Anda di halaman 1dari 34

1 Pegujian Penetrasi Bahan-bahan Bitumen

(Penetration of Bituminous Materials)


SNI 2456:2011

Tujuan
Untuk mengetahui kekerasan yang dinyatakan sebagai kedalaman masuknya jarum penetrasi standar
secara vertikal yang dinyatakan dalam satuan 0,1 mm pada kondisi beban, waktu dan temperatur yang
diketahui.
Nilai PEN (penetrasi) menggambarkan kekerasan bahan bitumen pada suhu standar 25°C yang diambil
dari pengukuran kedalaman penetrasi jarum standar dengan bahan standar (50 gr/100 gr) dalam rentang
waktu yang juga standar (5 dtk).
Kegunaan
Cara uji penetrasi ini dapat digunakan untuk mengukur konsistensi aspal. Nilai penetrasi yang tinggi
menunjukkan konsistensi aspal yag lebih lunak.
Nilai penetrasi sangat sensitif terhadap suhu. Pengukuran di atas suhu kamar akan menghasilkan nilai
yang berbeda. Variasi suhu terhadap nilai penetrasi dapat disusun sedemikian rupa sehingga dihasilkan
grafik hubungan antara suhu dan nilai penetrasi. Penetration Index dapat ditentukan dari grafik tersebut.
Peralatan
1. Penetrometer yaitu alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm. pemegang jarum sebesar (47,5 ± 0,05)
gr yang dapat dilepas dengna mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.
2. Pemberat sebesar (50 ± 0,05) gr dan (100 ± 0,05) gr masing-masing digunakan untuk pengukuran
penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
3. Jarum penetrasi
Terbuat dari stainless steel dan dari bahan yang kuat. Jarum standar memiliki panjang sekitar 50
mm sedangkan jarum panjang memilki panjang sekitar 60 mm (2,4 in)
4. Cawan benda uji
Terbuat dari logam atau gelas yang berbentuk silider dengna dasar yang rata dan berukuran
sebagai berikut:
Penetrasi Diameter Tinggi Bagian Dalam
Di bawah 200 55 mm 35 mm
200 sampai 350 55 – 75 mm 45 – 70 mm
350 sampai 500 55 mm 70 mm

5. Bak perendam
Terdiri dari bejana dengan isi lebih dari 10 lt dan dapat mempertahankan temperatur 25°C ± 0,1°C
atau temperatur lain dengan ketelitian tidak lebih dari 0,1°C. Bejana atau bak perendam harus
dilangkapi dengan pelat dasar berlubang yang terletak tidak kurang dari 50 mm di atas dasar
bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 1-1


