355-Teks Artikel-908-1-10-20220128
355-Teks Artikel-908-1-10-20220128
1 – Januari 2022
Pengaruh Formulasi Basis Terhadap Uji Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun
Sirih Merah (Piper crocatum)
The Effect Of Base Formulation On The Physical Test On The Preparation Of
Ethanol Cream Extract Of (Piper crocatum)
https://doi.org/10.55181/ijms.v9i1.355
Abstract: Red betel leaf has an antifungal effect because red betel leaf contains chemical compounds
such as flavonoids, alkaloids, saponins, polyphenols, tannins, terpenoids and essential oils. This
research is an experimental research conducted in the laboratory with maceration method using 70%
ethanol as solvent. The yield obtained from the extraction by maceration was 8.66 % w/w. The
organoleptic results of cream preparations are brownish green, smell of jasmine, pH 6 test, homogeneity
test is homogeneous, cream type is A/M and cream provides protection against alkaline solutions, the
panelist preference test was chosen formula 3 because it has the largest number of panelists preference
levels . In the dispersion test, the results of the ANOVA test showed a significance value (p 0.000) <0.05.
This shows that there is an effect of the base formulation on the physical test of the cream preparation
from the spreadability test of each formula. In the adhesion test, the ANOVA test results showed a
significance value (p 0.530) > 0.05. These means that there was no effect of the base formulation on
the adhesion test of each formula. Formulation 3 with a combination of 3.34 g stearic acid base and
0.43 g feather fat was the best and most stable formulation in the evaluation test of red betel leaf ethanol
extract cream.
Keywords: red betel, Piper crocatum, cream, base formulation, physical test cream.
Abstrak : Daun sirih merah memiliki efek antifungi karena pada daun sirih merah terdapat senyawa
kimia seperti flavonoid, alkaloid, saponin, polifenolat, tanin, terpenoid dan minyak atsiri. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 70%. Rendemen yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan maserasi
adalah 8,66 % b/b. Hasil organoleptis sediaan krim adalah berwarna hijau kecoklatan, bau melati, uji
pH 6, uji homogenitas yaitu homogen, tipe krim yaitu A/M dan krim memberikan proteksi terhadap
larutan basa, uji kesukaan panelis dipilih formula 3 karena mempunyai jumlah tingkat kesukaan panelis
yang paling besar. Pada uji daya sebar, hasil uji ANOVA menunjukan nilai signifikasi (p 0,000) < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh formulasi basis terhadap uji fisik sediaan krim dari uji daya
sebar masing-masing formula. Pada uji daya lekat, hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikasi (p
0,530) > 0,05. Hal ini berarti tidak ada pengaruh formulasi basis terhadap uji daya lekat masing-masing
formula. Formulasi 3 dengan kombinasi basis asam stearat 3,34 g dan lemak bulu 0,43 g merupakan
formulasi yang paling baik dan stabil dalam pengujian evaluasi krim ekstrak etanol daun sirih merah.
Kata kunci: sirih merah, Piper crocatu, krim, formulasi basis, uji fisik krim.
Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Ekstrak daun sirih merah pada praktikum ini
mengandung beberapa senyawa aktif, antara lain dibuat dalam bentuk sediaan krim karena
flavonoid, alkaloid, saponin, polifenolat, tanin, memiliki beberapa kelebihan antara lain mudah
terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan atau
tersebut memiliki aktivitas antibakteri (Juliantina, dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan
2009). Menurut Nasi et al (2015) daun sirih merah setempat, tidak lengket terutama tipe m/a,
mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe
alkaloid, terpenoid, tanin, sianogenik, glukosida, a/m, digunakan sebagai kosmetik, bahan untuk
isoprenoid, asam amino dan eugenol. Senyawa- pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak
senyawa kimia tersebut memiliki sifat cukup beracun. Berdasarkan latar belakang
antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, uraian diatas maka penulis ingin melakukan
antifungal dan antiinflamasi. penelitian lain dengan judul “Pengaruh Formulasi
Sirih merah merupakan salah satu jenis Basis Terhadap Uji Fisik Sediaan Krim Ekstrak
tanaman yang secara empiris berkhasiat Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum)”.
mengurangi sekresi pada liang vagina atau
keputihan akut. Daun sirih merah mengandung II. METODOLOGI PENELITIAN
zat styptic yang dapat membunuh bakteri Jenis penelitian ini adalah penelitian
sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri eksperimental. Prosedur penelitian yang
dan antifungi. Hal ini disebabkan oleh turunan dilakukan adalah sebagai berikut :
fenol yaitu if dibandingkan fenol biasa (Sudewo, 1. Pembuatan ekstrak
2005). Pembuatan ekstrak daun kelor dalam
Penyakit infeksi jamur kulit cukup banyak penelitian ini dilakukan dengan cara metode
ditemukan di Indonesia yang merupakan negara maserasi. Pelarut yang digunakan dalam peneliti
beriklim tropis. Salah satu penyebab infeksi jamur ini adalah etanol 70%. Perbandingan jumlah
adalah Candida sp disebut kandidiasis, dapat simpilisa dan pelarut pada proses maserasi
bersifat akut maupun subakut. Penyakit adalah 1:5, jadi penelitian ini menggunakan 400
kandidiasis banyak dihubungkan dengan aneka g simplisia dalam 2000 ml pelarut. Timbang 400
faktor, seperti keadaan kulit yang lembab, g simplisia yang sudah kering, masukkan dalam
pemakaian obat-obat antibiotika, steroid dan beaker glass, ditambahkan dengan 1000 ml
sitostatika, perubahan fisiologis tubuh pada etanol 70% kemudian ditutup dengan plastik
kehamilan, penyakit-penyakit menahun dan didiamkan selama 2 hari dengan beberapa kali
kelemahan umum, gangguan endokrin, dan pengadukan. Kemudian diserkai dengan kain
obesitas serta keadaan malnutrisi (Harahap, flannel ke dalam beaker glass dan di saring
2000). dengan kertas saring lalu diperas, lalu ampas
Penelitian daun sirih merah sebelumnya, direndam lagi dengan sisa etanol 70% 1000ml
dilakukan oleh (Ningsih dkk, 2015) dalam bentuk dibiarkan selama 2 hari. Campuran ini diaduk-
sediaan krim ekstrak etanol daun sirih merah aduk sesekali supaya tercampur dan didiamkan
yang memiliki potensi sebagai aktivitas antijamur selama 2 hari, kemudian disaring dengan kain
pada vagina kelinci betina yang diinfeksi Candida flannel untuk mendapatkan filtrate. Filtrate yang
albicans dan juga pada penelitian yang dilakukan diperoleh kemudian diuapkan diatas waterbath
telah membuktikan bahwa krim ekstrak etanol untuk menghilangkan pelarutnya sehingga
96% daun sirih merah pada konsentrasi 10% didapat ekstrak kental. Berat ekstrak ditimbang
efektif menyembuhkan punggung kelinci yang untuk menghitung rendemen yang diperoleh.
diinfeksi Candida albicans.
Krim adalah sediaan setengah padat, 2. Pembuatan Krim
berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari a. Formula krim
60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Nama Bahan Formula
Tipe krim ada dua yaitu tipe minyak-air (M/A) R/ Ekstrak daun sirih 10%
yaitu minyak terdispersi dalam air dan tipe air- merah
minyak (A/M) yaitu air terdispersi dalam minyak. Parfum 1%
Formulasi sediaan dibuat krim, karena krim akan Nipagin 0,1%
mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif Basis krim ad 100%
yang diabsorbsi. Zat aktif dalam sediaan krim Mf. Creamores ad 20 Gram
masuk kedalam basis atau pembawa yang akan
membawa obat untuk kontak dengan permukaan b. Acuan Formula
kulit. Bahan pembawa yang digunakan untuk
sediaan topikal akan memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap absorbsi obat dan
memiliki efek yang menguntungkan jika dipilih
formulasi secara tepat (Wyatt dkk, 2001).
Resep standar basis cleansing cream perubahan warna yang tertera pada pH stick, dan
(Sec. FOI hal : 24) dibandingkan dengan standar indikator yang ada
R/ Asam stearat 145 (Dirjen POM, 1995).
