Anda di halaman 1dari 6

FISIOLOGI KESADARAN

Kesadaran merupakan keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls eferen dan


aferen; keadaan sadar; tanggapan pikiran terhadap kesan-kesan yang ditimbulkan oleh indera.
Individu yang sadar adalah seseorang yang terbangun serta waspada terhadap diri dan
lingkungannya. Terdapat 2 bagian utama sistem saraf untuk menimbulkan kesadaran:
1. Formatio reticularis di batang otak
 Berperan dalam kesadaran (bangun).
 Terdapat RAS (Reticular Activating System) merupakan suatu jaras polisinaps yang
kompleks.
RAS terdiri dari:
o Midbrain
Terdapat nuclei CN-III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata ke atas,
konstriksi pupil, sebagian besar gerakan ekstraokuler.
o Pons
Terdapat nuclei CN-IV yang berfungsi membantu menggerakan bola mata ke
bawah dan lateral, nuclei CN-V fungsinya untuk refleks kornea atau refleks
mengedip, nuclei CN-VI fungsinya untuk menggerakan mata ke lateral oleh otot
rectus lateralis.
o Medulla
Terdapat nuclei CN-IX yang berfungsi untuk menelan, salivasi, refleks muntah,
dan nuclei CN-X yang berfungsi untuk mengatur denyut jantung dan respirasi.
2. Cortex cerebri
Berperan dalam keadaan waspada. Waspada adalah keadaan yang memungkinkan
individu bereaksi terhadap stimulus dan berinteraksi dengan lingkungan.
Dimana keduanya harus berfungsi aktif untuk menimbulkan kesadaran karena
keduanya ini mempunyai jaras yang berhubungan untuk dapat menimbulkan kesadaran.
Kualitas dan derajat kesadaran:
 Jumlah (kuantitas) input susunan sistem saraf pusat menentukan derajat kesadaran,
 Cara pengolahan input → output susunan saraf pusat menentukan kualitas kesadaran.
Dimana inputnya sendiri bisa spesifik dan non-spesifik:
 Spesifik
 Perjalanan impuls aferen yang khas dan kesadaran yang dihasilkan oleh impuls
aferen itu adalah khas juga (contohnya: protopatik, proprioseptif, dan perasaan
pancaindera).
 Lintasan spesifik ini merupakan lintasan yang menghubungkan suatu titik pada tubuh
dengan suatu titik di daerah cortex perseptif primer sehingga nantinya akan
menghasilkan kesadaran akan suatu modalitas perasaan spesifik (contoh: nyeri di
kaki atau wajah, penglihatan, dll).
Contoh lintasan: jaras spinotalamic, lemniscus medialis, geniculo-calcarina, dsb.
 Non-spesifik
Sebagian impuls aferen spesifik disalurkan melalui cabang kontralateralnya ke rangkaian
neuron-neuron substansia reticularis sehingga impuls aferen itu selanjutnya bersifat non-
spesifik oleh karena cara penyalurannya ke thalamus berlangsung secara multisinaptik,
unilateral, bilateral. Dan setibanya di inti laminar yang terdapat di dalam thalamus akan
menggalakan inti tersebut untuk memancarkan impuls yang menggiatkan seluruh korteks
secara difus dan bilateral.
Level kesadaran sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Secara kualitatif:
 Compos mentis
Pasien sadar penuh, memberi respon adekuat terhadap semua stimulus yang
diberikan.
 Apatik
Pasien sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitar. Ia memberikan respon
adekuat bila diberi stimulus.
 Somnolen
Pasien tampak mengantuk. Tidak respon terhadap stimulus ringan, memberi respon
terhadap stimulus agak keras.
 Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan atau sedang. Tetapi masih memberi sedikit
respon terhadap stimulus kuat. Refleks pupil terhadap cahaya (+).
 Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil terhadap cahaya
(-).
 Delirium
Kesadaran menurun serta kacau, biasanya disertai disorientasi.Iritatif dan halusinasi.
2. Secara kuantitatif (berdasarkan GCS):
 Compos mentis (GCS = 14-15),
 Apatis (GCS = 12-13),
 Somnolen (GCS = 10-11),
 Delirium (GCS = 7-9),
 Sopor Coma (GCS = 4-6),
 Coma (GCS = 3).
Penurunan Kesadaran
Definisi
Penurunan kesadaran adalah adanya kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final
common pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan
mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian. Penurunan kesadaran terjadi oleh
karena adanya kerusakan menyeluruh dari fungsi korteks, sehingga menyebabkan penurunan
kualitas kesadaran secara menyeluruh, atau karena kerusakan jalur-jalur tertentu dari batang
otak atau diensefalon

PATHWAY

Gg. Intracranial
Kerusakan celebral
pada mesenfalon

Gg. Metabolik saraf


Asupan nutrisi yang Koma supratentorial
kurang Koma infatentorial
Kerusakan pada
Kerusakan batang otak
hemisfer
luar maupun dalam

Esenfalopati metabolik Pembuluh darah iskemi Herniasi gyrus,


mengalami gangguan sentral

Edema otak
Gg. elektrolit menurun

Penurunan Kesadaran

Edema paru Suplai O2 menurun Jatuhnya lidah

Gg. Saraf pernafasan Glukosa darah Obstruksi jalan nafas


menurun

Penumpukan secret
Kolaps alveoli
Aliran terganggu

Ventilasi tidak Kebersihan jalan


seimbang nafas
Gg. Perfusi jaringan
celebral

Gg. Pertukaran gas

wheezing

Gangguan pola nafas


Catatan
Penjelasan supratentorial dan infratentorial
Penurunan kesadaran akibat gangguan fungsi atau lesi struktural formasio
retikularis di daerah mesensefalon dan diensefalon (pusat penggalak kesadaran)
disebut koma diensefalik. Secara anatomik, koma diensefalik dibagi menjadi dua
bagian utama, ialah koma akibat lesi supratentorial dan lesi infratentorial.
1. Koma supratentorial
1) Lesi mengakibatkan kerusakan difus kedua hemisfer serebri, sedangkan
batang otak tetap normal.
2) Lesi struktural supratentorial (hemisfer).
Adanya massa yang mengambil tempat di dalam kranium (hemisfer serebri)
beserta edema sekitarnya misalnya tumor otak, abses dan hematom
mengakibatkan dorongan dan pergeseran struktur di sekitarnya, terjadilah
herniasi girus singuli, herniasi transtentorial sentral dan herniasi unkus.
a. Herniasi girus singuli
Herniasi girus singuli di bawah falx serebri ke arah kontralateral
menyebabkan tekanan pada pembuluh darah serta jaringan otak,
mengakibatkan iskemi dan edema.
b. Herniasi transtentorial/ sentral
Herniasi transtentorial atau sentral adalah hasil akhir dari proses desak
ruang rostrokaudal dari kedua hemisfer serebri dan nukli basalis; secara
berurutan menekan disensefalon, mesensefalon, pons dan medulla
oblongata melalui celah tentorium.
c. Herniasi unkus
Herniasi unkus terjadi bila lesi menempati sisi lateral fossa kranii media
atau lobus temporalis; lobus temporalis mendesak unkus dan girus
hipokampus ke arah garis tengah dan ke atas tepi bebas tentorium yang
akhirnya menekan mesensefalon.
2. Koma infratentorial
Ada dua macam lesi infratentorial yang menyebabkan koma.
1) Proses di dalam batang otak sendiri yang merusak ARAS atau/ serta merusak
pembuluh darah yang mendarahinya dengan akibat iskemi, perdarahan dan
nekrosis. Misalnya pada stroke, tumor, cedera kepala dan sebagainya.
2) Proses di luar batang otak yang menekan ARAS
a. Langsung menekan pons
b. Herniasi ke atas dari serebelum dan mesensefalon melalui celah tentorium
dan menekan tegmentum mesensefalon.
c. Herniasi ke bawah dari serebelum melalui foramen magnum dan menekan
medulla oblongata.

No Penyebab struktural Keterangan


1 Vaskular Perdarahan subarakhnoid, infark batang
kortikal bilateral
2 Infeksi Abses, ensefalitis, meningitis
3 Neoplasma Primer atau metastasis
4 Trauma Hematoma, edema, kontusi hemoragik
5 Herniasi Herniasi sentral, herniasi unkus, herniasi
singuli
6 Peningkatan tekanan Proses desak ruang
intrakranial

Anda mungkin juga menyukai