Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Universitas Kanjuruhan Malang: Journal Unikama

JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44


Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

Kajian Pendidikan Karakter Berbasis Religi dalam Menangani Problematika


Kenakalan Anak SDN Gadang 1 Malang
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kanjuruhan Malang, Indonesia
prihatinsulistyowati@unikama.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter berbasis religi sebagai upaya guru dalam
menangani problematika kenakalan anak di Sekolah Dasar Negeri Gadang 1 Malang, Kecamatan Sukun,
Kota Malang. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis Studi Kasus. Subjek
penelitian adalah siswa, guru kelas I sampai VI, guru pelajaran pendidikan agama Islam, Kristen, dan Budha,
serta kepala sekolah. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengecekan
keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan Pelaksanaan pendidikan
karakter berbasis religi melalui pengembangan diri dan budaya sekolah di SDN Gadang 1 Malang cukup
baik dan berhasil dijalankan melalui kegiatan rutin, spontan, keteladanan guru, pembimbingan, pendekatan,
perhatian intensif pada siswa, dan pengkondisian sekolah yang berupaya dalam menangani problematika
kenakalan anak agar semakin menurun. Hasil penelitian menjadi bahan kajian dalam pendidikan karakter
yang lebih baik lagi.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Berbasis Religi, Problematika Kenakalan Anak

Abstract
This study aims to know religious character-based education as an effort of teachers in handling the
problematic of child mischief in Gadang State Elementary School 1 Malang, District Sukun, Malang. The
research used descriptive qualitative approach with Case Study type. The subjects of the study were students,
class I to VI teachers, Islamic, Christian, and Buddhist education teachers, and principals. Data collection
techniques are observation, interview, and documentation. Data analysis includes data collection, data
reduction, data display, and conclusions. Technique checks data validity with source triangulation and
technique. The results showed that the implementation of religious-based character education through self-
development and school culture in SDN Gadang 1 Malang is quite good and successfully run through
routine, spontaneous activities, teacher exemplar, guidance, approach, intensive attention to students and
school conditioning that seeks in dealing with child's misbehavior problems declining. The results of
research into study materials in character education is better.

Keywords: Character Education, Religion Based, Child Delinquency Problematic

PENDAHULUAN lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat.


Pendidikan merupakan suatu proses yang Pendidikan karakter adalah suatu sistem
dilakukan manusia secara terus-menerus untuk penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi
menyempurnakan diri dari kekurangan dan komponen pengetahuan, kesadaran, dan
keterbatasan yang dimilikinya. Tujuan utama tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut
dari pendidikan diataranya menjadikan siswa (Haryati,2017). Pengembangan karakter dapat
pribadi yang takwa kepada Tuhan Yang Maha dilakukan melalui pengembangan
Esa dan memiliki kepribadian yang utuh. Salah pengembangan karakter individu seseorang
satu upaya untuk memperkuat karakter bangsa yang secara sadar dilalui dengan suatu
yaitu menerapkan pendidikan karakter proses.Secara akademik pendidikan karakter
dimanapun seseorang itu berada, baik di sering disamakan dengan pendidikan nilai,
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 37
JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

moral, dan akhlak yang bertujuan dapat diketahui dari hubungannya dengan budi
mengembangkan kemampuan peserta didik pekerti. Hal tersebut sesuai dengan hasil peneliti
untuk memberikan keputusan baik dan buruk, (Sunusi,2016) yang menyatakan bahwa
memelihara apa yang baik dan mewujudkan hubungan antara pendidikan karakter dengan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari budi pekerti terkategori juga cukup baik.
dengan sepenuh hati (Zuchdi,2010). Sedangkan
Dengan demikian, siswa harus mendapatkan
secara spesifik bahwa pendidikan karakter yang
pendidikan yang menyentuh pendidikan dimensi
berbasis nilai religi mengacu pada nilai-nilai
dasar kemanusiaan. Dimensi dasar kemanusiaan
dasar yang terdapat dalam agama
(Siswanto,2013). Dalam pendidikan karakter tersebut mencakup tiga hal paling mendasar
mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan yaitu afektif (perasaan), kognitif (pengetahuan),
perilaku yang membantu individu untuk hidup dan psikomotorik (perilaku).
dan bekerja bersama sebagai keluarga,
Namun pada kenyataan saat ini, sayang
masyarakat, bernegara, serta membantu individu
untuk membuat keputusan yang dapat sekali yang mencerminkan manusia yang
dipertanggung jawabkan. Bergesernya karakter beragama tidak selalu terbangun dalam diri
anak pada zaman sekarang juga dipengaruhi setiap orang walaupun dirinya memiliki agama.
oleh kebiasaan anak bermain game dalam Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran
gadget sehingga hal ini perlu diperhatikan baik dalam keberagamannya. Lebih menyedihkan
oleh orang tua maupun guru di sekolah lagi apabila seseorang beragama hanya sebatas
(Nur:2013) pengakuan saja namun dalam praktek kehidupan
Terdapat 18 nilai karakter yang sehari-hari sama sekali tidak bersikap,
dikembangkan dalam pendidikan karakter berpandangan, dan berperilaku yang sesuai
diantaranya religius, toleransi, jujur, disiplin, dengan ajaran agama yang dianutnya
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa (Azzet,2011). Oleh karenanya, pendidikan
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah karakter berbasis nilai religius menjadi salah
air, menghargai prestasi, bersahabat atau satu upaya dalam rangka mengatasi degradasi
komunikatif, cintai damai, gemar membaca, moral yang terjadi pada generasi penerus di
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung Indonesia.Salah satunya pada problematika
jawab (Kemendiknas,2011). Diantara nilai-nilai kenakalan anak SD. Dari kegiatan pembentukan
karakter tersebut, nilai religius merupakan salah pendidikan karakter yang diterapkan melalui
satu nilai utama dan aspek yang sangat penting program pengembangan diri dan budaya sekolah
karena keyakinan seseorang terhadap kebenaran (Judiani:2010) merupakan upaya mengetahui
nilai yang berasal dari agama yang dipeluknya pendidikan karakter berbasis religi sebagai
bisa menjadi motivasi kuat dalam membangun upaya guru dalam menangani problematika
karakter. Misalkan, hal tersebut dapat diketahui kenakalan anak dalam proses untuk membantu
dari hubungan pendidikan karakter dengan mata siswa agar dapat menerapkan hal baik
pelajaran akhlak yang artinya semakin baik dimanapun siswa berada. Proses kegiatan yang
akhlak siswa maka semakin baik pula karakter baik itu lah yang dapat mencapai tujuan yang
yang ada pada siswa tersebut, begitu pula diinginkan dan terbentuknya interaksi yang
sebaliknya (Febriana,2013).Selain dengan mata positif antara guru dan siswa. Selain melalui
pelajaran akhlak, pendindikan karakter juga program pengembangan diri dan budaya
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 38
JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

sekolah, pendidikan karakter juga dapat menganalisis data-data yang telah didapatkan
diterapkan melalui pengembangan model untuk digolongkan sesuai dengan kebutuhan
pendidikan karakter terintegrasi dalam data penelitian, membuang data yang tidak
pembelajaran bidang studi di Sekolah Dasar. diperlukan, 3) Penyajian data, merupakan
Model pendidikan karakter yang efektif adalah kegiatan pemaparan data hasil penelitian yang
telah melewati reduksi data sehingga data
model yang menggunakan pendekatan
tersebut sudah sesuai kebutuhan penelitian
komprehensif melalui berbagai bidang studi
untuk diinformasikan, 4) Penyimpulan menjadi
(Darmiyati,2010). Semua warga sekolah dan
dasar dalam mengambil tindakan selanjutnya.
orangtua siswa serta pemuka masyarakat juga Teknik pengecekan keabsahan data dengan
perlu berkerja sama secara kolaboratif dalam triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan
melaksanakan program pendidikan karakter. tahap-tahapnya meliputi tahap pra-lapangan,
tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis
METODE
data.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan jenis Studi Kasus. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang Pada pelaksanaan pendidikan karakter
bertujuan untuk menjelaskan atau berbasis religi di SDN Gadang 1 Malang cukup
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, baik dan berhasil dijalankan melalui program
objek, apakah orang atau segala sesuatu yang pengembangan diri dan budaya sekolah. Berikut
terkait dengan variabel-variabel yang dijelaskan dapat dilihat dari deskripsi dan indikator nilai
baik dengan angka-angka maupun kata-kata religius dalam pendidikan karakter pada tabel 1
(Moleong,2012).Waktu dalam penelitian ini dibawah ini.
dilakukan dari bulan Maret sampai April 2018
di SDN Gadang 1 Malang, Kecamatan Sukun, Tabel 1. Deskripsi dan indikator nilai religius
Kota Malang. Tugas peneliti yang pertama yaitu dalam pendidikan karakter
merancang yang diteliti, membuat instrument
Deskripsi Indikator Indikator Kelas
penelitian, kemudian mengambil data, Sekolah
menganalisis data, serta menyusun laporan. Sikap dan 1.Merayakan hari- 1.Berdoa sebelum
Subjek penelitian adalah siswa, guru kelas I perilaku hari besar dan sesudah
patuh dalam keagamaan. pelajaran.
sampai VI, guru pelajaran pendidikan agama melaksanaka 2.Memiliki 2.Memberikan
Islam, Kristen, danBudha, serta kepala sekolah. n ajaran fasilitas yang kesempatan
agama yang dapat digunakan kepada semua
Data yang terdiri atas data tentang pelaksanaan
dianutnya, untuk beribadah siswa
pendidikan karakter berbasis religi toleran . untukmelaksana
menggunakan instrumen observasi dan terhadap 3. Memberikan kan ibadah.
pelaksanaan kesempatan
wawancara, serta data dokumentasi berupa ibadah agama kepada semua
gambar atau foto pelaksanaan pendidikan lain, serta siswa
karakter berbasis religi sebagai upaya guru hidup rukun untukmelaksana
dengan kan ibadah .
dalam menangani problematika kenakalan anak. pemeluk
Analisis data menurut Miles dan Huberman agama lain.
dalam (Sugiyono,2015) meliputi: 1) Sumber : Kemendiknas, 2010
Pengumpulan data, langkah yang paling utama
Berdasarkan tabel 1, peneliti
dalam penelitian dengan tujuan untuk
menggunakan deskripsi nilai religius yang
mendapatkan data, 2) Reduksi data, tindakan
dibuat oleh Kemendiknas. Deskrispsi tersebut
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 39
JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

kemudian dijabarkan kembali menjadi indikator. karakter pada pengintegrasian dalam budaya
Aspek sikap dan perilaku yang patuh dalam sekolah dapat dengan kegiatan di kelas (nilai
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya toleransi), sekolah (nilai religius), dan luar
dapat dijabarkan kembali menjadi indikator- sekolah / ektrakurikuler (nilai tanggung jawab)
indikator seperti melakukan sholat jamaah (Alfajar,2014).
bersama sesuai jadwal yang ditentukan,
Kegiatan rutin menurut
melakukan program kegiatan yasinan sesuai
jadwal, melakukan program kegiatan BTQ (Kemendiknas,2010) merupakan kegiatan yang
sesuai jadwal, doa bersama, dan sebagainya. dilakukan siswa secara terus menerus dan
konsisten dari waktu ke waktu. Contoh kegiatan
Aspek toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain dapat dijabarkan menjadi beberapa rutin yang dilaksanakan di SDN Gadang 1
indikator seperti melakukan doa bersama Malang cukup banyak diantaranya kegiatan
yang setiap hari dilaksanakan, kegiatan yang
sesudah dan sebelum pelajaran sesuai dengan
agama masing-masing, memberi kesempatan terlaksana setiap seminggu sekali, dan kegiatan
siswa untuk melakukan ibadah, saling yang terlaksana sesuai dengan hari-hari besar
tertentu. Berdasakan hasil kegiatan yang
menghargai ketika teman yang lain sedang
melakukan ibadah, dan sebagainya. Aspek diperoleh melalui kegiatan rutin yang
hidup rukun dengan pemeluk agama lain dapat dilaksanakan setiap hari yaitu sholat dhuha dan
dhuhur berjamaah di mushollah, membaca
dijabarkan menjadi indikator seperti tidak
membeda-beda teman yang beragama lain, do’a, asmaul husna, ayat-ayat suci Al-Qur’an di
hidup rukun dengan semua teman, memberi dalam kelas masing-masing sebelum memulai
pelajaran, melaksanakan kegiatan ektra yang
salam kepada semua orang ketika sedang
bertemu, dan sebagainya. Pola asuh spiritual masih terkait dengan keagamaan seperti BTQ
dan Al-banjari bagi siswa beragama muslim
yang semakin meningkat berhubungan nyata
dengan karakter (Puspitasari dkk:2015) yang dilakukan setelah jam pelajaran selesai.
Begitu pula dengan kegiatan rutin yang
Dari beberapa deskripsi dan indikator dilaksanakan oleh siswa beragama non muslim
tersebut dapat diketahui dari program pada kegiatan seminggu sekali yaitu puja bakti
pengembangan diri dan budaya sekolah dengan yang dilaksanakan di hari jum’at pagi. Kegiatan
indikator nilai religi di SDN Gadang 1 Malang tersebut dilaksanakan pada waktu bersamaan
yang dapat diintegrasikan dalam kegiatan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa
sehari-hari di sekolah. Melalui program yang beragama muslim. Jadi semisal siswa
pengembangan diri dalam pelaksanakan nilai yang beragama non muslim melaksanakan puja
religius meliputi dari kegiatan rutin, kegiatan bakti, sedangkan siswa yang beragama muslim
spontan, bentuk keteladanan guru pada siswa melaksanakan istighosah bersama dengan
dan pengkondisian sekolah yang berupaya tempat yang berbeda. Selain itu kegiatan
dalam menangani problematika kenakalan anak lainnya yaitu infaq yang diikuti oleh semua
agar semakin menurun(Utami,2014). siswa baik yang beragama muslim maupun non
Pelaksanaan lainnya juga didapat melalui mata muslim. Begitu juga dengan pelaksanaan
pelajaran dengan cara menyisipkannya dalam kegiatan-kegiatan lainnya yang terlaksana pada
materi pelajaran atau pesan-pesan moral dari hari-hari besar tertentu. Misalkan pada
guru dan melalui budaya sekolah yang terdiri perayaan Maulid Nabi, bagi semua siswa turut
dari budaya yang ada di kelas, sekolah, dan luar merayakan dengan menghadiri kegiatan
sekolah. Upaya pengembangan pendidikan tersebut di sekolah, tak terkecuali dengan

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 40
JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

memberikan toleran terhadap siswa yang secara umum, pelaksanaan pengembangan sikap
beragama lain. Hal tersebut sesuai dengan religi sangat perlu diperkaya dengan metode
deskripsi dan indikator pada nilai religi. Hasil lain seperti penyampaian salam dengan penuh
dari kegiatan rutin yang diperoleh ini juga kesadaran, do’a mencari ilmu, dan teguran yang
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh baik pada siswa yang melanggar aturan agama.
Arifin (2012) yang menyatakan bahwa konsep Pengembangan dari penerapan nilai-nilai
pendidikan multikultural-religius merupakan karakter juga sama diterapkan dari hasil
perpaduan antara konsep yang menekankan penelitian sebelumnya oleh (Sobri,2015) yang
sikap penghargaan terhadap semua perintah menyatakan bahwa penerapan nilai karakter
Allah. Perpaduan ini diharapkan dapat tersebut dikembangkan dari motto sekolah,
memunculkan bentuk pendidikan yang dapat yaitu research, reasoning, dan religius. Nilai
melahirkan manusia-manusia yang humanis dan religiusnya terdiri dari Fiqih, Aqidah dan Al-
religius. Qur’an. Penanaman nilai karate tersebut
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di
Selain kegiatan rutin, ada kegiatan sekolah dan diintegrasikan ke dalam proses
spontan yang dilakukan guru terhadap siswanya pembelajaran di dalam kelas.
di SDN Gadang 1 Malang. Kegiatan spontan
menurut (Wibowo,2012) merupakan kegiatan Selanjutnya melalui bentuk keteladan guru
yang dilakukan secara spontan pada saaat itu kepada siswa. Keteladanan adalah perilaku dan
juga. Sesuai dengan hasil yang diperoleh, guru sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain
melakukan kegiatan spontan ketika siswa dalam memberikan contoh terhadap tindakan-
melakukan hal yang kurang baik dengan cara tindakan yang baik, sehingga diharapkan dapat
memperingati atau meluruskan hal tersebut dan menjadi panutan bagi siswa untuk dapat
memberikan penghargaan kepada siswa yang menirunya (Wiyani,2013). Berdasarkan
melakukan hal yang baik untuk memotivasi hasilnya, contoh keteladanan yang sudah
siswa agar mempertahankan perbuatan tersebut dicontohkan guru kepada siswa yaitu guru
dan termotivasi untuk melakukan hal yang lebih saling mendukung dan bekerjasama dalam
baik lagi. Kegiatan tersebut spontan dilakukan segala hal untuk kebaikan siswa, penanaman
dalam kegiatan pembelajaran dan di luar karakter salah satu cara yang efektif dengan
pembelajaran. Kegiatan spontan yang berkenaan pemodelan atau contoh (Sudrajat:2011),
dengan nilai religius di SDN Gadang 1 Malang keteladanan (Rohendi:2016). Misalkan mengenai
yaitu mengajak siswa-siswanya untuk pelaksanaan nilai religi yaitu ikut serta dalam
melakukan ibadah sesuai agama yang berbagai kegiatan yang dilakukan siswa. Salah
dianutnya, mengingatkan siswa untuk selalu satunya pada saat pelaksanaan sholat berjamaah
berbuat baik, mendoakan dan menjenguk teman baik sholat dhuha, dhuhur, ataupun sholat
yang sedang sakit, dan saling menghargai dan jum’at, kegiatan beribadah
menghormati pendapat orang lain tanpa bersama(Wuryandani:2014). Begitu juga
memandang siapapun dia.Kegiatan spontan dengan yang dilaksanakan oleh guru beragama
tersebut ditujukan untuk mendukung lain. Kemudian yang terakhir dalam program
pelaksanaan nilai religius agar siswa lebih pengembangan diri melalui budaya sekolah
memahami apa yang seharusnya mereka yaitu dengan bentuk pengkondisian yang
lakukan.Hal tersebut juga sesuai dengan hasil diberikan sekolah demi mewujudkan visi dan
penelitian sebelumnya oleh (Sultoni,2016) misi sekolah. Peran sekolah dalam mendukung
bahwa demi meningkatkan sikap religius siswa pelaksanaan nilai karakter religius dalam

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 41
JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

pendidikan di SDN Gadang 1 Malang yaitu bahwa pendidik yang berperan seperti halnya
sangat mendukung, dilihat dari beberapa mampu bekerjasama dengan orangtua siswa
kegiatan yang sering dilaksanakan sekolah dan akan cenderung lebih bersifat proaktif, sehingga
penerapannya pada setiap pembelajaran. hubungan keterlibatan antara pendidik dengan
Misalkan sekolah telah menyiapkan sumber orangtua dalam tingkat kepercayaan yang
daya manusia, menyiapkan sarana dan prasarana dilakukan anaknya juga akan berpengaruh
yang dibutuhkan dalam mendukung kepada anak tersebut. Misalkan seperti melalui
pelaksanaan nilai karakter religius contohnya komunikasi jaringan sosial yang dilakukan
adanya mushollah, tempat wudhu, alat sholat, orang tua terhadap anaknya akan sangat mudah
Al-Qur’an, juz amma, dan buku yasin. Selain dalam mengidentifikasi perkembangan siswa
menyediakan fasilitas-fasilitas tersebut sekolah dalam lingkup konteks etnis budaya yang
juga menyediakan waktu yang cukup pula berbeda. Dimensi dalam keterlibatan orang tua
kepada siswanya yang berbeda agama untuk bervariasi dalam sebuah kancah penelitian,
tetap melaksanakan kegiatan yang sesuai sehingga dalam tujuan penelitian ini adalah
dengan agama yang dianutnya. Pembiasaan untuk menguji kedua perspektif antara peran
kegiatan rutin beribadah berjamaah dan keyakinan orang tua dan jaringan sosial dalam
pembimbingan kerohanian untuk menanamkan kepercayaan siswa. Serta lebih menekankan
nilai religius pada anak (Murniyetti:2016) peran moral dalam bersosial komunikasi.

Dari proses program pengembangan diri SIMPULAN


dan budaya sekolah yang baik itulah yang dapat Berdasarkan hasil penelitian mengenai
dijadikan upaya untuk guru dalam menangani pelaksanaan pendidikan karakter berbasis religi
problematika kenakalan anak. Diantaranya sebagai upaya guru dalam menangani
dapat dilakukan dengan pembimbingan, problematika kenakalan anak di SDN Gadang 1
pendekatan, dan perhatian intensif pada siswa. Malang dapat disimpulkan bahwa :
Dengan tujuan agar dapat membelajarkan pada pelaksanaannya dapat diterapkan melalui
siswa mengenai pendidikan karakter yang lebih program pengembangan diri yang dilaksanakan
baik lagi. Selain itu ada juga tujuan dari dari kegiatan rutin yang dilakukan setiap
penerapan teori pembiasaan dalam hari,seminggu sekali, dan pada hari-hari besar
pembentukan karakter religi siswa di tingkat tertentu. Selain itu, juga dapat dilaksanakan dari
SD. Proses pendidikan karakter religi dengan kegiatan spontan, keteladan, dan pengkondisian.
memakai metode pembiasaan telah dapat Kegiatan-kegiatan tersebut diterapkan melalui
meningkatkan aktifitas siswa dalam budaya sekolah diantaranya baik di dalam kelas,
melaksanakan sholat lima waktu dan pembacaan di sekolah, dan di luar sekolah yang berupaya
ayat-ayat Al-Qur’an serta dapat meningkatkan dalam menangani problematika kenakalan anak
karakter yang baik siswa dalam kehidupan agar semakin menurun. Selain itu juga
sehari-hari(Mutakin,2014). Walaupun disadari dilakukan dengan pembimbingan, pendekatan,
bahwa keberhasilan teori pembiasaan ini tidak perhatian intensif pada siswa.
bisa dilepaskan dari peran serta guru dan
Saran yang dapat disampaikan dari hasil
orangtua di rumah.
penelitian ini adalah, hendaknya bagi kepala
Pembahasan mengenai pengaruh sekolah dan guru saling mengingatkan untuk
keterlibatan seorang pendidik dengan orang tua terus menerus mendampingi dan membimbing
siswa juga diungkapkan oleh hasil penelitian siswanya dalam menjaga kerukunan dengan
sebelumnya oleh (Whitney dan Miriam,2014) siapapun, sehingga problematika kenakalan
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 42
JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

anak tidak rentan mudah terjadi. Selain itu peran Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.
orangtua, hendaknya juga diharapkan mampu 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010
menyeimbangi penerapan pendidikan karakter
Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan :
yang terlaksana di sekolah dengan di rumah.
Penguatan Metodologi Pembelajaran
Sedangkan bagi sekolah, harusnya lebih Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk
mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada Membentuk Daya Saing dan Karakter
untuk mendukung terlaksananya kegiatan- Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.
kegiatan keagamaan yang belum ada di sekolah.
Kemendiknas. 2011. Kebijakan Nasional
Sehingga diharapkan dapat menerapkannya
Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta:
dalam pendidikan karakter yang lebih baik lagi. Puskur Litbang Kemendiknas.
DAFTAR RUJUKAN Moleong, J. Lexy. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Alfajar, Lukman Hakim. 2014. Upaya Rosdakarya.
Pengembangan Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar Negeri Sosrowijayan. Murniyetti, Engkizar,dan Anwar F.2016. Pola
Jurnal Ilmu Pendidikan: Universitas Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Negeri Yogyakarta. Terhadap Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 2,
Arifin, Zainal. 2012. Pendidikan Multikultural- Oktober 2016
Religius untuk Mewujudkan Karakter Mutakin, Tatan Zenal. 2014. Penerapan Teori
Peserta Didik yang Humanis-Religius. Pembiasaan dalam Pembentukan
Jurnal Pendidikan Islam: Universitas Karakter Religi Siswa di Tingkat Sekolah
Islam Negeri Sunan Kalijaga. Dasar. Jurnal Pendidikan Islam:
Universitas Indraprasta PGRI.
Azzet, Ahmad Muhaimin. 2011. Urgensi
Pendidikan Karakter di Indonesia. Nur,Haerani. 2013. Membangun Karakter Anak
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Melalui Permainan Anak Tradisional.
Darmiyati, dkk. 2010. Pengembangan Model Jurnal PendidikanKarakter,Tahun
Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam III,Nomor 1, Februari 2013
Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah
Dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan: Puspitasari R, Hastuti D, dan Herawati T.2015.
Universitas Negeri Yogyakarta. Pengaruh Pola Asuh Disiplin Dan Pola
Asuh Spiritual Ibu Terhadap Karakter
Febriana, Laily Istanti. 2013. Hubungan Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Karakter dengan Mata PendidikanKarakter, Tahun V, Nomor2,
Pelajaran Akhlak (Studi Kasus Kelas VIII Oktober 2015
di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Rohendi Edi.2016. Pendidikan Karakter Di
Tahun 2012/2013). Jurnal Pendidikan Sekolah. Jurnal Eduhumaniora, Vol. 3,
Agama Islam: Univesitas Muhammadiyah No.1 2016
Surakarta. Siswanto.2013. Pendidikan Karakter Berbasis
Nilai-Nilai Religius. Jurnal Pendidikan:
Haryati, Sri. 2017. Pendidikan Karakter dalam Universitas Tarbiyah Pamekasan.
Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan: UTM
Sobri, Ahmad Yusuf. 2015. Manajemen
Judiani S.2010. Implementasi Pendidikan Pendidikan Karakter Berbasis Religi di
Karakter di Sekolah Dasar Melalui Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan:
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Universitas Negeri Malang.

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 43
JIP, Vol.8, No. 2, Edisi Agustus 2018, Hal: 37-44
Prihatin Sulistyowati 1, Vera Hayatun Sunnah 2, Dwi Agus Setiawan 3

Sudrajat,Ajat.2011. Mengapa Pendidikan Whitney dan Miriam. 2014. Keterlibatan Peran


Karakter?. Jurnal Pendidikan dan Keyakinan Orang Tua dalam
Karakter,Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011 Jaringan Sosial dan Kepercayaan.
Terjemahan Setiawan, Dwi Agus. 2017.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Yogyakarta: UNY Program Pascasarjana
: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan dalam Sajian Matakuliah Seminar
R&D. Bandung: Alfabeta. Kontemporer Pendidikan.

Sultoni, Achmad. 2016. Implementasi Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter :


Kurikulum 2013 Bidang Studi Biologi Strategi Membangun Karakter Bangsa
dalam Mengembangkan Sikap Religius Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka
Siswa di Madrasah Aliyah. Jurnal Pelajar.
Pendidikan Islam: Universitas Negeri
Wiyani, Novan Ardi. 2013.Desain Budaya
Malang.
Islami di SD. Jurnal Dialektika Prodi
Sunusi, Syamsul. 2016. Hubungan Pendidikan PGSD. 2 (1): 1
Karakter dengan Budi Pekerti Siswa di
Wuryandani W, Maftuh B, Sapriya, dan
SMP Negeri 2 Galesong Kabupaten
Takalar. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial: Budimansyah D.2014. Pendidikan
Unirversitas Negeri Makassar. Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar
Cakrawala Pendidikan, Juni 2014, Th.
Utami, Annis Titi. 2014. Pelaksanaan Nilai XXXIII, No. 2
Religius dalam Pendidikan Karakter di
SD Negeri 1 Kutowinangun Kebumen. Zuchdi, Dimyati. 2010. Pendidikan Karakter
Jurnal Ilmu Pendidikan: Universitas dengan Pendekatan Komprehensif.
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Univ. Press

http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrnspirasi 44

Anda mungkin juga menyukai