Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SEMINAR FISIKA

“Alat Pengukur Jarak Pada Mobil dengan Sensor Ultrasonik”

OLEH :

FIKRUL AZAN SUWIRMAN / 16034008

BIDANG KAJIAN:

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

DOSEN PEMBIMBING:

1. YOHANDRI, M.Si, Ph.D


2. Drs. AKMAM, M.Si
3. Dr. RAMLI, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah tidak lupa Penulis ucapkan kehadirat Allah yang maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Makalah ini merupakan syarat utama untuk
lulus matakuliah Seminar Fisika yang sedang penulis pelajari saat ini. Makalah ini berjudul “Alat
Pengukur Jarak Pada Mobil dengan Sensor Ultrasonik”

Ucapan terima kasih Penulis ucapkan kepada bapak Yohandri, M.Si, Ph.D bapak Dr.
Ramli, M.Si, dan bapak Drs. Akmam, M.Si selaku dosen Pembina. Terima kasih untuk
bimbingan dan arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang Penulis miliki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................3
A. Sensor Ultrasonik...................................................................................................3
B. Sensor Ultrasonik PING.........................................................................................5
C. Mikrokontroler AVR Atmega8..............................................................................6
D. Buzzer.....................................................................................................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................9
A. Perancangan Alat………………………………………………….....…………..9
B. Prinsip Kerja Alat.................................................................................................12
C. Hasil Pengujian Kinerja Sistem............................................................................13
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................................14
Kesimpulan...............................................................................................................14
Saran.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Pewaktu Pada sensor SRF04............................................................3


Gambar 2. Frekuensi Gelombang Ultrasonik................................................................3
Gambar 3. Bagian Sensor Ultrasonik............................................................................4
Gambar 4. Sensor Ultrasonik PING..............................................................................5
Gambar 5. Mikrokontroler Atmega 8............................................................................7
Gambar 6. Piezo Electric Buzzer…………………………………………………….. 8
Gambar 7. Diagram Blok Sistem.................................................................................. 9
Gambar 8. Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik…...………………………………..…... 10
Gambar 9. Prinsip Pemantulan Gelombang Ultrasonik…...……………………..…. 10
Gambar 10. Konfigurasi Pin Atmega 8……………………...…………………….... 11
Gambar 11. Tampilan LCD (Liquid Cristal Display)…………...………………….. 11
Gambar 12. Tampilan Buzzer Elektrik .…………………………………………….. 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini pembangunan sarana transportasi masih terus dilakukan. Banyaknya populasi
manusia saat ini memaksa industri transportasi untuk terus melakukan produksi kendaraan
bermotor, dan salah satunya mobil. Pengendara mobil sering kali mengalami kecelakaan di jalan
raya. Penyebab kecelakaan sebagian besar adalah ulah pengemudi yang tidak mentaati aturan
seperti melebihi batas kecepatan yang seharusnya, tidak mentaati rambu rambu lalu lintas,
menerobos lampu merah, tidak menjaga jarak berkendara dengan kendaraan lain, dan lain - lain.

Batas kecepatan dan jarak kendaraan dengan kendaraan yang lainnya adalah faktor paling
besar terjadi kecelakaan. Batas kecepatan aman berkendara tidak diketahui pengemudi karena
tidak memastikan jarak antara kendaraan yang lain sehingga waktu saat melakukan pengereman
tidak sempat atau terlambat dilakukan oleh pengendara.

Sesungguhnya aturan batas kecepatan di Indonesia sudah diatur pada UU No 22 tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ), namun banyaknya orang awam yang tidak tau
tentang undang – undang tersebut membuat meraka hanya berpatokan pada jarak untuk
kecepatan berkendara dan untuk melakukan pengereman.

Sebagian orang yang kesulitan dalam menetapkan jarak antara kendaraan cenderung lebih
sering mengalami kecelakaan, maka dibutuhkan alat untuk mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan tersebut. Dengan alat ini para pengguna mobil bisa mengatur kecepatan mereka
berdasarkan jarak kendaraan mereka dengan benda yang berada di depan meraka.

Alat ini dibuat berdasarkan banyak nya tingkat kecelakaan di Indonesia. Dari Faktor tersebut
maka penulis membahas sebuah penelitian untuk membuat sebuah alat pendukung keselamatan
pada kendaraan dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Pengguna dalam penelitian
ini di aplikasikan oleh sensor yaitu PING dan SRF05 yang akan memaksimalkan fungsi dari alat
bantu ini dengan rancangan output berupa getar dan suara.
1
B. Perumusan Masalah

Indera penglihatan yang sudah tidak berfungsi lagi menjadi kendala bagi beberapa orang
dalam mengendarai kendaraan . Salah satu cara untuk menanggulangi hal tersebut adlah dengan
memasang rambu – rambu lalu lintas seperti rambu batas kecepatan namun hal tersebut masih
tidak diacuhkan oleh para pengguna kendaraan sebab sebagian dari mereka ada yang tidak
mengerti rambu- rambu lalu lintas apalagi yang mengendarai kendaraan adalah anak – anak yang
masih di bawah umur untuk berkendara. Salah satu alternatif untuk menjawab permasalahan
tersebut adalah dengan menciptakan suatu alat bantu yang lebih fleksibel dan lebih mudah
digunakan, dengan alat ini mampu member tahu pengguna kendaraan jarak kendaraan mereka
dengan kendaraan laiinya. Alat ini menggunakan sensor ultrasonic sebagai pendeteksi halangan.

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah adalah :

1. Merealisasikan sebuah alat bantu bagi pengendara kendaraan bermotor.

2. Mengurangi tingkat kecelakaan.

3. Mengetahui fungsi sensor ultrasonik.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sensor Ultrasonik

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki frekuensi mulain 20


kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik
bervariasi tergantung pada medium yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair
hingga padat. Jika gelombang ultrasonik berjalan melaui sebuah medium, Sistem pewaktu pada
sensor SRF04 yaitu pada Gambar 1.

Gambar 1. Sistem pewaktu pada sensor SRF04

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran
listrik. Pada sensor ini gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah benda yang disebut
piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40
kHz ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Batas frekuensi gelombang ultrasonik
yaitu seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Frekusensi gelombang ultrasonik


3
Sensor ultrasonik secara umum digunakan untuk suatu pengungkapan tak sentuh yang
beragam seperti aplikasi pengukuran jarak. Alat ini secara umum memancarkan gelombang suara
ultrasonik menuju suatu target yang memantulkan balik gelombang kearah sensor. Kemudian
sistem mengukur waktu target dengan menggunakan kecepatan suara dalam medium. Rangkaian
penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari transmitter, reiceiver, dan komparator. Selain itu,
gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik. Bagian sensor
ultasonik ada pada Gambar 3.

Gambar 3. Bagian Sensor Ultrasonik

Pengukuran jarak dengan gelombang ultrasonik umumnya menggunakan metoda waktu


tempuh (Time Of Flight), yaitu selang waktu yang dibutuhkan sejak gelombang ditransmisikan
atau dipancarkan oleh transduser pemancar sampai gelombang tersebut diterima kembali oleh
transduser penerima setelah dipantulkan oleh objek pemantul. Dengan mengetahui selang waktu
tersebut maka jarak antara transduser dengan objek dapat ditentukan dengan :

S = (tin x V) / 2
Dimana : S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan objek yang dideteksi
V = Cepat rambat gelombang ultrasonik di udara (344 m/s)
tin = Selisih waktu pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang.
4
Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:
1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi di atas 20
kHz,biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40 kHz. Sinyal tersebut
dibangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal/gelombang bunyi
dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan
dan akan diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.
3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan
diproses untuk menghitung jaraknya.

B. Sensor Ultrasonik PING


Modul sensor ultrasonik ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 300 cm. Keluaran dari
modul sensor ultrasonik Ping ini berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak. Lebar
pulsanya yang dihasilkan modul sensor ultrasonik ini bervariasi dari 115 uS sampai 18,5 mS.
Secara prinsip modul sensor ultrasonik ini terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz,
sebuah speaker ultrasonic dan sebuah mikrofon ultrasonic. Speaker ultrasonic mengubah sinyal
40 KHz menjadi suara sementara mikrofon ultrasonic berfungsi untuk mendeteksi pantulan
suaranya. Sensor ultrasonik PING harus diberi tegangan dari sistem minimum mikrokontroler
sebesar 5 V dengan cara menghubungkan supply 5 V dan ground yang terdapat pada sistem
minimum ke pin 5 V dan pin GND pada ultrasonik tersebut. Pin terakhir yaitu SIG dapat
diletakkan pada pin-pin output yang terdapat pada ATMega 8. Bentuk sensor ultrasonic PING
seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Sensor ultrasonic PING


5
Sinyal output modul sensor ultrasonik dapat langsung dihubungkan dengan mikrokontroler
tanpa tambahan komponen apapun. Modul sensor ultrasonik hanya akan mengirimkan suara
ultrasonik ketika ada pulse trigger dari mikrokontroler (Pulse high selama 5 μS).

Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200 μS oleh
modul sensor ultrasonik ini. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan 344.424
m/detik (atau 1cm setiap 29.034 μS) yang kemudian mengenai objek dipantulkan kembali ke
modul sensor ultrasonik tersebut. Selama menunggu pantulan sinyal ultrsonik dari bagian
trasmiter, modul sensor ultrasonik ini akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berhenti
(low) ketika suara pantulan terdeteksi oleh modul sensor ultrasonik. Oleh karena itulah lebar
pulsa tersebut dapat merepresentasikan jarak antara modul sensor ultrasonik dengan objek.

Jika suatu mobil melaju dalam waktu satu detik menempuh jarak tiga meter, dan satu detik
berikutnya menempuh jarak tiga meter lagi, begitu seterusnya. Maka mobil tersebut dapat
dikatakan bergerak lurus beraturan (GLB). Perbandingan jarak dengan selang waktu yang dilalui
mobil tersebut selalu konstan atau kecepatannya konstan. Persamaan untuk GLB adalah :
𝑑𝑥=𝑣 ×𝑑𝑡
Dengan dx menyatakan perubahan posisi atau perpindahan benda selama selang waktu tertentu
(m), dt menyatakan selang waktu yang ditempuh benda saat bergerak (s), dan v adalah kecepatan
benda (m/s) atau dapat juga ditentukan dengan rumus :

s=vxt

Jika mobil yang melaju dalam waktu satu detik menempuh jarak dua meter, dan satu detik
berikutnya menempuh jarak empat meter, begitu seterusnya, maka mobil tersebut dapat
dikatakan memiliki kecepatan yang berubah. Dengan kata lain, perbandingan jarak dengan
selang waktu yang dilalui mobil tersebut berubah. Perubahan kecepatan setiap waktunya ini
disebut percepatan. Persamaan yang berlaku untuk gerak lurus berubah beraturan adalah :
vt2 = vo2 + 2as
Dengan vo menyatakan kecepatan benda mula-mula (t=0), vt menyatakan kecepatan benda pada
waktu t, a menyatakan percepatan benda, dan s adalah jarak yang ditempuh.

6
C. Mikrokontroler AVR ATMega 8

AVR ATmega 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki
8 Kbyte di System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini
mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16 MIPS pada frekuensi 16 MHz.
Jika dibandingkan dengan ATmega 8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan
yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATmega 8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan
tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATmega 8 hanya dapat bekerja pada tegangan
antara 4,5 – 5,5 V. Bentuk dari Mikrokontroler Atmega 8 yaitu pada Gambar 5.

Gambar 5. Mikrokontroler Atmega 8

D. Buzzer
Buzzer listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi getaran suara. Efek Piezoelectric (Piezoelectric Effect) pertama kali ditemukan oleh dua
orang fisikawan Perancis yang bernama Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun 1880.
Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezo
Electric Buzzer dan mulai populer digunakan sejak 1970-an.

Cara kerja Piezoelectric Buzzer, seperti namanya Piezoelectric Buzzer adalah jenis buzzer
yang menggunakan efek Piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Buzzer
menggunakan resonansi untuk memperkuat intensitas suara.

7
Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri
dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian dialiri arus sehingga menjadi
elektro magnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan
polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Bentuk dari Piezo Electric Buzzer seperti pada Gambar 6.

Gambar 6. Piezo Electric Buzzer


Piezo Buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi dikisaran 1 – 5 kHz
hingga 100 kHz untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan operasional Piezoelectric Buzzer yang
umum biasanya berkisar diantara 3 Volt hingga 12 Volt.

8
BAB III
PEMBAHASAN

A. Perancangan Alat
Pada perancangan alat adan beberapa tahap dengan komponen – komponen yang telah
ditentukan. Alat ini memiliki komponen umum berdasarkan pada blok diagram. Pengerjaannya
dikerjakan berdasarkan tahap – tahap seperti blok diagram pada Gambar 7.

Gambar 7. Diagram Blok Sistem

Komponen – komponen umum pada blok digram yaitu :

1. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima. Struktur
unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan
dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar. Tegangan
bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz – 400 KHz diberikan pada plat logam.
Struktur atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi (mengikat), mengembang atau
menyusut terhadap polaritas tegangan yang diberikan, dan ini disebut dengan efek
piezoelectric.

9
Kontraksi yang terjadi diteruskan ke diafragma penggetar sehingga terjadi gelombang
ultrasonik yang dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya), dan pantulan gelombang ultrasonik
akan terjadi bila ada objek tertentu, dan pantulan gelombang ultrasonik akan diterima kembali
oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma
penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan bolak-balik
dengan frekuensi yang sama. Prinsip kerja sensor ultrasonik seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

Besar amplitudo sinyal elekrik yang dihasilkan unit sensor penerima tergantung dari jauh
dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima. Proses
sensing yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan untuk menghitung jarak
antara sensor dengan objek sasaran. Jarak antara sensor tersebut dihitung dengan cara
mengalikan setengah waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik dari rangkaian Tx sampai ke
rangkaian Rx, dengan kecepatan rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat yang
digunakannya, yaitu udara. Prinsip pemantulan gelombang ultrasonik seperti Gambar 9.
Gambar 9. Prinsip Pemantulan Gelombang Ultrasonik
10
Waktu dihitung ketika pemancar aktif dan sampai ada input dari rangkaian penerima dan bila
pada melebihi batas waktu tertentu rangkaian penerima tidak ada sinyal input maka dianggap
tidak ada halangan di depannya. Sensor HC-SR04 digunakan sebagai pembaca objek yang ada di
dekat mobil, dan buzzer digunakan sebagai indikator suara, jika sensor membaca pada jarak
bahaya yang telah ditentukan.

2. Mikrokontroler ATmega 8
ATmega 8 memiliki 28 pin yang masing-masing pin memiliki fungsi yang berbeda - beda
baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masing-
masing kaki ATmega8 pada Gambar 10.

Gambar 10. Konfigurasi Pin Atmega 8

3. Liquid Crystal Display (LCD)


LCD adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic
yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di
sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari backlit. LCD berfungsi
sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik. Komponen ini
memiliki 16 pin, yang dapat digunakan untuk menampilkan 2 x 16 karakter. Tampilan LCD
seperti pada Gambar 11.
. Gambar 11. Tampilan LCD (Liquid Cristal Display)
11
4. Buzzer Elektrik
Piezo buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi dikisaran 1 kHz
hingga 100 kHz untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan operasional piezoelectric buzzer yang
umum biasanya berkisar diantara 3 Volt hingga 12 Volt. Tegangan listrik yang diberikan ke
bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian diubah
menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan menggunakan
diafragma dan resonator. Tampilan buzzer elektrik seperti pada Gambar 12.

Gambar 12. Tampilan Buzzer Elektrik

B. Prinsip Kerja Alat


Rangkaian - rangkaian tersebut meliputi rangkaian power supply, rangkaian ultrasonik,
rangkaian sistem minimum ATMega 8, rangkaian motor dan rangkaian buzzer. Rangkaian ini
akan menghasilkan tegangan output sebesar 5 V dan tegangan output tersebut digunakan untuk
mengaktifkan rangkaian-rangkaian elektronika lainnya. Tegangan 5 V dari rangkaian power
supply akan mengaktifkan sensor ultrasonik. Ketika diaktifkan sensor ultrasonik tersebut akan
memancarkan gelombang frekuensi dari transmitter dan akan diterima kembali melalui receiver.
Besarnya frekuensi yang dihasilkan dipengaruhi oleh lebar jarak sensor terhadap objek yang
dideteksi. Ketika objek berada di depan alat maka sensor ultrasonik akan mendeteksi objek dan
memberikan perintah pada rangkaian mikrokontroler ATMega 8 untuk memproses perintah
tersebut.
12

Berdasarkan program yang tertanam pada IC mikrokontroler ATMega 8 maka perintah dari
sensor ultrasonic akan diproses dengan memberikan logika “1” atau high pada port
mikrokontroler. Untuk menggerakkan motor input logika “1” atau high ini masuk ke kaki basis
transistor untuk menghubung singkatkan kolektor dan emiter, keluaran transistor dari kolektor
masuk ke motor menyebabkan motor bergetar, dan untuk menghidupkan buzzer input logika “1”
atau high ini akan terhubung pada positif buzzer dan dapat menyebabkan buzzer berbunyi. Saat
penggunaan alat ini dimulai dari pengkalibrasian terlebih dahulu dengan indikasi pengaktifan
buzzer secara sesaat berdasarkan kode program yang tertanam pada IC ATMega 8. Setelah
pengidentifikasian tersebut selesai maka data tersebut akan disimpan. Selanjutnya sensor - sensor
ultrasonik akan bekerja, ketika terdapat objek yang terdeteksi oleh sensor ultrasonik PING maka
motor akan bergetar dan buzzer akan berbunyi.

C. Hasil Pengujian Kinerja Sistem


Hasil dari alat tersebut yaitu jarak – jarak yang diketegorikkan bahaya dan tidak bahaya. Dari
jarak tersebut indukator juga akan berbunyi sesuai dengan jarak yang memiliki katergori
berbahya. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengujian Kinerja Sistem

Hasil Pengujian Kinerja Sistem


Sensor Indikator Buzzer Kategori
26 cm On Bahaya
67 cm On Bahaya
94 cm On Bahaya
143 cm On Bahaya
180 cm On Siaga
213 cm Off Aman

Pada pengujian alat didapat kategori untuk beberapa jarak. Kategori tersebut ketika bahaya
buzzer akan berbunyi panjang, ketika kategori siaga buzzer akan berbunyi berulang dan ketika
aman buzzer akan mati.
13

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengukuran dapat dilakukan jika terdapat objek pantul sebagai bidang pantul dalam hal
ini bidang pantul adalah bodi kendaraan dan pengukuran dilakukan di udara serta tegak
lurus terhadap bidang objek ukur agar sinyal yang dipantulkan dapat diterima kembali.
2. Dengan dibuatnya sistem sensor jarak aman pada mobil, diharapkan dapat mengurangi
dan meminimalisir kecelakaan kendaraan terutama pada kendaraan mobil. Tampilan jarak
aktual pada LCD akan mempermudah dalam menjaga jarak atau posisi kendaraan mobil
dengan objek di sekitarnya.
3. Indikator suara buzzer dapat mempermudah pengendara dalam mengendarai mobil secara
aman.

B. SARAN
1. Usakan dalam penempatan alat sensor ultrasonik tidak hanya pada satu sisi mobil saja.
Hal ini karena sensor ini merupakan sensor yang bekerja dengan sistem pemantulan
sinyal suara.
2. Dapat ditambahkan sensor pembacaan kecepatan, sebagai input tambahan pada sistem
yang akan dikembangkan.
14

DAFTAR PUSTAKA

Aktanto, Mujtahid. Multi Ultrasonic Electronic Travel Aids (MU-ETA) Sebagai Alat Bantu
Penunjuk Jalan Bagi Tuna Netra, Program Studi S2 Teknobiomedik, Universitas
Airlangga : Surabaya.
Arief, Ulfah Mediaty. 2011. Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level
Ketinggian dan Volume Air. Jurnal Ilmiah Elektrikal Enjiniring volume 09, No.02, Mei –
August 2011.
Budiarto, Agung Try. 2016. Prototype Sistem Pengereman Kendaraan dengan Fuzzy Logic dan
Sensor Kecepatan Berbasis Mikrokontroler ATMega8535. FT Universitas Negeri
Yogyakarta : Yogyakarta
Carullo Alessio, Parvis Marco. 2001. An Ultrasonic Sensor for Distance Measurement in
Automotive Application. IEEE SENSORS JOURNAL VOL. 1, NO. 2, AUGUST 2001.
Nataliana, Decy dkk. 2011. Perancangan Prototype Deteksi kecepatan Kendaraan
Menggunakan RFID Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal Informatika. Volume
1, No, 3. Desember 2011
Rahmi Aidhia, Wildian. 2015. Rancangan Bangun Alat Ukur Jarak Berbasis Mikrokontroler
AT89S51 dengan Sensor Ultrasonik. Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains Vol.1, No.2.
2015
Rajesh Swarna, Babu P.Sireesh. 2013. Ultrasonic Spectacles For Indoor Navigation To Visually
Impaired Aan Blind Person. International Journal Of Proffesional Engineerings Studies
Volume 1, Issue 2, December 2013

15

Anda mungkin juga menyukai