6. Transfer dish
Transfer dish harus memiliki isi tidak kuran gdari 350 mm dan cukup tinggi untuk dapat merendam
cawan benda uji ukuran bear. Transfer dish disertai dudukan, antara lain kaki tiga, agar cawan
benda uji tidak bergerak selama pengujian.
7. Pengatur waktu
Untuk penetrometer yang dijalankan secara manual dapat digunakan pengukuran waktu apa saja,
seperti stopwatch atau pengukur waktu elektrik yang dikalibrasi dan mempunyai skala terkecil 0,1
dtk atau kurang dengan kesalahan tertinggi 0,1 dtk untuk setiap 60 dtk. Untuk penetrometer
otomatis kesalahan tidak boleh lebih dari 0,1 dtk.
8. Termometer
Benda Uji
Benda uji adalah aspal sebanyak 100 gr yang bersih dan bebas air serta minyak ringan.
Persiapan Benda Uji
§ apabila contoh tidak cukup cair maka panaskan contoh dengan hati-hati dan aduk sedapat
mungkin untuk menghindari terjadinya pemanasan setempat yang berlebih. Lakukan pemanasan
ini sampai contoh cukup cair untuk dituangkan. Pemanasan contoh tidak boleh lebih dari 90°C di
atas titik lembeknya. Pemanasan tidak boleh lebih dari 60 mnt. Lakukan pengadukan untuk
menjamin homogenitas contoh dan jangan sampaida gelembung udara dalam contoh.
§ Tuang benda uji aspal ke dalam 2 (dua ) cawan (duplo) benda uji sampai batas ketinggian pada
cawan benda uji.
§ Dinginkan benda uji. Tinggi benda uji tidak kurang dari 120% dari kedalaman jarum pada saat
pengujian penetrasi. Tuangkan benda uji ke dalam cawan yang terpisah untuk setiap kondisi
pengujian yang berbeda. Jika idameter cawan benda uji kurang dari 65 mm dan nilai penetrasi
diperkirakan lebih dari 200 maka tuangkan benda uji je dalam empat cawan untuk setiap jenis
kondisi pengujian.
§ Dinginkan pada temperatur antara 15 sampai dengan 30°C selama 1 sampai dengan 1,5 jam untuk
benda uji dalam cawan kecil (55 mm x 35 mm) dan 1,5 jam sampai 2 jam untuk benda uji dalam
cawan besar dan tutup benda uji dalam cawan benda uji agar bebas dari debu.
§ Letakkan benda uji dan transfer dish dalam bak perendam pada temperatur pengujian selama 1 –
1,5 jam untuk cawan benda uji kecil (55 mm xm 35 mm) dan 1,5 – 2 jam untuk cawan benda uji
besar.
Kondisi pengujian
Apabila kondisi pengujian tidak dapat ditentukan maka temperatur, berat total dan waktu pengujian adalah
25°C, 100 gr dan 5 dtk. Kondisi lain dapat digunakan untuk pengujian khusus antara lain seperti pada
kondisi berikut.

Temperatur °C Diameter (mm) Berat Total (gr)


0 200 60
4 200 60
45 50 5
46,1 50 5

Untuk pengujian khusus maka kondisi pengujian harus dilaporkan.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 1-2


Langkah-langkah pengujian
a) Periksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan jarum pnenetrasi
dengna toluene atau pelarut lain yang sesuai kemudian keringkan dengan lap bersih dan
pasangkan pada pemegang jarum. Apabila diperkirakan nilai penetrasi lebih besar dari 350
disarankan menggunakan jarum penetrasi yang panjang;
b) Letakkan pemberat 50 gr pada pemegang jarum untuk memperoleh berat totai (100 ± 0,1) gr
kecualai disyaratkan berat total yan glain;
c) Bila pengujian dilakukan penetrometer dalam bak perendam, letakkan cawan berisi benda uji
langsung pada alat penetrometer. Jaga cawan benda uji agar tertutupi air dalam bak perendam.
Apabila pengujian dilakukan di luar bak perendam letakkan cawan berisi benda uji dalam transfer
dish, rendam cawan benda uji dengan air dari bak perendam, dan letakkan pada alat penetrometer;
d) Pastikan kerataan posisi alat penetrometer dengan memeriksa waterpass pada alat;
e) Tturunkan jarum perlahan-lahan sampai jarum menyentuh permukaan benda uji. Hal ini dilakukan
dengan cara menurunkan jarum ke permukaan benda uji sampai ujung jarum bersentuhan dengan
bayangan jarum dalam benda uji. Agar bayangan jarum dalam benda uji tampak jelas gunakan
lampu sorot dengan watt rendah (5 watt) agar tidak mempengaruhi temperatur benda uji.
Kemudian aturlah angka 0 pada arloji penetrometer sehingga jarum penunjuk berada pada posisi
angka 0 pada jarum penetrometer;
f) Segera lepaskan pemegang jarum selama waktu yang disyaratkan (5 detik ± 0,1 detik) atau yang
disyaratkan lain seperti pada Tabel). Apabila wadah benda uji bergerak pada saat pengujian maka
pengujian dianggap gagal;
g) Atur (putar) arloji penetrometer untuk mengukur nilai penetrasi dan bacalah angka penetrasi yang
ditunjukkan jarum penunjuk pada angka 0,1 mm terdekat;
h) Lakukan paling sedikit tiga kali pengujian untuk benda uji yang sama, dengan ketentuan setiap titik
pemeriksaan berjarak tidak kurang 10 mm dari dinding cawan dan tidak kurang 10 mm dari satu
titik pengujian dengan titik pengujian lainnya. Jika digunakan transfer dish, masukkan benda uji
dan transfer dish ke dalam bak perendam yang mempunyai temperatur konstan pada setiap
selesai satu pengujian benda uji. Gunakan jarum yang bersih untuk setiap kali pengujian. Apabila
nilai penetrasi lebih dari 200, gunakan paling sedikit tiga jarum yang setelah digunakan dibiarkan
tertancap pada benda uji sampai tiga kali pengujian selesai. Jika diameter cawan benda uji kurang
dari 65 mm dan nilai penetrasi diperkirakan lebih dari 200, buat setiap pengujian dari tiga kali
pengujian penetrasi dilakukan pada benda uji dalam cawan yang terpisah sebagaimana yang telah
disiapkan pada persiapan benda uji butir c).
Pelaporan
Laporkan dalam bilangan bulat nilai penetrasi rata-rata sekurang-kurangnya dari tiga kali pengujian yang
nilainya tidak berbeda lebih dari yang disyaratkan pada Tabel 2 berikut:
Hasil Penetrasi 0 – 49 50 – 149 150 – 249 250 – 500
Maksimum perbedaan nilai penetrasi antara 2 4 12 20
yang tertinggi dengan yang terendah

