa disebut fase istirahat. Menurut
Masitah (2018), interphase adalah fase siklus sel di mana sel khas
menghabiskan sebagian besar hidupnya. Interphase, bagaimanapun adalah
tahap mitosis terpanjang. Selama interfase, sel menyalin DNA-nya sebagai
persiapan mitosis. Ha ini juga di perkuat oleh Nugroho (2004). Dalam
interfase sel mengadakan pertumbuhan, aktivitas metabolisme, dan
pembelahan kromosom. interfase membutuhkan waktu sekitar 90 % dari
seluruh waktu reproduksi sel. Interfase masih di bagi lagi dalam tahap G1,
S, dan G2. Panjang G1bervariasi, sedangkan waktu untuk tahap S dan G2
biasanya seragam
Pada pengamatan yang dilakukan terdapat fase mitosis yang ditemukan.
ditemukan fase metafase pada akar bawang di bawah mikroskop dengan
perbesaran 40×/0.65. Pada fase ini, setiap individu kromosom yang telah
menjadi dua kromatid bergerak menuju bidang equator. Benang-benang
gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi kondensasi
dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat
lebih pendek dan tebal dibandingkan pada fase lainnya. Selain itu,
kromosom juga terlihat sejajar di tengah-tengah equator. Sehingga sangat
baik dilakukan analisis kariotipe pada fase ini. Analisis kariotipe dapat
dimanfaatkan untuk: analisis taksonomi yang berhubungan dengan
klasifikasi mahluk hidup, analisis galur substitusi dari monosomik atau
polisomik, dan untuk studi reorganisasi kromosomal.
Menurut Campbell (2002), metafase merupakan tahap mitosis yang
paling lama, sering kali berlangsung sekitar 20 menit. Pada metafase
ditandai dengan kromosom kromosom menempatkan diri di bidang tengah
dari sel. Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan,
gelendong pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini
membentuk kutub-kutub pembelahan tempat sentromer mikrotubula
bertumpu.

13
14
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Pada pembelahan mitosis, terdapat beberapa tahap atau fase yaitu
tahap interfase, profase, metafase, anafase dan telofase.Tahap interfase
adalah tahap saat sel siap untuk mulai membelah, tetapi belum
memperlihatkan kegiatan membelah, inti sel Nampak keruh, lambat laun
nampak benang-benang kromatin yang halus. Namun, pembelahan mitosis
yang terjadi pada praktikum kali ini yaitu hanya tahap pembelahan
Interfase dan metafashe saja, yang mana pada tahap interfase ditandai
dengan sel istirahat dan mempersiapkan untuk proses selanjutnya.
Sedangkan, pada Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada
fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih pendek dan tebal dibandingkan
pada fase lainnya. Selain itu, kromosom juga terlihat sejajar di tengah-
tengah equator. Sehingga sangat baik dilakukan analisis kariotipe pada
fase ini. Analisis kariotipe dapat dimanfaatkan untuk: analisis taksonomi
yang berhubungan dengan klasifikasi mahluk hidup, analisis galur
substitusi dari monosomik atau polisomik, dan untuk studi reorganisasi
kromosomal.

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah praktikan diharapkan lebih
kondusif saat praktikum berlangsung agar semua praktikan dapat
memperhatikan berjalannya praktikum dengan baik sehingga semua
praktikan dapat memahami praktikum yang dilakukan. Praktikan juga
harus lebih berkonsentrasi dalam melakukan persilangan agar tidak terjadi
kesalahan dan tidak kebingungan saat perhitungan chi-squere.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2017. Penentuan Waktu Perendaman Sel (Fase Mitosis) Akar Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.) Menggunakan Safranin Untuk Mendukung
Praktikum Biologi. Jurnal Bioleuser. Vol. 1(3): 86-91.
Ali, Iqbal. 2010. Fase Mitosis Akar Bawang (Allium cepa). http: // www.fase
mitosis- akar bawang-(allium cepa ) « I q b a l A l i _ com.htm. Di akses
pada tanggal 23 Mei 2018.
Arsal A F. 2018. Genetika I. Arif Memahami Kehidupan. Makassar: Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Bisri, Chasan. 2014. Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Sebagai Pewarnaan Alternatif Alami Preparat Section Tanaman Bawang
Merah (Allium ascalonicum). Jurnal Hortikultura. Vol. 2(1): 78-88.
Campbell, Neil A. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Falahudin, I. 2014. Panduan Praktikum Biologi Umum. Palembang: Refa Press.
Henuhili, Victoria. 2003. Genetika. Yogyakarta: Jurusan Biologi Fakultas
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta.
Jusuf M. 2001. Genetika I Struktur dan Ekspresi Gen. Jakarta: CV Sagung Seto.

Masitah. 2018. Pembelahan Mitosis dan Meiosi. Jakarta: Erlangga.

Nugroho, L. Hartanto. 2004. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:


Penebar Swadaya.
Nusantari, E. 2014. Belajar Genetika dengan Mudah & Komprehensif. Deepublish
Publisher: Yogyakarta.
Pai, Anna C. 2005. Foundation of Genetics: A Science Society. Singapore: Mc
Graw Hill Books.
Suratsih. 2000. Petunjuk Praktikum genetika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Biologi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryo. 2004. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.
Tofan, Randy. 2010. Analisis Metode Pewarnaan Kromosom Tanaman Jati
(Tectona Grandis L.F.) Bogor: IPB Press.

16
Watson, james. 2000. DNA Rekombinan Suatu Pelajarn Singkat. Jakarta:
Erlangga.
Hartati. 2010. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar : Jurusan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

17
Lampiran 1. Potongan akar Lampiran 2. Diteteskan Lampiran 3. Dipindah

bawang merah yang ditetesi aceto orcein 2%, dan di- dari cawan petri ke

HCl 1N, dan didiamkan didiamkan selama 15menit gelas objek

Lampiran 3. Ditetesi lagi Lampiran 4. Diawetkan Lampiran 5. Dilakuk

dengan aceto orcain 2%, diatas api bunsen sebanyak an pengamatan di

lalu ditutup dengan deglass 2-3 kali bawah mikroskop

Lampiran 7. Hasil Pengamatan (Interfase dan Metafase)

18

Anda mungkin juga menyukai