Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

Pendidikan Agama Islam

NAMA : ANDI YATMOKO

NIM : 045140611

UPBJJ : KETAPANG

‫هّٰللا‬
1. a َ‫اط ُّم ْستَقِي ٍْم‬
ٍ ‫ص َر‬ ِ ‫ك فَيُْؤ ِمنُوْ ا بِ ٖه فَتُ ْخبِتَ لَهٗ قُلُوْ بُهُ ۗ ْم َواِ َّن َ لَهَا ِد الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ ٰلى‬ ُّ ‫َم الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم اَنَّهُ ْال َح‬
َ ِّ‫ق ِم ْن َّرب‬
agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa (Al-Qur'an) itu benar dari Tuhanmu lalu
mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya. Dan sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi
orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
ِ ‫وا بِ ِهۦ فَتُ ْخبِتَ لَهۥُ قُلُوبُهُ ْم ۗ َوِإ َّن ٱهَّلل َ لَهَا ِد ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإلَ ٰى‬
b. ‫ص ٰ َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم‬ ۟ ُ‫ق ِمن َّربِّكَ فَيُْؤ ِمن‬ ۟ ُ‫َولِيَ ْعلَم ٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ُّ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َأنَّهُ ْٱل َح‬ َ

Arab-Latin: Wa liya'lamallażīna ụtul-'ilma annahul-ḥaqqu mir rabbika fa yu`minụ bihī fa tukhbita


lahụ qulụbuhum, wa innallāha lahādillażīna āmanū ilā ṣirāṭim mustaqīm

Artinya: Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang
hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya
Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
۟ ُ‫ص َر ٰى ۗ تِ ْلكَ َأمانِيُّهُ ْم ۗ قُلْ هَات‬
َ ٰ ‫وا بُرْ ٰهَنَ ُك ْم ِإن ُكنتُ ْم‬
c. ‫ص ِدقِ َي‬ ۟ ُ‫َوقَال‬
َ ٰ َ‫وا لَن َي ْد ُخ َل ْٱل َجنَّةَ ِإاَّل َمن َكانَ هُودًا َأوْ ن‬
َ

Arab-Latin: Wa qālụ lay yadkhulal-jannata illā mang kāna hụdan au naṣārā, tilka amāniyyuhum,
qul hātụ bur-hānakum ing kuntum ṣādiqīn

Artinya: Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali
orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka
yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar".

d. Ayat dan Terjemah Q.S. Al-Baqarah/2: 111

َ ‫َص ٰری ؕ تِ ۡل‬


ٰ ۡ‫ک اَ َمانِیُّہُمۡ ؕ قُ ۡل ہَاتُ ۡوا ب ُۡرہَانَ ُکمۡ اِ ۡن ُک ۡنتُم‬
َ‫ص ِدقِ ۡین‬ ٰ ‫َو قَالُ ۡوا لَ ۡن ی َّۡد ُخ َل ۡال َجنَّۃَ اِاَّل َم ۡن َکانَ ہ ُۡودًا اَ ۡو ن‬

Artinya: “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali
orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka
yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar".

Berdasarkan ayat diatas bahwa manusia tidak boleh melakukan semacam pembenaran sepihak
tanpa adanya bukti yang jelas dan rasional, karena jika orang melakukan klaim kebenaran tanpa
adanya bukti yang ilmiah maka mereka telah melakukan omong kosong balaka.

Jadi sudah jelas bahwa islam telah mangajarkan umatnya untuk selalu berfikir kritis dan rasional,
hal ini sebagai pembuktian bahwa setiap klaim yang dikeluarkan harus disertai dengan bukti,
namun kritis disini tetap dalam aturan kebijaksanaan.

۟ ‫ت لَ ٰ ٓى َأ ْهلِهَا َو َذا َح َك ْمتُم بَ ْينَ ٱلنَّاس َأن تَحْ ُك ُم‬ ۟


2. a ۞ ‫وا بِ ْٱل َع ْد ِل ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم بِ ِٓۦه ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َس ِمي ۢ ًعا‬ ِ ‫ِإ‬ ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأن تَُؤ ُّدوا ٱَأْل ٰ َم ٰنَ ِ ِإ‬
‫صيرًا‬
ِ َ‫ب‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
b. Empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59Dari dua ayat di atas
para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik yang diajarkan oleh Islam (Al-
quran). Konsep tersebut meliputi empat macam:1. Kewajiban untuk menunaikan amanah.2.
Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil.3. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil
Amri.4. Perintah untuk kembali kepada Al-quran dan as-Sunnah.
c. 1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.

Amanat merupakan sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan
dikembalikan bila saatnya tiba atau bila diminta oleh pemiliknya. Amanat tersebut meliputi
amanat antara manusia dengan Allah SWT, Manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan
lingkungannya, serta manusia dengan dirinya sendiri Amanat adalah sendi utama dalam
berinteraksi social terutama dalam bidang kekuasaan politik. Bagi pemegang kekuasaan politik
telah diperintahkan untuk menunaikan amanat berupa usaha mencerdaskan rakyat dan
membangun mental dan spiritual.

d. 1. .Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.

