BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
2.1. METODOLOGI........................................................................................................................7
3.4. MOCKUP..............................................................................................................................17
3.4.1. BERANDA.....................................................................................................................17
2
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 1: diagram metodologi pengembangan dan implementasi platform satu data dan
sinkronisasi data..................................................................................................................................10
Gambar 2: diagram manajemen proyek pengembangan dashboard eksekutif SDGs kemendesa PDTT
.............................................................................................................................................................11
3
BAB I PENDAHULUAN
Perpres Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesia, kebijakan tata kelola Sistem
Informasi desa (SID) adalah untuk menghasilkan Data yang akurat, mutakhir, terpadu,
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagipakaikan antar Instansi Pusat dan Instansi
Daerah melalui pemenuhan Standar Data, Metadata, Interoperabilitas Data, dan menggunakan
Kode Rcferensi dan Data Induk. Dalam upaya memperoleh data yang akurat, mutakhir, terpadu,
dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan dibagipakaikan, diperlukan perbaikan tata
kelola data yang dihasilkan oleh pemerintah melalui penyelenggaraan Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Satu Data Indonesi, diterjemahkan dalam Sistem
Informasi Desa (SID) merupakan kanal media untuk menginformasikan masyarakat, pemerintah
desa, Kementerian, lembaga, satuan kerja perangkat daerah, dan institusi lainnya (K/L/D/I) tentang
kondisi desa, perencanaan pembangunan dan pemberdayaan, serta pencapaian pembangunan yang
telah dicapai oleh desa. Informasi dalam kanal ini diperoleh berdasarkan data SDGs Desa, Indeks
Desa Membangun (IDM), Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), dan Dana Desa. Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Kementerian lainnya dapat
memperoleh data kondisi dan kebutuhan yang menjadi acuan dalam melakukan kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan di desa.
Merujuk Perpres Nomor 95 Tahun 2018, tentang sistem pemerintahan berbasis elektronik
(SPBE), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dengan Sistem
Informasi Desa SID adalah sebagai produsen data, wali data dan pengguna data, dirasa perlu
dukungan teknologi informasi agar pembangunan dan pemberdayaan tersebut dapat terlaksana
dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, Pengembangan Sistem Informasi Desa pada modul
4
Dashboard Eksekutif SDGs menjadi hal yang esensial dalam upaya memajukan desa. Hal ini
diharapkan dapat membantu desa dalam melakukan pemantauan, identifikasi kondisi, serta
menjadi acuan dalam pelaksanaan program di desa sehingga pemenuhan kebutuhan warga dapat
tepat sasaran.
Dashboard eksekutif SDGs adalah merupakan wajah (halaman) baru dari penyatuan informasi
manajemen dan tatakelola informasi desa. Dashboard sebagaimana digunakan dalam sebuah
kendaraan Dashboard pada dasarnya berguna bagi seorang pengambil keputusan (pimpinan) di
lingkungan Kementerian Desa PDTT. Dashboard akan memberikan sebuah halaman berisi
informasi kunci yang dibutuhkan bagi para pimpinan (pejabat) untuk selalu dimonitor atau
diawasi, sehingga pejabat pimpnan dapat menemukan permasalahan secara cepat, dan memberikan
5
aksi atau melakukan pengambilan keputusan dalam rangka membantu meningkatkan performa
kinerja kementerian, dalam menjalankan tupoksi kunci dalam melayani masyarakat.
Menurut Few, berikut adalah atribut yang dapat membuat dashboard efektif:
1. Menampilkan informasi yang dibutuhkan saja.
2. Memuat di satu layar.
3. Memantau informasi secara sekilas
Tampilan menyesuaikan kebutuhan pengguna.
6
BAB II METODOLOGI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Secara horizontal Dasboard Eksekutif SDGs dapat dirujuk oleh Instansi Pemerintah baik
kementerian, lembaga dan perusahaan BUMN daalam rangka kerja sama atau jejaring dalam
membangun dan mengembangkan desa secara berkelanjutan
Secara vertikal Dashboard Eksekutif SDGs akan menjadi acuan atau referensi untuk seluruh
stake holder yang terkait dalam pengembangan desa berkelanjutan di seluruh unit satker
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi baik di pusat atau daerah.
