DisusunOleh:
Preseptor :
1
BAB 1
PENDAHULUAN
kulit periokular, timbul mulai dari lapisan epidermis, dermis atau struktur adneksa
palpebra. 1Tumor ganas palpebra (kelopak mata) merupakan tumor ganas yang sering
dijumpai dan dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit. Karsinoma sel basal dan sel
skuamosa adalah tumor ganas mata yang paling umum ditemui. Selain itu, karsinoma
Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra berjenis sel basal dan sisanya
sebanyak lima persen terdiri atas karsinoma sel squamosal, karsinoma kelenjar
meibom, dan tumor-tumor lain yang bersifat jarang seperti karsinoma sel Merkel dan
palpebral yang paling jarang tetapi paling ganas dan banyak menimbulkan kematian.2
endotel vaskular yang berkaitan dengan human herpes virus 8 (HHV-8). Pasien
dengan status imunologis yang rendah seperti pada penderita AIDS rentan terkena
tumor ini. Pertumbuhan tumor bersifat indolen dan dapat menyebabkan kerusakan
Seluruh karsinoma ini diatasi dengan eksisi total, yang akan berhasil dengan
mengontrol tepian dari irisan operasi dengan potongan beku. Banyak diantara tumor
menegakkan diagnosis.
2
Tumor palpebra kebanyakan mudah dikenali secara klinis, dan eksisi
dilakukan dengan alasan kosmetik. Meskipun begitu lesi ganas sering kali sulit
dikenali secara klinis dan biopsi harus selalu dilakukan pada kecurigaan keganasan.
Manajemen terapi yang tepat juga sangat penting diperhatikan untuk menghindari
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Anatomi Palpebra
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang berfungsi
melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra terdiri dari palpebra superior
dan palpebra inferior. Palpebra superior dan inferior merupakan modifikasi lipatan
kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip
membantu menyebarkan lapis tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva
dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata sedangkan palpebra inferior
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama, yang dari luar ke dalam terdiri dari:1
Kulit pada palpebra sangat tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan ikat
yang halus dengan otot yang ada dibawahnya, sehingga kulit dengan mudah dapat
4
digerakkan dari dasarnya. Dengan demikian, edema atau perdarahan dapat dengan
palpebra juga terdapat kelenjar keringat Zeis dan Moll, serta rambut seperti pada kulit
2. Jaringan otot
Pada palpebra terdapat beberapa otot, antara lain Muskulus Orbikularis okuli,
Muskulus ini berjalan sirkuler, mengelilingi mata dan dipersarafi oleh N.VII yang
Muskulus Levator palpebra memiliki origo di zonula Zinii, di bagian belakang orbita
dan dipersarafi oleh N.III. Muskulus ini terdapat di palpebra, hanya berupa fasia,
melekat pada bagian atas tarsus dan kulit. Muskulus Mulleri terletak di bawah tendon
dari muskulus Levator palpebra. Dipersarafi oleh saraf simpatis. Muskulus Mulleri
5
3. Tarsus
Tarsus terdiri dari jaringan yang rapat dengan sedikit jaringan elastis. Tarsus
inferior. Di dalam tarsus terdapat glandula sebasea Meiboom sebanyak lebih dari 20
bawah konjungtiva dan mengeluarkan isinya di margo palpebra. Isi dari glandula
Meiboom berguna untuk menutup rapat margo palpebra superior dan inferior pada
ligamentum tarsalis medialis dan lateralis yang melekat pada pinggir orbita.
4. Konjungtiva
konjungtiva yang berasal dari bola mata dan mengandung kelenjar-kelenjar yang
5. Pembuluh darah
Pembuluh arteri di palpebra berasal dari arteri oftalmika dan arteri fasialis
yang membentuk arkus superior di pinggir atas tarsus dan arkus inferior di pinggir
bawah tarsus. Dari arkus-arkus ini keluar pembuluh darah yang menuju kulit, ujung
jalannya arteri untuk kemudian menjadi vena fasialis dan vena oftalmika dan masuk
6
2.2 Tumor Ganas Palpebra
2.2.1.1 Definisi
yang bermanifestasi pada mata daerah limbus dan margo palpebral, yaitu daerah
peralihan epitel (shield). Merupakan tumor ganas kedua yang paling sering ditemukan
pada kelopak mata. SCC dapat bermetastase ke jaringan getah bening regional, jarang
2.2.1.2 Epidemiologi
Squamous cell carcinoma (SCC) relatif jarang dijumpai pada kelopak mata
dan konjungtiva, frekuensinya kurang lebih 9,2% dari seluruh kegansan kelopak
mata. Penelitian retrospektif dari tahun 2000 - 2010 di rumah sakit mata tersier di
Taheran, dari 182 pasien dengan tumor pada kelopak mata, 100 kasus merupakan
tumor ganas dengan basal cell carcinoma (BCC) merupakan kasus tersering pertama
(83%) dan SCC sebanyak 8% diikuti sebaceous gland carcinoma (SGC) sebanyak
6%.3
imunokompromais seperti pada pasien setelah transpalantasi ginjal dan hati yang
2.2.1.3 Etiologi
diketahui,tetapi diduga sebagai akibat terpapar oleh zat aktinik atau kimia, terapi
7
radiasi, iritasi yang berlebihan, serta virus yang akhir-akhir ini juga diduga sebagai
2.2.1.4 Patofisiologi
derajat keganansan dimulai dari stadium awal pralesi displasia, karsinoma in situ
sampai dengan stadium lanjut invasif.. Karsinoma sel skuamosa dapat didahului oleh
berbagai macam tumor jinak seperti lesi papiloma skuamosa atai diskeratosis sebelum
berubah menjadi displasi. Pada displasia stadium awal gambaran patologi belum
mempunyai gradasi dari sel atipik yang ringan sampai berat, bergantung pada
ketebalan perubahan sel epitel. Karsinoma in situ sering dimasukan dalam kategori
kelainan displasia berat oleh banyak peneliti. Apabila sel yang telah berubahs sifat
invasif . Karsinoma sel skuamosa terjadi akibat progresivitas karsinoma in situ dan
displasia berat
SCC juga tumbuh lambat dan tanpa rasa sakit, sering kali berawal sebagai
suatu nodul hiperkeratotik, yang mungkin berulkus. Tumor peradangan jinak seperti
karsinoma sel basal, tumor ini dapat menyusup dan mengikis jaringan sekitar; tumor
menyebar secara local ke dermis dan kemudian menginvasi jaringan yang lebih
dalam seperti jaringan ikat, periorbital, dan apparatus lakrimal. Tumor dapat
8
menyebar melalui kelenjar getah bening submandibular dan kelenjar submaksilaris
bila tumor berada pada kelopak mata bawah atau pada kanthus medial. Tumor dapat
menyebar ke kelenjar preaurikular jika tumor berada pada canthus lateral atau pada
gold standar pada pasien. Penegakkan diagnosis yang tepat biasanya memerlukan
biopsy.
1. Anamnesis
Riwayat perkembangan dari luka akibat paparan sinar matahari dan actinic
keratosis
Usia
9
Perubahan kontur,ukuran,atau warna lesi seperti adanya
2. Pemeriksaan fisik : sesuai dengan gambaran klinis, yaitu tumbuh lambat dan
tanpa rasa sakit, sering kali berawal sebagai suatu nodul hiperkeratotik, yang
karingan tumor. 4
2.2.1.8 Penatalaksanaan
a. Pembedahan tumor
Eksisi : Terapi pilihan untuk SCC adalah eksisi luas, untuk
10
b. Radiasi
Radioterapi digunakan untuk terapi adjuvan jika lesi meluas dan batas tidak
terlalu tegas atau sebagai terapi paliatif pada kasus yang tidak membaik dengan
operasi.
c. Kemoterapi
Bila sudah terdapat metastasis jauh, pengobatan sitostatika adalah pilihan selanjutnya
2. 2.1.9 Komplikasi
Komplikasi yang terdapat terjadi pada SCC adalah metastasis dan Invasi
intraokuler didapatkan 2-8% kasus dan invasi orbita 12-18% kasus. Tunc,
mendapatkan angka lebih tinggi yaitu 13%, invasi orbita 11%. Mc. Kelvie,
mendapatkan invasi intraokuler 13% dan invasi orbita 15%. Metastasis karsinoma sel
skuamosa ke kelenjar limfe periaurikuler dan servikal, juga sering terjadi. 6 skuamos
sel karsinoma adalah selulitis, yaitu lesi kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-
tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor,
2. 2.1.10 Prognosis
cara pengobatan dan keterampilan dokter, serta prognosis yang paling buruk bila
tumor ditemukan diatas kulit normal (de novo), sedangkan tumor yang ditemukan
pada kepala dan leher prognosisnya lebih baik daripada di tempat lain. (udayana)
Prognosis yang buruk dikaitkan dengan adanya penyebaran perineural, dan juga
11
radioterapi sebelumnya, eksisi yang tidak lengkap dan rekurensi. Pasien SCC harus
2.2.2.1 Definisi
Karsinoma sel basal (KSB) merupakan keganasan kulit yang berasal dari sel
nonkeratinisasi lapisan basal epidermis. Karsinoma ini umumnya tumbuh lambat dan
tanpa sakit, berupa nodul berulkus atau tanpa ulkus. Tumor ini berkembang lambat
dan tidak / jarang bermetastase. Keganasan pada karsinoma sel basal ialah bersifat
local (localized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan bawah kulit (sub kulit),
2.2.2.2 Epidemiologi
Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas paling banyak di kelopak mata
perempuan menjadi 3:2. sering terjadi pada lanjut usia, berkisar antara 50–80 tahun,
rata-rata terjadi pada usia 65 tahun. Pada beberapa penelitian epidemiologi, hanya 1-
3% KSB yang diderita pada usia di bawah 35 tahun, terutama pada pasien dengan
sindrom nevoid KSB yang berpotensi menjadi KSB pada usia muda. Karsinoma sel
basal banyak berlokasi di kelopak mata bawah bagian pinggir atau palpebra inferior
12
(50 – 60 %) dan di daerah kantus medial (25 – 30%). Selebihnya juga bisa tumbuh di
kelopak mata atas atau palpebra superior (15 %) dan di kantus lateral (5 %).8,10,11
yang paling sering dipicu oleh paparan sinar matahari jangka lama, terutama sinar
Ultraviolet B (UVB). Pasien yang berisiko tinggi untuk karsinoma sel basal adalah
mereka yang memiliki corak kulit putih, mata biru, rambut pirang, usia pertengahan
dan usia tua pada keturunan Inggris, Irlandia, Skotlandia, dan Skandinavia. 8,11
hidrokarbon, arsenik, coal, tar, obat topikal methoxipsoralen, dan sinar UV.
Rangsangan onkogen, kondisi imunosupresif, luka kronis, dan trauma akut juga
keratinosit menjadi lesi seperti KSB. Riwayat merokok juga merupakan resiko unruk
Karsinoma sel basal terlihat meningkat frekuensinya pada pasien yang lebih
muda yaiu yang memiliki lesi ganas di kelopak mata atau mereka yang memiliki
riwayat keluarga dengan kelainan sistemik lain seperti basal cell nevus syndrome atau
xeroderma pigmentosum. 11
datang dengan keluhan lesi pada kelopak mata dengan atau tanpa ulkus, mudah
13
berdarah, dan lapisan kulit kelopak menjadi keras. Karsinoma sel basal mulai
menstimulasi inflamasi kronis dari bagian pinggir kelopak mata dan sering disertai
dengan rontoknya bulu mata (madarosis). Lesi umumnya tumbuh lambat dan tanpa
sakit. Karsinoma ini secara perlahan menyusup ke jaringan sekitar namun tidak
2.2.2.5 Klasifikasi
Secara klinis dan secara patologi, karsinoma sel basal di bagi menjadi empat tipe,
yaitu : 11
dari karsinoma sel basal, keras, berbatas tegas, nodul seperti mutiara dan
disertai dengan telangiectasia and sentral ulkus. Secara histologi, tumor ini
terbentuk dari sekumpulan sel basal yang asalnya dari lapisan sel basal
epitelium dan terlihat seperti pagar di bagian pinggir. Pada pinggir tumor
b. Karsinoma sel basal tipe morphea merupakan jenis yang paling sedikit
ditemukan, tetapi tumor ini bersifat lebih agresif karena dapat berkembang
lebih cepat daripada karsinoma sel basal tipe nodular. Lesi tipe morphea
bersifat keras, lebih datar dengan pinggir yang secara klinis susah
14
ditentukan. Secara histologi, lesi tidak terlihat seperti pagar di pinggirnya
d. Karsinoma sel basal tipe multisentrik atau superfisial terjadi akibat blefaritis
kronis dan bisa menyebar ke bagian pinggir kelopak mata tanpa di sadari.
pinggir yang agak keras seperti kawat dan agak meninggi. Warnanya dapat
2.2.2.6 Diagnosis
histopatologis. Dari anamnesis terdapat kelainan kulit yang sudah berlangsung lama
berupa benjolan kecil, luka yang sukar sembuh, lambat menjadi besar dan mudah
berdarah. Tidak ada rasa gatal / sakit. Pada pemeriksaan fisik terlihat papul / ulkus
dapat berwarna seperti sewarna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba
biopsi. Pada setiap kelainan kulit yang dicurigai karsinoma sel basal harus dilakukan
biopsi. 9
Diagnosis banding dari karsinoma sel asal meliputi beberapa berapa lesi lain
pada kelopak maa, baik lesi jinak atau keganasan lain seperti karsinoma sel
15
merkel. Selain itu diagnosis karsinoma sel basal juga sering dikacaukan oleh
beberapa jenis lesi yang bersifat jinak seperti kalazion, kista Zeis dan Moll,
2.2.2.8 Tatalaksana
terapi, diantaranya::11
a. Tindakan Bedah
Bedah merupakan pilihan terapi dari karsinoma sel basal di kelopak mata.
dengan batas areanya dikontrol secara histologi. Tingkat kekambuhan tumor pada
terapi bedah lebih sedikit dan lebih jarang jika dibandingkan jika diterapi dengan
Kambuhnya tumor yang sudah diangkat secara total, infiltrasi yang lebih
dalam, atau tumor tipe morphea dan tumor yang berada di kantus medial dikelola
16
dengan cara bedah mikrografi Mohs. Jaringan diangkat secara lapis demi lapis dan
dibuat tipis yang dilengkapi dengan gambar 3 dimensi untuk mengangkat tumor.
Reseksi tumor secara mikrografik Mohs paling sering digunakan untuk mengeksisi
Mikrografi eksisi bisa menjamin secara maksimal jumlah jaringan yang sehat
untuk tidak terlibat sehingga hanya area tumor yang terangkat secara komplet.
Kekurangan dari bedah mikrografi Mohs ini adalah dalam mengidentifikasi batas
tumor ketika tumor sudah menginvasi daerah orbita. Setelah dilakukan reseksi tumor,
terstandar. Pembedahan awal bertujuan untuk melindungi secara maksimal bola mata
lalu diikuti dengan memperbaiki sisa kelopak mata yang masih baik. Jika tumor
terbatas pada adneksa dilakukan eksisi 3-5 mm dari batas makroskopis. Sedangkan
jika tumor sudah menginvasi orbita, maka ada dua pilihan terapi secara eksentrasi
yaitu dengan mengangkat seluruh bola mata disertai dengan adneksa mata dengan
meninggalkan bagian tulang saja, selain itu juga bisa dilakukan radioterapi. Jika
Dilakukan jika lokasi cukup sulit untuk dilakukan pembedahan, respon dari
terapi non bedah cukup bagus tetapi memiliki efek samping yang cukup banyak.
Pilihan terapi non bedah yaitu radioterapi, kemoterapi , dan interferon. Terapi radiasi
juga bisa dipertimbangkan sebagai terapi paliatif tetapi untuk lesi periorbita
17
sebaiknya dihindari. Angka kekambuhan jika diterapi dengan radiasi juga lebih tinggi
radiasi sulit untuk dideteksi. Kekambuhan ini timbulnya lebih lama setelah terapi
awal dan lebih sulit untuk menangani secara pembedahan karena telah terjadi
2.2.2.9 Prognosis
pembersihan tumor dan luas dari penyakit namun pada umumnya prognosis penderita
KSB adalah baik. Angka kekambuhan KSB hanya 1% jika diterapi dengan tepat.
Pasien harus tetap di-follow up untuk kekambuhan atau lesi KSB baru. Edukasi
penderita penting agar melakukan pemeriksaan kulit periodik dan menghindari segala
faktor risiko. Perlindungan terhadap paparan sinar matahari dianjurkan untuk setiap
pasien dengan riwayat KSB. Outcome yang baik sangat tergantung pada diagnosis
dini yang tepat (Kourt, 2005). Sedangkan beberapa kondisi yang berpengaruh pada
perburukan prognosis yaitu lesi yang sudah luas atau lesi yang lebih dari tiga
sentimeter, invasi tumor sudah sangat dalam, dan tatalaksaa yang idak adekuat.8,13
2.2.3.1 Defenisi
18
yang sel-selnya tidak dapat membentuk melanin lagi tampak berwarna merah muda
bahkan putih. Melanoma Maligna ini bisa ditemukan di bagian mana saja di tubuh,
paling sering di dada dan punggung pada pria,di tungkai bawah pada wanita. Lokasi
lain yang sering adalah di wajah dan leher.Melanoma Maligna juga dapat ditemukan
2.2.3.2 Epidemiologi
merupakan keganasan ke-enam yang paling umum di Amerika Serikat. sekitar 68.120
kasus baru melanoma invasif pada tahun 2010 dengan 8.700 kematian akibat penyakit
ini. Bila dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda, angka mortalitas
akibat melanoma ini lebih tinggi pada kelompok usia tua. Hal ini terjadi karena
berbeda dengan kelompok usia muda. Melanoma dari orang tua telah terbukti lebih
Melanoma Maligna memiliki faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan tidak
dapat dimodifikasi seperti genetik, usia dan jenis kelamin. Beberapa faktor risiko
1. Pajanan sinar ultraviolet (UV), merupakan faktor risiko utama pada banyak
19
kasus Melanoma Maligna. Sinar UV bisa berasal dari matahari. Sinar matahari
merupakan sumber utama penghasil sinar UV, sehingga orang yang mendapatkan
banyak paparan sinar matahari mempunyai risiko lebih besar menderita kanker kulit.
b) Sinar UVB: Sinar UVB dapat secara langsung merusak DNA sel kulit;
sumber utama sinar UVB adalah sinar matahari yang menjadi penyebab
c) Sinar UVC: Sinar ini tidak dapat melewati atmosfer bumi, oleh karena itu
tidak terkandung dalam pancaran sinar matahari. Sinar ini normalnya tidak
2. Melacynotic nevi atau biasa disebut tahi lalat adalah salah satu tumor
berpigmen yang
sifatnya jinak. Biasanya baru mulai terlihat saat anak-anak dan remaja. Melacynotic
nevi ini sebenarnya bukan masalah, tetapi jika jumlahnya banyak dan bentuknya
irreguler atau ukurannya besar, kemungkinan menjadi Melanoma maligna lebih besar.
20
6. Imunosupresi Sistem imun dalam keadaan lemah atau sedang mendapat
pada wanita dan setelah usia 40 tahun Melanoma banyak ditemukan pada pria.
2.2.3.4 Patogenesis
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Melanoma paling sering tumbuh pada kulit yang
sering tumbuh pada kulit yang sering terpapar sinar matahari, namun setengah dari
kasus melanoma ini tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Penyakit ini lebih mudah
melanoma ini jauh ke dalam kulit, metastasis yang mungkin terjadi yaitu melalui
kelenjer getah bening dan pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan kematian
tubuh.Penderita dengan imunitas yang baik dapat bertahan hidup lebih lama
timbul dari puncak saraf dan bermigrasi ke epidermis, uvea, meningen, mukosa
terkandung di dalam basal epidermis. Melanoma dapat berkembang di atau dekat lesi
21
yang sebelumnya sudah ada atau pada kulit yang sehat. Melanoma yang tumbuh pada
kulit yang sehat disebut dengan de novo, tanpa bukti adanya lesi sebelumnya.16
Selama fase ini, sel-sel ganas tumbuh dalam mode radial dalam epidermis
2.2.3.5 Diagnosis
Ciri khas dari melanoma maligna adalah pigmentasi variabel (yaitu sebuah
lesi dengan tingkat warna coklat, merah, putih, biru atau hitam gelap) batas tidak
biasanya lebih agresif daripada yang terbatas di kulit palpebra. Perubahan tampilan
pada lesi berpigmen memerlukan biopsi eksisi pada lesi. Evaluasi sistemik untuk
anatomis.11
22
3. Tingkat tiga mengisi papila dermis.
2.2.3.6 Penatalaksanaan
Terapi bedah dapat dilakukan untuk alasan kosmetik atau kecurigaan keganasan
pada lesi jinak berpigmen. Prosedur pilihan untuk pengobatan melanoma kulit
kelopak mata adalah eksisi bedah lebar dengan 1 cm kulit dikonfirmasi oleh histologi.
Pemotongan kelenjer getah bening regional harus dilakukan untuk tumor yang lebih
besar dari 1,5 mm secara mendalam dan atau untuk tumor yang menunjukkan bukti
penyebaran vaskuler dan limfatik. Laser dapat digunakan untuk lesi berpigmen
kelopak mata tertentu, sebuah penelitian terbaru telah menunjukkan kasus uveitis
2.2.3.7 Prognosis
kedalaman invasi dengan milimeter. Pasien dengan tebal tumor kurang dari 0,75 mm
memiliki prognosis sangat baik dengan dapat bertahan hidup 5 tahun sebesar 100%.
Pasien dengan lesi 0,75-1,5mm memiliki prognosis cukup baik, dan pasien dengan
tumor lebih dari 1,5 mm memiliki prognosis yang buruk dan mampu bertahan hidup 5
23
2.2.4. Karsinoma Kelenjar Sebasea
keganasan tersering ketiga setelah karsinoma sel basal dan skuamosa. Biasanya
menyerang perempuan usia tua dan dengan karakteristik sering rekuren lokal,
tumor ini menyerupai kondisi jinak, sering mengakibatkan manajemen tidak tepat
Zeis atau kelenjar yang berhubungan dengan karunkel. Sumber karsinoma kelenjar
folikel kulit alis mata. Tumor ini sangat jarang, pertumbuhannya lambat. Usia rata-
rata saat diagnosis pada usia pertengahan 60-an, namun pernah dilaporkan ditemukan
pada anak-anak berusia 3,5 tahun. Jarang ditemukan pada ras Kaukasia dan sering
pada oriental asia. Insiden Karsinoma kelenjar sebasea bermacam-macam mulai dari
0,5%- 5% dari seluruh karsinoma palpebra di Amerika Serikat dan 28% di China. Sel
asal mungkin tidak jelas pada 50%-60% kasus. Karsinoma kelenjar sebasea lebih
sering berada pada kelopak mata atas karena jumlah kelenjar meibomian yang lebih
24
Tumor ini data menyerupai lesi jinak seperti blefarokonjungtivitis yang dapat
2.2.4.1 Etiologi
Etiologi karsinoma kelenjar sebasea tidak diketahui secara penuh. Tidak ada
hubungan dengan radiasi ultraviolet (UV), namun kondisi ini dilaporkan sebagai
dan barber’s itch (folikulitisi barbae). Karsinoma kelenjar sebasea dilaporkan juga
persentase human papilloma virus (HPV) pada kasus karsinoma kelenjar sebasea di
Jepang, seiring peningkatan ekspresi TP53. Mutasi gen TP53 ditemukan pada
2.2.4.2 Patofisiologi
Dua gambaran berbeda karsinoma sebasea dari kelenjar periokular lainnya. Pertama,
tidak seperti tumor lainnya yang berasal dari satu asal, karsinoma sebasea muncul
berasal dari asal yang banyak. Kedua, tidak seperti karsinoma sel basal dan
skuamosa yang menyebar secara radial, karsinoma kelenjar sebasea lebih cenderung
25
histologis yang salah dengan displasia epitel atau karsinoma ini situ. 18 Karsinoma
kelenjar sebasea dapat tumbuh di dalam sebuah kumpulan dengan nekrosis sentral.20
hiperkromatis dan sel stain positif untuk lipid seperti oil red O stain. Gambaran
menunjukkan dysplasia jika tidak ada ekspresi p53 atau invasi jika terdapat
hiperekspresi p53.18,20
2.2.4.3.Gambaran Klinis
infiltrasi pagetoid epitel konjungtiva atau epidermis kulit adalah penanda tumor ini.
Tumor ini merupakan tumor palpebra berbahaya karena tumor menyerupai kondisi
superior, atau tumor okular lainnya seperti BCC atau SCC dengan hasil yang
diagnosis yang tepat sering terlambat sampai telah terjadi metastasis. Insiden
26
metastasi tinggi (41%), gambaran batas tumor sulit ditentukan bahkan dengan
Secara umum, terdapat dua gambaran patologis utama pada karsinoma kelenjar
nodul immobile biasanya berlokasi di lapisan tarsal atas Berwarna kekuningan karena
lipid. Kalazion dengan konsistensi tidak biasa atau rekuren setelah insisi dan kuretasi
lebih dari tiga kali harus dilakukan reseksi keseluruhan dan pemerisakaan histologi.
infiltasi intraepitel difus dari kulit kelopak mata. Hal ini mengakibatkan penebalan
epitel konjungtiva.18
Diagnosis dan terapi terapi karsinoma kelenjar sebasea penting karena tumor
kerontokan bulu mata, penebalan margo palpebra dan gagal terapi harus dibiopsi.18
27
Hiperplasia kelenjar sebasea merupakan 8% dari pertumbuhan karunkular.
eksisi tumor.
tersering adalah bola mata, preaurikular dan/atau nodus submandibular, dan kelenjar
parotis. Jarang ditemukan di nodus serviks, paru, pleura, liver, otak, pericardium,
bibir, sinus etmoid, dan tengkorak.18 Metastasis pertama ke nodus limfatik regional. 19
2.2.4.4 Diagnosis
Diagnosis biasanya sulit karena pada stage awal tanda eksternal mirip lesi
jinak seperti kalazion atau blefarokonjungtivitis kronik dan tampak bahan kekuningan
seperti karsinoma sel skuamosa. Tumor pada margo palpebra biasanya menyebabkan
kerontokan bulu mata. Lesi ini tegas, tidak nyeri, massa indurasi atau ulserasi disertai
kerontokan silia (bulu mata) pada area yang sudah diterapi dengan kalazion rekuren.
Karsinoma kelenjar sebasea harus menjadi diagnosis banding pada massa palpebra
yang rekuren, serta inflamasi palpebra tidak respon terapi. Keterlambatan diagnosis
palpebra tegas yang tidak nyeri. Secara klinis bentuk massa ini adalah kalazion
28
Metastasis karsinoma kelenjar sebasea ke nodus limfatik regional, sehingga
Gambar 5. A. Lesi palpebra nodular dengan telangiektasis, lokal madarosis dan ulkus
sentral B. lesi mendesak lebih dari 60% palpebra C. retraksi kelopak palpebra atas
29
Gambar 6. A. Penebalan dan hiperemis pada palpebra kiri dengan konjungtiva
Hiperplasia kelenjar sebasea congenital yang biasanya terdapat di wajah atau kepala
atau hyperplasia kelenjar sebasea didapat yang biasanya ditemukan di wajah atau
dahi. Adenoma sebaceum Pringle yang ditemukan tuberous sclerosis dan biasanya
tidapat di lipatan nasolabial dan wajah. Adenoma sebasea biasanya di alis mata dan
bulu mata.18
limbal superior atau pemfigoid sikatrik, dan karsinoma sel basal. Tumor ini dapat
menyerupai inflamasi kronik dan pada kultur dapat tumbuh bakteri namun tidak ada
palpebra atas, kemungkinan jumlah yang banyak kelenjar meibomian pada daerah ini.
Sedangkan pada karsinoma sel basal dan skuamosa biasanya mengenai palpebra
bawah. 19
30
2.2.4.6 Terapi
Karsinoma kelenjar sebasea sering tidak diterapi adekuat pada awalnya. Eksisi luas
pada stage penting. Eksisi bedah primer untuk menilai penyebaran pagetoidi atau
Terapi bedah dari eksisi lokal hingga ke orbital. Eksisi bedah radikal dengan frozen
section kontrol dengan standar bedah micrographic Moh’s paling sering dan efektif
sebagai metode terapi. Namun 30% karsinoma kelenjar sebasea rekuren setelah
sedikit terbuang.18
Pada pasien dengan metastasis nodus regional tanpa metastasis jauh diterapi dengan
Radioterapi biasanya tidak dipilih atau mungkin kontraindikasi karena efek samping
palpebra, nekrosisi kulit, bulu mata rontok, telangiektasis palpebra, ektropion, epifora
2.2.4.7 Prognosis
Angka kematian 5-10% karena susah dan salah diagnosis, dan terlambatnya terapi.
31
keterlibatan palpebra superior dan keduanya dan ukuran tumor 10 mm atau lebih.
Lama gejala yang lebih dari 6 bulan (kematian 38%), tumor diferensiasi buruk,
2.2.5.1 Epidemiologi
Tumor berasal dari sel sensoris yang ditemukan Merkel pada tahun 1875. Sel ini
terletak di bagian basal epidermis yang berfungsi dalam persepsi sentuhan, bentuk,
dan tekstur suatu benda. Tempat predileksi karsinoma sel merkel adalah kepala dan
leher. Pada mata persentasi kejadiannya sekitar 5-10% dari keseluruhan keganasan
Karsinoma sel merkel dapat mengenai kedua palpebra, namun paling banyak
mengenai palpebra superior. Munculan klinis berupa nodul yang tidak nyeri berwarna
merah keunguan dan kadang disertai ulkus, dapat juga disertai dengan hilangnya
sebagian silia mata. Permukaannya berupa bagian keras dan lunak, berwarna
32
Karakteristik karsinoma dapat disingkat dengan istilah AIUEO yaitu
tersupresinya sistem imun, ultra violet exposure (riwayat paparan sinar UV),
expanding rapidly (menyebar dengan luas) dan older than 50 years (usia lebih dari 50
tahun). Kasus karsinoma sel merkel yang jarang mengakibatkan sering terjadi
karsinoma sel basal, dan limfoma. Kecurigaan terhadap karsinoma sel merkel besar
bila muncul suatu nodul yang progresif. Hal ini membedakan dengan keganasan lain
pada palpebra yang biasanya perkembangan sel lebih lambat serta keluhan yang lebih
awal muncul. 22
2. Wanita
3. Ras kaukasia
33
2.2.5.4 Diagnosis dan Tatalaksana
Pada biopsi dapat ditemukan sel berukuan besar pada subepidermis dengan
sitoplasma yang sedikit. Nukleus berbentuk bulat hingga oval kromatin yang halus
dan menyebar. 23
Tatalaksana pada kasus karsinoma sel merkel berupa eksisi luas dan
dilaporkan dapat digunakan sebagai terapi paliatif bagi pasien yang tidak bisa
2.2.5.5 Prognosis
Angka mortalitas kasus ini sebanyak 25 hingga 35%. Dari 251 kasus
didapatkan sebanyak 97% memiliki 5 year survival pada kasus dimana pemeriksaan
patoligis menunjukkan nodus negatif. Pada nodus positif 5 year survival rate menurun
menjadi 52%. Laki laki memiliki survival rate 58%, lebih rendah dari wanita sebesar
80%.24
2.2.6.1 Epidemiologi
Adalah penyakit sistemik multifokal yang berasal dari endotel vaskular yang
berkaitan dengan human herpes virus 8 (HHV-8). Secara umum, sarkoma kaposi
dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu klasik, endemik, epidemik atau AIDS
34
yang berkaitan erat dengan HIV. Keganasan ini berhubungan erat dengan sistem
imun, yaitu T CD4. Sarkoma kaposi dapat menyerang berbagai organ, salah satunya
sebanyak 15-20% pada mata, namun hanya 2-4% dari kasus pada mata yang
Sarkoma kaposi pada mata bersifat indolen, pertumbuhan tumor pada mata
dapat menyebabkan kerusakan pada adneksa mata, permukaan mata, bahkan koroid.
Keterlibatan kelopak mata dapat menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi seperti
terjadi trikiasis akibat ektropion atau entropion. Lagoftalmus dan trikiasis akan
dapat memicu terbentuknya karsinoma sel skuamosa. Secara umum, sarkoma kaposi
a. Demografi
b. Status imunitas
f. Riwayat pengobatan
35
2.2.6.3 Gejala klinis
1. Nyeri
2. Fotofobia
5. Epifora
6. Discharge purulen
7. Mata kering
10. Trikiasis
3. Pemeriksaan konjungtiva
36
Gambar 7. Sarkoma kaposi pada palpebra
Gambaran lesi berpa warna merah keunguan atau merah terang dengan
plak, atau nodul. Sarkoma kaposi pada mata dapat ditemukan di palpebra,
stage. Stage 1 dan 2 berupa bintik datar dengan ketinggian <3 mm. Stage 3 berupa
nodul dengan tinggi >3mm. Dari keseluruhan kasus sarkoma kaposi pada mata, 6-16
% berlokasi di palpebra dengan rasio palpebra superior dan inferior sama besar.26
2.2.6.5 Komplikasi
Bila ukuran tumor besar, dapat mengganggu adneksa dan permukaan mata.
Masa tumor dapat menyebabkan entropion atau ekstropion mekanik dengan trikiasis,
drainase, abrasi kornea, nyeri, sensasi benda asing, dan fotofobia. 27Komplikasi lain
yang dapat terjadi namun sangat jarang adalah gangguan penglihatan akibat masa
37
2.2.6.6 Diagnosis banding
2.2.6.7 Tatalaksana
Tujuan terapi pada sarkoma kaposi adalah mengurangi iritasi mata akibat
pertumbuhan tumor. Bila tidak terdapat keluhan, maka dilakukan observasi. Bila
kecurigaan jenis tumor adalah yang berkaitan dengan AIDS, dapat diberikan antivirus
sebagai terapi. 27Sarkoma kaposi sensitif terhadap kemoterapi. Salah satu kemoterapi
(Adriomisin), bleomisin sulfat, dan vinblastin sulfat. Pada stage 3 dapat diberikan
terapi radiasi.28
1. Protokol krioterapi
2. Eksisi
akibat ukuran tumor yang besar, dan rasa tidak nyaman yang timbul pada pasien.28
BAB 3
38
PENUTUP
zat kimia, riwayat radiasi, iritasi yang berlebihan, dan riwayat infeksi virus membuat
kasus keganasan meningkat akhir akhir ini, salah satu\ organ yang tidak luput dari
sering dijumpai dengan proporsi sebanyak 10% dari keseluruhan keganasan pada
kulit. Karsinoma sel basal dan sel skuamosa adalah tumor ganas mata yang paling
umum ditemui. Selain itu, karsinoma sel sebasea dan melanoma juga sering
ditemukan. Kasus lain yang jarang namun berbahaya adalah karsinoma sel merkel
meskipun kebanyakan menyerang kepala dan leher, dan pada pasien dengan faktor
Berbagai keganasan pada mata bila tidak diterapi dengan tepat akan
39