DISUSUN OLEH :
SRI REZEKI, S.Farm NIM 2229013055
di
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien
Disusun oleh :
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Farmasi Rumah Sakit di RSUD dr.Zainoel Abidin
Banda Aceh.
Pelaksanaan PKPA ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
kepada Ibu Dr. apt. Nilsya Febrika Zebua, S.Farm.,M.Si. selaku Dekan Fakultas
Farmasi, dan Bapak apt. Sumardi, M.Sc, Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Sp.S(K), Ph.D., sebagai Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang
S.Si., Apt., sebagai Kepala Instalansi Farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh yang telah memberikan fasilitas, bimbingan dan pengarahan kepada penulis
dari Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien, dan Ibu apt. Megawati,
S.Farm. dan apt. Friska Masyitah, S.Farm sebagai pembimbing dari Instalansi
Farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama melakukan PKP dan proses
penyusunan laporan ini, Bapak dan Ibu Apoteker, staf dan karyawan Instalasi
Farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang telah memberi petunjuk dan
memberi dukungan moril maupun materi selama melaksanakan PKPA di RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. Terakhir kepada sahabat mahasiswa/i pendidikan profesi
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna mendapat perbaikan positif yang
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN.................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Pasien.............................................................................. 18
4.2 Asuhan Kefarmasian................................................................................ 18
4.2.1 Rekonsiliasi obat............................................................................ 19
4.2.2 Visite.............................................................................................. 19
4.2.3 Pemantauan Terapi Obat................................................................ 20
4.3. Drug Related Problem (DRP).................................................................. 22
4.3.1 Pengkajian Keamaanan Terapi..................................................... 23
4.3.2 Pengkajian Pemilihan Obat............................................................ 24
4.3.3 Pengkajian Pemilihan Bentul Sediaan............................................ 24
4.3.4 Pengkajian Pemilihan Dosis Obat................................................. 25
4.3.5 Pengkajian Dispensing Obat.......................................................... 25
4.3.6 Pengkajian Pemberian Obat........................................................... 26
4.3.7 Pengkajian Penggunaan Obat......................................................... 26
4.4 Assesment dan Plan.................................................................................. 26
BAB V : KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 28
5.2 Saran......................................................................................................... 28
PENDAHULUAN
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai; dan
yang berinteraksi dengan pasien secara langsung dengan dibantu oleh tim
terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dan
1
dispensing sediaan steril.
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi
pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD),
Saluran empedu membawa cairan empedu dari hati dan kantung empedu
Sakit dr. Zainoel Abidin menerima lebih dari 5 obat yang digunakan secara
yang tepat untuk dilakukan pemantauan terapi obat (Depkes RI, 2009).
1.2 Tujuan
diagnosa
2
obstruktion of bile duct.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
(Syaifuddin, 2006).
4
dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan
makanan.
dilapisi empedu dari berkumpul kembali menjadi partikel lemak yang lebih
besar. Biasanya, dalam manusia, misel di usus dua belas jari memiliki
otot dan relaksasi sfingter oddi dan dirangsang oleh masuknya kimus
duodenum(Suratun2010).
Ikterus adalah gambaran klinis berupa perubahan warna pada kulit dan
5
mukosa yang menjadi kuning karena adanya peningkatan konsentrasi
bilirubin dalam plasma, yang mencapai lebih dari 2 mg/dl. Ikterus obstruktif
bilirubin pada jalur post hepatik, yang dalam keadaan normal seharusnya
yang ringan dapat dilihat paling awal pada sklera mata dan kalau ini terjadi
membawa cairan empedu dari hati dan kandung empedu menuju usus halus,
6
empedu akan menjadi masalah kesehatan yang patut menjadi perhatian.
Angka kejadian batu saluran empedu sangat dipengaruhi usia dan jenis
kelamin. Batu saluran empedu empat sampai sepuluh kali lebih sering
terjadi pada usia tua dibandingkan usia muda. Jumlah penderita perempuan
2.2 Etiologi
menyebabkan ikterus.
7
menyebabkan tingginya kadar bilirubin direk dalam plasma.
koledokus.
c. Atresia bilier
Terdapat dua jenis atresia biliaris, yaitu ekstra hepatik dan intra
ekstra hepatik.
Tumor eksokrin pankreas pada umumnya berasal dari sel duktus dan
8
lambung, peritoneum, hati, dan kandung empedu.
2.3 Patofisiologi
dikumpulkan di kanalikuli dan saluran empedu. Ini terutama terdiri dari air
dan elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, klorida, dan bikarbonat, dan
Setelah konjugasi atau pengikatan dengan asam amino (taurin dan glisin),
dalam darah portal untuk kembali ke hati dan diekskresikan lagi ke dalam
empedu. Jalur dari hepatosit ke empedu ke usus dan kembali ke hepatosit ini
Hal ini mengurangi kebutuhan sintesis aktif garam empedu sel hati (Nair M,
2019).
9
Ekskresi Bilirubin
sebagian lagi diserap melalui mukosa usus ke dalam darah portal. Banyak
jika mengalami penyakit hati, ketika aliran empedu terhambat (yaitu, dengan
batu empedu di saluran empedu), atau dengan kerusakan sel darah merah
tidak masuk ke usus Akibatnya, urobilinogen tidak ada pada urin dan
10
disebut ikterus obstruktif. Ikterus obstruktif disebut juga ikterus
(acholis).
duodenum, yang merupakan bagian dari usus kecil. Empedu adalah cairan
berwarna hijau gelap atau coklat kekuningan yang dikeluarkan oleh hati
11
melepaskan cairan empedu untuk membantu pencernaan dan penyerapan
lemak jenuh dalam diet. Karena kedua faktor tersebut dapat menyebabkan
turunkan berat badan ke kisaran yang ideal sesuai dengan jenis kelamin,
12
BAB III
- No. CM : 1-32-27-95
- Berat Badan : 60 kg
Hipertensi
Abidin, pasien datang dengan keluhan kuning seluruh tubuh sejak 7 hari
sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku awal nya sudah 6 bulan
13
timbul, namun sejak 7 hari ini di sertai kuning, BAB dempul dan BAK
kuning pekat.
3.2 Subjektif
3.3 Objektif
POD 1
Nadi
(x/menit) 60-100x 80 84 84 84 84 80 84 96 60
Respirator
y Rate/ 18-20 20 18 20 20 20 18 20 18 20
RR
(x/menit)
14
Suhu
Tubuh 36,5- 36,7 36,1 36,1 36,1 36 36 36 36 36,5
(oC) 37,5oC
SPO2 95- - - - - - - 99% 99%
100%
GCS(deraj - - -
at 14-15 - - - -
kesadaran)
Skala
Nyeri - 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(NRS)
Keterangan : NRS = Numeric Rating Scale
15
3.3.1 Terapi Farmakologi
16
Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping
sakit gigi, atau 2014-2015)
nyeri haid.
Omeprazole golongan proton tukak lambung 60mg/24 Demam, gejala
pump inhibitor dan tukak jam dosis flu, sakit
(PPI) duodenum, awal, dapat tenggorokan,
tukak lambung ditambahka sakit perut,
dan duodenum n mual, muntah
yang terkait hingga dan sakit kepala.
dengan AINS, 120mg/
lesi lambung hari. (DIH,
dan duodenum, 2015)
regimen
eradikasi H.
pylori pada
tukak peptik,
refluks
esofagitis,
Sindrom
Zollinger
Ellison.
Albumin mengatasi 5% (250 Mual atau
hipoalbuminemi ml – 500 muntah, Demam
a, yaitu ml) ; 25% atau menggigil,
rendahnya kadar (50ml– Rasa panas di
albumin dalam 100ml) sekitar wajah,
darah. (DIH, leher, atau dada,
2015) Denyut jantung
cepat.
Vit K Haemostatic Diindikasikan 120 mcg / Nyeri di tempat
sebagai tata hari (DIH, suntikan,
laksana 2015) muncul rasa
hipoprotrombine aneh pada
mia yang mulut, atau
diinduksi panas dan
antikoagulan, kemerahan pada
hipoprotrombine wajah.
mia akibat
penyebab
lain, pembalikan
(reversal) dari
efek warfarin
serta asupan
suplementasi
nutrisi harian
pada pasien
17
Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping
dewasa
Kalnex anti-fibrinolitik pendarahan 3000mg Gangguan
abnormal setiap hari / pencernaan,
sesudah operasi, 500mg 4 mual, pusing,
pendarahan kali (DIH, muntah, hilang
sesudah operasi 2015) nafsu makan,
gigi pada sakit kepala.
penderita
hemofilia,
pendarahan
abnormal pada
saat menstruasi.
Sucralfate Antasida Untuk 1gr/10ml 4 Sakit kepala,
syrup mengobati tukak kali sehari mual muntah,
lambung, tukak dengan Kesulitan buang
duodenum, serta perut air besar
peradangan pada kosong (konstipasi),
dinding (DIH, mulut kering,
lambung 2015). diare, perut
(gastritis). kembung, sakit
kepala terasa
berputar dan
rasa tidak
nyaman pada
lambung.
Amlodipine calcium-channel Diindikasikan 2,5 mg – Pusing,
blockers (CCB) untuk 10 mg munculnya rasa
atau antagonis pengobatan lini sekali melayang,
kalsium pertama sehari (DIH kantuk, atau
hipertensi dan 2015) sakit kepala,
dapat digunakan Bengkak pada
sebagai agen kaki, Rasa
tunggal untuk hangat dan
mengontrol panas di wajah,
tekanan darah leher, atau dada
pada bagian (flushing), Sakit
besar pasien. perut atau mual,
Lelah yang tidak
biasa.
Valsartan Antihipertensi terapi hipertensi, 80 mg / Artralgia, nyeri
golongan gagal jantung, 160 mg punggung,
penghambat dan pasca infark sekali diare, pusing,
reseptor angiotensi/ miokard. sehari. sakit kepala,
Angiotensin (DIH, insomnia,
Reseptor Blocker 2015). penurunan
18
Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping
(ARB) libido, mual,
edema,
faringitis, rinitis,
sinusitis, infeksi
saluran napas
atas, infeksi
virus.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Abidin, pasien datang dengan keluhan kuning seluruh tubuh sejak 7 hari
sebelum masuk rumah sakit, pasien mengaku awal nya sudah 6 bulan nyeri
perut kanan atas, nyeri hilang timbul, namun sejak 7 hari ini di sertai
20
klinik yang dilakukan antara lain rekonsiliasi obat, visite, dan pemantauan
seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat
4.2.2 visite
masalah terkait Obat, memantau terapi Obat dan Reaksi Obat yang Tidak
(Permenkes, 2016).
21
Visite dilakukan ketika pasien dirawat. Dari hasil pantauan selama
visite di dapatkan bahwa kondisi pasien mengeluh nyeri perut kanan atas.
jam pada pukul 06.00, 14.00 dan 22.00, berdasarakan pemantauan obat
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan
obat pasien untuk melihat masih adakah obat yang tertinggal atau obat yang
obat yang tertinggal, hal itu menandakan bahwa pasien sudah menerima
penggunaan obat yang diberikan pada pasien yang meliputi tepat obat, tepat
interaksi obat.
22
Pemantauan terapi obat pasien dapat dilihat pada Tabel 4.1.
berikut: indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi, obat yang salah, dosis yang
obat dan masalah kepatuhan pasien. Masalah terkait obat (DRPs) adalah
peristiwa atau keadaan yang melibatkan terapi obat yang sebenarnya atau
Klasifikasi Kode
Domain Primer Proses Kajian DRP Kesimpulan Hasil
PCNE V9.1 Kajian
DRP
Problems Efektivitas Memeriksa rekam medik pasien, Ditemukan
pengobatan adanya ketidakefektivitas masalah
pemberian antibiotic pemberian
cefoperazone sulbactam antibiotic
cefoperazone
sulbactam
belum adekuat
mengatasi
infeksi.
Keamanan Memeriksa efek samping, Tidak
pengobatan interaksi dan kontraindikasi tiap ditemukan
obat yang diberikan pada masalah
literatur
Lainnya Tidak ada Tidak ada
22
Klasifikasi Kode
Domain Primer Proses Kajian DRP Kesimpulan Hasil
PCNE V9.1 Kajian
DRP
Pemilihan dosis Memeriksa dosis terapi obat Ditemukan
apakah sesuai dengan literatur. masalah dosis
sucralfate tidak
sesuai dengan
dosis lazim
Durasi terapi Memeriksa durasi terapi obat apakahDitemukan masalah
sesuai dengan literatur. omeprazole
diminum 1 jam
sebelum makan
dan selang 30
menit kemudian
diminum sucralfate.
Dispensing Memeriksa penyiapan obat oleh tenagaTidak ditemukan
kesehatan di depo, apakah sesuai masalah
dengan yang diresepkan / ditulis
oleh dokter. Semua obat
disiapkan sesuai
dengan permintaan.
Proses penggunaan obat
Memeriksa pada proses penggunaanTidak ditemukan
obat IV pada pasien apakah masalah
diberikan langsung oleh tenaga
kesehatan. Semua obat diberikan
langsung oleh tenaga
Kesehatan kepada pasien.
Terkait pasien Memeriksa apakah pasien melakukan Pasien tidak
kesalahan dalam penggunaan patuh
obat minum obat
seperti tidak sukralfat
patuh minum obat dsb.
Terkait pemindahan Memeriksa apakah ada dilakukan Tidak ditemukan
pasien pemindahan ruang pasien selama masalah
rawat inap. Pasien tidak ada
pemindahan ruang
rawat.
Lainnya Tidak ada Tidak ada
23
4.3.1 Pengkajian Keamanan Terapi
diberikan pada pasien, baik pemilihan obatnya oleh pasien atau tenaga
jika:
3. Kombinasi obat dengan obat tidak tepat, atau obat dengan obat
24
2. Pedoman penatalaksanaan (guideline) penyakit yang sesuai dengan
diagnosis pasien
apakah bentuk sediaan obat sudah sesuai dengan keadaan pasien. Dalam
tidak dapat menerima obat dengan bentuk sediaan yang sedang digunakan
(PCNE, 2020).
pasien. Permasalahan dalam pengkajian dosis obat dapat berupa: dosis obat
terlalu rendah, dosis obat terlalu tinggi, regimen dosis terlalu lama, regimen
dosis terlalu sering, dan waktu penggunaan obat tidak tepat, tidak jelas atau
25
4.3.5 Pengkajian Dispensing Obat
dokter dalam bentuk aslinya dan tidak ada penyiapan perubahan bentuk
sediaan, semua obat disiapkan oleh tenaga kesehatan telah sesuai dengan
perintah dokter.
pemberian obat pasien, apakah obat tersebut tepat waktu diberikan oleh
semua obat diberikan oleh tenaga kesehatan kepada pasien secara tepat
waktu yaitu diberikan pada jam yang sama setiap harinya. Pengkajian
dan No. CM yang tertulis diresep dengan yang di gelang pasien, status
menyesuaikan juga nama pasien yang ada pada etiket obat. Dari pengkajian
yang dilakukan maka diketahui obat yang diberikan sudah tepat pasien.
26
langsung oleh tenaga kesehatan atau tidak. Dari hasil pengamatan
keluarga menggunakan secara tepat dan pada waktu yang telah ditentukan
disusunlah assesment and plan (SOAP) untuk tindak lanjut terapi obat
Subjetif (S) Objektif (O) Data Assessment (A) Plan (P) Rencana
Keadaan Masalah Terkait Obat tindak lanjut
Pasien
(1) Nyeri - Cefoperazon - Penggunaan Rekomendasikan
sulbactam, leukosit tgl antibiotik cefoperazon malakukan kultur
11-11-22 (12,29 x sulbactam belum bakteri penyebab
103/mm2), tgl 11-14- adekuat mengatasi infeksi agar dapat
22 (14,85 x 103/mm2), infeksi obstruksi of dipilih antibiotik
tgl 11-18-22 (27,69 x bile duct. yang tepat.
103/mm2). Direkomendasika
n
menggantikan
antibiotik
cefoperazon
sulbactam dengan
antibiotik
seftriakson
(maharani, 2009)
(2) Mual - Sucralfate 3x1 C1 / 8 - Penggunaan dosis - Disarankan
Muntah jam sucralfate syrup 3x1 pemberian
CI belum adekuat. sulcralfate syrup
500mg/5ml
dengan dosis 4x2
sendok takar (1
gr / 10 ml )(Drug
Information
Handbook, 2015).
27
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
disarankan:
28
DAFTAR PUSTAKA
Aditya PM, Suryadarma IGA. Laporan Kasus: sirosis hepatis. Bali: Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana; 2012.
American Pharmacist Association. 2019. Drug Information Handbook. 26th
edition. United States: Wolters Kluwer
Brama Ragil. Karakteristik Dan Evaluasi Kadar Bilirubin Directpre-
Operatif Dan Post-Operatif Pada Pasien Ikterik Obstruksi Post-
Hepatik. Jurnal Kedokteran Universitas Jambi.2013
Cipolle, R.J, Strand, L.M. & Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care
Practice, hal : 75, 82-83, 96-101, 116, Mc Graw Hill Company, New
York.
Depkes (2009). Pedoman Pemantauan Terapi Obat. Jakarta: Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik.
Fekaj, E., Jankulosvki, N., Matveeva, N. (2017). Obstructive Jaundice.
Austin Digestive System. 2(1): 1006.
Kemenkes RI. 2021. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Lacy, F.,C., Amstrong L.,L., Goldman,P.,M., dan Lance, L., L. 2015. Drug
Information Handbook, 23rd Edition, Part I and Part 2, Lexi-Comp,
USA
Lolita, D. Implementation Of Clinical Pharmaceutical Services In Rsdu Ade
Mohammad Djoen 2018 Sintang District Based On Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Of 2016.
Nair M, Peate I. Fundamentals of anatomy and physiology for nursing and
healthcare students. second. Vol. 53, Wiley Blackwell. USA:
Blackwell; 2019. Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id
PCNE. 2006. Classification For Drug Related Problems V9.1 (V9.1, pp. 5–
6). Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No. 72
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Risnah., Risnawati, HR., Azhar, M.U., Irwan, M. 2019. Terapi Non
Farmakologi dalam Penanganan Diagnosis Nyeri Akut pada Fraktur :
Systematic Review. Journal of Islamic Nursing. Vol 4 (2).
Saratu, Lusianah, 2010, AsuhanKeperawatam Kien Dengan Gangguan
Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media
"Secretion of Bile and the Role of Bile Acids In
Digestion". www.vivo.colostate.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2017-03-3.
Sjamsuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah. 3th Ed. Jakarta: Penerbitan buku
kedokteran EGC; 2010.P254-7,663-7,672-82,717-82.
Sulaiman, Ali. Pendekatan klinis pada pasien ikterus. In: Aru W Sudoyo, et
al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid 1. 5th Ed. Jakarta: Penerbitan
FKUI; 2007.p.420-3.
Surahman, pengaruh cardiopulmonar Bypass Terhadap Jumlah Leukosit
29
Pada Operasi Coronary Artery Bypass Graft, Jurnal Kedokteran, Mei
2010, Universitas Dipenogoro.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Tuuk, A. L., Panelewen, J., & Noersasongko, A. D. (2016). Profil kasus
batu empedu di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado periode Oktober
2015-Oktober 2016. e-CliniC, 4(2).
Yuswantina, R, Dyahariesti,N. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama
Semarang Vol.3 No.2. 2020.
Zhao, C, Liu,S. A Retrospective Study on Bile Culture and Antibiotic
Susceptibility Patterns of Patients with Biliary Tract Infections 2022
30
LAMPIRAN
31
Lampiran 1: Lanjutan
32
33