2. Mobilitas Dapat diartikan sebagai tingkat kelancaran perjalanan, dan dapat diukur melalui
banyaknya perjalanan (pergerakan) dari suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat tingginya
tingkat akses antara lokasi-lokasi tersebut.
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi atau tata
guna lahan berinteraksi satu sama lain dan “mudah” atau “susah” nya lokasi tersebut dicapai
melalui sistem jaringan transportasi.
Definisi konektivitas adalah ketersediaan transportasi yang memungkinkan orang dan barang
mencapai berbagai tujuan dengan biaya umum yang wajar dan masuk akal.
Keselamatan jalan raya adalah suatu upaya mengurangi kecelakaan jalan raya dengan
memperhatikan faktor – faktor penyebab kecelakaan, seperti: prasarana, faktor sekeliling,
sarana, manusia dan rambu atau peraturan
3. Menurut ITDP Indonesia, micro mobility adalah opsi transportasi efisien dan rendah emisi yang
telah menjadi alternatif menarik dibandingkan kendaraan pribadi untuk perjalanan singkat.
Micro-mobility mencakup sepeda, e-scooter atau otopet listrik serta layanan bikeshare dan
scooter-sharing yang disediakan di titik-titik ruang publik seperti perumahan, perkantoran,
sekolah, shopping mall serta stasiun dan halte transportasi publik.
4. Transportasi Tak Bermesin (Non-Motorized Transportation, NMT) sebagai moda utama dalam
bertransportasi. NMT yang dimaksud disini adalah berjalan, bersepeda dan penggunaan
transportasi tipe paratransit. Penggunaan NMT untuk jarak-jarak dekat dirasa sangat efisien,
sedangan untuk jarak-jarak yang lebih panjang disarankan untuk menggunakan angkutan umum
karena lebih efisien.
5. Cara yang dilakukan pemerintah dalam upaya menanggulangi permasalahan transportasi yang
terjadi di Indonesia :
a. pemeliharaan rehabilitasi jalan raya yang sudah ada.
b. membangun jalan tol dan jalan layang atau yang lebih dikenal ring road.
c. pembangunan jalan kereta api.
d. rehabilitasi infrastruktur dan penyediaan tambahan perlengkapan operasional transportasi
umum, dll.
6. Land use chapter : dampak transportasi pada tata guna lahan
Efek dari pesatnya perkembangan system transportasai di Negara-negara berkembang seperti
Indonesia diantaranya adalah berkurangnya lahan pertanian subur di sepanjang jalur
transportasi, terjadinya konfersi lahan produktif menjadi lahan terbangun serta terjadinya
perubahan dalam segi kualitas, kwantitas serta pattern atau pola fisik penggunaan lahan secara
keruangan.