Anda di halaman 1dari 4

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang terjadi pada ureter

dan ginjal karena adanya mikroorganisme patogen yang berkembang biak dan epidimiologi
bertambah jumlahnya[1]. Penyakit infeksi merupakan penyebab tingginya angka
kesakitan dan kematian di dunia. Mikroorganisme bisa mencapai saluran kemih Menurut World Health Organization (WHO), infeksi merupakan penyakit
dengan penyebaran secara hematogen atau limfatik, tetapi terdapat banyak bukti mematikan didunia yang menempati posisi ke-4. Menurut National Kidney and
klinis dan eksperimental yang menunjukkan bahwa naiknya mikroorganisme dari Urologic Disease Information Clearinghouse (NKUDIC), ISK menempati urutan
uretra adalah jalur yang paling umum mengarah pada ISK, khususnya organisme kedua setelah infeksi saluran nafas atas (ISPA). Prevalensi ISK penduduk
yang berasal dari enterik (misal., E. coli dan Enterobacteriaceae lain). Hal ini Indonesia sebesar 5-15%[4]. Di Indonesia, dari 200 anak yang dievaluasi sebesar
memberikan sebuah penjelasan logis terhadap frekuensi ISK yang lebih besar 33% laki-laki dan 67% perempuan menderita infeksi saluran kemih.
pada wanita dibandingkan pada pria, dan peningkatan resiko infeksi setelah
kateterisasi atau instrumentasi kandung kemih. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang terjadi pada ureter dan ginjal
karena adanya mikroorganisme patogen yang berkembang biak dan bertambah
Konsep virulensi atau patogenisitas bakteri dalam saluran kemih diduga bahwa jumlahnya. Penyakit infeksi merupakan penyebab tingginya angka kesakitan dan
tidak semua spesies bakteri bersama-sama mampu dalam menginduksi infeksi. kematian di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), infeksi
Semakin baik mekanisme pertahanan alami tubuh semakin kecil virulensi dari merupakan penyakit mematikan didunia yang menempati posisi ke-4[2]. Menurut
strain bakteri manapun untuk menginduksi infeksi. National Kidney and Urologic Disease Information Clearinghouse (NKUDIC),
ISK menempati urutan kedua setelah infeksi saluran nafas atas (ISPA). Prevalensi
Sumber patogenik yang umum adalah bakteria gram-negatif yang bersifat ISK penduduk Indonesia sebesar 5-15%. Di Indonesia, dari 200 anak yang
enterik. E. coli bertanggung jawab pada 75% episode ISK. Bakteri gram positif dievaluasi sebesar 33% laki-laki dan 67% perempuan menderita infeksi saluran
(khususnya enterococci dan staphylococci) mewakili 5-7% kasus. Infeksi dari kemih.
rumah sakit menunjukkan sebuah pola bakteri agresif yang lebih luas, seperti
misalnya Klebsiella, Serratia dan Pseudomonas sp. Grup A dan B streptococci klasifikasi
yang umumnya terdapat pada bayi baru lahir. Terdapat peningkatnya pada S.
saprophyticus pada ISK pada anak, meski peranan bakteri ini masih a. ISK berdasarkan gejalanya
diperdebatkan. ISK asimtomatik ialah bakteriuria bermakna tanpa gejala. ISK simtomatik yaitu
terdapatnya bakteriuria bermakna disertai gejala dan tanda klinik. Sekitar 10-20%
ISK yang sulit digolongkan ke dalam pielonefritis atau sistitis baik berdasarkan
Obstruksi adalah salah satu penyebab paling umum dari infeksi saluran kemih. gejala klinik maupun pemeriksaan penunjang disebut dengan ISK non spesifik
Fimosis dapat mempengaruhi ISK. Enterobakteria yang diperoleh dari flora (Pardede et al, 2011).
normal prepusium, permukaan glandular dan distal uretra. E. coli dapat
mengekspresikan P fimbriae, yang melekat ke lapisan dalam dari kulit preputium b. ISK berdasarkan lokasi infeksi
dan ke sel uroepitelial. Berbagai abnormalitas kongenital saluran kemih bisa 1) Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis)
menyebabkan ISK akibat obstruksi, seperti katup uretra posterior dan Sistitis adalah keadaan inflamasi pada mukosa buli-buli yang disebabkan oleh
ureteropelvic junction obstruction. Adanya statis urin yang non-obstruktif, seperti infeksi bakteri. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih bawah (sistitis) terutama
sindrom prune belly dan VUR juga dapat menyebabkan ISK. Penyebab ISK lain bakteri Escherichia coli, Enterococcus, Proteus, dan Staphylococcus aureus yang
yang cukup sering dan signifikan adalah adhesi labia dan konstipasi kronis. masuk ke buli-buli melalui uretra (Purnomo, 2011).

Gambaran klinis yang terjadi pada pasien ISK bawah, antara lain nyeri di daerah
suprapubis bersifat sering berkemih, disuria, kadang terjadi hematuria (Imam,
2013). Penelitian yang dilakukan pada 49 anak berusia 6-12 tahun yang terbukti • Infeksi yang menetap: bisa jadi disebabkan oleh sumber infeksi persisten dalam
sistitis dengan biakan urin, ditemukan gejala yang paling sering adalah disuria saluran kemih. Pembedahan atau perawatan medis untuk kelainan saluran kemih
atau frekuensi (83%) diikuti enuresis (66%), dan nyeri abdomen Jumlah koloni mungkin akan diperlukan.
bakteri yang ditemukan pada pasien ISK bawah sebesar >103 cfu (colony forming
unit)/mL (Grabe et al., 2013). • Infeksi ulang: tiap episode adalah infeksi baru yang diperoleh dari periuretra,
perineum, atau rektum.
2) Infeksi Saluran Kemih Atas (Pielonefritis)
Pielonefritis adalah keadaan inflamasi yang terjadi akibat infeksi pada pielum dan Dari sudut pandang klinis, ISK ringan atau parah harus dibedakan karena hingga
parenkim ginjal. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih atas (pielonefritis) adalah tingkatan tertentu derajat keparahan menunjukkan tingkatan kedaruratan dengan
Escherichia coli, Klebsiella sp, Proteus, dan Enterococcus fecalis (Purnomo, menentukan investigasi dan pengobatan yang harus dilakukan
2011). Gambaran klinis yang terjadi pada pasien ISK atas, antara lain demam
tinggi, nyeri di daerah pinggang dan perut, mual serta muntah, sakit kepala,
disuria, sering berkemih (Imam, 2013). Jumlah koloni bakteri yang ditemukan ISK ringan : Demam ringan, Asupan cairan yang bagus, Sedikit dehidrasi,
pada pasien ISK atas sebesar >104 cfu (colony forming unit)/mL (Grabe et al., Kepatuhan pengobatan yang baik
2013).
ISK berat : Demam ≥ 39°C, Muntah yang terus menerus, Dehidrasi berat,
c. ISK berdasarkan kelaianan saluran kemih Kepatuhan pengobatan yang buruk
Berdasarkan kelainan saluran kemih ISK diklasifikasikan menjadi dua macam
yaitu ISK uncomplicated (sederhana) dan ISK complicated (rumit). Istilah ISK faktor resiko
uncomplicated (sederhana) adalah infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai
kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih. ISK complicated Selain penyebab terjadinya kejadian ISK dari berbagai jenis mikroba terdapat
(rumit) adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita banyak faktor risiko yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kejadian
kelainan anatomik atau struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik, ISK. Faktor risiko lain yang paling sering diidentifikasi adalah penggunaan
kelainan saluran kemih dapat berupa RVU, batu saluran kemih, obstruksi, anomali antibiotik sebelumnya dan penggunaan katerisasi (Tenney et al, 2017). Faktor
saluran kemih, buli-buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya kelainan ini risiko ISK dalam penggunaan antibiotik sebelumnya disebabkan akibat resisten
akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotik terhadap berbagai obat antibiotik (sulfamethoxazoletrimetropim) dan dalam
penggunaan katerisasi, organisme gram negatif bakteri “Pseudomonas
Klasifikasi pada anak Aeruginosa” adalah patogen yang paling umum yang bertanggung jawab untuk
pengembangan infeksi saluran kemih diantara pasien kateter yang didapatkan dari
Klasifikasi ISK bisa dibagi menjadi ISK pertama atau berulang/ rekuren, atau pemasangan kateter dalam jangka panjang, serta bisa diakibatkan juga oleh hygine
disesuaikan dengan derajat keparahan (ringan atau berat). Infeksi saluran kemih kateter, disfungsi bladder pada usia lanjut dan pemasangan kateter yang tidak
berulang bisa diklasifikasikan lagi menjadi tiga kelompok: sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (Irawan & Mulyana, 2018).

• Infeksi yang belum tuntas: akibat pemberian dosis antimikroba subterapeutik, Faktor risiko lain yang berhubungan dengan kejadian ISK pada anak yaitu
ketidakpatuhan dengan perawatan, malabsorpsi, atau patogen resisten diakibatkan oleh sebagian besar pada anak perempuan karena anatomi uretra anak
perempuan yang lebih pendek, sebagian besar pula pada anak laki-laki karena
tidak disirkumsisi, kebiasaan membersihkan genetalia yang kurang baik,
menggunakan popok sekali pakai dengan frekuensi penggantian popok sekali
pakai <4 kali perhari dan durasi penggunaan popok yang lama, serta kebiasaan Pemeriksaan dengan dipstik merupakan salah satu alternatif pemeriksaan leukosit
menahan buang air kecil dan bakteri di urin dengan cepat. Untuk mengetahui leukosituri, dipstik akan
bereaksi dengan leucocyte esterase (suatu enzim yang terdapat dalam granul
Pemeriksaan penunjang primer netrofil). Sedangkan untuk mengetahui bakteri, dipstik akan bereaksi
dengan nitrit (yang merupakan hasil perubahan nitrat oleh enzym nitrate
Pemeriksaan laboratorium reductase pada bakteri). Penentuan nitrit sering memberikan hasilegatif palsu
karena tidak semua bakteri patogen memiliki kemampuan mengubah nitrat atau
Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menentukan dua parameter penting ISK kadar nitrat dalam urin menurun akibat obat diuretik. Kedua pemeriksaan ini
yaitu leukosit dan bakteri. Pemeriksaan rutin lainnya seperti deskripsi warna, berat memiliki angka sensitivitas 60-80% dan spesifisitas 70 – 98 %. Sedangkan nilai
jenis dan pH, konsentrasi glukosa, protein, keton, darah dan bilirubin tetap positive predictive value kurang dari 80 % dan negative predictive value mencapai
dilakukan. 95%. Akan tetapi pemeriksaan ini tidak lebih baik dibandingkan dengan
pemeriksaan mikroskopik urin dan kultur urin. Pemeriksaan dipstik digunakan
pada kasus skrining follow up. Apabila kedua hasil menunjukkan hasil negatif,
Pemeriksaan Dipstik maka urin tidak perlu dilakukan kultur.

Diagnosis

Diagnostik Evaluasi Oleh karena itu, parameter bakteriuria ataupun piuria saja kurang dapat menjadi
parameter yang terpercaya untuk mendiagnosis ISK. Pemeriksaan dapat
1. Pemeriksaan fisik dipengaruhi oleh faktor lain, seperti misalnya tingkatan hidrasi, cara pengumpulan
Harus diperiksa ada atau tidak fimosis, sinekia/ adhesi labia, tanda-tanda spesimen, sentrifugasi, volume dimana sedimen disuspensi dan interpretasi
pielonefritis, epididimo-orkitis dan tanda khas dari spina bifida, seperti anal subyektif terhadap hasil.
dimple, tonjolan lunak, dan hairy patch di kulit sakrum. Tidak adanya demam
tidak menyingkirkan kemungkinan adanya proses infeksi. b. Penanda biokimia
Penanda yang paling sering digunakan adalah nitrit dan leukosit esterase yang
2. Pemeriksaan laboratorium dikombinasikan dalam uji dipstik. Uji dipstik bermanfaat untuk mengeksklusi ISK
dengan cepat dan terpercaya bila uji nitrit dan leukosit esterase adalah negatif.
a. Urinalisis: Adanya piuria (> 5 leukosit per lapang pandang besar) dan Jika hasil tes positif, maka perlu mengkonfirmasikan hasil dalam kombinasi
bakteriuria dalam sampel urin memperkuat diagnosis klinis ISK. Bakteriuria tanpa dengan gejala klinis dan uji lainnya. Beberapa biomarker baru untuk ISK pada
piuria ditemukan pada 0,5% spesimen. Angka ini berkorelasi dengan kejadian anak seperti C-reactive protein, N- acetyl-β-glucosaminidase, dan IL-6 masih
bakteriuria simtomatik pada masa kanak-kanak. Bakteriuria tanpa piuria bisa jadi dalam tahap penelitian.
akan ditemukan:
c. Kultur urin
-Kontaminasi bakteri Diagnosis definitif ISK pada anak bila di temukan 5x10 cfu/mL. Spesimen urin
-Kolonisasi (bakteriuria asimptomatik) bisa jadi akan sulit untuk diperoleh pada seorang anak usia kurang dari 4 tahun
-Ketika mengumpulkan sebuah spesimen sebelum ada gejala dari reaksi inflamasi. dan memiliki risiko tinggi mengalami kontaminasi. Beberapa metode
pengumpulan specimen urin pada anak, antara lain: Aspirasi kandung kemih
suprapubik, Kateterisasi, Kantong urin yang ditempel pada genitalia.
3. Pencitraan amoksisilin/asam klavulanat, dengan tetap menyesuaikan dengan pola resistensi
kuman. Durasi perawatan dalam ISK tanpa komplikasi dirawat secara oral harus
Pencitraan yang ideal adalah pemeriksaan yang relatif tidak mahal, tanpa rasa mencapai 5-7 hari. Dosis parenteral tunggal dapat digunakan bila tingkat
sakit, aman dan memiliki radiasi minimal atau tanpa radiasi, serta memiliki kepatuhan minum obat yang rendah dan saluran kemih tidak ditemukan kelainan.
kemampuan dalam mendeteksi anomali struktural yang signifikan. Beberapa Jika responnya buruk atau timbul komplikasi, anak harus dirawat inap untuk
pemeriksaan pencitraan yang diperlukan sebagai pemeriksaan penunjang adalah perawatan parenteral.
sebagai berikut:
ISK Berat

ISK berat akan membutuhkan rehidrasi parenteral dan terapi antimikroba yang
a. Ultrasonografi tepat, biasanya dengan cefalosporin (generasi ketiga). Pada ISK gram positif,
aminoglikosida memberikan hasil yang baik bila dikombinasi dengan ampisilin
Ultrasonografi sangat bermanfaat pada anak karena aman, cepat dan memiliki atau amoksisilin/asam klavulanat. Pengobatan antimikroba harus dimulai dari
akurasi tinggi dalam identifikasi anatomi dan ukuran parenkim ginjal dan antibiotik lini yang lebih rendah, namun harus disesuaikan dengan hasil kultur
collecting system. Teknik ini subyektif dan tergantung pada operator, serta tidak sesegera mungkin. Pada pasien yang alergi terhadap sefalosporin, aztreonam atau
memberikan informasi mengenai fungsi ginjal. Jaringan parut bisa diidentifikasi, gentamisin dapat digunakan. Ketika aminoglikosida diperlukan, level serum harus
meski tidak sebaik dengan menggunakan sidik Tc- 99m DMSA. dimonitor untuk penyesuaian dosis.

b. Radionuklida Untuk periode awal 24-36 jam, terapi parenteral antimikroba dengan spektrum
luas dapat digunakan pada anak yang lebih tua, kecuali tetrasiklin (karena
mempengaruhi warna gigi). Fluorinated quinolone dapat menghasilkan toksisitas
c. Voiding Cystourethrography (VCUG) kartilago, tetapi jika diperlukan bisa digunakan sebagai terapi lini kedua dalam
penanganan infeksi berat. Ketika anak menjadi afebris dan bisa minum, terapi
Voiding cystourethrography (VCUG) wajib dilakukan untuk evaluasi ISK pada dapat diberikan secara oral untuk melengkapi 10-14 hari perawatan, yang bisa
anak usia kurang dari 1 tahun. Kekurangan utamanya adalah risiko infeksi, peru dilanjutkan dalam rawat jalan. Cara ini mempunyai dampak yang positif, seperti
pemasangan kateter/ feeding tube untuk pengisian kandung kemih dengan kontras efek psikologis yang lebih kecil dan memberikan kenyamanan buat pasien, tidak
dan pengaruh buruk yang disebabkan oleh radiasi terhadap anak. Dalam beberapa membutuhkan biaya yang terlalu mahal, dapat ditoleransi dan pada akhirnya bisa
tahun belakangan, VCUG fluoroskopik berdosis rendah yang disesuaikan telah mencegah infeksi oportunistik.
digunakan untuk evaluasi VUR pada anak perempuan dalam rangka
meminimalkan pemaparan radiasi.

Tatalaksana

ISK Ringan

ISK ringan dianggap sebagai infeksi berisiko rendah pada anak. Pengobatan oral
yang direkomendasikan adalah dengan TMP, sefalosporin oral atau

Anda mungkin juga menyukai