BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal
adalah iklim belajar yang baik, peningkatan sistem pembelajaran dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat diciptakan
dengan penerapan sistem pembelajaran yang sesuai.
Penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa disebabkan oleh kurang
tepatnya guru dalam memilih metode belajar. Metode inilah yang sangat
menentukan kegiatan siswa dalam belajar untuk memperoleh maksud yang
diharapkan. (Sudjana 1988 : 50)
Guru harus selalu berpikir kreatif agar dapat melaksanakan pembelajaran
yang menuntut siswa aktif, membangun suasana kelas semakin hidup sehingga
siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Hal ini
dimaksudkan supaya siswa dapat mengembangkan potensi dan prestasinya
Kenyataan setelah proses pembelajaran berakhir masih ada siswa yang
tidak dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, hal ini tercermin dari
perolehan nilai evaluasi. Pada umumnya mereka memperoleh nilai yang lebih
rendah dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya, keadaan demikian
sangatlah merisaukan guru karena siswa yang bersangkutan tidak menuntaskan
pembelajaran sesuai dengan Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
1
2
ditentukan, yang berarti siswa yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tujuan
yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi di kelas VI SDN Karangasem 1 Kecamatan Lumbang
Kabupaten Pasuruan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran pada
pertemuan pertama masih rendah pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
“materi gaya” hanya 8 orang dari 20 orang siswa yang mendapat nilai di atas
Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan nilai ketuntasan untuk mata
pelajaran milmu pengetahuan alam adalah 65.
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan perbaikan
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis terlihat jelas bahwa dalam upaya
meningkatkan hasil belajar pelajaran ilmu pengetahuan alam, diperlukan
memperbaiki kerakteristik siswa dan lingkungan belajar. Menurut Muyasa
(2007:12) bahwa guru merupakan peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran
yang lebih lanjut, oleh karena itu guru disebut ahli penyebar informasi yang baik
juga berperan sebagai perencana, pelaksana, dan penilai pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
diajarkan, maka penulis melakukan perbaikan pembelajaran merujuk kepada
Penelitia Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan tersebut berfungsi ganda, selain dapat
memperbaiki pembelajaran juga untuk mengembangkan diri secara profesional
sesuai tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada
jenjang S.1 Universitas Terbuka.
1. Identifikasi Masalah
Ilmu pengetahuan alam bertujuan untuk mengambangkan ketrampilan
proses menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan mampu membelajarakan
keterampilan proses sehingga siswa dapat menyelidiki segala kejadian di alam
sekitar dengan menerapkan keterampilan proses, dengan demikian siswa akan
mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan lingkungan sekitar serta
membuat keputusan yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut.
3
tidak penting, 2) suka bergerak, 3) hal-hal yang bersifat kongkret lebih mudah
dipahami ketimbang yang abstrak, 4) senang bekerja dengan kelompok, 5) senang
merasakan atau melakukan secara langsung.
Berdasarkan karaktersitik kelas 4 tersebut maka siswa dilibatkan langsung
dalam proses pembelajaran dengan melakukan berbagai percobaan yang
berhubungan dengan gaya, sehingga siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar
secara langsung. Namun dalam proses pembelajaran guru juga harus tetap
membimbing atau mengarahkan siswanya agar tidak salah dalam memahami
konsep dan materi yang disampaikan, maka dari itu perlu diterapkannya metode
teori inkuiri terbimbing.
Inkuiri yang tepat untuk anak sd asalah inkuiri terbimbing (guadeinquiry).
Teori melandasi inkuiri terbimbing ini adalah konstrutivisme yaitu menciptakan
pemahaman baru yang menutut aktifitas kreatif, produktif dalam konteks nyata
yang mendorong siswa untuk Belajar berpikir kemudian mendemonstrasikan
dengan teori ini diharapkan dapat mendekatkan siswa kedalam proses ilmiah,
tidak hanya memberikan teori tetapi juga memberikan pengalaman secara
nyata kepada siswa. Inkuiri terbibing ini akan mengajak siswa untuk melakukan
sebuah penemuan dimana siswa mengasimilasi suatu konsep.
misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur dan membuat kesimpulan dan sebagainya dengan bimbingan atau
arahan dari guru. Sesuai dengan karakter siswa sekolah dasar yang hanya bisa
menerima hal yang kongkrit maka inkuiri terbimbing dapat membantu siswa
untuk melakukan suatu penemuan dengan melakukan percobaan yang melibatkan
siswa secara langsung.
Dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing dalam proses
pembelajarannya mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Inkuiri terbimbing disini yang
dimaksudkan adalah agar siswa terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar
mengajar dan diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan intelektual,
berpikir kreatif, dan mampu memecahkan masalah dengan bimbingan guru.
5
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan, refleksi diri, diskusi dengan teman sejawat
maupun dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar
nilai dan perangkat pembelajaran yang disiapkan, terungkap beberapa faktor
penyebab mengapa siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga hasil nilai
yang diperoleh sangat rendah, antara lain :
a. Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru tidak memberikan contoh
yang nyata ataupun gambar materi.
b. Penjelasan guru terlalu abstrak, karena hanya menggunakan metode
ceramah.
c. Guru tidak bisa mengkondisikan siswa dengan baik, sehingga menjadi
ramai.
d. Siswa kurang berfikir kreatif untuk memecahkan masalahnya.
e. Kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VI SDN karangasem 1?
2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing
pada mata pelajaran IPA materi gaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VI SDN karangasem 1?
3.Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode
inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya untuk meningkatakan
hasil belajar siswa pada kelas VI SDN karangasem 1.
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing
pada mata pelajaran IPA materi gaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VI SDN karangasem 1.
2. Untuk mmengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri
terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya untuk meningkatakan hasil
belajar siswa kelas VI SDN karangasem 1.
3.Untuk menegetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya
metode inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya untuk kelas VI
SDN karangasem 1.
D. Manfaat Penelitian
Dari Hasil penulisan laporan Penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat antara lain :
a.manfaat teoeoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
bagi penulis, tentang penulisan karya ilmiah. Juga dapat menjadikan
pengalaman dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran bagi guru di
SDN Karangsem 1 Lumbang kabupaten Pasuruan khususnya didunia
pendidikan.
b.manfaat praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi peneliti
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengganti topik sejenis, baik
yang berkaitan dengan metode inkuiri terbimbing.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan atau dasar
pijakan sehingga penelitian yang dilakukan tersebut menghasilkan
pengetahuan yang lebih lengkap.
2. Bagi guru
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
10
B. INKUIRI TERBIMBING
1. PENGERTIAN INKUIRI TERBIMBING
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berati ikut serta, atau
terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi dan
melakukan penyelidikan. Bisa disimpulkan bahwa inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut slamet, metode inkuiri adalah cara penyampaian bahan
pengajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang
disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang
meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui
proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan
sistematis. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Pendekatan pembelajaran ini sering juga
13
d. Performance evaluation
Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat
sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai
permasalahan yang sedang dipecahkan.
e. Varienty of resources
Siswa dapat mengguanakan bermacam-bermacam sumber belajar,
misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan
ahli, dan sebagainya.
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan masalah adalah proses mendiskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis
C. HASIL BELAJAR
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan perubahan aspek-aspek perilaku tersebut
tergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, hasil belajar
yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya.
Menurut sidharta hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut perubahan pengetahuan (kognitif), perubahan keterampilan
(psikomotor) maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu,
apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku
yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga
keterampilan dan sikap. Bejamis S.Bloom menyebutkan enam jenis perilaku ranah
kognitif, sebagai berikut :
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan
fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode.
17
BAB III
PELAKSANAAN
PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
18
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang penulis
laksanakan adalah disalah satu SD yang berada di Desa Karngasem Kecamatan
Lumbang Kabupaten Pasuruan, tepatnya di SDN Karangasem 1 UPTD
Pendidikan Kecamatan Lumbang.
- Sekolah yang digunakan penulis dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran
adalah di SDN Karangasem 1.
- Kelas yang digunakan dalam pelaksanaan pebaikan pembelajaran adalah di
kelas VI dengan jumlah murid sebanyak 20 siswa.
- Mata pelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan perbaikan ini adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
18
19
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus, yaitu
siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 19 mei 2022 dan siklus 2 dilaksanakan pada
tanggal 25 mei 2022, dengan waktu pelaksanaan sebagai tertera dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
No Hari/Tanggal Mata Pelajaran Keterangan
Gambar 3.1
Diagram Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I
SIKLUS I
Refleksi I Observasi I
Permasalahan Baru
Tindakan II Tindakan II
20
2. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Dalam hasil penelitian ini akan menggunakan model siklus kedua,
sehingga diharapkan semakin lama akan semakin memperoleh hasil yang
ingin dicapai.
Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam penelitian ini
adalah :
a. Observasi
b. Konsultasi dengan guru kelas
c. Identifikasi permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar, mengajar.
d. Merumuskan metode yang sesuai dengan pembelajaran.
2. Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang
dalam skenario pembelajaran (berupa RPP) disertai dengan kegiatan
observasi diikuti kegiatan refleksi.
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dikelas selama
pertemuan sebagai berikut :
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Menyampaikan materi secara garis besar.
c. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan inkuiri
terbimbing.
d. Memberikan arahan yang terkait dengan tugas-tugas yang akan diberikan
kepada siswa.
22
3. Tahap Pelaksanaan
a. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi gaya magnet.
b. Guru membagi kelompok dan menjelaskan maksud dari pembagian
kelompok.
c. Siswa mengerjakan LKS bersama kelompok.
d. Guru memberikan reward kepada kelompok
e. Setelah itu siswa diberi tugas individu untuk menegrjakan latihan soal.
f. Guru bersama siswa mneyimpulkan materi secara bersama-sama.
4. Tahap Observasi
Pada tahap ini Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan pengambilan data berupa hasil pengamatan didalam
kelas dan hasil atau prestasi belajar siswa. Pengambilan data dilakukan
dengan cara melihat dan merekam segala bentuk aktifitas siswa selama
proses belajar mengajar kemudian mencatat perkembangannya dengan
tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar IPA materi gaya siswa kelas IV SDN karangasem 1.
Selama kegiatan pembelajaran peneliti melakukan pengamatan
dengan pengambilan data dari hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut
antara lain :
a. Aktivitas siswa
1) Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang metode yang akan
digunakan.
2) siswa diberi kesempatan utuk bertanya apabila ada penjelasan yang
kurang dimengerti.
3) siswa mengerjakan tugas dari guru.
b. Interaksi guru dengan siswa
hubungan yang terjalin erat dan komunikatif selama kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung didalam kelas maupun kegiatan lain yang ada
diluar kelas adalah salah satu pendekatan yang dirasa sangat efektif dan
efisien.
23
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIKLUS I
Berdasarkan pada hasil observasi terhadap pembelajaran sebelum diadakan
perbaikan pembelajaran didominasi oleh guru sehingga siswa merasa bosan. Dalam siklus
pertama ini peneliti mencoba mengganti pembelajaran trsebut dengan metode inquiri
terbimbing.
a. Tahap Penemuan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam pelaksanaan perbaikan, yaitu :
24
25
Tabel 4.1
Peolehan nilai siklus I
NILAI
NO. NAMA SISWA
Siklus 1 Keterangan
1. Ahdiatul Aisyah 80
2. Arini nahdiatul niswah 100
3. Azril rahandika alfarid 70
4. Bayu andika giantoro 60
5. Diana safira 60
6. Eka fania rahma 90
7. Fadli hamzah 70
8. Gita ayu safitri 60
9. M. anwar maulana 80
26
Rata-rata 73,50
d. Tahap Refeleksi
Dari data-data yang diperoleh dari siklus I belum memuaskan. Bisa dilihat
dari hasil rata-rata nilai pada siklus I
Siklus II
Hasil analisa data diatas direfleksikan pada siklus ke dua, dengan demikian
kegiatan pembelajaran pada siklus ke dua ini membahas materi kelnajutan dari materi
gaya magnet dalam kehidupan.
a. Tahap Pelaksanaan
Menyusun rencana perbaikan
Menyusun scenario pembelajaran untuk digunakan sebagai acuan dalam proses
Menyusun pedoman penilaian pada proses pembelajaran
Menyusun tugas-tugas yang berkaitan dengan materi
Menyiapkan media dalam pembelajaran
27
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I sehingga kesalahan dan
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II yang dilaksanakan pada hari
kamis, 25 mei 2022. Pengamatan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Adapun langkah-langkahnya sebgai berikut :
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media yang ada
Guru membagi menjadi beberapa kelompok
Siswa menegerjakan LKS bersama kelompok
Setiap kelompok melakukan presentasi
Setelah itu guru memberikan lembar evaluasi pada siswa
Siswa diberi tindak lanjut (PR)
c. Tahap Observasi
Dalam proses pembelajaran dan situasi selama pembelajaran serta situasi kelas
selama pembelajaran berlangsung dalam hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
hasilnya sangat memuaskan, prestasi siswa meningkat, serta siswa lebih aktif
dibandingkan siklus I.
