PEMBAYARAN TAGIHAN
Pelatihan
Bendahara Pengeluaran
MODUL
Pengujian dan
Pembayaran Tagihan
Oleh:
Noor Cholis Madjid
Widyaiswara Ahli Madya
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penyusunan modul Pelatihan Bendahara Pengeluaran dapat
diselesaikan dengan baik. Modul Pengujian dan Pembayaran Tagihan
merupakan salah satu modul yang digunakan dalam Pelatihan Bendahara
Pengeluaran. Terima kasih kami sampaikan kepada para pihak yang telah
membantu proses penyusunan modul Pengujian dan Pembayaran Tagihan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh tim penyusunan perbaikan
modul Bendahara Pengeluaran Tahun Anggaran 2020, terutama kepada Bapak
Noor Cholis Madjid yang telah menulis ulang dan memperbaiki modul Pengujian
dan Pembayaran Tagihan. Modul Pengujian dan Pembayaran Tagihan berisi
tentang bagaimana bendahara pengeluaran melakukan pengujian dan
pembayaran terhadap tagihan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Modul ini tentunya masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kepada
semua pihak kami harap dapat menyampaikan kesalahan, memberikan kritik dan
saran guna perbaikan modul ini di masa mendatang.
Bogor,
Kepala Pusat,
Iqbal Islami
NIP 19631206 198403 1 001
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP PENGUJIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN
Lingkup Bahasan Pengujian dan Pembayaran Tagihan.................................. 5
Konsep Pengujian atas Tagihan Terhadap APBN ........................................10
Latihan .........................................................................................................14
Rangkuman ..................................................................................................15
Tes Formatif .................................................................................................18
Umpan Balik dan Tindak Lanjut ....................................................................23
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUJIAN TERHADAP KETEPATAN KLASIFIKASI ANGGARAN
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI BELANJA NON
PEGAWAI
Pengujian Pembayaran Belanja Barang Dengan
Mekanisme Uang Persediaan (UP)...............................................................88
Pengujian Belanja Modal Yang Dibayar Dengan
Mekanisme Uang Persediaan ..................................................................... 102
Pengujian Belanja Lain-Lain ....................................................................... 103
Tanda Bukti Perjanjian................................................................................ 104
Latihan ...................................................................................................... 114
Rangkuman ............................................................................................... 115
Tes Formatif .............................................................................................. 117
Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................. 121
KEGIATAN BELAJAR 5
PENGUJIAN DOKUMEN PERSYARATAN ADMINISTRASI PEMBAYARAN
BELANJA PNBP DAN BLU
Gambar 3.3 Mekanisme Penarikan Uang Tunai dengan Kartu Debit .................68
Gambar 4.1 Format dan Tata Cara Penulisan Kuitansi .................................... 103
Gambar 5.1 Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan Dana (MP) ...... 126
Tabel 2.1 Tabel Kode Akun Mata Anggaran Pengeluaran Yang Umumnya
Terdapat Pada Satuan Kerja..............................................................39
Tabel 4.2 Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Melewati Batas Kota
(Dalam Kota Lebih 8 Jam) .................................................................................96
Tabel 4.3 Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota Kurang
8 Jam ................................................................................................96
1.Konsep Dasar
Pengujian
Tagihan Atas
Beban Apbn
6. Pengujian
2. Pengujian
Dokumen
Terhadap
Persyaratan
Ketepatan
Pembayaran
Klasifikasi
Pinjaman Luar
Anggaran
Negeri
Pengujian
Dan
Pembayaran
Tagihan
5. Pengujian
Dokumen
Persyaratan
3. Pengujian
Administrasi
Atas Tagihan
Pembayaran
Belanja Pnbp
Dan Blu
4. Pengujian
Dokumen
Persyaratan
Administrasi
Belanja Non
Pegawai
A. Deskripsi Singkat
B. Prasyarat Kompetensi
C. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
D. Relevansi Modul
A. Deskripsi Singkat
Mata pelajaran ini membahas dan menguraikan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pengujian dan pembayaran tagihan atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada kantor/satuan kerja instansi
pemerintah. Mata pelajaran ini diberikan kepada peserta Diklat Bendahara
Pengeluaran APBN, dengan maksud agar peserta diklat mampu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan tugas
yang menjadi kewenangan dan kewajiban Bendahara dalam pelaksanaan
dan pengelolaan dana APBN.
Mekanisme pengujian dan pembayaran tagihan dalam pengelolaan
keuangan negara, antara lain meliputi pengujian dan pemeriksaan terkait
kesesuaian dokumen anggaran, ketersediaan dana, ketepatan
pembebanan akun, kuitansi, pemeriksaan serah terima barang/jasa,
pemeriksaan daftar gaji, pemeriksaan daftar gaji lainnya, penyiapan SPP
GUP, penyiapan SPP gaji, penyiapan SPP gaji lainnya dan pengawasan
pagu anggaran.
Salah satu tugas Bendahara Pengeluaran adalah menandatangani
dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang
menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD. Bendahara
Pengeluaran melakukan Pembayaran dari uang persediaan yang
dikelolanya setelah:
1. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
2. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam
perintah pembayaran;
3. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
B. Prasyarat Kompetensi
Untuk dapat memahami modul ini dengan optimal, peserta diklat
harus sudah memahami konsep sistem penerimaan dan pengeluaran
Negara serta perpajakan.
D. Relevansi Modul
Modul ini bermanfaat bagi peserta untuk memahami konsep
pengujian dan pembayaran tagihan dalam menjalankan tugas Bendahara
Pengeluaran.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan lingkup bahasan pengujian dan
pembayaran tagihan
B. Menjelaskan konsep pengujian atas tagihan
terhadap APBN
Uraian dan Contoh
Pasal 18
1) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk
menguji, membebankan pada mata anggaran yang telah
disediakan, dan memerintahkan pembayaran tagihan atas beban
APBN/APBD.
2) Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pada ayat (1),
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berwenang:
a) Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak
pihak penagih;
b) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi
persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan
ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;
c) Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
d) Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran
pengeluaran yang bersangkutan;
e) Memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.
Contoh
Contoh
9. Bendahara harus menolak perintah bayar dari KPA/PPK jika tidak tersedia
anggaran pada dokumen anggaran. Hal ini sesuai dengan paradigma baru
dalam pengelolaan Keuangan yaitu....
a. financial management
b. let the managers manage
c. check and balance
d. proporsionalitas
PENGUJIAN TERHADAP
KETEPATAN KLASIFIKASI
ANGGARAN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan lingkup bahasa pengujian klasifikasi
anggaran dan pembayaran tagihan
B. Melaksanakan pengujian akun belanja
Uraian dan Contoh
Dalam melaksanakan pembayaran, Bendahara harus memperhatikan
apakah tagihan yang dimintakan sesuai dengan klasifikasi anggaran atau akun
yang ada, apakah dana dalam akun tersebut masih tersedia dan apakah akun
tersebut boleh dibayarkan oleh Bendahara. Pembayaran dengan mekanisme Uang
Persediaan dapat diberikan dalam batas-batas jenis belanja sebagai berikut.
1. Belanja Barang (Akun Belanja: 52).
02 PERTAHANAN
04 EKONOMI
PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA,
04.01
KOPERASI, DAN UKM
04.02 TENAGA KERJA
PERTANIAN, KEHUTANAN, PERIKANAN DAN
04.03
KELAUTAN
04.04 PENGAIRAN
04.05 BAHAN BAKAR DAN ENERGI
04.06 PERTAMBANGAN
04.07 INDUSTRI DAN KONSTRUKSI
04.08 TRANSPORTASI
04.09 TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
04.10 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI
04.90 EKONOMI LAINNYA
05 LINGKUNGAN HIDUP
05.01 MANAJEMEN LIMBAH
05.02 MANAJEMEN AIR LIMBAH
05.03 PENANGGULANGAN POLUSI
05.04 KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
05.05 TATA RUANG DAN PERTANAHAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN
05.06
LINGKUNGAN HIDUP
07 KESEHATAN
07.01 OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
07.02 PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN
07.03 PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
07.04 KELUARGA BERENCANA
07.05 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
07.90 KESEHATAN LAINNYA
09 AGAMA
09.01 PENINGKATAN KEHIDUPAN BERAGAMA
09.02 KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA
09.03 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA
09.90 PELAYANAN KEAGAMAAN LAINNYA
10 PENDIDIKAN
10.01 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
10.02 PENDIDIKAN DASAR
10.03 PENDIDIKAN MENENGAH
10.04 PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
10.05 PENDIDIKAN KEDINASAN
11 PERLINDUNGAN SOSIAL
PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN ORANG SAKIT
11.01
DAN CACAT
11.02 PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN LANSIA
PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN SOSIAL
11.03 KELUARGA PAHLAWAN, PERINTIS
KEMERDEKAAN DAN PEJUANG
PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN SOSIAL ANAK-
11.04
ANAK DAN KELUARGA
11.05 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
11.06 PENYULUHAN DAN BIMBINGAN SOSIAL
11.07 BANTUAN PERUMAHAN
11.08 BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN
11.09
SOSIAL
11.90 PERLINDUNGAN SOSIAL LAINNYA
4. Klasifikasi Berdasarkan Program
Program adalah penjabaran kebijakan kementerian
negara/lembaga dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa
kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi kementerian
negara/lembaga. Rumusan program harus jelas menunjukkan
keterkaitan dengan kebijakan yang mendasarinya dan memiliki
sasaran kinerja yang jelas dan terukur untuk mendukung upaya
pencapaian tujuan kebijakan yang bersangkutan.
• Belanja Bahan;
• Belanja Barang transito;
• Vakasi, adalah penyediaan dana untuk imbalan bagi
penguji atau pemeriksa kertas/jawaban Ujian.
No Uraian Klasifikasi
Studi Kasus
Bagaimana Alokasi anggaran 2021 pada Satuan kerja Kanwil DJKN Jakarta
diklasifikasikan?
Dana APBN yang akan dikelola Kanwil DJKN Jakarta untuk tahun Anggaran 2021
diklasifikasikan sebagai berikut:
Fungsi : 01 Pelayanan Umum
Sub Fungsi : 01.01 Lembaga Eksekutif Dan Legislatif, Masalah
Keuangan dan Fiskal serta Urusan Luar Negeri
Organisasi : 015 Kementerian Keuangan
015.09 Ditjen Kekayaan Negara
01. DKI Jakarta
2. Klasifikasi Anggaran
a. Klasifikasi Berdasarkan Organisasi
Klasifikasi belanja berdasarkan organisasi disusun berdasarkan
susunan kementerian negara/lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
b. Klasifikasi Berdasarkan Fungsi
Terdiri dari 11 fungsi utama yaitu: pelayanan umum, pertahanan,
ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan
fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan,
dan perlindungan sosial.
c. Klasifikasi Berdasarkan Sub Fungsi
Subfungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari fungsi. Dari 11
(sebelas) fungsi utama dirinci ke dalam 79 (tujuh puluh sembilan) sub
fungsi.
d. Klasifikasi Berdasarkan Program
Program adalah penjabaran kebijakan kementerian negara/lembaga
dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil
yang terukur sesuai dengan misi Kementerian Negara/Lembaga.
9. Pengadaan peralatan dan mesin yang akan diserahkan kepada pihak ketiga
dikategorikan sebagai belanja….
a. modal
b. barang
c. lain-lain
d. bantuan sosial
14. Pengeluaran untuk perjalanan dinas seperti perjalanan dinas dalam rangka
pembinaan/konsultasi, perjalanan dinas dalam rangka
pengawasan/pemeriksaan, mutasi pegawai, menggunakan akun….
a. 523111
b. 521113
c. 524111
d. 521119
PENGUJIAN TAGIHAN
BELANJA NEGARA
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Melaksanakan pengujian tagihan terkait mekanisme
pembayaran
B. Melaksanakan pengujian tagihan terkait kelengkapan
dokumen
Uraian dan Contoh
Studi Kasus
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan akan melakukan pembayaran atas
beban APBN dengan rincian sebagai berikut:
a) Pembayaran pengadaan ATK sebesar Rp40.000.000,00
b) Pembayaran Listrik sebesar Rp55.000.000,00
c) Pembayaran pengadaan obat-obatan sebesar Rp54.000.000,00
d) Perjalanan Dinas sebesar Rp60.000.000,00 untuk 10 pegawai
e) Pemabayaran rapel gaji sebesar Rp120.000.000,00 untuk 75 pegawai
a. DIPA;
b. POK;
c. Dokumen Terkait Pengadaan Barang/Jasa Seperti:
1) Kontrak/SPK/Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia
barang/jasa dan PPK serta bukti penerimaan dan pembayaran;
2) Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah
ditandatangani oleh Wajib Pajak/Bendahara Pengeluaran;
3) Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk
perjanjian/kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari pinjaman atau hibah dalam/luar negeri
sebagaimana dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman
atau hibah dalam/luar negeri bersangkutan.
d. Dokumen Penetapan Keputusan Seperti:
1) Surat Keputusan;
2) Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas;
3) Daftar penerima pembayaran; dan/atau
4) Dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan.
12. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara
Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving) melalui SPP
dan SPM
a. LS
b. TUP
c. GU Nihil
d. GU
15. Mekanisme penarikan tunai dengan kartu debit dapat dilakukan oleh
Bendahara setelah diterbitkan SPPR (Surat Perintah Pendebitan Rekening)
yang ditandatangani oleh:
a. PA/KPA;
b. KPA/PPK
c. PPK/PPSPM
d. KPA/PPSPM
PENGUJIAN DOKUMEN
PERSYARATAN ADMINISTRASI
BELANJA NON PEGAWAI
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Melaksanakan pengujian belanja barang dengan
mekanisme Uang Persediaan (UP)
B. Melaksanakan pengujian belanja modal yang dibayar
dengan mekanisme Uang Persediaan (UP)
C. Melaksanakan pengujian belanja lain-lain
D. Menjelaskan tanda bukti perjanjian
Uraian dan Contoh
Belanja non pegawai yang dapat dibayarkan oleh Bendahara Pengeluaran
adalah belanja non pegawai yang dibayar dengan mekanisme Uang Persediaan.
Belanja yang dapat dibayarkan dengan mekanisme Uang Persediaan dibatasi hanya
belanja dengan jumlah maksimal Rp50.000.000 (lima puluh juta) setiap transaksi bagi
satu rekanan. Pengujian yang dilakukan Bendahara Pengeluaran dilakukan untuk
memastikan belanja atas beban APBN telah sesuai dengan ketentuan baik secara
ketentuan per undang-undangan, ketepatan pihak yang menerima dan ketepatan
output. Dalam pasal 24 ayat 4 PMK 190/PMK.05/2012 dan perubahannya (PMK
178/PMK.05/2018) disebutkan pengujian yang dilakukan Bendahara Pengeluaran
meliputi :
1. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK;
2. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran; nilai tagihan yang harus dibayar; jadwal waktu
pembayaran; dan menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
3. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam dokumen perjanjian /kontrak; dan
4. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran
pengeluaran (akun 6 digit).
52 Belanja Barang
5211 Belanja Barang Operasional
5212 Belanja Barang Non Operasional
5221 Belanja Jasa
5231 Belanja Pemeliharaan
5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri
5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri
Sumber: KEP-311/PB/2014
Permasalahan yang sering terjadi terkait pengujian akun belanja
barang adalah ketika suatu jenis belanja yang seharusnya termasuk jenis
belanja modal dimasukkan kedalam akun belanja barang. Misalnya:
pembelian laptop, printer, AC dll. Belanja atas barang-barang tersebut
seharusnya termasuk jenis belanja modal namun karena harga barang
tersebut tidak terlalu besar maka sering dalam POK dan DIPA dimasukkan
dalam kategori belanja barang. Apabila terjadi kesalahan dalam
a. Pembayaran Honor
Untuk pembayaran honor pada prinsipnya pengujian yang harus
dilakukan adalah:
1) ketersediaan dana dalam DIPA dan rincian dalam POK;
2) Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang
timbul akibat penerbitan surat keputusan dimaksud dibebankan
pada DIPA;
3) daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling
sedikit nama orang, besaran honorarium, dan nomor rekening
b. Perjalanan dinas
Perjalanan dinas dapat dibayarkan melalui Uang Persediaan
atau dengan LS (lewat rekening Bendahara). Dalam melaksankan
pengujian terkait perjalanan dinas maka Bendhara Pengeluaran harus
memastikan apakah dokumen-dokumen telah lengkap dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Perjalanan dinas diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan No. 113/PMK.05/2012 (untuk melihat
detil aturan disarankan membaca PMK tersebut.
Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut
Perjalanan Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang
dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan
negara. Terdapat beberapa ketentuan terkait perjalanan dinas yaitu:
1) Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati
batas Kota dan/atau dalam Kota dari tempat kedudukan ke
tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat
kedudukan semula di dalam negeri.
2) Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat
kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru
berdasarkan surat keputusan pindah.
9 PEMBEBANAN ANGGARAN
b. Akun b.
