Anda di halaman 1dari 89

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI

PLSV MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN MENGGUNAKAN


MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS VII-A MTS FATAHILLAH TAHUN
2022/2023
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :
ENENG NURLIAH (20510105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI

i
ABSTRAK
Eneng Nurliah, (2022). Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam materi splsv
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan menggunakan bahan ajar
pada siswa kelas VII-A Mts Fatahillah tahun pelajaran 2022/2023.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reach). Masalah yang
dirumuskan pada penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan Problem Based Learning,
apakah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada istem Persamaan Linear Satu
Variabel dikelas VII-A? Tujuannya untuk menelaah meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa pada materi PLSV pada siswa kelas VII-A MTs Fatahillah melalui pendekatan Problem
Based Learning Hipotesis tindakan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa pada Sistem Persamaan Linear Satu Variabel dikelas VII-A mts fatahilah dapat
ditingkatkan melalui pendekatan Problem Based Learning. Penelitian ini dilakasanakan pada
siswa kelas VII-A Mts Fatahillah tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 48 orang.
Insrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa sebagai tes kemampuan penguasaan
konsep matematika siswa, berupa masalah atau soal yang lebih menitikberatkan pada
penguasaan konsep siswa mengenai Sistem Persamaan Linear Satu Variabel, untuk tes awal
(sebelum tindakan), tes siklus I dan siklus II (setelah pemberian tindakan, dan lembar observasi
guru dan siswa untuk kondisi pelaksanaan tindakan. Prosedur penelitian ini terdiri dari (1)
perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi. Pada
siklus I dengan model dengan metode ceramah, guru kurang optimal dalam memotivasi siswa
agar dapat menyimpulkan materi yang telah diberikan, guru kurang memberikan arahan dan
bimbingan pada siswa dalam tugas menyusun dan menyelesaikan soal, guru juga tidak
memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan kembali pengetahuan yang telah
diperolehnya. Demikian halnya dengan memprediksi soal yang lebih sulit juga kurang
maksimal. Adapun soal yang diajukan siswa adalah soal yang identik dengan contoh
sebelumnya dengan beberapa modifikasi yang diharapkan dan bobotnya lumayan sulit.
Kemudian pada siklus II dengan model pembelajaran Problem Bsed Learning, kelemahan pada
siklus I dapat diperbaiki oleh guru. Selain itu siswa tampak aktif pada pertemuan ke dua dan
ketiga, serta beberapa siswa mampu menyimpulkan materi, meyusun, dan menyelesaikan soal.
Bahkan sebagian dari siswa mampu memprediksi soal-soal lain dengan bobot lebih sulitdari
pada soal-soal yang telah diberikan sebelumnya oleh guru. Pelaksanaan tindakan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning untuk sikls I dan II menggunakan variasi model
pembelajaran biasa dan kontekstual. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspek
meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan karena dari
soal yang diujikan, dalam setiap tes semakin banyak siswa yang menunjukan peningkatan
aspek tersebut dalam jawabannya. Hal ini juga menunjukan kemandirian siswa dalam belajar
terutama strategi pemahaman mandiri mulai dari siklus I dan II. Selain itu nilai rata-rata dan
hasil tes siklus I yaitu 63,16 meningkat sebesar 23,00 dibanding nilai rata-rata hasil tes siklus
II yaitu 77,9 meningkat sebesar 37,74 dari rata-rata hasil tes awal sebesar 14,74 dibanding rata-
rata hasil tes siklus I. Berdasarkan indikator kerja, disimpilkan bahwa meningkatkan motivasi
dan hasil belajar pada materi Sistem persamaan linear satu variabel (plsv) siswa kelas VII-A
MTs Fatahillah dapat ditingkatkan melalui pendekatan Problem Based Learning.
Kata Kunci : meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi persamaan linear satu
variabel (plsv), pendekatan Problem Based Learning.

ii
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan karunia-nya, sehingga penyusun
laporan hasil penelitian Tindakan kelas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan laporan hasil penelitian ini merupakan bukti telah terlaksananya dengan judul
: “meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi Sistem persamaan linear satu variabel
(splsv) pada siswa kelas VII-A MTs Fatahillah.”
Penulisan menyadari bahwa seluruh rangkaian kegiatan penelitian mulai dari tahap
penyusunan proposal sampai penyusunan laporan hasil penelitian ini, penulis senantiasa
mendapatbantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan hingga terselesaikannya laporan hasil penelitian ini.
Terkhusus kepada guru dan kepala Mts Fatahillah , penulis sampaikan terima kasih atas
partisipasinya dalam PTK ini.
Tulisan ini juga sebagai tanda buktiku kepada ayah dan bundaku tercinta yang telah
memberikan inspirasi, semangat, motivasi, dan soanya yang begitu berarti dalam penyusunan
laporan hasil penelitian ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik dari semua pihak yang telah turut membantu
penulis dan semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Cimahi, 14 November 2022

Penulis

iii
Daftar Isi
Halaman Judul
Abstrak ............................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 1
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 2
Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................... 3
A. Kajian Teori ......................................................................................... 3
1. Hakikat Matematika ................................................................. 3
2. Kecerdasan Logis Matematika ................................................. 3
3. Belajar Dan Pembelajaran........................................................ 4
4. Keterkaitan Belajar Dan Pembelajaran .................................... 5
5. Model Pembelajaran Pbl .......................................................... 6
6. Materi Splsv ............................................................................. 7
7. Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Pada Splsv ........ 9
B. Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 14
C. Kerangka Berfikir ................................................................................ 14
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 15
Bab III Metode Penelitian ............................................................................... 16
A. Objek Penelitian ................................................................................... 16
B. Seting/Lokasi/Subjek Penelitian .......................................................... 16
C. Prosedur Penelitian .............................................................................. 16
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 17
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan ....................................................... 19
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 19
1. Keiatan Pendahuluan ..................................................................... 20
2. Tindakan Siklus I ........................................................................... 25
3. Tindakan Siklus II .......................................................................... 27
B. Pembahasa............................................................................................ 28
Bab V Penutup ................................................................................................ 32
A. Kesimpulan .......................................................................................... 32
B. Saran .................................................................................................... 32
Daftar Pustaka .................................................................................................. 33
Lampiran .......................................................................................................... 34

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era informasi dan era globalisasi dewasa ini yang diwarnai oleh
persaingan yang ketat dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
sangat membutuhkan manusia-manusia cerdas, terampil dan profesional yang sanggup
menguasai sains dan teknologi. Soedjadi (1994 : 1) mengemukakan bahwa untuk
menghadapi abad 21 diperkirakan akan diwarnai oleh persaingan, bangsa Indonesia
mutlak perlu memiliki warga yang bermutu dan berkualitas tinggi. Dalam upaya
pengembangan kualitas manusia Indonesia, patokan minimal yang harus dicapai adalah
tumbuhnya kemampuan berpikir logis dan sikap kemandirian dalam diri peserta didik.
Untuk itu, sistem pembelajaran yang mengutamakan matematika dan ilmu pengetahuan
lainnya menjadi prasyarat bagi proses pendidikan untuk membentuk manusia Indonesia
yang mampu menghadapi dan mengantisipasi tantangan di masa yang akan datang
(Semiawan, 1991 : 35).
Upaya pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang
standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dan menengah serta Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan mulai tahun 2006/2007 melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 merupakan langkah
strategis untuk menjawab kelemahan-kelemahan pembelajaran (Muslich, 2007:12).
Oleh karena itu, guru harus memiliki wawasan yang luas khususnya materi-
materi yang diajarkan kepada siswa sehingga guru juga mampu mengetahui batasan-
batasan materi yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan selain guru dapat memiliki
wawasan luas juga sebagai apersepsi proses pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah sistem persamaan linier satu Variabel itu ?
2) Metode-metode menyelesaikan sistem persamaan linier satu variabel ?
3) Apa motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika?
4) Bagaimana penerapan PBL pada materi SPLSV ?
C. Tujuan penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam materi splsv menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep
dalam belajar matematika khususnya pada materi persamaan linear satu variabel
2. Bagi guru yaitu melalui penelitian ini guru dapat mengetahui pendekatan
pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di

1
kelas. sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dapat
dikurangi.
3. Bagi sekolah yaitu melalui penelitian ini prestasi belajar matematika dapat
diting katkan. Selain itu, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang
baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika,
4. Bagi peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas ini dapat diketahui secara
langsung permasalahan pembelajaran matematika yang ada di kelas, khususnya
dalam hal meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa. Selain itu,
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tindakan kelas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Matematika
Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “manthenein”, yang
artinya “mempelajari”. Dalam buku Landasan Matematika, Andi Hakim Nasution tidak
menggunakan istilah “ilmu pasti” dalam menyebut istilah ini.20 Penggunaan kata “ilmu
pasti” untuk “mathematics” seolah-olah membenarkan pendapat bahwa di dalam
matematika semua hal sudah pasti dan tidak dapat diubah lagi. Padahal, kenyataan
sebenarnya tidaklah demikian. Dalam matematika, banyak terdapat pokok bahasan
yang justru tidak pasti, misalnya dalam statistika ada probabilitas (kemungkinan),
perkembangan dari logika konvensional yang memiliki 0 dan 1 ke fuzzy yang bernilai
antara 0 sampai 1, dan seterusnya.21 Menurut Johnson dan Myklebust, matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berpikir.22 Lerner mengemukakan bahwa matematika disamping
sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan
manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan
kuantitas. Kline juga mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis
dan ciri utamanya adalah menggunakan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan cara bernalar induktif.23 Dari berbagai pendapat tentang hakikat
matematika yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah bahasa simbolis yang memungkinkan manusia untuk menggunakan cara
bernalar deduktif maupun induktif.
2. Kecerdasan Logis Matematis
Kecerdasan manusia menurut Gardner adalah kecerdasan logis matematis.
Kecerdasan ini berkaitan dengan berhitung atau menggunakan angka dalam kehidupan
sehari-hari. Kecerdasan logis matematis menuntut seseorang berpikir secara logis,
linier, teratur yang dalam teori belahan otak disebut berpikir konvergen, atau dalam
fungsi belahan otak, kecerdasan logis matematis merupakan fungsi kerja otak belahan
kiri Dalam perjalanan hidup seseorang, kecerdasan logis matematis ini memberikan
andil yang sangat besar terutama dalam membantu memberikan makna secara
kuantitatif atas suatu hasil yang dilakukannya. Kecerdasan logis matematis dapat
dikembangkan dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
❖ Menceritakan masalah yang dihadapi sehari-hari
❖ Menerjemahkan masalah kedalam model matematika
❖ Menciptakan ketepatan waktu untuk memecahkan masalah
❖ Merencanakan dan melakukan suatu eksperimen
❖ Membuat suatu Teknik
❖ Membuat diagram venn untuk penyelesaiannya
❖ Membuat silogisme untuk mendemonstrasikan hasil
❖ Membuat analogi untuk menjelaskan
❖ Menggunakan keterampilan dalam berpikir

3
❖ Merancang suatu pola, kode, atau symbol untuk berpikir sesuatu
❖ Mengategorikan fakta-fakta yang dipelajari
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis matematis
adalah kecerdasan yang berkaitan dengan berhitung dan menuntut seseorang berpikir
secara logis, linier, dan teratur sehingga dapat memberikan makna secara kuantitaif atas
suatu hasil yang dilakukannya.
3. Belajar dan Pembelajaran
1. Hakikat Belajar
a. Definisi Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Pada
dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif
positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Definisi belajar menurut para ahli, adalah sebagai berikut:
• Hilgard dan Bower, mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu,
dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).
• Gagne, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu ke waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
• Morgan, mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
• Witheringthon, mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman yang menimbulkan perilaku baru yang relatif positif.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Terdapat prinsip-prinsip umum berkaitan dengan proses belajar, yaitu:
1). Perhatian dan motivasi
Perhatian memegang peranan penting dalam proses belajar. Tanpa
perhatian maka tidak ada kegiatan belajar. Anak akan memberikan perhatian,
ketika mata pelajarannya sesuai dengan kebutuhannya. Apabila mata pelajaran
itu sesuai dengan sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut

4
atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi
untuk mempelajarinya. Jika siswa tidak mempunyai perhatian alami, maka ia
perlu dibangkitkan perhatiannya. Disamping itu, motivasi mempunyai perhatian
besar dalam belajar. Motivasi merupakan mesin penggerak yang mendorong
siswa melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi dapat menjadi alat dan tujuan
pembelajaran.
2). Keaktifan
Dalam tataran praksis keaktifan siswa dapat dilihat dalam aktivitasnya
sehari-hari, misalnya ia sering membaca buku pelajaran,serius menyimak
keterangan guru, sering bertanya kepada guru, aktif dalam diskusi kelas, rajin
berlatih dalam penguasaan keterampilan, dan lain-lain.
3). Keterlibatan langsung dan berpengalaman
Keterlibatan siswa dalam belajar bukan hanya diartikan sebagai
keterlibatan fisik semata, tapi juga keterlibatan emosional, kegiatan berfikir,
penghayatan, dan internalisasi.
4). Pengulangan
Pengulangan dalam belajar dikemukakan dalam teori koneksionisme
atau psikologi asosiasi, dengan prinsip yang terkenal law of exercise, latihan
yang diulang-ulang akan memberikan hasil belajar sesuai dengan yang
diinginkan.
5). Tantangan
Dalam situasi belajar siswa berada dalam tujuan yang ingin dicapai,
tetapi selalu mendapatkan tantangan dan hambatan dalam mempelajari bahan
pelajaran. Dengan hambatan dan tantangan itu timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
6). Penguatan
Penguatan dapat berarti hasil belajar yang menyenangkan (positif) dan
dapat pula berupa hasil belajar yang tidak menyenangkan (negatif). Anak yang
nilai belajarnya baik akan mendapatkan gairah belajar, sedangkan anak yang
mendapatkan nilai jelek akan takut tidak lulus dan berupaya meningkatkan
aktivitas belajarnya
7). Perbedaan individual
Dalam proses belajar guru harus memperhatikan perbedaan individual
siswa agar dapat menyesuaikan materi, metode, irama, dan tempo penyampaian.
Bagi siswa yang tingkat kemampuannya rendah, guru harus memberikan
perhatian lebih dengan latihanlatihan atau pelajaran-pelajaran ekstra.
Sedangkan bagi yang kemampuannya menonjol, guru memberikan penugasan
yang lebih intensif daripada anak yang lain.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsipprinsip
belajar mencangkup perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung
dan berpengalaman, pengulangan, tantangan, penguatan, dan perbedaan
individual yang harus dipahami oleh guru.
4. Keterkaitan Belajar dan Pembelajaran

5
Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam
sebuah sistem, proses belajar dan pembelajaran memerlukan masukan dasar (raw
input) yang merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar
(learning teaching process) dengan harapan berubah menjadi keluaran (output)
dengan kompetensi tertentu. Selain itu, proses belajar dan pembelajaran
dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan yang menjadi masukan lingkungan
(environment input) dan faktor instrumental (instrumental input) yang merupakan
faktor yang secara sengaja dirancang untuk menunjang proses belajar mengajar dan
keluaran yang ingin dihasilkan.
5. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
1. Definisi Pembelajaran PBL
Model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning merupakan suatu
pembelajaran berlandaskan masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat
pengetahuan yang penting, yang menjadikan mereka mahir dalam memecahkan
masalah, serta memiliki strategi belajar sendiri dan kemampuan dalam
berpartisipasi di dalam tim. Proses pembelajaran pada model pembelajaran PBL
menggunakan pendekatan yang lebih sistematik guna memecahkan sebuah problem
dan menghadapi tantangan yang kemungkinan besar bakal menghadang dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan begini, nantinya siswa diharapkan siap dan terlatih
untuk menghadapi problematika dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
Rumusan dari Dutch (1994), Problem Based Learning (PBL) adalah
instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”, mewujudkan
kerjasama yang baik dalam kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata.
Masalah ini digunakan agar rasa ingin tahu serta kemampuan analisis siswa dan
inisiatif atas materi pelajaran bisa terpancing dan terpacu.
Jadi, model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning (PBL) dapat kita
katakan sebagai model pembelajaran yang mempersiapkan siswa untuk berpikir
kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang
sesuai guna menghadapi suatu problem yang ada.
Model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning memiliki perbedaan
penting dengan pembelajaran penemuan (discovery learning). Sebab, pembelajaran
penemuan didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu dan
penyelidikan siswa.
Prinsip model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning terkait dengan
masalah kehidupan nyata, sehingga siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih
dan melakukan penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh
yang diperlukan dalam memecahkan masalah

2. Unsur-Unsur Pembelajaran PBL


1) Integrated Learning
2) Contextual Learning
3) Contructivist Learning
4) Active Learning

6
5) Learning Interesting
3. Karakteristik Pembelajaran PBL
Menurut (Trianto, 2009 :93), karakteristik model pembelajaran PBL adalah sebagai
berikut :
1) Adanya pengajuan pertanyaan atau masalah
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3) Penyelidikan Autentik
4) Menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan
5) Kerja sama
4. Kelebihan dan Kekurangan Model PBL
Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model PBL antara
lain:
1) Peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
keadaan nyata
2) Mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas
belajar
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi
beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok
5) Peserta didik terbiasa menggunakan sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi
6) Peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
7) Peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka, dan
8) Kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Sedangkan, kekurangan model PBL antara lain :
1) Pembelajaran Berbasis Masalah tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL
lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang
kaitannya dengan pemecahan masalah, dan
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang
tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagiantugas.
6. Materi Persamaan Linear Satu Variabel (SPLSV)
a. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel
Perhatikan persamaan-persamaan berikut:
a. 2𝑥 + 5 = 3
b. 1 – 2𝑦 = 6
c. 𝑧 + 1 = 2𝑧
Variabel pada persamaan (1) adalah 𝑥, pada persamaan (2) adalah 𝑦, dan pada
persamaan (3) adalah 𝑧. Persamaan-persamaan di atas adalah contoh bentuk
persamaan linear satu variabel, karena masing-masing persamaan memiliki satu
7
variabel dan berpangkat satu. Variabel 𝑥, y, dan z adalah variabel pada himpunan
tertentu yang ditentukan dari masing-masing persamaan tersebut.
Persamaan linear satu variabel dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑎𝑥 = 𝑏 atau 𝑎𝑥
+ 𝑏 = 𝑐 dengan a, b, dan c adalah konstanta, 𝑎 ≠ 0, dan 𝑥 variabel pada suatu
himpunan.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut:
5𝑚 + 4 = 2𝑚 + 16
Penyelesaian:
5𝑚 + 4 = 2𝑚 + 16 5𝑚 + 4 − 4 = 2𝑚 + 16 − 4 kedua ruas dikurang 4
5𝑚 + 0 = 2𝑚 + 12
5𝑚 − 2𝑚 = 2𝑚 + 12 − 2𝑚 kedua ruas dikurang 2𝑚
5𝑚 − 2𝑚 = 2𝑚 − 2𝑚 + 12 sifat komutatif
penjumlahan
3𝑚 = 0 + 12
3𝑚 = 12 3𝑚
3𝑚 12
= kedua ruas dibagi 3
3 3
𝑚=4
Maka himpunan penyelesaiannya adalah {4}.

b. Penyelesaian dan Bukan Penyelesaian


Misalkan suatu persamaan 𝑥 + 3 = 7 dengan variabel 𝑥 adalah 2, 3, dan 4. Untuk
menyelesaikan persamaan ini, kita pilih pengganti 𝑥, yaitu:
𝑥 = 2, maka 2 + 3 = 7, pernyataan salah
𝑥 = 3, maka 3 + 3 = 7, pernyataan salah
𝑥 = 4, maka 4 + 3 = 7, pernyataan benar.
Untuk 𝑥 = 4, kalimat di atas menjadi benar, maka bilangan 4 disebut
penyelesaiannya (jawaban atau akar) dari persamaan tersebut. Jadi, ditulis akarnya
= 4. Bilangan pengganti 𝑥 yang membuat pernyataan salah, bukan merupakan
penyelesaiannya seperti untuk 𝑥 = 2 dan 3 bukan merupakan akar persamaan
tersebut. Cara menentukan penyelesaian di atas disebut cara substitusi.
Untuk menentukan penyelesaian suatu persamaan, selain dengan cara substitusi
dapat juga dengan cara menjumlah, mengurangi, mengali, atau membagi kedua ruas
persamaan dengan bilangan yang sama.
1. Penjumlahan atau Pengurangan
Menambah dan mengurangi kedua ruas persamaan
Contoh:
Tentukan penyelesaian dari 𝑥 – 5 = 8.
Penyelesaian:
𝑥 – 5 = 8 ⇔ 𝑥 – 5 + 5 = 8 + 5 (kedua ruas ditambahkan 5) ⇔ 𝑥 = 13
Jadi, penyelesaian persamaan itu adalah 13.
2. Perkalian atau Pembagian Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan
dengan bilangan yang sama.

8
Contoh:
5𝑥 = 8
Penyelesaian:
5𝑥 = 8
1 1 1
⇔ 5 𝑥 5𝑥 = 5 𝑥 8 (kedua ruas dikali 5 )
⇔𝑥=85
8
Jadi, penyelesaiannya adalah 5

c. Penerapan PLSV dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dapat diselesaikan
dengan konsep matematika. Di antaranya persoalan bisnis, pekerjaan, dan
sebagainya. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut perlu diperhatikan
langkah-langkah berikut
1. Pemahaman terhadap permasalahan tersebut.
2. Menerjemahkan permasalahan tersebut dalam bentuk kalimat matematika
(persamaan).
3. Menyelesaikan persamaan tersebut.
4. Memeriksa hasil penyelesaian dengan mengaitkannya pada permasalahan
awal. Contoh:
Suatu kolam renang berbentuk persegi panjang memiliki lebar 7
kurangnya dari panjangnya dan keliling 86 m. Tentukanlah ukuran panjang
dan lebarnya. Penyelesaian:
Misalkan panjang = 𝑥 m, maka lebarnya (x – 7) m.
Keliling = 2(𝑥) + 2(𝑥 − 7)
⇔ 𝑘 = 2𝑥 + 2𝑥 − 14
⇔ 86 = 4𝑥 − 14
⇔ 86 = 4𝑥 − 14
⇔ 86 = +14 = 4
⇔ 4𝑥 = 100
100
⇔𝑥= = 25
4
Ukuran kolam, panjang 25 m dan lebar (25 – 7) m = 18 m.
7. Pembelajara Matematika Berbasis Masalah pada Sistem Persamaan Linear Satu
Variabel (SPLSV)
a. Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik,
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (PP nomor 32 tahun 2013). Interaksi yang dihubungkan dengan matematika
berarti interaksi tersebut berada dalam lingkup matematika. Interaksi dalam lingkup
matematika merupakan pembelajaran matematika. Sedangkan pembelajaran
matematika menurut Soedjadi (2000: 6) merupakan upaya yang dilakukan oleh guru
dalam membuat siswa belajar matematika secara optimal. Dari dua pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah kegiatan guru

9
yang membuat peserta didik dapat berinteraksi dengan peserta didik lain, pendidik,
dan sumber belajar dalam lingkup matematika.
Setiap pembelajaran pasti memiliki tujuan di dalamnya. Oleh karena itu,
pencapaian tujuan pembelajaran harus sesuai dengan pilar pendidikan. Erman
Suherman (2003:3) menyatakan bahwa agar tujuan pembelajaran matematika
tercapai dengan baik, maka pembelajaran yang diterapkan hendaknya memenuhi
empat pilar pendidikan, yaitu: (1) learning to know; (2) learning to do; (3) learning
to be; (4) learning to live together.
Learning to know (belajar untuk mengetahui) berarti belajar memahami
pengetahuan matematika (konsep, prinsip, idea, teorema). Sedangkan learning to
do (belajar untuk bisa melakukan sesuatu) berarti belajar melaksanakan proses
matematika sesuai dengan kemampuan dasar matematika jenjang sekolah yang
bersangkutan. Pilar ketiga yaitu learning to be (belajar menjiwai) artinya belajar
menjadi dirinya sendiri, belajar memahami dan menghargai proses matematika
dengan cara menunjukkan sikap kerja keras, ulet, disiplin, jujur, dan mempunyai
motif berprestasi. Serta learning to live together (belajar bersosialisasi dengan
sesama teman) artinya belajar memahami orang lain, bekerja sama, menghargai dan
memahami pendapat yang berbeda, serta saling menyumbang pendapat.
As’ari (Rahmawati, 2011:11) menjelaskan bahwa pembelajaran matematika
yang baik hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1) Pemberian informasi, perintah, dan pertanyaan oleh guru hendaknya hanya
sekitar 10% sampai dengan 30%, selebihnya hendaknya berasal dari siswa.
2) Siswa mencari informasi sendiri dengan melakukan kegiatan mencari, memilih,
dan menggunakan berbagai sumber informasi.
3) Siswa mengambil inisiatif lebih banyak dalam kegiatan pembelajaran.
4) Siswa mengajukan pertanyaan.
5) Siswa berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran.
6) Terdapat penilaian diri dan penilaian sejawat
Pembelajaran matematika harus memenuhi standar minimal yang telah
ditentukan oleh pemerintah. Dalam kajian teori ini akan dibahas standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian terkait
pembelajaran matematika pada tingkat satuan pendidikan menengah. Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah menyebutkan
bahwa kompetensi lulusan SMP/MTs memiliki tiga dimensi yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (Permendikbud nomor 20 tahun 2016).
Beberapa kualifikasi kemampuan yang harus dicapai dari ketiga dimensi
tersebut dapat dicermati dalam tabel 1.

10
Dimensi Kualitas Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berkarakter, jujur, dan peduli
3. Bertanggungjawab
4. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan
dengan:
1. Ilmu pengetahuan,
2. Teknologi,
3. Seni, dan
4. Budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks
diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. Produktif
3. Kritis
4. Mandiri
5. Kolaboratif,
6. Komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang
dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri

Dalam Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan
menengah disebutkan bahwa dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut
telah ditetapkan SKL yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan standar isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi siswa untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah menyatakan bahwa, proses pembelajran pada suatu pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Prinsip pembelajaran yang
digunakan sebagai berikut.
1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu

11
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan pengunaan.pendekatan ilmiah
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
7. Dari pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskill) dan keterampilan
mental (softskills).
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai
pembelajar sepanjang hayat.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah,
dan dimana saja adalah kelas.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi siswa dan
efektivitas pembelajaran.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan penilaian otentik (authentic assesment)
yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan
penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan
belajar peserta didik. Hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Dalam
penelitian ini hanya terbatas pada penilaian ulangan harian.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian yng menyatakan
bahwa hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk angka skala
0-100 dan penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk mendapatkan informasi deskriptif
mengenai perilaku peserta didik.
Dengan mengetahui pembelajaran matematika SMP, dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran dapat lebih terarah. Selain itu, peran perangkat pembelajaran dapat
menyesuaikan dengan pembelajaran matematika SMP secara umum.
b. Pembelajaran Berbasis Masalah 1) Pengertian Djamilah Bondan Widjajanti (2011:
3) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai dasar atau titik awal dari
pembelajaran. Menurut Fogarty (Made Wena, 2009: 91) strategi belajar berbasis
masalah (problem based learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

12
membuat suatu konfrontasi untuk siswa dengan permasalahan-permasalahan
praktis, berbentuk open-ended. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang
menggunakan permasalahan nyata sebagai awal dari proses pembelajaran yang
memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan penyelidikan, melakukan
komunikasi berupa diskusi, mengajukan ide-ide, dan melakukan demonstrasi dari
penyelesaian masalah tersebut. Pembelajaran menggunakan pendekatan berbasis
masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Ketika pembelajaran
berlangsung, diharapkan siswa tidak hanya sekadar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa dapat aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari, dan mengolah data hingga menyimpulkan. Selain itu
pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah juga menekankan pada
pemecahan masalah, sehingga masalah merupakan komponen pertama dan utama
dalam pembelajaran. Masalah yang dihadirkan di setiap pembelajaran diharapkan
dapat merangsang siswa untuk mengikuti pembelajaran dan menantang siswa untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
c. Karakteristik dan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Wina Sanjaya (2011: 214), pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan problem based learning mempunyai tiga ciri utama, yaitu:
• Terdapat rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam penerapannya
problem based learning menuntut adanya sejumlah kegiatan yang dilakukan
oleh siswa, sehingga siswa cenderung dituntut untuk aktif berperan dalam
pembelajaran
• Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena
itu, masalah merupakan kunci dari proses pembelajaran yang dilakukan. Tanpa
masalah tidak akan mungkin proses pembelajaran dengan pendekatan PBL
berjalan.
• Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah. Artinya dikembangkan proses berpikir deduktif dan induktif yang
dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah
dengan menggunakan tahap-tahap tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada fakta dan data yang jelas. Sementara itu
menurut Savoie dan Hughes (Made Wena, 2009: 91-92)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, PBL mempunyai karakteristik
antara lain adalah pembelajaran dimulai dari suatu permasalahan yang menantang
bagi siswa, permasalahan yang diajukan berhubungan dengan dunia nyata atau
dunia siswa, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk 33 menyelesaikan masalah
yang diajukan dalam bentuk penyelidikan individu ataupun diskusi, guru berperan
sebagai fasilitator dan siswa diberikan tanggung jawab besar untuk belajar mandiri,
dan siswa dituntut untuk melakukan presentasi untuk mendemonstrasikan atau
menjelaskan gagasan mereka..

13
B. Penelitian Yang Relevan
Ria Fitriana, dalam penelitiannya pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran PBL Dengan Metode Portofolio Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII MTs Al- Ma’arif Tulungagung Tahun Pelajaran
2012/2013”. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran PBL dengan hasil belajar
matematika materi bangun datar segiempat siswa kelas VII MTs.A Ma’arif
Tulungagung semester genap tahun ajaran 2012/2013.
E. Kerangka Berfikir Penelitian
Penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) berbasis
masalah diharapkan siswa selalu aktif dalam belajar kelompok. Sehingga dari proses
ini hasil belajar dapat ditingkatkan. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
tergambarkan seperti berikut :

Pembelajaran

Pembelajaran
Pembelajaran
PBL berbasis
Konvensional
Masalah

Kreativi Motivasi Minat Kreativitas Motivasi


Minat
tas siswa Siswa siswa siswa
Siswa
Rendah siswa rendah Meningkat meningkat rendah
rendah

Hasil
Hasil Belajar
Belajar mening
Tetap kat
Gambar 1.1
Kerangka Berfikir Penelitian

14
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian Pustaka, kerangka berfikir, dan adanya penelitian yang
relevan diatas, maka hipotesis penelitian Tindakan kelas ini adalah meningkatkan
motivasi dan hasil belajar pada materi Sistem persamaan linear satu variabel (splsv)
pada siswa kelas VII-A MTs Fatahillah dapat ditingkatkan melalui pendekatan metode
Problem Based Learning (PBL).

15
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut, sebagai acuan implementasi tindakan yang dipilih pada
konsep yyang dipelajari dan diidentifikasi, kemudian guru menyusun sebuah
pendekatan. Subjek penelitian adalah guru matematika Mts Fatahillah.
B. Seting/Lokasi/Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di Mts Fatahillah yang beralamat di JL.
CIGUGUR TENGAH NO. 45, Cigugur Tengah, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi,
Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 Oktober 2022 sampai tanggal
03 November 2022 pada semester genap tahun ajaran 2022/2023 dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas VII-A dengan jumlah siswa 48 orang yang terdiri dari 14
orang laki-laki dan 14 orang perempuan.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus yang didasarkan pada
silabus pengajaran guru matematika kelas VII-A. Tiap siklus dilaksanakan sesuai denga
perubahan yang ingin dicapai. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 pertemuan
yaitu pada tanggal 27 Oktober sampai 03 November 2022. Sebelum dilaksanakan
tindakan, peneliti membahas kembali dengan maksud untuk mengetahui kemampuan
penalaran siswa yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan yaitu Persamaan
Linear satu Variabel (PLSV) dan Sistem Pertidaksamaan Linear satu Variabel
(SPtLSV).
1. Siklus I
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut :
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan-persiapan untuk melakukan perencanaan
tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi
guru dan siswa, lembar kerja siswa dan membuat alat evaluasi dengan berupa
tes tertulis.
b) Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yaitu 2 (dua) kali pertemuan untuk setiap siklus.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai acuan penyusunan
skenario pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan
• Menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran
• Memotivasi siswa
• Memberikan Apresiasi
2. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan konsep materi PLSV secara klasikal.
• Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 6 kelompok masing-
masing kelompok terdiri dari 6-7 orang, kemudian siswa diminta untuk
mempelajari LKS.

16
• Dalam kegiatan pembelajaran secara umum, siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah kegiatan yang tertera dalam LKS,
diskusi kelompok, serta tanya jawab dari setiap kelompok serta
mengerjakan soal-soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggungjawab
terhadap kelompoknya.
3. Kegiatan Penutup
• Guru bersama siswa merangkum hasil pembahasan
• Guru bersama siswa melakukan refleksi
• Guru memberikan evaluasi seperti PR atau latihan soal untuk
meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan
c) Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati
adalah untuk melihat keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
d) Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi
pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang
dilakukan bila dijumpai satu komponen di bawah ini belum terpenuhi, yaitu
sebagai berikut :
Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70
Ketentuan klasikal jika ≥ 80% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
individual yang diambil dari tes hasil belajar.
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dalam memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada tahap
siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini, yaitu
sebagai berikut : Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang
kolaborator untuk merekam prilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa Instrumen yang
digunakan pada penelitian PTK ini terdiri dari :
1. Lembar Tes/Ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa
3. Lembar observasi guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru
E. Teknik analisis Data
Data tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui ketuntasan tingkat
keberhasilan belajar pada materi SPLSV dan SPtLSV dengan menggunakan model
pembelajaran PBL (Prablem Based Learning). Kriteria ketuntasan minimal (KKM)
secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.
F. Cara Pengambilan Kesimpulan

17
Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari segi proses dan
hasil atau nilai yang diperoleh siswa. Pertama, dari segi proses dikategorikan berhasil
apabila minimal 80% proses pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan skenario
pembelajaran. Kedua, dari segi hasilnya tindakan dikategorikan berhasil apabila
minimal 80% siswa telah memperoleh nilai minimal 60 secara perorangan. Hal ini
merupakan ketentuan musyawarah guru mata pelajaran matematika yang diterapkan di
Mts Fatahillah.
G. Alur Penelitian Tindakan Kelas

permasalahan Alternatif pemecahan Pelaksanaan


(rencana tindakan I) tindakan I

Siklus I
Observasi I
Analisis data I (monitoring)
Refleksi I

Belum Alternatif pemecahan Pelaksanaan


terselesaikan (rencana tindakan II) tindakan II

Siklus II

Refleksi II Analisis data II Observasi II

terselesaikan

18
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan
Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi awal dan wawancara dengan guru
bidang studi Matematika Mts Fatahillah pada hari Senin, tanggal 17 Oktober 2022 pada
semester genap tahun akademik 2022/2023. Hasil observasi awal dan wawancara, masalah
yang dirasakan oleh guru tersebut adalah kesulitan dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran yang tepat, sehingga mengakibatkan siswa tidak mampu menerima
pengetahuan matematika dengan baik.
Masalah lainnya adalah rendahnya pemahaman dan penguasaan konsep matematika
siswa khususnya pada materi persamaan linear satu variabel dan Pertidaksamaan linear satu
variabel, karena kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran tergolong masih
sangat rendah. Siswa kesulitan dalam menjelaskan kembali pengetahuan matematika yang
telah diperolehnya. Namun masalah semakin konkret ketika hasil ulangan semester siswa
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa khususnya pada kemampuan menyelesaikan
soal persamaan dan Pertidaksamaan linear satu variabel sangatlah rendah.
Kemudian berdasarkan hasil wawancara yang kedua kalinya pada hari Kamis, 20
Oktober 2022 guru dan peneliti telah sepakat untuk menggunakan pendekatan PBL dalam
pembelajaran matematika di kelas VII-A dalam rangka mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
Berdasarkan pertemuan selanjutnya antara guru dan peneliti, telah disepakati untuk
menggunakan materi persamaan dan Pertidaksamaan linear satu variabel berdasarkan
modifikasi silabus pengajaran guru. Kemudian pada hari kamis, 27 Oktober 2022 peneliti
memperoleh izin dari kepala sekolah untuk melakukan penelitian di MTs Fatahillah
khususnya di kelas VII-A, yang didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi
permasalahan guru yang bersangkutan dalam suatu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Sebelum memasuki tahap pemberian tindakan, pada hari Kamis, 27 Oktober 2022
diadakan tes awal untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa kelas VII-A terhadap
materi persamaan dan Pertidaksamaan linear satu variabel. Guru beserta peneliti
memberikan tes awal secara tertulis. Pelaksanaan tes menggunakan 2 jam pelajaran dan
berlangsung dengan lancar dan terkendali. Pemberian tes awal ini dimaksudkan sebagai
acuan awal untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar matematika siswa
kelas VII-A di Mts Fatahillah selama pendekatan PBL diterapkan. Secara sederhana, nilai
awal diperlukan dalam pengolahan nilai peningkatan (improvement point) setelah
pemberian tindakan pada setiap siklus yang telah direncanakan.
Oleh karena itu, dari nilai tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kemampuan penguasaan konsep matematika siswa kelas VII-A MTs Fatahillah masih
rendah yaitu 40,03 dari nilai maksimal yang mungkin dicapai siswa yaitu 100. Disamping
itu, ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya mencapai 10%.
2. Tindakan siklus I
a) Perencanaan

19
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang dijadikan acuan penelitian. RPP yang
dibuat untuk siklus I terdiri dari 1 pertemuan pada materi "Persamaan Linear Satu
Variabel" dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran pada RPP siklus I, kemudian disusun
skenario pembelajaran untuk setiap pertemuan. Penerapan pendekatan reciprocal
teaching pada siklus I dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi serta
memiliki indikator: (1) Menemukan konsep persamaan dan Pertidaksamaan linear satu
variabel, (2) menentukan nilai variabel dari soal yang diketahui, dan (3) menyelesaikan
masalah nyata yang berkaitan dengan PLSV. Kemudian peneliti membuat lembar
observasi yang ditujukan pada guru dan siswa (aspek yang diobservasi didasarkan pada
langkah-langkah pembelajaran pada RPP), merancang perangkat evaluasi untuk tes
siklus I.
Persiapan lainnya adalah lebih memantapkan pengetahuan dan pemahaman
guru mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning
(PBL).
b) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru matematika kelas VII-A diMTs
Fatahillah, sedangkan Peneliti bertindak sebagai pengamat (observer). Tindakan
Pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
1. Penyajian kelas Pertama (Pertemuan Pertama)
Penyajian kelas pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 27 November 2022
dengan materi "Kalimat terbuka dan tertutup". RPP yang telah dipersiapkan
sebelumnya menggunakan pendekatan PBL dengan metode ceramah dan diskusi 1.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pelajaran yang dilakukan oleh
guru dengan mengucapkan salam dan seharusnya menyampaikan tujuan pem-
belajaran yang akan dicapai pada pertemuan pertama, tapi hal itu tidak dilakukan
oleh guru. Selanjutnya, guru mengabsen siswa, tujuannya agar guru dan siswa
saling kenal serta guru memberikan ice breaking agar semangat dalam
pembelajaran.
Guru memulai materi dengan memberikan definisi kalimat terbuka dan tertutup
bahwa "Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum diketahui nilai kebenarannya.
Biasanya, kalimat terbuka memuat variabel. Jika variabel diganti dengan bilangan
tertentu, kalimat terbuka akan menjadi pernyataan bernilai benar atau salah.
Misalnya, ada sebuah kalimat yang menyatakan "8 dikurangi suatu bilangan akan
menghasilkan 6'. Kalimat ini merupakan contoh kalimat terbuka karena belum
memiliki kepastian atau kebenaran. Sedangkan kalimat tertutup adalah sebuah
kalimat yang sudah diketahui seperti apa nilai kebenarannya. Kalimat tertutup juga
dapat bernilai hanya benar dan salah saja. Contoh: 6 < 3 (kalimat pernyataan
tertutup ini salah) 8 +5=13 (kalimat pernyataan tertutup ini benar)". Guru mengajak
siswa untuk aktif memberikan contoh-contoh kalimat terbuka dan tertutup yang
telah dipahami. Sebagian besar siswa secara kompak mampu memberi respon
positif sesuai dengan yang diharapkan. Guru memberikan apresiasi dalam
keberanian atas siswanya dengan ungkapan "Bagus!!, Mari kita kerjakan bersama-

20
sama. Ayo perhatikan semuanya!." Lanjut guru sambil memandu siswa
menyelesaikan satu contoh soal agar semua siswa lebih paham lagi.
Dalam kegiatan ini juga, guru memberikan beberapa soal latihan untuk
dikerjakan siswa. Siswa menulis contoh pada buku catatan nya, kemudian guru
meminta tanggapan siswa apakah soal yang diberikan dapat dipahami atau belum.
Selanjutnya guru memberikan contoh persamaan linear satu variabel seperti
pada skenario dalam RPP. Siswa tampak serius mengikuti pelajaran. Walaupun ada
siswa yang bercanda dengan temannya, sehingg mengganggu situasi pembelajaran
di kelas. beberapa siswa menulis contoh pada buku catatannya. Kemudian guru
meminta tanggapan siswa apakah contoh-contoh yang diberikan sudah dipahami
atau belum. Guru meminta siswa mengerjakan beberapa soal yang ada di papan
tulis. Selanjutnya, Guru mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban yang
diperoleh. Kemudian guru menyuruh siswa untuk menuliskan jawaban yang benar
dan siswa lainnya menanggapi jawaban tersebut. Setelah guru memastikan jawaban
siswa benar, siswa diberi tugas membuat soal baru yang identik dengan contoh soal
yang sudah diberikan.
Sementara siswa mencoba membuat soal baru, guru mengarahkan pada
beberapa siswa agar membuat soal yang benar yaitu menyusun soal baru dengan
tepat agar dapat ditemukan penyelesaian yang logis. Kemudian, guru mendatangi
beberapa orang siswa yang duduk di bagian depan, tengah dan belakang, mereka
meminta bimbingan guru mengenai kesulitan yang ditemui, mereka mengatakan
bahwa telah membuat soal yang baru tetapi tidak mengerti tahapan
penyelesaiannya.
Seperti tindakan sebelumnya, maka guru meminta siswa untuk
mempresentasikan jawaban di papan tulis. Bahkan, guru meminta siswa untuk
menjelaskan jawabannya dan meminta siswa lainnya untuk memberikan tanggapan.
Cukup lama waktu yang diberikan pada siswa dalam menyusun dan menyelesaikan
soal. Selanjutnya, siswa dipersilakan untuk bertanya. Namun, pada siklus I ini siswa
masih kurang berani untuk bertanya dan memberi tanggapan tentang beberapa
contoh yang belum mereka pahami. Sembari menunggu pertanyaan dari siswa, guru
kembali memperhatikan skenario pembelajaran dalam RPP dengan memperhatikan
waktu yang masih tersisa. Tak lama berselang, guru meminta siswa menjelaskan
kembali pengetahuan yang telah diperoleh.
kebanyakan siswa terlihat masih kurang berani dan terkesan takut ditunjuk oleh
guru untuk menjelaskan. Tapi pada akhirnya ada satu siswa yang berani
mengungkapkan pengetahuan yang telah diperolehnya tentang persamaan satu
variabel. Lalu guru memberikan apresiasi positif dengan memberi pujian kepada
siswa tersebut dan memotivasi siswa lainnya untuk belajar mengungkapkan
gagasan mereka.
Pada skenario pembelajaran selanjutnya, semestinya siswa dapat memprediksi
soal-soal yang Menurut mereka lebih sulit dari contoh soal yang telah diberikan
sebelumnya. Namun, bel pergantian jam pelajaran berbunyi menandakan jam
pelajaran matematika hari itu telah usai, sehingga untuk strategi pemahaman

21
mandiri dalam Problem Based Learning ini tidak dapat dilaksanakan. Lalu guru
menutup pembelajaran disertai salam penutup.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengobservasi jalannya
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dan untuk siswa.
Setelah penyajian kelas pertama ini, guru dan peneliti mendiskusikan beberapa
kekurangan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru masih
kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menanggapi.
Padahal jika saja ini dilakukan akan menambah pengetahuan dan penguasaaan
konsep siswa menjadi lebih baik. Pembelajaran di kelas dipastikan akan lebih
kreatif dan menyenangkan. Selain itu, guru seharusnya lebih mampu memberi
motivasi agar siswa dapat menyimpulkan, menyusun dan menyelesaikan soal baru,
menjelaskan kembali dan mengoptimalkan waktu yang ada dalam tahap prediksi
soal. Dari hasil diskusi ini, guru bersedia untuk memperbaiki kekurangannya pada
pertemuan berikutnya.
2. Penyajian kelas kedua (pertemuan kedua)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 01 November 2022 dengan
materi "menentukan konsep persamaan linear satu variabel". Pembelajaran
dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan kabar siswa, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberi motivasi kepada siswa dengan ungkapan "materi ini masih berhubungan
dengan konsep aljabar".
Sebagian siswa tampak aktif dan tidak menunjukkan kegiatan yang
menyimpang seperti ribut atau keluar masuk kelas. Kemudian guru menyampaikan
materi apa yang akan diberikan dan tujuan pembelajaran dilanjutkan dengan
memotivasi siswa yang semuanya dilaksanakan sesuai dengan skenario yang telah
dirancang. Pada kegiatan pendahuluan ini masih ada beberapa orang siswa yang
belum serius dalam belajar. Secara umum keterampilan guru dalam mengajar
menggunakan pendekaran Problem Based Learning (PBL) jauh lebih baik bila
dibandingkan dengan pertemuan pertama.
Memasuki bagian inti pembelajaran, guru menguraikan "cara menentukan
konsep persamaan satu variabel". Disamping itu, guru juga memberikan beberapa
contoh dan sebagian contoh soal tersebut dikerjakan oleh siswa agar mereka dapat
memahaminya. Beberapa contoh yang diberikan guru yaitu:
Tentukan persamaan dari 3x + 12 = 7x - 8
jawaban :
3x + 12 = 7x - 8
3x - 7x = -12 - 8
-4x = -20
x = -20 : -4
x=5
Selanjutnya guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tersebut.
Beberapa siswa memberanikan diri untuk menyimpulkan meski harus dibantu
oleh guru. Namun, demikian terlihat kemampuan siswa semakin meningkat

22
pada langkah pembelajaran ini. Melalui bimbingan guru, selanjutnya siswa
menyusun soal baru sekaligus mencari jawabannya yang tepat. Seperti pada
pertemuan sebelumnya, saat siswa membuat soal baru, guru berkeliling kelas
mengarahkan beberapa siswa agar membuat soal yang benar yaitu menyusun
soal baru dengan tepat agar dapat ditemukan penyelesaian yang logis.
Kemudian, guru mendatangi beberapa orang siswa yang duduk di bagian tengah
dan belakang, namun siswa yang menemui kesulitan menyusun soal masih
terlihat ragu untuk bertanya kepada guru. Berikut ini salah satu contoh soal
berserta jawabannya yang dibuat siswa:
Tentukan Himpunan penyelesaian persamaan dari 4x - 3 = 3x + 5. Jika nilai x
variabel pada himpunan bilangan bulat.
jawaban :
4x - 3 = 3x + 5
4x - 3 + 3 = 3x + 5 + 3
4x = 3x+ 8
4x - 3x = 8
x=8
Guru mengajak siswa memperhatikan hasil pembahasan soal tersebut. Guru
menyempurnakan jawaban siswa yang dipresentasikan atau dibahas dengan
penjelasan. Seluruh siswa memperhatikan dan banyak di antaranya sambil
menulis. Entah itu memperbaiki soal yang telah mereka buat atau menyalin di
buku catatannya. Setelah itu, guru meminta pendapat siswa mengenai langkah
pembelajaran dengan pembuatan soal seperti itu. Beberapa siswa mengatakan
"pusing, Bu!", ada juga yang mengatakan "kenapa yang saya kerjakan masih
salah ya bu!", dan ada juga yang mengatakan "Capek kasian, bu!" dan ada juga
yang diam-diam saja. Guru memotivasi siswa untuk terus mencoba berlatih
menyusun soal sendiri, mencoba ide pribadi di pertemuan selanjutnya, dan
berani mengemukakan pendapat atau pertanyaan. Selanjutnya guru meminta
siswa untuk mempresentasikan jawaban di papan tulis. Bahkan, guru meminta
siswa untuk menjelaskan jawabannya dan meminta siswa lainnya untuk
memberikan tanggapan. Dalam kegiatan ini, tidak semua siswa aktif.
Selanjutnya siswa dipersilakan untuk bertanya. Selanjutnya pada siklus I ini,
siswa sudah mulai berani untuk memberi tanggapan ketika ditanya guru tentang
beberapa contoh yang baru saja mereka pelajari. Proses ini dilakukan untuk
menguji seberapa kritisnya siswa dalam menanggapi sebuah permasalahan.
Selain itu, siswa terus dimotivasi untuk menguasai konsep matematika. Tak
lama berselang, guru meminta siswa menjelaskan kembali pengetahuan yang
telah diperoleh dan berdiskusi. Guru kurang maksimal dalam memandu diskusi,
demikian juga belum optimalnya kegiatan ini karena sejumlah siswa tampak
kurang aktif.
Sama halnya yang dilakukan sebelumnya, setelah penyajian kelas kedua ini
guru dan peneliti mendiskusikan beberapa kekurangan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru masih kurang memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan menanggapi. Selain itu, guru seharusnya lebih

23
mampu memberi motivasi dan bimbingan agar siswa dapat menyusun dan
menyelesaikan soal baru, menjelaskan kembali dan memprediksi soal. Padahal
jika saja ini dilakukan dengan baik akan menambah pengetahuan dan
penguasaaan konsep siswa terhadap materi ini. Pembelajaran di kelas dipastikan
akan lebih kreatif dan menyenangkan. Dari hasil diskusi ini, guru bersedia untuk
memperbaiki kekurangannya pada pertemuan ketiga dalam siklus I.
c) Observasi dan evaluasi
1. Observasi
Hasil observasi terhadap guru dan siswa menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
• Pertemuan I (Kamis, 27 November 2022)
a) Guru tidak menyampaikan tujuan pelajaran yang aka dicapai
b) Guru kurang optimal dalam mengorganisasikan waktu dengan baik sehingga
sebagian kegiatan initi Pembelajaran tidak terlaksana. Kegiatan penutup yang
dilaksanakan hanya sebatas merangkum hasil pembahasan materi dan memberi
PR. Sedangkan guru tidak melakukan refleksi bersama siswa.
c) Guru masih kurang dalam megarahkan dan memancing siswa untuk bertanya
d) Guru kurang memberikan bimbingan dan arahan pada siswa dalam proses
prediksi soal. Guru juga kurang mengontrol kegiatan siswa secara menyeluru,
banyak siswa yang terabaikan dalam aktivitas ini
e) Guru sudah memberikan penghargaan berupa ujian kepada siswa dan
ungkapan"bagus" ketika presentasi didepan kelas dan inilah yang membuat
siswa lebih termotivasi untuk jadi yang terbaik.
Sementara itu, hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Siswa terlihat masih asing dengan pendekatan pembelajaran yang
diterapkan mengingat pendekatan Problem Based Learning (PBL)
sebelumnya jarang diterapkan oleh guru didalam kelas.
b. Tidak semua siswa memperhatikan guru dalam penyampaian materi,
beberapa siswa melakukan kegiatan diluar Pembelajaran seperti bercerita
dengan teman nya.
c. Sebagian siswa kurang aktif dalam memberi respon dalam kegiatan
apersepsi
d. Siswa belum maksimal dalam menyimpulkan bahan ajar atau titik tekan
materi yang telah diajarkan
e. Tampak jelas bahwa tidak semua siswa membuat soal pada waktu yang
disediakan. Siswa dibagian belakang ada yang hanya berdiam diri dan
bermain-main saja.
f. Siswa masih kesulitan dalam mengulangi atau menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah diperolehnya. Apalagi saat guru meminta siswa
untuk memprediksi soal yang lebih sulit dari soal yang sudah diberikan
sebelumnya.
g. siswa masih belum berani menanyakan hal-hal yang belum jelas dari
penjelasan guru sehingga Pembelajaran cenderung monoton dari guru

24
sebagai sumber pengetahuan dan interaksi belajar antarsiswa juga terlihat
masih kurang.
• Pertemuan II (Selasa, 01 November 2022)
a) Guru sudah mengadakan apersepsi, tetapi masih belum menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan baik
b) Guru sudah cukup baik dalam mengorganisasikan waktu sehingga kegiatan
inti pembelajaran dapat terlaksana sesuai urutannya. Namun, lagi-lagi dalam
kegiatan penutup guru tidak melakukan refleksi bersama siswa yang
dilaksanakan hanya sebatas merangkum hasil pembahasan materi
c) Guru cukup baik dalam mengarahkan dan memotivasi siswa untuk bertanya,
meski terlihat hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya dan
memberikan tanggapan atas pertanyaan temannya
d) Guru belum optimal dalam mengarahkan siswa untuk menyusun soal yang
benar dan mempresentasikannya. Jika saja dalam aktivitas ini optimal, maka
akan terlihat perkembangan yang signifikan dari siswa dalam memahami
dan menguasai konsep matematika, karena dalam aktivitas ini juga terjadi
interaksi belajar dalam bentuk diskusi
e) Guru sebenarnya sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menje
laskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya. Namun, hanya kepada
satu orang siswa saja
f) Guru masih perlu memberikan bimbingan dan arahan yang lebih baik pada
siswa dalam proses prediksi soal
Sementara itu, hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
• Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan guru di kelas,
• Walaupun masih ada siswa yang belum bersungguh-sungguh dalam belajar,
terlihat sebagian besar siswa aktif memberikan respon dalam kegiatan
apersepsi, memperhatikan guru dalam pemberian motivasi, dan menyimak
penjelasan guru tentang materi lanjutan yaitu "menentukam konsep
persamaan linear satu variabel".
• Sebagian siswa terlihat aktif menyimpulkan titik tekan materi yang telah
diajarkan.
• Sebagian siswa memberi respon positif terhadap ppertanyaan guru atau
bertanya kepada guru tentang apa yang mereka belum pahami
• Amat disayangkan, tidak semua siswa menyusun dan menyelesaikan soal
pada waktu yang disediakan. Siswa dibagian belakang ada yang hanya
terdiam diri, sibuk membolak-balikan buku dan beberapa siswa terlihat
membuat keributan dibagian belakang
2. Evaluasi
Setelah 2 kali pertemuan untuk menyelesaikan kompetensi dasar
"mengidentifikasi Kalimat terbuka dan tertutup" yang merupakan penjabaran dari

25
standar kompetensi "memahami konsep persamaan linear satu variabel",
dilaksanakan evaluasi dengan sebutan tes siklus I pada hari Selasa, 01 November
2022. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep
matematika siswa pada materi "kalimat terbuka dan tertutup" setelah dilakukan
pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning. Hasil tes menunjukkan
bahwa beberapa dari siswa mampu menunjukkan penguasaan konsep matematika.
Hasil tes ini juga menunjukkan penguasaan siswa secara klasikal terhadap materi
pelajaran. Namun demikian, belum secara keseluruhan siswa menguasainya,
sehingga perlu ada penambahan tindakan agar mereka betul- betul memahami
materi " kalimat terbuka dan tertutup" ini.
Dengan demikian, siswa yang mampu menunjukkan penguasaan konsep
tentang "konsep persamaan linear satu variabel" semakin bertambah dibandingkan
dengan tes awal. Dengan kata lain, hasil tes siklus I menunjukkan bahwa prestasi
siswa mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tes awal.
Di samping itu, rata-rata nilai tes siklus I yang diperoleh yaitu 64,83. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep matematika siswa kelas VII-
A MTs Fatahillah terhadap materi sudah meningkat sebesar 24,8 bila dibandingkan
dengan rata-rata hasil tes awal.
Selain itu, hasil tes siklus 1 juga penting untuk melihat kemampuan siswa dalam
penguasaan konsep matematika. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil
pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk setiap
pertemuan yang dilakukan.
d) Refleksi
Pada tahap ini, peneliti dan guru bersama-sama menilai dan mendiskusikan
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I yang akan
diperbaiki pada siklus II. Pada siklus I ini, penerapan pendekatan Problem Based
Learning masih belum optimal, mengingat pendekatan pembelajaran ini jarang
diterapkan pada siswa kelas VII-A MTs Fatahillah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
ketuntasan skenario pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru hanya mencapai
77,46%. Beberapa kelemahan tersebut antara lain:
a. Guru belum dapat mengorganisasikan waktu dengan baik pada pertemuan 1.
Begitupun pada pertemuan 2. karena masih ada tahapan skenario pembelajaran
yang belum dilaksanakan,
b. Tidak semua siswa aktif dalam belajar karena masih banyaknya yang tidak
memperhatikan penjelasan guru,
c. Siswa belum maksimal dalam menyimpulkan bahan ajar atau titik tekan mater yang
telah diajarkan,
d. Guru kurang memberikan kesempatan siswa untuk menyatakan idenya dalam
menyusun dan menyelesaikan contoh soal (less of brainstorming),
e. Guru kurang memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa. Akibatnya, banyak
siswa yang masih keliru dalam menyusun dan menyelesaikan soal sehingga
jawaban yang dihasilkan kurang berkualitas,
f. Siswa sedikit mengemukakan pendapat dan tidak berani mengemukakan
kesulitannya dalam menyusun soal,

26
g. Siswa belum bisa memodifikasi soal secara kreatif,
h. Siswa masih kesulitan dalam mengulangi atau menjelaskan kembali bahan ajar
berupa titik tekan materi yang telah diberikan,
i. Siswa tidak berani memprediksi soal yang lebih sulit dari soal yang sudah diberikan
sebelumnya berdasarkan materi yang diajarkan guru,
j. Siswa kurang bertanya dan kurang dalam berkompetisi,
k. Siswa masih ada yang tidak mengerjakan PR.

Selain itu banyak siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran, tidak berani
mengemukakan kesulitannya dalam membuat soal dan masih sedikit siswa yang
mampu menyampaikan pendapatnya dalam diskusi kelas. Siswa tidak mengembangkan
ide kreatifnya dalam menyusun soal baru yang identik dengan contoh atau latihan soal.

Dengan memperhatikan hasil tes siklus I yang diperoleh, terjadi peningkatan jumlah
siswa yang menunjukkan peningkatan penguasaan konsep matematika khususnya
mengenai Kalimat terbuka dan tertutup. Namun belum merata untuk semua siswa,
karena dari 28 siswa di kelas VII-A MTs Fatahillah, 15 diantaranya memperoleh nilai
dibawah 60. Hal ini belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Mengingat
masih banyaknya kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan dan hasil belajar
matematika pada tes siklus I yang belum memenuhi indikator keberhasilan dalam
penelitian ini, maka penelitian dilanjutkan pada tindakan siklus Il untuk lebih
meningkatkan penguasaan konsep "kalimat terbuka dan tertutup" siswa kelas VII-A
MTs Fatahillah, melalui pendekatan Problem Based Learning. Guru diharapkan dapat
lebih mengupayakan perbaikan pelaksanaan tindakan selanjutnya.

3. Tindakan Siklus II
a) Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada tindakan siklus I, maka peneliti
bersama guru merencanakan tindakan siklus II, agar kelemahan-kelemahan yang terjadi
pada pelaksanakan tindakan siklus I dapat diperbaiki dan mencapai hasil yang
maksimal. Hal-hal yang harus diperbaiki oleh guru pada pelaksanaan tindakan siklus II
di antaranya sebagai berikut :
a. Guru harus mampu mengorganisasikan waktu dengan baik seperti yang
direncanakan pada skenario pembelajaran,
b. Guru sebaiknya memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan ide awal
yang dimiliki mengenai contoh soal yang merupakan media inti pembelajaran. Hal
ini untuk menumbuhkan semangat siswa dalam memahami dan merencanakan
penyelesaian soal walaupun pada dasarnya guru tetap harus memberitahukan dan
menjelaskan cara yang benar,
c. Guru harus lebih memberikan bimbingan kepada siswa baik secara perorangan
maupun kelompok dalam proses pembelajaran dengan pendekatan Problem Based
Learning.
d. Selain beberapa hal di atas, guru juga harus lebih mengoptimalkan seluruh faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yaitu guru harus memotivasi siswa
untuk belajar, agar berani bertanya dan mengungkapkan pengetahuan yang telah

27
diperolehnya dan memberikan informasi kepada teman-temannya dalam proses
interaksi belajar siswa di kelas.
Pada tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan hal
sebagai berikut.
• Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tindakan siklus II
RPP dibuat berdasarkan silabus yang dijadikan acuan penelitian. Rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dibuat untuk siklus II terdiri dari 1 pertemuan
pada lanjutan materi "konsep persamaan linear satu variabel" untuk mencapai
indikator "menyelesaikan persoalan persamaan linear satu variabel yang ada
dalam kehidupan sehari-hari " pada kompetensi dasar "melakukan operasi
aljabar pada persamaan linear satu variabel". Berdasarkan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran pada RPP siklus II, kemudian disusun skenario
pembelajaran untuk setiap pertemuan. Penerapan pendekatan Problem Based
Learning pada siklus II ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, dan diskusi kelompok. Hal ini bertujuan sebagai variasi
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning dan
efisiensi waktu serta pencapaian semua materi atau soal yang dipelajari. Cara
ini diharapkan dapat mencegah kejenuhan siswa yang mungkin saja terjadi saat
mengikuti pembelajaran matematika.
• Membuat lembar observasi yang ditujukan pada guru dan siswa (aspek yang
diobservasi didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran pada RPP). Lembar
observasi ini nantinya akan digunakan untuk memantau kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
• Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan seperti membuat Lembar
Kerja Siswa (LKS) sebagai upaya membantu siswa agar lebih cepat memahami
materi pelajaran dan penguasaan konsep matematika bagi siswa dapat dicapai.
• Menyiapkan jurnal refleksi.
• Menyiapkan perangkat evaluasi untuk tes tindakan siklus II.
b) Pelaksanaan tindakan
1. Penyajian kelas pertama (Pertemuan pertama)
Penyajian kelas ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 03 November
2022. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP yang telah disiapkan
sebelumnya dengan materi "Sistem Pertidaksamaan linear satu variabel"
yang merupakan materi terakhir yang diberikan pada siklus II tersebut.
Pada pertemuan ini guru memberikan konsep sistem pertidaksamaan linear
satu variabel dengan contoh sebagai berikut : "y+7<7 dan 2y+1>y+4,
dimana pertidaksamaan linear dengan satu variabel adalah suatu kalimat
terbuka yang hanya memuat satu variabel yang berderajat satu yang
dihubungkan oleh lambang <, >, ≥, dan ≤".
Guru menekankan kepada siswa agar lebih berani mengemukakan
pertanyaan dan pendapatnya, menjalin kerja sama yang baik, dan
bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan soal-soal yang telah disiapkan
guru dalam LKS 1.3. Guru juga membimbing dan mengarahkan siswa agar

28
mampu menyelesaikan, membuat atau menyusun dan memprediksi soal
yang sebelumnya diawali dengan kemampuan siswa dalam menyimpulkan
dan menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperohnya. Selanjutnya,
guru mengajak siswa merangkum hasil pembahasan dan melakukan
refleksi. Lembar jawaban soal-soal dalam LKS 1.3 siswa dikumpulkan oleh
guru dan peneliti. Sementara itu, guru menanyakan pendapat siswa
mengenai pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning
(PBL). Sebagian dari siswa mulai mampu menyimpulkan, menjelaskan
kembali dan membuat soal dan jawabannya sendiri serta memprediksi soal
dengan bimbingan guru. Mereka sangat menyukai pembelajaran dengan
pendekatan seperti ini.
Pada siklus II ini, pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan
dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan dalam
kelompok-kelompok kooperatif. Dengan cara ini pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika
siswa kelas VII-A MTs Fatahillah.
c) Observasi dan evaluasi
1. Observasi
• Pertemuan I (Kamis, 03 November 2022)
a) Guru menanyakan kepada siswa apakah PR yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya telah diselesaikan atau belum. Kemudian
membahas PR tersebut bersama siswa,
b) Guru sudah menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan baik
sesuai dengan RPP yang telah disiapkan,
C) Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PBL
dalam kelompok-kelompok kooperatif yang menyenangkan bagi siswa
sehingga siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran.
Secara umum, ketuntasan skenario pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru sudah mencapai 99,52 %.
Sementara itu, hasil observasi terhadap siswa menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
• Siswa telah mengikuti pembelajaran dengan antusias dan tertib,
• Siswa senang belajar dalam kelompok kooperatif karena adanya
kebersamaan, kerja sama dan sikap tanggung jawab (responsible)
sebagai anggota kelompok. Mereka sadar dengan berkompetisi yang
sehat dan soliditas didalam kelompok kooperatif akan membuahkan
hasil belajar yang optimal. Di dalam kelompok tersebut juga antarsiswa
dapat saling berbagi pengetahuan dan berani bertanya kepada guru
2. Evaluasi
Pada siklus II ini, pembelajaran dilakukan selama 1 kali pertemuan
untuk menyelesaikan kompetensi dasar "melakukan operasi aljabar yang
melibatkan bilangan berpangkat bulat dan bentuk akar" yang merupakan
penjabaran dari standar kompetensi "memahami sifat-sifat bilangan

29
berpangkat dan bentuk akar serta penggunaannya dalam pemecahan
masalah sederhana". Rangkaian selanjutnya pada tindakan ini adalah
memberikan evaluasi atau tes siklus II secara perorangan, yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 03 November 2022. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana penguasaan konsep matematika siswa pada materi
"Sistem Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dengan menggunakan
pendekatan PBL". Selain itu, juga untuk melihat apakah pelaksanaan
tindakan siklus II lebih baik atau mengalami peningkatan dari pelaksanaan
tindakan siklus I.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, hasil pelaksanaan tindakan
siklus II dapat dilihat dua segi yaitu:
• dilihat dari segi proses: pelaksanaan skenario pembelajaran oleh peneliti
telah mencapai indikator (rata-rata ketuntasan skenario pembelajaran
telah mencapai 97,52 %).
• dilihat dari segi hasil secara klasikal telah mencapai indikator yang
ditetapkan yakni telah mencapai 90% siswa memperoleh nilai 60 ke
atas. Hasil tes tindakan siklus I menunjukkan bahwa penguasaan konsep
matematika pada materi Pertidaksamaan linear satu variabel secara
klasikal telah mencapai 90 % atau sebanyak 20 siswa dari 28 siswa kelas
VII-A MTs Fatahillah yang memperoleh nilai 60 ke atas dengan nilai
rata-rata 78,23. Mengacu pada indikator kinerja penelitian in dapat
disimpulkan sudah tercapai.
d) Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II ini, menunjukkan hasil yang
mengembirakan, baik bagi guru maupun peneliti. Hasil observasi yang
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pendekatan PBL dalam kelompok-
kelompok kooperatif yang jarang diterapkan di kelas VII-A Mts Fatahillah
memberikan hasil yang sangat baik. Selain itu, telah ada peningkatan jumlah
siswa yang mampu menyampaikan pendapatnya dalam diskusi kelas walaupun
hanya sedikit dan mendapat bimbingan dari guru. Banyak siswa lebih antusias
dalam menyimpulkan materi, bertanya, mengemukakan kesulitannya dalam
menyusun soal dalam kelompok kooperatifnya, menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah diperolehnya. Beberapa siswa juga berlatih
mengembangkan ide kreatifnya dalam memprediksi soal yang lebih sulit
bersama teman di dalam kelompok kooperatif masing-masing. Secara umum,
kelemahan pada pelaksanaan tindakan siklus I telah diperbaiki pada siklus II ini.
Walaupun masih ada siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran, namun hal
itu tidak mengganggu proses pembelajaran secara umum.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, hasil pelaksanaan tindakan
siklus II dapat dilihat dua segi yaitu:
Pertama, dari segi proses: pelaksanaan skenario pembelajaran oleh guru telah
mencapai indikator (rata-rata ketuntasan skenario pembelajaran) telah mencapai
97,52 %).

30
Kedua, dari segi hasil secara klasikal telah mencapai indikator yang
ditetapkan yakni telah mencapai 90% siswa memperoleh nilai 60 ke atas.
Mengacu pada indikator kinerja penelitian ini, dapat disimpulkan sudah
tercapai.
Sesuai dengan rencana tindakan yang tercantum dalam RPP dan
berdasarkan pada tercapainya indikator kinerja, maka penelitian ini
dilaksanakan sampai pada siklus II. Dengan demikian hipotesis tindakan
penelitian ini telah tercapai bahwa penguasaan konsep SPtLSV dapat
ditingkatkan melalui pendekatan PBL.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas (classroom action research) ini terdiri dari 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
penelitian. Kuantitas pertemuan dalam setiap siklus didasarkan pada kepadatan materi
yang dibahas. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan Problem Based
Learning yang menekankan 5 strategi pemahaman mandiri siswa yaitu orientasi siswa
pada masalah, mengorganisasi Siswa untuk Belajar, membimbing Penyelidikan
Individual dan Kelompok, Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya, serta
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah. kemudian memprediksi
soal selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa cukup menunjukkan
penguasaan konsep matematika siswa khususnya pada materi "persamaan dan
Pertidaksamaan linear satu variabel". Sebelum dilaksanakan tindakan pada siklus I
terlebih dahulu siswa kelas VII-A MTs Fatahillah diberi tes awal dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Hasil tes awal
menunjukkan kemampuan siswa rata-rata masih dibawah nilai 60. Tentu hal ini
mengharuskan perlu adanya suatu tindakan dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa di kelas tersebut.

31
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpilkan bahwa
Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam materi splsv menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini diketahui dengan semakin banyaknya
siswa yang menunjukan kemandirian dalam belajar terutama setrategi pemahaman
mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar (materi), Menyusun soal dan
menyelesaikannya, menjelaskan Kembali pengetahuan yang telah diperolehnya,
kemudian memprediksi soal selanjutnya dari soal yang telah diberikan sebelumnya.
B. Saran untuk Tindakan Lebih Lanjut
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Bagi guru matematika, diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan
PBL khususnya dalam kegiatan memecahkan masalah matematika dalam rangka
meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa,
2. Bagi guru matematika, upaya untuk membuat siswa memahami materi dan soal- soal
matematika dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan PBL
3. Perbaikan proses dan hasil pembelajaran dapat terus dikembangkan oleh pihak sekolah
khususnya guru maternatika di kelas. Salah satunya dengan pendekatan PBL agar siswa
memiliki kemampuan dalam penguasaan konsep matematika yang kontekstual,
4. Bagi rekan-rekan yang berminat melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian
ini, kiranya dapat menerapkan pembelajaran matematika dengan pendekatan PBL,
karena penguasaan konsep dapat menjali media ti dalam pembelajaran matematika
seperti pada penelitian ini. Jika memungkinkan juga dapat melakukan penelitian yang
lebih memfokuskan pada penerapan pendekatan PBL untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatit karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
memerahkan masalah matematika dengan berfikir kreatif.

32
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, S. (2018). Pendidikan Matematika Realistik: Teori, Pengembangan, dan
Implementasinya (1st ed.). Depok: RajaGrafindo Persada.
Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2018). Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: Refika Aditama.
Lolombulan, J. (2017). Statistika bagi Peneliti Pendidikan. Yogyakarta: ANDI.
Mudlofir, A., & Rusydiyah, E. F. (2019). Desain Pembelajaran Inovatif: Dari Teori ke
Praktik.
Depok: RajaGrafindo Persada. Soedjadi, R. (2007). Inti Dasar – Dasar Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 1–10.
https://doi.org/10.22342/jpm.1.2.807.

33
LAMPIRAN
A. RPP dan LKS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MTs FATAHILLAH

Kelas / Semester : VII A / I

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sub Materi : kalimat terbuka dan tertutup

Pembelajaran ke : 1 s.d 2

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (@2JP)

Hari/Tanggal : kamis, 27 Desember 2022

Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

Masalah Terpilih Solusi Paling Relevan


Kurangnya konsentrasi siswa pada Solusi paling relevan untuk menyelesaikan
pembelajaran matematika masalah kurangnya konsentrasi siswa pada
pembelajaran matematika yaitu dengan
menerapkan model Problem Based Learning
(PBL) berbantuan ICT

I. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.6 menjelaskan persamaan dan 3.6.1 Mengenali (C1) kalimat terbuka
pertidaksamaan linear satu variabel dan tertutup
3.6.2 Memprediksi (C5) kalinat terbuka
dan tertutup
3.6.3 Memecahkan (C4) masalah yang
berkaitan dengan kalimat terbuka dan
tertutup.

34
3.5.7 Membuat (C6) model matematika
dari masalah kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua
variabel
4.5 Menyelesaikan masalah yang 4.5.1 Menyajikan (P5) pemecahan
berkaitan dengan kalimat terbuka dan masalah yang berkaitan dengan kalimat
tertutup terbuka dan tertutup

II. Tujuan Pembelajaran


Tujuan
1. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang Mengenali (C1/B) kalimat terbuka dan
tertutup (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).
2. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang kalimat terbuka dan tertutup. Memprediksi
(C5) kalimat terbuka dan tertutup (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).
3. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang menyajikan (P3) pemecahan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
dengan tepat (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).

35
III. Materi dan pembelajaran
1. Menentukan konsep kalimat tertutup
Kalimat yang dapat dinyatakan benar saja atau salah saja dan tidak kedua-duanya
disebut dengan kalimat tertutup atau disebut juga pernyataan.
2. Menentukan konsep kalimat terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya,
bernilai benar saja atau salah saja karena memiliki unsur yang belum diketahui
nilainya.
IV. Kegiatan Pembelajaran
Model pembelajaran : Model Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran Luring
Pertemuan ke-1
Kegiatan dan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah
Alokasi Waktu Model
Awal (15 menit) 1. Guru bersama peserta didik
saling menjawab salam dan
menyampaikan kabarnya
masing-masing.
(Communication, Collaboration
4C, Religius-PPP/PPK)
2. Guru mempersilahkan salah satu
peserta didik untuk memimpin
doa (Communication,
Collaboration-4C, Religius-
PPP/PPK)
3. Guru mengkondisikan kelas agar
kelas kondusif pada saat
pembelajaran dimulai dan guru
membimbing peserta didik untuk
mengkondisikan fisik dan psikis,
serta alat tulis untuk siap belajar.
(Communication, Collaboraiton-
4C, disiplin-PPP/PPK)

36
4. Peserta didik diminta untuk
mengulangi apa yang
dipahaminya pada saat
pembelajaran sebelumnya.
(Communication, Collaboration-
4C)
5. Peserta didik menyimak
tayangan di proyektor melalui
video pembelajaran animasi
tentang Mengenali (C1 konsep
kalimat tertutup dan kalimat
terbuka. (Critical thinking-4C,
Literasi, TPACK).
Inti (50 menit) 1. Guru menyampaikan masalah Fase 1 : Orientasi peserta
yang akan dipecahkan oleh didik pada masalah
peserta didik melalui media
tayang Canva tentang
Memecahkan (C4) konsep
kalimat tertutup
(Communication, Collaboration-
4C, TPACK, HOTS)
2. Peserta didik mengamati dan
memahami masalah yang
disampaikan oleh guru melalui
proyektor untuk disusun solusi
dari permasalahan tersebut.
(Communication, Collaboration,
Critical Thinking-4C,TPACK)
3. Peserta didik diberikan
kesempatan oleh guru untuk
menuliskan solusi-solusi yang
nantinya akan di diskusikan oleh
perserta didik. (Communication,

37
Collaboration, Critical Thinking,
Creative-4C,TPACK)
1. Guru mempersilahkan peserta Fase 2 : Mengorganisasi
didik untuk duduk berkelompok. peserta didik belajar
(Collaboration-4C, Gotong
Royong-PPP/PPK)
2. Guru memastikan setiap anggota
dari masing-masing kelompok
memahami tugasnya.
(Communication, Collaboration-
4C, Disiplin-PPP/PPK)
3. Peserta didik saling berdiskusi
dengan anggota kelompoknya.
(Communication, Collaboration-
4C, Disiplin-PPP/PPK)
1. Guru menyampaikan e- Fase 3 : Membimbing
LKPD dengan permasalahan kegiatan pembelajaran
yang diberikan.
2. Guru mempersilahkan
peserta didik untuk
menuliskan solusi-solusi
yang telah di diskusikan
dengan anggota kelompok.
(Communication,
Collaboration, Critical
thinking, Creative-4C,
Gotong Royong-PPP/PPK)
3. Guru membimbing siswa
untuk mengerjakan e-LKPD
yang diberikan mengenai
penyelesaian konsep kalimat
tertutup. (Communication,
Collaboration-4C)

38
1. Peserta didik melakukan Fase 4 : Mengembangkan
diskusi untuk dan mempresentasikan
menghasilkan solusi hasil karya
pemecahan masalah
tentang konsep kalimat
tertutup
2. Guru membimbing dan
memantau diskusi setiap
kelompok agar diskusi
dapat berjalan dengan
baik. (Communication,
Collaboration-4C,
Disiplin-PPP/PPK)
3. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
karya yang akan di
diskusikan dengan
kelompok lain sehingga
menghasilkan solusi
yang terbaik.
(Communication,
Collaboration-4C,
Integritas-PPP/PPK)
1. Masing-masing kelompok Fase 5 : menganalisa dan
menganalisis hasil karya dari mengevaluasi proses
kelompok lain dan pemecahan masalah
memberikan apresiasi bagi
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
karyanya. (Communication,
Collaboration, Critical
Thingking-4C, Integritas-
PPP/PPK)

39
2. Guru membimbing
presentasi dan memberi
motivasi kepada kelompok
lain untuk memberikan
saran, bertanya dan
penghargaan bagi kelompok
yang telah
mempresentasikan hasil
karya. (Communication,
Collaboration-4C, Integritas-
PPP/PPK)
3. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari dan membuat
rangkuman dengan masukan
yang di dapatkan dari hasil
diskusi. (Communication,
Collaboration, Critical
Thinking-4C, Integritas-
PPP/PPK)
Akhir (15 1. Guru dan peserta didik
Menit) melakukan tanya jawab
sebagai penguatan konsep
dalam materi yang dipelajari.
(Communication,
Collaboration-4C)
2. Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya terkait materi yang
masih belulm dipahami.
(Communication,
Collaboration-4C)

40
3. Guru dan peserta didik
melakukan refleksi bersama-
sama. (Communication,
Collaboration-4C)
4. Peserta didik dan guru
mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdia
dan saling memberi salam.
(Communication,
Collaboration-4C, Religius-
PPP/PPK)

V. Sumber dan media pembelajaran


Sumber belajar :
Buku siswa : Buku Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Yoga Pratama
Media Pembelajaran : Media tayang video pembelajaran animasi berbasis Canva
VI. Penilaian
1. Aspek Pengetahuan
Jenis penilaian : Tes
Bentuk penilaian : Uraian
2. Aspek Keterampilan
Jenis penilaian : Non Tes
Bentuk penelitian : Observasi
3. Aspek Sikap
jenis penilaian : Non Tes
bentuk penelitian : Observasi

Cimahi, 27 Desember 2022


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

ANTON RIDWAN, S.Pd ENENG NURLIAH


NUPTK.2344759660120003 NIM.20510105

Mengetahui:

41
Kepala Madrasah MTs FATAHILLAH

Drs. Hj. YETI KURNIATI

NIP.197001151997032002

42
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTs FATAHILLAH
Kelas / Semester : VII A / I
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Satu Variabel
Sub Materi : Persamaan Linear Satu Variabel
Pembelajaran ke : 2 s.d 3
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (@2JP)
Hari/tanggal : Selasa, 01 November 2022
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Masalah Terpilih Solusi Paling Relevan
Kurangnya konsentrasi siswa pada Solusi paling relevan untuk menyelesaikan
pembelajaran matematika masalah kurangnya konsentrasi siswa pada
pembelajaran matematika yaitu dengan
menerapkan model Problem Based Learning
(PBL) berbantuan ICT

I. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menjelaskan persamaan linear satu 3.5.1 Mengenali (C1) persamaan linear
variabel satu variabel
3.5.2 Memprediksi (C5) persamaan
linear satu variabel
3.5.2 Memecahkan (C4) masalah
kontekstual yang berkaitan dengan
Persamaan Linear satu Variabel
3.5.2 Membuat (C6) model matematika
dari masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual 4.5.1 Menyajikan (P5) pemecahan
yang berkaitan dengan persamaan linear masalah kontekstual yang berkaitan
satu variabel. dengan persamaan linear satu variabel

43
II. Tujuan Pembelajaran
Tujuan
4. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang Mengenali (C1/B) persamaan linear dua
variabel dengan tepat (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).
5. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang Memprediksi (C5/B) persamaan linear dua
variabel dengan tepat (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).
6. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang Memecahkan (C4/B) masalah yang berkaitan
dengan Persamaan Linear Dua Variabel dengan tepat (D) dan penuh
tanggung jawab (PPK).
7. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang Membuat (C6/B) model matematika dari
masalah kontekstual dengan tepat (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).
8. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang Menyajikan (P3) pemecahan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel dengan
tepat (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).

44
III. Materi dan pembelajaran
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) yaitu sebuah kalimat terbuka yang
dihubungkan menggunakan tanda ” = ” dan hanya mempunyai variabel berpangkat
1. Bentuk umum dari PLSV yakni ax + b = 0.
IV. Kegiatan Pembelajaran
Model pembelajaran : Model Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran Luring
Pertemuan ke-2
Kegiatan dan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah
Alokasi Waktu Model
Awal (15 menit) 6. Guru bersama peserta didik
saling menjawab salam dan
menyampaikan kabarnya
masing-masing
(Communication,
Collaboration 4C, Religius-
PPP/PPK)
7. Guru mempersilahkan salah
satu peserta didik untuk
memimpin doa
(Communication,
Collaboration 4C, Religius-
PPP/PPK)
8. Guru mengkondisikan kelas
agar kelas kondusif pada saat
pembelajaran dimulai dan guru
membimbing peserta didik
untuk mengkondisikan fisik
dan psikis, serta alat tulis untuk
siap belajar. (Communication,
Collaboraiton-4C, disiplin-
PPP/PPK)

45
9. Guru memperkenalkan diri
kepada peserta didik lalu
peserta didik menyimak
tayangan di proyektor
mengenai tujuan pembelajaran
yang akan dicapai yang
disampaikan oleh guru
(Communication,
Collaboration-4C, TPACK)
10. Guru menyampaikan cakupan
materi dan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu
memecahkan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel dengan cara
berdiskusi kelompok untuk
mengerjakan LKPD yang telah
disediakan oleh guru, kemudian
akan ada perwakilan kelompok
yang akan mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya.
(Communication-4C)
11. Guru menyampaikan teknik
penilaian yang akan digunakan,
yaitu :
a) Penilaian Pengetahuan (Tes
Uraian)
b) Penilaian Keterampilan
(Komunikasi, Keberanian,
Antusiasme)

46
c) Penilaian Sikap (Percaya
Diri, Kerjasama, Tanggung
Jawab)
(Communication-4C)
12. Peserta didik menyimak
tayangan di proyektor yang
ditayangkan oleh guru tentang
Mengenali (C1) persamaan
linear satu variabel (Critical
thinking-4C, Literasi, TPACK)
13. Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
Memprediksi (C5) persamaan
linear satu variable pada video
pembelajaran animasi lalu
menjawabnya pada e-LPKD
yang diberikan.
(Communication, Critical
Thinking-4C, literasi, TPACK)
Inti (50 menit) 1. Guru menyampaikan masalah yang Fase 1 : Orientasi
akan dipecahkan oleh peserta didik peserta didik pada
melalui media tayang video masalah
pembelajaran animasi berbasis
canva tentang Memecahkan (C4)
masalah kontekstual yang berkaitan
dengan Persamaan Linear satu
Variabel. (Communication,
Collaboration-4C, TPACK, HOTS)
2. Peserta didik mengamati dan
memahami masalah yang
disampaikan oleh guru.
(Communication,

47
Collaboration, Critical
Thinking-4C, TPACK)
3. Guru memberi kesempatan
kepada setiap kelompok untuk
berdiskusi lalu menuliskan
solusi-solusi pada e-LKPD
yang diberikan.
(Communication,
Collaboration, Critical
Thinking, Creative-4C,
TPACK)
1. Guru membagi kelas menjadi Fase 2 :
beberapa kelompok dengan jumlah Mengorganisasi peserta
peserta didik yang ada. didik
(Communication, Collaboration-
4C, Gotong royong-PPP/PPK)
2. Guru memastikan setiap anggota
dari masing-masing kelompok
memahami tugasnya.
(Communication, Collaboration-
4C, Disiplin-PPP/PPK)
3. Peserta didik saling berdiskusi
dengan anggota kelompoknya.
(Communication, Collaboration-
4C, Gotong Royong-PPP/PPK)
1. Guru menyampaikan e-LKPD Fase 3 : Membimbing
dengan permasalahan yang kegiatan pembelajaran
diberikan.
2. Guru mempersilahkan peserta
didik untuk menuliskan solusi-
solusi yang telah di diskusikan
dengan anggota kelompok.
(Communication,

48
Collaboration, Critical
thinking, Creative-4C, Gotong
Royong-PPP/PPK)
1. Peserta didik melakukan diskusi Fase 4 :
untuk menghasilkan solusi Mengembangkan dan
pemecahan masalah tentang SPLSV mempresentasikan
2. Guru membimbing dan memantau hasil karya
diskusi setiap kelompok agar
diskusi dapat berjalan dengan baik.
(Communication, Collaboration-
4C, Disiplin-PPP/PPK)
3. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil karya yang
akan di diskuiskan dengan
kelompok lain sehingga
menghasilkan solusi yang terbaik.
(Communication, Collaboration,-
4C, Integritas-PPP/PPK)
1. Masing-masing kelompok Fase 5 : Menganalisa
menganalisis hasil karya dari dan mengevaluasi
kelompok lain dan memberikan proses pemecahan
apresiasi bagi kelompok lain masalah
yang telah mempresentasikan
hasil karyanya.
(Communication,
Collaboration, Critical
Thingking-4C, Integritas-
PPP/PPK)
2. Guru membimbing presentasi
dan memberi motivasi kepada
kelompok lain untuk
memberikan saran, bertanya
dan penghargaan bagi

49
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil karya.
(Communication,
Collaboration-4C, Integritas-
PPP/PPK)
3. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari dan membuat
rangkuman dengan masukan
yang di dapatkan dari hasil
diskusi. (Communication,
Collaboration, Critical
Thinking-4C, Integritas-
PPP/PPK)
Akhir (15 menit) 1. Guru dan peserta didik
melakukan tanya jawab sebagai
penguatan konsep dalam materi
yang dipelajari.
(Communication,
Collaboration-4C)
2. Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya terkait materi yang
masih belulm dipahami.
(Communication,
Collaboration-4C)
3. Guru dan peserta didik
melakukan refleksi bersama-
sama. (Communication,
Collaboration-4C)
4. Peserta didik dan guru
mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdia

50
dan saling memberi salam.
(Communication,
Collaboration-4C, Religius-
PPP/PPK)

V. Sumber dan media pembelajaran


Sumber belajar :
Buku siswa : Buku Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Yoga Pratama
Media Pembelajaran : Media tayang video pembelajaran animasi berbasis Canva
VI. Penilaian
4. Aspek Pengetahuan
Jenis penilaian : Tes
Bentuk penilaian : Uraian
5. Aspek Keterampilan
Jenis penilaian : Non Tes
Bentuk penelitian : Observasi
6. Aspek Sikap
jenis penilaian : Non Tes
bentuk penelitian : Observasi

Cimahi, 01 November 2022


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

ANTON RIDWAN, S.Pd ENENG NURLIAH


NUPTK.2344759660120003 NIM.20510105

Mengetahui:
Kepala Madrasah MTs FATAHILLAH

Drs. Hj. YETI KURNIATI


NIP.197001151997032002

51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMP Mutiara 1 Bandung

Kelas / Semester : VII A / I

Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear satu Variabel

Sub Materi : Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan SPtLSV

Pembelajaran ke : 3 dan 4

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (@2JP)

Hari/Tanggal : kamis, 03 November 2022

Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

Masalah Terpilih Solusi Paling Relevan


Kurangnya konsentrasi siswa pada Solusi paling relevan untuk menyelesaikan
pembelajaran matematika masalah kurangnya konsentrasi siswa pada
pembelajaran matematika yaitu dengan
menerapkan model Problem Based Learning
(PBL) berbantuan ICT

I. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menjelaskan sistem pertidaksamaan 3.7.1 Memecahkan (C4) masalah
linear satu variabel dan penyelesaiannya kontekstual yang berkaitan dengan
yang dihubungkan dengan masalah sistem pertidaksamaan linear satu
kontekstual variabel
3.7.2 Membuat (C6) model matematika
dari masalah kontekstual yang berkaitan
dengan sistem pertidaksamaan linear satu
variabel

52
4.7 Menyelesaikan permasalahan yang 4.7.1 Menyajikan (P3) pemecahan
berkaitan dengan sistem pertidaksamaan masalah kontekstual yang berkaitan
linear satu variabel dengan sistem pertidaksamaan linear satu
variabel

II. Tujuan Pembelajaran


Tujuan
9. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang memecahkan (C4/B) masalah kontekstual yang
berkaitan dengan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dengan tepat
(D) dan penuh tanggung jawab (PPK).
10. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang membuat (C6/B) model matematika dari
masalah kontekstual yang berkaitan dengan sistem pertidaksamaan linear
satu variabel dengan tepat (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).
11. Peserta didik (A) melakukan pengamatan yang disampaikan oleh guru
melalui video pembelajaran berbasis Canva melalui proyektor
(ICT,TPACK). Guru dan peserta didik bersama-sama berdiskusi
(C/Collaboration) tentang menyajikan (P3) pemecahan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan sistem pertidaksamaan linear satu
variabel dengan tepat (D) dan penuh tanggung jawab (PPK).

III. Materi dan pembelajaran


Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
sistem pertidaksamaan linear dua variabel.
Langkah-langkah :
1. Sederhanakan terlebih dahulu operasi yang ada. Berlaku juga pada operasi
bertanda kurung.
2. Gabungkan suku yang mengandung variabel ke dalam satu ruas.
3. Menambahkan atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama tanpa
mengubah tanda ketidaksamaan.

53
4. Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan positif yang sama
tanpa mengubah tanda ketidaksamaan.

IV. Kegiatan Pembelajaran


Model pembelajaran : Model Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran Luring
Pertemuan ke-3
Kegiatan dan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah
Alokasi Model
Waktu
Awal (20 14. Guru bersama peserta didik saling
menit) menjawab salam dan
menyampaikan kabarnya masing-
masing. (Communication,
Collaboration 4C, Religius-
PPP/PPK)
15. Guru mempersilahkan salah satu
peserta didik untuk memimpin doa
(Communication, Collaboration
4C, Religius-PPP/PPK)
16. Guru mengkondisikan kelas agar
kelas kondusif pada saat
pembelajaran dimulai dan guru
membimbing peserta didik untuk
mengkondisikan fisik dan psikis,
serta alat tulis untuk siap belajar.
(Communication, Collaboraiton-
4C, disiplin-PPP/PPK)
17. Peserta didik diminta untuk
mengulangi apa yang dipahaminya
pada saat pembelajaran
sebelumnya. (Communication,
Collaboration-4C)
4. Guru menyampaikan masalah Fase 1 : Orientasi peserta
yang akan dipecahkan oleh peserta didik pada masalah

54
didik melalui media tayang Canva
tentang Memecahkan (C4)
masalah kontekstual yang
berkaitan dengan sistem
pertidaksamaan linear satu
variabel (Communication,
Collaboration-4C, TPACK,
HOTS)
5. Peserta didik mengamati dan
memahami masalah yang
disampaikan oleh guru melalui
proyektor untuk disusun solusi dari
permasalahan tersebut.
(Communication, Collaboration,
Critical Thinking-4C,TPACK)
6. Peserta didik diberikan
kesempatan oleh guru untuk
menuliskan solusi-solusi yang
nantinya akan di diskusikan oleh
perserta didik. (Communication,
Collaboration, Critical Thinking,
Creative-4C,TPACK)
1. Guru mempersilahkan peserta Fase 2 : Mengorganisasi
didik untuk duduk bersama peserta didik
anggota kelompoknya.
(Collaboration-4C, Gotong
Royong-PPP/PPK)
2. Guru memastikan setiap
anggota dari masing-masing
kelompok memahami
tugasnya. (Communication,
Collaboration-4C, Disiplin-
PPP/PPK)

55
3. Peserta didik saling berdiskusi
dengan anggota kelompoknya.
(Communication,
Collaboration-4C, Disiplin-
PPP/PPK)
1. Guru menyampaikan e-LKPD Fase 3 : Membimbing
dengan permasalahan yang kegiatan pembelajaran
diberikan.
2. Guru mempersilahkan peserta
didik untuk menuliskan solusi-
solusi yang telah di diskusikan
dengan anggota kelompok.
(Communication,
Collaboration, Critical
thinking, Creative-4C, Gotong
Royong-PPP/PPK).
3. Guru membimbing siswa
untuk mengerjakan e-LKPD
yang diberikan mengenai
pemecahan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem pertidaksamaan
linear satu variabel
(Communication,
Collaboration-4C)
4. Peserta didik melakukan Fase 4 : Mengembangkan
diskusi untuk dan mempresentasikan
menghasilkan solusi hasil karya
pemecahan masalah
tentang sistem
pertidaksamaan linear satu
variabel.

56
5. Guru membimbing dan
memantau diskusi setiap
kelompok agar diskusi
dapat berjalan dengan
baik. (Communication,
Collaboration-4C,
Disiplin-PPP/PPK)
6. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
karya yang akan di
diskusikan dengan
kelompok lain sehingga
menghasilkan solusi yang
terbaik. (Communication,
Collaboration-4C,
Integritas-PPP/PPK)
4. Masing-masing kelompok Fase 5 : Menganalisa dan
menganalisis hasil karya dari mengevaluasi proses
kelompok lain dan pemecahan masalah
memberikan apresiasi bagi
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
karyanya. (Communication,
Collaboration, Critical
Thingking-4C, Integritas-
PPP/PPK)
5. Guru membimbing presentasi
dan memberi motivasi kepada
kelompok lain untuk
memberikan saran, bertanya
dan penghargaan bagi
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil karya.

57
(Communication,
Collaboration-4C, Integritas-
PPP/PPK)
6. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang
telah dipelajari dan membuat
rangkuman dengan masukan
yang di dapatkan dari hasil
diskusi. (Communication,
Collaboration, Critical
Thinking-4C, Integritas-
PPP/PPK)
Akhir (15 5. Guru dan peserta didik
menit) melakukan tanya jawab
sebagai penguatan konsep
dalam materi yang dipelajari.
(Communication,
Collaboration-4C)
6. Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
bertanya terkait materi yang
masih belulm dipahami.
(Communication,
Collaboration-4C)
7. Guru dan peserta didik
melakukan refleksi bersama-
sama. (Communication,
Collaboration-4C)
8. Peserta didik dan guru
mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan berdia
dan saling memberi salam.
(Communication,

58
Collaboration-4C, Religius-
PPP/PPK)

V. Sumber dan media pembelajaran


Sumber belajar : internet
Buku siswa : Buku Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Yoga Pratama
Media Pembelajaran : Media tayang video pembelajaran animasi berbasis Canva
VI. Penilaian
7. Aspek Pengetahuan
Jenis penilaian : Tes
Bentuk penilaian : Uraian
8. Aspek Keterampilan
Jenis penilaian : Non Tes
Bentuk penelitian : Observasi
9. Aspek Sikap
jenis penilaian : Non Tes
bentuk penelitian : Observasi

Cimahi, 03 november 2022


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

ANTON RIDWAN, S.Pd ENENG NURLIAH


NUPTK.2344759660120003 NIM.20510105

Mengetahui:
Kepala Madrasah MTs FATAHILLAH

Drs. Hj. YETI KURNIATI


NIP.197001151997032002

59
B. LKS

60
61
62
63
64
65
66
C. INSTRUMEN PENILAIAN

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DENGAN


PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
TINDAKAN SIKLUS I
Pertemuan 1 Hari tanggal : 27 Desember 2022

OBSERVASI TERHADAP GURU


No Aspek yang diobservasi Ya/Tidak Keterangan
1 Guru memberikan apersepsi
Guru menyampaikan materi
dan tujuan pembelajaran
2 Guru menegaskan kembali
konsep PLSV yang telah
dipelajari siswa Guru
menjelaskan cara
3 menyelesaikan Sistem
Persamaan Linear Satu
Variabel
4 Guru memberikan beberapa
soal Latihan untuk
dikerjakan siswa Guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menyimpulkan materi
5
Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
Menyusun dan
menyelesaikan soal dengan
6
menggunakan ide
masingmasing
Guru membimbing siswa
yang mengalami kesulitan

67
dalam Menyusun dan
menyelesaikan soal Guru
memandu diskusi siswa
9 Guru meminta siswa untuk
menjawab dan menuliskan
10 hasil diskusinya di depan
kelas
Guru Bersama-sama siswa
merangkum hasil
pembahasan
Guru melakukan releksi
11
Guru memberikan PR

OBSERVASI TERHADAP SISWA


No Aspek yang diobservasi Ya/tidak Keterangan
1 Siswa memperhatikan guru
dalam menyampaikan
materi dan tujuan
pembelajaran
Siswa memperhatikan guru
2 dalam pemberian motivasi
Siswa aktif memberi respon
dalam kegiatan apersepsi
3 Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
SPLSV beserta contohnya
Siswa disetiap kelompok
4 aktif menyelesaikan soal
latihan yang ada dalam
Bahan Ajar

68
6 Siswa aktif bertanya jika
tidak paham
Siswa dalam kelompok
7 menyusun dan
menyelesaikan soal dan
jawabannya dengan
menggunakan ide masing-
masing
Siswa dari salah satu
kelompok
mempresentasikan soal dan
8 jawaban yang telah dibuat
sedangkan kelompok yang
lain menanggapi Siswa dari
salah satu kelompok
menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah
diperolehnya Siswa dalam
kelompok aktif
9 memprediksi soal yang
lebih sulit dari soal yang
telah diberikan sebelumnya
Siswa dari salah satu
kelompok menuliskan
10 prediksi soal dan
jawabannya di papan tulis
sedangkan kelompok lain
mengamati dan
menanggapinya Siswa
bersama guru merangkum
hasil pembahasan
11

12

69
13 Siswa bersama guru
melakukan refleksi

Cimahi, 27 Desember 2022


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

ANTON RIDWAN, S.Pd ENENG NURLIAH


NUPTK.2344759660120003 NIM.20510105

Mengetahui:
Kepala Madrasah MTs FATAHILLAH

Drs. Hj. YETI KURNIATI


NIP.197001151997032002

70
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
TINDAKAN SIKLUS I
Pertemuan 2 Hari tanggal : 01 November 2022
OBSERVASI TERHADAP GURU
No Aspek yang diobservasi Ya/Tidak Keterangan
1 Guru memberikan apersepsi
Guru membahas PR Guru
menyampaikan materi
2 dan tujuan pembelajaran
3 Guru menegaskan kembali
konsep PLSV yang telah
dipelajari siswa Guru
menjelaskan cara
4 menyelesaikan Sistem
Persamaan Linear Satu
Variabel
Guru memberikan beberapa
5
soal Latihan untuk
dikerjakan siswa Guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menyimpulkan materi
6 Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
Menyusun dan
menyelesaikan soal dengan
7 menggunakan ide masing-
masing

71
9 Guru membimbing siswa
yang mengalami kesulitan
dalam Menyusun dan
menyelesaikan soal Guru
memandu diskusi siswa
10 Guru meminta siswa untuk
menjawab dan menuliskan
hasil diskusinya di depan
11 kelas
Guru Bersama-sama siswa
merangkum hasil
pembahasan
Guru melakukan releksi
12 Guru memberikan PR

13
14

OBSERVASI TERHADAP SISWA


No Aspek yang diobservasi Ya/tidak Keterangan
1 Siswa memperhatikan guru
dalam menyampaikan
materi dan tujuan
pembelajaran
Siswa memperhatikan guru
2 dalam pemberian motivasi
Siswa aktif memberi respon
dalam kegiatan apersepsi
3 Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
SPLSV beserta contohnya
Siswa disetiap kelompok
4 aktif menyelesaikan soal

72
latihan yang ada dalam
Bahan Ajar
6 Siswa aktif bertanya jika
tidak paham
7 Siswa dalam kelompok
menyusun dan
menyelesaikan soal dan
jawabannya dengan
menggunakan ide masing-
masing
Siswa dari salah satu
kelompok
mempresentasikan soal dan
8
jawaban yang telah dibuat
sedangkan kelompok yang
lain menanggapi Siswa dari
salah satu kelompok
menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah
diperolehnya Siswa dalam
kelompok aktif
9 memprediksi soal yang
lebih sulit dari soal yang
telah diberikan sebelumnya
Siswa dari salah satu
kelompok menuliskan
10 prediksi soal dan
jawabannya di papan tulis
sedangkan kelompok lain
mengamati dan
menanggapinya

11

73
12 Siswa bersama guru
merangkum hasil
pembahasan Siswa
bersama guru
13 melakukan refleksi

Cimahi, 01 November 2022


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

ANTON RIDWAN, S.Pd ENENG NURLIAH


NUPTK.2344759660120003 NIM.20510105

Mengetahui:
Kepala Madrasah MTs FATAHILLAH

Drs. Hj. YETI KURNIATI


NIP.197001151997032002

74
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
TINDAKAN SIKLUS II
Pertemuan 3 Hari tanggal : 03 November 2022
OBSERVASI TERHADAP GURU
No Aspek yang diobservasi Ya/Tidak Keterangan
1 Guru memberikan apersepsi
Guru menyampaikan materi
dan tujuan pembelajaran
2 Guru menegaskan kembali
konsep PLSV yang telah
dipelajari siswa Guru
menjelaskan cara
3 menyelesaikan Sistem
Persamaan Linear Satu
Variabel
4 Guru memberikan beberapa
soal Latihan untuk
dikerjakan siswa Guru
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menyimpulkan materi
5
Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
Menyusun dan
menyelesaikan soal dengan
6
menggunakan ide
masingmasing
Guru membimbing siswa
yang mengalami kesulitan

75
dalam Menyusun dan
menyelesaikan soal Guru
memandu diskusi siswa
9 Guru meminta siswa untuk
menjawab dan menuliskan
10 hasil diskusinya di depan
kelas
Guru Bersama-sama siswa
merangkum hasil
pembahasan
Guru melakukan releksi
11
Guru memberikan PR

12
13

OBSERVASI TERHADAP SISWA


No Aspek yang diobservasi Ya/tidak Keterangan
1 Siswa memperhatikan guru
dalam menyampaikan
materi dan tujuan
pembelajaran
Siswa memperhatikan guru
2 dalam pemberian motivasi
Siswa aktif memberi respon
dalam kegiatan apersepsi
3 Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang
SPLSV beserta contohnya
Siswa disetiap kelompok
4 aktif menyelesaikan soal
latihan yang ada dalam
LKPD

76
6 Siswa aktif bertanya jika
tidak paham
Siswa dalam kelompok
7 menyusun dan
menyelesaikan soal dan
jawabannya dengan
menggunakan ide
masingmasing
Siswa dari salah satu
kelompok
mempresentasikan soal dan
8 jawaban yang telah dibuat
sedangkan kelompok yang
lain menanggapi Siswa dari
salah satu kelompok
menjelaskan kembali
pengetahuan yang telah
diperolehnya Siswa dalam
kelompok aktif
9 memprediksi soal yang
lebih sulit dari soal yang
telah diberikan sebelumnya
Siswa dari salah satu
kelompok menuliskan
10 prediksi soal dan
jawabannya di papan tulis
sedangkan kelompok lain
mengamati dan
menanggapinya Siswa
bersama guru merangkum
hasil pembahasan
11

12

77
13 Siswa bersama guru
melakukan refleksi

Cimahi, 03 November 2022


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

ANTON RIDWAN, S.Pd ENENG NURLIAH


NUPTK.2344759660120003 NIM.20510105

Mengetahui:
Kepala Madrasah MTs FATAHILLAH

Drs. Hj. YETI KURNIATI


NIP.197001151997032002

78
Tes Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas : VII-A
Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk :
1. Tuliskan nama lengkap anda!
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini disertai dengan cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban!
3. Dahulukan soal yang dianggap mudah!

Soal:
1. Tentukan penyelesaian dari persamaan berikut!

a. 2x + 4 = 8

b. x + 11 = 20

2. Tentukan penyelesaian dari persamaan berikut!

a. 9x + 4 = 3x + 22

b. 5p – 4p + 6 = 8

3. Tentukan penyelesaian dari persamaan berikut!

a. 5u – 4u + 7 = 19

b. 5 + 3 (x – 1) = 10x – 5

4. Suatu rombongan akan pergi ke tempat rekreasi. Rombongan tersebut terdiri atas 2
bus dengan jumlah penumpang yang sama dan 5 sepeda motor yang berboncengan.
Mereka membeli tiket masuk untuk seluruh rombongan sebanyak 90 tiket.
Tentukan penumpang setiap bus….

79
Jawaban tes siklus I

1. 2x + 4 = 8
2x + 4 = 8
2x = 8 – 4
2x = 4
x=2
Jadi, penyelesaian persamaan 2x + 4 adalah x = 2
• x + 11 = 20
x + 11 = 20
x = 20 – 11
x=9
Jadi, penyelesaian persamaan x + 11 adalah x = 9
2. 9x + 4 = 3x + 22
9x + 4 = 3x + 22
9x + 4 – 3x – 22 = 0
6x – 18 = 0
6x = 18
x=3
Jadi, penyelesaian persamaan 9x + 4 = 3x + 22 adalah x = 3
• 5p – 4p + 6 = 8
5p – 4p + 6 = 8
5p – 4p + 6 – 8 = 0
p–2=0
p=2
Jadi, penyelesaian persamaan 5p – 4p + 6 = 8 adalah p = 2
3. 5u – 4u + 7 = 19
u + 7 = 19
u + 7 – 7 = 19 – 7 (kedua ruas dikurangi 7)
u=8
• 5 + 3 (x – 1) = 10x – 5
5 + 3x – 3 = 10x – 5
2 + 3x = 10x – 5
2 + 3x – 2 = 10x – 5 – 2 (kedua ruas dikurangi 2) 3x = 10x – 7
3x – 3x = 10x – 3x – 7 (kedua ruas dikurangi 3x) 0 = 7x – 7
0 + 7 = 7x – 7 + 7 (kedua ruas ditambah 7)
7 = 7x
1= x (kedua ruas dibagi 7)
4. 2m + 10 = 90
2m + 10 – 10 = 90 – 10
2m = 80
m = 40
Jadi, setiap bus berisi 40 penumpang.

80
Tes Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas : VII-A
Waktu : 2 x 30 menit
Petunjuk :
1. Tuliskan nama lengkap anda!
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
3. Dahulukan soal yang dianggap mudah!
Soal :

1. Coba tentukanlah himpunan penyelesaian dari 3x – 7 > 2x + 2 yang apabila x adalah


anggota dari {1,2,3,4,… ,15}
2. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan 5z - 2 > 18
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari petidaksamaan 4x + 15 < x + 45 !
4. Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 1-4x > -3(2x-3) dengan x bilangan bulat
adalah…
5. Carilah himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2 < 2x+8 ≤ 12
6. Umur Lisa dan Muri masing-masing (5x – 2) dan (2x + 4). Jika umur Lisa lebih dari
umur Muri, maka tentukanlah batas-batas nilai x!
7. Jumlah dua bilangan tidak lebih dari 120. Jika bilangan kedua adalah 10 lebihnya dari
bilangan pertama, maka tentukan batas nilai untuk bilangan pertama.

81
Jawaban Siklus II
1. 3x – 7 > 2x + 2; x є {1, 2, 3, 4… 15}
= 3x –2x – 7 > 2x – 2x + 2 yaitu : dari kedua ruas denga dikurangi 2x
=x–7>2
= x – 7 + 7 > 2 + 7 dengan kedua ruas yang dikurangi 7
=x>9
Maka, himpunan dari penyelesaiannya ialah (x | x > 9 : x dengan bilangan asli adalah ≤
15)
HP yaitu : (10, 11, 12, 13, 14, 15)
2. 5z - 2 > 18
5z = 18 + 2
5z = 20
z = 20/5
z =5
3. 4x + 15 < x + 45 !
4x – x < 45 – 15
3x = 30
x = 30/3
x = 10
jadi, HP {10}
4. 1-4x > -3(2x-3)
1-4x > -6x + 9
-4x+6x > 9-1
2x > 8
x>4
Jadi, HP = {x|x>4, x bilangan bulat}
5. 2 < 2x+8 ≤ 12
2-8 < 2x+8-8 ≤ 12-8
-6 < 2x ≤ 4
-3 < x ≤ 2
Jadi, HP={x|-3<x≤2}
6. Dari soal terdapat kata “lebih dari” yang berarti kita pergunakan tanda “>”. Dengan
ketentuan yang terdapat dalam soal, maka kita peroleh model matematika berikut.
Umur Lisa > umur Muri
⇒ 5x – 2 > 2x + 4
Kemudian kita selesaian bentuk pertidaksamaan linear satu variabel di atas, yaitu
sebagai berikut.
5x – 2 > 2x + 4
⇒ 5x – 2x > 4 + 2
⇒ 3x > 6
⇒x>2
Jadi, batas-batas nilai x adalah bilangan yang lebih dari 2
7. Misalkan:
Bilangan pertama = x
Bilangan kedua = y
Dari soal diketahui bahwa bilangan kedua “10 lebihnya dari bilangan pertama”, maka
berlaku hubungan sebagai berikut:

82
y = x + 10
Pada soal juga diketahui bahwa jumlah kedua bilangan “tidak lebih” dari 120. Kata
“tidak lebih” merupakan indikasi pertidaksamaan kurang dari sama dangan (≤). Jadi,
bentuk pertidaksamaan yang sesuai dengan soal adalah pertidaksamaan kurang dari
sama dengan. Selanjutnya kita susun pertidaksamaannya:
⇒ x + y ≤ 120
Karena y = x + 10, maka pertidaksamaannya menjadi:
⇒ x + x + 10 ≤ 120
⇒ 2x + 10 ≤ 120
⇒ 2x + 10 – 10 ≤ 120 – 10
⇒ 2x ≤ 110
⇒ x ≤ 55
Jadi, batas nilai untuk bilangan pertama tidak lebih dari 55

83
D. Foto Kegiatan

84
E. surat keterangan penelitian

85

Anda mungkin juga menyukai