Anda di halaman 1dari 5

PEMBANGKITAN KEMBALI EKONOMI KOTA PASCA

KONTRAKSI AKIBAT PANDEMI COVID-19

Farrah Farvilia Maulana1

1
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Kota Institut Teknologi Kalimantan, 2022

Pendahuluan

Pandemi COVID-19 merupakan suatu wabah penyakit mematikan yang menyerang negara
Indonesia yang bermula pada tahun 2019 yang pertama kali di temukan di kota Wuhan, China.
Corona Virus adalah penyakit mematikan yang menyerang langsung pada saluran pernafasan
manusia, dengan penyebaran yang cepat sehingga menyebabkan peningkatan angka kematian
yang drastic akibat virus corona ini. Virus ini juga menunjukan penyebaran yang sangat cepat dan
signifikan, dari hari ke hari selalu ada pertambahan jumlah penderita virus corona. Tercatat ada
165.887 dengan 7.169 kasus terkonfirmasi di 34 Provinsi (Kemenkes RI, 2020). Kemudian karena
hal ini Pemerintah pada saat itu kemudian menerapkan beberapa-beberapa kebijakan pembatasan
aktivitas dalam rangka menekan jumlah penyebaran virus pandemic yang ada, dan hal ini membuat
pergerakan masyarakat pada kota-kota besar menjadi turun drastis. Pembatasan ini lah yang
kemudian membuat negara menghadapi masalah besar akibat pandemic ini, sistem kesehatan
negara membludak, sekolah-sekolah tutup, bisnis pun terpaksa ditutup dalam kurun waktu yang
relative lama. Dan kerugian yang paling menonjol dari adanya pandemic ini merupakan kerugian
ekonomi nasional negara, dimana ekonomi merupakan aspek yang paling berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat.

Isu

Dari Pandemi COVID – 19 di Indonesia terjadi Pemutusan Hak Kerja (PHK) besar besraan
pada beberapa perusahaan sebagai upaya menekan perekonomian perusahaan, pekerja yang
mengalami PHK ini mencapai sekitar 72.983 orang (Kemnaker RI, 2021). Kemudian terjadi
penurunan impor sebesar 3,7 % pada triwulan I, Inflasi yang mencapai hampir di angka 3% yaitu
sekitar 2,96% dan kerugian komoditas penerbangan yang diperkirakan mencapai Rp. 207 Miliar.

Pembahasan
Dapat dilihat dari beberapa isu yang sudah disebutkan diatas bahwa Pandemi COVID 19
yang datang ini membawa banyak sekali kerugian di sector ekonomi Nasional Indonesia. Situasi
sulit ini berdampak buruk bagi masyarakat dan juga bagi pemerintah, pandemic yang datang juga
tidak dapat diperkirakan oleh Pemerintah yang mana Pemerintah sendiri juga mungkin belum
memiliki persiapan yang cukup baik dalam menghadapi Pandemi yang sewaktu – waktu bisa
terjadi, Maka untuk mengembalikan kondisi ekonomi Nasional Indonesia ini Pemerintah harus
segera mengambil kebijakan yang dapat mengubah keadaan perekonomian Indonesia. Dapat kita
ketahui saat ini Pemerintah Pusat telah menentukan beberapa kebijakan yaitu adalah :

1. Percepatan Belanja Pemerintah dimana Pemerintah melakukan percepatan pencairan


belanja modal, mempercepat penunjukan pejabat perbendaharaan negara, melaksanakan
tender, mempercepat pencairan belanja bantuan sosial dan tranfer ke dana daerah dan desa.
Tujuan percepatan ini mengarahkan agar dapat adaptasi dengan kebiasaan yang baru secara
bertahap, menyelesaikan permasalahan yang terjadi pasca pandemi, dan penguatan
reformasi untuk keluar dari middle income trap.
2. Relaksasi pajak penghasilan. Pemerintah meringankan besaran pajak dengan menanggung
pajak penghasilan Pasal 21, pembebasan impor pajak penghasilan yang terdapat pada Pasal
22, pengurangan pajak penghasilan Pasal 25, dan pengembalian PPN dipercepat. Selain
relaksasi pajak penghasilan, pemerintah melakukan simplifikasi dan percepatan proses
ekspor impor. Percepatan ekspor impor di utamakan untuk pedagang terkemuka,
penyederhanaan dana pengurangan pembatasan ekspor dan impor (manufaktur, makanan
dan dukungan medis), dan layanan ekspor-impor melalui ekosistem logistik nasional.
3. Pemulihan ekonomi nasional dengan melaksanakan kebijakan Keuangan Negara melalui
relaksasi APBN. Relaksasi APBN mempersiapkan defisit yang dapat melampaui 3 persen
dengan tujuan tahun 2023 akan kembali seperti semua ke level maksimal 3 persen.
Relaksasi akan berkaitan dengan alokasi belanja antar organisasi, antar fungsi, dan antar
program serta mandatory spending. Relaksasi alokasi atau realokasi Belanja
Pemerintah Daerah, Pemberian Pinjaman kepada LPS, Penerbitan SUN dan SBSN untuk
dapat dibeli oleh Bank Indonesia , BUMN, investor korporasi dan/atau investor
ritel. Penggunaan sumber anggaran alternatif antara lain SAL, dana abadi pendidikan, dan
dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum.
Kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah yaitu bekerja sama dengan Bank Indonesia
(BI) agar ikut serta mengoptimalkan berbagai kebijakan moneter dan makroprudensial
akodomatif bertujuan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran Indonesia untuk
mendukung upaya pemulihan ekonomi. Pemerintah melaksanakaan kebijakan moneter
sebagai berikut: melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai
tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar, melanjutkan penguatan
strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter
akodomatif, memperkuat kebijakan tranparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan
penekanan pada kenaikan suku bunga kredit baru, memperpanjang kebijakan penurunan
nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit 1 persen dari outstanding,
mempercepat program pendalaman pasar uang melalui penguatan kerangka peraturan
pasar uang dan implementasi Electronic Trading
Platfom (ETP) Mulitimatching khususnya pasar uang Rupiah dan valas, serta
memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi dan melanjutkan
sosialisasi pengginaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi
terkait. Kebijakan moneter bertujuan agar kinerja perekonomian dunia terus membaik
sesuai prakiraan, ditengah ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. Hal ini
diakibatkan adanya pandemi sehingga nilai tukar Indonesia mengalami penurunan yang
drastis pada tahun 2020. Akan tetapi, kebijakan moneter yang diberikan pemerintah akan
menguatkan nilai tukar Rupiah sejalan dengan kembalimnya masuk aliran modal asing.
Terlihat pada awal kuartal III tahun 2021 nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar
0,49 persen secara rerata dan 0,30 persen secara point to point dibandingkan level Mei
2021.

Perekonomian krisis terlihat dari kontraksinya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)
sebesar 2,19 persen (y-on-y). Komponen yang sangat berpengaruh adalah pengeluaran konsumsi
rumahtangga dan pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumahtangga yang
mana kedua pengeluaran ini menurun karena adanya kebijakan dari pemerintah akan upaya
pemulihan perekonomian pada saat ini. Oleh karena itu, Pemerintah mengadakan kebijakan dalam
berbagai aspek guna memajukan perekonomian Indonesia. Pemerintah lebih fokus kepada
kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal yang diambil mempunyai banyak ragamnya salah
satunya insentif pajak yang sangat berpengaruh. Insentif pajak membuat para masyarakat merasa
keringanan akan kewajiban mereka dan tidak mempengaruhi perekonomian mereka sehingga
masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti sebelumnya. Tidak hanya itu,
Pemerintah melakukan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk memajukan kebijakan moneter.
Kebijakan ini bertujuan menurunkan jumlah uang yang beredar dan suku bunga pada bank. Ketika
suku bunga mengalami penurunan pada saat itu juga para investor menginvestasikan kepemilikan
mereka kembali. Semua kebijakan yang telah dirancang oleh Pemerintah memiliki tujuan agar
output pendapatan pada PDB dapat kembali seperti awal dan mengalani peningkatan, tidak hanya
itu tujuan lain adalah agar Indonesia mengalami inflasi kembali dan tingkat pengangguran di
Indonesia berkurang. Dapat disimpulkan ekonomi di Indonesia berdasarkan fakta saat ini semakin
membaik karena adanya rancangan kebijakan dari Pemerintah. Indonesia mengalami pertumbuhan
ekonomi (PDB) sebesar 3,69 persen sepanjang tahun 2021, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020
yang sempat mengalami kontraksi. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial didominasi oleh
beberapa provinsi di Pulau Jawa sebagai kontribusi terbesar dan pesatnya peningkatan pada kinerja
ekonomi.

Lesson Learned

Dari adanya pandemic dan beberapa kerugian yang dialami akibatnya, membuat kita harus
menyadari betapa pentingnya ekonomi bagi kehidupan kita dan juga bagi negara, dan betapa
pentingnya memperkirakan segala kemungkinan yang ada dan mempersiapkannya. Oleh karena
itu, sebagai masyarakat biasa dan juga pemerintahan, harus sigap dan siap lagi dalam menyusun
rencana – rencana dan program program perekonomian. Juga tidak lupa dalam mempersiapkan
segala kemungkinan yang ada yang dapat mempengaruhi grafik perekonomian negara.

Daftar Pustaka
Aromsin, M. (2020). DAMPAK COVID 19 PADA PEREKONOMIANN INDONESIA.
Hadiwardoyo, W. (2020). KERUGIAN EKONOMI NASIONAL AKIBAT PANDEMI COVID
19.
Pratiwi, Y. R. (2022, Februari 24). Pemulihan Perekonomian Indonesia Akibat Pandemi COVID
19. Retrieved from Kementrian Keuangan : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-
banjarmasin/baca-artikel/14769/Pemulihan-Perekonomian-Indonesia-Setelah-Kontraksi-
Akibat-Pandemi-Covid-19.html
Yamali, F. R. (2020). DAMPAK COVID 19 TERHADAP EKONOMI INDONESIA.

Anda mungkin juga menyukai