Dikeluarkan di : Bogor
Tanggal : 14 Juli 2017
xxx
NIP 19690319 199603 1 001
Ke : Cimahi
Pada Tanggal :
Eko Prasetyo
NIP 198003282001121003
Pada Tanggal : Ke :
Pada Tanggal :
Pada Tanggal : Februari 2017 kepentingan jabatan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
VII. PERHATIAN:
PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal
berangkat/tiba, serta bendahara pengeluaran bertanggung jawab berdasarkan peraturan-peraturan Keuangan
Negara apabila negara menderita rugi akibat kesalahan, kelalaian, dan kealpaannya.
1 Biaya transpor pegawai dan/atau biaya penginapan di bawah ini yang tidak dapat diperoleh
. bukti-bukti pengeluarannya, meliputi :
1. Uang Transport
Transport Bogor - Jakarta (PP) Rp 200,000.00
Jumlah Rp 200,000.00
2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 di atas benar-benar dikeluarkan untuk pelaksanaan
perjalanan dinas dimaksud dan apabila di kemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran,
kami bersedia untuk menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Fazza Hari
NIP NIP
Ujian Dinas/ujian
V V V 2 hari
jabatan
Pengobatan karena
V V V Sesuai ST
cedera dlm tugas
Mengikuti Diklat V1) V1) V1) Sesuai ST
Pendidikan S1,S2, S3 V V V Max 2 hari
1)
Harus memperhatikan apakah pembiayaan (makan, penginapan, transpor)
ditanggung penyelenggaran. Kalau ditanggung penyelenggara hanya diberikan
komponen uang harian untuk uang saku
Tabel 3.3. Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Kota Kurang
8 Jam
Biaya
Jenis Perjalanan Dinas Jumlah Hari
Transpor
Dalam rangka Tusi V Sesuai ST
Pada tanggal 20 Juli 2017 Bendahara diminta membayar kuitansi atas belanja
ATK sebesar Rp. 45.000.000. Terkait permintaan pembayaran tersebut apa saja
yang harus diuji Bendahara?
Jawab:
1) Bendahara harus mengecek apakah alokasi belanja tersebut tersedia di
DIPA/POK;
Studi Kasus
Pada tanggal 20 Juli 2017 Bendahara diminta membayar kuitansi atas belanja
AC sebesar Rp4.000.000,00 Terkait permintaan pembayaran tersebut apa saja
yang harus diuji Bendahara?
Jawab:
1) Bendahara harus mengecek apakah alokasi belanja tersebut tersedia di
DIPA/POK;
2) Bendahara mengecek kelengkapan kuitansi;
3) Melakukan pengujian kebenaran SPBy.
1. Bukti Pembelian
Berdasarkan Peraturan Presiden terkait Pengadaan Barang dan Jasa
Bukti pembelian digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya
sampai dengan Rp10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah).
2. Kuitansi
Berdasarkan Peraturan Presiden Terkait Pengadaan Barang dan Jasa
kuitansi adalah bukti perjanjian untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya
4. Surat Perjanjian
Berdasarkan Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang dan
Jasa, Surat Perjanjian adalah tanda bukti perjanjian yang digunakan untuk
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas
Rp200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi
dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Karena Surat
Perjanjian atau umumnya disebut juga kontrak digunakan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas
Rp200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi
dengan nilai diatas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) maka
seharusnya Bendahara Pengeluaran tidak melakukan pengujian terhadap
Surat Perjanjian/Kontrak karena berbeda dengan SPK, Surat Perjanjian
digunakan untuk (nilai diatas…..), sedangkan tugas Bendahara Pengeluaran
melakukan pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan (UP) yang
dibatasi maksimal sebesar Rp50.000.000,00 per transaksi dan per rekanan.
PUSDIKLAT XXXXX
Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan
kepada Bendahara Pengeluaran agar melakukan pembayaran sejumlah :
Rp840,000
Kepada : ………………………………………..
Untuk Pembayaran : Pembayaran SPD Kegiatan Sosialisasi Peraturan Akuntansi
dan update Aplikasi Pelaporan Tahun 2017 di Bandung
Atas dasar :
1. Kuitansi/bukti pembelian : ………………………………………..
2. Nota/bukti penerimaan
barang/jasa/ : ………………………………………..
(bukti lainnya)
Dibebankan pada :
Kegiatan, output, MAK : xxxx
Kode : …………..