Amanat merupakan sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan
dikembalikan bila saatnya tiba atau bila diminta oleh pemiliknya. Amanat tersebut meliputi
amanat antara manusia dengan Allah SWT, Manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan
lingkungannya, serta manusia dengan dirinya sendiri Amanat adalah sendi utama dalam
berinteraksi social terutama dalam bidang kekuasaan politik. Bagi pemegang kekuasaan politik
telah diperintahkan untuk menunaikan amanat berupa usaha mencerdaskan rakyat dan
membangun mental dan spiritual.
Kamaa arsalnaa fiikum rasuulaa minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wayuzakkiikum
wayu'allimukumul kitaaba wal hikmata wayu'allimukum maa lam takuunuu
ta'lamuunta'lamuun.

"Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-
ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." – [QS.2:151]

2. Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.

Hukum merupakan peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
dikukuhkan penguasa atau pemerintah untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. Salah
satu sumber hukum yang berpengaruh adalah agama. Suatu sistem politik tidak akan dapat
dilaksanakan dengan baik dan tidak akan membawa kemaslahatan bersama apabila tidak
didukung oleh hukum yang baik dan juga penerapan hukum yang adil dan konsisten.

Innaa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi litahkuma bainannaasi bimaa araakallahu walaa
takul[n]-lilkhaa-iniina khashiiman

3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil amri.

Ulil Amri adalah orang atau sekelompok orang yang mendapatkan tugas untuk mengurusi
urusan – urusan kaum muslimin baik menyangkut masalah ibadah, pendidikan, social,
ekonomi, bahkan termasuk urusan hubungan luar negeri dan juga pemimpin perang. Tetap
dalam koridor taat pada Allah dan Rasulnya berarti apa yang dilakukan sudah jelas bahwa
harus berdasar Al-Qur’an dan Hadist, sedangkan Ulil Amri bertugas sebagai fasilitator agar
umat dapat menjalankan dengan sebaik – baiknya. Sedangkan yang boleh diatur oleh Ulil Amri
hanyalah hal – hal atau urusan yang belum ditur secara jelas oleh Al-Qur”an dan As-Sunah.

4. Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.

Al-Qur’an dan Hadist hanya memuat ketentuan – ketentuan pokok bagi kehidupan manusia.
Setiap permasalahan yang dihadapi terkadang belum ada pemecahannya dalam kedua sumber
suci tersebut. Oleh sebab itu terkadang menimbulkan perbedaan pendapat, tetapi apapun
pendapat atau keputusan yang diambil haruslah berpulang pada Al-Quran dan Hadist sebagai
sumber utama.

..yauma akmaltu lakum diinakum wa-atmamtu 'alaikum ni'matii waradhiitu lakumu-islaama


diinan..
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-redhai Islam itu jadi agamamu…. [QS.5:3]

Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan
diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah: 1. Seorang
yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur. 2. Seorang yang dapat
dipercaya. 3. Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi. 4. Seorang yang cerdas.

3. ‫َو َم ْن اَحْ َسنُ ِد ْينًا ِّم َّم ْن اَ ْسلَ َم َوجْ هَهٗ هّٰلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن وَّاتَّبَ َع ِملَّةَ اِب ْٰر ِه ْي َم َحنِ ْيفًا َۗواتَّ َخ َذ هّٰللا ُ اِب ْٰر ِه ْي َم خَ لِ ْياًل‬
125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah
diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).
b. ‫َو َم ۡن اَ ۡح َسنُ ِد ۡينًا ِّم َّم ۡن اَ ۡسلَ َم َو ۡجهَهٗ هّٰلِل ِ َوهُ َو ُم ۡح ِس ٌن وَّاتَّبَ َع ِملَّةَ اِ ۡب ٰر ِه ۡي َم َحنِ ۡيفًا‌ ؕ َواتَّ َخ َذ هّٰللا ُ اِ ۡب ٰر ِه ۡي َم َخلِ ۡي‬
‫اًل‬
Wa man ahsanu diinam mimmman aslama wajhahuu lillaahi wa huwa muhsinunw
wattaba'a Millata Ibraahiima haniifaa; wattakhazal laahu Ibraahiima khaliilaa
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri
kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus?
Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).
c. َ‫َما َكانَ ِإ ْب ٰ َر ِهي ُم يَهُو ِديًّا َواَل نَصْ َرانِيًّا َو ٰلَ ِكن َكانَ َحنِيفًا ُّم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْٱل ُم ْش ِر ِكين‬

Arab-Latin: Mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam


muslimā, wa mā kāna minal-musyrikīn

Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk golongan orang-orang musyrik.

d. َ‫َص َرانِیًّا َّو ٰل ِک ۡن َکانَ َحنِ ۡیفًا ُّم ۡسلِ ًما ؕ َو َما َکانَ ِمنَ ۡال ُم ۡش ِر ِک ۡین‬
ۡ ‫َما َکانَ اِ ۡب ٰر ِہ ۡی ُم یَہُ ۡو ِدیًّا َّو اَل ن‬
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah
seorang yang lurus, Muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.
Ayat dan Terjemah Q.S. Al-Baqarah/2: 111
Artinya: “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-
angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika
kamu adalah orang yang benar".
Berdasarkan ayat diatas bahwa manusia tidak boleh melakukan semacam pembenaran
sepihak tanpa adanya bukti yang jelas dan rasional, karena jika orang melakukan klaim
kebenaran tanpa adanya bukti yang ilmiah maka mereka telah melakukan omong kosong
balaka.
Jadi sudah jelas bahwa islam telah mangajarkan umatnya untuk selalu berfikir kritis dan
rasional, hal ini sebagai pembuktian bahwa setiap klaim yang dikeluarkan harus disertai
dengan bukti, namun kritis disini tetap dalam aturan kebijaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai