Anda di halaman 1dari 11

P-ISSN: 2615-1723 Jurnal Riset Pendidikan Dasar

E-ISSN: 2615-1766 01 ( 2), ( 2018) 129-139


Oktober 2018 Submitted: Agustus, Accepted: September, Published: Oktober
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/jrpd

PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR INPRES ILIGETANG

Hermus Hero*, Maria Ermalinda Sni

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Nusa Nipa, Indonesia

Korespondensi. E-mail: edo_cddpon@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak di
Sekolah Dasar Inpres Iligetang tahun ajaran 2016/2017. Selain itu tujuan lain dari penelitian ini adalah
untuk menyadarkan para orang tua wali siswa kelas V Sekolah Dasar inpres Iligetang Tahun Ajaran
2016/2017 agar menerapkan peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini
merupakan Penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data
dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Inpres
Iligetang Maumere yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 15 perempuan. Sumber data
berasal dari guru dan orang tua siswa atau wali. Teknik pengambilan sampel sebagai sumber data dalam
penelitian adalah snowball sampling. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik keabsahan
konstruk, keabsahan internal, keabsahan eksternal dan reliabilitas. Prosedur penelitian melalui 3 tahap
yaitu tahap penjajagan, eksplorasi dan tahap member chek . Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui
peran orang tua dalam belajar siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan prestasi
belajar siswa menunjukan suatu hasil yang positif dari sebelumnya. Terbukti dari nilai-nilai yang diperoleh
di kelas dan juga melalui tugas yang diberikan oleh guru. Simpulan penelitian ini adalah penerpan peran
orang tua dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kata Kunci: Peran Orang Tua, motifasi belajar siswa

THE ROLE OF PARENTS IN IMPROVING STUDENT MOTIVATION OF CLASS V


IN ILIGETANG ELEMENTARY SCHOOL OF ILIGETANG

Abstract
This study aims to determine the role of parents in improving children's learning achievement in Elementary School
Inpres Iligetang academic year 2016/2017. In addition, another purpose of this research is to awaken the parents of
guardian of grade V elementary school inpres Iligetang Academic Year 2016/2017 to apply the role of parents in
improving students' learning motivation. This research is descriptive qualitative research. In this research, the researcher
use data collecting by observation method, interview and documentation. The subjects of the study were the students of
grade V SD Inpres Iligetang Maumere with 25 students consisting of 10 men and 15 women. The source of the data
comes from teachers and parents of students or guardians. Sampling technique as a source of data in research is
snowball sampling. The validity of the data in this study uses construct validity techniques, internal validity, external
validity and reliability. The research procedure through 3 stages of exploration, exploration and member check stage.
The results showed that through the role of parents in learning students can improve student learning motivation.
Improvement of student achievement shows a positive result from before. Evident from the values obtained in the
classroom and also through the tasks assigned by the teacher. The conclusions of this research is the role of parents can
improve students' learning motivation
Keywords: Role of Parents, Student Motivation

Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

129
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

PENDAHULUAN motivator yang unggul dalam upaya


Pendidikan merupakan suatu usaha yang pendidikan anak.
dilakukan secara sadar untuk mengubah Motivasi merupakan sebuah dorongan
tingkah laku manusia baik secara individu yang timbul pada diri seseorang secara sadar
maupun berkelompok. Pendidikan nasional atau tidak sadar untuk melakukan suatu
berfungsi mengembangkan kemampuan dan tindakan sesuai dengan tujuan tertentu. Dari
membentuk watak serta peradaban bangsa pengertian ini dapat dikatakan bahwa dalam
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan dunia pendidikan motivasi belajar merupakan
kehidupan bangsa yang bertujuan untuk sebuah spirit yang perlu dimiliki oleh setiap
mengembangkan potensi peserta didik agar peserta didik. Jika seorang anak (peserta didik)
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa memiliki motivasi belajar yang baik maka ia
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak akan terdorong untuk tekun dan giat dalam
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri belajar. Hal ini senada dengan apa yang
dan menjadi warga Negara yang demokratis disampaikan oleh Sardiman (1996:75) yang
serta bertanggung jawab. Dengan demikian, menyimpulkan bahwa motivasi belajar
pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah merupakan keseluruhan daya penggerak di
upaya luhur dan mulia yang dengannya anak dalam diri siswa (anak) yang sanggup
dicerdaskan dan keterampilannya diasah untuk menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
menjadi manusia yang berguna dan bermutu kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
bagi bangsa dan negara. memberikan arah pada kegiatan belajar,
Menurut Undang-Undang Nomor 20 sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan belajar (anak didik/siswa) dapat tercapai.
Nasional menyatakan bahwa pendidikan Namun, untuk membangun sebuah motivasi
adalah usaha sadar dan terencana untuk belajar yang baik diperlukan faktor-faktor
mewujudkan suasana belajar dan proses pendukung.
pembelajaran agar peserta didik secara aktif Salah satu faktor pendukung dalam
mengembangkan potensi dirinya. Untuk itu, motivasi belajar anak ialah peran orang tua.
keterlibatan orang tua merupakan salah satu Pendidikan dalam keluarga merupakan basis
aspek penting untuk turut meningkatkan pendidikan yang pertama dan utama. Situasi
motivasi belajar siswa. keluarga yang harmonis dan bahagia akan
Orang tua merupakan wadah pendidikan melahirkan anak atau generasi penerus yang
atau sekolah yang pertama dan utama bagi baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua
anak. Dalam hubungan dengan dunia yang seharusnya adalah sebagai orang pertama
pendidikan, orang tua adalah salah satu dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan
sekolah informal. Maka, orang tua terhadap anak-anaknya. Dengan hal tersebut,
sesungguhnya memiliki andil dan kontribusi kehidupan keluarga terutama peran orang tua
yang signifikan terhadap motivasi belajar anak merupakan lingkungan pendidikan pertama
sebagai peserta didik. Orang tua juga mampu yang mempunyai peranan penting dalam
mendorong atau men-support anak untuk menentukan dan membina proses
semakin giat dalam belajar. Dengan demikian, perkembangan anak. Tidak menutup
harus diakui bahwa motivasi dari orang tua kemungkinan bahwa masalah yang dialami
sangat berpengaruh bagi proses pendidikan siswa di sekolah seperti rendahnya prestasi
atau belajar anak. Oleh karena itu, orang tua belajar siswa dan berhasil tidaknya proses
harus sungguh menciptakan sebuah belajar siswa merupakan akibat atau lanjutan
lingkungan pendidikan atau belajar yang baik dari situasi lingkungan keluarga yang tidak
bagi anak-anak. Orang tua perlu menjadi harmonis dan peran orang tua yang tidak
dijalankan dengan baik.
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

130
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

Kurangnya perhatian dari peserta didik meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di
ini sesungguhnya dipengaruhi oleh motivasi Sekolah Dasar Inpres Iligetang, peneliti tidak
belajar yang rendah. Hal lain yang juga turut mengatur kondisi tempat penelitian
menyebabkan minimnya semangat anak dalam berlangsung.
mengikuti kegiatan proses belajar mengajar di Sumber data dalam penelitian kualitatif
kelas adalah lingkungan keluarga yang kurang dapat diambil dari informan, tempat dan
kondusif. Artinya, lingkungan keluarga belum peristiwa, serta arsip atau dokumen yang
mampu memberikan motivasi belajar yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
baik bagi anak, khususnya dalam membimbing Dalam penelitian ini peneliti memilih orang
dan mengarahkan karakter anak. Jika memang tertentu yang dipertimbangkan akan
demikian, maka keluarga telah gagal menjadi memberikan data yang diperlukan, selanjutnya
motivator dalam mendidik karakter anak. berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
Tujuan utama pendidikan adalah peneliti dapat menetapkan sampel lainnya
mencerdasakan kehidupan bangsa dan yang dipertimbangkan akan memberikan data
menumbuhkan keterampilan untuk lebih lengkap (Sugiyono. 2015:301).
menghasilkan sumber daya manusia yang Berdasarkan pertimbangan jenis data
berkualitas dan berkompeten. kualitatif yang dibutuhkan berikut:
Salah satu cara untuk meningkatkan Wawancara Orang tua Siswa Kelas V SD
kualitas sumber daya manusia tersebut adalah Inpres Iigetang, kuisioner Orang Tua dan
dengan pendidikan formal di sekolah. Hal itu
Siswa Kelas V SD Inpres Iligetang,
disebabkan oleh kenyataan bahwa orang tua
wawancara Guru Wali Kelas V SD Inpres
belum mampu seutuhnya menjadi mitra
Iligetang, dokumen Wawancara Peneliti dan
sekolah dalam mendidik anak-anak. Banyak
orang tua mudah menyerah dan pasrah atas Orang Tua siswa Kelas V SD Inpres Iligetang
perilaku dan kenakalan anak-anaknya,
memberi kata-kata julukan tertentu untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
anak-anak yang nakal, memanjakan anak Sekolah Dasar Inpres Iligetang terdapat
berlebihan, sering menyindir anak dengan 275 siswa dan 18 tenaga kerja yang terdiri dari
kata-kata yang kurang sopan sehingga komponen kepala sekolah 1 orang, wakil
melemahkan motivasi belajar anak. kepala sekolah 1 orang, tenaga pendidik atau
guru 15 orang, operator 1 orang, dan penjaga
METODE sekolah 1 orang. Dari ke 15 orang tenaga guru
Desain penelitian yang digunakan dalam yang telah dinyatakan sebagai Pegawai Negeri
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sipil (PNS) sejumlah 12 orang termasuk guru
Sugiyono (2015:15), kelas V yang keseluruhan siswa bimbingan
engumpulan dengan triangulasi menjadi subyek dalam penelitian ini. Guru
(gabungan), analisis data bersifat kelas V merupakan salah satu responden yang
induktif/kualitaif, dan hasil penelitian diminta keterangan dalam rangka
kualitatif lebih menekankan makna dari pada pengumpulan data dan pengelolaan data.
generalisasi. Tenaga kependidikan di sekolah tersebut
Obyek alamiah yang dimaksud oleh sejumlah 1 orang yang merupakan sarjana
Sugiyono adalah obyek yang apa adanya, tidak pendidikan yang bertugas merekam seluruh
dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi data administrasi sekolah termasuk data guru
pada saat peneliti memasuki obyek, setelah dan data siswa. Seluruh perkembangan
berada di obyek dan setelah keluar dari obyek akademik dan non akademik pada jaringan
relatif tidak berubah. Dalam melakukan komputer sekolah, hal ini memudahkan
penelitian mengenai peran keluarga dalam
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

131
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

peneliti dalam proses pencarian dan penemuan wawancara sebagai berikut: (a) Apakah
data. Bapak/ibu mengecek perkembangan belajar
Pada Tapel 206/2017, SD Inpres anak setiap hari ketika di rumah? (b) Apakah
Iligetang menetapkan beberapa kegiatan bapak/ibu menanyakan kepada anak tentang
ekstrakurikuler guna menunjang pembentukan cita-citanya? (c) Apakah Bapak/ibu selalu
bakat dan minat siswa. Kegiatan memiliki waktu bersama anak untuk
ekstrakurikuler yang terdapat di Sekolah Dasar mendiskusikan tentang cita-citannya? (d)
Inpres Iligetang antara lain: (1) bakti sosial, (2) Apakah bapak/ibu pernah memberikan
olah raga, (3) kesenian, (4) pramuka. Masing- penghargaan kepada anak ? (e) Fasilitas apa
masing kegiatan ekstrakurikuler tersebut saja yang bapak/ibu sediakan bagi anak di
dikoordinir oleh 2 orang guru yang memiliki rumah? (f) Kebiasaan posistif apa saja yang
bakat dan kemampuan pada masing-masing sering ditanamkan oleh bapak/ibu di rumah?
bidang binaan, kegiatan ini terjadi secara rutin (g) Apa kebiasaan buruk yang sering dilakukan
pada setiap sore dalam setiap pekan mulai anak di rumah ? (h) Apakah bapak/ibu
pukul 15.30 – 17.00 wita. Sedangkan kegiatan menyediakan waktu khusus bagi anak untuk
pembelajaran di Sekolah Dasar Inpres belajar? (i) Apakah bapak/ibu menemani anak
Iligetang terjadi secara terencana dan ketika belajar di rumah? (j) Apakah bapak/ibu
sistematis, perencanaan dan sistematika proses membantu anak menjawab tugas yang
belajar mengajar tersusun secara terjadwal, dirasakan sulit oleh anak? (k) Apakah
melalui roster yang dikeluarkan wakil kepala Bapak/Ibu menciptakan suasana belajar yang
sekolah, pembelajaran mulai hari senin hingga kondusif di rumah ketika anak sedang belajar
hari jumat, dimulai pada pukul 07.15 – 12.00 misalnya mematikan TV dll? (l) Apakah ada
wita, pada hari sabtu dilaksanakan kegiatan ruang belajar khusus bagi anak bapak/ibu
pengembangan diri. ketika belajar di rumah? (m) Apakah
Temuan lain dalam penelitian ini berupa bapak/ibu Menyediakan buku pegangan bagi
masalah yang dihadapi oleh siswa, orang tua, anak? (n) Apakah bapak/ibu Menyediakan
dan guru. Dalam penelitian ini peneliti terlebih buku penunjang bagi anak?
dahulu berkonsultasi dengan kepala sekolah Berdasarkan butir pertanyaan-
SD Inpres Iligetang untuk menyampaikan pertanyaan tersebut dan wawancara dengan
penelitian yang akan berlangsung pada tanggal responden, peneliti menemukan bahwa ada
03 Mei 2017 sampai dengan 19 Mei 2017, berbagai permasalahan. Dari berbagai
pada setiap pukul 08.15 – 11.00 wita di permasalahan yang ditemukan peneliti
Sekolah, dan pukul 16.00 19.00 wita di rumah diantaranya permasalahan tentang kasih
orang tua siswa. Penelitian ini memfokuskan sayang orang tua terhadap anak, lingkungan,
pada kelas V SD Inpres Iligetang, dengan dan kedisiplinan, faktor ekonomi yang kurang
responden yaitu orang tua/wali siswa. mencukupi kebutuhan hidup keluarga,
Responden dalam penelitian siswa berjumlah sehingga orang tua kurang memotivasi
25 orang. Pada penelitian ini, peneliti anaknya disebabkan kesibukan dengan
menggunakan wawancara terbuka yang pekerjaan, orang tua yang merantau, karena
mendalam terhadap orang tua siswa untuk kondisi ini anak di asuh oleh nenek atau
mengetahui keadaan proses belajar siswa di keluarga lainnya, anak merasa bebas dan
rumah masing-masing, serta mengetahui sesuka hati bergabung lingkungan setempat
kesulitan-kesulitan yang ada serta solusi yang dimana mereka merasa aman dengan
diupayakan dalam mengatasi permasalahan mengahabiskan waktu untuk bermain mulai
yang terjadi. Sebelum mendeskripsikan hasil dari pulang sekolah hingga sore hari, pada
wawancara yang diperoleh, penulis malam harinya siswa melanjutkan dengan
menampilkan butir pertanyaan dalam proses menonton TV, akhirnya tertidur, mereka tidak
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

