Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MAINTENANCE

PENGUKURAN GEOMETRI

OLEH :

NAMA : ARDHI BADRIYAN PRATAMA


NIM : 2001012079
KELAS : 2C
JURUSAN : TEKNIK MESIN
PRODI : D3 TEKNIK MESIN

DOSEN : RIVANOL CHADRY, ST., MT

POLITEKNIK NEGERI PADANG


TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa ,karena kehadirat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan ini tepat waktu dan sesuai dengan sebagaimana mestinya.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai bahan tugas bagi mahasiswa yang di
berikan tugas oleh dosen pembimbing untuk dapat melaksanakan proses belajar mengajar praktek dengan
baik,dan tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing dalam melakukan praktek ini.

Akhir kata , semoga hasil yang di tuangkan dapat di mengerti dan laporan ini bermanfaat bagi
yang memerlukan terutama bagi penulis sendiri ,akhir kata assalamualaikum wr.wb.

Padang, 11 Juli 2022

Ardhi Badriyan Pratama


2001012079
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Pratikum
3. Manfaat Pratikum

BAB II TEORI DASAR


1. Pengukuran Geometris
2. Pengukuran Kerataan
3. Pengukuran Kelurusan
4. Pengukuran Kesejajaran
5. Pengukuran Ketegaklurusan
6. Pengukuran Rotasi

BAB III HASIL PRATIKUM


1. Data
2. Pembahasan

BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengukuran merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi.
Pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Data hasil pengukuran merupakan
data objektif, yang dapat dijadikan dasar melakukanpenilaian. Pengukuran geometris adalah
mencakup ketiga aspek dari geometris yaitu ukuran, bentuk, dan kekasaran permukaan .

2. Tujuan Pratikum

TUJUAN INSTRUKSIONAL

Sesudah mempelajari modul ini praktikan diharapkan dapal :

 Dapat melakukan pengukuran ketelitian geometris mesin


 Dapat melakukan analisis kerusakan, perawatan dan perbaikan terhadap mesin bubut yang
diukur.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Secara khusus modul praktikum ini bertujuan agar praktikan:

1) Menjelaskan tujuan pengujian ketelitian geometris mesin bubut .


2) Dapat melakukan pada mesin bubut.
3) Dapat melakukan pengukuran kelurusan pada mesin butut.
4) Dapat melakukan pengukuran kesejajaran pada mesin bubut.
5) Dapat melakukan pengukuran kelegaklurusan pada mesin bubut
6) Dapat melakukan pengukuran rotasi pada mesin bubut

3. Manfaat Pratikum
1) Mahasiswa dapat melakukan pengujian ketelitian geometris mesin bubut atau pada
permesianan yang secara benar dan tepat.
2) Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kerataan, kelurusan, kesejajaran, kelegaklurusan
dan rotasi dengan menggunakan alat pengukur yang tepat dengan hasil yang tepat juga.
3) Mahasiswa mampu mengetahui kerusakan yang terjadi pada mesin yang diukur.
4) Mahasiswa mapu membuaaat solusi atas kerusakan yang ditemukan pada mesin yang di
ukur.
BAB II
TEORI DASAR

1. KETELITIAN GEOMETRIS

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas yang banyak digunakan pada bengkel-
bengkel mesin. Salah satu proses penggunaan mesin bubut yang telah cukup dikenal di dalam
pembuatan suatu benda kerja (produk) adalah proses pemotongan logam (metal cutting proceses).
Benda kerja yang dihasilkan oleh proses pemotongan tersebut memiliki kualitas tertentu dan bisa
diketahui dan ketelitian dimensi, ketelitian bentuk serta kehalusan permukaan benda kerja tersebut.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelelitian benda kerja adalah ketelitian mesin bubut yang
dipergunakan dalam proses pemotongan benda kerja itu.

Ketelitian benda kerja yang dihasilkan oleh proses pemotongan tersebut tidak semata-mata
dipengaruhi oleh ketelitian geometrik mesin bubut saja, tetapi masih ada pengaruh beberapa faktor
lain, antaranya :

 Keadaan proses pemotongan.


 Temperatur lingkungan.
 Keadaan pahat.
 Pemasangan benda kerja pada pencekam.
 Gaya-gaya pemotongan.

Ketelitian geometrik mesin perkakas yang langsung mempengaruhi kualitas benda kerja adalah :

 Ketelitian permukaan referensi.


 Ketelitian gerak linier.
 Ketelitian putaran spindel.
 Ketelitian gerak pindah ( displacement accuracy).

Ketelitian geometrik masing-masing komponen mesin perkakas dan deformasi karena gaya
pemotongan maupun lemperatur lingkungan Rancangan mesin perkakas memberikan pengaruh
terhadap kelungsiannya, sedang kekakuannya akan mempengaruhi defleksi yang terjadi baik karena
berat sendiri maupun defleksi pencekam (chuck) karena berat benda kerja. Deformasi karena gaya-
gaya pemotongan bisa menimbulkan keadaan getaran paksa dan kesalahan dinamik pada konstruksi
sistem tersebut.
2. PENGUKURAN KERATAAN

Suatu bidang permukaan dinyatakan rata bila perubahan jarak tegak lurus dan titiklilik pada
permukaan itu ternacap bidang geometrik yang sejajar dengan permukaan yang diuji lebih kecil dari
suatu harga balas yang tertentu. Dalam pengujian ketelitian ketelitian geometris yang dimaksud di
atas adalah merupakan bidang referensi. Dalam praktek biasanya pemukaan yang dijadikan bidang
referensi adalah:

 Permukaan meja rata

Pelaksanaan pengujiannya adalah tedebih dahulu mengoleskan suatu zat pewama pada
permukaan meja rata tersebut. Permukaan dengan lapisan wama itu digesekan pada permukaan
mesin bubut yang di tes kerataannya. Dengan memperhatikan bekas-bekas warna yang melekat
pada bidang yang dites itu maka bisa diketahui keralaannya.

 Bidang referensi yang berasal dari sekumpulan garis-garis lurus yang dibentuk oleh batang sisi
lurus

Dasar pemikirannya adalah suatu bidang referensi selalu bisa dibentuk oleh tiga buah titik yang
terletak pada bidang ukur dan ketiganya terletak pada satu garis lurus. Antara dua titik pada
bidang referensi tersebut secara fisik bisa dinyatakan cleh suatu sisi batang sisi iurus yang
dilumpukan pada kedua titik tersebut.

3. PENGUKURAN KELURUSAN

Secara umum pengertian kelurusan mencakup:

a) Kelviusan suaiu garis daiam dua bidang.


b) Kelurusan komponen.
c) Kelurusan suatu gerakan lurus.

Pada pengertian (a) dan (b) yang dimaksud dengan kelurusan adalah bila jarak antara setiap titik
pada garis tersebut terhadap dua bidang saling tegak lurus dan paralel teriadap garis itu lebih kecil
dari suatu harga batas yang tertentu. Sedangkan kelurusan untuk gerakkan lurus didefinisikan sebagai
ksejajaran lintasan suatu titik pada komponen yang bergerak lurus relatif terhadap suatu garis lurus
referensi yang searah dengan arah gerak komponen. Pada mesin bubut pengukuran kelurusan adalah
pada kelurusan gerakan 'camage"

Dala hasil pengukuran bisa berupa :

a. Hasil pengukuran langsung

Dalam hal ini hasil pengukuran langsung bisa diplot dalam bentuk grafik dan kemudian bisa
dikaji kelurusan yang terjadi

b. Hasil pengukuran tidak langsung

Data hasil pengukuran tidak bisa langsung diplot teiapi harus meiaiui tahapan pengolahan
data terlebih dahulu, termasuk dalam cara-cara pengukuran sebagai

berikut : cara water-pas, cara kawat rentang dan cara optik ( cara sulit digunakan pada bengkel
konvensional ).

4. PENGUKURAN KESEJAJARAN

Suatu garis dinyaiakan sejajar terhadap sualu bidang apabila perbedaan maksimum antara jarak
setiap titik pada garis llu relatif tertiadap bidang tersebut tidak melebihi suatu harga batas yang
tertentu. Sedangkan dua buah garis dinyatakan sejajar apabila salah satu dari garis-garis itu sejajar
terhadap dua buah bidang yang melalui garis yang lainnya. Kesejajaran pada mesin bubui meliputi

 Kesejajaran gerak pindah tail stock relatif terhadap gerak pindah carriage.
 Kesejajaran sumbu spindel utama terhadap gerak camiage dalam arah longitudinal
 Kesejajaran sumbu peluncur luar tail stock terhadap gerakan camiage.
 Kesejajaran lubang konis peluncur tail stock terhadap gerakan camage
 Kesejajaran gerak peluncur atas terhadap sumbu spindel utama
5. PENGUKURAB KETEGAKLURUSAN

Suatu garis lurus atau bidang dimyatakan tegak lurus terhadap suatu bidang / garis lurusnya
apabila kesalahan kesejajaran relative terhadapsuatau referensi ketegaklurusan tidak melebihi
suatu harga batas yang tertetu.

Ketegaklurusan pada mesin perkakas pada umumnya menyangkut :


1. Ketegaklurusan garis dan bidang
2. Ketgaklurusan gerak (perpendicularity of motion )

Pada mesin bubut ketegaklurusan terdapat pada gerak transversal peluncur silang terhadap
spindle utama .

