Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di Susun Oleh :
1. Rutanto 22260062
2. Seli Purnama Sari 22260043
3. Sherly Apriliani 22260039
4. Ahmad Ghozali 22260042
4. Dela Pramita Zeha 22260041
6 Siti Anggriani M.S 222260038
7 Rita Hendrawati 22260040
8 Indra Nasution 22260076
9 Eva Yulyanti 22260106
10 Ade Irawan Sudirjo 22260108
PEMBIMBING INSTITUSI II
A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat
merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi
perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi
secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal
manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan
(Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman,
tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut
merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa
mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum
mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya
keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa.
Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan
gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang
mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi
berlubang atau karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari
permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut
terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain.
Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu
dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan
keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak berisiko
menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat
secara dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia
sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin.
Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi
merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5
kali lebih tinggi dari penyakit asma. Karies merupakan penyebab patologi
primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59% orang
dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan
perawat gigi. Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan
dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk
Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5
diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan
menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah
melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi
dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai
telah menggosok gigi dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
juga memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di
bawah usia 12 tahun mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain
hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata
penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk
menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah,
yaitu hanya sebesar 1,6%
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah
penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan
mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi
prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik
yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga
dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah
penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung
dengan terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi,
morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah
(saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor
tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu.
Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan penghambat
yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang
(karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat
ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan
mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan
gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa
adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar
kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab
kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara
yang tepat untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat
membantu dalam masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah.
Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat
tentang merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping
sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun
yang belum.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan
peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara
benar.
5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik/ Materi
1) Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :
2) Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
3) Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
4) Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
5) Penyebab terjadinya kerusakan gigi.
6) Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
7) Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Anak sekolah umur 6-12 tahun di Desa batu
raja kol kecamatan Hulu Palik kabupaten Bengkulu utara.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah :
1) Ceramah
2) Demonstrasi
3) Tanya jawab
4. Media, Alat dan Sumber
a. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini
adalah:
1) LCD
2) Laptop
3) Layar
4) Mikrofon
5) Meja
6) Kursi
7) Speaker
8) Sikat gigi
9) Pasta gigi
b. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
ini adalah:
1) Leaflet
2) Slide
3) Poster
4) Lembar Balik
c. Sumber
Djuwita, I dan Sridadi. 1993.Pendidikan kesehatan gigi . Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Herijulianti, dkk. 2002. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
Stoll, F. A, dkk. 1972 Dental health education.. Philadelphia: Lea &
Febiger.
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Rabu, 14 Desember 2022
Jam : 14: 00 WIB – sampai selesai WIB
Tempat : Tempat Pendidikan Qur`an (TPQ) Desa Batu
Raja Kol Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten
Bengkulu Utara
6. Setting Tempat
7) Memperagakan
3 Penutup 20 Menit
a. Evaluasi dengan bertanya dan a. Memberikan
menjawab tentang materi yang pertanyaan dan
sudah diberikan menjawab pertanyaan
b. Memberikan saran b. Memperhatikan
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam
8. Rencana Evaluasi
a. Struktur
1) Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa
digunakan dengan baik dalam penyuluhan yaitu :
a) Leaflet
b) Slide pp
c) Poster
d) Lembar Balik
2) Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dengan baik antara lain :
a) LCD
b) Laptop
c) Layar
d) Mikrofon
e) Meja
f) Kursi
g) Speaker
h) Sikat gigi
i) Pasta gigi
3) Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan power
point, leaflet, poster dan lembar balik agar lebih mudah saat
penyampaian kepada siswa.
4) Undangan
Dalam penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut ini kami
mengundang 20 orang siswa kelas III, 4 orang guru, 2 orang staf
pegawai serta Kepala sekolah SD Negeri No.7 Pedungan , Desa
Pedungan , Kecamatan Denpasar Selatan.
b. Proses Penyuluhan
1) Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan
terjadi proses interaksi antara penyuluh dengan para siswa yang
menerima penyuluhan.
2) Kehadiran undangan diharapkan sekitar 90 % dan tidak ada yang
meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung.
c. Hasil Penyuluhan
1) Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :
a) Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang
telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab
pertanyaan yang akan diberikan oleh penyuluh.
b) Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.
c) Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
d) Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
e) Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
f) Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
g) Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
2) Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan siswa sejak dini tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut serta mampu menerapkan cara
memelihara kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-hari.
LAMPIRAN
TINJAUAN TEORI