Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN DRPS PASIEN RAWAT JALAN HIPERTENSI TERHADAP


AUTOCOME TERAPI DI PUSKESMAS WAKORUMBA SELATAN
KABUPATEN MUNA

ASTRI NUGRAHYANI PUTRI


NIM : F201901027

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
ABSTRAK
Hubungan Drps Pasien Rawat Jalan Hipertensi Terhadap Autocome Terapi Di
Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupaten Muna
Astri Nugrahyani Putri

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sifatnya kronis, progresif dan

membutuhkan pengobatan sepanjang hidup. Penggunaan obat lebih dari satu macam

(multidrug-use) menyebabkan pasien hipertensi rentan terhadap masalah terkait obat

atau dikenal dengan sebutan Drug Related Problems (DRPs). Drug Related

Problems (DRPs) merupakan suatu peristiwa atau keadaan dimana terapi obat

berpotensi atau secara nyata dapat mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan.

Penelitian bertujuan Untuk Mengetahui Hubungan Pasien Rawat Jalan Hipertensi

Terhadap Autocome Terapi Dan Untuk mengetahui Outcome terapi pada pasien

hipertensi rawat jalan selama dilakukan pengobatan di Puskesmas Wakorumba

Selatan Kabupatrn Muna.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-

sectional dan subyek penelitian adalah pasien sepuluh besar penyakit rawat jalan di

Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupatrn Muna. Sampel dan populasi penelitian

adalah populasi sebanyak 20 orang pasien dan untuk sampelnya yang masuk dalam

kreterian iklusi.

Kata kunci : Hipetensis, Drug Related Problems, outcome terapi

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
ABSTRAK.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
E. Kebaruaan Penelitian..........................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................7
A. Jenis Penelitian....................................................................................................7
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian..............................................................................7
C. Sampel Dan Populasi..........................................................................................7
D. Alat Dan Bahan...................................................................................................8
E. Prosedur Kerja.....................................................................................................8
F. Pengolahan Dan Analisis Data............................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sifatnya kronis, progresif dan

membutuhkan pengobatan sepanjang hidup. Menurut American Society of

Hypertension (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala

kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan

saling berhubungan (Tjokronegoro, 2017). Sebanyak 50% diantara orang dewasa

yang didiagnosis menderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka memiliki

penyakit tersebut. Hipertensi harus segera ditangani ketika tekanan darah pada saat

pemeriksaan hasilnya ≥ 140/90 mmHg. Pemeriksaan tersebut dilakukan pada dua

kali pengukuran selama beberapa minggu dan hasilnya menetap (Herawati dan

Sartika, 2017).

Lebih dari seperempat populasi dewasa penduduk dunia yang jumlahnya

mendekati 1 juta jiwa diperkirakan menderita hipertensi pada tahun 2000 dan pada

tahun 2025 diperkirakan jumlahnya akan meningkat sebesar 29% menjadi 1,56 juta

jiwa (Kearney et all, 2005). Angka kejadian hipertensi cenderung mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun di Indonesia. Menurut survei Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2007-2008, kejadian prevalensi hipertensi di Indonesia telah

mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa (Syamsudin, 2012). Sedangkan pada

tahun 2021, prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun keatas di Indonesia

menunjukkan angka 25,8% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Pada

1
tahun 2022 penyakit hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi

tertinggi di Sumatera Selatan dengan jumlah kasus 47.090 (Profil Kesehatan Dinkes

Sulawesi Tenggara, 2022).

Penggunaan obat lebih dari satu macam (multidrug use) menyebabkan pasien

hipertensi rentan terhadap masalah terkait obat atau dikenal dengan sebutan Drug

Related Problems (Supraptia et al, 2017). Drug Related Problems (DRPs)

merupakan suatu peristiwa atau keadaan dimana terapi obat berpotensi atau secara

nyata dapat mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan (Pharmaceutical Care

Network European, 2010). PCNE (Pharmaceutical Care Network European)

mengklasifikasikan DRPs menjadi 4, yaitu masalah efektivitas terapi, reaksi obat

yang tidak diinginkan, biaya pengobatan serta masalah lainnya. Identifikasi dan

evaluasi DRPs pada pengobatan penting dan sangat dibutukan untuk peningkatan

efektifitas terapi terutama pada penyakit yang bersifat progresif dan kronis serta

memerlukan jangka pengobatan yang lama seperti penyakit hipertensi (Gumi etal,

2017).

Menurut penelitian tentang Identifikasi Drug Related Problems pada pasien

rawat jalan di Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupaten Muna, menunjukkan

bahwa dari 110 pasien yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan kasus

ketidaktepatan pemilihan obat 6,36%, dosis kurang 1,82%, tidak terdapat kasus

dosis lebih, dan kasus interaksi obat 16,36% (Nisa, 2012). Pada pasien hipertensi

rawat inap RS “Y’ tahun 2015, didapatkan pasien yang berpotensi mengalami

interaksi obat 90 % dan ketidaktepatan pemilihan obat sejumlah 26,25%,

2
ketidaktepatan pemilihan obat kriteria kombinasi tidak tepat 17,5 % serta obat efektif

tapi tidak aman 8,75% (Hutama dkk, 2017).

Obat merupakan pilihan utama dalam dalam perawatan penderita tekanan

darah tinggi (Semple, 2018). Setiap peresepan obat perlu dipertimbangkan mengenai

karakter dan kondisi setiap pasien. Hal ini berkaitan dengan filosofi ketepatan

pemilihan obat (Kabo, 2019). Ketepatan pemilihan obat ini bertujuan agar

penggunaan obat sebagai tanggung jawab bersama dapat menghasilkan outcome

yang optimal (Kusumadewi, 2019).

Outcome terapi merupakan hasil intervensi yang diberikan oleh sistem

kesehatan, fasilitas dan tenaga medis kepada mereka yang menjadi sasaran intervensi

(WHO, 2013). Penurunan tekanan darah dapat dilihat sebagai salah satu parameter

primer untuk menentukan keberhasilan terapi hipertensi (Fuchs et al., 2011).

Hubungan terlihat nyata antara tekanan darah dengan kejadian kardiovaskuler. Setiap

peningkatan tekanan darah sebesar 20/10 mmHg dapat meningkatkan resiko kejadian

kardiovaskuler dua kali lipat (Nafrialdi, 2017).

Data rekam medis pasien rawat jalan berisi identitas pasien, pemeriksaan

fisik, diagnosis/ masalah, tindakan/ pengobatan, dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien (Sjamsuhidajat dan Sabir, 2016). Selain membahas evaluasi

ketepatan pemilihan obat, penelitian ini juga dikembangkan kepada outcome terapi

yang dilihat dari catatan tekanan darah pasien untuk menilai keberhasilan terapi yang

diberikan. Penilaian ketepatan pemilihan obat dilihat dari tepat pasien, obat, dan

3
dosis yang diberikan. Sedangkan penilaian terhadap outcome terapi dilihat dari

catatan tekanan darah pasien selama menjalani pengobatan.

Berdasarkan latar balakang di atas maka peneliti mengambil judul "

Hubungan Drps Pasien Rawat Jalan Hipertensi Terhadap Autocome Terapi Di

Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupaten Muna".

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Hubungan drug related problems Pasien Rawat Jalan Hipertensi

Terhadap Autocome Terapi di Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupatrn Muna?.

2. Bagaimana Outcome terapi pada pasien hipertensi rawat jalan selama dilakukan

pengobatan di Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupatrn Muna?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Hubungan Pasien Rawat Jalan Hipertensi Terhadap Autocome

Terapi di Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupatrn Muna.

2. Untuk Mengtahui Outcome terapi pada pasien hipertensi rawat jalan selama

dilakukan pengobatan di Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupatrn Muna.

4
D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Puskesmas

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

terhadap Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupatrn Muna yaitu dapat digunakan

sebagai sumber data dalam memperhatikan pengobatan yang rasional pada pasien

yang menderita Hipertensis.

2. Bagi Peneliti

Adapun manfaat bagi peneliti yaitu, penelitian ini dapat dipublikasikan

sehingga dapat dijadikan acuan bagi peneliti sebelumnya serta dapat menambah

pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana pola pengobatan Hipertensis pada

penggunaan injeksi insulin yang rasional sehingga dapat tercapai outcome terapi

yang diinginkan.

E. Kebaruan penelitian

No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

Evaluasi Pola Terapi Hasil analisis yang dilakukan


Dan Outcome Klinik menyatakan bahwa terdapat hubungan
1. Asmara Pada Pasien antara kerasionalan terapi yang diberikan
Argawati, Diabetes Melitus
terhadap outcome klinik pasien yang
(2016) Tipe 2 Rawat Jalan
Jaminan Kesehatan berupa tercapainya target pengendalian
Nasional glukosa darah.
Novita Evaluasi Drug Penelitian ini merupakan studi non
Arianti Related Problems eksperimental dengan metode
2. (2017) (Drps) Pada Pasien pengumpulan data variabel dilihat dari
peresepan dan rekam medik pada pasien
Hipertensi Rawat
hipertensi di RS “X” Palembang Januari
Jalan Di Rumah –Maret 2017. Pengambilan sampel
Sakit “X” dilakukan secara purposive sampling dan

5
mengacu pada kriteria inklusi dan
eksklusi sampel penelitian. Didapatkan
114 sampel pasien, dari 114 pasien
tersebut yang mengalami kejadian
Palembang Januari – interaksi obat sebanyak 199 kasus
Maret 2017 (82,9%) , kejadian ketidaktepatan
pemilihan obat sebanyak 38 kasus (8,3%)
dan kategori dosis terlalu tinggi sebanyak
46 kasus (10,0%) serta kategori dosis
kurang sebanyak 20 kasus (4,0%).
Hasil Uji Statistik Chi-Square hubungan
Hubungan Aktivitas
Fisik Dengan aktivitas fisik dengan derajat hiperetensi
3. 95% (∝≤ 0.05) dan hasil diperoleh
Derajat Hipertensi
Nur Afni Pada Pasien Rawat pvalue0.039. Kesimpulan yaitu terdapat
Karim Jalan Di Wilayah hubungan antara aktivitas fisik dengan
2018 Kerja Puskesmas derajat hipertensi pada pasien rawat jalan
Tagulandang di wilayah kerja Puskesmas Tagulandang
Kabupaten Sitaro Kabupaten SITARO.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-

sectional dan subyek penelitian adalah pasien sepuluh besar penyakit rawat jalan di

Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupatrn Muna. Data diambil secara retrospektif

dan dilakukan identifikasi DRPs berdasarkan penggolongan DRPs oleh

Pharmaceutical Care Network Europe Foundation versi 6.2 terkait pemilihan obat,

dosis obat dan durasi terapi.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Poros Pure-Bau-Bau KM. 2, Puskesmas

Wakorumba Selatan Kabupaten Muna. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan

pada tahun 2023.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang diberikan

terapi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Puskesmas Wakorumba Selatan Kabupaten

Muna dan tercatat secara administratif pada rekam medik. Populasi sebanyak 20

orang penyakit Hipertensis.

Sampel dalam penelitian ini adalah yang masuk dalam kreteria inklusi.

Teknik pengambilan sampel digunakan purposive sampling yaitu semua pasien

hipertensi rawat jalan kreteria iklusi yaitu :

 Pasien hipertensi yang memiliki jaminan sosial BPJS

7
 Pasien berusia diatas 26 tahun laki-laki dan perempuan

 Pasien yang memiliki riwayat komplikasi

D. Alat Dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Kuesioner, Pulpen, HP Android, Kertas dan Aplikasi SPSS 25.0.

Bahan Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Wakorumba Selatan

Kabupaten Muna, yaitu sebuah Puskesmas milik pemerintah. Desain penelitian ini

adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Adapun responden pada penelitian ini yaitu

mahasiswa. Penelitian dilakukan dengan pengamatan dan pemantauan secara

langsung pada objek dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner.

E. Prosedur Kerja

Prosedur Penelitian adalah langkah-langkah apa saja yang akan peneliti ambil

dalam melakukan penelitian. Pada penelitian ini penulis melakukan metode survei

dengan menggunakan variabel kuantitatif jenis penelitian asosiatif dengan teknik

sampling simple random sampling. Dalam proses penelitian ada beberapa tahapan

dan juga ikhtiar usaha yang penulis tempuh agar memperoleh hasil yang optimal.

adapun tahapan- tahapan yang melakukan dalam pelaksanaan penelitian adalah

sebagi berikut :

8
1. Tahap Persiapan

a. Observasi ke Puskesmas Wakorumba Selatan yang akan digunakan untuk

penelitian

b. Meminta surat permohonan izin penelitian ke kampus.

c. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Puskesmas Wakorumba

Selatan untuk mengadakan penelitian di Puskesmas tersebut.

d. Berkonsultasi dengan kepaladan staf rumah sakit jiwa dalam rangka observasi

untuk mengetahui aktifitas dan kondisi dari lokasi atau objek penelitian

e. Mengajukan instrumen penelitian yaitu berupa angket untuk Staf Puskesmas

dan observasi.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Meminta ijin kepada pihak Puskesmas bahwa akan diadakannya penelitian di

puskesmas tersebut

b. Membagikan angket kepada Staf untuk diisi masing-masing

c. Meminta hasil sistem pelayanan Satu pintu kepada Kepala atau Staf Puskesmas

Wakorumba Selatan Kabupaten Muna.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan semua data hasil penelitian

b. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

c. Menarik kesimpulan hasil penelitian

d. Penyusunan laporan hasil penelitian

9
F. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengelohan Data

a. Editing

Peneliti melakukan penelitian terhadap data, terlebuh dahulu dilakukan

pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh dan mengeluarkan data yang

tidak memenuhi kriteria penelitian

b. Coding

Peneliti melakukan pengkodean untuk mempermudah peneliti

memasukkan data yang diperoleh dari laboratorium dan rekam medis

c. Entry data

Peneliti memasukkan data yang telah diproses coding ke dalam tabel

d. Cleaning data

Peneliti melakukan pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan

kedalam sistem komputer untuk menghidati terjadinya ketidaklengkapan atau

kesalahan data

2. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows

akan dianalisis dengan analisa univariat.

10
11

Anda mungkin juga menyukai