2.1. METODOLOGI
1. Persiapan Proyek, meliputi penjadwalan, alokasi sumber daya, persiapan organisasi,
yang meliputi:
Project Team, membentuk tim proyek, user, IT, konsultan atau tim lain yang
dibutuhkan;
Memberi bekal pemahaman awal untuk tim proyek.
Project rooms, menyediakan ruangan selama proyek berlangsung.
Menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan;
Mendefinisikan dokumen standard proyek meliputi Form, template, document
conventions, dll
Kick Off Meeting, merupakan rapat awal project yang berguna untuk menyamakan
persepsi mengenai rencana proyek yang akan dijalankan.
2. Diskusi Penentuan Scope, Penentuan Kebutuhan Business dalam pengembangan Dashboard
Eksekutif SDGs:
Scope Document
Tim proyek mengidentifikasi keseluruhan kebutuhan bisnis pengembangan Dashboard
Eksekutif SDGsyang dibutuhkan sesuai kebutuhan dalam pengembangan.
Tim Proyek mengerti dan memahami kebutuhan pihak Kemendes PDTT apa-apa yang
dibutuhkan dalam mendokumentasikan kebutuhan pengembangan platform satu data
kementerian pariwisata ekonomi kreatif
Memetakan Kebutuhan Bisnis Pengembangan Dashboard Eksekutif SDGs
7
Memetakan kebutuhan pengembangan Dashboard Eksekutif SDGs kedalam kedalam Konsep
best practice Sistem Informasi Desa.
Gap Analisys
Mencari perbedaan atau jarak antara kebutuhan pengembangan Dashboard Eksekutif SDGs
Kemendes PDTT dengan best practice. Jarak atau perbedaan yang disebut gap ini kemudian
dianalisa untuk mendapatkan konsep yang terbaik dan sesuai untuk mencapai kondisi yang
dinginkan (dibutuhkan).
Sign Off
Mendokumentasikan tahap Scoping dan memastikan tahap-tahap diatas harus disetujui oleh
masing-masing pihak tim proyek sebelum melangkah ketahapan berikutnya.
Baseline Configuration (Major scope) Tim konsultan mengkonfigurasi system dasar atau
baseline pengembangan Dashboard Eksekutif SDGs.
Final Configuration (Remaining scope) Tim proyek melakukan penyesuaian dan
penyempurnaan (fine-tune) untuk memastikan pemenuhan kebutuhan akan pengembangan
Dashboard Eksekutif SDGs.
4. Persiapan sebelum UA (user acceptance), meliputi bahan paparan dan draft laporan.
User Acceptance, kesepakatan melalui sign-off, yang menyatakan bahwa bahwa pihak
pusdatin Kemendes PDTT telah menerima hasil final, berupa dokumen (business reuiremen
dokumen) perihal Pengembangan Dashboard Eksekutif SDGs.
5. Persiapan sebelum sistem baru Go Live, meliputi Persiapan user manual, Testing,
Traning, persiapan data-data untuk sistem live.
8
Tahap ini dilakukan sebagai persiapan akhir sebelum produk siskronisasi data siap digunakan
(Go Live). Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Unit Testing, Integration Tests and final tuning, testing terintegrasi seluruh modul-modul.
Role-specific end-user training, dilakukan testing dari sisi otorisasi apakah masing-masing
user sudah mendapatkan hak akses yang sesuai.
User Acceptance Test, perlu diadakan sign-off UAT yang menyatakan bahwa user telah
melakukan testing dan sudah sesuai dengan bisnis perusahaan.
Deployment aplikasi Dashboard Eksekutif SDGs yang mencakup aplikasi web kedalam
system Pusat data & Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Derah Tertinggal dan
Transmigrasi.
6. Sistem Go Live, dan prosedur support setelah apliaksi platform satu data dan
sinkronisasi data
Tahapan ini ditandai dengan dimulainya penggunaan aplikasi Dashboard Eksekutif SDGs dan
implementasi Dashboard Eksekutif SDGs. Monitoring berjalannya apliaksi Dashboard Eksekutif
SDGs untuk mengetahui dan mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi
sehingga bantuan (support) dapat dilakukan dengan segera. Selain itu, kegiatan optimalisasi
system perlu dilakukan agar system menjadi semakin handal.
7. Bimbingan Teknis, Alih teknologi dari konsultan kepada pihak pengelolasi sistem
Dashboard Eksekutif SDGs. Berupa training user selama 1 minggu dan baby siiting
selama 1 bulan setelah pekerjaan selesai.
8. Sosialisasi dan Pelatihan Administrator Kementerian
Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Administrator Aplikasi Sistem Informasi Desa yang telah
selesai dikembangkan dilaksanakan dengan metode fullday meeting dalam kota selama 1 hari,
untuk memastikan para pengguna mengetahui informasi hasil, fungsi dari fitur-fitur aplikasi yang
nantinya dapat dimanfaatkan.
9
Gambar 1: diagram metodologi pengembangan dan implementasi platform satu data dan sinkronisasi data
Manajemen atau tata kelola pengembangan Dashboard eksekutif SDGs Kemendesa PDTT
terdiri dari: (1) Initiating proyek dan lingkup pekerjaan; (2) Planning, perencanaan pekerjaan (3)
Executing, Pelaksanaan pekerjaan; (4) Controlling Pengawasan pekerjaan; (5) Closing,
penyelesaian pekerjaan implementasi.
Lingkup Pekerjaan “Scoping” yang menjelaskan mengenai batas-batas dari sebuah proyek.
Perkiraan “Estimating” setiap tugas yang dibutuhkan dalam penyelesaian sebuah proyek
harus diperkirakan.
10
Pelaksanaan “Executing” mengarahkan pada pelaksanaan pekerjaan seluruh kegiatan-kegiatan
tim dalam proyek.
Penutupan “Closing” manajer proyek hendaknya selalu menilai keberhasilan atau kegagalan
pada kesimpulan dari sebuah proyek yang dijalani.
Current
State
Inisiasi
Ruang
ç Planning
Lingkup
Pelaksanaa
n/ Execute
Controlling
Future
Closing ç
State
Gambar 2: diagram manajemen proyek pengembangan dashboard eksekutif SDGs kemendesa PDTT
11
2.3. JADWAL KEGIATAN
Adapun pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Desa ini dilaksanakan selama 90
(sembilan puluh) hari kalender, terhitung dari tanggal Surat Perintah Melaksanakan Pekerjaan dan
Surat Perjanjian Kerja di tandatangani oleh kedua belah pihak.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Controlling (Pengawasan
4
pekerjaan)
12
BAB III SISTEM INFORMSI DESA (SID)
1. Dashboard memberikan gambaran besar tentang informasi desa terkini (up to date) meliputi
aspek pemerintahan desa, kependudukan, APB Desa, layanan, infrastruktur dan fasilitas desa,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan sosial budaya
2. Dashboard membantu pemangku kepentingan Fokus Mencapai Tujuan serta Visi dan Misi
SDGs
3. Dashboard Memberikan Identifikasi dan Peringatan Dini Permasalahan pengembangan desa
berkelanjutan
4. Dashboard Meningkatkan Kolaborasi dan Komunikasi Antar stakeholder dalam
pengembangan desa berkelanjutan
5. Dashboard Mengawali Langkah Perubahan Menuju Perbaikan
6. Dashboard Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Kerja
7. Dashboard Mempermudah pimpinan atau pejabat yang berwenang dalam Mengambil
Keputusan
8. Dashboard Menyederhanakan Data Rumit Menjadi Informasi yang Strategis
Dari pendekatan tersebut diatas diperlukan tampilan halaman yang menarik nyaman dilihat (good
looking,) dengan content informasi yang lengkap, dan analisa data.
13
2. Executive Information System (EIS) SDGs
Dari gambar diatas proses dimana data di extract dari source system yang berbeda,
dibersihkan untuk dipindahkan beberapa kesalahan yang ada, yang diubah menurut
aturan bisnis dan terisi kedalam suatu pusat area storage yang dimodelkan menurut
bisnis tersebut.
Data yang terintegrasi, subject oriented dan history, dapat dimanfaatkan dan
mempengaruhi untuk menyediakan:
Knowledge, yaitu mengakses dengan sejumlah kemampuan yang berbeda dari user
yang mengakses seperti OLAP, EIS, reporting, querying dan lain lain.
Intelligence, yaitu memanfaatkan melalui Data Mining tools, dapat
mengidentifikasi kan susunan dan kecenderungan yang mendasarinya.
Smart actions, yaitu umpan balik knowledge dan intelligence ke dalam source
systems seperti aplikasi yang di Kemendes PDTT (SID, SDGs, IDM dll).
14
3.2. PROSES BISNIS APLIKASI SISTEM INFORMASI DESA
Skor
Pencapaian SDGs Desa
Rekomendasi
Nilai
IDM
Mengakses Rekomendasi
domain SID Melihat
Informasi BUMDes (Nama, Status, Bidang Usaha,
alamat, kontak)
Penyaluran DD
BNBA BLT DD
Proses bisnis aplikasi Sistem Informasi Desa berisikan kondisi desa berdasarkan data SDGs Desa,
IDM, BUMDes, Dana Desa, dan Kemiskinan Ekstrem. Data-data tersebut didapatkan dari aplikasi
yang sudah disediakan oleh Kemendesa, PDT, dan Transmigrasi. Sistem Informasi Desa dapat
diakses oleh publik. Selain itu, perbedaan didapatkan ketika login sebagai admin desa. Hal ini
akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Secara Umum proses bisnis SID adalah untuk melihat data desa yang mencakup:
Pencapaian SDGs Desa: Skor (Total Skor SDGs Desa, skor tiap goals dan indikator) dan
rekomendasi program pembangunan.
IDM: Nilai IDM (nilai, status, kenaikan nilai IDM) dan rekomendasi kegiatan.
Informasi BUMDes: Nama, status, bidang usaha, alamat, dan kontak BUMDes.
Dana Desa: Penyaluran Dana Desa, Padat Karya Tunai Desa (PKTD), By name by address
(BNBA) Bantuan Langsung Tunai Dana Desa.
Kemiskinan Ekstrem: Jumlah warga miskin, miskin ekstrem, penanganan, anggaran.
15
3.3. USE CASE
16
3.4. MOCKUP
3.4.1. BERANDA
Beranda adalah halaman yang digunakan untuk melihat rekapitulasi dari data
kuisioner dan skor SDGs Desa desa secara nasional.
Untuk melihat skor SDGs Desa pada setiap provinsi, klik tombol “Detail” dan akan
menampilkan data skor SDGs Desa dari provinsi tersebut, seperti yang ditunjukan pada
gambar dibawah ini:
17
Gambar 7: detail provinsi
Setelah pencarian desa akan menampilkan profil dan skor SDGs, seperti gambar
dibawah ini:
18
Gambar 9: tampilan profil desa
Pada halaman profile desa menampilkan lokasi dan lain nya dari desa tersebut.
Untuk melihat skor SDGs, pilih tab menu skor SGDs dan akan menampilkan seperti
gambar dibawah ini:
19
Gambar 10: tampilan skor SDGs
Pada tampilan skor SDGs menampilkan skor rata-rata dan grafik skor SDGs dari desa
tersebut.
20
3.4.3. BUM DES
Pada halaman BUM Desa menampilkan jumlah desa yang mendaftar, verivikasi,
mendaftarkan badam hukum, dan verifikasi badan hukum.
21