Anda di halaman 1dari 10

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No.

1 – Januari 2022

Pengaruh Formulasi Basis Terhadap Uji Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun
Sirih Merah (Piper crocatum)
The Effect Of Base Formulation On The Physical Test On The Preparation Of
Ethanol Cream Extract Of (Piper crocatum)

Anggi Pratiwi1, Anom Parmadi2, Siwi Hastuti3


1,2,3
Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia, Sukoharjo
anggipritiwi3@gmail.com, anomparmadi13@gmail.com, siwihastutiapt@gmail.com

https://doi.org/10.55181/ijms.v9i1.355

Abstract: Red betel leaf has an antifungal effect because red betel leaf contains chemical compounds
such as flavonoids, alkaloids, saponins, polyphenols, tannins, terpenoids and essential oils. This
research is an experimental research conducted in the laboratory with maceration method using 70%
ethanol as solvent. The yield obtained from the extraction by maceration was 8.66 % w/w. The
organoleptic results of cream preparations are brownish green, smell of jasmine, pH 6 test, homogeneity
test is homogeneous, cream type is A/M and cream provides protection against alkaline solutions, the
panelist preference test was chosen formula 3 because it has the largest number of panelists preference
levels . In the dispersion test, the results of the ANOVA test showed a significance value (p 0.000) <0.05.
This shows that there is an effect of the base formulation on the physical test of the cream preparation
from the spreadability test of each formula. In the adhesion test, the ANOVA test results showed a
significance value (p 0.530) > 0.05. These means that there was no effect of the base formulation on
the adhesion test of each formula. Formulation 3 with a combination of 3.34 g stearic acid base and
0.43 g feather fat was the best and most stable formulation in the evaluation test of red betel leaf ethanol
extract cream.
Keywords: red betel, Piper crocatum, cream, base formulation, physical test cream.

Abstrak : Daun sirih merah memiliki efek antifungi karena pada daun sirih merah terdapat senyawa
kimia seperti flavonoid, alkaloid, saponin, polifenolat, tanin, terpenoid dan minyak atsiri. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 70%. Rendemen yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan maserasi
adalah 8,66 % b/b. Hasil organoleptis sediaan krim adalah berwarna hijau kecoklatan, bau melati, uji
pH 6, uji homogenitas yaitu homogen, tipe krim yaitu A/M dan krim memberikan proteksi terhadap
larutan basa, uji kesukaan panelis dipilih formula 3 karena mempunyai jumlah tingkat kesukaan panelis
yang paling besar. Pada uji daya sebar, hasil uji ANOVA menunjukan nilai signifikasi (p 0,000) < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh formulasi basis terhadap uji fisik sediaan krim dari uji daya
sebar masing-masing formula. Pada uji daya lekat, hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikasi (p
0,530) > 0,05. Hal ini berarti tidak ada pengaruh formulasi basis terhadap uji daya lekat masing-masing
formula. Formulasi 3 dengan kombinasi basis asam stearat 3,34 g dan lemak bulu 0,43 g merupakan
formulasi yang paling baik dan stabil dalam pengujian evaluasi krim ekstrak etanol daun sirih merah.
Kata kunci: sirih merah, Piper crocatu, krim, formulasi basis, uji fisik krim.

I. PENDAHULUAN Pada umumnya tanaman yang termasuk suku


Masyarakat Indonesia sudah sejak lama Piperaceae mengandung senyawa golongan
menggunakan tanaman obat sebagai bahan alkaloid, terpenoid, flavonoid, lignin dan minyak
baku obat primer atau jamu untuk menjaga atsiri (Septiana, 2011). Sirih merah sejak dulu
kesehatan. Begitu juga ketika terjadi krisis telah digunakan oleh masyarakat yang berada di
ekonomi yang mengakibatkan meningkatnya Pulau Jawa sebagai obat untuk meyembuhkan
harga obat modern, menyebabkan banyak orang berbagai jenis penyakit dan merupakan bagian
beralih ke pengobatan yang berbahan baku dari acara adat (Santoso, 2008). Secara
tanaman obat. Tetapi penggunaan tanaman tradisional daun sirih merah dapat digunakan
untuk pengobatan perlu ditunjang oleh data-data untuk pengobatan berbagai macam penyakit
penelitian dari tanaman tersebut sehingga diantaranya obat sakit gigi dan mulut, sariawan,
khasiatnya secara ilmiah tidak diragukan lagi dan abses rongga mulut, luka bekas cabut gigi,
dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu akan penghilang bau mulut, batuk dan serak, hidung
lebih mendorong penggunaan yang aman berdarah, keputihan, wasir, tetes mata,
sebagai obat secara meluas oleh masyarakat. gangguan lambung, gatal-gatal, kepala pusing
Simplisia yang digunakan sebagian besar dan jantung berdebar (Sudewo, 2005).
untuk obat tradisional adalah suku Piperaceae.

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 49


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Ekstrak daun sirih merah pada praktikum ini
mengandung beberapa senyawa aktif, antara lain dibuat dalam bentuk sediaan krim karena
flavonoid, alkaloid, saponin, polifenolat, tanin, memiliki beberapa kelebihan antara lain mudah
terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan atau
tersebut memiliki aktivitas antibakteri (Juliantina, dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan
2009). Menurut Nasi et al (2015) daun sirih merah setempat, tidak lengket terutama tipe m/a,
mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe
alkaloid, terpenoid, tanin, sianogenik, glukosida, a/m, digunakan sebagai kosmetik, bahan untuk
isoprenoid, asam amino dan eugenol. Senyawa- pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak
senyawa kimia tersebut memiliki sifat cukup beracun. Berdasarkan latar belakang
antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, uraian diatas maka penulis ingin melakukan
antifungal dan antiinflamasi. penelitian lain dengan judul “Pengaruh Formulasi
Sirih merah merupakan salah satu jenis Basis Terhadap Uji Fisik Sediaan Krim Ekstrak
tanaman yang secara empiris berkhasiat Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum)”.
mengurangi sekresi pada liang vagina atau
keputihan akut. Daun sirih merah mengandung II. METODOLOGI PENELITIAN
zat styptic yang dapat membunuh bakteri Jenis penelitian ini adalah penelitian
sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri eksperimental. Prosedur penelitian yang
dan antifungi. Hal ini disebabkan oleh turunan dilakukan adalah sebagai berikut :
fenol yaitu if dibandingkan fenol biasa (Sudewo, 1. Pembuatan ekstrak
2005). Pembuatan ekstrak daun kelor dalam
Penyakit infeksi jamur kulit cukup banyak penelitian ini dilakukan dengan cara metode
ditemukan di Indonesia yang merupakan negara maserasi. Pelarut yang digunakan dalam peneliti
beriklim tropis. Salah satu penyebab infeksi jamur ini adalah etanol 70%. Perbandingan jumlah
adalah Candida sp disebut kandidiasis, dapat simpilisa dan pelarut pada proses maserasi
bersifat akut maupun subakut. Penyakit adalah 1:5, jadi penelitian ini menggunakan 400
kandidiasis banyak dihubungkan dengan aneka g simplisia dalam 2000 ml pelarut. Timbang 400
faktor, seperti keadaan kulit yang lembab, g simplisia yang sudah kering, masukkan dalam
pemakaian obat-obat antibiotika, steroid dan beaker glass, ditambahkan dengan 1000 ml
sitostatika, perubahan fisiologis tubuh pada etanol 70% kemudian ditutup dengan plastik
kehamilan, penyakit-penyakit menahun dan didiamkan selama 2 hari dengan beberapa kali
kelemahan umum, gangguan endokrin, dan pengadukan. Kemudian diserkai dengan kain
obesitas serta keadaan malnutrisi (Harahap, flannel ke dalam beaker glass dan di saring
2000). dengan kertas saring lalu diperas, lalu ampas
Penelitian daun sirih merah sebelumnya, direndam lagi dengan sisa etanol 70% 1000ml
dilakukan oleh (Ningsih dkk, 2015) dalam bentuk dibiarkan selama 2 hari. Campuran ini diaduk-
sediaan krim ekstrak etanol daun sirih merah aduk sesekali supaya tercampur dan didiamkan
yang memiliki potensi sebagai aktivitas antijamur selama 2 hari, kemudian disaring dengan kain
pada vagina kelinci betina yang diinfeksi Candida flannel untuk mendapatkan filtrate. Filtrate yang
albicans dan juga pada penelitian yang dilakukan diperoleh kemudian diuapkan diatas waterbath
telah membuktikan bahwa krim ekstrak etanol untuk menghilangkan pelarutnya sehingga
96% daun sirih merah pada konsentrasi 10% didapat ekstrak kental. Berat ekstrak ditimbang
efektif menyembuhkan punggung kelinci yang untuk menghitung rendemen yang diperoleh.
diinfeksi Candida albicans.
Krim adalah sediaan setengah padat, 2. Pembuatan Krim
berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari a. Formula krim
60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Nama Bahan Formula
Tipe krim ada dua yaitu tipe minyak-air (M/A) R/ Ekstrak daun sirih 10%
yaitu minyak terdispersi dalam air dan tipe air- merah
minyak (A/M) yaitu air terdispersi dalam minyak. Parfum 1%
Formulasi sediaan dibuat krim, karena krim akan Nipagin 0,1%
mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif Basis krim ad 100%
yang diabsorbsi. Zat aktif dalam sediaan krim Mf. Creamores ad 20 Gram
masuk kedalam basis atau pembawa yang akan
membawa obat untuk kontak dengan permukaan b. Acuan Formula
kulit. Bahan pembawa yang digunakan untuk
sediaan topikal akan memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap absorbsi obat dan
memiliki efek yang menguntungkan jika dipilih
formulasi secara tepat (Wyatt dkk, 2001).

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 50


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

Resep standar basis cleansing cream perubahan warna yang tertera pada pH stick, dan
(Sec. FOI hal : 24) dibandingkan dengan standar indikator yang ada
R/ Asam stearat 145 (Dirjen POM, 1995).
Trietanolamin 15 d. Uji Daya Sebar
Lemak bulu 30 1) Ditimbang krim 0,5 gram diletakkan di
Paraffin cair 250 tengah ekstensiometer dan ditutup
dengan kaca penutup (yang telah
Air suling 550
Campur dan buatlah krim. ditimbang terlebih dahulu) selama 1
menit, kemudian mengukur diameter
krim yang menyebar.
c. Formulasi Basis Krim 2) Diletakkan beban 50 gram diatas
Tabel 1. Formulasi Basis Krim ekstensiometer selama 1 menit dan
Formulasi diukur diameter krim yang menyebar.
Bahan 3) Di lakukan hal yang sama dengan beban
F1 F2 F3
Ekstrak etanol daun 100 gram (Ansel, 1989).
10% 10% 10% e. Uji Daya Lekat
sirih merah
Asam Stearat 135 145 155 1) Diletakkan krim secukupnya di atas
Trietanolamin 15 20 25 obyek glass yang telah ditentukan
Lemak bulu 40 30 20 luasnya.
Paraffin cair 250 250 250 2) Diletakkan obyek glass lain diatas krim
Nipagin 0,1% 0,1% 0,1% tersebut, dan diletakkan beban 500 gram
Parfum 1% 1% 1% selama 5 menit.
Air suling 550 550 550 3) Dipasang obyek glass pada alat uji daya
lekat, dan beban 80 gram dilepaskan.
Cara pembuatan krim sebagai berikut : 4) Dicatat hasil percobaan, dan diulang
a. Disiapkan semua alat dan menimbang sebanyak 3 kali (Voight R, 1994).
semua bahan. f. Uji Daya Proteksi
b. Asam stearat, lemak bulu, dan paraffin cair 1) Diambil kertas saring berukuran 10cm x
dilebur dalam cawan porselin diatas 10cm, dibasahi dengan larutan PP 1%,
waterbath. kemudian di angin-anginkan.
c. Trietanolamin, nipagin, dan aquadest panas 2) Krim dioleskan pada kertas saring
dicampurkan. tersebut.
d. Bahan cawan 2 dan cawan 3 dicampur jadi 3) Pada kertas saring yang lain, dibuat area
satu, kemudian diaduk diatas waterbath dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm
sampai terbentuk krim. kemudian diolesi dengan parafin cair
e. Mortir panas disiapkan, kemudian zat aktif pada bagian tepi dari area.
dihaluskan dan ditambahkan basis krim 4) Ditempelkan kertas yang telah diolesi
yang telah dilebur, diaduk sampai homogen. dengan parafin pada kertas saring yang
f. Pada keadaan hangat ditambah parfum dan telah dibasahi dengan larutan PP 1%.
diaduk sampai homogen. 5) Diteteskan larutan NaOH 0,1 N pada
g. Didiamkan sampai dingin dan dimasukkan area.
dalam pot. 6) Dilihat pada bagian kertas yang dibasahi
h. Dilakukan uji fisik krim. dengan larutan PP pada waktu 15 detik,
30 detik, 45 detik, 60 detik 3 menit, dan 5
3. Pengujian Evaluasi fisik sediaan krim menit apakah ada noda merah muda
a. Organoleptis pada kertas tersebut atau tidak.
Pengujian ini dilakukan dengan cara 7) Dicatat hasilnya dan dilakukan replikasi
pengamatan secara visual penampilan fisik dari sebanyak 3 kali (Dirjen POM, 1995).
sediaan krim yang telah dibuat, yaitu
pengamatan dari segi bentuk, warna dan bau g. Uji Tipe Krim
sediaan (Anief, 1997). Beberapa tetes larutan bahan pewarna
b. Homogenitas dalam air (Methylen blue) dicampurkan kedalam
Menempatkan sediaan krim pada objek sediaan krim yang terdapat diobyek glass.
glass, kemudian melihat pada bagian tepi yang Diamati di mikroskop, apabila latar belakang
sudah mengering dan mengamati adakah berwarna biru dan tetesan berwarna transparan,
partikel yang tidak homogen (Ansel, 1989). maka krim tersebut bertipe M/A, sebaliknya dapat
c. Uji pH diuji dengan bahan pewarna larutan lipoid,
Pada pengujian ini menggunakan pH stick misalnya dengan beberapa tetes larutan sudan III
universal dilakukan dengan cara mencelupkan dalam minyak. Pewarna homogen hanya akan
pH stick ke dalam sediaan krim, di amati terjadi pada tipe krim A/M, oleh karena itu bahan

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 51


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

pewarnaan larutan lipoid hanya mampu Hasil penelitian diolah dan disajikan dalam
mewarnai fase minyak (Syamsuni, 2007). bentuk tabel dan grafik. Data daya lekat dan daya
h. Uji Stabilitas sebar diuji statistik dengan uji ANOVA yang
Krim disimpan selama satu bulan kemudian sebelumnya diuji normalitas data dengan 1-
diamati satu minggu sekali dibuat perubahan sampel K-S menggunakan SPSS 21 for windows.
bentuk, warna, bau, dan uji pH dari sediaan krim Data yang didapat kemudian disimpulkan :
pada suhu kamar (15-30ºC), suhu sejuk (<8ºC), 1) H0 : diterima apabila P > 0,05 = tidak ada
suhu panas (40-50ºC) kemudian diamati bentuk, pengaruh yang signifikan formulasi basis
warna, bau, dan uji pH sediaan krim (Anief, ekstrak etanol daun sirih merah terhadap
2006). uji fisik krim.
i. Uji Tingkat Kesukaan Panelis 2) H1 : diterima apabila P < 0,05 = ada
Tingkat kesukaan panelis merupakan suatu pengaruh yang signifikan formulasi basis
usaha peneliti untuk mengetahui kesan ekstrak etanol daun sirih merah terhadap
seseorang atau sekelompok orang secara uji fisik krim.
subyektif terhadap suatu produk. Jumlah panelis
semakin besar semakin baik, sebaiknya jumlah III.HASIL PENELITIAN
panelis melebihi 20 orang, karena jumlah lebih Berdasarkan hasil penelitian, pengamatan
besar akan menghasilkan kesimpulan yang dan pengolahan data pembuatan ekstrak etanol
dapat diandalkan (Soewarno, 1981). daun sirih merah (Piper crocatum), dengan
4. Analisis Penelitian formulasi basis diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Analisis Data 1. Hasil Maserasi
1) Hasil Rendemen Maserasi a. Organoleptis Maserasi
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
= 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 x 100% = % 𝑏⁄𝑏 Bentuk : Ekstrak kental
Warna : Hijau kehitaman
2) Uji Evaluasi Sediaan Krim Bau : Khas daun sirih merah
a) Organoleptis antara lain: bentuk, b. Hasil Rendemen
warna dan bau Hasil maserasi 34,65 gram
b) Uji pH = Berat simplisia x 100% = 400 gram x100% =
c) Uji Homogenitas 8,66% b/b
d) Uji Daya Lekat (detik) 2. Hasil Uji Evaluasi Sediaan Krim
𝑅1+𝑅2+𝑅3
Rumus = a. Organoleptis
3
e) Uji Daya Sebar (cm2) Pengamatan organoleptis dilakukan dengan
1 cara mengamati perubahan bentuk, warna dan
Rumus = L= π.r2 atau L= π ( 2 d)2 bau. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada tabel
Keterangan : 2.
L = Luas lingkaran Tabel 2. Hasil Organoleptis Sediaan
π = phi (konstanta untuk menghitung Organoleptis F1 F2 F3
luas) Bentuk Semi Padat Semi Padat Semi Padat
22 Hijau Hijau Hijau
= 7 atau 3,14 Warna
1
kecoklatan kecoklatan kecoklatan
r = jari-jari lingkaran atau 2 dari Bau Melati Melati Melati
diameter lingkaran
f) Uji Daya proteksi b. Uji Homogenitas
Dilakukan pada waktu 15 detik, 30 Uji homogenitas dilakukan dengan cara
detik, 45 detik, 60 detik, 3 menit dan 5 mengoleskan sediaan krim pada objek glass
menit. kemudian diratakan dengan mengamati apakah
g) Uji Stabilitas bahan-bahan yang digunakan terdispersi merata.
Uji stabilitas fisik krim antara lain uji Hasil uji homogenitas sediaan krim ekstrak etanol
organoleptis, uji homogenitas, uji pH. daun sirih merah dapat dilihat pada tabel 3.
Krim disimpan selama satu bulan
kemudian diamati satu minggu sekali. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
h) Uji Tingkat Kesukaan Panelis Formula Hasil
Dilakukan terhadap 20 panelis 1 Homogen
melihat hasil tingkat kesukaan panelis 2 Homogen
terhadap krim formula 1,2,3 dengan 3 Homogen
melihat hasil angket pilihan terbesar
dari 20 panelis. c. Uji pH
Uji keasaman dilakukan dengan
b. Analisis Statistika menggunakan pH stick universal yang dilakukan
dengan mencocokkan warna yang didapat

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 52


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

dengan tabel yang ada. Hasil uji pH sediaan krim 1 01.49


ekstrak etanol daun sirih merah dikatakan stabil 2 01.44
karena tidak terjadi perubahan pH dalam 4 3 01.35
minggu pengamatan. Hasil uji pH krim dapat
dilihat pada tabel 4. g. Uji tipe krim
Tabel 4. Uji Keasaman pH Berdasarkan hasil uji tipe krim
Formula Hasil menggunakan larutan Methylen Blue ketika
1 6 diamati dibawah mikroskop tampak tetesan
2 6 berwarna biru (Air) dengan latar belakang
3 6 transparan (Minyak), jadi tipe krim dari ketiga
formula krim adalah W/O (Air dalam Minyak).
d. Uji Daya Proteksi Hasil uji tipe krim sediaan krim ekstrak etanol
Uji daya proteksi dilakukan dengan cara daun sirih merah dapat dilihat pada tabel 8.
mengamati perubahan warna yang terjadi Tabel 8. Uji Tipe Krim
setelah ditetesi NaOH pada formula 1, formula 2 Formula Tipe Krim
dan formula 3 memiliki daya proteksi yang baik, 1 A/M (Air dalam Minyak)
formulasi masih memberikan proteksi yang baik 2 A/M (Air dalam Minyak)
(stabil dan tidak memberikan noda merah saat 3 A/M (Air dalam Minyak)
ditetesi dengan NaOH). Hasil uji daya proteksi
sediaan krim ekstrak etanol daun sirih merah h. Uji tingkat kesukaan panelis
dapat dilihat pada tabel 5. Uji tingkat kesukaan panelis dilakukan
Tabel 5. Hasil Uji Daya Proteksi terhadap 20 panelis untuk melihat hasil tingkat
Waktu kesukaan panelis terhadap krim formula 1,2,3
Formula
15” 30” 45” 60” 3’ 5’ dengan melihat hasil angket pilihan terbesar dari
1 - - - - - - 20 panelis yang diperoleh dari ketiga formula
2 - - - - - - krim, formula 3 mempunyai jumlah tingkat
3 - - - - - - kesukaan panelis yang paling banyak. Hasil uji
tingkat kesukaan panelis sediaan krim ekstrak
e. Uji Daya Sebar etanol daun sirih merah dapat dilihat pada tabel
Uji daya sebar krim dilakukan untuk 9.
mengetahui daya sebar pada kulit. Daya sebar Tabel 9. Persentase Uji Tingkat Kesukaan
tersebut dapat diperoleh dari besarnya diameter Panelis
yang dihasilkan krim, semakin menyebar maka Kesukaan Presentase
Formula
kulit dadlam mengabsorbsi obat semakin besar. (Orang) (%)
Hasil uji daya sebar sediaan krim ekstrak etanol 1 4 20
daun sirih merah dapat dilihat pada tabel 6. 2 7 35
Tabel 6. Rata-Rata Hasil Uji Daya Sebar 3 9 45
Nilai Daya Sebar (cm2)
Formula 3. Hasil Uji Stabilitas Fisik Krim
Tanpa Beban Beban
Beban 50gram 100gram Mengamati organoleptis, uji pH dan uji
1 9,6162 ± 0 12,5600 ± 0 15,8962 ± 0
homogenitas setiap satu minggu sekali selama
satu bulan.
2 11,7436 ± 15,7942 ± 20,4858 ±
0,7070 3,570 2,9264 a. Organoleptis
3 13,2638 ± 18,3820 ± 24,7641 ± Hasil uji organoleptis sediaan krim ekstrak
2,3604 2,152 4,5459 etanol daun sirih merah dapat dilihat pada tabel
10.
f. Uji Daya Lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara Tabel 10. Hasil Uji Organoleptis Minggu ke-1
meletakkan sediaan krim secukupnya diatas sampai Minggu ke-4
objek glass yang telah ditentukan luasnya, objek Organo- Minggu
Formula I Formula II Formula III
leptis Ke-
glass lain diletakkan diatas krim kemudian Bentuk 1 Semi Padat Semi Padat Semi Padat
diatasnya diletakkan beban 500gram selama 5 2 Semi Padat Semi Padat Semi Padat
menit, kemudian beban 80gram disentil dan 3 Semi Padat Semi Padat Semi Padat
mencatat waktu yang diperoleh dari uji daya lekat 4 Semi Padat Semi Padat Semi Padat
Warna 1 Hijau Hijau Hijau
yang daya lekatnya paling lama adalah formulasi kecoklatan kecoklatan kecoklatan
1. Hasil uji daya lekat sediaan krim ekstrak etanol 2 Hijau Hijau Hijau
daun sirih merah dapat dilihat pada tabel 7. kecoklatan kecoklatan kecoklatan
Tabel 7. Rata-Rata Hasil Uji Daya Lekat 3 Hijau Hijau Hijau
kecoklatan kecoklatan kecoklatan
Formula Lama melekat (detik)

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 53


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

Organo- Minggu Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d


Formula I Formula II Formula III
leptis Ke-
4 Hijau Hijau Hijau Data yang dianalisis dengan Uji One Sample
kecoklatan kecoklatan kecoklatan Kolmogrov Smirnov menunjukkan bahwa nilai p
Bau 1 Aroma Melati Aroma Melati Aroma Melati
2 Aroma Melati Aroma Melati Aroma Melati (0,200) > (0,05) maka H0 diterima sehingga data
3 Aroma Melati Aroma Melati Aroma Melati daya lekat berdistribusi normal.
4 Aroma Melati Aroma Melati Aroma Melati
Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Daya Lekat
Uji Organoleptis dilakukan dengan cara Test of Homogeneity of Variances
mengamati perubahan bentuk, warna, dan bau Daya Lekat
sediaan krim ekstrak etanol daun sirih merah Levene Statistic df1 df2 Sig.
formula I, formula II, dan formula III mulai dari ,299 2 6 ,752
minggu pertama sampai minggu keempat. Hasil Hasil uji homogenitas nilai p (0,752) > (0,05)
uji organoleptis tidak terjadi perubahan warna maka H0 diterima sehingga daya lekat bersifat
formula I, formula II dan formula III pada homogen.
pengamatan satu bulan.
b. Uji pH Tabel 15. Hasil Uji ANOVA Daya Lekat
Hasil uji pH sediaan krim ekstrak etanol ANOVA
daun sirih merah dapat dilihat pada tabel 11. Daya Lekat
Sum of Mean
Tabel 11. Hasil Uji pH Minggu ke-1 sampai Squares Df Square F Sig.
Minggu ke-4 Between
Minggu Formula Formula Formula Groups 70,222 2 35,111 ,707 ,530
ke- I II III
1 6 6 6 Within
298,000 6 49,667
2 6 6 6 Groups
Total 368,222 8
3 6 6 6
4 6 6 6
Uji keasaman dilakukan dengan Hasil uji ANOVA nilai p (0,530) > (0,05)
menggunakan pH stick universal yang dilakukan maka H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh
dengan mencocokkan warna yang didapat formulasi basis terhadap uji fisik antara formula
dengan tabel yang ada. Hasil uji pH sediaan krim pada uji daya lekat dengan demikian tidak perlu
ekstrak etanol daun sirih merah dikatakan stabil dilanjutkan untuk uji selanjutnya.
karena tidak terjadi perubahan pH dalam 4 b. Analisis Statistik Nilai Daya Sebar Sediaan
minggu pengamatan. Krim Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
c. Uji Homogenitas Tanpa Beban, Beban 50 Gram Dan 100
Hasil uji homogenitas sediaan krim ekstrak Gram.
etanol daun sirih merah dapat dilihat pada tabel Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Daya Sebar
12. Asymp. Sig. (2-tailed) .147c
Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Minggu ke-1 Data yang dianalisis dengan Uji One Sample
sampai Minggu ke-4 Kolmogrov Smirnov menunjukkan bahwa nilai p
Minggu Formula Formula Formula (0,147) > (0,05) maka H0 diterima sehingga data
ke- I II III daya sebar berdistribusi normal.
1 Homogen Homogen Homogen
2 Homogen Homogen Homogen Tabel 17. Hasil Uji Homogenitas Daya Sebar
3 Homogen Homogen Homogen Test of Homogeneity of Variances
4 Homogen Homogen Homogen Daya Sebar
Uji homogenitas dilakukan dengan cara Levene Statistic df1 df2 Sig.
mengoleskan sediaan krim pada objek glass 1,379 8 18 ,277
kemudian diratakan dan mengamati apakah Hasil uji homogenitas nilai p (0,277) > (0,05)
bahan-bahan yang digunakan terdispersi merata. maka H0 diterima sehingga daya sebar bersifat
Hasil uji homogenitas sediaan krim ekstrak etanol homogen.
daun sirih merah dikatakan stabil karena tidak
terdapat partikel yang tidak terdispersi merata Tabel 18. Hasil Uji ANOVA Daya Sebar
pada saat pengamatan yang dilakukan dalam 4
ANOVA
minggu. Daya Sebar
4. Hasil Analisis Statistik Sum of Mean
a. Analisis Statistik Nilai Daya Lekat Sediaan Squares Df Square F Sig.
Krim Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah. Between
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Daya Lekat 541,807 8 67,726 11,570 ,000
Groups

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 54


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

Within cara merendam serbuk simplisia dalam cairan


105,364 18 5,854
Groups penyari. Cairan penyari akan menembus dinding
Total 647,171 26 sel dan akan masuk kedalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut karena
Hasil uji ANOVA nilai p (0,000) < (0,05) adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
maka H1 diterima yang berarti ada pengaruh zat aktif didalam sel dengan yang diluar sel.
formulasi basis terhadap uji fisik sediaan krim. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara antara larutan
IV. PEMBAHASAN zat aktif didalam sel dengan yang diluar sel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (Dirjen POM, 1986).
bagaimana pengaruh formulasi basis krim Etanol dipilih sebagai pelarut karena
ekstrak etanol daun sirih merah terhadap uji fisik beberapa pertimbangan diantaranya lebih
krim dan untuk mengetahui formulasi yang paling selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam
baik dalam pengujian evaluasi krim ekstrak etanol 20% keatas. Tidak beracun, netral,
etanol daun sirih merah. absorbsinya baik, etanol dapat bercampur
Berdasarkan jurnal penelitian daun sirih dengan air pada segala perbandingan dan panas
merah sebelumnya, dilakukan oleh (Ningsih et al, yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.
2015) dalam bentuk sediaan krim ekstrak etanol Selain berbagai keunggulan diatas etanol juga
daun sirih merah yang memiliki potensi sebagai memiliki kerugian yaitu harganya yang relatif
aktivitas antijamur pada vagina kelinci betina mahal (Dirjen POM, 1986).
yang diinfeksi Candida albicans dan juga pada Proses maserasi sebelum dilakukan
penelitian yang dilakukan telah membuktikan simplisia harus dicuci, dipotong dan diserbukkan.
bahwa krim ekstrak etanol 96% daun sirih merah Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan
pada konsentrasi 10% efektif menyembuhkan kandungan air pada tanaman serta mencegah
punggung kelinci yang diinfeksi Candida adanya jamur dan bakteri. Penyerbukan simplisia
albicans. dilakukan karena serbuk simplisia yang semakin
Formulasi basis krim dengan kombinasi halus menyebabkan luas permukaan serbuk
asam stearat dan lemak bulu memberikan efek semakin besar sehingga semakin banyak pula
yang lebih efektif sebagai obat antifungi. Asam komponen yang terdapat di dalam simplisia yang
stearat dan lemak bulu berfungsi sebagai dapat ditarik oleh pelarut. Maserasi merupakan
pengemulsi atau emulgator. Penggunaan serbuk yang direndam dengan pelarutnya
emulgator dapat berfungsi untuk menyatukan selama 24 jam untuk mengendapkan zat-zat
dan menstabilkan krim tersebut. Emulgator akan yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam
menurunkan tegangan antar muka antara fase cairan penyari dan dilakukan pengadukan untuk
terdispersi dan pendispersi serta mengelilingi meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk
cairan yang terdispersi membentuk suatu lapisan simplisia, sehingga dengan pengadukan tersebut
tipis. Lapisan ini dapat mencegah terjadinya tetap terjaga adanya derajat perbedaan
kontak atau berkumpulnya kembali fase konsentrasi yang sebesar-besarnya antara
terdispersi. Pemilihan jenis emulgator dengan larutan didalam sel dengan larutan diluar sel.
konsentrasi yang tepat dapat menghasilkan basis Setelah itu dilakukan remaserasi untuk
krim yang baik dan stabil. Beberapa literatur menaikkan efektivitas ekstraksi. Remaserasi
menunjukkan bahwa kombinasi asam stearat merupakan metode ekstrasi yang terjadi
dan lemak bulu sebagai emulgator pada pengulangan penambahan pelarut setelah
konsentrasi tertentu dapat menghasilkan krim dilakukan penyaringan meserasi pertama dan
yang stabil dan membentuk basis yang kental. seterusnya (Dirjen POM, 2000). Metode
Asam stearat merupakan salah satu komponen remaserasi memiliki keuntungan berupa cara
fase minyak. Penggunaan asam stearat yang pengerjaan, peralatan yang digunakan
tidak tepat dapat menghasilkan konsistensi basis sederhana, mudah digunakan sehingga biaya
krim yang encer atau keras dan dapat merubah yang dibutuhkan sedikit dan hasilnya lebih
warna menjadi lebih gelap sehingga banyak/efektif.
menimbulkan rasa kurang nyaman (Dini, 2015). Hasil yang diperoleh dari isolasi daun sirih
Ekstrak etanol daun sirih merah pada merah ini berupa ekstrak kental berwarna hijau
penelitian ini diperoleh dari proses penyarian kehitaman dengan bau khas simplisia daun sirih
menggunakan metode maserasi. Maserasi merah dengan rendemen 8,66 % b/b. Bobot
merupakan salah satu metode penyarian yang sediaan krim yang dihasilkan pada formula 1
memiliki keuntungan antara lain cara sebanyak 17,49gram, formula 2 sebanyak
pengerjaannya, peralatan yang sederhana dan 17,54gram dan formula 3 sebanyak 17,38gram.
mudah digunakan sehingga biaya yang Bobot dari ketiga sediaan krim belum memenuhi
dibutuhkan sedikit. Maserasi dilakukan dengan syarat, dikarenakan kurang dari 20gram. Hal
tersebut terjadi pada waktu proses pembuatan

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 55


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

terlalu sering diaduk, saat peleburan terlalu lama tercampur satu sama lain. Suatu sediaan
dan panas sehingga banyak basis krim yang dikatakan baik dan aman digunakan setelah
menguap. dilakukannya tahap pengujian. Untuk itu krim ini
Basis yang digunakan pada formula ini harus dilakukan pengujian berupa uji
adalah basis cleansing cream dengan formula organoleptis pada tabel 3 menunjukan ketiga
asam stearat, trietanolamin, lemak bulu, parafin formula memiliki bentuk semi padat, warna hijau
cair dan air. Basis ini berfungsi sebagai pembawa kecoklatan dan bau aroma melati.
obat agar zat aktif dapat dilepaskan. Selain Pada tabel 4 menunjukan ketiga formula
sebagai pembawa obat, asam stearat, memiliki pH 6 yang berarti krim menunjukkan pH
trietanolamin dan lemak bulu berfungsi sebagai yang normal. Uji pH digunakan untuk
zat pengemulsi pada sediaan krim. Basis menentukan pH sediaan krim apakah bersifat
cleansing cream merupakan basis yang sukar asam, basa atau netral dan melihat kondisi krim
dicuci dengan air, digunakan basis ini dengan agar tidak mengiritasi kulit yang mempunyai pH
tujuan agar kontak zat aktif dengan kulit normal 4,5 – 6,5. Apabila pH yang didapat terlalu
berlangsung lama sehingga krim memberikan asam, akan menyebabkan iritasi pada kulit,
efek terapi yang maksimal. sedangkan apabila pH yang didapat terlalu basa
Pembuatan krim pada penelitian ini akan menyebabkan kulit menjadi kering.
dilakukan dengan cara peleburan basis, (Wasitaatmadja, 1997).
sehingga untuk penimbangan bahan basis Uji homogenitas pada ketiga formula
cleansing cream dilebihkan 20% dari total basis. menunjukkan homogen. Uji homogenitas
Hal ini bertujuan untuk mengganti massa dari digunakan untuk mengetahui apakah sediaan
basis krim yang hilang pada saat proses krim yang dihasilkan homogen (setiap
peleburan dari basis tersebut. Basis dikatakan pemakaian mempunyai khasiat yang sama),
melebur jika semua bahan dapat tercampur dimana partikel-partikel dari bahan yang
dengan baik menjadi satu. digunakan dapat tercampur atau terdispersi
Fungsi penambahan nipagin pada didalam basis krim yang cocok.
pembuatan krim ini adalah untuk meningkatkan Uji daya sebar krim ditunjukkan pada tabel 6
stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya dimana dari ketiga formula menunjukkan formula
kontaminasi mikroorganisme. Hal ini dikarenakan 1 mempunyai daya sebar yang paling kecil yaitu
pada sediaan krim mengandung fase air dan dengan rata-rata 9,6162 dan formula 3
lemak sehingga pada sediaan ini mudah mempunyai daya sebar yang paling luas yaitu
ditumbuhi bakteri dan jamur. Oleh karena itu, 24,7641 hal ini disebabkan karena mengandung
diperlukan penambahan zat yang dapat konsentrasi asam stearat yang tinggi dimana
mencegah pertumbuhan mikroorganisme dapat memberikan peningkatan pada daya
tersebut. sebar. Berdasarkan hasil pengujian uji daya
Penambahan parfum pada pembuatan krim sebar tersebut, formula 2, dan 3 pada beban 50
ini yaitu sebagai pewangi sekaligus menutupi bau g dan 100 g mempunyai daya sebar yang baik,
yang tidak sedap dari zat aktif sediaan krim agar dimana persyaratan daya sebar untuk sediaan
sediaan krim nyaman digunakan. Penambahan topikal yaitu sekitar 5-7 cm yang artinya luas
parfum harus ditambahkan pada saat krim dalam penyebaran sekitar 19,625 cm 2 – 38,465 cm2.
keadaan hangat agar mudah homogen. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak
Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga
krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan, absorbsi obat ke kulit berlangsung cepat.
tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan Data yang diperoleh dari uji daya sebar
dari parfum menambah daya tarik dari konsumen dilakukan uji One Sample - Kolmogorov Smirnov
untuk memilih produk yang ditawarkan produsen untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
(Lachman et al, 1994). pengambilan sampel. Hasil uji normalitas
Pembuatan krim dilakukan dengan cara menunjukkan bahwa nilai signifikasi (p 0,147) >
bahan-bahan yang larut dalam minyak (fase 0,05 yang berarti semua formulasi terdistribusi
minyak) dilebur bersama di atas penangas air normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji
sampai semua bahan lebur, dan bahan-bahan homogenity dan ANOVA dan diperoleh nilai
yang larut dalam air (fase air) dilarutkan terlebih signifikasi dari uji homogenity yaitu (p 0,277) >
dahulu dengan air panas sampai semua bahan 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima yang
larut, kemudian baru dicampurkan, digerus berarti formulasi basis sediaan krim bersifat
sampai terbentuk massa krim. Stabilitas krim homogen, sedangkan nilai signifikasi yang
mudah rusak jika terganggu proses didapat dari uji ANOVA (p 0,000) < 0,05 hal ini
pencampurannya, terutama disebabkan menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti
perubahan suhu dan perubahan komposisi ada pengaruh formulasi basis terhadap uji fisik
karena penambahan salah satu fase secara sediaan krim dari uji daya sebar masing-masing
berlebihan atau zat pengemulsinya yang tidak

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 56


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

formula. Karena H1 diterima, maka dilakukan uji Uji stabilitas fisik krim pada formula 1, 2 dan
lanjutan dengan menggunakan Post Hoc Tests. 3 berdasarkan hasil pengamatan selama masa
Uji daya lekat krim dengan rata-rata formula penyimpanan 4 minggu dapat disimpulkan stabil,
1 = 01,49 detik, formula 2 = 01,44 detik, formula karena dari minggu pertama sampai minggu
3 = 01,35 detik. Berdasarkan hasil rata-rata daya keempat pada ketiga formula krim yang
lekat dari tiap replikasi formula 1 mempunyai dihasilkan dilihat dari uji organoleptis, pH dan
daya lekat lebih lama dari formula 2 dan formula homogenitas tidak ada perubahan yaitu krim
3 lebih cepat dari formula 2, formula 3 yang dihasilkan tetap memiliki bentuk semi padat,
mempunyai daya lekat paling cepat dan formula warna krim hijau kecoklatan dan bau aroma
1 mempunyai daya lekat lebih lama, yang melati. Uji homogenitas dari ketiga formula krim
disebabkan karena konsentrasi lemak bulu yang tetap homogen. Uji pH krim dari ketiga formula
tinggi mampu memberikan pengaruh pada krim menunjukkan pH 6 yaitu sesuai dengan
peningkatan daya lekat, namun memberikan rentang pH kulit 4,5 – 6,4 sehingga tidak akan
penurunan pada daya sebar. Berdasarkan mengiritasi kulit. Krim dikatakan memenuhi uji
pengujian yang dilakukan terhadap ketiga stabilitas krim jika dalam penyimpanan pada
formula krim bahwa uji daya lekat krim belum perbedaan suhu mulai dari suhu rendah (+ 4°C),
memenuhi persyaratan, karena uji daya lekat suhu kamar (+25°C), hingga suhu tinggi (+40°C)
krim yang baik adalah lebih dari 4 detik. Semakin pengamatan organoleptis ketiga formula krim
lama krim melekat pada kulit maka efek yang tetap homogen, tidak terjadi pemisahan fase dan
ditimbulkaan juga semakin besar. Sediaan krim bau khas pada penyimpanan suhu kamar, tidak
dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada terjadi perubahan warna dan pH yang stabil
tempat yang diobati, karena obat tidak mudah selama masa penyimpanan yaitu 4 minggu
lepas sehingga dapat menimbulkan efek yang (Legifani, 2018).
diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
Data yang diperoleh dari uji daya lekat bahwa formulasi basis dalam sediaan krim
dilakukan uji One Sample – Kolmogorov Smirnov ekstrak etanol daun sirih merah tidak
untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi memberikan pengaruh pada organoleptis, uji pH,
pengambilan sampel. Hasil analisis menunjukkan dan uji proteksi namun memberikan pengaruh
bahwa nilai signifikasi (p 0,200) > 0,05 yang pada uji daya sebar. Pada penelitian ini
berarti sampel terdistribusi normal. Pengujian Formulasi 3 dengan kombinasi basis asam
dilanjutkan dengan uji homogenity dan ANOVA stearat 3,34 g dan lemak bulu 0,43 g merupakan
dan diperoleh nilai signifikasi dari uji homogenity formulasi yang paling baik dan stabil selama
(p 0,752) > 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima proses penyimpanan , memiliki nilai daya sebar
yang berarti formulasi basis sediaan krim bersifat yang paling luas dan memiliki nilai presentase
homogen. Hasil uji ANOVA menunjukan nilai kesukaan panelis yang paling banyak yang
signifikasi (p 0,530) > 0,05 hal ini menunjukkan dilakukan oleh (Rizky, 2012) ekstrak etanol daun
bahwa H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh sirih
formulasi basis terhadap uji fisik antara formula merah pada kepekatan 40% v/v memiliki
pada uji daya lekat. daya hambat terhadap pertumbuhan fungi
Uji daya proteksi pada sediaan krim formula Candida albicans ATCC 10231 paling efektif
1, formula 2 dan formula 3 ekstrak etanol daun dibanding dengan kepekatan yang lain. Hal ini
sirih merah yaitu krim memberikan proteksi yang mendorong untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
baik terhadap pengaruh basa, ditandai dengan mengenai bentuk sediaan krim.
tidak timbul bercak warna merah muda pada V. SIMPULAN
kertas saring yang sudah diberikan perlakuan. Uji Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
tipe krim pada formula 1, formula 2 dan formula 3 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
berdasarkan hasil pengamatan menggunakan 1. Tidak ada pengaruh formulasi terhadap uji
larutan Methylen Blue ketika diamati dibawah fisik krim dilihat dari uji : organoleptis, pH,
mikroskop tampak tetesan berwarna biru (Air) homogenitas, uji daya lekat, daya proteksi,
dengan latar belakang transparan (Minyak), jadi dan tipe krim. Ada pengaruh formulasi basis
tipe krim dari ketiga furmula krim pada penelitian krim ekstrak etanol daun sirih merah
adalah A/M (Air dalam Minyak). terhadap uji daya sebar dengan nilai
Uji tingkat kesukaan panelis menunjukkan signifikasi yang didapat dari uji ANOVA (p
hasil bahwa dari ketiga formula presentase hasil 0,000) < 0,05.
tertinggi panelis lebih menyukai formula III dan 2. Formulasi 3 dengan kombinasi basis asam
hasil terendah terdapat pada formula I. Tingkat stearat 3,34 g dan lemak bulu 0,43 g
kesukaan panelis merupakan suatu usaha merupakan formulasi yang paling baik dan
peneliti untuk mengetahui kesan seseorang atau stabil selama proses penyimpanan, memiliki
sekelompok orang secara subyektif terhadap nilai daya sebar yang paling luas dan
suatu produk.

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 57


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 9 No. 1 – Januari 2022

memiliki nilai presentase kesukaan panelis Norvegicus). Jurnal e-Biomedik (eBm).


yang paling banyak. Volume 3 (3): 821-826.

DAFTAR PUSTAKA Ningsih, D., Sukmawanti, A.A., Widodo, G.P.


Anief, M. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: 2015. Aktivitas Antijamur Krim Ekstrak
Gadjah Mada University Press. Etanol Daun Sirih Merah (Piper Betle L.
Var Rubrum) Pada Kelinci Betina Yang
Anief, M. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Diinfeksi Candida albicansATCC®. Jurnal
Gadjah Mada University Press. Farmasi Indonesia. Volume 12 (2): 137-
147.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi. Edisi IV. Jakarta: UI Press. Rizky, OR. 2012. Uji daya antifungi ekstrak etanol
daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav.) terhadap Candida albicans ATCC
Dini, A.A. 2015. Formulasi Sediaan Skin Cream 10231 secara in vitro. Karya Ilmiah.
Aloe Vera (Aloe Barbadensis) Evaluasi Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan. Naskah Surakarta.
Publikasi. Surakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Santoso, H.B. 2008. Ragam dan Khasiat
Tanaman Obat. Jakarta: Agromedia
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Pustaka.
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Septiana, R.2011. Identifikasi Daun Uji Aktivitas
Antibakteri Fraksi Teraktif Daun Sirih
__________. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Merah. Skripsi. Surakarta : Universitas
Departemen Kesehatan Republik Sebelas Maret.
Indonesia.
Soewarno, T. Soekarto. 1981. Penilaian
__________. 2000. Parameter Standar Umum Organoleptik, Pusat Pengambangan
Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Teknologi Pangan (Pusbangtepa). Bogor :
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Institut Pertanian Bogor.
Republik Indonesia.
Sudewo, B. 2005. Basmi penyakit dengan sirih
Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit: merah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Kandidosis. Jakarta: Hipokrates.
Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Kedokteran
Juliantina, F., Citra, D.A., Nirwani, B., EGC. Jakarta.
Nurmasitoh, T., Bowo, E.T. 2009. Manfaat
Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Agen Antibakterial terhadap Bakteri Gram Farmasi. Jakarta: Gajah Mada University
Positif dan Gram Negatif. Jurnal press.
Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.Vol
1(1): 12-20. Wasitaatmaja, Syarif. 1997. Penuntun Ilmu
Kosmetik Medik. Jakarta :Universitas
Legifani, M. 2018. Karakteristik dan Uji Stabilitas Indonesia.
Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Kersen
(Muntingia calabura L.). Karya Tulis Ilmiah. Wyatt, EL. Sutter, SH. Drake, LA. 2001.
Kupang : Politeknik Kesehatan Kemenkes Dermatological pharmacology In:
Kupang. Hardman JG, Limbird IE, eds. Goodman
and Gillman’s the pharmacological basis of
Lachman, L., Lieberman H.A., Kanig J.L. therapeutic, 10 th ed. McGraw Hill, New
1994.Teori dan Praktek Farmasi Industry, York.
diterjemahkan oleh Suyatni s., Edisi II.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Nasi, L.S., Kairupan, C.F., Lintong, P.M. 2015.


Efek Daun Sirih Merah Terhadap Kadar
Gula Darah Dan Gambaran Morfologi
Endokrin Pankreas Tikus Wistar (Rattus

ISSN 2355-1313 (Print) 2623-0038 (Online) - ijmsbm.org 58

Anda mungkin juga menyukai