132
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

mengindahkan belajar dan dianggap sudah karena ancaman dari teman-teman sebaya juga
biasa, menjadi hal yang tidak terlalu anak yang sering murung serta menirukan
dikhawatirkan oleh orang tua/keluarga adegan TV. ” (R6 /17 Mei 2017)
demikian adanya. Seperti yang diungkapkan Dari hasil wawancara terhadap
responden terhadap peneliti melalui responden ditemukan permasalahan mengenai
wawancara sebagai berikut : pergaulan anak. Disini lingkungan menjadi
“Tuntutan ekonomi sangat mempengaruhi sumber dari perkembangan karakter anak,
kehidupan setiap keluarga, terutama orang tua ditemukan bahwa sebagian anak memiliki
harus pergi dan tinggalkan anak-anaknya demi tempat tinggal didaerah yang kurang kondusif,
melaksanakan tugasnya sebagai petani/buruh, tidak disiplin, malas, suka melawan itu sudah
tukang, pedagang, pegawai kantoran, guru menjadi rentetan permasalahan yang saling
bahkan pergi merantau, sehingga anak menjadi terkait. Dari masalah ini dikaitkan dengan
korban yaitu tidak ada perhatian, kasih sayang, permasalahan sebelumnya maka tidak dapat
pengaruh lingkungan, tidak disiplin “ (R3 /16 dipungkiri bahwa anak tidak dapat diatur
Mei 2017). dengan baik (susah diatur) karena anak telah
Hal serupa juga ditemukan dalam proses terkontaminasi dengan lingkungan yang
wawancara peneliti terhadap responden, dari kurang kondusif sehingga terbawa kemana
jawaban yang diperoleh ternyata alasan yang anak itu berada. Hal ini ditemukan dalam
diberikan terhadap pertanyaan tentang wawancara orang tua siswa dengan peneliti
perhatian terhadap anak, dan jawaban yang sebagai berikut:
diperoleh yakni orang tua lebih mementingkan “ Faktor lingkungan sangat mempengaruhi
pekerjaan daripada mengurus anak. Dari perkembangan karakter anak, sehingga anak
jawaban tersebut maka jelaslah bahwa banyak cepat terpengaruh dan menghabiskan
anak yang kurang merasakan kasih sayang dari waktunya untuk bermain bersama teman-
orang tua. Sebagaimana yang diungkapkan teman sebaya, tidak disiplin waktu, malas,
oleh orang tua siswa dalam wawancara dengan suka melawan”. (R3/ 15 Mei 2017)
peneliti sebagai berikut : Adapun permasalahan yang peneliti
“Orang tua lebih mengutamakan pekerjaan temukan ketika wawancara bersama orang tua
untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari, murid yaitu: siswa yang mengalami
karena orang tua merasa bertanggung jawab ganguan/penhimpitan saraf sehingga siswa
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut sama sekali tidak bisa mengikuti
keluarga yang sesuai dengan tuntutan jaman, kegiatan belajar mengajar di kelas. Ia sering
karena pekerjaan yang mereka tekuni adalah tinggal kelas pada setiap akhir tahun/kenaikan
sebagai petani/butuh kasar, kuli bangunan, kelas. Dari sering pengalaman yang
jualan di pasar . (R7/16 Mei 2017) mendalam, maka pengebabnya ialah anak
Masalah lain yang ditemukan peneliti mengalami penyakit step sejak lahir, ia sering
bahwa siswa pendiam, mengelamun akibat kejang-kejang selama kurang lebih 3 bulan,
keluarga yang kurang kondusif, ketakutan bila berbagai cara orang tua usahakan tetapi selalu
ke sekolah, karena takut dipukul oleh gagal, orang tua menyerah. Adapun solusi
temannya, suka meniru adegan yang di tonton yang peneliti tawarkan yaitu: siswa bisa
di TV. Hal ini ditemukan dalam wawancara dipindahkan ke Sekolah Dasar Luar Biasa
orang tua siswa dengan peneliti sebagai jalan Wairklau – Maumere, ia akan
berikut: mendapatkan banyak pengalaman seperti
“ Anak pendiam, pemalu, sering mengelamun menjahit, menyayi, menari, menulis dan lain-
akibat orang tua tidak menciptakan keluarga lain. Akhirnya orang siswa tersebut
yang rukun tetapi selalu ada permasalahan menanggapi solusi ini dengan baik. Hal ini
dalam keluarga, merasa takut ke sekolah
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