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 1-3


Alat Penetrasi

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 1-4


2 Pegujian Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter
(Specific Gravity of Semi-Solid Bituminous)
SNI 2441:2011

Tujuan
Untuk mengukur berat jenis aspal dengan menggunakan piknometer serta berdasarkan perbandingan
berat di udara dan berat di dalam air
Kegunaan
Berat jenis aspal keras dari hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan perencanaan serta
pengendalian mutu campuran beraspal antara lain untuk konversi dankoreksi dari isi ke berat atau
sebaliknya.
Peralatan
1. Piknometer kapasitas 30 ml
2. Bak perendam
Bak perendam memiliki temperatur yang konstan yaitu dapat mempertahankan
temperatur sehingga tidak berbeda lebih dari 0,1°C dari temperatur pengujian yang diinginkan
3. Termometer
4. Bejana gelas kapasitas 600 ml
5. Timbangan kapasitas 200 gr dan ketelitian 0,002 gr
Benda Uji
Pengambilan contoh aspal harus dilakukan sesuai SNI 03-6399. Contoh aspal harus bebasdari bahan-
bahan asing. Contoh aspal harus diaduk sebelum diambil sebagian yangmewakili untuk diuji.
Persiapan Alat
Isi gelas kimia 600 mL dengan aquades yang baru dididihkan dan didinginkan kembalisampai volume
yang dapat merendam piknometer dengan jarak antara bagian ataspiknometer dengan permukaan air
tidak kurang dari 40 mm.
a) Rendam gelas kimia tersebut dalam bak perendam sedemikian rupa sehingga bagianbawah gelas
kimia terendam pada kedalaman tidak kurang dari 100 mm dan bagian atasgelas kimia berada di
atas permukaan air bak perendam. Jepit gelas kimia tersebut agar tetap pada posisinya.
b) Atur dan pertahankan temperatur air pada bak perendam sehingga tidak berbeda lebih dari 0,1°C
dari temperatur pengujian;
Kalibrasi Piknometer
a) Timbang piknometer yang bersih dan kering sampai 1 mg terdekat. Catat beratpiknometer sebagai
massa A;
b) Keluarkan terlebih dahulu gelas kimia dari bak perendam, isi piknometer denganaquades yang
baru dididihkan dan didinginkan kembali hingga sesuai dengantemperatur pengujian kemudian
tutup piknometer secara longgar. Tidak boleh sedikitpun ada gelembung udara dalam piknometer.
Letakkan piknometer yang sudah diisitersebut dalam gelas kimia kemudian tekan penutupnya

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 2-5


sampai cukup rapat;
(Catatan: Kalibrasi piknometer harus dilakukan pada temperatur yang sama dengantemperatur
pengujian yang diinginkan)
c) Biarkan piknometer terendam selama tidak kurang dari 30 menit. Ambil piknometer dansegera
keringkan bagian atas penutup piknometer dengan satu kali sentuhan lap kering. Keringkan
secepatnya bagian luar lainnya dari piknometer dan timbangsampai 1 mg terdekat. Catat berat
piknometer berisi air sebagai massa B;
(Catatan: Jangan lakukan pengeringan ulang pada bagian atas dari penutup piknometer walaupun
terbentuk tetesan air sebagai akibat dari pemuaian. Jika pengeringan dilakukan segerasetelah
piknometer dikeluarkan dari rendaman maka beratnya akan menunjukkan berat isi padatemperatur
pengujian. Jika terbentuk pengembunan pada piknometer selama penimbangan,segera keringkan
kembali bagian luar piknometer selain tutupnya sebelum massanya dicatat)

Piknometer Beserta Penutup


Persiapan Benda Uji
Panaskan contoh aspal dengan hati-hati, aduk untuk menghindari terjadinya pemanasansetempat, sampai
contoh aspal cukup cair untuk dituangkan. Pemanasan contoh aspal tidak boleh lebih dari 110°C di atas titik
lembek benda uji aspal yang diperkirakan. Jangan lakukanpemanasan contoh aspal lebih dari 60 menit di
atas nyala api pembakar atau pelat pemanasatau lebih dari 120 menit di dalam oven. Hindari adanya
gelembung udara dalam benda uji.
Langkah-langkah Pengujian
1. Tuangkan benda uji ke dalam piknometer yang bersih dan kering sampai tiga per empat
darivolume piknometer. Hindari adanya benda uji yang menempel pada bagian dalampiknometer
di atas permukaan aspal serta adanya gelembung udara pada benda uji (lihatCatatan 5). Biarkan
piknometer beserta isinya pada temperatur udara selama tidak kurangdari 40 menit dan timbang
beserta tutupnya sampai 1mg terdekat. Catat berat piknometer yang berisi benda uji sebagai
massa C.
(Catatan: Apabila terdapat gelembung udara pada permukaan benda uji, hilangkan
denganmenyapukan nyala apidari pembakar Bunsen pada permukaan benda uji dalam
piknometer. Untukmenghindari pemanasan berlebih, jangan biarkan terjadi kontak antara nyala api
dengan benda ujiyang terlalu lama)
2. Isi piknometer dengan aquades yang baru dididihkan dan didinginkan kembali hingga

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 2-6


sesuaidengan temperatur pengujian kemudian piknometer ditutup secara longgar. Tidak
bolehsedikit pun ada gelembung udara dalam piknometer. Letakkan piknometer yang sudah
diisitersebut dalam gelas kimia dan tekan penutupnya sampai cukup rapat. Kembalikan gelaskimia
ke dalam penangas
3. Biarkan piknometer terendam dalam air selama tidak kurang dari 30 menit. Ambilpiknometer,
keringkan dan timbang dengan cara dan waktu yang sama dengan yangdilakukan pada “point c)
Kalibrasi Piknometer”. Catat berat piknometer yang berisi benda uji dan air sebagai massa D

Perhitungan
1. Hitunga berat jenis benda uji sampai tiga amgka di belakang koma dengna persamaan sebagai
berikut:
(C − A)
Berat jenis =
{(B − A) − (D − C)}

Keterangan:
A = massa piknometer dan penutup
B = massa piknometer dan penutup berisi air
C = massa piknometer, penutup dan benda uji
D = massa piknometer, penutup, benda uji dan air
2. Hitung berat isi benda uji sampai tiga angka di belakang koma dengan persamaan sebagai berikut:
Berat Isi = Berat jenis x W!
Keterangan:
WT = berat isi air pada temperatur pengujian sesuai CRC Handbook of Chemistry sebagai berikut:

Temperatur (°C) Berat Isi (kg/m3)


15,6 999,1
25,0 997,0

Pelaporan
Laporkan berat jenis benda uji sampai tiga angka di belakang koma atau berat isi benda uji sampai 1
kg/m3 terdekat dengan mencantumkan suhu pengujian
Ketelitian
a) Dua kali pengujian yang dilakukan oleh teknisi yang sama dan terhadap contoh uji yangsama, hasil
berat isi tidak boleh berbeda lebih dari nilai sebagai berikut:
Temperatur (°C) Berat Isi (kg/m3)
15,6 3,7
25,0 2,3

b) Dua kali pengujian yang dilakukan di laboratorium yang berbeda terhadap contoh ujiyang sama,
hasil berat isi tidak boleh berbeda lebih dari nilai sebagai berikut
Temperatur (°C) Berat Isi (kg/m3)
15,6 6,8
25,0 5,4

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 2-7


3 Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter
(Softening Point with Ring and Ball Test)
SNI 2434:2011

Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui temperatuh dimana aspal dan juga ter mulai lembek. Temperatur
ini digunakan sebagai acuan dilapangan untuk kemampuan aspal dan juga ter menahan temperatur
permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya lekatnya.
Metoda ring and ball yang umumnya diterapkan pada bahan aspal dan ter ini dapat mengukur titik lembek
bahan semisolid sampai solid.
Titik lembek adalah temperatur pada saat bola baja dengan berat tertentu, mendesak turun lapisan aspal
yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal menyentuh pelat dasar yang terletak di
bawah cincin pada jarak 25,4 mm, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.
Faktor Yang Mempengaruhi Pengujian Titik Lembek
- Kualitas dan jenis cairan penghantar
- Berat bola besi
- Jarak antara ring dengan dasar plat besi
- Besarnya temperatur pemanasan
Aplikasi Nilai Titik Lembek
- Bersama-sama dengan nilai penetrasi digunakan untuk menentukan PI (penetration index) yang
merupakan tingkat kepekaan aspal terhadap temperatur
- Menentukan modulus bahan aspal dengan menggunakan nomogram Van Der Poel
- Menentukan sifat kelelahan dari lapisan aspal dan agregat
Peralatan
1. Cincin; dua cincin yang terbuat dari bahan kuningan

Cincin Terbuat Dari Bahan Kuningan


2. Pelat persiapan benda uji; dengan permukaan halus terbuat dari bahan kuningan ukuran ± 50 mm
x 75 mm;

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 3-8


3. Bola; dua bola baja dengan diameter 9,5 mm, setiap bola mempunyai berat 3,5 g ± 0,05 g;
4. Pengarah bola; dua pengarah bola terbuat dari bahan kuningan, untuk meletakkan bola di tengah
cincin, satu untuk setiap bola, bentuk dan dimensi;

Alat Pengarah Bola


5. Bejana perendam; gelas kimia tahan panas, mempunyai ukuran diameter dalam tidak kurang dari
85 mm dan tinggi tidak kurang dari 120 mm dari dasar bejana yang mendapat pemanasan;
6. Dudukan benda uji yang terdiri dari; pemegang cincin dan peralatannya, terbuat dari bahan
kuningan, digunakan untuk meletakkan 2 cincin berisi lapisan aspal yang diletakkan pada posisi
horizontal. Cara meletakkan pemegang cincin dan peralatannya sperti pada gambar. Jarak dari
pelat dasar ke pemegang cincin adalah 25 mm dan jarak dari pelat dasar ke dasar bejana
perendam adalah 16 mm ± 3 mm;

