Anda di halaman 1dari 17

KONSEP TUMBUH KEMBANG BALITA

1)
Vina Syafira, 2) Syarifah Haryanti
E-mail : Vinasyafira5@gmail.com , 2) Syarifah12@gmail.com
1)

,Prodi S1 Kebidanan, Universitas Batam, Kepulauan Riau, Indonesia


1,2

ABSTRAK
Latar belakang : Masa balita dapat disebut dengan golden periode atau masa critical periode yang
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia yang bersifat
sangat terbuka dan peka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengayaan baik bersifat
posiif maupun negatif, karena pembentukan kepribadian dan karakter dimulai pada saat ini. Tumbuh
kembang balita akan optimal jika lingkungan sekitar dapat memberikan dukungan yang positif atau
sebaliknya.
Tujuan : Berdasarkan pembahasan diatas,penilitian ini memiliki tujuan yaitu mengetahui konsep
tumbuh kembang balita, Orangtua perlu mempersiapkan anak sedini mungkin untuk menjalani
tingkatan-tingkatan perkembangan sebagai bekal ketika memasuki dunia orang dewasa dan
lingkungan sosialnya
Metode: Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah mengumpulkan data dari berbagai
sumber dan jurnal terkait.
Hasil: Salah satu upaya untuk mengetahui adanya penyimpangan perkembangan bayi dan balita yaitu
dengan deteksi dini penyimpangan perkembangan. Melalui deteksi dini dapat diketahui adanya
masalah perkembangan anak sehingga pemulihannya dapat dilakukan lebih awal dan akhirnya tumbuh
kembang anak yang dapat berlangsung dengan optimal.
Saran: Diharapkan tenaga kesehatan dapat terus berperan aktif dalam memberikan pelayanan
kebidanan yang berkualitas kepada ibu yang memiliki balita, terutama pada ibu primpara karena
Periode ini yang penting bagi kesehatan tumbuh kembang anak. Pada masa balita kehidupan anak
merupakan masa yang sangat kritis terhadap perkembangannya. Masa ini berlangsung sangat pendek
serta tidak dapat diulangi lagi. Masa ini berlangsung sebagai “masa keemasan” (golden period),
“jendela kesempatan” (window opportunity) dan “masa kritis” (critical period ).

Kata Kunci : Balita,masa keemasan,jendela kesmpatan,tumbuh,kembang,masa kritis


ABSTRACT
Background : The toddler period can be called the golden period or the critical period which is the
most rapid period of growth and development in the human brain which is very open and sensitive in
receiving various kinds of learning and enrichment both positive and negative, because the formation
of personality and character begins at this. Growth and development of toddlers will be optimal if the
surrounding environment can provide positive support or vice versa.
Purpose : Based on the discussion above, this research has the goal of knowing the concept of toddler
growth and development. Parents need to prepare children as early as possible to go through the
stages of development as a provision when entering the world of adults and their social environment.
Method: The writing method used by the author is to collect data from various sources and related
journals.
Result: Knowledge about good postpartum care will form a positive action or behavior. Someone
with sufficient knowledge can apply what he knows into implementation in everyday life, so that good
behavior regarding health, especially regarding care for postpartum mothers.
Conclusion: One effort to find out the existence of developmental abnormalities in infants and
toddlers is by early detection of developmental abnormalities. Thourgh early detection,it can be know
that there are problems with child development so that recovery can be carried out earlier and
ultimately the child growth and development can take place optimally.
Suggestion: It is hoped that health workers can continue to play an active role in providing quality
midwifery services to mothers who have toddlers, especially for primpara mothers because this period
is important for the health and development of children. During the toddler years of a child's life is a
period that is very critical of its development. This period lasts very short and can not be repeated
again. This period takes place as a "golden period", "window opportunity" and "critical period".

Keywords : : Toddlers, golden period, window of opportunity,grow, bloom, critical period.


PENDAHULUAN

Masa depan suatu bangsa tergantung pada ditemukan ada penyimpangan, maka
keberhasilan anak dalam mencapai dilakukan intervensi dini penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan yang tumbuh kembang balita sebagai tindakan
optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan, koreksi dengan memanfaatkan plastisitas
terutama periode sejak janin dalam otak anak agar tumbuh kembangnya
kandungan sampai anak berusia 2 tahun kembali normal atau penyimpangannya
merupakan periode yang sangat penting tidak semakin berat. Apabila balita perlu
dalam pertumbuhan dan perkembangan dirujuk, maka rujukan juga harus
anak. Periode ini merupakan kesempatan dilakukan sedini mungkin sesuai dengan
emas sekaligus masa-masa yang rentan indikasi. Kegiatan stimulasi, deteksi dan
terhadap pengaruh negatif. Nutrisi yang intervensi dini penyimpangan tumbuh
baik dan cukup, status kesehatan yang kembang balita yang menyeluruh dan
baik, pengasuhan yang benar, dan terkoordinasi diselenggarakan dalam
stimulasi yang tepat pada periode ini akan bentuk kemitraan antara keluarga (orang
membantu anak untuk tumbuh sehat dan tua, pengasuh anak dan anggota keluarga
mampu mencapai kemampuan optimalnya lainnya), masyarakat (kader, tokoh
sehingga dapat berkontribusi lebih baik masyarakat, organisasi profesi, lembaga
dalam masyarakat. Stimulasi yang tepat swadaya masyarakat, dan sebagainya)
akan merangsang otak balita sehingga dengan tenaga profesional (kesehatan,
perkembangan kemampuan gerak, bicara pendidikan dan sosial), akan meningkatkan
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian kualitas tumbuh kembang anak usia dini
pada balita berlangsung optimal sesuai dan kesiapan memasuki jenjang
dengan umur anak. Deteksi dini pendidikan formal. lndikator keberhasilan
penyimpangan tumbuh kembang perlu pembinaan tumbuh kembang anak tidak
dilakukan untuk dapat mendeteksi secara hanya meningkatnya status kesehatan dan
dini adanya penyimpangan tumbuh gizi anak tetapi juga mental, emosional,
kembang balita termasuk menindaklanjuti sosial dan kemandirian anak berkembang
setiap keluhan orang tua terhadap masalah secara optimal.
tumbuh kembang anaknya. Apabila
Perkembangan anak usia dini pada dan sangat penting karena dengan adanya
dasarnya ditandai dengan terjadinya perhatian dari orangtua perkembangan
perkembangan psikososial mereka. psikososial anak akan menjadi lebih baik.
Perkembangan psikososial yang dilalui Orangtua sangatlah besar pengaruhnya
mulai dari masa bayi, prasekolah, remaja terhadap perkembangan psikososial anak.
hingga dewasa. Perkembangan psikososial Sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh
ini membutuhkan rangsangan atau orangtua akan dilihat serta ditiru oleh anak
stimulus tertentu untuk berkembang secara (Rahimah & Sukiman, 2020). Peranan
optimal. perkembangan psikososial itu orangtua dalam perkembangan sosial akan
sendiri merupakan perkembangan membantu anak dalam upaya peningkatan
mengenai kejiwaan, moral dan juga emosi kemampuan mereka dalam berbagai hal,
serta bagaimana perkembangan diri anak termasuk interaksi dan prestasi belajar
cara pengasuhan anak, dan juga bagaimana untuk menghasilkan suatu karya
menjalin hubungan dengan anak (Kepno et berdasarkan kemampuan diri sendiri
al., 2019). Sebagaimana yang telah (Irmilia et al., 2015). Ketercapaian
dijelaskan sebelumnya pada proses kemampuan yang baik akan membentuk
perkembangan anak peran orangtua wajib kepercayaan diri pada anak. Sebaliknya,
kegagalan akan menyebabkan anak merasa berusia antara 0 sampai 5 tahun secara
rendah diri yang mumungkinkan anak di bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat,
masa dewasanya mengalami kesulitan tukar pengalaman akan pemenuhan
dalam bersosialisasi. pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi
Gangguan pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangannya
perkembangan yang ditemukan lebih awal dibimbing oleh fasilitator. Berdasarkan
akan mendapatkan intervensi sangat latar belakang tersebut maka peneliti
berharga untuk mencegah kecacatan tertarik untuk melihat apakah ada
permanen,(Destiana, Yani, & Triatmi, pengaruh kelas ibu balita terhadap
2017). Kelas Ibu Balita adalah kelas pengetahuan dan keterampilan ibu dalam
dimana para ibu yang mempunyai anak stimulasi tumbuh kembang balita.

Definisi Balita
Anak balita adalah anak yang telah proses pertumbuhan dan perkembangan
menginjak usia diatas satu tahun atau lebih yang sangat pesat dan disertai dengan
popular dengan pengertian anak dibawah perubahan yang memerlukan zat-zat gizi
lima tahun. Balita adalah istilah umu bagi yang jumlahnya lebih banyak dengan
anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak kualitas yang tinggi . Kesehatan seorang
prasekolah (3- 5 tahun). Saat usia batita, balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang
anak masih tergantung penuh pada terserat didalam tubuh kurangnya gizi
orangtua untuk melakukan kegiatan yang diserap oleh tubuh mengakibatkan
penting, seperti mandi, buang air dan mudah terserang penyakit karena gizi
makan (Setyawati dan Hartini, 2018). memberi pengaruh yang besar terhadap
Balita adalah anak yang berumur 0-59 kekebalan tubuh.
bulan, pada masa ini ditandai dengan

Definisi Pertumbuhan Peningkatan karena kesempurnaan dan


Pertumbuhan merupakan proses bukan karena penambahan yang baru
peningkatan pada (Sudirjo & Alif, 2018).
diri seseorang yang bersifat kuantitatif,
atau peningkatan dalam ukuran.

Definisi Perkembangan pada balita berlangsung optimal sesuai


Perkembangan adalah peningkatan dengan umur anak. Penilaian
kompleksitas fungsi dan kemajuan perkembangan anak melalui deteksi dini
keterampilan yang dimiliki individu untuk penyimpangan tumbuh kembang perlu
beradaptasi dengan lingkungan. dilakukan untuk dapat mendeteksi secara
Perkembangan merupakan aspek perilaku dini adanya penyimpangan tumbuh
dari pertumbuhan, misalnya individu kembang balita termasuk menindaklanjuti
mengembangkan kemampuan untuk setiap keluhan orangtua terhadap masalah
berjalan,berbicara dan berlari serta tumbuh kembang anaknya (Kemenkes RI,
melakukan aktivitas yang semakin 2019). Perkembangan fungsi susunan saraf
kompleks. Stimulasi yang tepat akan pusat (SSP) merupakan kelanjutan
merangsang otak balita sehingga pertumbuhan sel-sel neuron dan
perkembangan kemampuan gerak, bicara penyokong serta organ yang yang
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian dipengaruhinya.
Perkembangan Balita

Pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan


merupakan fase yang sangat menentukan merupakan masalah serius bagi setiap
masa depan kehidupan bagi bayi. Balita negara, baik negara maju maupun
memilki kebutuhan yang harus dipenuhi berkembang. Menurut WHO, sekitar 5-
oleh kedua orang tuanya yaitu 10% anak mengalami keterlambatan
terpenuhinya kebutuhan fisik sampai perkembangan. Sekitar 1-3% khusus pada
biomedis yang berguna untuk anak dibawah usia 5 tahun di Indonesia
pertumbuhan pada sistem otak sensorik mengalami keterlambatan perkembangan
dan motoriknya, kebutuhan emosi kasih umum yang meliputi perkembangan
saying berguna untuk kecerdasan yang motorik, bahasa, sosio-emosional, dan
distimulasi untuk merangsang seua kerja kognitif.
sensorik dan motoriknya. Keterlambatan

Proses tumbuh kembang balita mempunyai


beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.
Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan menimbulkan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki


perubahan. dan bagian tubuh lain yang terkait
Perkembangan terjadi bersamaan dengan fungsi berdiri anak
dengan pertumbuhan. Setiap terhambat. Karena itu
pertumbuhan disertai dengan perkembangan awal ini merupakan
perubahan fungsi. Misalnya masa kritis karena akan
perkembangan intelegensia pada menentukan perkembangan
seorang anak akan menyertai selanjutnya.
pertumbuhan otak dan serabut 3. Pertumbuhan dan perkembangan
saraf. mempunyai kecepatan yang
2. Pertumbuhan dan perkembangan berbeda. Sebagaimana
pada tahap awal menentukan pertumbuhan, perkembangan
perkembangan selanjutnya. Setiap mempunyai kecepatan yang
anak tidak akan bisa melewati satu berbedabeda, baik dalam
tahap perkembangan sebelum ia pertumbuhan fisik maupun
melewati tahapan sebelumnya. perkembangan fungsi organ dan
Sebagai contoh, seorang anak tidak perkembangan pada masing-
akan bisa berjalan sebelum ia bisa masing anak.
berdiri. Seorang anak tidak akan
4. Perkembangan berkore/asi dengan b. Perkembangan terjadi lebih
pertumbuhan. Pada saat dahulu di daerah proksimal
pertumbuhan berlangsung cepat, (gerak kasar) lalu berkembang
perkembangan pun demikian, ke bagian distal seperti jari-jari
terjadi peningkatan mental, yang mempunyai kemampuan
memori, daya nalar, asosiasi dan gerak halus (pola
lain-lain. Anak sehat, bertambah proksimodistal).
umur, bertambah berat dan tinggi 6. Perkembangan memiliki tahap
badannya serta bertambah yang berurutan.
kepandaiannya. Tahap perkembangan seorang anak
5. Perkembangan mempunyai pola mengikuti pola yang teratur dan
yang tetap. berurutan. Tahap-tahap tersebut
Perkembangan fungsi organ tubuh tidak bisa terjadi terbalik, misalnya
terjadi menurut dua hukum yang anak terlebih dahulu mampu
tetap, yaitu: membuat lingkaran sebelum
a. Perkembangan terjadi lebih mampu membuat gambar kotak,
dahulu di daerah kepala, anak mampu berdiri sebelum
kemudian menuju ke arah berjalan dan sebagainya.
kaudal/anggota tubuh (pola
sefalokaudal).

Proses tumbuh kembang balita juga Pengetahuan ibu tentang deteksi dini
mempunyai prinsip-prinsip yang saling pertumbuhan dan perkembangan berperan
berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah penting, karena karena dengan
sebagai berikut: pengetahuan yang baik dan memiliki
keterampilan yang baik, maka diharapkan
1. Perkembangan merupakan hasil proses pemantauan bayi oleh ibu dapat dilakukan
kematangan dan belajar. dengan baik pula. Sebesar 65,7% ibu
Kematangan merupakan proses intrinsik belum mengetahui KPSP (Kuesioner Pra
yang terjadi dengan sendirinya, sesuai Skrining Perkembangan). Kurangnya
dengan potensi yang ada pada individu. pengetahuan dan keterampilan orang tua
Belajar merupakan perkembangan yang tentang deteksi dini tumbuh kembang
berasal dari latihan dan usaha. Melalui khususnya pada ibu dapat mengakibatkan
belajar, anak memperoleh kemampuan gangguan tumbuh kembang yang berupa
menggunakan sumber yang diwariskan penyimpangan pertumbuhan,
dan potensi yang dimiliki anak. penyimpangan perkembangan serta
penyimpangan mental emosional,
2. Pola perkembangan dapat diramalkan. misalnya down sindrom, perawakan
pendek, dan gangguan autism. Maka ibu
Terdapat persamaan pola perkembangan
harus dibekali dengan pengetahuan yang
bagi semua anak. Dengan demikian
cukup untuk dapat melakukan stimulasi
perkembangan seorang anak dapat
tumbuh kembang balita. Sebuah penelitian
diramalkan. Perkembangan berlangsung
menunjukkan bahwa presepsi ibu dapat
dari tahapan umum ke tahapan spesifik,
dan terjadi berkesinambungan.
digunakan sebagai deteksi dini masalah perkembangan balita.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pembahasan diatas,penilitian untuk menjalani tingkatan-tingkatan


ini memiliki tujuan yaitu mengetahui perkembangan sebagai bekal ketika
konsep tumbuh kembang balita, Orangtua memasuki dunia orang dewasa dan
perlu mempersiapkan anak sedini mungkin lingkungan sosialnya

METODE PENELITIAN

Penggunaan metode dalam penelitian ini Kelurahan Pasirkaliki Kota Cimahi Jawa
menggunakan studi kepustakaan atau Barat. Sampel adalah ibu yang mempunyai
literature review. Studi kepustakaan anak usia 0-5 tahun yang sudah ditetapkan
didapat dari beberapa sumber seperti sebanyak 34 responden. Kriteria inklusi
jurnal, book chapter, e-book, dan internet. pada penelitian ini adalah ibu tidak
Data dalam penelitian adalah data bekerja, dan bisa baca tulis. Sedangkan
sekunder yang diperoleh dari beberapa kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
jurnal yang terpilih sesuai dengan kriteria Ibu yang memiliki penurunan atau
inklusi yang diakui kredibilitasnya. kehilangan fungsi pada salah satu panca
Kriteria inklusi jurnal yang direview antara inderanya dan ibu adalah seorang tenaga
lain artikel publish dari 2018 hingga 2022, kesehatan. Pelaksanaan kelas ibu balita
menggunakan beragam bahasa yakni dilaksanakan di posyandu, responden
bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, type dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
jurnal research articles, subyek penelitian kelompok uisa 0-1 tahun dan kelompok 1-
ibu postpartum dengan keluhan afterpain. 5 tahun. Kelas ibu balita dilaksanakan
Metodologi yang dipergunakan dalam sebanyak 3 kali pertemuan, setiap
pelaksanaan penelitian ini yaitu studi pertemuan terdiri dari 45-60 menit. Materi
literatur dengan jenis descriptive review. yang diberikan meliputi, konsep tumbuh
Tujuannya untuk mengidentifikasi, menilai kembang balita, tahapan perkembangan
dan mengintepretasi seluruh temuan yang anak usia 0-1 tahun dan stimulasinya,
terkait dengan topik penelitian yang telah tahapan perkembangan anak usia 1-2 tahun
ditetapkan. Data yang digunakan dalam dan stimulasinya serta tahapan
penelitian ini merupakan data sekunder perkembangan anak usia 2-5 tahun dan
yang berasal dari artikel ilmiah ataupun stimulasinya. Metode yang digunakan
buku . Penelitian ini menggunakan desain adalah ceramah, berdiskusi, tukar
quasi experiment dengan teknik pre post pendapat, tukar pengalaman serta
test design. Populasi penelitian adalah demonstrasi dan redemonstrasi. Media
semua ibu yang mempunyai balita di yang digunakan adalah buku.
HASIL

Penelitian ini melibatkan 34 responden.


Berikut adalah gambaran karakteristik
responden pada penelitian ini:

Tabel 1 Distribusi Frekuensi


Karakteristik Responden Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
usia responden sebagian besar berumur <
F % 35 tahun (88,2%). Responden sebagian
Usia besar mempunyai latar belakang
pendidikan dasar (85,3%) dan sebagian
>35 tahun 4 11.8
besar responden memiliki anak lebih dari
<35 tahun 30 88.2 satu orang (76,5%). Usia, pendidikan ibu
Total 34 100 serta jumlah anak merupakan faktor yang
Pendidikan berpengaruh pada pola pengasuhan,
pertumbuhan serta perkembangan anak.
Pendidikan 29 85.3 Tujuan penelitian ini adalah untuk
dasar mengetahui pengaruh kelas ibu balita
Pendidikan 5 14.7 terhadap pengetahuan dan keterampilan
lanjut
ibu tentang stimulasi tumbuh kembang
Total 34 100
balita. Hasil penelitian menunjukkan
Paritas bahwa terdapat perbedaan rata-rata
Paritas 1 8 23.5
pengetahuan dan keterampilan responden
tentang stimulasi tumbuh kembang balita
Paritas >1 26 76.5 sebelum dan sesudah mengikuti kelas ibu
Total 34 100 balita. Hal ini terlihat pada tabel dibawah 2
dan 3:

Tabel 2 Pengaruh Kelas Ibu Balita balita


terhadap Pengetahuan tentang
Stimulasi Tumbuh Kembang Balita

Pengetahuan n Rerata±s.b p Dari tabel di atas menunjukkan bahwa uji


Pengetahuan 34 54,49±7,38 0,001 statistik nilai p=0,001, berarti pada alpha
sebelum 5% terlihat ada pengaruh kelas ibu balita
mengikuti terhadap pengetahuan responden tentang
kelas ibu stimulasi tumbuh kembang balita.
balita Berdasarkan tabel 2 terlihat terdapat
Pengetahuan 34 70,22±11,37 perbedaan rerata pengetahuan responden
setelah tentang stimulasi tumbuh kembang balita
mengikuti sebelum dan sesudah mengikuti kelas ibu
kelas ibu balita.
Tabel 3 Pengaruh Kelas Ibu Balita harus mengembangkan pengetahuan,
terhadap Keterampilan tentang mulai dari pengetahuan dasar atau prinsip
Stimulasi Tumbuh Kembang Balita perkembangan anak dan norma-norma
yang membantu dalam menjaga anak-anak
Keterampilan n Rerata±s.b p supaya aman dan sehat. Ibu sebagai
Keterampilan 34 48,16±18,33 0,001 pengasuh terdekat seorang anak harus
sebelum mengetahui lebih banyak proses
mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak
kelas ibu serta faktor-faktor yang memengaruhi
balita proses itu. Hal ini sejalan dengan
Keterampilan 34 81,68±9,99 penelitian Christiari bahwa terdapat
setelah hubungan yang bermakna antara
mengikuti pengetahuan ibu tentang stimulasi dini
kelas ibu dengan perkembangan motorik anak usia 6
balita – 24 bulan dan anak yang mempunyai ibu
dengan pengetahuan tentang stimulasi dini
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa uji yang rendah akan beresiko lebih besar
statistik nilai p=0,001, berarti pada alpha untuk mengalami dugaan keterlambatan
5% terlihat ada pengaruh kelas ibu balita motoric (Christiari, Syamlan, & Kusuma,
terhadap keterampilan responden tentang 2013) Kelas ibu balita yang
tentang stimulasi tumbuh kembang balita. diselenggarakan dalam penelitian ini,
Berdasarkan tabel 3 terlihat terdapat menggunakan metode partisipatif artinya
perbedaan rerata keterampilan responden para ibu balita tidak diposisikan hanya
dalam praktik stimulasi tumbuh kembang menerima informasi karena posisi pasif
balita sebelum dan sesudah mengikuti cenderung tidak efektif untuk merubah
kelas ibu balita. Responden yang perilaku. Kelas ibu dirancang dengan
mengikuti kelas ibu balita mengalami metode belajar partisipatoris dimana para
peningkatan pengetahuan sebesar 15,8 % ibu tidak dipandang sebagai murid,
dan keterampilan sebesar 33,52% melainkan sebagai warga belajar. Dalam
dibandingkan dengan sebelum mengikuti praktiknya para ibu didorong untuk belajar
kelas ibu balita. Hasil penelitian ini selaras dari pengalaman sesama, sementara
dengan penelitian Kartikawati yang fasilitator berperan sebagai pengarah pada
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang benar. Fasilitator
pengetahuan dan keterampilan pada bukanlah guru atau dosen yang mengajari,
kelompok intervensi yang mengikuti kelas namun dalam lingkup terbatas dapat
ibu balita dibandingkan dengan kelompok sebagai sumber belajar. Hasil penelitian ini
kontrol (Kartikawati, Sutedja, & Dzulfikar, menunjukkan kelas ibu balita dapat
2014). Hal ini sejalan pula dengan meningkatkan pemberdayaan ibu balita
penelitian Lontaan yang menunjukkan melalui peningkatan pengetahuan, dan
bahwa terdapat pengaruh kelas ibu balita keterampilan stimulasi tumbuh kembang
terhadap pengetahuan orangtua tentang balita. Dampak dari pemberdayaan ini
pertumbuhan anak (Lontaan, et al, 2018). adalah meningkatnya status kesehatan
Pengetahuan diperoleh pada fakta, balita. Pada penelitian ini terdapat
informasi, dan keterampilan yang didapat pengaruh kelas ibu balita terhadap
melalui pengalaman atau pendidikan dan pengetahuan dan keterampilan ibu tentang
pemahaman tentang masalah atau stimulasi tumbuh kembang balita dengan
fenomena dan pola asuh bersifat peningkatan sebesar 15,8 % dan 33, 52 %.
multidimensional. Untuk menanggapi Dengan demikian, Diharapkan kelas ibu
berbagai kebutuhan anak-anak, orang tua balita dapat dilaksanakan di setiap
posyandu secara mandiri dan optimal.
PEMBAHASAN lingkungan sosialnya (Chusna & Utami,
2020). Peran orangtua dalam hal ini
Keluarga terutama orang tua yaitu ayah memberikan kepengasuhan keluarga yang
dan ibu merupakan lingkungan sosial hangat, penuh perhatian dan kasih sayang
pertama individu dan kelompok dalam secara maksimal. Menurut Erik Erikson
sosialisasinya. Orangtua adalah orang yang suasana keluarga yang demikian
paling dekat dengan anak-anaknya ketika mempengaruhi perkembangan kepribadian
berada di rumah. Orangtua memiliki peran yang sehat, yaitu anak-anak memiliki
yang sangat penting dalam keluarga. pribadi yang sangat mempercayai terhadap
Sebagai pendidik pertama dan utama bagi lingkungan sosialnya dengan baik
anak, orang tua memiliki tanggung jawab (Khadijah & Jf, 2021). Hal ini menjadi
yang besar dalam perkembangan anaknya dasar perkembangan pribadi yang sehat,
agar berkembang sesuai dengan harapan stabil, percaya diri dan dapat
yang diiinginkan. Bahkan ketika anak menyesuaikan diri dengan lingkungan
telah dititipkan di sekolah, peran orang tua sosialnya. Sebab, perkembangan seorang
tetap yang paling penting, apalagi sebagian anak itu sendiri sangat di pengaruhi oleh
besar waktu anak dihabiskan bersama pola pengasuhan yang di berikan oleh
orangtua. Orangtua memiliki peran sangat orangtua. Berdasarkan uraian dapat
urgen, yaitu menciptakan suasana dalam dijelaskan, bahwa peran orangtua
keluarga untuk proses pendidikan sangatlah penting dan wajib dalam proses
berkelanjutan guna melahirkan generasi perkembangan anak-anak mereka.
penerus (keturunan) yang cerdas dan Meskipun orangtua sudah menitipkan anak
berakhlak (berbudi pekerti yang baik), ke lembaga sekolah untuk mendapat
baik di mata orang tua maupun pembinaan pendidikan. namun, walau
masyarakat. Orangtua perlu bagaimanapun tanggung jawab terbesar
mempersiapkan anak sedini mungkin adalah pada orangtua sebagai tempat bagi
untuk menjalani tingkatan-tingkatan anak dalam memperoleh pendidikan
perkembangan sebagai bekal ketika pertama dan utama.
memasuki dunia orang dewasa dan

Perkembangan Psikososial

Psikososial merupakan suatu istilah yang 2015). Jadi dapat dinyatakan bahwa
berkaitan dengan kesehatan mental Perkembangan psikososial adalah
(emosional) dan kondisi sosial atau dengan perkembangan yang berkaitan dengan
kata lain istilah yang berhubungan dengan aspek-aspek psikologis seperti emosi,
perkembangan psikologi dan motivasi, dan perkembangan pribadi, serta
perkembangan sosial seperti ketika perubahan dalam bagaimana individu
seorang individu merasa takut, marah, berhubungan dengan orang lain. Banyak
senang, ataupun gembira untuk bagaimana teori mengenai perkembangan psikososial,
masuk kedalam lingkungan sosial bila yang paling banyak dianut adalah teori
ingin berinteraksi dengan orang lain psikososial dari Erik Erikson. Erik Erikson
(Khadijah & Jf, 2021). Pada pendekatan adalah seorang ahli psikologi yang lahir
psikososial, individu disini dihadapkan pada tahun 1902 di Jerman. Namanya
dengan kondisi kombinasi yang menjadi dikenal banyak orang setelah dia
dipengaruhi faktor psikologis dan faktor mengemukakan teorinya tentang tahap
lingkungan sosial disekitar individu perkembangan psikososial seorang
terhadap kesejahteraan fisik dan mental manusia dari lahir hingga tua. Erikson
serta kemampuan fungsi lainnya (Sit, memiliki pandangan yang sama tentang
konsep dasar kepribadian manusia dalam kepribadian individu berkembang dengan
islam kepribadian manusia tidak hanya menghadapi serangkaian tahapan-tahapan
dipengaruhi oleh keinginan atau dorongan sejak manusia lahir hingga memasuki usia
dari individu, tapi juga dipengaruhi oleh lanjut serta perubahan dan bagaimana
faktor-faktor luar, seperti adat, budaya, individu berhubungan dengan orang lain
dan lingkungan tempat dimana (Khadijah & Jf, 2021).
Hal ini juga sejalan dengan pendidikan dalam tahap ini adalah ibu atau orang lain
islam, dikutip dalam islampos.com (Atim, yang berperan sebagai ibu. Kegiatan utama
2022), bertahap dalam segala urusan yang dilakukan pada tahap ini adalah
adalah fitrah yang Allah ciptakan untuk ketergantungan pada ibu dan ekspresi
manusia bahkan alam semesta, sehingga ia frustasi ibu. Selain itu, selama tahap ini,
menjadi sunnatullah yang berlaku. bayi seringkali takut dengan sekitarnya,
Teori psikososial dari Erik Erikson terutama orang yang tidak dikenalnya
meliputi delapan tahap yang saling dengan baik. 2. Anak (2-3 tahun):
berurutan sepanjang hidup. Hasil dari tiap Memasuki tahap kedua, anak sudah
tahap tergantung dari hasil tahapan menjadi anak dengan pengendalian diri
sebelumnya, dan resolusi yang sukses dari yang lebih tinggi. Tak hanya itu, anak juga
tiap krisis ego adalah penting bagi individu mulai mandiri. Fase latihan pispot sangat
untuk dapat tumbuh secara optimal. Ego penting untuk melewati fase "pengendalian
harus mengembangkan kesanggupan yang diri versus rasa malu dan ragu" ini.
berbeda untuk mengatasi tiap tuntutan Erikson percaya bahwa anak-anak yang
penyesuaian dari masyarakat (Khadijah & mengendalikan diri secara otomatis merasa
Jf, 2021). Maka dari itu, perkembangan lebih mandiri. Misalnya, saat Anda bisa
psikososial pada anak usia dini bukan memilih mau makan apa, mainan favorit,
hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi baju apa yang akan dipakai. Hasil akhir
juga tanggung jawab orangtua bahkan dari proses ini adalah keinginan atau
masyarakat. Karena itu orangtua dan guru kemauan. Jika berhasil, anak akan
perlu bekerjasama dalam mendidik anak. memiliki kekuasaan atas dirinya. Jika
Agar proses ini berhasil mereka dalam hal Anda gagal, Anda akan merasa malu dan
ini orangtua maupun guru perlu penuh keraguan. Usia prasekolah (3-5
memahami perkembangan kepribadian tahun): Pada tahap ini, anak mulai
anak mulai pada usia dini. Ini karena, usia berpartisipasi dalam permainan dan
dini merupakan masa pertumbuhan dan interaksi sosial. Jika Anda melakukannya
perkembangan yang sangat menentukan dengan baik, anak Anda akan merasa bisa
perkembangan masa selanjutnya. Oleh memimpin orang lain. Sedangkan mereka
karena itu, kepribadian atau psikososial yang gagal seringkali merasa bersalah,
perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. meragukan kemampuan sendiri dan jarang
Adapun cara meningkatkan perkembangan mengambil inisiatif. Ini adalah tahap "aktif
psikososial anak usia dini yakni melalui versus rasa bersalah" yang membentuk
pola pengasuhan terutama lingkungan karakter seseorang untuk memiliki tujuan
keluarga, Berikut tahapan-tahapan atau tujuan dalam hidup. Hasil ini hanya
perkembangan psikososial anak usia dini, dapat dicapai jika anak menyeimbangkan
menurut Erik Erikson (Khadijah & Jf, momen inisiatif dan momen kerjasama
2021): 1. Bayi (0-18 bulan): Krisis atau dengan orang lain. 4. Usia sekolah (6-11
konflik utama yang dialami selama tahap tahun): Melalui interaksi sosial, anak
ini adalah kepercayaan dan kecurigaan, mulai merasa bangga ketika berhasil dalam
yang memainkan peran penting dalam sesuatu. Pada usia ini, anak menghadapi
menentukan apakah bayi Anda akan tantangan berupa tujuan sosial dan
mudah percaya atau tidak percaya pada akademik. Selama fase "industri versus
orang lain. Orang yang paling berperan ketidakmampuan" ini, orang-orang di
puncak akan merasa kompeten. Di sisi merasa kesepian dan menjadi depresi.
lain, mereka yang gagal akan merasa Hasil akhir dari tahap ini adalah cinta. 7.
mencela diri sendiri. Inilah sebabnya Dewasa (40-65 tahun): Berada pada tahap
mengapa hasil akhir dari tahap ini adalah dewasa, pasti seseorang selalu ingin
"kepercayaan". Anak usia sekolah yang melakukan sesuatu yang berguna untuk
jarang dihargai atau didukung oleh orang dirinya sendiri. Jika berhasil, akan ada rasa
terdekatnya akan meragukan memiliki tujuan. Sebaliknya, jika mereka
kemampuannya untuk berhasil. Remaja gagal, mereka akan merasa bahwa
(12-18 tahun): Tahap selanjutnya adalah berpartisipasi di dunia tidak ada artinya.
“kebingungan identitas dan peran”, yaitu Ini adalah fase "pertumbuhan versus
ketika remaja mencari jati diri yang akan stagnasi". Hasil akhir dari tahap ini adalah
mempengaruhi kehidupannya dalam penyembuhan. Dari menyaksikan bayi
jangka panjang. Remaja yang sukses akan Anda tumbuh hingga merasa dekat dengan
konsisten pada diri sendiri, sedangkan pasangan Anda adalah bagian penting dari
orang yang tidak sukses akan merasa tahap ini. Kedewasaan (usia 65 -
bingung tentang siapa dirinya. Identitas ini meninggal dunia): Ini adalah tahap di
terkait dengan keyakinan, cita-cita, dan mana seseorang merenungkan apa yang
nilai-nilai yang membentuk karakter mereka lakukan ketika mereka masih
seseorang. Jika berhasil, akan ada hasil muda. Jika Anda puas dengan pencapaian
akhir berupa loyalitas, kemampuan untuk Anda, Anda akan merasa cukup.
hidup berdampingan dengan harapan dan Sebaliknya, jika Anda tidak puas, Anda
norma masyarakat. 6. Masa dewasa awal akan merasa menyesal dan putus asa. Hasil
(19-40 tahun): Tahap “lebih dekat dan akhir dari tahap ini adalah Wisdom atau
terisolasi” dikaitkan dengan hubungan Kebijaksanaan. Seseorang yang puas
cinta dengan pasangan. Jika berhasil, dengan apa yang mereka lakukan di masa
orang dapat membangun hubungan yang mudanya akan siap menghadapi akhir
kuat. Sebaliknya, jika gagal, seseorang hidup dengan damai. Teori perkembangan
akan berhenti. Karena setiap tahapan psikososial Erikson tidak berarti Anda
berkaitan dengan tahapan sebelumnya, harus sepenuhnya positif atau negatif
maka tahapan ini juga terkait dengan untuk melihatnya. Sebaliknya, yang paling
identitas. Orang-orang yang tidak yakin penting adalah keseimbangan antara dua
akan identitas mereka lebih cenderung aspek.

tidak lagi di dominasi oleh presepsinya


Perkembangan Kognitif dan sekaligus kemampuan untiuk
Perkembangan kognitif adalah suatu aspek memahami dunia secara luas.
yang berfokus proses berfikir, yaitu Perkembangan kognitif piaget terdiri dari
kemampuan anak untuk menghubungkan, beberapa tahapan, yaitu :
menilai, dan mempertimbangkan. 1. Tahap sensorik-motorik ( 0-2 tahun )
Perkembangan kognitif dapat 2. Praoperasional ( 2-7 tahun )
mempengaruhi perkembangan mental dan
emosional, kemampuan berbahasa, sikap 3. Concrete operasional ( 7-11 tahun )
dan tindakan karena berkaitan dengan Fase ini pemikiran meningkat atau
kemampuan berfikir.
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah bertambah logis dan konkret. Anak
adalah pada kemampuan untuk berpikir mampu mengklasifikasi dan perintah serta
dengan cara logis tentang disini dan saat
ini, bukan tentang hal yang bersifat
abtraksi. Pemikiran anak usia sekolah
mampu menyelesaikan masalah secara
konkret dan 4. Formal operation ( 11-15 tahun )
sistematis berdasarkan apa yang mereka Fase ini di tunjukkan dengan karakteristik
terima dari lingkungannya. kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan dan kemampuan untuk
fleksibel terhadap lingkungannya.

Stunting dapat menyebabkan menurunnya produktivitas, dan dapat


perkembangan kognitif atau kecerdasan, meningkatkan risiko penyakit seperti
motorik, dan verbal berkembang secara diabetes melitus, hipertensi, jantung
tidak optimal, peningkatan risiko obesitas koroner dan stroke (BAPPENAS,
dan penyakit degeneratif lainnya, 2018).Tingginya angka stunting di
peningkatan biaya kesehatan, serta indonesia menjadi masalah yang cukup
peningkatan kejadian kesakitan dan serius karena akan menghambat berbagai
kematian (Kemenkes RI, 2018).Stunting aspek perkembangan yang dilalui oleh
adalah anak yang memiliki tubuh lebih balita. Masa balita merupakan masa kritis
pendek dibandingkan dengan anak yang dalam hal perkembangan dan pertumbuhan
berumur sama atau tinggi badan anak dalam siklus hidup manusia, dimana balita
kurang dari Z-score di bawah minus dua akan mengalami pertumbuhan fisik yang
standar deviasi (- 2 SD).Menurut UNICEF paling pesat, masa ini juga disebut masa
(2019) secara global prevalensi stunting emas perkembangan otak. Karena itu
tahun 2019 pada anak dibawah 5 tahun status gizi balita yang buruk akan
sekitar 21,3 % atau 144,0 juta anak berdampak langsung pada pertumbuhan
(UNICEF et al., 2019). Angka kejadian dan perkembangan kognitif anak (Yadika
stunting tertinggi di Indonesia tahun 2017 et al., 2019).Anak merupakan harapan
adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai generasi penerus bagi orang
sebesar 43,82% sedangkan dengan tuanya dan bagi bangsa, sehingga anak
prevalensi terendah adalah Provinsi Bali perlu dijaga dan diperhatikan tumbuh
sebesar 14,42% (Kemenkes RI, 2018). kembangnya agar kualitas tumbuh
Prevalensi stunting Provinsi Daerah kembangnya menjadi baik terutama anak
Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun usia tiga tahun, karena pada masa ini
2019 sebesar 21,04% (Badan Pusat pertumbuhan dan perkembangan masih
Statistik, 2019).Stunting dapat berlangsung dan pada tahapan ini pula
menyebabkan dampak jangka pendek dan terjadi lonjakan yang pesat terhadap
jangka panjang. Dalam jangka pendek tumbuh kembang anak, sehingga akan
stunting berdampak gagal tumbuh pada terbentuk pertumbuhan dan perkembangan
anak, hambatan perkembangan kognitif yang optimal. Permasalahan stunting ini
dan motorik, tidak optimal nya ukuran menjadi salah satu permasalah utama
fisik tubuh, dan gangguan metabolisme. terhadap anak di Indonesia. Stunting pada
Dalam jangka panjang stunting berdampak anak menghambat tumbuh kembang anak
menurunnya kapasitas intelektual, sehingga antara usia dan pertumbuhan
anak tidak seimbang. Kelahiran bayi stunting. Masalah ini juga berhubungan
dengan berat badan rendah dapat dengan permasalahan gizi pada anak di
menjadikan anak berisiko kejadian Indonesia.

Berdasarkan artikel penelitian Ruaida memberikan dampak terhadap


(2018) yang didapatkan bahwa anak yang perkembangan fisik, mental dan sosial
menderita stunting disebabkan oleh : anak, hal tersebut didukung dengan
pendidikan ibu yang baik akan
1. Pekerjaan orang tua memiliki pengetahuan tentang
Pekerjaan orang tua merupakan salah kesehatan, pengasuhan, dan keadaan
satu faktor penyebab stunting dimana lingkungan yang baik dan sehat bagi
pekerjaan orang tua berkaitan erat anak, sedangkan ayah pemimpin
dengan penghasilan keluarga yang keluarga yang memiliki kewenangan
akan mempengaruhi daya beli mengambil keputusan termasuk dalam
keluarga. kesehatan.
Penghasilan keluarga yang cukup
cenderung lebih mampu untuk 4. ASI eksklusif
membeli bahan makanan yang baik Makanan pendamping ASI (MP-ASI)
dan bergizi, ketidakcukupan konsumsi adalah makanan yang diberikan
gizi pada balita dapat menyebabkan bersamaan dengan ASI. Usia
anak menjadi stunting. pemberian MP-ASI berpengaruh
terhadap kejadian stunting karena
2. Latar belakang pendidikan
balita hanya membutuhkan ASI saja
Tingkat pendidikan mempengaruhi hingga usia 6 bulan, namun ketika usia
pola makan melalui cara pemilihan >6 bulan ASI saja tidak cukup untuk
bahan makan dalam hal kualitas dan membantu tumbuh kembang yang
kuantitas. Tingkat pendidikan ibu yang optimal.
rendah berpengaruh terhadap
pengetahuan tentang gizi dan pola asuh 5. Riwayat BBLR
anak, dimana pola asuh yang tidak Berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu
tepat dapat meningkatkan resiko bayi yang lahir dengan berat badan
kejadian stunting. kurang dari 2.500 gram. Berat badan
lahir merupakan salah satu faktor yang
3. Sosial keluarga
dapat mempengaruhi status gizi balita.
Penelitian Ruaida (2018) juga Sehingga dampak lanjutan dari BBLR
menjelaskan jika suatu keluarga dapat berupa gagal tumbuh (growth
memiliki sosial keluarga baik akan fathering).
Anak bawah lima tahun atau balita adalah kreatif. Bila tidak mendapatkan
anak yang telah menginjak usia di atas satu lingkungan yang mampu menstimulasi
tahun atau lebih popular dengan pengertian dengan optimal maka perkembangan otak
usia anak di bawah lima tahun (Warlenda seorang anak menjadi tidak maksimal.
et al., 2019). Masa balita merupakan
periode emas atau sering disebut sebagai Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Golden Age. Pada masa tersebut, tahapan perkembangan kognitif anak yaitu faktor
pertumbuhan dan perkembangan otak dan internal dan eksternal. Faktor internal yang
fisik balita mengalami pertumbuhan mempengaruhi perkembangan kognitif
maksimal.Selama tahun-tahun pertama anak yaitu jenis kelamin dan usia anak
kehidupan, otak mengalami rangkaian Faktor eksternal yaitu lingkungan dan
perubahan yang luar biasa. Sesaat setelah karakteristik keluarga.
lahir, otak bayi menghasilkan triliunan Keluarga berpengaruh terhadap
sinaps neuron yang banyaknya melebihi pertumbuhan dalam pembentukan sikap,
kebutuhan. Otak akan memusnahkan kepribadian dan pengembangan
sinapsis yang jarang digunakan atau yang kemampuan anak secara
tidak pernah digunakan.Sinapsis yang optimal.Pembentukan dan pola asuh yang
berlebih dalam otak anak akan mengalami baik diberikan oleh orangtua akan
penurunan drastis, yang dimulai pada usia memberikan stimulus kepada anak,
10 tahun atau sebelumnya. Sesudah semakin bervariasi rangsang atau pola
penurunan tersebut, yang tersisa yaitu otak asuh yang diberikan maka akan
yang mengatur pola emosi dan berpikir membentuk kecerdasan pada anak serta
menunjang perkembangan kognitif anak.
KESIMPULAN

Pada uraian penjelasan diatas dapat ditarik depan sebagai generasi penerus dan
kesimpulan bahwa peran orangtua dalam makluk sosial. Peran orangtua dalam hal
perkembangan Psikososial anak Usia dini ini memberikan kepengasuhan keluarga
yaitu sangat penting dan tanggung jawab yang hangat, penuh perhatian dan kasih
wajib. Orangtua sebagai pendidik permata sayang secara maksimal. Dengan demikian
dan utama bagi seorang anak di rumah anak nantinya akan tumbuh menjadi
maupun lingkungan sosialnya, meski manusia dewasa yang memiliki kualitas
sudah dititipkan di sekolah, guru hanyalah diri yang baik dan mampu berkembangan
penyambung tali bagi orangtua agar anak- dalam lingkungan sosial dengan tangguh
anak memperoleh pendidikan dan dan percaya diri.
bimbingan yang lebih baik, dimana Pada penelitian ini terdapat pengaruh kelas
kemungkinan fasilitas yang tidak peroleh ibu balita terhadap pengetahuan dan
dirumah tetapi didapat di sekolah atau keterampilan ibu tentang stimulasi tumbuh
disini sebagai pelengkap bagi anak dalam kembang balita dengan peningkatan
proses perkembangannya. Perkembangan sebesar 15,8 % dan 33, 52 %. Dengan
Psikososial anak dipengaruhi oleh pola demikian, Diharapkan kelas ibu balita
pengasuhan yang diberikan orangtua dapat dilaksanakan di setiap posyandu
terhadap anak dan akan menentukan baik secara mandiri dan optimal.
dan buruk perkembangan anak di masa

SARAN

Pengetahuan dan keterampilan orang tua stimulasi tumbuh kembang anak. Kualitas
tentang stimulasi tumbuh kembang sangat pertumbuhan dan perkembangan anak
penting untuk meningkatkan kualitas anak. ditentukan oleh pengasuhan keluarga
Ibu dengan anak yang BPD memerlukan terutama orang tua. Ibu sangat berperan
pendidikan tentang perkembangan anak dalam stimulasi dan deteksi dini
dan merekomendasikan praktik dan penyimpangan perkembangan.
keterampilan pengasuhan anak untuk Berdasarkan penelitian menunjukkan
memberikan kehangatan dan pemantauan bahwa persepsi ibu dapat digunakan
yang konsisten, Ibu merupakan orang yang sebagai deteksi dini masalah
paling dekat dengan anak yang perkembangan anak. Deteksi dini penting
memberikan pengasuhan. Ibu harus dalam menemukan gangguan pertumbuhan
dibekali dengan pengetahuan dan dan perkembangan anak.
keterampilan yang cukup untuk melakukan

.
DAFTAR PUSTAKA

Evita Aurilia Nardina., dkk. Tumbuh Balita Terhadap Peningkatan


Kembang Anak Yayasan Kita Menulis, Pengetahuan Orangtua Tentang Tumbuh
2021 xiv; 182 hlm; 16 x 23 cm ISBN: 978- Kembang Anak Di Puskesmas Teling Atas
623-342-244-4 Cetakan 1, September 2021 Kota Manado. PROSIDING Seminar
Nasional Tahun 2018 ISBN: 2549-0931,
Kania, N. (2018). Upaya Peningkatan 2018. 534-541., 534–541.
Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Kepno, A., Hastutiningtyas, W. R., &
Ariani, N. L. (2019). PERAN KELUARGA
Khadijah & Nurul Zahraini Jf. BERHUBUNGAN DENGAN
Perkembangan sosial Anak Usia Dini PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK
Teori dan Strateginya /Khadijah & Nurul USIA PRA SEKOLAH DI TK DHARMA
Zahraini Jf. —Ed. 1, Cet. 1. —Medan: WANITA PERSATUAN DESA
Merdeka Kreasi, 2021 viii, hlm.150, 20,5 KAUMREJO KABUPATEN MALANG.
cm. Bibliografi: hlm. 147.ISBN xxx-xxx- Nursing News: Jurnal Ilmiah
xxxx-xx-x Keperawatan, 4(2), 10–20.
RAMBE, N. L. & SEBAYANG, W. B. https://doi.org/DOI:
(2020). Pengaruh Kuesioner Pra Skrining https://doi.org/10.33366/nn.v4i2.2069
Perkembangan (KPSP) terhadap Rahimah, & Sukiman. (2020). Paremting
peningkatan kepatuhan ibu Dalam Patterns and Their Implications for the
pemantauan perkembangan anak. JHeS Development of Early Childhood Social
(Journal of Health Studies),4, 79-86. Attitudes. Al-Athfal: Jurnal Pendidikan
Anak, 6(2), 135–146.
Riyadi, Agus. (2019). Langkah-langkah https://doi.org/https://doi.org/10.14421/al-
Menjaga Kesehatan Anak. Semarang: athfal.2020.62-04.
Alprin
Ruaida, N. & O. S. (2018). Hubungan
Status Kek Ibu Hamil Dan Bblr Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita Di
Puskesmas Tawiri Kota Ambon. 9(2), 45–
51.

Setyawati AV, Hartini E. Buku Ajar Gizi


Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Deepublish; 2018

Wahyuni, C. (2018). Tumbuh Kembang


Anak, 1–56.

Yadika ADN, Berawi KN, Nasution SH.


Pengaruh Stunting terhadap
Perkembangan Kognitif dan Prestasi
Belajar. J Major. 2019;8(2):273–82.
Lontaan, A., Kusmiyati, & Keintjem, F.
(2018). Pengaruh Pelatihan Kelas Ibu

Anda mungkin juga menyukai