133
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

ditemukan dalam wawancara orang tua siswa temuan masalah ini lebih jelas terlihat pada
dengan peneliti sebagai berikut: lampiran hasil wawancara. Namun dari ulasan
“ Rendahnya daya tanggkap siswa ini, diatas sudah tergambar pokok permasalahan
sehingga ia sering tinggal kelas pada setiap yang ditemukan peneliti. Sehingga tawaran
akhir tahun pelajaran, akibatnya siswa tersebut peneliti tentang motivasi merupakan jalan
mengalami penyakit step ketika kecil”. (R14/ keluar yang dapat ditempu untuk oleh
19 Mei 2017) orangtua untuk menjadikan siswa sebagai
Permasalahan tentang kasih sayang generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang
orang tua ini dikarenakan hampir sebagian baik sesuai dengan yang diharapkan.
siswa dibiarkan sendirian di rumah tanpa Disini sangat jelas orang tua memegang
pengawasan dan perhatian. Hal ini ditemukan peranan penting agar anaknya dapat
peneliti ketika berincang-bincang dengan para mempertahankan prestasi belajarnya. Orang
siswa. tua dan guru juga mengharapkan agar
“ Siswa-siswi SD Inpres Iligetang yang siswanya rajin, giat dan tekun belajar di rumah
mengalami hal yang sama yaitu orang tua dan di sekolah, agar mendapatkan nilai yang
membiarkan anaknya sendirian di rumah baik. Peranan orang tua dalam suatu keluarga
karena berbagai kesibukan diluar rumah, cukup kompleks, di antaranya yaitu
sehingga mereka dengan sesuka hati keluar membimbing, membina, mengawasi dan
rumah untuk mencari teman sebaya untuk memberikan pendidikan kepada anak-
bermain bersama” (R11 /09 Mei 2017) anaknya. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Hal serupa juga ditemukan dalam proses tidaklah mudah, terlebih lagi bagi kedua Orang
wawancara peneliti terhadap responden dalam tuanya yang memiliki pekerjaan tetap di luar
kegitan proses belajar mengajar di kelas yaitu: rumah, orang tua yang merantau, dan
pada umumnya anak-anak di kelas V baik, memiliki kesibukan-kesibukan lainnya. Hal ini
namun karena dari teman-teman yang suka menunjukkan adanya tugas rangkap dari orang
mengganggu konsentrasi belajar siswa yang tua, dimana setelah pulang bekerja, mereka
lain sehingga mengakibatkan suasana kelas dituntut suatu tanggung jawab yang cukup
jadi kacau/beribut. Siswa tidak bisa dibiarkan berat di rumah yaitu mengurus anak-anak,
sendirian di kelas karena suasana kelas akan terutama yang berkaitan dengan bidang
menjadi ramai, suka mengganggu teman, pendidikan. Mereka (siswa) perlu dibina,
bercerita tidak pada tempatnya, malas kerjakan dibimbing dan diawasi dalam proses
tugas, suka terlambat masuk kelas pada waktu pembelajaran di rumah, bahkan yang sangat
pagi, absen, dan lain-lain. Cara yang ditempuh penting adalah siswa perlu diberikan motivasi
untuk mengatasi siswa yang bermasalah yaitu agar lebih bersemangat dan bergairah dalam
didekati, ajak bicara/cerita, menganggap siswa belajar sehingga memperoleh nilai yang
sebagai orang tua bukan menghakimi. maksimal.
“Siswa-siswa kelas V, pada umumnya baik, Menurut Raho (2003:25), keluarga
namun ada juga sebagian yang harus ditangani adalah salah satu kelompok atau kumpulan
secara serius dari Guru dan orang tua, manusia yang hidup bersama sebagai satu
sehingga kelakuan siswa mencerminkan nilai- kesatuan atau unit masyarakat terkecil yang
nilai positif yang baik, menyadari bahwa terikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
sekolah ini sangat penting untuk masa ikatan lainnya, dan cenderung hidup bersama
depannya, mendekati anak yang bermasalah, dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang
ajak bicara dan kunjungi orang tua” kepala keluarga. Kepala keluarga dalam
(R1/9.5.17) sebuah keluarga dapat diemban oleh seorang
Dari permasalahan sebelumnya maka ayah atau sorang ibu tergantung sistem sosial
permasalahan tentang minimnya sorang siswa yang diemban oleh suatu masyarakat.
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

134
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

Berkaitan dengan pendapat tersebut di atas, usia 11 sampai 12 tahun, siswa mulai belajar
maka permasalahan-permasalahan tersebut di bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih
atas muncul tidak lepas dari peranan orang tua luas yaitu sekolah. Mengacu pada ekspresi
dan lingkungannya. Oleh karena itu tersebut masa ini adalah masa kritis bagi anak-
keteladanan orang tua dalam keluarga sangat anak, karena anak tidak mau lagi ditegur oleh
penting dan berpengaruh besar terhadap orang tuanya, mulai terdapat laporan bahwa
pembentukan karakter anak. siswa tersebut tingkat perilaku berprestasi pada
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi, masa anak-anak mempunyai korelasi yang
wawancara secara mendalam terhadap lebih tinggi dengan perilaku berprestasi mada
peranan orang tua dalam memotivasi anak di masa dewasa, artinya usia SD ini merupakan
rumah, terdapat beberapa hal penting yang masa kritis dan penting dalam membangun
peneliti klasifikasikan sebagai temuan fondasi kecerdasan siswa sejak dini dimulai
penelitian. Temuan penelitian yang dimaksud dari orang tua, karena aspek yang mengalami
adalah bentuk peranan orang tua dalam perkembangan anak adalah: keadaan fisik dan
meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam keterampilan, kemampuan berbahasa, kondisi
melakukan pengalaman yang hampir sama di emosional, sikap dan perilaku moral, perilaku
setiap rumah, digambarkan dalam bentuk sosial kelompok, intelektual dan keagamaan.
hambatan yang dihadapi orang tua dalam Pengembangan nilai-nilai pendidikan
memotivasi anaknya dalam mengerjakan PR, karakter bagi siswa dilakukan sebagai berikut:
melaksanakan pelajaran tambahan/les serta Nilai religius, dicapai dengan praktek doa dan
kepatuhan mentaati perintah orang tua dan latihan koor anak di gereja kecil, bahkan
guru. Namun sebaliknya ada juga beberapa pelayanan koor di gereja, misdinar, di
otang tua murid yang sadar akan bebutuhan lingkungan. Selain itu anak dibiasakan berdoa
anak di rumah, walaupun dari berbagai pagi hari akan mulai belajar dan saat akan
macam kesibukan tetapi orang tua masih pulang sekolah juga kegiatan lain. Pada bulan
menyempatkan diri untuk hidup bersama Mei dan Oktober, disebut sebagai bulan devosi
dengan anak dalam belajar, bermain dan lain- kepada Bunda Maria, anak berdoa rosario
lain. bersama sebelum masuk kelas. Pada bulan
September sebagai bulan Kitab Suci, guru
Karakteristik Siswa Kelas V di Sekolah membawakan kisah tokoh-tokoh Alkitab
Dasar Inpres Iligetang Berkaitan Dengan dalam pembelajaran di dalam kelas.
Motivasi dan Peran Orang Tua Capaian nilai kejujuran atau amanah,
Berdasarkan rumusan masalah yang diplomatis dilakukan oleh anak dengan
dipaparkan sebelumya yakni mengenai cara sederhana seperti memberitahu orang
karakteristik siswa Kelas V SD Inpres Iligetang tua bila menemukan barang yang bukan
sehubungan dengan motivasi dan peran orang miliknya serta tidak mengambil barang
tua dalam meningkatkan motivasi belajar
milik orang lain, anak mengambil uang/
siswa, berdasarkan wawancara dengan para
makanan yang diletakkan orang tua di
orang tua dan guru kelas bahwa kegiatan
pendidikan karakter bagi anak dapat dilakukan
rumah. Anak diminta mengambil dalam
melalui pembelajaran, pembiasaan, jumlah tertentu dan anak harus melakukan
keteladanan maupun kegiatan lain seperti sesuai perintah agar semua kebagian.
kegiatan rohani, dan olahraga bersama, siswa Tingkat kejujuran anak juga akan nampak
belajar bersosialisi di lingkungan yang lebih melalui cara ini. Capaian nilai hormat dan
luas. Pada tahap ini siswa mulai mengalihkan santun dilakukan dengan memberi dan
perhatiannya kearah kerja sama dengan membalas salam kepada para guru orang
kelompok teman sepermainan, artinya pada
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

135
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

tua dan teman-teman. Dengan memberi hal ini berlaku teori pembelajaran sosial.
salam akhirnya anak lebih mengenal orang Sebagaimana diuraikan pada bab 2, bahwa
tua dan guru. Anak juga dilatih meminta dalam teori pembelajaran sosial, anak
tolong dan meminta izin dengan sopan. dapat belajar bagaimana berkarakter yang
Capaian nilai dermawan, suka baik dan benar sesuai dengan teladan dari
tolong-menolong dan gotong-royong, orang tua. Menurut teori ini orang tua
ditumbuhkan dengan cara anak diajarkan hadir sebagai model yang dapat
untuk mau meminjamkan barang milik mempengaruhi perilaku anak. Untuk ini
kepada teman yang membutuhkan diperlukan kekompakkan orang tua dan
misalnya membagi makanan, mainan, alat juga kerja sama dengan guru di sekolah
tulis. Tapi hal ini dapat dicapai apabila agar anak melakukan hal yang sama.
orang tua memotivasi anak agar mau Kendala yang dihadapi adalah
meminjamkan barangnya kepada teman, orang tua yang sangat sibuk sehingga apa
jika tidak maka anak bersikap masa bodoh. yang telah dimulai oleh guru di sekolah
Selain itu diadakan juga Aksi Puasa seringkali tidak diteruskan di rumah.
Pembangunan dan Aksi Natal Padahal pendidikan karakter dapat berhasil
Pembangunan juga kegiatan sosial lain baik jika melibatkan kerja sama yang baik
misalnya membantu korban longsor, antara guru dengan orang tua anak. Orang
gempa bumi dan lain-lain. Bahkan orang tua atau kepala sekolah atau guru dapat
tua memberi tanggapan positif ikut membantu seorang anak belajar
membantu korban bencana atau bantuan mengembangkan karakter dengan memberi
lainnya. contoh yang baik melalui perilaku,
Capaian nilai kepemimpinan dan perkataan, dan sikap baik sehari-hari.
keadilan, dalam hal kepemimpinan anak Anak lebih mudah mengikuti teladan
dilatih melalui memimpin baris berbaris, dalam perilaku daripada kata-kata. Benar
memimpin doa, memimpin lagu, membagi seperti perkataan Bung Karno: “Anda
buku dan alat tulis temannya. Capain nilai tidak bisa mengajarkan apa yang Anda
baik dan rendah hati anak dilatih untuk mau. Anda tidak bisa mengajarkan apa
rendah hati dan minta maaf jika bersalah. yang Anda tahu. Anda hanya bisa
Orang tua juga harus berusaha minta maaf mengajarkan siapa Anda.” (Raka, dkk,
kepada anak, agar anak tidak dendam 2011).
kepada orang tua. Karakter toleransi, Melalui wawancara dengan para
damai dan kesatuan dicapai melalui sikap orang tua, mereka mengharapkan
saling menghargai dengan teman yang ditingkatkan kembali kerja sama sekolah
beda agama/keyakninan. Anak dibimbing dengan orang tua anak sehingga program
untuk saling menghargai walaupun mereka yang dibuat oleh sekolah dapat diteruskan
berbeda agama, suku, warna kulit dan lain- di rumah. Guru mengharapkan sosialisasi
lain. kegiatan sekolah dan informasi
Pencapaian nilai-nilai di atas dapat perkembangan perilaku dapat disampaikan
dilakukan secara baik dan berhasil apabila oleh sekolah dengan intensitas waktu yang
orang tua secara bersama-sama, kompak lebih sering. Hal ini memunculkan gagasan
dan bekerja sama menanamkan nilai-nilai perlunya dibuat program kerja sama
pendidikan karakter kepada anak. Dalam
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

