1. Cerpen The Minister’s Black Veil by Nathaniel Hawthorne.
a. Makna keseluruhan cerita: 1. Plot: Berawal dari seorang pendeta, Mr. Hopper, yang selalu menggunakan kerudung hitamnya. Kerudung hitam itu memiliki simbol, yaitu melambangkan kesedihan dan dosa rahasia yang dimiliki oleh Mr. Hopper. Tetapi, karena ia selalu memakai kerudungnya, banyak desas-desus negatif yang datang kepadanya. Beberapa kali ia diminta untuk melepaskan kerudung hitamnya, tapi ia selalu menolaknya bahkan sampai ia mati dan dikuburpun ia tetap menggunakan kerudung hitamnya. 2. Character: Main Character di dalam cerpen ini adalah Mr. Hopper, seorang pendeta berkerudung hitam yang menutupi wajahnya selain mulut dan dagu. Mr. Hopper merupakan pendeta yang baik dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Hal yang dapat diambil dari karakter Mr. Hopper ini adalah ia yang sadar dan merasa malu akan dosa dirinya sendiri. 3. Setting: Setting atau latar yang digunakan dalam cerpen ini adalah pada awal peradaban di Amerika. 4. Conflict: Konflik di cerpen ini berakar pada kerudung hitam milik Mr. Hopper. Semua warga selalu meminta dan bertanya-tanya tentang kerudung yang digunakan Mr. Hopper bahkan istrinya, Elizabeth, juga memiliki pertanyaan yang sama. Tetapi, Mr. Hopper hanya berkata dan meminta Elizabeth untuk bersabar. Namun, Elizabeth memilih untuk pergi. Akhirnya, banyak orang yang merasa takut kepada Mr. Hopper hingga Mr. Hopper selalu dijauhi orang mereka hanya karena kerudung hitamnya. 5. Theme: Mengharukan dan penuh misteri. b. Penggunaan bahasa kias: Sebenarnya, menurut saya, gaya bahasa dalam cerpen ini sangat berat sehingga dalam membacanya tidak cukup dalam satu kali dan harus dibaca dengan pelan dan teliti. Penggunaan bahasa kias dalam cerpen ini cukup banyak, seperti pada narasi “…and good Mr. Hooper’s face is dust…” yang memiliki arti wajah tampan dari Mr. Hopper adalah debu karena sampai pada akhir kehidupannya, Mr. Hopper tidak menunjukkan ketampanannya pada umum. Ia selalu memakai kerudungnya sampai meninggal dunia. c. Kontekstualisasi nilai sosial-budaya: Pada cerpen ini, dapat kita lihat bahwa terdapat aksi rasisme terhadap Mr. Hopper yang membuatnya dikucilkan dari lingkungan sekitar sampai ia mati. Semuanya dikarenakan kerudung hitamnya yang tidak mendapat toleransi dari orang-orang di sekitarnya.
2. Cerpen The Will of Allah by David Owoyele.
a. Makna keseluruhan cerita: 1. Plot: Menceritakan dua orang pelaku kriminal yang suka mencuri, yaitu Sule dan Dogo. Mereka mencuri demi kesehariannya. Mereka juga mencuri tanpa pandang bulu, mau itu miskin ataupun seseorang yang kaya. Mereka berkata, bahwa menjadi pencuri adalah jalan yang mereka pilih. Mereka juga tidak peduli jika mereka berujung dipenjara. 2. Character: Sule dan Dogo memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka sama sama seorang pencuri yang menerima ketika dikatakan pencuri. Tetapi, yang membedakan kepribadian keduanya adalah Sule yang memiliki kepercayaan tinggi terhadap Allah sedangkan Dogo biasa saja. 3. Setting: Di rumah, pada siang hari. 4. Conflict: Konflik di sini adalah keegoisan Dogo sehingga Sule tidak lagi bisa percaya kepada Dogo. Dogo menjebak Sule untuk mencuri harta karun dalam sebuah kendi yang di dalamnya ternyata ada seekor ular kobra. Sebelumnya. Ia juga sudah tergigit oleh kobra itu. Tetapi, ia ingin Sule merasakannya juga. Sule yang percaya akan Allah memasrahkan segala kehidupannya, entah ia akan mati ataupun tidak. 5. Theme: Kepercayaan pada Tuhan dan teman, keegoisan dalam hubungan pertemanan, kejahatan, penerimaan takdir. b. Penggunaan bahasa kias: Terdapat banyak kalimat-kalimat kiasan dalam cerpen ini. Salah satu contohnya dapat kita lihat di narasi pertama, “…He saw that scudding black clouds had obscured the moon…”, obscured artinya mengaburkan. Mengaburkan disini bukan membuat sang bulan kabur. Tetapi, awan hitam yang bergerak cepat berhasil menutupi bulan sehingga terlihat bulan tidak ada. c. Kontekstualisasi nilai sosial-budaya: Pada cerpen ini, terdapat nilai sosial dan budaya yang tercoreng, yaitu sang pemeran utama menganggap bahwa menjadi seorang pencuri adalah takdir Allah dan mereka menerimanya.
3. Cerpen The Storm by Kate Chopin
a. Makna keseluruhan cerita: 1. Plot: Menceritakan seorang Ayah, Bobint, dan anaknya, Bibi yang terjebak di sebuah toko saat badai turun. Kemudian, Calixta, istri Bobint, sedang berada di rumahnya sendirian. Ketika itu, sebelum hujan badai turun, Calixta pergi ke luar rumah untuk mengambil jemuran pakaian keluarganya. Namun, sang mantan, Alce berada di depan gerbang dan meminta izin untuk singgah sampai badai berhenti. Mereka kemudian melakukan hubungan terlarang di dalam rumah. Ketika badai berhenti, Bobint dan Bibi pulang ke rumah tanpa mengetahui apa-apa. Calixta bertingkah seolah tidak ada apapun yang terjadi. 2. Character: • Calixta merupakan seorang istri yang berkhianat begitupun dengan Alce. • Alce yang sedang melakukan hubungan long distance relationship pada saat itu malah memberikan izin kepada istrinya, Biloxi, untuk pulang lebih lama lagi. • Biloxi tidak menaruh curiga apapun terhadap Alce dan malah merasa senang seakan memiliki kebebasan. 3. Setting: Di rumah milik Calixta, di toko Friedheimer. 4. Conflict: Ketika Calixta bertemu Alce dan melakukan hubungan terlarang pada saat badai turun. 5. Theme: Kekeluargaan, pengkhianatan. b. Penggunaan bahasa kias: Salah satu contoh penggunaan bahasa kias di dalam cerpen ini adalah, “…her mouth was a fountain of delight.” yang memiliki arti, ketika Alce mencium Calixta, ia sangat senang. c. Kontektualisasi nilai sosial-budaya: Ada nilai sosial yang tercoreng di dalam cerpen ini, yaitu hubungan gelap yang dilakukan oleh Calixta dan Alce. Mereka berdua melakukan hal tersebut disaat mereka sudah memiliki keluarga masing-masing.
1. Drama Malam Jahannam by Motinggo Boesje.
a. Jalinan peristiwa berdasarkan pemunculan tokoh: Dimulai dari Mat Kontan yang sering sombong dan menyombongkan apapun yang ia miliki pada sahabatnya, Soleman. Soleman yang geram akhirnya membunuh burung Beo kesayangan Mat Kontan. Ternyata, Soleman memiliki maksud lain terhadap pembunuhan burung Beo tersebut, yaitu untuk menutupi perselingkuhannya dengan Paijah, istri Mat. Perselingkuhan Paijah dan Soleman juga dilatar belakangi oleh Paijah yang ingin memiliki anak tetapi Mat Kontan sering bersikap tidak peduli kepada Paijah dan hanya mementingkan urusan pribadinya. Saat perselingkuhan itu terbongkar, Mat sudah merencanakan untuk membunuh Soleman bersama Utai, teman setianya. Tetapi, Soleman berhasil kabur. Akhirnya, Paijah dan Mat Kontan kembali bersama. Mat mulai memperhatikan anaknya yang sedang sakit. Namun, sayangnya anak tersebut meninggal dunia. b. Teknik cakapan: Teknik cakapan yang dipakai oleh sang penulis adalah dialog dan narasi. Dialog dari setiap peran memiliki tata bahasa yang mudah dipahami. Sementara itu, narasi yang dipakai juga sangat membantu pembaca untuk memahami cerita.
2. Drama A Doll House, Act I, by Henrik Ibsen.
a. Jalinan peristiwa berdasarkan pemunculan tokoh: Berawal dari Nora yang baru saja pulang ke rumah sembari membawa pohon natal. Nora merupakan perempuan yang gemar berbelanja. Ia menghabiskan banyak uang untuk merayakan natal pada hari itu. Ia membelikan semua orang hadiah, tetapi ia tidak membelikan hadiah untuk dirinya sendiri. Kemudian, Torvald, menanyakan hal tersebut. Torvald berencana untuk membelikan Nora hadiah. Tetapi, Nora malah meminta Torvald untuk memberikan uangnya saja pada Nora. Kemudian, Mrs. Linde datang dan berbincang bersama Nora mengenai uang dan rahasia Nora. Saat sedang berbincang, Nora kedatangan tamu, seorang dokter bernama Rank, dokter yang menangani Torvald. Kemudian, Kriatine datang untuk meminta pekerjaan. Setelah itu, Krogstad yang akan bekerja dibawah Torvald di bank datang dan berbicara kepada Nora, meminta Nora membantu Krogstad agar tidak dipecat oleh Torvald. Permintaan itu diketahui oleh Torvald dan ia tidak menyukainya hingga mengatakan hal- hal yang tidak enak didengar oleh Nora. b. Teknik cakapan: Teknik cakapan yang dipakai oleh sang penulis adalah dialog yang diberi narasi sedikit untuk menjelaskan bagaimana pemeran memerankan tokoh. Secara tidak langsung, penulis menjelaskan bagaimana karakter tokoh itu melalui dialog- dialog. 3. Drama Romeo and Juliet, Act II, by William Shakespeare. a. Jalinan peristiwa berdasarkan pemunculan tokoh: Romeo memutuskan untuk tidak pulang sehabis dari pesta. Ia berencana untuk menemui Juliet. Ketika berhasil memanjat tembok dan lompat ke kebun. Benvolio dan Mercutio memanggil Romeo, namun Romeo tidak menjawab. Mereka mengolok-ngolok Romeo tentang perasaannya terhadap Rosaline. Juliet tiba-tiba muncul di jendela tepat di atas Romeo berdiri. Ia hampir berbicara dengan Juliet tapi tidak jadi. Juliet yang tidak menyadari keberadaan Romeo, sedang merenung memikirkan Romeo. Juliet bermonolog bahwa jika Romeo bersumpah bahwa dia hanya mencintai Juliet, ia akan menolak nama Capuletnya. Romeo yang medengarkan itu, tiba-tiba menanggapi permintaanya. Ia mengejutkan Juliet. Juliet khawatir jika Romeo akan dibunuh. Romeo bersikeras mengatakan bahwa cinta Juliet akan membuatnya kebal terhadap musuh. Kemudian, seorang perawat datang dan memberikan kabar kepada Juliet bahwa seseorang akan datang untuk membuktikan cintanya. Mereka merencanakan pertemuan pada jam sembilan pagi keesokan harinya. b. Teknik cakapan: Teknik cakapan yang digunakan dalam Romeo and Juliet, Act II adalah lebih banyak dialog. Dapat dilihat dalam buku, naskah yang ditulis berupa dialog- dialog. Penulis juga menggunakan narasi singkat untuk menjelaskan bagaimana karakter para tokoh tersebut.