Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM DEMAM BERDARAH

Disusun Oleh:

Ari Aprian P27220021 249

Devi Indiastuti P27220021 288

Endah Sundari P27220021 253

Fitri Mulyasari P27220020 249

Ika Fauziyah Pujiastuti P27220021 305

Lilis Suryaningsih P27220021 260

Melati Inannisa P27220021 317

Nisa Nurchasanah P27220021 322

Noviyanti Dyah Hestiningtyas P27220021 265

Pandan Arya Pristikaningrum P27220021 331

Rizqi Dwi Jayanti P27220021 336

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Rbovirus
(Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau
oleh Aedes Aebopictus (Titik Lestari, 2016).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti yang apabila terlambat ditangani akan menyebabkan dengue
syok sindrom (DSS) yang dapat menyebabkan kematian. Hal tersebut
disebabkan karena penderita mengalami defisit volume cairan akibat dari
meningkatnya permeabilitas atau kemampuan yang dimiliki zat/membrane
partikel menembus kapiler pembuluh darah sehingga penderita mengalami
syok hipovolemik yang dapat menyebabkan kegagalan sistem organ yang
berujung pada kematian, sehingga pemberian cairan sangat penting untuk
mengatasi masalah itu (Putri Aningsi, 2018).

B. Etiologi
Penyebab penyebab demam berdarah dengue adalah virus dengue. Di
Indonesia, virus tersebut sanpai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus
dengue yang termasuk dalam grup B arthopediborne viruses (arboviruses),
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Virus dengue dibawa oleh nyamuk
Aedes Aegypti masuk kek tubuh manusia melalui gigita nyamuk tersebut (Titik
Lestari, 2016)

C. Manifestasi Klinis
Menurut Titik Lestari tahun 2016. Masa inkubasi dengue antara 3-15
hari, rata-rata 5-8 hari dengan gejala klinis:
1. Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik
seperti anoreksia, amlaise.
2. Manifestasi perdarahan: uji torniquet positif atau ruple leed positif,
perdarahan gusi, ptechiase, epistaksis, hematemesis atau melena.
3. Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus.
4. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nilai
trombosit (trombositopenis 100.000/mm atau kurang).
5. Pada foto rongten: pulmonary vaskuler congestion dan plural effusion pada
paru kanan.

D. Patofisiologi
Virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Agypti mauk ke tubuh
manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai demam
dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh infeksi virus dengue
yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, terutama
konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara homogen, tubuh akanmembentuk
kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi
sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga
permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Dimana juga terjadi
agregasi trombosit. Trombosit melepaskan vaso aktif yang bersifat
meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor hagemen
(faktor XII). Akan menyebabkan pembekuan intravaskuler dan meningkatkan
permebilitas dinding pembuluh darah (Titik Lestari, 2016).

E. Komplikasi
Ddalam penyakit demam berdarah dengue jika tidak segera ditangani
akan menimbulkan komplikasi sebagai berikut:
1. Perdarahan
Perdarahan pada demam berdarah dengue disebabkan adanya perubahan
vaskuler, penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000/mm3
dan koagulopati, trombositopenia, dihubungkan dengan meningkatnya
megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup
trombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif, petechi,
purpur, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis dan melena.
2. Kegagalan sirkulasi
Dengue syok sindrom biasanya terjadi sesudah hari ke 2-7 disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma,
efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia,
hemokonsentrasi dan hipovalemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran
balik vena (venous return), prelod, miokardium volume sekuncup dan
curah jantung, sehingga terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan
penurunan sirkulasi jaringan.
Dengue syok sindrom juga disertai kegagalan hemostatis mengakibatkan
aktivity dan integritas sistem kardiovaskuler, perfusi miokard dan curah
jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi iskemia jaringan
dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversible, terjadi kerusakan
sel dan organ sehingga pasien akan meninggal dalam 12-24 jam.
3. Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan dengan
nekrosisi karena pendarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel
kapiler. Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan
lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virus antibody.
4. Efusi pleura
Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan
ekstravasasi aliran intravaskuler sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan
adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi leura akan terjadi
dispnea, sesak napas.

F. Penatalaksanaan
Menurut Titik Lestari tahun 2016, ada beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada anak yang menderita demam berdarah dengue, yaitu:
1. Demam berdarah dengue tanpa renjatan
Rasa haus dan dehidrasi timbul karena demam tinggi, anoreksia dan
muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat
berupa air teh, sirup atau oralit, panas dapat diber kompres es atau aklohol
70%,pemberian infus dilaksanakan pada klien apabila:
a) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya
dehidrasi dan asidosis.
b) Nilai hematokrit tinggi.
2. Demam berdarah dengue dengan renjatan
Prinsip : mengatsi renjatan dengan penggantian volume cairan yaitu cairan
RL.
3. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif.

G. Pemeriksaan penunjang
Menurut Titik Lestari tahun 2016, ada beberapa pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan pada anak yang mengalami diare, yaitu:
1. Darah
a. Pada demam dengue terdapat leukopenia pada hari kedua atau hari
ketiga.
b. Pada demam berdarah terdapat trombositpenia dan hemokonsentrasi.
c. Pada pemeriksaan kimia darah: hipoproteinemia, hipokloremia, SGPT,
SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.
2. Urine
Mungkin ditemukan albuminuria ringan
H. Pathway
Sumber: RA Candra, 2014
Virus dengue terdapat pada nyamuk aedes aeygpty

Nyamuk aedes aeygpty menggigit manusia

Masuk ke aliran

darah Viremia

Mekanismme tubuh untuk melawan virus


Komplemen antigen dan antibodi
Renjatan (proses
meningkat
Peningkatan asam lambung imunologi)

Pembebasan histamin
Anoreksia, mual, muntah Ke pembuluh darah dan
Konsep Asuhan Keperawatan ke otak melalui aliran
Resiko kekuranganPeningkatan permebilitas
gguan pemenuhan nutrisi kuarang dari kebutuhan
volume dinding darah
cairan pembuluh darah
Virus berkembang di
Kebocoran plasma dalam darah

Pendarahan ekstra seluler


Plasma banyak menguap
Hipertermi
pada jaringan interstitial
Resti syok Hemoglobin turun
tubuh

Nutrisi dan
Edema
oksigen ke
jantung menurun
Penekanan syaraf

lemas
Gagguan rasa aman

Intoleransi
aktifitas
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Titik Lestari tahun 2016 ada beberapa pengkajian yang
dilakukan pada anak yang menderita demam berdarah dengue, yaitu:
a. Data demografi
Tanggal wawancara, tanggal masuk rumah sakit, no. Rekam medik,
nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, alamat.
b. Pola fungsional
1) Persepsi kesehatandan penanganan kesehatan
a) Keluhan utama/kesehatan umum
Panas badan meninggi.
b) Riwayat penyakit sekarang (ssi pola PGRST)
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, klien teraba panas. Panas
tidak terlalu tinggi, panas sepanjang hari, kondisi lemah, nafsu
makan bekurang.
c) Penggunaan obat sekarang
Injeksi ampicillin Intravena
500mg/8jam Paracetamol 3x1 cth ½
Infus RL 11 tetes/menit
d) Riwayat penyakit dahulu
Satu bulan yang lalu cacar air (varicella)\
Upaya pencegahan : tidak ada
Imunisasi : lengkap
Alergi : tidak pernah
Kebiasaan merokok dan alkohol : tidak pernah
e) Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM, TBC,
dan hipertensi.
f) Riwayat sosial
Hubungan klien dan orang tua disayangi.
2) Pla nutrisi-metabolik
a) Masukan nutrisi sebelum sakit
(1) Pagi : nasi, lauk, setengah piring
(2) Siang : nasi, lauk, sayur
(3) Sore :-
b) Saat sakit
(1) Nasi bubue, 1-2 sendok
(2) Nafsu makan menurun
(3) Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan
(4) Keadaan gigi atas dan bawah partial dan tidak menggunakan
protesa
(5) Fluktuasi BB 6 bulan terakhir : tetap
c) Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital :
TB: -, BB: 16m,5 kg
Kulit:
(1) Warna : normal
(2) Suhu : 38oC
(3) Turgor : baik
(4) Edema : tidak
(5) Lesi : tidak
(6) Memar : tidak
Mulut:
(1) Hygiene : bersih
(2) Gusi : normal
(3) Gigi : normal
(4) Lidah : bersih
(5) Mucosa : normal
(6) Tonsil : normal
(7) Wicara : normal
Rambut dan kulit kepala : rambut tebal, warna hitam
d) Temuan laboratorium:
Darah :
(1) HB : 11,8 gr%
(2) Luekosit : 11.600/mm2
(3) LED : 55/mm jam I
(4) Hitung jenis
BAS : 0,
EOS :2
Stab :3
Seg : 60
Limp : 30
Mono :5
Urine :
(1) Trombosit : 135.00/mm3
(2) Hematokrit : 35%
3) Pola eliminasi
Kebiasaan defekasi 1 kali/hari
Abdomen : simetris, tidak ada distensi
Frekuensi bising usus : normal (8-12 kali/menit)
Kebiasaan miksi : 4 kali/hari
Ginjal tidak teraba dan blast tidak distensi.
Keadaan uretra : normal
4) Pola aktivitas – latihan
Mandi : dibantu oleh orang lain
Berpakaian/berhias : bidantu oleh orang lain
Toileting : dibantu oleh orang lain
Mobilitas di TT : dibantu oleh orang lain
Berpindah : dibantu orang lain dan alat
Ambulasi : dibantu orang lain dan alat
Pemeliharaan kesehatan:
Klien tidak enggunakan alat bantu
Pemeriksaan fisik
a) Pernapasan/sirkulasi
(1) Tekanan darah :
(2) Nadi : 128 kali per menit
(3) Pernapasan : 40 kali per menit
(4) Kualitas : normal
(5) Batuk : tidak
(6) Bunyi napas : normal
b) Muskuloskletal
(1) Rentang gerak : penuh
(2) Keseimbangan dan cara berjalan : tegap
(3) Genggaman tangan : sama kuat kanan dan kiri
(4) Otot kaki : sama kuat
5) Pola tidur-istirahat
Kebiasaan 8 jam/hari
Tidur malam 2 jam
Merasa segar : tidak
Masalah : insomnia
Pemeriksaan fisik :
a) Penampilan umum : lemah
b) Mata : normal
c) Lingkaran hitam disekitar mata : tidak
6) Pola kognitif-konseptual
Pendengaran : normal
Penglihatan : normal
Vertigo : ya
Pemeriksaan fisik
Mata
a) Pupil : isokor
b) Reflek terhadap cahaya : ya, kiri kanan
Status mental : Compos mentis, GCS 4,5,6
Bicara : normal
7) Pola persepsi diri/konsep diri
Masalah utama mengenai perawatan di rumah sakit/penyakit
(finansial, perawatan) : akses
Keadaan emosional : normal
Kemampuan adaptasi : baik
Konsep diri : tidak ada gangguan
8) Pola peran/hubungan
Kepedulian keluaga mengenai perawatan : baik
Terlihat orang tua selalu setia merawat/menjaga klien saat di RS,
secara bergantian.
9) Pola seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada kelainan pada
genetalia. Tidak ada penyakit menegnai seks.
Pemeriksaan fisik :
Genetalia : struktus simetris
10) Pola koping–toleransi stress
Kemampuan adaptasi: klien mampu beradaptasi dengan baik.
Keputusan diambil oleh ayah dan ibu.
Koping toleransi terhadap stress: tidak terkaji
11) Pola nilai-kepercayaan
Pembatasan religius: tidak
Meminta kunjungan pemuka agama: tidak

2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Anisa Oktiawati dan Erna Julianti tahun 2019, ada beberapa
diagnosa keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami demam
berdarah dengue, yaitu:
a) Hipertermi berhubungan dengan viremia (infeksi virus dengue)
b) Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma
d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake inadekuat

3. Intervensi
Menurut Anisa Oktiawati dan Erna Julianti tahun 2019, ada beberapa
interensi yang dapat dilakukan pada anak yang menderita demam berdarah
dengue, yaitu:
a) Hipertermi berhubungan dengan viremia (infeksi virus dengue)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24 jam suhu tubuh
stabil
Kritera hasil:
1) Suhu 36,5oC-37,5oC
2) Tubuh teraba normal
Intervensi:
1) Monitor suhu tubuh tiap 1 jam
2) Monitor TTV
3) Lakukan kompres hangat
4) Tingkatkan cairan peroral
5) Kolaborasi pemberian antipiretik dan cairan intravena
b) Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24 jam tidak terjadi
perdarahan
Kriteria hasil:
1) Trombosit > 100.000/mm3
2) Ht > 50%
3) Hb 12-16 g/dl
Intervensi:
1) Monitor ptekie, epistaksis, perdarahan gusi dan melena
2) Monitor hasil lab: Hb, Ht, PT, PTT, trombosit
3) Monitor tekanan darah
4) Monitor status cairan
5) Kolaborasi penberian transfusi darah trombosit
c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24jam, pasien
memperlihatkan tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi yang
adekuat
Kriteria hasil:
1) membrane mukosa bibir lembab
2) turgor kulit baik
3) urin jernih dan tidak pekat
4) elastisitas turgor kulit baik
5) balance cairan
6) diuresis 1-2 ml/jam
Intervensi:
1) pantau status hidrasi (membrane mukosa, turgor kulit, frekuensi nadi,
dan tekanan darah)
2) pantau intake dan output pasien (balance cairan) dan diuresis
3) motivasi anak dan keluarga untuk meningkatkan asupan cairan
peroral
4) pantau kebutuhan cairan
5) kolaborasi dengan dokter pemberian cairan infus
d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake inadekuat
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Berat badan ideal untuk anak usia 6-12 tahun: (umur (tahun) x 7-5);2
2= ((10x7)-5):2 = 32,5 tahun
Interprestasi status gizi menurut Waterlow 1972 (kosim et al. 20154):
gizi baik (90-110%). BB anak/BB ideal x 100%
1) Nafsu makan normal
2) Tidak ada muntah
Intervensi:
1) Anjurkan keluarga untuk menyediakan makanan yang bergizi
2) Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan gizi anak
3) Timbang BB anak tiap hari
4) Pantau status gizi anak
5) Anjurkan anak untuk makan sedikit tapi sering
6) Pantau penyebab mual dan muntah
7) Konsultasikan dengan ahli gizi terkait pemberian kebutuhan kalori
8) Kolaborasi dengan dokter pemberian antiemetik

J. Sumber Pustaka
Lestari Titik. 2016. Asuham Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika
Oktiawati Anisa dan Julianti Erna. 2019. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi
Keperawatan Anak. Jakarta Timur:CV. Trans Info Media
Putri Aningsih. 2018. Asuhan Keperawatan Anak Dengan Demam Berdarah
Dengue (DBD) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit di
Ruang Arafaf RSU Aliyah 2 Kota Kendari. http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/625/1/KTI%20PUTRI%20ANINGSI.pdf diakses pada tanggal
5 April 2019
RA Candra. 2014. BAB II. http://eprints.ums.ac.id/31753/2/05._BAB_II.pdf
diakses pada tanggal 20 April 2019

Anda mungkin juga menyukai