Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN KEPERERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA BATU RAJA KOL KECAMATAN HULU PALIK


KABUPATEN BENGKULU UTARA
PROVINSI BENGKULU

Di Susun Oleh :
1. Rutanto 22260062
2. Seli Purnama Sari 22260043
3. Sherly Apriliani 22260039
4. Ahmad Ghozali 22260042
4. Dela Pramita Zeha 22260041
6 Siti Anggriani M.S 222260038
7 Rita Hendrawati 22260040
8 Indra Nasution 22260076
9 Eva Yulyanti 22260106
10 Ade Irawan Sudirjo 22260108

PEMBIMBING LAPANGAN PEMBIMBING INSTITUSI I

YUDI Ns. Tita Septi Handayani, S.Kep, M.Ns

PEMBIMBING INSTITUSI II

Ns. Yance Hidayat, S.Kep, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Personal Hygine
Sub pokok bahasan : Kesehatan Gigi dan Mulut
Hari / Tanggal : Rabu , 14 Desember 2022
Sasaran : Anak Umur 6-12 Tahun
Jam : 14.00 WIB
Tempat : Taman Pendidikan Qur`an (TPQ) Desa Batu Raja Kol
Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara
Waktu Penyuluhan : 120 Menit

A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat
merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi
perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi
secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman,
tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut
merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa
mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum
mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya
keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa.
Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan
gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang
mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi
berlubang atau karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari
permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut
terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain.
Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu
dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan
keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko
menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat
secara dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia
sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin.
Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi
merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5
kali lebih tinggi dari penyakit asma. Karies merupakan penyebab patologi
primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59% orang
dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan
perawat gigi. Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan
dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk
Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5
diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan
menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah
melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi
dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai
telah menggosok gigi dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
juga memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di
bawah usia 12 tahun mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain
hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata
penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk
menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah,
yaitu hanya sebesar 1,6%
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah
penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan
mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi
prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga
dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah
penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung
dengan terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi,
morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah
(saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor
tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu.
Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan penghambat
yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang
(karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat
ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan
mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan
gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa
adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar
kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab
kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara
yang tepat untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat
membantu dalam masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah.
Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping
sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun
yang belum.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan
peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara
benar.
5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik/ Materi
1) Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :
2) Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
3) Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
4) Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
5) Penyebab terjadinya kerusakan gigi.
6) Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
7) Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Anak sekolah umur 6-12 tahun di Desa batu
raja kol kecamatan Hulu Palik kabupaten Bengkulu utara.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah :
1) Ceramah
2) Demonstrasi
3) Tanya jawab
4. Media, Alat dan Sumber
a. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini
adalah:
1) LCD
2) Laptop
3) Layar
4) Mikrofon
5) Meja
6) Kursi
7) Speaker
8) Sikat gigi
9) Pasta gigi
b. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
ini adalah:
1) Leaflet
2) Slide
3) Poster
4) Lembar Balik
c. Sumber
Djuwita, I dan Sridadi. 1993.Pendidikan kesehatan gigi . Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Herijulianti, dkk. 2002.  Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
Stoll, F. A, dkk. 1972  Dental health education.. Philadelphia: Lea &
Febiger.
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Rabu, 14 Desember 2022
Jam : 14: 00 WIB – sampai selesai WIB
Tempat : Tempat Pendidikan Qur`an (TPQ) Desa Batu
Raja Kol Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten
Bengkulu Utara

6. Setting Tempat

Setting tempat pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut


Penyaji

Audience Audience Audience Audience Audience

Audience Audience Audience Audience Audience

Audience Audience Audience Audience Audience

Audience Audience Audience Audience Audience

Audience Audience Audience Audience Audience

Audience Audience Audience Audience Audience

Audience Audience Audience Audience Audience


7. Proses Kegiatan
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta waktu
1 Pembukaan 10 menit
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Melakukan kontrak waktu dan c. Menyepakati kontrak
bahasa yang akan digunakan d. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan dan topik
2 Pelaksanaan 1) Mengungkapkan hal –
1) Menggali pengetahuan  sasaran hal yang diketahui 90 Menit
penyuluhan tentang Kesehatan Gigi peserta
dan Mulut
2) Menjelaskan pengertian kesehatan 2) Mendengarkan
gigi dan mulut secara benar.
3) Menjelaskan struktur gigi, fungsi
gigi dan manfaat menggosok gigi 3) Mendengarkan
4) Menyebutkan tanda dan gejala
adanya kerusakan gigi.
5) Menyebutkan penyebab terjadinya
4) Mendengarkan
kerusakan gigi secara benar
6) Menjelaskan cara perawatan gigi
5) Mendengarkan
dan mulut secara tepat.
7) Memperagakan cara menggosok
gigi dengan benar.
6) Mendengarkan

7) Memperagakan

3 Penutup 20 Menit
a. Evaluasi dengan bertanya dan a. Memberikan
menjawab tentang materi yang pertanyaan dan
sudah diberikan menjawab pertanyaan
b. Memberikan saran b. Memperhatikan
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam
8. Rencana Evaluasi
a. Struktur
1) Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa
digunakan dengan baik dalam penyuluhan yaitu :
a) Leaflet
b) Slide pp
c) Poster
d) Lembar Balik
2) Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dengan baik antara lain :
a) LCD
b) Laptop
c) Layar
d) Mikrofon
e) Meja
f) Kursi
g) Speaker
h) Sikat gigi
i) Pasta gigi
3) Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan power
point, leaflet, poster dan lembar balik agar lebih mudah saat
penyampaian kepada siswa.

4) Undangan
Dalam penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ini kami
mengundang 20 orang siswa kelas III, 4 orang guru, 2 orang staf
pegawai serta Kepala sekolah SD Negeri No.7 Pedungan , Desa
Pedungan , Kecamatan Denpasar Selatan.
b. Proses Penyuluhan
1) Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan
terjadi proses interaksi antara penyuluh dengan para siswa yang
menerima penyuluhan.
2) Kehadiran undangan diharapkan sekitar 90 % dan tidak ada yang
meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung.
c. Hasil Penyuluhan
1) Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :
a) Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang
telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab
pertanyaan yang akan diberikan oleh penyuluh.
b) Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.
c) Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
d) Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
e) Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
f) Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
g) Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
2) Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan siswa sejak dini tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut serta mampu menerapkan cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-hari.
LAMPIRAN

TINJAUAN TEORI

I. Pengertian Kesehatan Gigi Dan Mulut


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu  upaya 
untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak.  Pendidikan
kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul
atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk
menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf
hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
baik sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap
orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara
optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat.  Kesehatan gigi dan
mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi
bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya
plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki
kekuatan yang baik
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus
dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak makanan yang
mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa
makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan
sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan
penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang
sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi
hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan
ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka
akan dapat menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang
dan karang gigi serta masalah bau mulut
 
II. Fungsi Gigi Dan Manfaat Menggosok Gigi
A. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan
ektoderm, yang memiliki 3 fungsi utama yaitu,
1. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan
melumat.
2. Keindahan (estetika)
3. Berbicara (phonetic).
Macam –macam gigi beserta fungsinya
1. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong
makanan (mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di
rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai
tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri
permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 –
8 tahun pada rahang atas.
2. Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan
merupakan gigi yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya
adalah untuk mengoyak makanan. Jumlahnya ada 4, dengan
pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus
ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11 – 13 tahun.
3. Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan
2 di kanan. Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada
di belakang caninus. Tumbuh pada usia 10 – 11 tahun dan
menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini
berfungsi untuk melumatkan makanan.
4. Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas
pada usia 10 – 11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan
gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi
molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi
molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di
tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling sering
berlubang dan menyebabkan keluhan.
B. Manfaat Menggosok Gigi
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan
senyum yang sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik.

II. Tanda Dan Gejala Gigi Berlubang


1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya
plak putih seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya
akan berubah menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk lubang.
Spot kecokelatan yang buram menunjukkan proses demineralisasi
yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk
mendeteksi dini timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk
pokok dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh
sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas
atau dingin.
Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi
sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin.
Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi,
nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis).
III. Penyebab Terjadinya Kerusakan Gigi
Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi
faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada
1 dari 718 hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana
enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus,
gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur
dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering
terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya
sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp,
dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi
makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat
memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya
telah melarutkan mineral gigi.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat
meningkatkan karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut.
Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti
pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel
pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi
akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas,
namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-
anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan
botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada
anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, 
kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan
pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila
karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini
mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.

IV. Cara Perawatan Gigi Dan Mulut Yang Tepat


1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar,
yaitu menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan
tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan
di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan
pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket
mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan
membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi
makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan
pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam
dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan
bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum
agar gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin.

V. Langkah Langkah Menggosok Gigi Dengan Benar


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara
teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan
gerakan atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman
yang asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus
email gigi.

Anda mungkin juga menyukai