Studi Kasus
2 B S Pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran; nilai tagihan yang harus dibayar; jadwal waktu
pembayaran; dan menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
7. Dokumen yang merupakan bukti adanya otorisasi dari KPA/PPK terhadap suatu
pengeluaran adalah....
a. SPBy
b. BAST
c. BAP
d. DIPA
9. Nama wajib bayar yang tertulis dalam kuitansi harus atas nama….
a. Bendahara
b. Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen
c. Rekanan
d. PPSPM
10. Sebagai bukti bahwa barang/jasa telah diterima maka harus ada tanda tangan....
a. Bendahara
b. Penerima Barang/Jasa
c. Rekanan
d. PPSPM
11. Pembelian Alat Tulis Kantor senilai Rp40.000.000 dan dibayar dengan
mekanisme UP dilengkapi dengan dokumen:
a. Kontrak dan BAST;
13. Dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam rangka
pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat/Pegawai disebut
a. Surat Perjalanan Dinas (SPD);
b. Surat Keputusan (SK);
c. Surat Tugas (ST);
d. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD).
14. Dokumen yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Kepala Kantor dalam
rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat/Pegawai adalah….
a. Surat Perjalanan Dinas (SPD);
b. Surat Keputusan (SK);
c. Surat Tugas (ST);
d. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD).
15. Biaya transpor pegawai yang tidak dapat diperoleh bukti-bukti pengeluarannya
ditampung dalam dokumen:
a. Daftar Trasport Riil
b. Daftar Belanja Riil
c. Daftar Pengeluaran Belanja Perjalanan
d. Daftar Pengeluaran Riil
Apabila hasil penilaian mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas maka
Anda dapat dikatakan telah berhasil menguasai materi pelajaran dengan baik dan
dapat melanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Apabila hasilnya masih di bawah
80%, Anda diminta untuk mengulang mempelajari kembali materi kegiatan belajar ini.
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan pembayaran pencairan dana bersumber
PNBP
B. Mekanisme pencairan PNBP dan formulir-formulir
terkait pembayaran PNBP
C. Menjelaskan pencairan dana pada Badan Layanan
Umum
Uraian dan Contoh
Anggaran yang bersumber pada PNBP adalah penerimaan PNBP pada
satuan kerja yang dapat dipakai/digunakan untuk membiayai kegiatan pada
satuan kerja tersebut. Sumber penerimaan PNBP yang dapa dipergunakan
tersebut adalah PNBP yang bersifat fungsional. Dana yang dapat dicairkan harus
atas persetujuan menteri keuangan dan ditampung dalam DIPA satker yang
bersangkutan. PNBP fungsional adalah PNBP yang ada pada satuan kerja karena
adanya pelaksanaan fungsi dari satuan kerja tersebut, misalnya: Biaya Talak,
Nikah, Rujuk di Departemen Agama.
Pada prinsipnya pengujian terhadap pencairan anggaran yang bersumber
dari PNBP tidak jauh berbeda dengan yang bersumber dari APBN (Rupiah Murni).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencairan anggaran yang bersumber dari
PNBP adalah sebagai berikut:
1. Instansi Pengguna yang terpusat: adalah instansi pengguna PNBP dimana
penyetoran penerimaan negara yang diterima oleh satker yang
bersangkutan dilaksanakan secara terpusat. Bendahara Penerima atau juru
pungut PNBP satuan kerja yang bersangkutan menyetorkan terlebih dahulu
ke Bendahara Penerima Pusat baru Bendahara pusat tersebut menyetor
PNBP ke kantor kas negara.
2. Instansi Pengguna PNBP yang tidak terpusat. Bendahara Penerima satuan
kerja yang bersangkutan secara langsung menyetrokan penerimaan PNBP
langsung ke kas negara.
Pembedaan instansi pengguna PNBP tersebut akan menyebabkan
perbedaan dalam pola pencairan dana PNBP oleh satuan kerja yang
bersangkutan. Pada Instansi Pengguna terpusat maka batas pencairan anggaran
(maksimal pencairan) ditentukan oleh pagu dalam DIPA dan pagu sesuai dengan
edaran dari Ditjen Perbendaharaan sedangkan pada Instansi Pengguna tidak
terpusat maksimal pencairan dana ditentukan oleh pagu dalam DIPA dan bukti
Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Studi Kasus
Satuan Kerja X sebagai Instansi Pengguna PNBP pada tahun Anggaran
2018 mempunyai target PNBP sebesar Rp100.000.000,00 Pagu
Pengeluaran Satuan Kerja tersebut sebesar Rp80.000.000,00 Tentukan:
1. Besarnya UP yang dapat diajukan oleh satker tersebut pada awal tahun
anggaran;
2. Terkait dengan UP/TUP Rupiah murni dan UP/TUP untuk PNBP diajukan
secara....
a. terpisah dari UP/TUP Rupiah Murni
b. digabung dengan UP/TUP Rupiah Murni
c. dapat digabung/dipisah
d. disesuaikan kebutuhan
10. Sisa UP/TUP dana PNBP sampai akhir tahun anggaran yang tidak
disetorkan ke rekening kas Negara, akan....
a. diperhitungkan pada saat pengajuan pencairan dana UP tahun
anggaran berikutnya.
b. dapat langsung dipakai bendahara
c. tidak dapat digunakan lagi dan harus disetor ke kas Negara
d. diserahkan kepada kebijakan KPA
11. Sisa dana PNBP dari satker pengguna PNBP disetorkan ke rekening kas
Negara pada akhir tahun anggaran merupakan bagian realisasi penerimaan
PNBP tahun anggaran berikutnya dan dapat dipergunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan setelah diterimanya DIPA. Ketentuan tersebut berlaku
untuk satker….
a. Lembaga Pendidikan
b. Lembaga Kesehatan
c. Lembaga Hukum dan HAM
d. Semua Satker
12. Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU yang selanjutnya disebut
SP2B BLU adalah surat yang diterbitkan oleh:
a. KPA
b. PPK
c. PPSPM
d. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
13. Surat Pernyataan Tanggung Jawab yang selanjutnya disingkat SPTJ adalah
pemyataan tanggung jawab yang dibuat oleh:
PENGUJIAN DOKUMEN
PERSYARATAN PHLN
INDIKATOR PEMBELAJARAN
A. Menjelaskan tata cara pencairan pinjaman luar negeri
B. Menjelaskan prosedur penarikan pinjaman melalui
rekening khusus dan replenishment
C. Menjelaskan pengujian dokumen PHLN oleh
Bendahara
Uraian dan Contoh
Pinjaman luar negeri adalah penerimaan negara baik dalam bentuk devisa
atau devisa yang dirupiahkan, maupun dalam bentuk barang dan atau dalam
bentuk jasa, yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar
kembali dengan persyaratan tertentu. Sedangkan Hibah luar negeri adalah
penerimaan negara baik dalam bentuk devisa atau devisa yang dirupiahkan,
maupun dalam bentuk barang dan atau jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan,
yang diperoleh dari pemberi hibah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali.
Studi Kasus
3. Penarikan dana PHLN yang dilakukan oleh KPPN Khusus Jakarta VI atas
permintaan PA/KPA kantor/satuan kerja dengan cara mengajukan kepada
PPHLN untuk membayar langsung kepada pihak yang ditunjuk/rekanan
disebut dengan tata cara nama, jabatan dan alamat kedua belah pihak
disebut tata cara penarikan pinjaman dengan....
a. Pembayaran Langsung (Direct Payment)
b. Rekening Khusus
c. Pembukaan L/C
d. Pembiayaan Pendahuluan
6. Tahapan dalam penarikan dana PHLN melalui rekening khusus terdiri dari
kecuali….
a. tahap pendahuluan
b. tahap pelaksanaan
c. tahap perhitungan
d. tahap pertanggungjawaban
12. Apabila dari hasil pemeriksaan BPKP ataupun dari misi lender, diketemukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan persyaratan replenishment, maka lender
akan menyatakan bahwa pengeluaran tersebut adalah:
13. Apabila persyaratan replenishment tidak terpenuhi maka dana yang sudah
dibayar melalui rekening khusus harus …….
a. Diganti oleh KPPN
b. Dikembalikan
c. Disahkan
d. Diganti oleh K/L
A. Pilihan Benar-Salah
1 B S Pembayaran dengan mekanisme Langsung dapat diterapkan
untuk semua jenis Belanja.
2 B S Alokasi Anggaran yang disusun berdasarkan unit Eselon I
Kementerian Keuangan disebut klasifikasi belanja berdasarkan
organisasi.
3 B S Dalam istilah akuntansi salah satu kriteria belanja modal adalah
berumur atau memberi masa manfaat diatas 5 tahun.
4 B S Terdapat dua mekanisme pembayaran dalam rangka pembayaran
atas beban APBN yaitu Mekanisme UP dan mekanisme LS
Bendahara.
5 B S Pembayaran dengan menggunakan mekanisme LS dapat
dilakukan untuk pembayaran yang telah pasti: jumlahnya,
penerimanya, barang/jasa yang diterima negara, serta
pembebanan pada mata anggaran.
6 B S Bendahara harus memastikan pengeluaran pada rincian rencana
penggunaan TUP bukan merupakan pengeluaran yang harus
dilakukan dengan pembayaran dengan mekanisme UP.
7 B S Tahap pertama dalam mekanisme Penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah adalah Bendahara melakukan pengujian atas
transaksi.
8 B S Bendahara bertugas untuk melakukan pengujian atas belanja
modal yang dibayar dengan mekanisme Langsung.
9 B S Pada kwitansi UP Tanda tangan lunas ditandatanani oleh
Bendahara Pengeluaran dan tanda tangan setuju dibebankan
oleh PPSPM atas nama KPA.
10 B S Bukti pembelian digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang
nilainya sampai dengan Rp10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah).
18. Pengajuan Uang Muka atau UP yang dananya bersumber dari PNBP
dilakukan, kecuali….
a. maksimal 20 persen dari pagu
b. diajukan terpisah dengan UP yang bersumber dari Rupiah Murni
c. diajukan setelah UP Rupiah Murni dipertanggungjawabkan
d. harus dilampiri dengan formulir yang menunjukkan UP/TUP
tahun sebelumnya telah dipertanggungjawabkan
22. Penarikan dana PHLN yang harus dilakukan pada KPPN Jakarta VI
atau Jakarta Khusus adalah dengan tata cara, kecuali….
a. pembayaran langsung (direct payment)
b. rekening khusus
c. pembukaan L/C
d. pembiayaan pendahuluan
23. Penarikan dana PHLN yang dilakukan oleh KPPN Khusus Jakarta
VI/KPPN Khusus Banda Aceh atas permintaan PA/KPA kantor/satuan
kerja dengan cara mengajukan kepada PPHLN untuk membayar
langsung kepada pihak yang ditunjuk/rekanan disebut dengan tata
cara….
a. pembayaran langsung (direct payment)
b. rekening khusus
c. pembukaan L/C
d. pembiayaan pendahuluan
24. Rekening yang dibuka oleh Menteri Keuangan pada Bank Indonesia
atau bank lain, untuk menampung sementara dana PHLN tertentu,
disebut….
a. rekening khusus (special account)
b. rekening dana talangan
c. rekening sementara
d. rekening antara
33. Pengajuan Uang Muka atau UP yang dananya bersumber dari PNBP
dilakukan, kecuali….
a. maksimal 20 persen dari pagu
b. diajukan terpisah dengan UP yang bersumber dari Rupiah Murni
c. diajukan setelah UP Rupiah Murni dipertanggungjawabkan
d. harus dilampiri dengan formulir yang menunjukkan UP/TUP
tahun sebelumnya telah dipertanggungjawabkan
37. Penarikan dana PHLN yang harus dilakukan pada Jakarta Khusus
Pinjaman dan Hibah adalah dengan tata cara….. kecuali
a. pembayaran langsung (direct payment)
b. rekening khusus
c. pembukaan L/C
d. pembiayaan pendahuluan
41. Pengujian untuk memastikan dana yang dikeluarkan dari kas Negara
mencapai sasaran adalah sesuai dengan prinsip:
a. Stabilitas
b. Transparansi
c. Akuntabilitas
d. Proporsionalitas
1 B 11 B
2 B 12 S
3 S 13 B
4 S 14 B
5 B 15 S
6 S 16 S
7 S 17 B
8 S 18 S
9 S 19 S
10 B 20 S
Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP.
Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2018.
Peraturan Menteri Keuangan No.214 /PMK.05/2013 ttg BAS sebagaimana dirinci lebih
lanjut dg Kep Dirjen Perbendaharaan No. KEP-311/PB/2014 dan Kep-
211/PB/2018 ttg Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar beserta
penyempurnaannya;
Madjid, Noor C. Konsep Pengujian dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan, Kementerian Keuangan.
https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-konsep-pengujian-dalam-pelaksanaan-anggaran-
pendapatan-dan-belanja-negara/ (diakses 30 Juli 2018).
Sijabat, Heryanto. Tips Pengujian Kelengkapan SPBy yang Benar. Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-tips-
pengujian-kelengkapan-spby-yang-benar/ (diakses 28 September 2018).
Wibawa, Dwi A. Siapa yang Harus Menguji Tagihan Belanja. Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. https://klc.kemenkeu.go.id/pusap-siapa-
yang-harus-menguji-tagihan-belanja/ (diakses 23 Maret 2018).