MINI RISET
Diajukan kepada Dosen pengampu mata kuliah Advokasi Dan
Kepengacaraan Adzakar Ahsin S.H., M.H. untuk Memenuhi Salah
SatuTugas Mata Kuliah Advokasi Dan Kepengacaraan
Oleh
GILANG ILMAN NAFI’AN (1917303074)
LUKMAN DWI NUR A R (1917303087)
FIKI TUNGGUL PRASETYO
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal,
mencari, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang
menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks. Manusia dan lingkungan hidup memiliki hubungan yang sangat
erat. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Manusia memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di
dalamnya. Dan apa yang terjadi di alam, baik secara langsung maupun
tidak langsung akan terasa pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Dalam
pemanfaatan sumber daya alam, manusia harus memperhatikan pelestarian
terhadap alam ini sehingga lingkungan tetap seimbang untuk menunjang
keseimbangan yang berkesinambungan.
Dalam menjaga keseimbangan alam agar alam tidak menjadi rusak
karena tindakan manusia yang terlalu mengeksploitasi, maka manusia
menciptakan suatu aturan atau hukum yang mengatur kegiatan manusia
dalam pemanfaatan alam. Dimana didalam hukum tersebut nantinya akan
memunculkan manfaat yang berkesinambungan antara alam dan manusia.
Ketidakramahan manusia terhadap alam akan berdampak pada didi
manusia dan makhluk lainnya pun akan terancam. Dampak dari
permasalahan ekologi ini adalah banyaknya terjadi kerusakan alam baik di
daratan, lautan, maupun di udara. Seperti yang sudah dijelaskan diatas
kerusakan alam bisa terjadi juga karena bahan kimia, seperti halnya yang
terjadi di Situ Citongtut, Gunung Putri, Bogor yang diduga tercemar oleh
limbah pabrik. Sehingga membuat air sungai berubah warna menjadi hijau
gelap, tidak tampak banyak ikan hidup muncul di permukaan air.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah jenis zat yang terkandung dalam PLTU yang dapat
menyebabkan pencemaran air?
2. Bagaimana cara pengolahan air limbah dari adanya PLTU?
3. Bagaimana aturan mekanisme pembangunan PLTU di Indonesia?
4. Apa akibat hukum yang diterima bagi perusahaan PLTU di kabupaten
Bogor baik dari UU maupun Perda?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis zat yang dapat menyebabkan pencemaran air
dikarenakan adanya PLTU.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk pengolahan air limbah dari
adanya PLTU.
3. Untuk mengetahui bagaimana aturan mekanisme pembangunan PLTU
di Indonesia.
4. Untuk mengetahui apa saja akibat hukum yang diterima bagi
perusahaan PLTU di kabupaten Bogor baik dari UU maupun Perda
Bogor.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fasilitas
2. Usia pembangkit
3. Utilisasi
4. Emisi gas rumah kaca PLTU
5. Nilai tambah ekonomi
6. Ketersediaan dukungan pendanaan dalam negeri dan luar negeri
7. Ketersediaan dukungan teknologi dalam negeri dan luar negeri.
D. Penengakan Hukum Lingkungan
Mengacu pada dasar hukum Undang-undang No. 32 Tahun 2009
mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan pasal 65,
UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat berupa tanah, udara, air sebagai bagian dari hak asasi manusia.
Pokok-poko bahasan dari uu no. 32 ta. 2009 diantaranya adalah membahas
tentang perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan dan
pengawasan dan gakkum. Pada bagian pengawasan dan juga gakkum
mengarah pada pembinaan, sanksi administrasi, sanksi perdata dan sanksi
pidana. Undang-undang diatas adalah suatu priduk hukum yang dibuat
guna memberikan pengaturan pada sector lingkungan hidup. Kemudian
langkah-langkah hukum yang diterapkan terhadap para pelaku industry
yang tidak mengindahkan pembinaan dan juga pelaku industry yang tidak
melaksanakan upaya perbaikan pengelolaan lingkungan. Hal tersebut
bertujuan agar tidak terjadi ancaman yang sangat serius, dampak yang
lebih besar atau luas, serta kerugian yang lebih besar bagi manusia
maupun lingkungan hidup.
Jika kita melihat kondisi yang terjadi pada sungai situ citongtut
yang diduga tercemar limbah dari PLTU, maka sudah seharusnya
penegakkan hukum dilakukan. Apabila dampak yang diberikan terhadap
pencemaran tersebut amtlah besar dan berbahaya dan ini perlu dianggap
serius karena segala dampak baik buruk yang timbul dari PTU bagi
lingkungan imbasnya akan benar-benar dirasakan oleh masyarakat sekitar
yang seharusnya mendapatkan jamina berupa tanah, udara, air yang bersih
dan sehat. Jika mengacu pada uu diatas maka apabila PLTU melakukan
pelanggran ia akan dikenai sanksi administrasi jika ia adalah peneyebab
dari kerusakan atau kerugian lingkungan makai harus ada penyelesaian
sengketa lingkungna hidup dan jika terbukti maka ia harus bertanggung
jawab atas kasus pidana. Jika ketiga aspek diatas terpenuhi maka perincian
terhadap masing-masing adalah sebagai berikut.
1. Sanksi administrasi
Penerapan sanksi administrasi terhadap para pelaku perusakan
lingkungan terdapat beberapa poit diantaranya adalah teguran tertulis,
paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan dan atau pencabutan
izin lingkungan. Atas dasar itu pemerintah berhak melakukan paksaan
terhadap terduga dimana hal tersebut dimuat dalam pasal 80 ayat (1)
UU 32 Ta. 2009. Dimana pemerintah berhak atas wewenangnya untuk
menghentikan sementara kegiatan produksi, melakukan pemindahan
produksi, penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi,
melakukan pembongkaran dan penyitaan, melakukan penghentian
sementara seluruh kegiatan dan memaksa untuk menghentikan seluruh
kegiatan pelanggran dan memaksa agar segera dilakukan pemulihan.
Hal itu dapat dilakukan pemerinta tanpa adanya teguran terlebih
dahulu apabila pelanggaranya dapat menimbulkan ancaman yang
sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup, dampak yang lebih
besar dan lebih luas serta kerugian yang besar bagi lingkungan hidup.
Pemeberian sanksi administrasi tersebut juga tidak sertamerta
membebaskan beban tanggung jawab dari usaha pemulihan dan
pidana.
2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (PSLH)
Pengertian PSLH sendiri dijelaskan pada pasal 1 butir 25 UU No.
32 ta. 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup bahwasannya sengketa lingkungan hidup diartikan sebagai
perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan
yang berpotensi dan atau berdampak pada lingkungan hidup.
Kemudian pasal yang mengatur penyelesaiannya tertuang dalam
pasal 84 UU No. 32 Ta. 2009 yang mana disebutkan bahwa
penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui
pengadilan atau diluar pengadilan. Kemudian penyelesaian
sengketa juga juga dilakukan secara sukarela oleh para pihak yang
bersengketa dan gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh
apabila upaya upaya penyelesaian sengketa duliar pengadilan yang
dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak
yang bersengketa.
Tujuan adanya penyelesaian sengketa diluar pengadilan
adalah untuk mencapai kesepakatan berupa bentuik dan besarnya
ganti rugi, Tindakan pemulihan akibat pencemaran dan atau
perusakan, Tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan
terulangnya pencemaran dan atau perusakan, dan juga merupaka
suatu bentuk Tindakan guna mencegah timbulnya dampak negative
terhadap lingkungan hidup.
3. Penegakan hukum Pidana
Dalam melakukan penegakan hukum pidana pemerintah dibantu
oleh penyidik Polri dan Penyidik Pegawai Pengawas Negeri Sipil
Lingkungan Hidup. Penegakan hukum pidan lingkungan tetap
memperhatikan asas ultimum remedium yang mewajibkan
penerapan-penerapan hukum pidana sebagai upaya terakhir setelah
penerapan penerapan penegakan hukum administrasi dianggap
tidak berhasil. Hal tersebut berlaku bagi tindak pidan formil
tertentu yaitu pemidanaan terhadap pelanggran baku mutu air
limbah, emisi, dan gangguan. Sanksi yang diberikan terhapad
pelanggran tersebut juga dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas
minimum dan maksimum. Pada sengketa pidana, sanksi minimum
diberikan hukuman 1 tahun penjara dan denda 500 juta rupiah
sedangkan sanksi maksimum diberikan hukuman 15 tahun penjara
dan denda 15 miliar rupiah.
Kesimpulan
Pembangunan PLTU dapat menimbulkan dampak positif maupun
negatif. Dampak positif dari pembangunan PLTU seperti misalnya:
peningkatan pendidikan, peningkatan kesehatan masyarakat, peningkatan
sarana transportasi, dan komunikasi, peningkatan taraf hidup masyarakat,
penyerapan tenaga kerja dan lain sebagainya. Disamping itu pengoperasian
PLTU juga mempunyai dampak negatif berupa buangan limbah yang
berpotensi mencemari lingkungan. Limbah hasil pengoperasian PLTU
dapat dikategorikan dalam tiga jenis yaitu : Limbah Cair, Limbah Padat,
dan Limbah Gas.
Kemudian untuk saran yang dapat diambil yaitu kita sebagai
makhluk hidup harus pandai-pandai menjaga lingkungan agar tidak terjadi
kerusakan contoh halnya adanya PLTU mungkin membawa dampak
positif namun disaru sisi juga membawa dampak negatif yaitu adanya
limbah yang mana limbah tersebut dapat mengganggu lingkungan hidup
misal limbah tersebut dialirkan ke sungai secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu itu bisa mengakibatkan tercemarnya air sungai
dan bahkan ikan-ikan di sungai pun ikut mati. Jadi apabila ada
pembangunan PLTU lagi untuk terkait limbahnya harus benar-benar di
kelola dengan agar tidak menimbulkan kerusakan ataupun tercemarnya
lingkungan.