Bab 2
Poros dan Pasak
A. Poros
P oros adalah bagian dari mesin yang berputar yang dipergunakan
untuk memindahkan daya dari satu mesin ke mesin yang lain. Daya
yang dipindahkan poros diakibatkan oleh adanya gaya-gaya
tangensial dan resultan torsi atau momen puntir yang bekerja
pada poros dan memungkinkan daya tersebut dapat dipindahkan
ke beberapa mesin yang disambungkan pada poros tersebut.Untuk
memindahkan daya dari satu poros ke poros yang lain diperlukan
beberapa komponen seperti pulley, roda gigi, sabuk/belt, rantai
dan sebagainya. Komponen ini dipasangkan pada poros, sehingga
dapat mengakibatkan momen bengkok pada poros. Dengan kata
lain bahwa poros yang digunakan untuk memindahkan momen
torsi juga akan menerima momen bengkok. Komponen-komponen
tersebut dipasang pada poros dengan bantuan pasak/key atau
juga spline, sehingga pada poros harus dibuat alur-alur sebagai
tempatnya. Menurut pembebanannya, poros yang digunakan untuk
memindahkan daya diklasifikasikan menjadi:
1. Poros Transmisi. Poros ini menerima beban puntir dan bengkok.
Pemindahan daya pada poros ini menggunakan kopling, pulley-
belt, roda gigi, rantai sproket, dan lain-lain. Poros jenis ini
digunakan untuk memindahkan daya dari sumber daya menuju
mesin-mesin yang menyerap daya.Ukuran standard dari poros
transmisi:
- 25 mm hingga 60 mm dengan 5 mm sleps.
- 60 mm hingga ll0 mm dengan 10 mm sleps.
- 110 mm hingga 140 mm dengan 15 mm sleps.
- 140 mm hingga 500 mm dengan 20 mm sleps.
87
88 ElEmEn mEsin 1
1. Material Poros
Material yang digunakan untuk poros biasanya mild steel.
Akan tetapi bila diperlukan kekuatan yang tinggi, dapat digunakan
baja paduan seperti baja nickel, baja chrom atau baja chrom
vanadium. Pada umumnya sebuah poros dibentuk dengan proses
pengerolan panas (hot rolling) dan proses pengerjaan akhir
(finishing) pada ukuran yang sesuai dengan proses cold drawing
seperti dengan mesin bubut (turning) dan mesin gerinda (grinding).
Pengerjaan poros dengan proses cold drawing hasilnya akan lebih
kuat dari pada hot rolling (tetapi memiliki tegangan sisa/residual
yang lebih tinggi). Tegangan sisa/residual ini dapat menyebabkan
distorsi pada poros ketika dikerjakan dengan mesin, terutama bila
dipotong untuk tempat slot atau pasak. Poros dengan diameter
lebih besar biasanya dikerjakan dengan forging/tempa, kemudian
dibubut dengan menggunakan mesin bubut. Tegangan yang umum
terjadi pada poros adalah:
a. Tegangan geser akibat momen torsi yang dipindahkan;
b. Tegangan bengkok (karena beban tarik/tekan) akibat berat dari
komponen-komponen seperti pulley, roda gigi, atau akibat berat
poros sendiri;
c. Kombinasi dari momen torsi dan momen bengkok.
2. Perancangan Poros
dp > 3 5,1 . Mt
tizin
tmaks = s + 4 . t = (s2
2 2
2
x ( + t2
2
Untuk poros dengan penampang bulat pejal yang menerima
beban statis:
32 . Mb dan 16 . Mt , sehingga 2 2
sx = tt = tmaks = (16 . Mb) + (16 . Mt )
p . dp p . dp
3 3
p . dp p . dp
3 3
Dimana:
σx = Tegangan bengkok yang terjadi (Psi);
τp = Tegangan puntir yang terjadi (Psi);
Mb = Momen bengkok yang terjadi (lb in);
Mt = Momen puntir yang terjadi (lb in);
σyield = Tegangan luluh bahan poros (Psi);
V = Faktor keamanan.
( ( )(
3 2.n
dI
p . do . 1 -
3
do
( ( ( (
2 2
s t
sm + yield . s batas + t m + yield . t batas < syield
1.
4 t e te 2.n
Dimana:
m
= Tegangan rata-rata untuk bengkok atau tarik (Psi);
batas
= Tegangan batas untuk bengkok atau tarik (Psi);
yield
= Tegangan luluh dari bahan poros (Psi);
e
= Batas ketahanan bengkok/tarik dari bahan poros (Psi);
1
= CR . C S . C D .
Kf . S n
τe = Batas ketahanan geser dari bahan poros (Psi);
1
= CR . C S . C D .
Kfg . S ng
Kf = Faktor konsentrasi tegangan lelah untuk bengkok;
Kfg = Faktor konsentrasi tegangan lelah untuk geser;
τyield = 0,5 yield
= Tegangan geser luluh bahan poros (Psi);
τm = Tegangan rata-rata untuk puntir (Psi);
Poros dan Pasak 93
( (
2
syield
= s12 - s 1 . s2 + s 22
n
1
dan 2 adalah tegangan utama, bila diterapkan pada
tegangan uniaksial,
syield
= s x2 - 3 . t 2
n
Jika disubstitusikan, menjadi:
( ( ( (
2 2
syield syield . s t yield . t
= sm + batas + 3 . t m +
n
batas
se te
94 ElEmEn mEsin 1
( 32 . n .
(M + ss ( 3
( t yield
((
2 2
dp > yield
. M batas + . Mt m + . Mt batas
p . syield 3 m
e 4 te
= b batas + K t . Mt m + . Mt batas
n p . dp
3 m bm
se te
s yield
(
32 . K . M + syield . M
( t yield
( (
2 2
= b batas + K t . Mt m + . Mt batas
n
m bm
p . dp
3
s e te
Dimana:
nc = putaran kritis (rpm);
Wm = berat masa yang berputar pada titik m (lb);
Ym = defleksi yang terjadi pada masa Wm (in).
Poros dan Pasak 95
Mt . L
q = 584 . 4
G . dp
Dimana:
θ = defleksi sudut (º);
Mt = Momen puntir yang terjadi (lb in);
L = panjang poros (in);
dp = diameter poros (in);
G = modulus geser bahan poros (lb/in2).
Contoh soal 1
Sebuah poros lurus yang berputar pada 200 rpm digunakan
untuk memindahkan daya sebesar 25 hp. Poros ini terbuat dari
mild steel yang memiliki tegangan geser izin 420 kg/cm2.
Tentukan diameter poros tersebut jika momen bengkok yang
terjadi pada poros diabaikan!
Penyelesaian :
Kecepatan putar poros : n = 200 rpm.
Daya yang dipindahkan: P = 25 hp.
Tegangan geser yang diizinkan dari bahan poros: τs = 420 kg/cm2.
Momen torsi yang terjadi :
4500 . P 4500 . 25
T= = = 89,5 kgm = 8950 kgcm
2.p.n 2 . p . 200
96 ElEmEn mEsin 1
Contoh soal 2
Tentukan besar diameter poros pejal yang digunakan untuk
memindahkan daya sebesar 25 hp pada putaran 200 rpm. Tegangan
geser maksimum untuk steel sebagai bahan poros 3600 kg/cm2,
sedangkan faktor keamanan 8 !
Tentukan pula dimensi dari poros jika untuk menggantikan
poros di atas digunakan sebuah poros berlubang (hollow shaft)
dan diketahui perbandingan diameter dalam di dan diameter luar
do adalah 0,5 (di = 0,5 . do) !
Penyelesaian:
Daya yang dipindahkan: P = 25 hp.
Kecepatan putar poros: n = 200 rpm.
Tegangan geser maksimum dari bahan poros: τs maks. = 3600 kg/cm2.
Faktor keamanan: V = 8.
Tegangan geser yang diizinkan:
t s maks. 3600
t s izin =
2
= = 450 kg/cm
V 8
Momen torsi yang tejadi:
4500 . P 4500 . 25
T= = = 89,5 kgm = 8950 kgcm
2.p.n 2 . p . 200
Diameter poros pejal:
16 . T 16 . 8950 3
d =3 = 3 = 101,3 = 4,66 cm = 5,0 cm
p . ts p . 450
Bila yang digunakan adalah poros berlubang:
T = p . ts . ( do - dI ) = p . t s . d o3 . (1 - ( dI ) ) = p . 450 . d o . (1 - ( 1 ) )
4 4 4 4
3
16 do 16 do 16 4
Poros dan Pasak 97
Sehingga:
p . 450 . (1 - ( 1 ) ) p . 450 . (1 - ( 1 ) )
4 4
2 2
dI = 0,5 . do = 0,5 . 0,5 = 2,5cm
M = sb
l y
Dimana :
M = momen bengkok yang terjadi (kgcm).
I = momen inersia dari penampang poros terhadap sumbu polar (cm4).
sb = tegangan bengkok yang terjadi (kg/cm2).
y = jarak terjauh dari sumbu netral ke sisi/serat terluar (cm).
p . d4 dan y= d
Diketahui bahwa untuk poros pejal: l =
64 2
Contoh soal 4
Sepasang roda pada sebuah gerbong kereta api menerima
beban 5 ton di setiap roda pada axlenya. Jarak antara roda dari
ujung axle tersebut 10 cm. Jarak antara kedua rel 140 cm.
Tentukan besar diameter axle tempat memasang roda, bila
tegangan dari bahan tidak boleh melebihi 1000 kg/cm2 !
Poros dan Pasak 99
Penyelesaian:
t s = 1 . s b2 + 4 . t s2
2
Dengan memasukkan harga σb dan τs diperoleh:
32 . M 2 16 . T 2
ts maks. = 1 . ( )+4.( )
p.d p.d
3 3
2
16 . T
sb maks. = . M2 + T 2
p.d
3
Atau:
p .t 3 2 2
s maks. . d = M +T
16
Te = M + T = p . t s . d
2 2 3
16
Dari persamaan di atas, besar diameter poros d dapat dihitung.
Berdasarkan teori tegangan normal maksimum, besar tegangan
normal maksimum yang terjadi pada poros adalah:
Poros dan Pasak 101
2
dan biasanya dinyatakan dengan Me.Me ini diasumsikan sebagai
momen bengkok yang bekerja sendiri dan mengakibatkan tegangan
tarik atau tegangan tekan (σb) yang sama seperti momen bengkok
sebenarnya. Dengan pembatasan tegangan normal maksimum (σb
maks.
) sama dengan tegangan bengkok yang diizinkan (σb izin) dari
bahan poros, maka persamaan di atas menjadi:
p
Me = 1 . (M + M + T )) = . s3 . d
2 2 3
2 32
Dengan persamaan di atas, maka diameter poros dapat dihitung.
Catatan:
1. Jika digunakan poros berlubang (hollow shaft), maka persamaan
ii sampai v dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana:
k = dI
do
2. Untuk pemilihan diameter poros dari hasil perhitungan kedua
teori tersebut di atas diambil harga yang terbesar (harga yang
lebih aman).
Contoh soal 5
Sebuah poros berpenampang bulat pejal menerima beban
momen bengkok sebesar 30 000 kgcm dan momen torsi 100 000 kgcm.
Poros ini dibuat dari baja karbon yang mempunyai tegangan tarik
maksimum 7000 kg/cm2 dan tegangan geser maksimum 5000 kg/cm2.
Jika faktor keamanan diambil 6, tentukan diameter poros tersebut!
Penyelesaian:
Momen bengkok yang terjadi: M = 30 000 kgcm.
Momen torsi yang terjadi: T = 100 000 kgcm.
Tegangan tarik maksimum dari bahan poros: σt maks. = 7000 kg/cm2.
102 ElEmEn mEsin 1
16
Sehingga:
10,44 . 10 4 . 16
d= 3 = 3 638 = 8,6 cm
p . 833,3
2. Menurut teori tegangan normal maksimum:
Momen bengkok ekivalen:
1
Me = 1 . (M + M + T )) = . (30000 + 10,44.10 ) = 6,72.10 kgcm
2 2 4 4
2 2
Kemudian dipergunakan persamaan sebagai berikut:
p 3
Me = .s .d
32 b
6,72.104 = p . 1166,67 . d
3
32
Sehingga:
6,72 . 10 4 . 32
d= 3 = 3 586,6 = 8,37 cm
p . 1166,67
Dari kedua hasil perhitungan diambil harga terbesar, yaitu:
d = 8,6 cm ≈ 9,0 cm.
Poros dan Pasak 103
Contoh soal 6
Sebuah roda gigi yang dipasang pada poros dengan ditumpu
pada dua buah bantalan seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Diameter roda gigi 12,5 cm. Daya yang dipindahkan 5 pk pada
kecepatan putar 120 rpm. Bahan poros mempunyai tegangan geser
yang diizinkan sebesar 420 kg/cm2. Tentukan diameter poros tersebut!
Penyelesaian:
Diameter roda gigi: D = 12,5 cm.
Daya yang dipindahkan: P = 5 hp.
Kecepatan putar poros: n = 120 rpm.
Tegangan geser izin bahan poros: τs = 420 kg/cm2.
Contoh soal 7
Sebuah poros dibuat dari mild steel digunakan untuk
memindahkan daya sebesar 120 hp pada putaran 300 rpm. Panjang
poros adalah 3 m. Poros ini juga menerima beban dari dua buah
pulley yang masing-masing mempunyai berat 150 kg dan bekerja
pada jarak 1 m dari masing-masing ujungnya.
Jika harga tegangan yang diizinkan digunakan sebagai dasar
perhitungan kekuatan, tentukan diameter poros yang sesuai!
Poros dan Pasak 105
Penyelesaian:
p 3
Perhitungan besar diameter poros d: Te = . ts . d
16
p 3
Telah diketahui bahwa:ts = 600 kg/cm2, sehingga 32330 = 16 . 600 . d
Jadi:
32330 . 16
d= 3 = 3 274,4 = 6,49 cm = 6,5 cm
p . 600
p 3
Perhitungan diameter poros d: Te = . ts . d
16
6 p 3
Sehingga: 3,95.10 = .t .d
16 s
Jadi:
3,95.106 . 16 3
d= 3 = 479000 = 78,2 cm = 80 cm
p . 42
Tegangan belt pada sisi kendor pada pulley C (S1 dan S2) :
Te . 16 892.10 3 . 16 3
d= 3 =3 = 108.103 = 47,6 mm
p . ts p . 42
Poros dan Pasak 111
2 2
p 3 2 p . 63 . d 3
Telah diketahui bahwa: Me = 32 . sb . d , maka: 854,6.10 =
32
Jadi:
854,6.10 2 . 63 3
d= 3 = 138,1.103 = 51,7 mm
p . 63
112 ElEmEn mEsin 1
Contoh soal 10
Sebuah poros didukung oleh bantalan A dan B yang berjarak
80 cm. Sebuah roda gigi lurus dengan α = 20° mempunyai diameter
pitch 60 cm terletak 20cm di sebelah kanan dari bantalan kiri
(bantalan A) dan sebuah pulley dengan diameter 70 cm terletak 25
cm di sebelah kiri dari bantalan kanan (bantalan B).
Roda gigi digerakkan oleh sebuah pinion dengan gaya
tangensial ke bawah, sedang pulley digunakan untuk
menggerakkan belt mendatar dengan sudut kontak 180°. Pulley
yang berfungsi sebagai roda gila ini mempunyai berat 200 kg.
Tegangan belt maksimum 300 kg dan perbandingan tegangan 3:1.
Hitung besar momen bengkok maksimum yang terjadi dan diameter
poros yang diperlukan, jika tegangan geser poros yang diizinkan
400 kg/cm2!
Penyelesaian:
Jarak antara bantalan A dan B: L = 80 cm.
Sudut tekan roda gigi C: α = 20°.
Diameter lingkaran pitch roda gigi C: D1 = 60 cm.
Rdius lingkaran pitch roda gigi C: R1 = 30 cm.
Jarak roda gigi terhadap bantalan A: a = 20 cm.
Diameter pulley D: D2 = 70 cm.
Radius pulley D: R2 = 35 cm.
Jarak pulley D terhadap bantalan B: b = 25 cm.
Sudut kontak belt pada pulley D: θ = 180° = π radian.
Berat pulley D: W = 200 kg.
Tegangan maksimum belt: S1 = 300 kg.
Perbandingan tegangan: S1 : S2 = 3 : 1.
Tegangan geser yang diizinkan bahan poros: τs = 400 kg/cm2.
Poros dan Pasak 113
WC = F t = 233,3 = 248,3 kg
cos a cos 20
o
p
. t s . d , maka 11300 = p . 400 . d
3 3
Telah diketahui bahwa: Te =
16 16
Jadi:
11300 . 16
d= 3 = 3 143,8 = 5,5 cm
p . 400
116 ElEmEn mEsin 1
Dimana:
Km = Faktor kombinasi shock dan fatigue untuk bengkok.
Kt = Faktor kombinasi shock dan fatigue untuk torsi.
Contoh soal 11
Sebuah poros yang digunakan untuk memindahkan daya
sebesar 25 hp pada kecepatan putar 200 rpm terbuat dari mild
steel. Poros ini menerima beban yang terpusat sebesar 90 kg dan
didukung oleh bantalan yang berjarak 2,5 m. Dengan asumsi sifat
pembebanan gradual, hitung beban-beban yang terjadi pada
poros tersebut!
Jika tegangan geser yang diizinkan dari bahan poros 420 kg/
cm2 sedang tegangan tarik dan tegangan tekan maksimum yang
118 ElEmEn mEsin 1
terjadi tidak boleh lebih dari 560 kg/cm2, tentukan diameter poros
yang diperlukan!
Penyelesaian:
Daya yang dipindahkan: P = 25 hp.
Kecepatan putar poros: n = 200 rpm.
Beban terpusat: W = 90 kg.
Jarak antara kedua bantalan: L = 2,5 m = 250 cm.
Tegangan geser yang diizinkan bahan poros: τs = 420 kg/cm2.
Tegangan tarik/tekan maksimum yang terjadi: σt = 560 kg/cm2.
p 3 p . 420 . d 3
Telah diketahui bahwa: Te = 16 . t s . d , maka: 10571 =
16
10571 . 16
d= 3 = 3 128,18 = 5,04 cm
p . 420
Perhitungan diameter poros menggunakan momen bengkok
ekivalen:
1
Me = 1 . (M + M + T ) Me = (M + M + T ) = 1 . (5625 + 5625 + 8950 )
2 2 2 2 2 2
2 2 2
= 8098 kgcm
p . s . d3 p . 560 . d3
Telah diketahui bahwa: Me = b , maka: 8098 =
32 32
8098 . 32
d= 3 = 3 147,29 = 5,28 cm = 5,5 cm
p . 560
Poros dan Pasak 119
p
. t s . d , maka: 12300 = p . 420 . d
3 3
Telah diketahui bahwa: Te =
16 16
12300 . 16
d= 3 = 3 149 = 5,3 cm = 5,5 cm
p . 420
Contoh soal 12
Rencanakan sebuah poros untuk memindahkan daya sebesar
1,5 hp pada kecepatan putar 120 rpm dari sebuah motor listrik
pada sebuah head stock sebuah mesin bubut melalui sebuah pulley
dengan bantuan belt.
Berat pulley 20 kg dan terletak pada jarak 10 cm dari pusat
bantalan. Diameter pulley 20 cm. Sudut kontak dari belt 180° dan
koefisien gesek antara belt dan pulley 0,3. Faktor shock dan
fatigue untuk momen bengkok 1,5 dan momen torsi 2,0. Tegangan
geser yang diizinkan dari bahan poros 350 kg/cm2.
Penyelesaian:
Berat pulley: W = 20 kg.
Jarak antara kedua bantalan: L = 10 cm.
Diameter pulley: D = 20 cm.
Radius pulley: R = 10 cm.
Daya yang dipindahkan: P = 1,5 hp.
Kecepatan putar poros: n = 120 rpm.
Sudut kontak belt: θ = 180° = π radian.
Koefisien gesek belt dan pulley: μ = 0,3.
Tegangan geser yang diizinkan dari bahan poros: τs = 350 kg/cm2.
Faktor shock dan fatigue untuk momen bengkok: Km = 1,5.
Faktor shock dan fatigue untuk momen torsi: Kt = 2,0.
120 ElEmEn mEsin 1
3800 = p . 350 . d
3
16
3800 . 16
d= 3 = 3 55,3 = 3,8 cm = 4,0 cm
p . 350
Contoh soal 13
Sebuah poros horizontal terbuat dari baja nickel didukung
oleh dua buah bantalan A di sebelah kiri dan B di sebelah kanan
dengan jarak 250 cm. Pada poros tersebut dipasangkan dua buah
roda gigi, yaitu roda gigi C dengan jarak 30 cm di sebelah kanan
bantalan A dan roda gigi D dengan jarak 45 cm di sebelah kiri
bantalan B.
Diameter pitch dari roda gigi C 60 cm dan dari roda gigi D 20
cm. Poros ini digunakan untuk memindahkan daya sebesar 25 hp
pada kecepatan 120 rpm. Daya ini diterima oleh roda gigi C dan
dikeluarkan oleh roda gigi D. Berat roda gigi C 95 kg dan roda
gigi D 35 kg. Faktor kombinasi shock dan fatigue untuk bengkok
1,5 dan untuk torsi 1,2.
Tentukan diameter poros yang diperlukan, jika tegangan tarik
yang terjadi maksimum 900 kg/cm2 dan tegangan gesernya 500
kg/cm2!
Penyelesaian:
Diameter pitch roda gigi C: DC = 60 cm.
Radius: RC = 30 cm.
Diameter pitch roda gigi D: DD = 20 cm.
Radius: RC = 10 cm.
Daya yang dipindahkan: P = 25 hp.
Kecepatan putar poros: n = 120 rpm.
Tegangan tarik yang terjadi maksimum: σt = 900 kg/cm2.
Tegangan geser yang terjadi maksimum: τs = 500 kg/cm2.
Berat roda gigi C: WC = 95 kg.
122 ElEmEn mEsin 1
p 3 p . 500 . d3
Telah diketahui bahwa: Te = 16 . t s . d , maka: 82029,7 =
16
82029,7 . 16
d= 3 = 9,42 cm
p . 500
p 3 2 p . 900 . d3
Telah diketahui bahwa: Me = 32 . sb . d , maka: 81040,85 =
32
124 ElEmEn mEsin 1
32 . 81040,85
d= 3 = 9,72 cm
p . 900
Contoh soal 14
Sebuah drum hoisting berdiameter 50 cm diikatkan pada sebuah
poros yang didukung oleh dua buah bantalan dan dihubungkan
dengan sebuah gear box yang mempunyai perbandingan reduksi
12:1 dengan digerakkan motor listrik.
a. Barapakah daya penggerak motor listrik jika beban maksimum
yang digulung oleh drum hoisting adalah 800 kg dengan
kecepatan penggulungan 50 m/menit dan efisiensi dari penggerak
80 %?
b. Hitung momen torsi yang terjadi pada poros drum dan kecepatan
motor!
c. Berapakah diameter poros yang diperlukan jika poros tersebut
terbuat dari baja dengan tegangan tarik yang terjadi maksimum
1150 kg/cm 2 dan tegangan geser yang terjadi maksimum 500
kg/cm 2 ? Roda gigi penggerak yang digunakan mempunyai
diameter 45 cm dan dipasangkan di ujung poros yang overhang
15 cm dekat bantalan.
Penyelesaian:
Asumsi: Km = 2,0, Kt = 1,5.
Kecepatan penggulungan: v = 50 m/menit.
Diameter drum: D = 50 cm.
Radius drum: R = 25 cm.
Perbandingan reduksi: i = 12 : 1
Beban maksimum: W = 800 kg.
Efisiensi penggerak: η = 80% = 0,8.
Tegangan tarik yang terjadi maksimum: σt = 1150 kg/cm2.
Tegangan geser yang terjadi maksimum: τs = 500 kg/cm2.
Poros dan Pasak 125
p
. t s . d , maka: 41320 = p . 500 . d
3 3
Telah diketahui bahwa: Te =
16 16
16 . 41320
d= 3 = 7,49 cm
p . 500
p 3 p 3
Telah diketahui bahwa: Me = 32 . sb . d , maka: 34865 = 32 . 1150 . d
2
32 . 34865
d= 3 = 7,49 cm
p . 1150
Dari hasil kedua perhitungan di atas diambil harga yang terbesar,
yaitu:
d = 7,49 cm ≈ 7,50 cm.
Contoh soal 15
Sebuah poros pejal didukung dengan dua bantalan yang
barada pada 180 cm dan berputar dengan kecepatan 250 rpm.
Suatu roda gigi involventa D dengan sudut 20° berdiameter 30 cm
dipasangkan pada poros dengan jarak 15 cm di sebelah kiri dari
bantalan kanan (bantalan Q).
Dua buah pulley, yaitu pulley B berdiameter 75 cm terpasang
pada poros dengan jarak 60 cm di sebelah kanan dari bantalan kiri
(bantalan P) dan pulley C berdiameter 60 cm dengan jarak 135 cm
di sebelah kanan dari bantalan kiri (bantalan Q). Suatu unit
penggerak memberikan daya sebesar 40 hp ke roda gigi penggerak,
dimana selanjutnya didistribusikan ke suatu permensinan dengan
mengambil 25 hp pada pulley C dan 15 hp pada pulley B. Putaran
Poros dan Pasak 127
WD = F tD = 764
o = 813 kg
cos a cos 20
S
Telah diketahui bahwa SC1 = 2, sehingga:
C2
Poros dan Pasak 129
S B1
Telah diketahui bahwa S = 2, sehingga:
B2
130 ElEmEn mEsin 1
Beban (kg)
Tipe pembebanan
di titik D di titik C di titik B
Vertikal 754 620 344,1
Horizontal 278 358 0
p 3 p . 420 . d 3
Telah diketahui bahwa Te = 16 . t s . d , maka: 77,7.10 =
4
16
77,7.10 4 . 16
d= 3 = 9,8 cm
p . 420
Dengan menggunakan momen bengkok ekivalen:
Me = 1 . (K m. M + (K m . M) + (K t . T) ) = 1 . (2 . 37870 + 7,77.10 ) = 76720 kgcm
2 2 4
2 2
p 3 p 3
Telah diketahui bahwa Me = 32 . sb . d , maka: 76720 = 32 . 840 . d
76720 . 32
d= 3 = 9,76 cm
p . 840
Dari kedua harga hasil perhitungan di atas diambil harga yang
terbesar, jadi:
d = 9,8 cm ≈ 10,0 cm.
dI
Dimana: k =
do
Resultan tegangan yang terjadi pada poros pejal:
F.d
Dimana: M1 = M +
8
Resultan tegangan yang terjadi pada poros berlubang:
F . d0 . (1 + k4)
Dimana: M1 = M +
8
sy L 2
a= .( )
C.p .E
2
K
Dimana:
L = panjang poros/jarak antara bantalan (cm).
K = radius girasi terkecil (cm).
σy = tegangan tekan yield dari bahan poros (kg/cm2).
C = koefisien dalam formula Euler tergantung pada kondisi kedua
ujung.
= 1,00 untuk kedua ujung bebas.
= 2,25 untuk kedua ujung tetap.
= 1,60 untuk ujung yang sebagian bersandar pada bantalan.
α = 1,00 untuk beban aksial yang berupa beban tarik.
L/K = perbandingan silinder.
Catatan:
Pada umumnya untuk poros berlubang yang menerima beban
yang berfluktuasi antara beban momen torsi, momen bengkok dan
beban aksial, persamaan untuk momen torsi ekivalen (Te) dan
momen bengkok ekivalen (Me) dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana:
K = 0 dan do = d untuk poros pejal.
F = 0 untuk beban aksial sama dengan nol.
α = 1 untuk beban aksial yang berupa beban tarik.
Stiffness suatu poros:
S= T = C.l
q L
136 ElEmEn mEsin 1
Contoh soal 16
Sebuah poros berlubang menerima beban berupa momen torsi
maksimum sebesar 15 000 kgcm dan momen bengkok maksimum
sebesar 30 000 kgcm. Pada saat yang sama bekerja pula gaya axial
sebesar 1000 kg.
Dengan asumsi bahwa beban bekerja secara gradually,
perbandingan diameter dalam dan diameter luar dari poros adalah
0,5 dan diameter luar poros 8 cm, berapa tegangan geser yang
terjadi pada poros tersebut!
Penyelesaian:
Momen torsi maksimum yang dipindahkan: T = 15 000 kgcm.
Momen bengkok maksimum yang terjadi: M = 30 000 kgcm.
Beban aksial yang terjadi: F = 1000 kg.
Diameter luar: do = 8 cm.
Diameter dalam: di = 0,5 . do
Kondisi pembebanan gradually: Km = 1,5.
Kt = 1,0.
Poros dan Pasak 137
Dalam hal ini α = 1 untuk beban aksial yang berupa beban tarik.
Contoh soal 17
Sebuah poros berlubang yang mempunyai diameter luar 50 cm
dan diameter dalam 30 cm digunakan untuk menggerakkan
propeller dari marine vessel. Poros dirakit pada bantalan yang
berjarak 6 m dan daya yang dipindahkan sebesar 7500 hp pada
kecepatan putar 1500 rpm. Gaya dorong aksial maksimum dari
propeller 50 000 kg, sedang berat poros itu sendiri 7000 kg.
Tentukan:
a. Tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros!
b. Sudut puntir yang terjadi pada poros sepanjang jarak antara
bantalannya!
Penyelesaian:
Diameter luar: do = 50 cm.
Diameter dalam: di = 30 cm.
Panjang poros/jarak antara kedua bantalan: L = 6 m = 600 cm.
Daya yang dipindahkan: P = 7 500 hp.
Kecepatan putar poros: n = 150 rpm.
Gaya dorong aksial: F = 50 000 kg.
Berat poros: W = 7 000 kg.
138 ElEmEn mEsin 1
L 600
Jadi: K = = 41,15
14,58
Column factor a:
1 1
a= = = 1,2
(1 - 0,00044) . L (1 - 0,00044) . 41,15
K
Sehingga:
a. Tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros:
a. Rigiditas Torsional
Rigiditas torsional ini penting sekali dalam perencanaan cam
shaft pada suatu motor bakar, dimana ketepatan waktu dari
pembukaan dan penutupan katup (valve) harus efektif.Sudut puntir
yang terjadi tidak boleh lebih dari 0,25° untuk tiap satu meter
panjang poros. Untuk poros lurus atau poros transmisi batas besar
lendutannya 2,5° sampai 3° untuk tiap meter panjang poros.
Penggunaan luas lendutan untuk poros dibatasi sampai 1° untuk
suatu panjang poros yang sama dengan 20 kali diameter porosnya.
Defleksi torsional dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan torsi:
T = G.q
l L
q= T.L
G.l
Dimana:
θ = defleksi torsional atau sudut puntir yang terjadi (radian).
T = momen torsi yang terjadi pada poros (kgcm).
I = momen inersia polar luas penampang poros terhadap sumbu
polar (cm4).
p 4
= . d , untuk poros bulat pejal.
32
p 4 4
= . (do . dI ), untuk poros berlubang.
32
G = modulus rigiditas (modulus geser) dari bahan poros kg/cm2.
L = panjang poros (cm)
140 ElEmEn mEsin 1
b. Rigiditas lateral
Ini sangat penting dalam perencanaan poros transmisi dan
poros yang bekerja pada kecepatan tinggi, dimana lendutan lateral
akan menyebabkan huge-out dari kesetimbangan gaya-gaya.
Rigiditas lateral juga penting untuk:
• menjaga clearance pantaloon yang dikehendaki.
• membetulkan kelurusan gigi-gigi dari roda gigi.
Contoh soal 18
Sebuah poros spindel terbuat dari baja digunakan untuk
memindahkan daya sebesar 5 hp pada kecepatan putar 800 rpm.
Sudut puntir yang terjadi tidak boleh lebih dari 0,25° tiap meter
dari panjang spindel. Jika modulus rigiditas bahan spindel 0,84.106
kg/cm2, tentukan diameter dari spindel dan juga tegangan geser
yang terjadi pada spindel tersebut!
Penyelesaian:
Daya yang dipindahkan: P = 5 hp.
Kecepatan putar spindel: n = 800 rpm.
p
Sudut puntir yang terjadi maks.: θ = 0,25° = 0,25 = = 0,00436 rad
180
Panjang spindel: L = 1 m = 100 cm.
Modulus rigiditas: G = 0,84.106 kg/cm2.
Jadi:
32 . 447,6 . 100 = 4 124,5 = 3,34 cm = 3,5 cm
d= 4
p . 0,84.10 6 . 0,00436
Contoh soal 19
Bandingkan berat, kekuatan dan stiffness dari poros berlubang
yang mempunyai diameter luar sama dengan diameter poros yang
pejal. Diameter dalam dari poros berlubang adalah setengah
diameter luarnya. Kedua poros tersebut mempunyai panjang dan
bahan yang sama.
Penyelesaian:
Diameter dalam dari poros berlubang: di = 0,5 . do.
Perbandingan diameter luar dan dalam: k = di : do = 0,5
Diameter poros pejal: d = do
Perbandingan berat:
Berat dari poros berlubang:
WH = luas penampang x panjang x massa jenis
p 2 2
= . (do - dI ) . panjang . massa . jenis
4
142 ElEmEn mEsin 1
Karena do = d, maka:
Perbandingan kekuatan:
Kekuatan poros berlubang:
p 3
TH = . t s . do . (1 - k4)
16
Kekuatan poros pejal:
p 3
TS = . ts . d
16
Karena kedua poros terbuat dari bahan yang sama dan do = d,
maka:
Perbandingan stiffness:
Stiffness suatu poros:
S= T = C.l
q L
Stiffness poros berlubang:
C . p . (d4 - d4 )
SH = o I
L 32
Poros dan Pasak 143
Jadi:
SH 4 4
= 1 - k = 1 - 0,5 = 0,9375
SS
Tahukah anda:
1. Apakah perbedaan poros dengan axle ?
2. Bagaimanakah cara membuat poros ?
3. Terangkan macam-macam jenis poros dan ukuran standard dari
poros transmisi !
4. Apakah tipe tegangan yang terjadi pada poros ?
5. Bagaimanakah cara perencanaan poros jika poros menerima
beban torsi ?
6. Apakah yang dimaksud dengan momen ekivalen untuk beban
torsi dan beban bengkok. Jelaskan bagaimana jika keduanya
digunakan dalam perencanaan suatu poros !
7. Jika poros menerima beban yang berfluktuasi, bagaimanakah
momen bengkok ekivalen dan momen torsi ekivalennya ?
8. Jelaskan tentang rigiditas tosional dan rigiditas lateral !
Latihan:
1. Sebuah poros pejal berputar pada 400 rpm digunakan untuk
memindahkan daya sebesar 15 hp.
Jika tegangan geser yang diizinkan dari bahan poros 400 kg/cm2,
hitung diameter poros yang diperlukan !
(Jawab : 35 mm).
144 ElEmEn mEsin 1
Sudut puntir yang terjadi pada poros tidak boleh lebih dari 1°
untuk suatu panjang yang sama dengan 15 kali diameternya.
Jika modulus rigiditas dari bahan poros 80 kN/mm2, tentukan
diameter poros yang diperlukan dan juga tegangan geser yang
terjadi pada poros tersebut !
(Jawab : 165 mm ; 46 N/mm2).
15. Diameter dalam sebuah poros berlubang 2/3 dari diameter luarnya.
Jika dibuat dalam bentuk pejal dengan bahan dan berat yang
sama, bandingkan kekuatan dan stiffness kedua poros tersebut
dengan asumsi do = d !
(Jawab : 1,93 ; 2,6).
B. Pasak
Pasak adalah sepotong baja lunak (mild steel) yang dipasangkan
/diselipkan di antara poros dan hub atau boss dan pulley untuk
menghubungkan keduanya agar terjadi kebersamaan gerak/
putaran. Pada umumnya pasak dipasangkan sejajar dengan sumbu
poros. Fungsi utama dari pada pasak adalah sebagai pengunci
sementara, sehingga beban yang bekerja berupa beban desak
(crushing) dan beban geser (shearing).
Untuk pemasangan pasak harus dibuat alur pada poros dan
hub dari pulley.
1. Jenis Pasak
Berikut ini adalah beberapa jenis pasak yang sering digunakan:
• Sunk key (pasak benam).
• Saddle key (pasak sadel).
• Tangent key (pasak tangensial).
• Round key (pasak bulat).
• Spline.
alur hub atau boss dari pulley yang akan diikatkan pada poros
tersebut. Jenis-jenis pasak benam:
1) Rectanguler sunk key (pasak benam segi empat)
d d .W
Lebar pasak: W = ; Tebal pasak: t =
4 4
Dimana:
d = diameter poros atau diameter lubang hub.
Pasak ini mempunyai kemiringan/taper 1 : 100.
2) Square sunk key (pasak benam bujur sangkar)
Dalam jenis ini lebar dan tebal pasak sama.
W=t= d
4
3) Parallel sunk key (pasak benam paralel)
Pasak ini berbentuk bujur sangkar atau segi empat, tetapi tidak
mempunyai kemiringan dan umumnya digunakan untuk mengikat
komponen yang tidak tetap (yang dapat diluncurkan sepanjang
poros itu). Biasanya dipasang pada roda gigi, pulley dan lain-lain.
4) Gib head key (pasak benam dengan kepala)
Yaitu pasak benam segi empat dengan sebuah kepala pada salah
satu ujungnya dan dikenal sebagai gib head. Ini dimaksudkan
untuk pasak yang dapat dilepas.
d 2 .W= d
Lebar pasak: W = ; Tebal pada ujung yang besar: t =
4 3 6
5) Feather key
Yaitu pasak yang diikat pada salah satu komponen yang digabung
dan memungkinkan adanya gerakan relatif pada arah aksial,
sehingga disebut sebagai feather pasak. Jenis ini khusus seperti
pasak paralel yang dipakai untuk memindahkan momen puntir
dengan kebebasan gerakan aksial.
c. Spline
Kadangkala pasak dibuat menjadi satu dengan poros yang
mengikat erat alur pasak yang dibaut pada hub. Poros macam ini
disebut spline seperti ditunjukkan pada Gambar 2.19. Poros ini
biasanya mempunyai 4, 6, 10 atau 16 spline.
Dengan demikian spline relatif lebih kuat daripada poros yang
mempunyai alur pasak tunggal.
D = diameter poros.
L = panjang pasak.
W = lebar pasak.
t = tebal pasak.
τs dan σc = tegangan geser dan desak pasak.
T = F . d = L . W . ts . d
2 2
Dengan mempertimbangkan beban desak pada pasak, maka
gaya desak tangensial pada sekeliling poros adalah:
F = σc . A
Dimana:
σc = tegangan desak yang terjadi (N/mm2).
A = luasan yang menahan (mm2) = L . t/2
T = F . d = L . t . sc . d
2 2 2
Selanjutnya pasak akan mempunyai kekuatan-kekuatan yang
sama baik terhadap beban geser maupun desak, jika:
s .t
L . W . t s . d = L . t . sc . d , maka W = c s
2 2 2 t 2
Pada umumnya besar tegangan desak yang diizinkan untuk
bahan pasak minimum dua kali tegangan geser yang diizinkan.
Sehingga dari persamaan (iii) diperoleh W = t.
154 ElEmEn mEsin 1
T = L . W . ts . d
2
Sedang tegangan geser yang terjadi pada poros akibat momen
torsi adalah:
p 3
Te = . t s1 . d
16
Dalam hal ini τsl adalah tegangan geser dari bahan poros. Dari
persamaan (iv) dan (v) akan diperoleh hubungan sebagai berikut:
d p 3
L . ts . = . t s1 . d
2 16
Dengan W = d/4, maka:
p . t . d3
s1
p . d . t s1 1,571 . d . t s1
L= 8 = =
W . ts 2 . ts ts
Contoh soal 1
Rencanakan sebuah pasak segi empat/rectangular key untuk
poros yang berdiameter 50 mm. Tegangan geser dari pada pasak
maksimum 420 kg/cm2 sedang tegangan desaknya 700 kg/cm2.
Penyelesaian:
Diameter poros: d = 50 mm = 5 cm.
Tegangan geser maksimum dari bahan pasak: τs = 420 kg/cm2.
Tegangan desak maksimum dari bahan pasak: σc = 700 kg/cm2.
Poros dan Pasak 155
T = L . W . t s . d , atau p . ts . d = L . W . t s . d
3
2 16 2
Dimana:
p 3
T= . ts . d
16
p . d2 = L . W
16 2
Sehingga:
2
p.d
= p . 5 = 6,15 cm
2
L=
8 . W 8 . 16
Perhitungan pasak terhadap beban desak:
Maka:
2
p . ts . d
= p . 420 . 5 = 11,8 cm
2
L=
4. t . sc 4 . 1 . 700
Contoh soal 2
Sebuah rotor dengan daya 20 hp dan putaran 960 rpm
mempunyai poros terbuat dari mild steel yang berdiameter 4 cm,
sedangkan penambahan panjang 7,5 cm. Tegangan geser yang
diizinkan dari bahan pasak 560 kg/cm2 sedang tegangan desaknya
1120 kg/cm2.
Rencanakan alur pasak pada poros motor tersebut dan periksa pula
tegangan geser pada pasak terhadap tegangan normal dari poros!
Penyelesaian:
Daya dari motor: P = 20 hp.
Putaran motor: n = 960 rpm.
Diameter poros: d = 4 cm.
Panjang tambahan: L = 7,5 cm.
Tegangan geser yang diizinkan dari bahan pasak: τs = 560 kg/cm2.
Tegangan desak yang diizinkan dari bahan pasak: σc = 1120 kg/cm2.
T = L . W . ts . d
2
1492 = 7,5 . W . 560 . 4
2
Dimana:
W = lebar alur pasak.
1492 . 2 = 0,17 cm = 1,7 mm
W=
7,5 . 560 . 4
Lebar alur pasak ini amat kecil, sehingga digunakan lebar alur
pasak minimum yang besarnya d/4.
Jadi lebar dari alur pasak:
W = d = 4 = 1 cm = 10 mm
4 4
Poros dan Pasak 157