Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Pre Eklampsia


A. Pengertian
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas
yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema. Umumnya terjadi pada trimester ke III
(Prawirohardjo, 2006).
Kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya, atau
mencapai 140 mmHg atau lebih. Tekanan sistolik meningkat lebih 15 mmHg atau lebih atau
mencapai 90 mmHg.

B. Klasifikasi
1. Pre–eklamsia Ringan
 Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6
jam
 Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6
jam
 Kenaikan B 1 kg atau lebih dalam seminggu
 Proteinuria 0,3 gr atau urin aliran pertengahan
2. Pre–eklamsia Berat
Bila salah satu gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil sudah dapat digolongkan pre-
eklamsia berat :
 Tekanan darah 160/110 mmHg
 Oliguria, urin kurang dr 400cc/24 jam
 Proteinuria lebih dari 3 gr/liter
 Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan pengelihatan, nyeri kepala, edema
paru dan sianosis, gangguan kesadaran

C. Etiologi
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali dengan adanya kelainan pada plasenta, yaitu
organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi bagi bayi selama masih di dalam
kandungan.
Teori lain menjelaskan preeklampsia sering terjadi pada Primigravida, Kehamilan Post Matur
/Post Term serta Kehamian Ganda. Berdasarkan teori teori tersebut preeklampsia sering juga
disebut“ Deseases Of Theory” . Beberapa landasan teori yang dapat dikemukakan diantaranya
adalah (Nuraini, 2011) :
1. Teori Genetik
Berdasarkan pada teori ini preeklampsia merupakan penyakit yang dapat diturunkan atau
bersifat heriditer, faktor genetik menunjukkan kecenderungan meningkatnya frekuensi
preeklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia, serta peran Renin-
Angiotensin- Aldosteron-System (RAAS) dimana enzim renin merupakan enzim yang
dihasilkan oleh ginjal dan berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah bekerja sama dengan
hormon aldosteron dan angiotensin lalu membentuk sistem.
2. Teori Immunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul pada kehamilan
berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking
antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna.
3. Teori Prostasiklin & Tromboksan
Pada preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan
produksi prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan
fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi
antitrombin mentebabkan pelepasan tromboksan dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme
dan kerusakan endotel.
Menurut Marianti (2017) selain Primigravida, Kehamilan Ganda serta Riwayat
Preeklampsia, beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan resiko preeklamsia antara lain
adalah :
 Malnutrisi Berat.
 Riwayat penyakit seperti : Diabetes Mellitus, Lupus, Hypertensi dan Penyakit
Ginjal.
 Jarak kehamilan yang cukup jauh dari kehamilan pertama.
 Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
 Obesitas.
 Riwayat keluarga dengan preeklampsia.

D. Manifestasi Klinis
Tanda klinis utama dari preeklampsia adalah tekanan darah yang terus meningkat, peningkatan
tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih atau sering ditemukan nilai tekanan darah
yang tinggi dalam 2 kali pemeriksaan rutin yang terpisah. Selain hipertensi, tanda klinis dan
gejala lainnya dari preeklamsia adalah :
1. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua
kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama.
2. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter.
3. Nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen.
4. Edema Paru.
5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
6. Oligohidramnion

E. Patofiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada
biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik sebagai usaha untuk
mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat
badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Mokhtar, 1998).
WOC

Faktor predisposisi : Primigravida, hidramnion,gemelli,mola hidatidosa,gestase,usia lebih dari 35


tahun, obesitas

PRE EKLAMSI

Vasospasme Penurunan Kerusakan vaskuler


tekanan
osmotik koloid
Hipertensi
Oedema

Gangguan perfusi Gangguann keseimbangan cairan

Otak : Nyeri kepala, dan elektrolit


penurunan kesadaran
Kardiovaskuler : Penurunan
plasma, syok Jaringan/otot :
penimbunan asam laktat
Ginjal : BUN , proteinuria

Gangguanperfusi jaringan ginjal

Gangguan rasa nyaman

F. Komplikasi
Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin, namun
beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah sebagai
berikut (Marianti, 2017) :

1. Bagi Ibu

 Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count),
adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim liver, dan
rendahnya jumlah trombosit.

 Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang ditandai


dengan kejang-kejang.

 Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan dengan


fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika mempunyai riwayat
preeklamsia.

 Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa organ


seperti, paru, ginjal, dan hati.
 Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa perdarahan
karena kurangnya protein yang diperlukan untuk pembekuan darah, atau
sebaliknya, terjadi penggumpalan darah yang menyebar karena protein
tersebut terlalu aktif.

 Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran


dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan plasenta, yang akan
membahayakan keselamatan wanita hamil dan janin.

 Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah otak
akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut. Ketika seseorang
mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami kerusakan karena
adanya penekanan dari gumpalan darah, dan juga karena tidak mendapatkan
pasokan oksigen akibat terputusnya aliran darah, kondisi inilah yang
menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.

2. Bagi Janin

 Prematuritas.

 Kematian Janin.

 Terhambatnya pertumbuhan janin.

 Asfiksia Neonatorum.

G. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia adalah


sebagai berikut (Abiee, 2012) :

1. Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :

 Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk


wanita hamil adalah 12-14 gr %)

 Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).

 Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).

2. Urinalisis
 Ditemukan protein dalam urine

3. Pemeriksaan Fungsi hati

 Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).

 LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.

 Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

 Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N= 15-45


u/ml).

 Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N= <31 u/l).

 Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl)

4. Tes kimia darah

 Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)

5. Radiologi

 Ultrasonografi

Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan


intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.

 Kardiotografi ( Diketahui denyut jantung janin lemah.)

H. Penatalaksanaan
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah sebagai berikut :
1. Tirah Baring miring ke satu posisi.
2. Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ
3. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
4. Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam pemberian
cairan infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam
5. Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
6. Monitor keadaan janin ( Aminoscopy, Ultrasografi).
7. Monitor tanda-tanda kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus pada
usia kehamilan diatas 37 minggu
KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan. Suatu proses kolaborasi
melibatkan perawat, ibu, dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan melalui
wawancara dan pemeriksaan fisik. Dalam pengkajian dibutuhkan kecermatan dan
ketelitian agar data yang terkumpul lebih akurat, sehingga dapat dikelompokan dan
dianalisis untuk mengetahui masalah dan kebutuhan ibu terhadap perawatan
(Mitayani, 2009).
1. Biodata pasien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, alamat, dan nomor register.
2. Biodata penanggung jawab
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat.
3. Riwayat kesehatan pasien
a) Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke tempat pelayanan
kesehatan dan apa saja yang dirasakan pasien. Yang umumnya pasien
datang dengan keluhan nyeri kepala di daerah frontal, gangguan
penglihatan, mual, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia.
b) Riwayat kesehatan dahulu

 Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil

 Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan


terdahulu.

 Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.

 Ibu mungkin pernah menderita penyakit gagal ginjal kronis.

c) Riwayat kesehatan sekarang

 Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.

 Terasa sakit diuluhati/nyeri epigastrium.

 Mual dan muntah, tidak nafsu makan


 Gangguan serebral lainnya: refleks tinggi, dan tidak tenang.

 Edema pada ekstremitas

 Tengkuk terasa berat.

 Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Kemungkinan mempunyai riwayat preeklamsia dan eklamsia dalam keluarga.
5. Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau diatas 35
tahun.
6. Riwayat psikososiaL
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau pasien perlu ditanyakan
antara lain : Jumlah anggota keluarga, dukungan materil dan moril yang didapat
dari keluarga, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan, kebiasaan
yang merugikan kesehatan.

B. Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan preeklamsia adalah:


a. Data subyektif :
1) Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
2) Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tekanan darah,
oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.
3) Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM.
4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan.
6) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.
b. Data Obyektif :
1) Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
2) Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
3) Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
4) Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian
Magnesium sulfat (jika refleks +)
c. Pemeriksaan penunjang:
1) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam.
2) Laboratorium : proteinuria dengan kateter atau midstream (biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar
hematokrit menurun, serum kreatinin meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml.
3) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
4) Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak.
5) USG ; untuk mengetahui keadaan janin.
6) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.
d. Pemeriksaan fisik biologis
1) Keadaan umum : lemah
2) Kepala : sakit kepala, wajah edema
3) Mata : konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina
4) Pencernaan abdomen : nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual dan
muntah. Ekstremitas : edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
5) Sistem persyarafan: hiperrefleksia, klonus pada kaki. Genitourinaria :
oliguria, proteinuria.

Anda mungkin juga menyukai