Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH PADA MASYARAKAT DESA

CIBIUK KALER KECAMATAN CIBIUK KABUPATEN GARUT

Nurhaliza Destyani1, Afifah Nabila Azzahra2, Ahlan Firdaus Darmawan3


1
Universitas Garut
E-mail : Nurhalizadestyani@gmail.com

Abstrak: Sampah merupakan suatu benda atau bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh
manusia yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Semua yang beraktivitas pasti akan
menghasilkan sampah dan begitu juga yang terjadi di Desa Cibiuk Kaler Kecamatan Cibiuk
Kabupaten Garut. Permasalahan dari observasi ini adalah proses pengelolaan sampah yang
dilakukan belum masuk dalam kategori yang baik dan benar dikarenakan proses pengelolaan
dilakukan dengan pembuangan yang tidak pada tempatnya dan dengan proses pembakaran.
Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah yang ada di
Desa Cibiuk Kaler Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut. Metode observasi yang digunakan
adalah kualitatif dengan rancang bangun observasional deskriptif. Teknik observasi yang
dilakukan dengan cara survei lapangan, focus group discussion yang melibatkan partisipan,
wawancara terbuka, dan studi literatur. Partisipannya meliputi kepala desa, Rt/Rw,
masyarakat dan mahasiswa. Hasil observasi menyatakan bahwa pengelolaan sampah di desa
tersebut masih kurang baik hal ini dikarenakan tidak adanya lahan untuk pembangunan
tempat penampungan sementara, fasilitas sarana dan prasarana yang masih belum baik, dan
tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah akan pentingnya pengelolaan sampah
dengan baik dan benar. Saran yang bisa diberikan adalah dengan melakukan sosialisasi
tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar, jadwal rutin gotong royong bersih desa dan
memasukkan anggaran untuk pembebasan lahan yang akan digunakan untuk tempat
penampungan sementara.

Kata kunci: Lingkungan, sampah, pengelolaan sampah

Abstract: Garbage is an object or material that is no longer used by humans in everyday life.
All those who are active will definitely produce waste and so is what happened in Cibiuk
Kaler Village, Cibiuk District, Garut Regency. The problem from this observation is that the
waste management process that has been carried out has not been included in the good and
correct category because the management process is carried out by improper disposal and by
the combustion process. The purpose of this observation is to determine the existing waste
management system in Cibiuk Kaler Village, Cibiuk District, Garut Regency. The
observation method used is qualitative with a descriptive observational design. Observation
techniques were carried out by means of field surveys, focus group discussions involving
participants, open interviews, and literature studies. The participants include the village head,
Rt/Rw, community and students. The results of observations stated that waste management in
the village is still not good, this is due to the absence of land for the construction of
temporary shelters, facilities and infrastructure that are still not good, and the level of public
awareness is still low on the importance of proper and proper waste management.
Suggestions that can be given are to conduct socialization about good and correct waste
management, routine village clean-up schedules and include a budget for land acquisition that
will be used for temporary shelters.

Keywords: Environment, waste, waste management.

PENDAHULUAN Permasalahan sampah meliputi 3


bagian yaitu pada bagian hilir, proses dan
Lingkungan adalah tempat hidup hulu. Pada bagian hilir, pembuangan
semua makhluk yang ada di bumi, sampah yang terus meningkat. Pada bagian
khususnya manusia. Menurut Hendrik L. proses, keterbatasaan sumber daya baik dari
Blum (1974) dalam Slamet (2016) masyarakat maupun pemerintah. Pada
menyatakan bahwa lingkungan adalah bagian hulu, berupa kurang optimalnya
faktor terbesar dalam mempengaruhi sistem yang diterapkan pada pemrosesan
derajat kesehatan, sehingga dalam menjaga akhir (Mulasari, 2016). Sebagian besar
lingkungan merupakan tanggung jawab masyarakat menganggap membakar
masyarakat agar mampu menyelesaikan sampah merupakan bagian dari pengolahan
permasalahan menyangkut lingkungan sampah. akan tetapi, hal seperti itu bisa
hidupnya. Salah satu permasalahan menyebabkan pencemaran bagi lingkungan
lingkungan hidup adalah tentang dan mengganggu kesehatan (Mulasari,
kebersihan. Kebersihan adalah sebuah 2012).
cerminan setiap individu dalam menjaga
kesehatan. Kebersihan merupakan suatu Membangun kesadaran masyarakat
keadaan yang bebas dari segala kotoran, tidak semudah membalikkan telapak
yang dapat merugikan segala aspek yang tangan. Sehingga perlu kerja sama dari
menyangkut setiap kegiatan dan perilaku semua pihak, baik masyarakat, pemerintah
masyarakat. Untuk mewujudkan kebersihan maupun pihak ketiga sebagai pendukung.
lingkungan, dibutuhkan kesadaran dari Diperlukan waktu yang cukup lama untuk
masyarakat tentang pentingnya menjaga membangun kesadaran itu dan diperlukan
kebersihan. pula contoh teladan yang positif serta
konsistensi dari pihak pengambil kebijakan
Sampah adalah suatu benda atau di suatu wilayah tertentu. Kegiatan
bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh sosialisasi secara langsung tentang
manusia sehingga dibuang. Stigma pengelolaan sampah yang baik dan benar
masyarakat terkait sampah adalah semua dapat mendorong partisipasi masyarakat
sampah itu menjijikkan, dan kotor sehingga dalam hal pengelolaan persampahan (Rizal,
harus dibakar atau dibuang sebagaimana 2011).
mestinya (Mulasari, 2012). Definisi sampah
menurut Undang Undang No. 18 Tahun Desa Cibiuk Kaler merupakan salah
2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari satu desa di Kecamatan Cibiuk Kabupaten
manusia dan/atau proses alam yang Garut dengan pemukimannya yang terdapat
berbentuk padat. Pembeda sampah dari banyak sampah rumah tangga.
limbah yang lain adalah bentuknya yang Permasalahan ini tentu mempengaruhi
padat. Jadi limbah yang berbentuk padat kegiatan di Desa Cibiuk Kaler itu sendiri,
disebut sampah. Jumlah sampah yang terutama dalam hal kebersihan yaitu
dihasilkan semakin hari semakin sulitnya pengadaan pengelolaan sampah
bertambah, baik jumlah maupun jenisnya. karena terkendala alat transportasi serta
Segala aktivitas masyarakat selalu truk pengangkut sampah yang tidak bisa
menimbulkan sampah. Hal ini tidak hanya masuk ke daerah perkampungannya. Selain
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah transportasi, kesadaran masyarakat juga
akan tetapi juga dari seluruh masyarakat mempengaruhi kondisi kebersihan
untuk mengolah sampah agar tidak lingkungan di desa tersebut. Kedua hal ini
berdampak negatif bagi lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap perilaku
(Hardiatmi, 2011). membuang sampah sembarangan dan
membakar sampah. Upaya pengumpulan
sampah plastik, sudah dilakukan tetapi penampungan ilegal adalah suatu tempat
hanya pada sampah plastik yang bernilai yang secara sengaja dilakukan pembuangan
ekonomi, atau yang dapat dijual saja. Untuk sampah di daerah tersebut untuk
sampah plastik yang tidak bernilai ekonomi menghindari biaya dan waktu serta upaya
(tidak laku dijual) belum dilakukan yang diperlukan membuang sampah ke
pengelolaan. tempat yang legal. Lahan yang
dimanfaatkan bervariasi seperti bangunan
Menurut Undang-Undang Nomor 18 yang tidak beroperasi lagi, lahan kosong,
Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah jalan raya atau gang-gang sepanjang jalan
Nomor 81 Tahun 2012, pengelolaan pedesaan. Hal ini dikarenakan penerangan
sampah adalah kegiatan yang sistematis, dan aksesibilitas yang buruk sehingga
menyeluruh, dan berkesinambungan yang rentan digunakan untuk tempat
meliputi pengurangan dan penanganan pembuangan sampah ilegal. Faktor yang
sampah. Adapun tujuan pengelolaan menyebabkan hal ini terjadi adalah jumlah
sampah adalah untuk meningkatkan penduduk, karakteristik fisik (tidak
kesehatan masyarakat dan kualitas tersedianya lahan), rendahnya alternatif
lingkungan serta menjadikan sampah pengelolaan sampah (daur ulang), dan
sebagai sumberdaya. Pengolahan sampah kebijakan pemerintah.
melibatkan pemanfaatan dan penggunaan
sarana dan prasarana antara lain Adapun tujuan penulisan artikel ini
menempatkan sampah pada wadah yang adalah untuk mengetahui pola pengelolaan
sudah tersedia, proses pengumpulan sampah di Desa Cibiuk Kaler serta dapat
sampah, pemindahan, dan pengangkutan memberikan solusi terbaik dalam
sampah, serta pengolahan sampah hingga memecahkan masalah pengelolaan sampah
pada proses pembuangan akhir (Sahil, yang ada dengan studi literatur demi
2016). Belum adanya perencanaan dalam berkembangnya sistem pengelolaan sampah
pengolahan sampah mengakibatkan kurang di Desa Cibiuk Kaler.
maksimalnya sistem pengolahan sampah.
