Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK

CLAVICULA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

TEKNIK RADIOGRAFI EKSTREMITAS DAN TULANG


BELAKANG

Dosen Pengampu:

DIMAS PRAKOSO S.Tr.Rad, M. Tr. Kes (ID)

Oleh :

AYUNING SINCHITTA

P1337430222074

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan juga hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul “Laporan Praktikum Radiografi Manus” ini secara tepat waktu.

Tujuan dari penulisan dari laoran praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknik Radiografi Ekstremitas dan Tulang Belakang. Di samping itu,
makalah ini juga bertujuan agar saya lebih memahami mengenai Teknik Radiografi.

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dimas Prakoso


selaku dosen pengampu mata kuliah Radiografi Ekstremitas dan Tulang Belakang
yang telah mendukung penugasan ini sehingga dapat menambah pengetahuan saya
mengenai mata kuliah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang turut mendukung dan membantu dalam proses pembuatan laporan ini.

Saya memahami bahwa laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
Bapak agar laporan ini dapat lebih baik.

Semarang, 8 September 2022

Ayuning Sinchitta
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum

Radiografi (pencitraan sinar-X) adalah metode pemeriksaan ilmu radiologi


yang memanfaatkan sinar pengion (sinar-x) untuk membantu menentukan
diagnosa pasien dalam bentuk foto yang didokumentasikan. Pemeriksaan
radiografi clavicula merupakan pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media
kontras. Indikasi pada ossa clavicula yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur
merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total maupun sebagian,
biasanya disebabkan oleh trauma. Fraktur dapat terjadi di ujung tulang dan sendi
(intra-artikuler) yang sekaligus menimbulkan dislokasi sendi.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Teknik
Radiografi Ekstremitas dan Tulang Belakang serta menjadi pengenalan penunjang
sarana prasarana yang nantinya akan diperlukan dalam mata kuliah lainnya,
kunjungan praktikum ini dilaksanakan pada Laboratorium Radiologi Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang. 

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
teknik prosedur pemeriksaan radiografi pada bagian ekstremitas atas khususya
bagian clavicula, peran dari masing-masing proyeksi yang digunakan pada
radiografi clavicula, serta permrosesan hasil pemeriksaan setelah eksposi.

1.3 Waktu dan Pelaksanaan Praktikum


Hari : Kamis
Tanggal : 8 September 2022
Waktu : 7.30 – 10.00
Tempat : Lab 2, Laboratorium Radiologi Jurusan Teknik Radiodiagnostik
dan  Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang
 
1.4 Dasar Teori

a. Anatomi clavicula

Clavicula atau tulang selangka adalah tulang panjang yang membentang antara
tulang belikat(scapula) dan tulang dada(sternum). Pada ujung medial clavicula
bersendi pada manubrium dari sendi sternum, pada ujung lateral bersendi dengan
acromion dari scapula. Clavicula terdiri dari body dan 2 articular extremity.
(Bontrager, 2014).

b. Indikasi pemeriksaan clavicula

Dalam pemeriksaan radiografi clavicula, indikasi pemeriksaan radiografi yang


sering dijumpai adalah meliputi trauma, bursitis, dislokasi, fraktur,
metastasis,osteoarthritis, osteoporosis, osteopetrosis, artritis, tendinitis, dann tumor.
BAB II
ISI

Pelaksanaan Praktik
Pada objek clavicula, proyeksi yang diterapkan meliputi Antero Posterior
(AP), Postero Anterior (PA), dan AP Axial. Untuk praktikum kali ini mahasiswa
melakukan praktik penyinaran manus pada proyeksi AP dan AP Axial.

2.1 Persiapan Alat dan Faktor Eksposi


a. Alat
1. Kaset radiografi ukuran 24x30 cm
2. Film radiografi ukuran 24x30 cm
3. Apron
4. Softbag
5. Pesawat sinar-X
6. Phantom
7. Marker
8. Meteran
9. Tangki pencucian
10. Cairan developer
11. Cairan fixer
12. Air
13. Hanger
14. Mesin
15. dryer
b. Faktor Eksposi
60-70kv dan 10 mAs
2.2 Prosedur Pra Pemeriksaan
a. Pemanggilan pasien
Pemanggilan pasien sesuai dengan nama yang tertera pada lembar
permintaan pemeriksaan foto.
b. Perkenalan diri
Mahasiswa memperkenalkan diri dimulai dengan memberi salam,
menyebut nama dan tugasnya kepada pasien
c. Pengonfirmasian identitas pasien
Menanyakan identitas pasien seperti nama lengkap, umur, alamat dan
pekerjaan. Kemudian mencocokkannya dengan identitas yang tertera pada
lembar permintaan pemeriksaan.
d. Anamnesa singkat
1. Mahasiswa mengamati keadaan umum pasien. Seperti cara menggerakkan
tangan, apakah memerlukan bantuan, apakah terlihat normal, dsb.
2. Mahasiswa menanyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien tanpa
menyebutkan apa yang tertera pada lembar permintaan pemeriksaan.
3. Mahasiswa melakukan recall gambaran anatomi normal region bagian
tubuh pasien yang akan dilakukan pemeriksaan dengan acuan informasi
anatomi radiologi.
e. Analisa kebutuhan pemeriksaan radiografi
Setelah proses anamnesa, mahasiswa diperkenankan untuk segera
menentukan tindakan yang sesuai dengan kondisi klinis dari pasien.
f. Penjelasan singkat prosedur kepada pasien
Setelah dapat menentukan tindakan yang dirasa tepat, pasien dapat
diberikan penjelasan singkat mengenai prosedur atau tindakan yang akan
dilakukan selama pemeriksaan.
g.Persiapan pasien
1. Menanyakan pasien apakah memakai aksesoris di bagian sekitar
anatomi yang diperiksa (seperti kalung) kemudian memintanya untuk dilepas
dan disimpan oleh pasien.
2. Meminta pasien untuk mengganti baju dengan menggunakan baju
pemeriksaan.
3. Membantu memakaikan alat proteksi berupa apron sembari menjelaskan
kegunaannya

2.3 Teknik Pemeriksaan


2.3.1 Teknik Pemeriksaan Manus Proyeksi Postero Anterior (PA)
a.Posisi Pasien
Pasien berdiri erect, apabila pasien mengalami fraktur atau penyakit
destruktif dapat diposisikan supine untuk mengurangi kemungkinan
perubahan posisi atau memperparah cidera. Pada posisi erect aturlah tinggi
bucky stand sesuai dengan tinggi pasien. Arah pandangan pasien menghadap
ke arah berlawanan terhadap arah penyinaran sinar X.
b.Posisi Objek
Posisikan pertengahan body clavicula yang diperiksa berada pada
pertengahan image reseptor. Posisikan lengan lurus sepanjang tubuh pasien.

c.FFD = 100 cm
d.Central Ray = Horizontal tegak lurus
e.Central Point = Tegak pertengahan clavicula
2.3.2 Teknik Pemeriksaan Clavucula Proyeksi AP Axial
a.Posisi Pasien
Pasien berdiri erect dengan maju satu langkah kedepan dan posisi
lordotic tempelkan bahu pada image reseptor, apabila pasien tidak dapat
berdiri maka pasien dapat diposisikan supine dengan arah sinar axial.
b. Posisi Objek
Posisi pasien lordotic sementara untuk menentukan arah sinar,
posisikan tegak kembali untuk mengatur alat. Minta pasien melakukan posisi
lordosis dengan bahu dan keher menempel pada image receptor, pastikan
clavicula berada di pertengahan image receptor.
c.FFD = 100 cm
d.Central Ray = 0-15’ cephalad untuk posisi erect dan 15-30’ untuk posisi
supine.
e.Central Point = Tegak pertengahan clavicula.
f. proteksi dapat diberikan gonad pada pasien dan gunakan grid untuk
mengurangi detail paru.

2.3.3 Proses Eksposi


a. Setelah memposisikan pasien sesuai dengan posisi yang dibutuhkan
(termasuk peletakan marker sesuai anatomi proyeksi yang diperiksa)
mahasiswa dapat memberi tahu pasien bahwa selama petugas meninggalkan
tempat ruang ekspos pasien harus tetap pada posisi dan tidak bergerak sambil
mengaba-abakan untuk membuang napas perlahan(beritahu juga bahwa ketika
petugas kembali nanti maka pemeriksaan sudah selesai).
b. Setelah meninggalkan pasien menuju tempat kontrol, mahasiswa dapat
menyetel faktor eksposi sesuai kebutuhan, untuk praktikum kali ini kami
menggunakan 68kvp dan 10mAs.
c.Mahasiswa dapat menekan tombol ready kemudian ekspose, maka setelahnya
pemeriksaan selesai dan mahasiswa dapat kembali menemui pasien. Dan
mempersilahkan pasien untuk kembali mengganti baju dan bersiap pulang.

2.4 Pasca Pemeriksaan


Berikut merupakan proses dari pengolahan film setelah eksposi:
a. Beri identitas pada film menggunakan ID printer,
b. Kaset berisi film dapat dibawa ke kamar gelap untuk diproses,
c. Matikan lampu, kemudian ambil film dan gantung dengan hanger sesuai
ukuran,
Proses pencucian film pertama yakni developing dapat dimulai dengan
memasukkan film ke dalam cairan developer. Perendaman dilakukan
mengikuti waktu standar pengolahan selama 4 menit. Setelahnya film
ditiriskan dengan memiringkan hanger,
e. Berlanjut ke tahap kedua Rinsing, pada tahap ini film direndam dengan air
bersih selama 4 menit untuk melarutkan sisa cairan yang masih menempel
dari tahap sebelumnya. Kemudian film ditiriskan,
f. Tahap ketiga yakni Fixing, film dimasukkan ke dalam cairan fixer dengan
waktu standar pengolahan 8 menit. Setelahnya film dapat ditiriskan,
g. Masuk ke tahap ke empat, yakni Washing. Film kembali dimasukkan ke air
bersih selama 16 menit untuk melarutkan sisa-sisa cairan kimia yang
menempel, kemudian ditiriskan,
h. Setelahnya film dapat dilakukan proses drying atau pengeringan
menggunakan mesin dryer, proses ini dilakukan hingga film benar-benar
kering,
i. Proses radiografi telah selesai dan film dapat digunakan untuk proses
pemeriksaan oleh dokter yang bersangkutan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Evaluasi Pelaksanaan Praktikum

Gambar 1 clavicula proyeksi AP Axial Gambar 2 clavicula proyeksi AP

3.1.1 Kriteria Radiograf

Proyeksi AP Axial Proyeksi AP

Kolimasi tepat menunjukkan clavicula Kolimasi yang tepat memperlihatkan


posisi axial clavicula posisi AP.

Sebagian besar clavicula tampak Clavicula terlihat pada pertengahan


diatas costae dan scapula dengan image reseptor.
ujung medial overlap dengan costae
1atau 2

Kedua sendi clavicula tampak Clavicula sisi lateral berada diatas


(acromioclavicular joint dan scapula dan setengah sisi lain
sternoclavicular joint) superposisi dengan thorax

Soft tissue dan trabecula tulang Soft tissue dan trabecula tulang
tampak tampak
3.1.2 Kualitas Citra

a.Proyeksi AP

1. Densitas (derajat atau tingkat kehitaman dari suatu radiograf) cukup baik,
dilihat dari background objek yang hitam namun kurang pekat dan objek yang
diperiksa sudah tampak namun sedikit membayang.

2. Kontras (derajat kehitaman dari area objek yang berdekatan pada suatu
radiograf) cukup baik, dilihat dari soft tissue yang tampak dan kontras antar
tulang terlihat pada objek

3. Detail (kemampuan dalam menampakkan objek-objek kecil) cukup baik,


dapat dilihat bahwa batas objek yang sudah nampak namun kurang jelas.

4. Ketajaman kurang baik sebab detail tiap-tiap bagian tulang kurang dan objek
tampak agak membayang

b. Proyeksi AP Axial

1. Densitas (derajat atau tingkat kehitaman dari suatu radiograf) cukup baik,
dilihat dari background objek yang hitam namun agak kurang pekat dan objek
yang diperiksa sudah tampak jelas.

2. Kontras (derajat kehitaman dari area objek yang berdekatan pada suatu
radiograf) baik, dilihat dari soft tissue yang tampak dan kontras antar tulang
terlihat pada objek

3. Detail (kemampuan dalam menampakkan objek-objek kecil) cukup baik,


dapat dilihat bahwa batas objek yang nampak dengan cukup jelas.
4. Ketajaman cukup, sebab detail tiap-tiap bagian tulang dan objek cukup jelas.

3.2 Evaluasi Anatomi Radiologi

a.Proyeksi AP Axial

b. Proyeksi AP
BAB IV

KESIMPULAN

Clavicula berwujud kurva ganda dan memanjang, yaitu satu-satunya tulang


yang memanjang horizontal dalam tubuh. Clavicula berguna sebagai pengganjal bagi
anggota gerak atas serta sebagai penerus goncangan dari anggota gerak atas ke
kerangka tubuh. Dengan banyaknya fungsi dan kegunaan dari clavicula ini maka akan
sangat mungkin terjadi trauma seperti fraktur dll. Sehingga dibutuhkan beberapa
keahlian dalam mengekspose clavicula ini seperti dengan teknik Postero
Anterior(PA), Antero posterior(AP), dan AP Axial.

Anda mungkin juga menyukai