Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :


HALUSINASI
SESI II‘’MENGHARDIK’’
RUANG BERRY RSKD DUREN SAWIT

Dosen Pembimbing :
Ns. Slametiningsih, M.Kep Sp. Kep. J

Pembimbing :
Ns. Ria Indawati, S.Kep

Disusun Oleh :
Camelia Malik (22090300002)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

JAKARTA 2022-2033
A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi Pendengaran : Mengontrol halusinasi
dengan menghardik sesi 2

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Klien dapat mengenali dan mengontrol halusinasi yang dialami.
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengontrol halusinasinya.
b) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

C. LATAR BELAKANG
Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh
proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada
perhatian, lalu diteruskan otak dan baru kemudian individu menyadari
tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. halusinasi disebabkan oleh jenis
dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya, Faktor preposisi dapat
meliputi faktor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, dan
generik (Yosep, 2013).
Terapi Aktivitas Kelompok TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa
di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,perabaan atau penghiduan.
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari
halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak
mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSKD Duren
Sawit khususnya ruang Berry sebagian besar pasien menederita
halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok
tentang halusinasi.
D. PROSES SELEKSI
1. Pengkajian dilakukan oleh ahasiswa terkait kondisi umum klien
2. Klien telah mengikuti sesi 1 halusinasi
3. Mengadakan kotrak dengan klien
4. Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan

E. KRITERIA KLIEN
1. Klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi,
2. Klien dapat diajak bekerjasama, tidak disorientasi, bicara koheren,
kooperatif
3. Klien sehat fisik, tidak memiliki gangguan pendengaran dan
penglihatan,
4. Klien dapat memahami pesan yang diberikan.
5. Klien berjumlah 5 orang
 Tn. E
 Tn. M
 Tn. A
 Tn. A
 Tn. D

F. PENGORGANISASIAN
1. Hari/tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
2. Waktu Pelaksanaan : 09.00 WIB (30 menit)
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Terapi Kelompok (20 menit)
c. Penutup (5 menit)
3. Target : 5 pasien
4. Tempat : Ruang Rawat Inap Berry
5. Tim Terapis :
a) Leader : Camelia Malik
Uraian Tugas:
1) Mejelaskan tujuan pelaksanaan TAK
2) Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan
dimulai
3) Mampu memitivasi anggota untuk aktif daam kelompok
4) Mampu memimpin TAK dengan baik
b) Co-Leader : Rhestu Septiani Yasmin
Uraian Tugas :
1) Membuka acara.
2) Mendampingi leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5) Menutup acara diskusi.
c) Fasilitator I : Milsa Azizah
Uraian Tugas:
1) Meyakinkan semua anggota telah memekai name-tag atau
telah berada di tempat.
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktivias klien
3) Mengingatkan klien jika leader menyimpang
4) Mengoperasikan laptop.
d) Fasilitator II : Dinda Aradifa
Uraian Tugas :
1) Memasang name-tag kepada semua klien
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Berperan sebagai role model bagi klien selamakegiatan
berlangsung
4) Mempertahankan kehadiran peserta
5) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien saat kegiatan
berlangsung.
e) Observer : Oktavia Indriani
Uraian Tugas :
1) Mengobservasi jalannya / proses kegiatan
2) Mengingatkan leader tentang waktu.

G. SETTING TEMPAT
 Terapis dan klien bersama setengah lingkaran
 Ruangan nyaman dan tenang
Keterangan:
: Leader : Co-Leader : Fasilitator
: Observer : Pasien

H. METODE DAN ALAT


 Kursi dan meja
 CD atau CD lagu
 Speaker
 Bola
 Jadwal harian pasien
 Name-tag

I. LANGKAH KEGIATAN
a) Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b) Orientasi
1) Salam Terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Klien dan terapis pakai papan nama
2) Evaluasi / Validasi
 Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
 Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
3) Kontrak
 Jelaskan tujuan kegiatan, yang merupakan latihan dalam salah
satu cara mengendalikan halusinasi: menghardik
 Jelaskan aturan mainnya, yaitu:
 Jika klien ingin keluar dari grup, terapis harus meminta izin.
 Durasi aktivitas adalah 30 menit.
 Setiap klien mengikuti aktivitas dari awal hingga akhir.
c) Tahapan pekerjaan
1) Terapis meminta klien untuk menceritakan apa yang dia lakukan
ketika dia mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi
sampai semua klien mendapat giliran.
2) Berikan pujian setiap kali klien menyelesaikan cerita.
3) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat terjadi halusinasi.
4) Terapis mendemonstrasikan cara menghardik halusinasi.
5) Terapis meminta setiap klien untuk mendemonstrasikan cara
menghardik halusinasi dimulai dengan klien di sebelah kanan terapis
berlawanan arah jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran.
6) Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien untuk bertepuk
tangan saat setiap klien selesai mendemonstrasikan menghardik
halusinasi.
Cara menghardik halusinasi:
1. Untuk halusinasi pendengaran: tutup telinga sambil mengatakan:
"kamu suara palsu, aku tidak mau mendengar." lakukan berulang-
ulang sampai suara tak terdengar lagi.
2. Untuk penglihatan halusinasi: tutup mata sambil
mengatakan:"kamu bayangan palsu, aku tidak mau melihat."
berulang-ulang sampai bayangan tak terlihat lagi.
d) Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Rencana Tindak lanjut
 Terapi pendekatan untuk klien untuk menerap kan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul.
 Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian
klien.
3) Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tem pat TAK berikutnya.

Evaluasi Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang Keunggulan adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 2, ke mampuan
yang diharapkan adalah mengatasi halu sinasi dengan menghardik.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan Setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul,
khususnya pada malam hari (buat jadwal).

J. KRITERIA HASIL
1. Evaluasi Strukrur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup da
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di meja makan
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader. Co-leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.

3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 100% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

K. ANTISIPASI MASALAH
Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
3. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a) Panggil nama klien
b) Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
4. Bila klien lain ingin ikut
a) Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b) Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh
klien tersebut.
c) Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini.
Lampiran
Formulir evaluasi sebagai berikut :

NO ASPEK YANG NAMA PASIEN


DINILAI

1 Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan untuk
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan
efektivitas cara
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan
menghardik
halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan: cara
yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya,
cara menghardik halu sinasi, dan memperagakannya. Beri tanda (√)
jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, A. P. (2013). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok ED. 2.
Jakarta: EGC.

Aziz R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.


Amino Gonohutomo, 2003.

Anda mungkin juga menyukai