Selain itu, belum adanya tempat
METODE PENELITIAN
pengolahan sampah menjadi permasalahan
yang mendasari hal tersebut (Nilam, 2016). Observasi ini dilakukan pada bulan
Juli – Agustus 2022 dan berlokasi di Desa
Beberapa faktor yang mempengaruhi
Cibiuk Kaler Kecamatan Cibiuk Kabupaten
pengolahan sampah yang dianggap sebagai
Garut. Jenis observasi ini adalah kualitatif
penghambat sistem adalah penyebaran dan
dengan rancang bangun observasional
kepadatan penduduk, sosial ekonomi dan
deskriptif. Teknik observasi yang dilakukan
karakteristik lingkungan fisik, sikap,
dengan cara survei lapangan, focus group
perilaku serta budaya yang ada di
discussion (FGD) yang melibatkan
masyarakat (Sahil, 2016). Berdasarkan
partisipan, wawancara terbuka, dan studi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
literatur. Kualitatif dikarenakan untuk
Republik Indonesia nomor 3 tahun 2013,
mengetahui informasi terkait penanganan
tempat penampungan sementara (TPS)
sampah yang ada di lingkungan Desa
adalah tempat dimana sebelum sampah
Cibiuk Kaler. Observasional/survei
diangkut untuk dilakukan pendauran ulang,
lapangan dilakukan untuk melihat kondisi
pengolahan dan tempat pengolahan sampah
nyata yang ada di lapangan sehingga
terpadu. Tempat pengolahan sampah
diketahui secara benar apa yang sedang
terpadu (TPST) adalah tempat pelaksanaan
terjadi. Focus group discussion (FGD)
kegiatan pengumpulan, pemilahan,
dilakukan dengan beberapa perangkat desa,
penggunaan ulang, pendauran ulang,
focus group discussion yang dilakukan
pengolahan dan pemrosesan akhir.
memiliki topik tentang pengelolaan sampah
Menurut EPA (Environmental yang ada di Desa Cibiuk Kaler. Penyuluhan
Protecion Agency) 1998, mengatakan dilakukan dengan kepala desa, Rt/Rw, serta
bahwa, illegal dumping /tempat masyarakat yang berada di Desa Cibiuk
Kaler Kecamatan Cibiuk. warga kesulitan membawa sampah ke
tempat pembuangan akhir. Kesadaran
masyarakat akan kebersihan lingkungan
HASIL DAN PEMBAHASAN masih kurang sehingga permasalahan
sampah tersebut masih dipandang wajar.
Berdasarkan Gambar 1 terdapat
beberapa langkah dalam pengelolaan Penumpukan sampah yang berada di
sampah yaitu pemilahan (dilakukan beberapa titik di Desa Cibiuk Kaler tanpa
dengan cara manual seperti membedakan adanya pengelolaan lebih lanjut
sampah organik dan anorganik), menyebabkan berkurangnya keindahan
pewadahan (aktivitas yang dilakukan alam Desa Cibiuk Kaler. Selain itu, kondisi
dengan cara menampung sampah tersebut menimbulkan ketidaknyamanan
sementara di wadah/tempat sumber karena bau kurang sedap yang muncul dari
sampah), dan pengolahan di sumber, tumpukan sampah tersebut. Masalah
pengumpulan ada dua proses yaitu kesehatan disebabkan oleh penumpukan
pemindahan, pemilahan, dan pengolahan sampah yang menjadi sarang bagi vektor.
kemudian dilakukan pengangkutan ke Salah satu masalah kesehatan yang terjadi
pembuangan akhir. Namun masyarakat misalnya penyakit gatal kulit pada musim
Desa Cibiuk Kaler belum melakukan hal hujan. Penyakit tersebut berawal dari
tersebut. genangan air di tumpukan sampah
kemudian menjadi sarang bagi vektor
sehingga menyebabkan seseorang terkena
penyakit. Mayoritas rumah tangga tidak
memiliki tempat sampah dan membuang
sampah disekitar rumah. Pada saat tertentu,
warga perempuan yang berperan sebagai
ibu rumah tangga membersihkan sampah
disekitar rumahnya dengan cara disapu.
Setelah sampah terkumpul, tindakan yang
dilakukan adalah membakar kumpulan
sampah tersebut di lahan kosong sekitar
tidak jauh dari pemukiman.
Menurut Ikhsandri (2014),
Gambar 1. Diagram Teknik Operasional mengatakan bahwa tindakan membakar
Pengelolaan Persampahan sampah merupakan salah satu teknik
pengolahan sampah yang menimbulkan
Berdasarkan hasil observasi, asap, debu, dan arang sampah yang mana
diperoleh informasi bahwa warga desa akan terbawa ke tempat sekitar sehingga
tidak memiliki tempat sampah untuk menimbulkan gangguan. Pembakaran yang
melakukan proses pewadahan sehingga paling baik yaitu dilakukan dengan
warga terbiasa membuang sampah insinerator agar tidak menimbulkan
sembarangan dan membakarnya di sekitar gangguan akan tetapi memerlukan biaya
rumah. Hal ini menyebabkan sulitnya yang mahal dan dapat pula dilakukan
pengaplikasian pemilahan sampah. Karena kegiatan pembakaran yang tempatnya jauh
tidak adanya tempat pembuangan sampah dari pemukiman.
sementara, maka warga membuang sampah
Hasil observasi menunjukkan bahwa
rumah tangga yang berskala besar di lahan
warga Desa Cibiuk Kaler tidak memiliki
kosong yang dimanfaatkan menjadi tempat
tempat sampah pribadi yang digunakan
pembuangan akhir. Minim dan mahalnya
untuk membuang sampah rumah tangga
lahan menyebabkan Desa Cibiuk kaler
setiap harinya. Sampah rumah tangga yang
tidak memiliki tempat untuk pembuangan
dihasilkan setiap hari oleh warga
akhir. Susahnya akses keluar masuk di
dikumpulkan dalam kantong plastik dan
perkampungan Desa Cibiuk kaler membuat
dibakar dekat pemukiman sekitar lalu dari masyarakat tidaklah mudah
abunya dibuang ke selokan atau dibiarkan dikarenakan ada hal-hal yang dianggap
di tempat pembakarannya. Seharusnya mistis, sudah membudaya, dan lain-lain
menurut UU No. 18 tahun 2008, sampah sehingga perlunya pengaruh yang kuat
dibuang di tempat penampungan sementara dari pihak luar. Maka dilakukan
(TPS) sebelum akhirnya dibuang ke tempat penyuluhan dan diskusi dari kepala desa,
pembuangan akhir (TPA). Tiap desa atau Rt/Rw, masyarakat dan mahasiswa
kelurahan hendaknya memiliki TPS untuk mengenai sosialisasi tentang pengolahan
menampung seluruh sampah warganya agar sampah yang baik dan benar dikarenakan
mudah untuk dibawah ke TPA, namun di tingkat penyadaran yang utama adalah
Desa Cibiuk Kaler tidak terdapat TPS. Hal pengetahuan seseorang akan hal tersebut.
ini dikarenakan tidak tersedianya lahan dan Ketika seseorang sudah mengetahuinya,
tidak ada transportasi untuk membawa maka tidak menuntut kemungkinan untuk
sampah ke TPA sehingga warga cenderung melakukannya. Berikut perencanaan
membuang dan membakar sampah pada kegiatan pengelolaan sampah
lahan dekat pemukimannya. 1. Sosialisasi tentang pengolahan
sampah yang baik dan benar
Berdasarkan hasil observasi yang 2. Pengadaan alat kebersihan dan tong
dilakukan menunjukkan bahwa warga Desa sampah
Cibiuk Kaler memiliki tingkat kesadaran 3. Jadwal rutin bersih desa
yang rendah mengenai kebersihan 4. Mengalokasikan anggaran dana desa
lingkungan. Hal ini dilihat dari kebiasaan untuk pembangunan TPS
membuang sampah, kondisi lingkungan
Desa Cibiuk Kaler dan pemahaman warga Setelah dilakukannya sosialisasi
mengenai pengelolaan sampah serta tentang pengolahan sampah yang baik dan
keterbatasan fasilitas TPS untuk benar akhirnya masyarakat Desa Cibiuk
menampung sampah rumah tangga yang Kaler memiliki semangat yang tinggi untuk
dihasilkan setiap harinya dan beberapa memperbaiki desanya dari gangguan
selokan atau lahan kosong terdapat serakan sampah. Penyuluhan dan diskusi tersebut
sampah yang tidak dibersihkan. menghasilkan beberapa solusi yakni
mengajukan penyediaan tempat sampah
Berdasarkan observasi yang sudah sementara karena faktor utama dari
dilakukan mengenai permasalahan permasalahan sampah di Desa Cibiuk Kaler
kebersihan lingkungan Desa Cibiuk Kaler, adalah fasilitas TPS dan transportasi untuk
kami bersama-sama menyusun sebuah mengangkut sampah ke TPA. Kami juga
program untuk diberikan kepada warga bersama perangkat desa memberikan solusi
Desa Cibiuk Kaler. Program mengenai untuk gotong royong membersihkan
kebersihan lingkungan dan mengetahui lingkungan Desa Cibiuk Kaler sebagai
cara mengelola sampah yang baik dan langkah awal untuk meningkatkan
benar, dengan cara mengadakan diskusi kesadaran warga terhadap kebersihan
bersama atau focus group discussion lingkungan. Kegiatan gotong royong ini
(FGD) untuk membahas permasalahan dapat dilaksanakan satu minggu sekali
sampah di Desa Cibiuk Kaler dan setiap hari jumat dan dikoordinasikan oleh
merumuskan solusi yang tepat. FGD ini Rt/Rw serta perangkat desa agar menjadi
dihadiri oleh kepala desa, Rt/Rw, kegiatan rutin yang dilakukan di Desa
masyarakat dan mahasiswa UNIGA dan Cibiuk Kaler.
UIN yang sama-sama memecahkan
permasalahan ini. Menurut Nurlela, (2017) mengatakan
bahwa tempat pengolahan sampah sangat
Penyadaran masyarakat yang perlu diadakan karena memiliki dampak
nantinya akan mengelola dan membuang positif. Masalah tidak adanya lahan untuk
sampah pada tempatnya/tempat pembangunan TPS yang memerlukan
penampungan sementara (TPS) yang pembelian lahan, dengan dimana pihak desa
disediakan. Merubah pola pikir (mindset) belum mampu untuk membeli lahan
tersebut dikarenakan perencanaan alokasi KESIMPULAN DAN SARAN
dana desa. Hal ini sesuai dengan penelitian
dari Triastantra, (2016) mengatakan bahwa Sistem pengelolaan sampah yang
kendala untuk melakukan pengelolaan dimiliki Desa Cibiuk Kaler masih belum
sampah adalah masalah lahan, terbatasnya baik. Hal ini bisa ditinjau dari perilaku
anggaran yang akan digunakan dalam warga yang terbiasa membuang sampah
proses pengelolaan sampah. tidak pada tempatnya/sembarangan yaitu
Perlunya pembebasan lahan seperti pada lahan kosong, tambak, selokan
digunakan untuk tempat penampungan dan di sekitaran jalan. Selain itu,
sementara (TPS) adalah langkah awal dari pemahaman akan pentingnya pengelolaan
desa untuk menjadikan masyarakat Desa sampah juga kurang baik. Pengelolaan
Cibiuk Kaler bisa menerapkan salah satu yang dilakukan hanya sebatas pembuangan
aspek dari perilaku hidup bersih dan sehat.
yang tidak pada tempatnya dan
Sehingga pihak desa untuk sementara,
karena belum memiliki dana alokasi pembakaran. Hal tersebut diakibatkan
untuk pembangunan tempat pembuangan karena tidak adanya fasilitas sarana dan
sementara, akhirnya meminta ijin ke prasarana yang mendukung seperti tempat
warga yang memiliki lahan kosong yang sampah ditiap rumah dan tempat
masih belum layak dibangun untuk penampungan sementara (TPS). Masalah
dijadikan tempat penampungan sementara utama dalam hal pengelolaan sampah di
yang nantinya sampah akan di tarik ke
Desa Cibiuk Kaler adalah lahan untuk
tempat pembuangan akhir yang berada di
Kp. Pasir Bajing Desa Sukaraja Kec. pembangunan tempat penampungan
Banyuresmi. Namun nantinya pihak desa sementara (TPS). Hal lain yang menunjang
akan segera mengalokasikan anggaran terjadinya pembuangan sampah tidak pada
dana desa untuk pembangunan TPS. tempatnya juga dipengaruhi oleh tingkat
Kegiatan jadwal rutin bersih desa kesadaran warga akan kebersihan
dilakukan satu minggu sekali dengan lingkungan masih kurang baik. Namun
penunjang kegiatan pengadaan alat setelah dilakukannya penyuluhan dan
kebersihan dan tong sampah. Setiap hari diskusi dari kepala desa, Rt/Rw,
jumat kami mahasiswa, kepala desa, masyarakat dan mahasiswa mengenai
Rt/Rw dan masyarakat melakukan gotong sosialisasi tentang pengolahan sampah
royong bersih-bersih desa. Masyarakat
yang baik dan benar, akhirnya masyarakat
setempat berbondong-bondong membawa
sampah dari tiap rumahnya dan Desa Cibiuk Kaler memiliki semangat
mahasiswa ikut serta pembersihan yang tinggi untuk memperbaiki lingkungan
sampah mulai dari sampah yang terdapat desanya dari gangguan sampah.
pada jalan, selokan dan pinggir-pinggir
rumah dengan membawa sampah
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan roda yang kemudian di
masukan kedalam truk pengambil sampah Hardiatmi S. (2011) Pendukung
yang kemudian sampah akan di tarik ke Keberhasilan Pengelolaan Sampah
tempat pembuangan akhir (TPA) yang Kota. INNOFARM. Jurnal Inovasi
berada di Kp. Pasir Bajing Desa Sukaraja Pertanian, 10 (1): 50-66.
Kec. Banyuresmi. Pihak Desa Cibiuk
Kaler memberikan dana dari anggaran Ikhsandri. (2014). Kajian Infrastuktur
desa untuk pendanaan penyewaan truk Pengolahan Sampah di Kawasan
sebagai alat transportasi pengangkut Berkembang Jakabaring Kelurahan
sampah. 15 Ulu Kota Palembang. Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan
Volume 2 nomor 1, Maret 2014.
ISSN: 2355-374X.
Mulasari, S. A. (2012). Hubungan tingkat Sahil J et al. (2016). Sistem Pengelolaan
pengetahuan dan sikap terhadap dan Upaya Penanggulangan
perilaku masyarakat dalam Sampah di Kelurahan Dufa- Dufa
mengelola sampah di dusun Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi
padukuhan desa sidokarto volume 4 nomor 2. ISSN: 2301-
kecamatan godean kabupaten 4678/ media.neliti.com.
sleman yogyakarta. Jurnal Kesmas
volume 6 nomor 3: 204-211. Slamet R. A. L. (2016). Ilmu Kesehatan
Masyarakat.Yogyakarta: Standar
Mulasari A., Heru H. A., & Muhadjir N. Nasional Indonesia 19-2454-2002
(2016) Analisis Situasi tentang Tata Cara Teknik
Permasalahan Sampah Kota Operasional Pengelolaan Sampah
Yogyakarta dan Kebijakan Perkotaan.
Penanggulangannya. Jurnal
Kesehatan Masyarakat volume 11 Trias Triastantra M. (2016). Pengelolaan
nomor2.dx.doi.org/10.15294/kema Sampah Pasar Sebagai Upaya
s.vllil.3521. Pengendalian Pencemaran
Lingkungan Berdasarkan Peraturan
Nilam S.P. (2016). Analisis Pengelolaan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10
Sampah Padat di Kecamatan Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Banuhampu Kabupaten Agam. Sampah (Studi Kasus di Pasar
Jurnal Kesehatan Masyarakat Giwangan Kota Yogyakarta).
Andalas volume 10 nomor 2: 157- Diakses dari http://e-
165. E-ISSN 2442- journal.uajy.ac.id/10661/1/jurnal.p
6725/jurnal.fkm.unand.ac.id/index. df.
php/jkma.
Nurlela. (2017). Dampak Keberadaan
Tempat Pengolahan Sampah 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle) Vipa
Mas Terhadap Lingkungan Sosial
Ekonomi Masyarakat diKelurahan
Bambu Apus Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang
Selatan. Skripsi. Jakarta
Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah.
Rizal M. (2011). Analisis Pengelolaan
Persampahan Perkotaan (Studi
kasus pada kelurahan Boya
Kecamatan Banawa Kabupaten
Donggala). Jurnal Sipil Mesin
Arsitektur Elektro (SMARTek)
volume 9 nomor 2: 155-172.

Anda mungkin juga menyukai