11181120000017
Ilmu Politik 4A
Antonio Gramsci membawa disksusi Marxis berada pada tingkat tertingginya. Gramsci
menganut konsep yang positif atau netral tentang ideologi yang telah ditelah digariskan oleh
Lenin dan Lukacs, akan tetapi dia memberi ruang yang luas untuk mendiskusikan baik konsep
maupun konsep-konsep sejarah serta pengaruh ideologi di era kontemporer. Gramsci memberikan
perhatian lebih sebagai persoalan diskusi teoritis ketimbang aktivitas politik praktis, merupakan
karakteristik Marxisme Barat secara keseluruhan.
1. Hegemoni
Titik awal konsep Gramsci tentang Hegemoni adalah bahwa suatu kelas dan anggotanya
menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan cara kekerasan dan persuasi.
Hegemoni bukan hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, tetapi hubungan
persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis. Dengan demikian,
berbeda dengan makna aslinya dalam Bahasa Yunani yang berarti penguasaan satu bangsa atas
bangsa lainnya, hegemoni dalam pengertian Gramsci adalah sebuah organisasi consensus dimana
ketertundukan diperoleh melalui penguasaan ideologi dari kelas yang menghegemoni 1.
Gramsci menarik hubungan yang dekat antara ideologi dan konsepnya tentang hegemoni.
Gramsci mengambil alih konsepsi dan menyatukannya dengan penekanan yang diberikannya
terhadap peran intelektual. Dengan kata lain, pandangan sebuah kelas penguasa dilunakkan
sedemikian rupa oleh para intelektualnya supaya bisa menjadi ‘common sense’ seluruh
masyarakat dan menjadi ‘struktur perasaan’ di mana ia berada. Rasionalisme birokratis dan
teknologis yang dianalisis oleh Webber merupakan bagian dari Hegemoni ideologi kapitalis yang
digunakan untuk menekan setiap inisiatif yang kreatif dan inovatif dari kelas pekerja. Gramsci
mempertimbangkan realisasi hegemoni ini, di mana sebagian besar kelas penguasa tidak mau
menggunakan kekuatan untuk mempertahankan dominasinya merupakan inti teori ini. Konsep
Hegemoni ideologi ini merupakan jawaban Gramsci terhadap teka-teki bagaimana kapitalisme
tetap bisa bertahan dalam masyarakat borjuis yang demokratis di Barat. Lebih jauh, sepanjang
Kaum Borjuasi terus mempraktikkan hegemoni kultural, revolusi proletariat menjadi semakin
tidak mungkin. Untuk mampu menciptakan hegemoni ala mereka sendiri, kelas pekerja
membutuhkan usaha lebih dari sekedar perjuangan demi kepentingan sempit sectarian mereka; ia
harus bisa menampilkan dirinya sebagai representasi kepentingan seluruh masyarakat 2.
1
Endah Siswati, “Anatomi Teori Hegemoni Antonio Gramsci”, Translitera Edisi 5 (Blitar: Universitas
Islam Blitar, 2017).
2
David McLellan, Ideologi Tanpa Akhir (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005)
2. Intelektual
Gramsci membedakan intelektual ke dalam dua jenis, intelektual organik dan intelektual
tradisional. Intelektual tradisional adalah intelektual yang secara keliru menganggap dirinya
terlepas dari kelas sosial, dan intelektual yang muncul untuk menumbuhkan kontuinitas sejarah di
atas dan di balik perubahan sosial dan politik. Contohnya adalah penulis, artis, filosof, dan
khususnya pendeta. Mereka adalah para intelektual yang mempertahankan kehancuran model
produksi yang melahirkan mereka. Intelektual organik menurut Gramsci lebih bersifat sosiologis.
Tingkat yang bisa dikatakan seorang intelektual itu organik diukur dengan kedekatan hubungan
organisasi di mana dia merupakan anggotanya dengan kelas yang direpresentasikan oleh
organisasi tersebut. Intelektual organik mengartikulasikan kesadaran kolektif atau ideologi kelas
mereka dalam ranah politik, sosial dan ekonomi3
3
David McLellan, Ideologi Tanpa Akhir