136
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

dengan kualitas dan kuantitas yang lebih memperhatikan sama sekali akan kepentingan
baik. dan kebutuhan anak dalam belajar, (c) tidak
Pembentukan karakter merupakan mengatur waktu belajarnya, (d) tidak
mempentukan perilaku yang didapat dari menyediakan atau melengkapi alat belajar, (e)
tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar
pola asuh orang tua terhadap anak yaitu
anak, (f) kesulitan-kesulitan yang dialami anak
pola asuh orang tua yang positif dilakukan
dalam belajar dan lain-lain. Hal ini dapat
terus menerus dan berkesimambungan. menyebabkan anak tidak berhasil dalam
Oleh karena itu anak adalah peniru ulung, belajarnya.
maka orang tua di rumah, yang mengasuh Hasil yang didapatkan, nilai atau prestasi
dan mendidik harus memberikan contoh belajarnya tidak akan memuaskan bahkan
karakter yang baik. Jika orang tua mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat
mengharapkan anak yang optimis dan terjadi pada anak dari keluarga yang kedua
percaya diri, harus optimis menghadapi orang tuanya memang tidak mencintai
tantangan hidup setiap hari. Jangan anaknya. Disisi lain, mendidik anak dengan
sampai anak melihat kelakuan orang tua cara memanjakan adalah cara memperhatikan
anak yang tidak baik. Orang tua yang terlalu
yang terpuruk, ketika gagal berjualan di
kasihan pada anaknya tidak akan sampai hati
pasar, saat meluapkan amarah ketika
memaksa anaknya untuk belajar, bahkan
sedang mengalami hari yang kurang baik. mungkin membiarkan saja jika anaknya tidak
Semakin baik karakter orang tua belajar dengan alasan segan adalah tindakan
diperlihatkan, semakin baik juga contoh yang tidak benar, karena jika hal tersebut
yang didapat oleh anak. Jika orang tua dibiarkan berlarut-larut, anak akan menjadi
lakukan secara konsisten, hasilnya akan nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah
memuaskan/membanggakan orang tua. belajarnya menjadi kacau. Sebaliknya,
mendidik anak dengan cara memperlakukan
Peran Orang Tua dalam Meningkatkan secara keras, memaksa dan mengejar-ngejar
Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas V di anak untuk belajar adalah cara memperhatikan
Sekolah Dasar Inpres Iligetang. anak yang juga salah. Dengan demikian, anak
Dari asil wawancara yang diperoleh tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci
maka disimpulkan bahwa partisipasi orang tua dengan kegiatan belajar. Bahkan jika ketakutan
sangat besar pengaruhnya terhadap proses itu semakin serius, anak akan mengalami
belajar anak dan prestasi belajar yang akan gangguan kejiwaan akibat dari tekanan-
dicapai, ini menunjukkan bahwa peran atau tekanan tersebut.
partisipasi orang tua memberikan pengaruh Orang tua yang demikian, biasanya
baik terhadap penilaian guru kepada siswa. menginginkan anaknya mencapai prestasi
Orang tua mempunyai peran serta untuk ikut belajar yang sangat baik, atau mereka
menentukan inisiatif, aktivitas terstruktur di mengetahui bahwa anaknya bodoh tetapi tidak
rumah untuk melengkapi program-program tahu apa yang menyebabkannya, sehingga
pendidikan di sekolah sebagaimana yang anak dikejar-kejar untuk mengatasi
terjadi. Selain itu dinyatakan bahwa jaringan kekurangannya. Salah satu dari peranan orang
komunikasi yang dibangun oleh orang tua tua terhadap keberhasilan pendidikan anak
sangat penting dalam menentukan adalah dengan memberikan perhatian,
keberhasilan siswa di keluarga/masyarakat. terutama perhatian pada kegiatan belajar
Orang tua yang tidak memperhatikan mereka di rumah. Perhatian orang tua
pendidikan anaknya, yakni (a) acuh tak acuh memiliki pengaruh psikologis yang besar
terhadap proses belajar anak, (b) tidak terhadap kegiatan belajar anak, dengan adanya
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

137
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat kepada orang lain. Kurangnya peran serta
dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia orang tua dapat menjadikan anak sebagai jiwa
tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang atau pribadi yang merasa tidak diabaikan,
berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang merasa tidak berguna dan bahkan cenderung
tuanya pun demikian. untuk menyalahkan orang lain dalam
Totalitas sikap orang tua dalam tindakannya di masyarakat. Mereka yang
memperhatikan segala aktivitas anak selama kurang mendapat dukungan dari orang tua
menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat menganggap bahwa orang tua mereka tidak
diperlukan agar si anak mudah mentransfer peduli terhadap mereka dan cenderung
ilmu selama menjalani proses belajar, di memberi jarak antara anak dengan orang tua.
samping itu juga agar ia dapat mencapai
prestasi belajar yang maksimal. Perhatian DAFTAR PUSTAKA
orang tua dalam bentuk lain dapat berupa
pemberian bimbingan dan nasihat, Agency, Beranda. (2015). Mengasuh Dan
pengawasan terhadap belajar, pemberian Mendidik Buah Hati Tanpa Kekerasan.
motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan Jakarta: PT. Alex Media.
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar
fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan
Dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga,
nasihat menjadikan anak memiliki idealisme, Irham Muhamad. 2014 Bimbingan Konseling.
pemberian pengawasan terhadap belajarnya Ar-Ruzz Media
adalah untuk melatih anak memiliki Iriani, Dewi. (2014). 101 Kekerasan Dalam
kedisiplinan, pemberian motivasi dan mendidik Anak. Jakarta: Elex Media,
penghargaan agar anak terdorong untuk belajar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan berprestasi, sedangkan pemenuhan Republik Indonesia. (1990). Kamus
fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
agar anak semakin teguh pendiriannya pada
Dirman. (2014). Teori Belajar Dan Prinsip-
suatu idealisme yang ingin dicapai dengan Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik.
memanfaatkan fasilitas yang ada. Jakarta: Rineka Cipta,
Bentuk peran serta orang tua terhadap Hairuddin, Enni. (2014). Membentuk karakter
perkembangan prestasi anak antara lain : anak dari rumah. Jakarta: PT. Elex
Memberikan semangat terhadap diri anak akan Media
pentingnya suatu pendidikan untuk masa Mudjiono (2015). Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
depan anak, sebagai fasilitator terhadap segala
Novi, B. (2014). Kebiasaan-Kebiasaan Buruk
kegiatan anak, menjadi sumber ilmu dan Sehari-Hari. Yogyakarta: Flashbooks.
pengetahuan dalam keluarga, memberikan Raho, Bernad. (2003). Keluarga Berziarah Lintas
motivasi kepada anak untuk selalu Zaman. Ende: Nusa Indah.
meningkatkan prestasi belajar mereka, sebagai Sardiman A. M. (1996). Interaksi dan Motivasi
tempat bertanya dan mengaduh terhadap hal- Belajar Mengajar: Pedoman Bagi Guru dan
hal yang menjadi permasalahan anak, Calon Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
memberikan arahan yang jelas untuk masa
Sugiyono. (2015). Penelitian Pendidikan.
depan anak-anaknya. Alfabeta, Bandung:
Dengan peran serta orang tua tersebut Tridhonanto. (2014). Mencetak Anak Cerdas
menunjukan kemajuan dan peningkatan Dambaan Orang Tua. Jakarta: Elex
prestasi belajar anak di sekolah dapat terus Media.
meningkat, seiring dengan bertambahnya usia Van Tiel, Julia Maria (2014). Antologi Anak.
dan daya nalar anak. Pemberian tugas kepada Jakarta: Gramedia Widiasarana.
anak dapat melatih mereka untuk dapat
bertanggung jawab terhadap diri mereka dan
Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

138
Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 01 ( 2), Oktober 2018 (129-139)
Hermus Hero, Maria Ermalinda Sni

Wiyono, Edi. (2014). 37 Kebiasaan Orang Tua


Yang Menghasilkan Perilaku Buruk Pada
Anak. Jakarta: Grasindo.
Yohanes Paulus II Paus. (1981). Ensiklik
Familiaris Consortio, R.Hardawiryana:
Jakarta

Copyright ©2018, JRPD, ISSN 2615 – 1723 (Print), ISSN 2615 – 1766 (Online)

139

Anda mungkin juga menyukai