Trietanolamin 15 d. Uji Daya Sebar
Lemak bulu 30 1) Ditimbang krim 0,5 gram diletakkan di
Paraffin cair 250 tengah ekstensiometer dan ditutup
dengan kaca penutup (yang telah
Air suling 550
Campur dan buatlah krim. ditimbang terlebih dahulu) selama 1
menit, kemudian mengukur diameter
krim yang menyebar.
c. Formulasi Basis Krim 2) Diletakkan beban 50 gram diatas
Tabel 1. Formulasi Basis Krim ekstensiometer selama 1 menit dan
Formulasi diukur diameter krim yang menyebar.
Bahan 3) Di lakukan hal yang sama dengan beban
F1 F2 F3
Ekstrak etanol daun 100 gram (Ansel, 1989).
10% 10% 10% e. Uji Daya Lekat
sirih merah
Asam Stearat 135 145 155 1) Diletakkan krim secukupnya di atas
Trietanolamin 15 20 25 obyek glass yang telah ditentukan
Lemak bulu 40 30 20 luasnya.
Paraffin cair 250 250 250 2) Diletakkan obyek glass lain diatas krim
Nipagin 0,1% 0,1% 0,1% tersebut, dan diletakkan beban 500 gram
Parfum 1% 1% 1% selama 5 menit.
Air suling 550 550 550 3) Dipasang obyek glass pada alat uji daya
lekat, dan beban 80 gram dilepaskan.
Cara pembuatan krim sebagai berikut : 4) Dicatat hasil percobaan, dan diulang
a. Disiapkan semua alat dan menimbang sebanyak 3 kali (Voight R, 1994).
semua bahan. f. Uji Daya Proteksi
b. Asam stearat, lemak bulu, dan paraffin cair 1) Diambil kertas saring berukuran 10cm x
dilebur dalam cawan porselin diatas 10cm, dibasahi dengan larutan PP 1%,
waterbath. kemudian di angin-anginkan.
c. Trietanolamin, nipagin, dan aquadest panas 2) Krim dioleskan pada kertas saring
dicampurkan. tersebut.
d. Bahan cawan 2 dan cawan 3 dicampur jadi 3) Pada kertas saring yang lain, dibuat area
satu, kemudian diaduk diatas waterbath dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm
sampai terbentuk krim. kemudian diolesi dengan parafin cair
e. Mortir panas disiapkan, kemudian zat aktif pada bagian tepi dari area.
dihaluskan dan ditambahkan basis krim 4) Ditempelkan kertas yang telah diolesi
yang telah dilebur, diaduk sampai homogen. dengan parafin pada kertas saring yang
f. Pada keadaan hangat ditambah parfum dan telah dibasahi dengan larutan PP 1%.
diaduk sampai homogen. 5) Diteteskan larutan NaOH 0,1 N pada
g. Didiamkan sampai dingin dan dimasukkan area.
dalam pot. 6) Dilihat pada bagian kertas yang dibasahi
h. Dilakukan uji fisik krim. dengan larutan PP pada waktu 15 detik,
30 detik, 45 detik, 60 detik 3 menit, dan 5
3. Pengujian Evaluasi fisik sediaan krim menit apakah ada noda merah muda
a. Organoleptis pada kertas tersebut atau tidak.
Pengujian ini dilakukan dengan cara 7) Dicatat hasilnya dan dilakukan replikasi
pengamatan secara visual penampilan fisik dari sebanyak 3 kali (Dirjen POM, 1995).
sediaan krim yang telah dibuat, yaitu
pengamatan dari segi bentuk, warna dan bau g. Uji Tipe Krim
sediaan (Anief, 1997). Beberapa tetes larutan bahan pewarna
b. Homogenitas dalam air (Methylen blue) dicampurkan kedalam
Menempatkan sediaan krim pada objek sediaan krim yang terdapat diobyek glass.
glass, kemudian melihat pada bagian tepi yang Diamati di mikroskop, apabila latar belakang
sudah mengering dan mengamati adakah berwarna biru dan tetesan berwarna transparan,
partikel yang tidak homogen (Ansel, 1989). maka krim tersebut bertipe M/A, sebaliknya dapat
c. Uji pH diuji dengan bahan pewarna larutan lipoid,
Pada pengujian ini menggunakan pH stick misalnya dengan beberapa tetes larutan sudan III
universal dilakukan dengan cara mencelupkan dalam minyak. Pewarna homogen hanya akan
pH stick ke dalam sediaan krim, di amati terjadi pada tipe krim A/M, oleh karena itu bahan
pewarnaan larutan lipoid hanya mampu Hasil penelitian diolah dan disajikan dalam
mewarnai fase minyak (Syamsuni, 2007). bentuk tabel dan grafik. Data daya lekat dan daya
h. Uji Stabilitas sebar diuji statistik dengan uji ANOVA yang
Krim disimpan selama satu bulan kemudian sebelumnya diuji normalitas data dengan 1-
diamati satu minggu sekali dibuat perubahan sampel K-S menggunakan SPSS 21 for windows.
bentuk, warna, bau, dan uji pH dari sediaan krim Data yang didapat kemudian disimpulkan :
pada suhu kamar (15-30ºC), suhu sejuk (<8ºC), 1) H0 : diterima apabila P > 0,05 = tidak ada
suhu panas (40-50ºC) kemudian diamati bentuk, pengaruh yang signifikan formulasi basis
warna, bau, dan uji pH sediaan krim (Anief, ekstrak etanol daun sirih merah terhadap
2006). uji fisik krim.
i. Uji Tingkat Kesukaan Panelis 2) H1 : diterima apabila P < 0,05 = ada
Tingkat kesukaan panelis merupakan suatu pengaruh yang signifikan formulasi basis
usaha peneliti untuk mengetahui kesan ekstrak etanol daun sirih merah terhadap
seseorang atau sekelompok orang secara uji fisik krim.
subyektif terhadap suatu produk. Jumlah panelis
semakin besar semakin baik, sebaiknya jumlah III.HASIL PENELITIAN
panelis melebihi 20 orang, karena jumlah lebih Berdasarkan hasil penelitian, pengamatan
besar akan menghasilkan kesimpulan yang dan pengolahan data pembuatan ekstrak etanol
dapat diandalkan (Soewarno, 1981). daun sirih merah (Piper crocatum), dengan
4. Analisis Penelitian formulasi basis diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Analisis Data 1. Hasil Maserasi
1) Hasil Rendemen Maserasi a. Organoleptis Maserasi
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
= 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 x 100% = % 𝑏⁄𝑏 Bentuk : Ekstrak kental
Warna : Hijau kehitaman
2) Uji Evaluasi Sediaan Krim Bau : Khas daun sirih merah
a) Organoleptis antara lain: bentuk, b. Hasil Rendemen
warna dan bau Hasil maserasi 34,65 gram
b) Uji pH = Berat simplisia x 100% = 400 gram x100% =
c) Uji Homogenitas 8,66% b/b
d) Uji Daya Lekat (detik) 2. Hasil Uji Evaluasi Sediaan Krim
𝑅1+𝑅2+𝑅3
Rumus = a. Organoleptis
3
e) Uji Daya Sebar (cm2) Pengamatan organoleptis dilakukan dengan
1 cara mengamati perubahan bentuk, warna dan
Rumus = L= π.r2 atau L= π ( 2 d)2 bau. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada tabel
Keterangan : 2.
L = Luas lingkaran Tabel 2. Hasil Organoleptis Sediaan
π = phi (konstanta untuk menghitung Organoleptis F1 F2 F3
luas) Bentuk Semi Padat Semi Padat Semi Padat
22 Hijau Hijau Hijau
= 7 atau 3,14 Warna
1
kecoklatan kecoklatan kecoklatan
r = jari-jari lingkaran atau 2 dari Bau Melati Melati Melati
diameter lingkaran
f) Uji Daya proteksi b. Uji Homogenitas
Dilakukan pada waktu 15 detik, 30 Uji homogenitas dilakukan dengan cara
detik, 45 detik, 60 detik, 3 menit dan 5 mengoleskan sediaan krim pada objek glass
menit. kemudian diratakan dengan mengamati apakah
g) Uji Stabilitas bahan-bahan yang digunakan terdispersi merata.
Uji stabilitas fisik krim antara lain uji Hasil uji homogenitas sediaan krim ekstrak etanol
organoleptis, uji homogenitas, uji pH. daun sirih merah dapat dilihat pada tabel 3.
Krim disimpan selama satu bulan
kemudian diamati satu minggu sekali. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
h) Uji Tingkat Kesukaan Panelis Formula Hasil
Dilakukan terhadap 20 panelis 1 Homogen
melihat hasil tingkat kesukaan panelis 2 Homogen
terhadap krim formula 1,2,3 dengan 3 Homogen
melihat hasil angket pilihan terbesar
dari 20 panelis. c. Uji pH
Uji keasaman dilakukan dengan
b. Analisis Statistika menggunakan pH stick universal yang dilakukan
dengan mencocokkan warna yang didapat
terlalu sering diaduk, saat peleburan terlalu lama tercampur satu sama lain. Suatu sediaan
dan panas sehingga banyak basis krim yang dikatakan baik dan aman digunakan setelah
menguap. dilakukannya tahap pengujian. Untuk itu krim ini
Basis yang digunakan pada formula ini harus dilakukan pengujian berupa uji
adalah basis cleansing cream dengan formula organoleptis pada tabel 3 menunjukan ketiga
asam stearat, trietanolamin, lemak bulu, parafin formula memiliki bentuk semi padat, warna hijau
cair dan air. Basis ini berfungsi sebagai pembawa kecoklatan dan bau aroma melati.
obat agar zat aktif dapat dilepaskan. Selain Pada tabel 4 menunjukan ketiga formula
sebagai pembawa obat, asam stearat, memiliki pH 6 yang berarti krim menunjukkan pH
trietanolamin dan lemak bulu berfungsi sebagai yang normal. Uji pH digunakan untuk
zat pengemulsi pada sediaan krim. Basis menentukan pH sediaan krim apakah bersifat
cleansing cream merupakan basis yang sukar asam, basa atau netral dan melihat kondisi krim
dicuci dengan air, digunakan basis ini dengan agar tidak mengiritasi kulit yang mempunyai pH
tujuan agar kontak zat aktif dengan kulit normal 4,5 – 6,5. Apabila pH yang didapat terlalu
berlangsung lama sehingga krim memberikan asam, akan menyebabkan iritasi pada kulit,
efek terapi yang maksimal. sedangkan apabila pH yang didapat terlalu basa
Pembuatan krim pada penelitian ini akan menyebabkan kulit menjadi kering.
dilakukan dengan cara peleburan basis, (Wasitaatmadja, 1997).
sehingga untuk penimbangan bahan basis Uji homogenitas pada ketiga formula
cleansing cream dilebihkan 20% dari total basis. menunjukkan homogen. Uji homogenitas
Hal ini bertujuan untuk mengganti massa dari digunakan untuk mengetahui apakah sediaan
basis krim yang hilang pada saat proses krim yang dihasilkan homogen (setiap
peleburan dari basis tersebut. Basis dikatakan pemakaian mempunyai khasiat yang sama),
melebur jika semua bahan dapat tercampur dimana partikel-partikel dari bahan yang
dengan baik menjadi satu. digunakan dapat tercampur atau terdispersi
Fungsi penambahan nipagin pada didalam basis krim yang cocok.
pembuatan krim ini adalah untuk meningkatkan Uji daya sebar krim ditunjukkan pada tabel 6
stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya dimana dari ketiga formula menunjukkan formula
kontaminasi mikroorganisme. Hal ini dikarenakan 1 mempunyai daya sebar yang paling kecil yaitu
pada sediaan krim mengandung fase air dan dengan rata-rata 9,6162 dan formula 3
lemak sehingga pada sediaan ini mudah mempunyai daya sebar yang paling luas yaitu
ditumbuhi bakteri dan jamur. Oleh karena itu, 24,7641 hal ini disebabkan karena mengandung
diperlukan penambahan zat yang dapat konsentrasi asam stearat yang tinggi dimana
mencegah pertumbuhan mikroorganisme dapat memberikan peningkatan pada daya
tersebut. sebar. Berdasarkan hasil pengujian uji daya
Penambahan parfum pada pembuatan krim sebar tersebut, formula 2, dan 3 pada beban 50
ini yaitu sebagai pewangi sekaligus menutupi bau g dan 100 g mempunyai daya sebar yang baik,
yang tidak sedap dari zat aktif sediaan krim agar dimana persyaratan daya sebar untuk sediaan
sediaan krim nyaman digunakan. Penambahan topikal yaitu sekitar 5-7 cm yang artinya luas
parfum harus ditambahkan pada saat krim dalam penyebaran sekitar 19,625 cm 2 – 38,465 cm2.
keadaan hangat agar mudah homogen. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak
Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga
krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan, absorbsi obat ke kulit berlangsung cepat.
tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan Data yang diperoleh dari uji daya sebar
dari parfum menambah daya tarik dari konsumen dilakukan uji One Sample - Kolmogorov Smirnov
untuk memilih produk yang ditawarkan produsen untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
(Lachman et al, 1994). pengambilan sampel. Hasil uji normalitas
Pembuatan krim dilakukan dengan cara menunjukkan bahwa nilai signifikasi (p 0,147) >
bahan-bahan yang larut dalam minyak (fase 0,05 yang berarti semua formulasi terdistribusi
minyak) dilebur bersama di atas penangas air normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji
sampai semua bahan lebur, dan bahan-bahan homogenity dan ANOVA dan diperoleh nilai
yang larut dalam air (fase air) dilarutkan terlebih signifikasi dari uji homogenity yaitu (p 0,277) >
dahulu dengan air panas sampai semua bahan 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima yang
larut, kemudian baru dicampurkan, digerus berarti formulasi basis sediaan krim bersifat
sampai terbentuk massa krim. Stabilitas krim homogen, sedangkan nilai signifikasi yang
mudah rusak jika terganggu proses didapat dari uji ANOVA (p 0,000) < 0,05 hal ini
pencampurannya, terutama disebabkan menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti
perubahan suhu dan perubahan komposisi ada pengaruh formulasi basis terhadap uji fisik
karena penambahan salah satu fase secara sediaan krim dari uji daya sebar masing-masing
berlebihan atau zat pengemulsinya yang tidak
formula. Karena H1 diterima, maka dilakukan uji Uji stabilitas fisik krim pada formula 1, 2 dan
lanjutan dengan menggunakan Post Hoc Tests. 3 berdasarkan hasil pengamatan selama masa
Uji daya lekat krim dengan rata-rata formula penyimpanan 4 minggu dapat disimpulkan stabil,
1 = 01,49 detik, formula 2 = 01,44 detik, formula karena dari minggu pertama sampai minggu
3 = 01,35 detik. Berdasarkan hasil rata-rata daya keempat pada ketiga formula krim yang
lekat dari tiap replikasi formula 1 mempunyai dihasilkan dilihat dari uji organoleptis, pH dan
daya lekat lebih lama dari formula 2 dan formula homogenitas tidak ada perubahan yaitu krim
3 lebih cepat dari formula 2, formula 3 yang dihasilkan tetap memiliki bentuk semi padat,
mempunyai daya lekat paling cepat dan formula warna krim hijau kecoklatan dan bau aroma
1 mempunyai daya lekat lebih lama, yang melati. Uji homogenitas dari ketiga formula krim
disebabkan karena konsentrasi lemak bulu yang tetap homogen. Uji pH krim dari ketiga formula
tinggi mampu memberikan pengaruh pada krim menunjukkan pH 6 yaitu sesuai dengan
peningkatan daya lekat, namun memberikan rentang pH kulit 4,5 – 6,4 sehingga tidak akan
penurunan pada daya sebar. Berdasarkan mengiritasi kulit. Krim dikatakan memenuhi uji
pengujian yang dilakukan terhadap ketiga stabilitas krim jika dalam penyimpanan pada
formula krim bahwa uji daya lekat krim belum perbedaan suhu mulai dari suhu rendah (+ 4°C),
memenuhi persyaratan, karena uji daya lekat suhu kamar (+25°C), hingga suhu tinggi (+40°C)
krim yang baik adalah lebih dari 4 detik. Semakin pengamatan organoleptis ketiga formula krim
lama krim melekat pada kulit maka efek yang tetap homogen, tidak terjadi pemisahan fase dan
ditimbulkaan juga semakin besar. Sediaan krim bau khas pada penyimpanan suhu kamar, tidak
dikatakan baik jika daya lekatnya itu besar pada terjadi perubahan warna dan pH yang stabil
tempat yang diobati, karena obat tidak mudah selama masa penyimpanan yaitu 4 minggu
lepas sehingga dapat menimbulkan efek yang (Legifani, 2018).
diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
Data yang diperoleh dari uji daya lekat bahwa formulasi basis dalam sediaan krim
dilakukan uji One Sample – Kolmogorov Smirnov ekstrak etanol daun sirih merah tidak
untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi memberikan pengaruh pada organoleptis, uji pH,
pengambilan sampel. Hasil analisis menunjukkan dan uji proteksi namun memberikan pengaruh
bahwa nilai signifikasi (p 0,200) > 0,05 yang pada uji daya sebar. Pada penelitian ini
berarti sampel terdistribusi normal. Pengujian Formulasi 3 dengan kombinasi basis asam
dilanjutkan dengan uji homogenity dan ANOVA stearat 3,34 g dan lemak bulu 0,43 g merupakan
dan diperoleh nilai signifikasi dari uji homogenity formulasi yang paling baik dan stabil selama
(p 0,752) > 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima proses penyimpanan , memiliki nilai daya sebar
yang berarti formulasi basis sediaan krim bersifat yang paling luas dan memiliki nilai presentase
homogen. Hasil uji ANOVA menunjukan nilai kesukaan panelis yang paling banyak yang
signifikasi (p 0,530) > 0,05 hal ini menunjukkan dilakukan oleh (Rizky, 2012) ekstrak etanol daun
bahwa H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh sirih
formulasi basis terhadap uji fisik antara formula merah pada kepekatan 40% v/v memiliki
pada uji daya lekat. daya hambat terhadap pertumbuhan fungi
Uji daya proteksi pada sediaan krim formula Candida albicans ATCC 10231 paling efektif
1, formula 2 dan formula 3 ekstrak etanol daun dibanding dengan kepekatan yang lain. Hal ini
sirih merah yaitu krim memberikan proteksi yang mendorong untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
baik terhadap pengaruh basa, ditandai dengan mengenai bentuk sediaan krim.
tidak timbul bercak warna merah muda pada V. SIMPULAN
kertas saring yang sudah diberikan perlakuan. Uji Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
tipe krim pada formula 1, formula 2 dan formula 3 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
berdasarkan hasil pengamatan menggunakan 1. Tidak ada pengaruh formulasi terhadap uji
larutan Methylen Blue ketika diamati dibawah fisik krim dilihat dari uji : organoleptis, pH,
mikroskop tampak tetesan berwarna biru (Air) homogenitas, uji daya lekat, daya proteksi,
dengan latar belakang transparan (Minyak), jadi dan tipe krim. Ada pengaruh formulasi basis
tipe krim dari ketiga furmula krim pada penelitian krim ekstrak etanol daun sirih merah
adalah A/M (Air dalam Minyak). terhadap uji daya sebar dengan nilai
Uji tingkat kesukaan panelis menunjukkan signifikasi yang didapat dari uji ANOVA (p
hasil bahwa dari ketiga formula presentase hasil 0,000) < 0,05.
tertinggi panelis lebih menyukai formula III dan 2. Formulasi 3 dengan kombinasi basis asam
hasil terendah terdapat pada formula I. Tingkat stearat 3,34 g dan lemak bulu 0,43 g
kesukaan panelis merupakan suatu usaha merupakan formulasi yang paling baik dan
peneliti untuk mengetahui kesan seseorang atau stabil selama proses penyimpanan, memiliki
sekelompok orang secara subyektif terhadap nilai daya sebar yang paling luas dan
suatu produk.