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam memperoleh nilai
hasil test pada siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
PEROLEHAN NILAI SIKLUS I DAN SIKLUS II
NILAI
NO. NAMA SISWA
Siklus 1 Siklus 2
1. Ahdiatul Aisyah 80 80
2. Arini nahdiatul niswah 100 100
3. Azril rahandika alfarid 70 70
4. Bayu andika giantoro 60 80
p Diana safira 60 70
6. Eka fania rahma 90 100
7. Fadli hamzah 70 70
28
Rata-rata 73,50 81
Dari hasil perolehan siklus 1, ada 8 orang siswa yang belum mencapai
KKM dari jumlah 20 siswa, atau 40%. Sedangkan siswa yang telah mencapai
KKM sebanyak 12 siswa, atau 60%. Setelah diadakan tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2, ternyata ada peningkatan nilai evaluasi siswa hanya 2
orang siswa yang belum mencapai KKM atau (10%) dari jumlah 20 siswa.
Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 18 siswa atau (90%). Maka
persentase kenaikan dari nilai evaluasi siklus 1 ke siklus 2 yaitu 30%.
Untuk lebih jelasnya, persentase perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 dan
2 dapat dilihat dari tebel di bawah ini :
29
Tabel 4.3
Persentase Perolehan Nilai evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 3 15 5 25
2 90 2 10 1 5
3 80 4 20 7 35
4 70 3 15 5 25
5 60 7 35 2 10
6 50 - - - -
7 40 1 5 - -
8 30 - - - -
9 20 - 2,5 - -
10 10 - - - -
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini proses pemebelajaran yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang dalam proses pembelajaran dengan metode inkuiri
terbimbing diperoleh data sebagai berikut :
1. Dari hasil pengamatan dapat diketahui gahwa motivasi siswa meningkat
selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Kekurangan pada siklus I sudah mengalami perbaikan sehingga pada siklus II
menjadi lebih baik dan prestasi siswa meningkat.
3. Siswa telah mampu memahami dan siap mempelajari materi yang diberika
guru, kegiatan belaar mengajar lebih baik, suasana kelas lebih hidup sehingga
proses belajar mengajar terkesan menyenangkan dan rileks.
30
BAB V
PENUTUP
31
BAB V
PENUTUP
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan pada uraian yang terdapat di BAB IV, maka peneliti menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Model belajar menggunakan metode inquiri terbimbing dapat meningkatkan
motivasi belajar IPA materi gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penggunaan metode inkuiri dapat melibatkan peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran sehingga siswa cepat memahami materi pembelajaran dengan
baik.
3. Model pembelajaran menggunakan metode inkuiri sangat efektif diterapkan
karena berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Dan memiliki
dampak positif dalam meninkatkan keantusiasan siswa dalam setiap siklus
yaitu pada pelaksanaa siklus I 67,5 pada siklus II mencapai 84,7
31
32
Identifikasi masalah :
Berdasarkan fakta/data yang diperoleh maka teridentifikasi masalah sebagai berikut :
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi sangat rendah
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
Siswa kurang percaya diri, masih ragu-ragu untuk mengungkapkan pendapatya
Siswa malu bertanya
Analisis masalah :
Dari hasil identifikasi masalah diatas, maka analisis terhadap terjadinya masalah tersebut
antara lain,
Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru tidak menjelaskan materi
terlebih dahulu
Penjelasan guru terlalu abstrak
Guru tidak bisa mnegkondisikan kelas dengan baik
Siswa kurang berfikir kreatif
Kurangnya interaksi siswa dengan siswa, serta dengan guru
Alternatif pemecahan masalah :
Dengan memperhatikan penjelasan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu :
Bagaimana penerapan metode Inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA materi
gaya magnet pada siswa kels VI SDN Karangaem 1 Kecamatan Lumbang
Kabupaten Pasuruan ?
32
DAFTAR PUSTAKA
http://artikel.blogspot .com/2011/09/gaya-magnet.html