6. PENGUKURAN ROTASI

Pada mesin bubut terdapat komponen Lomponen yang berotası yakni poros spindel dan poros
berulir (Lead Screw) Kesalahan orat bomponen rolas mencakup hal-hal sebagai berikut

1) Simpang putar( run-out)


Simpang putar benar yang besarnya BC adalah dua kali besar simpang radial

2) Simpang axial periodik


Bila poros yang bisa berputar berada dalam keadaan diani tetapi suatu sebab memiliki
kebebasan untuk bergerak dalam arah aksial.
Keterangan : J = aksial maksimum
D = Slip aksial periodik

3) Keming
Keming dapat terjadi pada bidang muka spindel utama mesin bubut yang merupakan tempat
pemasangan chuck, akibat total kesalahan baik pada permukaan maupun pada sumbu rotasi
komponen tersebut.
BAB III
HASIL PRATIKUM

1. DATA

JENIS PENGUKURAN PENYIMPANGAN / DATA PENGUJIAAN


TOLERANSI
KETELITIAN GEOMETRIS
 Rumah center 0,150
0,01 0
0,400
 Eretan 0,000

 Meja rel
KERATAAN
 Bagian A 0,10 ke kanan
0,01 0,10 ke kanan
 Bagian B 0,30 ke kanan

 Bagian C
KELURUSAN
 Titik A B -0,02
 Titik B C -0,03
 Titik C D Balance -0,02
 Titik D E Balance
 Titik E F 0,02
 Titik F G Balance
-0.07
 Titik G H
-0,04
 Titik H A

KESEJAJARAN
 Gerak pindah tail stock 0,03 mm 0,16mm
relative
Titik A =0,03mm
350
 Spindel utama 0,015mm/300mm Titik B =0,02mm
mm

 Sumbu peluncur luar O,02mm 0,16mm


tail stock

 Lubang konis 0,02mm Titik A =0,15mm


Titik B =0,10mm
0,04mm/300mm Titik A =0,07mm
 Gerak peluncur 350
terhadap sumbu spindel Titik B =0,15mm
mm
KETEGAK LURUSAN
 Titik A 89,050
90,00 0
89,550
 Titik B 89,900
89,900
 Titik C

 Titik D
PENGUKURAN ROTASI
BENDA PEJAL  0,15 mm
 A ke B  0,10 mm
 B ke C 0,01 mm  0,10 mm
 C ke D  0,08 mm
 D ke E  0,08 mm
 E ke F  0,05 mm
 F ke G  0,02 mm
 G ke H  Balance
 H ke A

2. PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan tehadap mesin bubut terlihat bahwa data hasil pengujian
banyak yang tidak sesuia dengan toleransi standar mesin bubut tersebut yakni pada :

 PENGUKURAN KETELITIAN
Terlihat dari hasil pengujian sangat melenceng dari toleransi standarnya ini
mengakibatkan kinerja mesin bubut terganggu ,hasilnya semua pekerjan yang
dilakukan akan menghasilkan ukuran yang salah .

 KERATAAN
Pada pengujian kerataan mesin bubut hanya mengalami pelencengan yang besar pada
titik A ini akan menggangu kinerja dan hasil produk dari mesin bubut ,karna kerataan
salah satu yang penting dalam kerja mesin bubut.

 KELURUSAN
Kelurusan mesin bubut dari hasil pengujian mendapatkan hasil sesuai tolransi standar
Yang ditetapkan.
 KESEJAJARAN
Dari pengujian didapat bahwa kesejajaran mesin bubut sangat melenceng jauh dari
toleransi standar yang ditetapkan ini sangat berpengaruh pada kinerja pada mesin
bubut dari semua point yang diuji semuanya melenceng sangat jauh .

 KETEGAKLURUSAN
Pengujian dilakaukan pada posisi ketegaklurusan mesin bubut dan hasilnya mesin
bubut mempunyai pondasi yang miring .

 PENGUKURAN ROTASI
Pada rotasi chuck bubut data pengujian menunjukkan putaran nya sesuai dengan
toleransi yang ditetapkan ini sangat baik ,itu artinya rotasi pemakan selanjutnya pada
benda kerja akan sesuai dengan ukuran yang diingin kan.Namun pada benda pejal
terjadi pelencengan itu dikarenakan benda telah mengalami pembengkokank / lonjong
.
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pengukuran geometris pada mesin bubut bertujuan untuk mengukur
ketelitian,kerataan,kelurusan,kesejajaran,ketegak lurusan,rotasi pda mesin
bubut.Pengujian yang dilakukan menyimpulkan bahwa tedapat pelencengan posisi pada
mesin bubut yang tidak sesuai standar toleransi nya ini akan sangat berpengaruh pada
kinerja dan hasil kerja saat mengoperasikan mesin bubut tersebut.

2. SARAN
Saat menginstal mesin bubut sanagt perlu memperhatikan pondasi dari berdirinya
mesin karna akan sangat berpengaruh saat mengoperasikan mesin bubut untuk kegiatan
produksi,praktek atau pun kerja yang lain nya. Jadi pondasi berdirinya mesin buubt harus
menggunaka standar toleransi agar mesin bubut beroperasi secara maksimal dan bagus.
DAFTAR PUSTAKA

GEORG SCHLEISINGER, TESTING MACHINE TOOLS. Eghth edition. New York ,1978

KOMANG BAGIASNA, PEDOMAN PENGANTAR PENGUJIAN MESIN PERKAKAS.


DIKTAT BANDUNG, 1996

TAUFIQ ROHIM PROSES PEMESINAN Enangga, Jakarta, 1995


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai