Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP TEORITIS MANAJEMEN


Dosen pengampu : Apt. Hasniah, M.Farm

Kelompok 1 :

1. Riska Ayu Noriandani (2111010010)


2. Siska Lidya (2111010048)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ISLAM


KALIMANTAN MUHAMMAD ASDYAD AL – BANJARY
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas berkah,
rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah  ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam menyelesaikan studi di
tingkat perkuliahan semester III (Tiga), adapun judul dalam makalah ini adalah mengenai “
KONSEP TEORITIS MANAJEMEN”

Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan,
serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini penulis
menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati
kepada:
1.       Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang senantiasa mendukung
secara moril & materiil serta yang selalu mendo’akan penulis didalam menempuh
pendidikan ini.
2.       Dosen mata kuliah Lingkungan Bisnis dan Manajemen yang dengan segala keikhlasannya
telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya
makalah  ini.
3.       Teman-teman seperjuangan khususnya fakultas SI- FARMASI yang senantiasa memberi
masukan untuk penulis menyelesaikan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi keikhlasan dan
ketulusan atas dukungannya.
Sangatlah disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan didalam penyusunannya
dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik
yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
                                                                              
Banjarmasin, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan....................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................

1.3 Tujuan....................................................................................................

BAB 2 Tinjauan Pustaka .............................................................................................

2.1 Konsep Manajemen...............................................................................

BAB 3 Pembahasan.....................................................................................................

3.1 Teori Manajemen Aliran Klasik............................................................

3.1.1 Manajemen Ilmiah.....................................................................

3.1.2 Teori Organisasi Klasik.............................................................

3.2 Aliran Hubungan Manusia (Neoklasik).................................................

3.3 Aliran Manajemen Modern....................................................................

3.3.1 Perilaku Organisasi.....................................................................

3.3.2 Aliran Kuantitatif.......................................................................

3.4 Pendekatan Sistem..................................................................................

3.5 Pendekatan Kontingensi.........................................................................

3.6 Perkembangan Teori Manajemen Di Masa Mendatang.........................

BAB 3 Penutup.............................................................................................................

Kesimpulan.............................................................................................

Saran.......................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam
rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.

IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick
W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan.
Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku
berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya
manajemen sebagai ilmu.

Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut : 

1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih. 

2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but. 

3. Adanya kegiatan/proses/usaha 

4. Adanya tujuan

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan
melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat
modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.

Pada kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang
diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga
mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi
yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang
lebih kompleks yaitu sebagai berikut:

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan,


usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan
“seni”. Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk
rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa
harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada tiga
aliran pemikiran manajemen yaitu :

a. Aliran klasik

b. Aliran hubungan manusiawi

c. Aliran manajemen moder

d. Aliran kuantitatif

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahkan sebagai


berikut:

1. Bagaimana prinsip teori manajemen aliran klasik?


2. Bagaimana prinsip teori aliran hubungan manusiawi?
3. Bagaimana prinsip aliran manajemen modern?
4. Bagaimana perkembangan teori manajemen?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui prinsip teori manajemen aliran klasik.


2. Mengetahui prinsip teori aliran hubungan manusiawi
3. Mengetahui prinsip aliran manajemen modern.
4. Mengetahui perkembangan teori manajemen.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

2. 1. Konsep Manajemen

Manajemen merupakan proses yang terdiri atas fungsi–fungsi perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian kegiatan sumberdaya manusia dan lainnya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien.

Menurut Siswanto, Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk
mencapai tujuan. Sedangkan Menurut Husaini, manajemen dalam arti luas adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Menurut Siswanto, tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin
direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada
usaha seorang manajer, sehingga dapat diambil empat elemen pokok, yaitu : (1) sesuatu yang
ingin direalisasikan (goal), (2) cakupan (scope), (3) ketetapan (definitness), (4) pengarahan
(direction).

Hubungan manajemen dan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal merupakan
suatu lembaga yang harus memiliki pengelolaan yang baik untuk menghasilkan lulusan
kompetitif dan produktif. Menurut Husaini Usman, mendefinisikan manajemen pendidikan
adalah seni dan ilmu pengelolaan sumber daya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil
belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan
potensi dirinya. Bush (2008) dalam Husaini Usman, menyatakan bahwa manajemen
pendidikan harus terpusat pada tujuan pendidikan. Tujuan ini memberikan arti penting terhadap
arah manajemen. Manajemen diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu dalam
waktu tertentu. Menurut Husaini Usman, tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara
lain:

1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan, dan bermakana (PAKEMB)

2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya;

3) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien;

4) Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan;

5) Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan oleh
manajemennya;

6) Terciptanya citra positif pendidikan

Pada perkembangannya manajemen untuk pendidikan didesain untuk menghasilkan konsep


baru yaitu manajemen berbasis sekolah (MBS). Menurut Har Tilaar, MBS diartikan sebagai
suatu otonomi yang diberikan pada pendidikan dasar/menengah untuk meningkatkan mutunya.
Peningkatan mutu bukan hanya masalah dana, tetapi berkenaan dengan semua komponen
dalam lembaga dan proses pendidikan seperti kurikulum, mutu pendidik, sarana yang tersedia,
dan latar belakang sosial ekonomi siswa.

Berdasarkan pengertian dan definisi berkaitan dengan manajemen secara umum, dapat
dikatakan bahwa manajemen merupakan hal yang penting dalam setiap organisasi. Organisasi
apapun menjadikan manajemen adalah sebagai alat untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan bersama. Untuk itu berbagai dimensi dalam kajian penelitian ini yang akan
membahas pengembangan model Bussines Center akan dikemukakan hal–hal yang berkaitan
dengan dimensi manajemen sebagai berikut :

a. Manajemen Produksi

Secara harfiah, Manajemen Produksi terbangun atas dua kata, yaitu Manajemen dan
Produksi. Manajemen memiliki dua makna, manajemen sebagai posisi dan manajemen sebagai
proses. Manajemen produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau
perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan (input,
sumber daya produksi) menjadi keluaran (output, produk barang maupun jasa) dengan nilai
tambah yang lebih besar.

Menurut R. Fred David, manajemen produksi terdiri atas lima fungsi atau area keputusan,
yaitu:

1) Proses

Keputusan proses berkaitan dengan rancangan sistem produksi fisik. Berbagai keputusan
spesifiknya mencakup pilihan teknologi, tata letak fasilitas, analisis alur proses, lokasi
fasilitas, perimbangan lini, pengendalian proses, dan analisis transportasi.

2) Kapasitas

Keputusan kapasitas berkaitan dengan penentuan tingkat output optimal bagi organisasi
tidak terlalu banyak dan juga tidak terlampau sedikit.

3) Persediaan

Keputusan persediaan menyangkut pengelolaan tingkat bahan mentah, proses pengerjaan,


dan barang jadi. Keputusan spesifiknya mencakup apa yang perlu dipesan, kapan dipesan,
seberapa banyak pesanannya, dan penanganan bahan–bahan.

4) Angkatan Kerja

Keputusan Angkatan kerja berkaitan dengan pengelolaan tenaga kerja terampil, tidak
terampil, dan manajerial. Berbagai keputusan spesifiknya meliputi rancangan kerja,
pengukuran kerja, pengayaan kerja, standar kerja, dan teknik–teknik motivasi.

5) Kualitas
Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa berkualitas tinggilah
yang diproduksi. Keputusan–keputusan spesifiknya meliputi pengendalian (kontrol)
kualitas, penentuan sampel, pengujian, penjaminan kualitas, dan pengendalian biaya.
Berdasarkan uraian dan definisi yang berkaitan dengan manajemen produksi dapat
disimpulkan bahwa manajemen produksi mempunyai hubungan dengan perusahaan
manufaktur dan jasa, karena pada dasarnya pengelolaan atas proses seluruh operasi termasuk
pengelolaan bahan baku dan bahan baku pendamping akan menjadi barang jadi. Kaitannya
dengan kegiatan Bussines Center manajemen produksi berhubungan dengan 9 bagaimana
pengelolaan unsur organisasi untuk mengolah produk–produk apa yang nantinya menjadi
output dari kegiatan ini.

b. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas,
mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan
mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan
membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang
saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Fungsi manajemen keuangan
pada dasarnya adalah sebagai pengambil beberapa keputusan dibidang keuangan. Tentunya
keputusan– keputusan tersebut merupakan keputusan yang relevan dan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan (value of the firm) (Abd'racim, 2012: 1).

Menurut Irham Fahmi Ilmu manajemen keuangan berfungsi sebagai pedoman bagi manajer
dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Artinya seorang manajer boleh melakukan
terobosan dan kreativitas berfikir, akan tetapi semua itu tetap mengesampingkan kaidah– kaidah
yang berlaku dalam ilmu manajemen keuangan.

Menurut Ahmad & Herni tujuan utama keuangan perusahaan adalah memaksimumkan
kesejahteraan para pemegang saham ataupun meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan
menurut Margaretha Farah, tugas manajemen keuangan tercakup dalam tiga keputusan
keuangan berikut :

1) Menetapkan pengalokasian dana (invesment decision) Keputusan ini tercermin pada sisi
kiri neraca, yaitu mencakup aktiva lancar dan aktiva tetap. Tugas manajer keuangan untuk
menentukan berapa jumlah optimal dari aktiva lancar yang harus disediakan.

2) Merumuskan alternatif pembiayaan Keputusan ini tercermin pada sisi sebelah kanan
neraca dan mencakup utang lancar dan sumber dana jangka panjang. 10

3) Kebijakan dalam pembagian deviden Keputusan deviden merupakan keputusan yang


menyangkut persentase laba yang dibayarkan sebagai deviden tunai, deviden saham, pemecahan
saham, dan pembelian kembali saham yang beredar.

Keuangan dalam manajemen merupakan unsur penting untuk mencapai tujuan keberhasilan
suatu organisasi. Secara umum keuangan dalam dunia pendidikan memiliki fungsi penting
untuk keberhasilan proses belajar mengajar (PBM). Untuk itu dalam pengelolaannya harus
didasarkan pada prinsip yang jelas, transparan, dan akuntabel. Demikian juag kegiatan Bussines
Center dalam bidang keahlian bisnis manajemen menjadi perhatian untuk kelancaran program
tersebut. Aspek manajemen keuangannya menghendaki dengan sistem yang sudah ditentukan
sesuai standar anggaran yang baik. Pada aspek penggunaannyapun mendasarkan pada prinsip
yang terarah dan terkendali. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan keberlangsungan program
Bussines Center, aspek pembelajarannya adalah mampu mengelola sumber keuangannya
dengan baik.

c. Manjemen Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan unsur penting dalam manajemen sumber daya manusia dan bagian vital
bagi keberhasilan sebuah organisasi. Di dalam setiap kesuksesan organisasi pasti terdapat
sumber daya manusia yang hebat. Menurut Davis dalam Hanggraeni Dewi (2012:4),
mendefinisikan sumber daya manusia sebagai aktivitas–aktivitas yang mencoba memfasilitasi
orang–orang di dalam organisasi untuk berkontribusi dalam pencapaian rencana strategis
organisasi. (Zainal, Ramly, Mutis, & Arafah, 2014: 39), menegaskan bahwa manajemen sumber
manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara
maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan, dan masayarakat
menjadi maksimal. Dalam mencapai tujuan organisasi diperlukan perencanaan sumberdaya
manusia yang bagus. Perencanaan dapat diibaratkan sebagai 11 inti manajemen, karena
perencanaan membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang, dan oleh
karena itu memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan sumberdaya–
sumberdaya mereka yang terbatas secara paling efisien dan efektif. Menurut Zainal, Ramly,
Mutis, & Arafah, (2014: 42), perencanaan SDM mempunyai tujuan:

1) Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam
perusahaan.

2) Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap
pekerjaan ada yang mengerjakannya.

3) Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan.

4) Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan,


kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.

5) Menjadi pedoman dalam melakukan penilaian karyawan. Berdasarkan berbagai pengertian


dan definisi dari Manajemen Sumber Daya Manusia, dapat disimpulkan bahwa manajemen
sumberdaya manusia merupakan pengelolaan manusia secara efisien dan efektif dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan manajemen sumberdaya
manusia meliputi kualitas guru, kepemimpinan sekolah, siswa, dan tenaga administrasi. Ruang
lingkup bersifat komplek dari perencanaan sampai tingkat evaluasi dalam proses
penyelenggaraan pendidikan.

d. Manajemen Pemasaran

Proses pemasaran dimulai jauh sebelum barang–barang diproduksi, dan tidak hanya
berakhir pada penjualan saja tetapi kegiatan pemasaran harus memberikan kepuasan kepada
konsumen. Dengan adanya kepuasan maka konsumen berkecenderungan akan membeli kembali
barang–barang dipasarkan oleh produsen. Menurut Shinta Agustina (2011: 1)

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain 12 atau segala kegiatan yang
menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen. Tujuan
utama dari kegiatan pemasaran adalah menciptakan kondisi yang saling menguntungkan dalam
jangka panjang antara sebuah entitas dan publik (individual dan organisasi) dimana mereka
berinteraksi (Kerin & Peterson, 2015: 1).

Selain tujuan dalam manajemen pemasaran juga harus memiliki sasaran, sasaran dari
pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan
harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan
pelanggan (Shinta Agustina, 2011: 1). Selanjutnya yang disebut dengan manajemen pemasaran
adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan
mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan
kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan
efektif (Shinta Agustina, 2011)

1). Manajemen harus memahami bahwa rencana pemasaran merupakan sebuah panduan
untuk menerapkan pembuatan keputusan pemasaran bukanlah dokumen yang tidak penting
ataupun selalu sama.

2. Kewirausahaan Pembelajaran Kewirausahaan dalam ranah pendidikan, tidak hanya


dikembangkan untuk menghasilkan manusia terampil intelektual, tetapi juga yang inspiratif-
pragmatis.

Pengembangan pendidikan kewirausahaan dilaksanakan terprogram secara sistematis


melalui kurikulum dan pembelajaran diselenggarakan terbuka, eksploratif, dan meminimalkan
pembelajaran yang sifatnya simulasi. Oleh karena itu pendidikan kewirausahaan di SMK harus
menjadi alternatif dalam mempersiapkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja
sendiri (Direktorat Pembinaan SMK, 2014) Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang peluang. Menurut
Hisrich, R.D dalam Suryana (2008: 17) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda meliputi pemikiran yang kreatif dan 13 inovatif.

Sedangkan kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian timbul
pengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan
menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras, waktu yang tepat dengan
memperkirakan dana pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa
keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Menurut Priansa D. Juni (2010:23), ciri –
ciri dan watak entrepreuner sebagai berikut :

1. Percaya diri

2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

3. Pengambil Resiko

4. Kepemimpinan

5. Keorisinilan
6. Berorientasi ke masa depan Menurut Priansa D. Juni (2010:30),

Diperlukan langkah–langkah pembentukan karakter entrepreunership dalam diri siswa agara


siswa tersebut meraih kesuksesan. Langkah – langkah tersebut, antara lain :

1. Kerjakan apa yang siswa sukai

2. Memulai bisnis sambil sekolah

3. Lakukan kerjasama

4. Dapatkan pelanggan

5. Rencanakan bisnis

6. Lakukan penelitian dan pengamatan

7. Libatkan profesional

8. Modal
BAB III

PEMBAHASAN

3.1    Teori Manajemen Aliran Klasik

Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad
18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen yang
timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang
terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.

1. Robert Owen (1771 -1858)

Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak


usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang
amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini.

Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak
berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum
kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan
pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang
layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan
membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik
rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal Manajemen Modem”. Selain itu,
Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena  menurutnya, investasi yang penting bagi
manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga
membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan
bersaing juga secara terbuka.

2. Charles Babbage (1792 -1871)

Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian
efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar
terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan
adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan
tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat
kalkulator. Babbage  merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut
“rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”, Prinsip-prinsip dasamya digunakan
pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun
sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan
dasar komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer”.

Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the Economy Of Machinery and
Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan
perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai
fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping
itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam
sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja
memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam
peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna
pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian
keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan
produktivitas.

3.1.1 Manajemen Ilmiah

Tokoh-tokoh manajemen ilmiah antara lain:

1. Frederick W. Taylor (1856 -1915)

Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan


produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana
pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu,
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4
prinsip yang ditetapkan yaitu :

1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.


2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk
satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.

Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di
kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati
ilmiah adalah:

1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.


2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk
tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.

Buku-buku Taylor yang terkenal adalah “Shop management (1930)”, Principles Of


Scientific Management (1911)”, dan “Testimory Before Special House Comittee (1912)”.
Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul
“Scientific Management.

2. Henry L Gant (1861 -1919)

Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra
untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan
“Gant Chart”. Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik
antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan
bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta
perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal
ini yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut.

3.1.2 Teori Organisasi Klasik

1. 1. Henry Fayol (1841 -1925)

Henry Fayol mengarang buku “General and Industrial management”. Pada tahun 1916,
dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik
dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks,
sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk
cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu
pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.

Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah
semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan
dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol
membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :

1. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang


produksi.
2. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah
dan menjual hasil produksi.
3. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan
dan menggunakan modal.
4. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan
barang-barang kekayaan perusahaan.
5. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan
neraca, serta berbagai data statistik.
6. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi: 
1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai  tujuan-tujuannya. 
2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan
sumber daya manusia guna melaksanakan rencana. 
3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar
dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka. 
4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya
dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai
tujuannya. 
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan
apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.

Disamping itu Fayol juga mengemukakanempat belas prinsip manajemen yang secara
ringkas, sebagai berikut :

1. Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan


kerja
2. Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi
3. Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan
organisasi
4. Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu
dari hanya seorang atasan
5. Kesatuan pengarahan – operasi-operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang
sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana
6. Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum – kepentinga
perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi
7. Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi
karyawan maupun pemilik
8. Sentralisasi – adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi
9. Rantai saklar (garis wewenang) – garis wewenang dan perintah yang jelas
10. Order – bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yang
tepat
11. Keadilan – harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi
12. Stabilitas staf organisasi – tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi
pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi
13. Inisiatif – bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan
rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi
14. Semangat korps – pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan,
dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps

2.2 Aliran Hubungan Manusiawi (NeoKlasik)

Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya
adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena
terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan
keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan
mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer
perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.
Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu:

1. Hugo Munsterberg (1863 -1916)

Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan


tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya
“Psychology and Indutrial Efficiency”, ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan
produktivitas:

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan
yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat
dalam mendorong karyawan.

2. William Ouchi (1981)

William Ouchi, dalam bukunya “theory Z -How America Business Can Meet The Japanese
Challen ge (1981)”, memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan
adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan pada
perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan
manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah
perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.

Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan
pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun hubungan antara
pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin
peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul
berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan,
penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi
dan konsep komunikasi. Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di
samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan
tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang
mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.

3. Elton Mayo (1880-1949)

bila “manajemen personalia” mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam bekerja,
hubungan manusiawi dalam organisasi adalah “baik”. Bila moral dan efisiensi memburuk
hubungan manusia dalam organisasi adalah “buruk”. Untuk menciptakan hubungan
manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang
mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka.

Penemuan lainnya adalah bahwa kelompok kerja informal, lingkungan sosial karyawan, juga
mempunyai pengaruh besar pada produktifitas. Konsep “mahluk sosial” dimotivasi oleh
kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih
responsif terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen, dan yang
dimmotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan phisik manusia.

2.3 Aliran Manajemen Modern

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika,
pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih
kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal
dengan sebutan “OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri.
Masalah-masalah ruwet yang memerlukan “OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi
dan komunikasi.

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran


IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-
masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi
pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat
putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi
dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash
flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya
manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan
manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi
tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan
kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena
dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat
dengan penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

3.3.1 Perilaku Organisasi

1. Perkembanga aliran perilaku organisasi di tandai dengan pandangan dan pendapat baru
tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :

a. Abraham Maslow yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan” dalam


penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
b. Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y nya
c. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor
d. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-
kisi manajerial
e. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara secara
ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1: exploitif-otoritatif sampai
sistem 4 : partisipatif kelompok
f. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan
g. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar
hubungan budaya
h. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-
lainnya

2. Prinsip-prinsip dasar perilaku organisasi. Beberapa prinsip dasar penting yang dapat
disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut :

1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur, prinsip)
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan

3. Tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah :

1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan
organisasi
2. Manajer masa kini hatus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-
konsep manajemen
3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan
untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka
4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan
5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai
kepuasan diri dari pekerjaan tersebut
6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar
pengertian posotif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap
pekerjaan
3.3.2 Aliran Kuantitatif

Aliran kuantitatif digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal,


manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan
program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal
dan sebagainya. Langkah-langkah pendekatan aliran kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model sistematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujuian model dan hasil didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

2.4 Pendekatan Sistem

Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara
sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.
Suatu sistem tersendiri dari elemen-elemen yang berhubungan dan bergantung satu dengan
yang lain, tetapi bila berbagai elemen tersebut berinteraksi maka akan membentuk suatu
kesatuan yang menyeluruh. Jadi, menurut definisi, hampir setiap phenomena dapat dianalisa
dan disjikan dari sudut pandangan sistem. Sistem-sistem biologis, phisik, ekonomi dan
soaial-budaya adalah beberapa contoh.

Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi
yang tak terpisahkan. Sebagai suatu pendekatan sistem manajemen meliputi sistem umum
dari sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum meliputi
konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis, sosiopsikologis. Analis sistem
manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem
informasi, dan mekanisme perencanaan dan pengawasan

2.5 Pendekatan Kontingensi

Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek
senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek berbeda, maka harus memperhatikan
lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik
manajemen yang berbeda.

Pendekatan ini dipandang sebagai hubungan fungsional “bila maka”. Hubungan


fungsional yaitu keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Bila ada
perubahan satu variabel akan mempengaruhi nilai variabel lainnya. Faktor lingkungan
merupakan variabel bebas, sedang konsep dan teknik manajemen merupakan variabel
bergantung.

2.6 Perkembangan Teori Manajemen Di Masa Mendatang


Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang
terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.
Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil
penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut
pendekatan sistem dan kontingensi.

Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya
proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian
sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari
lima sisi yaitu:

1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari
masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori
manajemen.
2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri
tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas
antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi
sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk
dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-
aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya
teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu
permasalahan manajenlen tertentu.

Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan
menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana
perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan
berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara
keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.

Adanya inovasi yang terus menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan
interaksi dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari
pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan


pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen
ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas
manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan
mengelola organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan
menerapkan prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif.

Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen
klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen
yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku
organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang
mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang
mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis.

Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang


dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling
berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi
yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan
menurut situasi dan lingkungan yang dihadapai.
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Haris Budoyono 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:


Prenada Media Group.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Pidarta Made DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.

T. Hani Handoko Dr, M.B.A.2009.Manajemen.Yogyakarta:BPFE-YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai