Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Pramesti Putri Pamungkas (21)
2. Tri Wulandari (30)
3. Selina Agnesia Katharina (28)
4. Brasta Rudra Herdinata (06)
5. Zain Maulana (35)
Kelas X-8
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
dan karunianya kai dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah ” Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru
mata pelajaran Fisika yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang lebih baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………...…………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan di atas,
adapun yang menjadi permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh variasi campuran bahan bakar limbah plastic dengan pertalite
0%, 20%, dan 40% terhadap torsi motor bensin 4 langkah?
2. Bagaimanakah pengaruh variasi campuran bahan bakar limbah plastic dengan pertalite
0%, 20%, dan 40% terhadap daya motor bensin 4 langkah?
1.Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar cair yang berasal dari limbah plastik
dan bahan bakar pertalite.
2.Dalam penelitian ini, data prestasi mesin yang diambil dan diamati adalah torsi dan
daya yang mana data ini dibandingkan dengan pengujian motor bensin dengan
menggunakan bahan bakar cair dari limbah plastik dan bahan bakar pertalite.
3.Variasi campuran bahan bakar cair dari limbah plastik dengan pertalite dengan
persetasi :
4.Putaran mesin yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi dari 3000, 4000, 5000,
6000, 7000, 8000, 9000 RPM.
5.Pengujian untuk pengambilan data torsi dan daya menggunakan alat yang dinamakan
dengan dynotest.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi campuran bahan bakar limbah plastik dengan
pertalite 0%,20%, dan 40% terhadap torsi motor bensin 4 langkah
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi campuran bahan bakar limbah plastik dengan
pertalite 0%,20%, dan 40% terhadap daya motor bensin 4 langkah.
Dari penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa-siswi :
a. Sebagai penerapan teori dan kerja praktik yang diperoleh selama di bangku sekolah.
b. Meningkatkan daya kreativitas dan inovasi baru serta skill siswa/siswi sehingga
nantinya siap dalam menghadapi persaingan di dunia belajar.
c. Menyelesaikan proyek akhir guna memperoleh nilai yang maksimal.
d. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang proses analisa dan penciptaan suatu
karya baru khususnya dalam bidang teknologi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas.
e. Melatih kedisiplinan dan prosedur kerja sehingga nantinya dapat membentuk
kepribadian siswa siswi khususnya dalam menghadapi permasalahan.
Untuk memberikan gambaran umum tentang sistematis penulisan hasil penelitian ini, oleh
karena itu penulis memberikan beberapa bab dengan penjelasan singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas hal yang sudah tertulis sebelumnya yaitu mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab 4 akan menjelaskan mengenai rumusan manfaat pemanfaat limbah
plastik menjadi bahan bakar minyak serta mencakup dampak positif dan negatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, analitik dan
komparatif. Untuk mendapatkan hasil analisis yang baik dan berdasarkan berbagai fenomena
yang ditemukan dilapangan. Metode deskriptif ini untuk menjelaskan dan menguraikan
berdasarkan informasi yang diperoleh selama penelitian, metode analitik adalah untuk
memberikan landasan teoritis terhadap penjelasan fenomena – fenomena yang ditemukan.
Sedangkan metode komparatif adalah membandingkan setiap fenomena dengan data dan
informasi lain agar terjamin validitas data yang diperoleh.
Pengumpulan Sampah
Pemilahan Sampah
Pewadahan Sampah
Pengukuran tinggi sampah
Penimbangan Berat
Dalam pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah dilapangan
mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan dimana pada pelaksanaannnya akan disesuaikan
dengan kondisi dilapangan. Sampah dari pendaki dikumpulkan disatu tempat untuk
memudahkan pengukuran dan tidak tercampur dari sampah sebelumnya. Sampah yang masuk
akan dipilah sesuai dengan karaktristik dari sampahnya, setelah itu sampah di
masukan kedalam tong yang sudah diketahui diameternya. Sampah yang telah dimasukan
kedalam tong penampung akan dihitung beratnya dan dicatat tinggi dari masing-masing
sampahnya. Sebelum menghitung berat sampah, terlebih dahulu dilakukan penimbangan
berat kosong dari tong penampung. Tujuan dari pengukuran tinggi sampah didalam tong
untuk menghitung volume dari sampah.
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar digunakan metode pirolisis.Salah satu
limbah plastik yang dapat digunakan untuk diolah menjadi bahan bakar adalah gelas plastik.
Gelas plastik merupakan dampak plastik jenis polypropylene (PP). Plastik jenis PP
merupakan plastik yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, plastik
jenis PP dapat menghasilkan kualitas minyak bakar yang lebih bagus dibandingkan PVC
maupun PET. Dalam proses pengolahan plastik jenis PP menjadi bahan bakar, solar
danminyak tanah dapat digunakan sebagai bahan bakar pembanding. Untuk mendapat
spesifikasi bahan bakar yang sesuai standar pertamina solar dan minyak tanah dapat diperoleh
dari SPBU pertamina. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wahyudi dkk, gelas plastik
yang digunakan dalamproses pirolisis harus dalam keadaan kering untuk kemudian
dimasukkan ke dalam alatpirolisis yang dilengkapi pendingin dan penampung destilat.
Kemudian dilakukan prosesThermo cracking. Cracking adalah proses memecah rantai
polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah (Wedayani, 2018, hlm
123). Proses Thermo cracking dilakukan untuk mengubah gelas plastik dari fase padat
menjadi fase cair (minyak).Gelas plastik fase padat terlebih dahulu diubah menjadi fase gas
melalui proses pemanasan gelas plastik menggunakan kompor LPG. Setelah menjadi fase
gas, baru kemudian gelas plastik dapat diubah menjadi fase cair melalui proses kondensasi
gas sehingga dihasilkan destilat berupa minyak.Wahyudi, Prayitno, dan Astuti melakukan
empat pengujian untuk membandingkan minyak hasil pirolisis, minyak tanah, dan solar.
Yang pertama analisis massa jenis minyak hasil pirolisis minyak tanah dan solar.Hasil
perhitungan massa jenis minyak pirolisis plastik, minyak tanah,dan solar menunjukkan massa
jenis minyak hasil pirolisis plastik PP lebih rendah dari solar dan lebih tinggi dari minyak
tanah. Semakin tinggi massa jenis suatu zat, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Hal ini menjadi indikasi bahwa solar dengan massa jenis paling tinggi memiliki
banyak pengotor sehingga kualitasnya masih berada di bawah minyak tanah dan minyak
pirolisis. Yang kedua, analisis waktu yang diperlukan minyak pirolisis, minyak tanah,dan
solar untuk membakar habis suatu benda.Penelitian yang dilakukan menunjukan solar
memerlukan waktu pembakaran paling lama dibanding minyak pirolisis dan minyak tanah.
Hal ini disebabkan karena titik nyala solar paling tinggi diantara minyak pirolisis dan minyak
tanah.Titik nyala berhubungan dengan mudah atau sulitnya pembakaran suatu bahanbakar.
Semakin rendah titik nyala suatubahan bakar, maka semakin mudah zat tersebut dibakar.
Sedangkan minyak pirolisis memiliki titik nyala lebih rendah dari minyak tanah dan lebih
tinggi dari solar. Titik nyala menjadi indikator penting suatu zat dapat dikatakan sebagai
bahan bakar. Yang ketiga,analisis temperatur air dari hasil memasak air dengan bahan bakar
minyak pirolisis,minyak tanah, dan solar.Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan
hubungan bahan bakar dengan waktu pembakaran yang semakin lama, maka temperatur air
yang dihasilkan semakin rendah.Pemanasan air dilakukan pada waktu yang sama disetiap
jenis minyak. Saat pemanasan dihentikan bersamaan, air yang dipanaskan dengan solar
memiliki temperatur paling rendahdan air yang dipanaskan dengan minyak tanah memiliki
temperatur paling tinggi. Yang keempat, analisis volume air yang hilang akibat pemanasan
dengan bahan bakar minyakpirolisis, minyak tanah, dan solar.Volume air hilang disebabkan
karena penguapan akibat pemanasan. Daripercobaan yangdilakukan volume air yang
dipanaskan dengan solar menguap lebih banyak daripada airyang dipanaskan dengan minyak
pirolisis dan minyak tanah. Seharusnya semakin tinggitemperatur, semakin banyak pula
volume airyang menguap, tetapi pada percobaan ini justru sebaliknya.Hal ini berkaitandengan
titik nyala karena titik nyala solar yang semakin tinggimenyebabkan semakin lama
pembakaran sehingga lebih banyak volume menguap.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari proses pembuatan alat pengolah limbah plastik ini dapat diketahui bahwa alat ini
dapat mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar, 0,6 kg sampah plastik dapat
menghasilkan 50-60 ml minyak dan 1 kg sampah plastik dapat menghasilkan 100-120 ml
minyak yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan juga bisa mengurangi limbah
plastik yang ada di sekitar masyarakat, alat ini juga terbuat dari bahan-bahan yang mudah
didapat dan harga yang murah.
5.2 Saran
Terkait dengan kendala dan kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini, ada beberapa
hal yang dapat penulis sarankan untuk pengembangan selanjutnya. Antara lain sebagai
berikut:
1. Dari segi bahan reaktor dan pipa sebaiknya menggunakan bahan stainless agar lebih
cepat proses pemanasannya, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih cepat dan juga
memperlambat terjadinya korosi.
2. Diperlukan jalur pembuangan agar sisa plastik dari hasil pembakaran bisa langsung
dikeluarkan dari tabung reaktor.
3. Diperlukan kran di tabung kondensor agar sisa air hasil kondensasi bisa lebih mudah
dibuang.
4. Sisa plastik dari hasil pembakaran di dalam tabung reaktor sebaiknya bisa diolah
kembali menjadi suatu produk yang bermanfaat contohnya paving
block plastik.
5. Diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mengetahui spesifikasi sulfur di
dalamnya. Hal tersebut untuk ditindak lanjuti oleh peneliti selanjutnya.