Dudukan Benda Uji

Alat Cincin dan Bola

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 3-9


7. Termometer
- Termometer titik lembek untuk temperatur rendah mempunyai skala dari 2°C sampai
dengan 80°C, sesuai dengan persyaratan termometer 15˚C seperti ditentukan dalam SNI
19-6421-2000;
- termometer titik lembek untuk temperatur tinggi, mempunyai skala dari 30°C sampai
dengan 200°C, sesuai dengan persyaratan termometer 16 C seperti ditentukan dalam
SNI 19-6421-2000;
Persiapan Benda Uji
1. Panaskan contoh, aduk dengan teratur untuk menghindari pemanasan berlebih padasuatu tempat
dan menghindari terjadinya gelembung pada saat benda uji dituang. Setelah cair aspal siap untuk
dituang
2. Panaskan aspal tidak lebih dari 2 jam sampai temperatur penuangan dapat lebih dari 110°C atau
di atas titik lembek aspal yang diperkirakan;
3. Bila pengujian harus diulangi,maka gunakan contoh uji yang baru pada wadah yang bersih;
4. Panaskan 2 cetakan cincin pada temperatur penuangan, kemudian letakkan cetakan cincin di atas
pelat persiapan benda uji yang telah diberi salah satu dari media persiapan benda uji;
5. Tuangkan aspal yang telah dipanaskan ke dua cetakan cincin sampai berlebih. Diamkan benda uji
selama 30 menit pada temperatur udara. Untuk benda uji yang lunak pada temperatur ruang.
Diamkan benda uji sekurangnya 30 menit pada temperatur udara (10°C di bawah titik lembek yang
diperkirakan). Waktu dari saat benda uji dituang sampai benda uji dilepaskan dari pelat persiapan
benda uji tidak boleh lebih dari 240 menit.
6. Bila benda uji telah dingin, potong bagian aspal yang berlebih di atas cincin dengan pisau atau
spatula panas, sehingga lapisan aspal pada cincin penuh dan rata dengan bagian atas cincin.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan
- Suhu pemanasan aspal maksimal adalah titik lembek perkiraan ditambah 50°C
- Lamanya pemanasan di atas api tidak lebih dari 30 mnt dan di dalam oven tidak lebih dari 2 jam
- Larutan gliserin dan talk digunakan pada permukaan plat alas besi bukan pada dinding ring benda
uji
- Contoh aspal yang telah dipanaskan dituang ke dalam cetakan benda uji dan didiamkan selama
30 mnt, dipotong dengan spatula panas dan disimpan di dalam ruangan pendingin (±5°C) selama
30 mnt
Langkah-langkah Pengujian
1. Pilih salah satu cairan perendam dan termometer yang sesuai untuk titik pengujian lembek.
- air suling yang telah dididihkan untuk titik lembek antara 30°C sampai dengan 80°C,
gunakan termometer 15°C, temperatur pemanasan bejana perendam mulai pada 5°C ±
1°C;
- gliserin untuk titik lembek diatas 80° sampai dengan 157°C, gunakan termometer 16°C,
temperatur pemanasan bejana perendam mulai pada 30°C ± 1°C;
- ethylene Glycol untuk titik lembek antara 30°C sampai 110°C, gunakan termometer 16°C,
temperatur pemanasan bejana perendam mulai pada 5°C ± 1°C;

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 3-10


- untuk keperluan pengawasan, semua titik lembek sampai dengan 80°C, dapat ditentukan
menggunakan cairan perendam air suling dan titik lembek di atas 80°C, dapat ditentukan
menggunakan cairan perendam gliserin.
2. Siapkan peralatan, benda uji, pengarah bola dan termometer. Isi bejana perendam dengan cairan
perendam sampai dengan 105 ± 3 mm, masukkan peralatan pada tempatnya dalam bak
perendam. Bila menggunakan ethylene glycol, pastikan penghisap udara berfungsi untuk
menghindari uap beracun.
3. Tempatkan dua bola baja pada dasar bak perendam dengan menggunakan penjepit, agar benda
uji memperoleh temperatur yang merata.
4. Tempatkan bejana perendam dan peralatan di dalamnya pada air es di dalam bak perendam ,
pertahankan temperatur perendaman selama 15 menit. Jaga dengan hati-hati tidak terjadinya
kontaminasi antara cairan perendam dalam bejana dengan air es dalam bak perendam.
5. Letakkan bola baja yang telah dikondisikan dalam bak perendam menggunakan penjepit di atas
alat pengarah bola.
6. Panaskan bejana perendam dengan kecepatan rata-rata kenaikan temperatur 5°C/menit. Bila
perlu lindungi bejana perendam dari angin menggunakan penghalang. Kecepatan rata-rata
pemanasan tidak berlebih selama proses pengujian. Maksimum variasi kenaikan temperatur untuk
periode 1 menit pertama sampai menit ke 3 adalah ± 0,5°C. Kenaikan kecepatan temperatur di
luar batas yang diizinkan harus diulang.
Kecepatan pemanasan adalah penting. Pembakar gas atau pemanas listrik dapat digunakan,
tetapi bila pemanasan listrik rendah, menyebabkan kecepatan pemanasan bervariasi, ikuti
petunjuk kecepatan pemanasan untuk mendapatkan hasil yang baik.
7. Catat temperatur pada saat bola yang diselimuti aspal jatuh menyentuh pelat dasar. Tidak ada
koreksi untuk temperatur pemanasan. Bila perbandingan antara 2 temperatur pada saat bola baja
yang diselimuti aspal jatuh menyentuh pelat dasar terdapat perbedaan melebihi 1°C, ulangi
pengujian titik lembek.
Perhitungan
1. Penentuan titik lembek dari benda uji yang menggunakan cairan perendam air mempunyai titik
lembek lebih rendah dari benda uji yang diuji menggunakan cairan perendam gliserin. Titik lembek
ditentukan dengan kesepakatan bahwa perbedaan hanya untuk titik lembek sedikit di atas 80°C;
2. Perubahan dari cairan perendam air ke gliserin untuk titik lembek di atas 80°C tidak selalu ada,
kemungkinan titik lembek terendah aspal pada cairan perendam gliserin adalah 84,5°C;
- Koreksi untuk aspal adalah – 4,2°C, untuk memastikan hal ini, ulangi pengujian pada
cairan perendam air.
- Bila dalam keadaan rata-rata dari 2 temperatur yang ditentukan pada cairan perendam
gliserin adalah 80°C atau lebih rendah untuk aspal, ulangi pengujian pada cairan
perendam air.
3. Untuk mengubah titik lembek sedikit diatas 80°C, tentukan pada cairan perendam air dan juga
pada cairan perendam gliserin. Untuk Koreksi aspal adalah + 4,2°C, untuk memastikan hal ini,
ulangi pengujian pada cairan perendam gliserin.
- Dalam hal rata-rata dari penentuan 2 temperatur pada cairan perendam air adalah 85°C
atau lebih tinggi, ulangi pengujian pada cairan perendam gliserin.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 3-11


- Hasil yang diperoleh menggunakan cairan perendam ethylene glycol berbeda dengan
menggunakan cairan perendam air dan gliserin.
Beberapa rumus dapat digunakan untuk menghitung perbedaan pada aspal:
- Ttik lembek (gliserin) = 1,026583 x TL (ethylene glycol) -1,334968°C
- Titik lembek (air) = 0,97418 x TL (ethylene glycol) -1,44459°C
Pelaporan
Laporkan temperatur pada saat setiap bola menyentuh plat dasar. Laporkan temperatur titik lembek bahan
dari hasil pengmatan rata-rata dan dibulatkan sampai 0,5°C terdekat untuk setiap percobaan ganda (duplo)

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 3-12


4 Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar
(Flash and Fire Points by Cleveland Open
Cup)
SNI 2433:2011

Tujuan
Untuk mengukur temperatur dimana aspal mulai dapat mengeluarkan nyala api dan terbakar akibat
pemanasan dengan menggunakan Cleveland Open Cup. Temperatur yang diperoleh adalah sebagai
semulai terhadap temperatur maksimum yang bisa terjadi pada aspal sampai aspal mengalami kerusakan
permanen.
Titik Nyala
Temperatur terendah dimana uap benda uji dapat menyala menyala (nyala biru singkat) apabila
dilewatkan api penguji. Temperatur titik nyala tersebut harus dikoreksi pada tekanan barometer
udara101,3kPa(760mmHg).
Titik Bakar
Temperatur terendah ketika uap benda uji terbakar selama minimum 5 detik apabila dilewatkan api
penguji.Temperatur titik bakar tersebut harusd ikoreksi pada tekanan barometer udara101,3kPa
(760mmHg)
Kegunaan
1. Titik nyala merupakan salah satu cara untuk menentukan kecenderungan aspal dapat menyala
akibat panas dan api, pada kondisi di laboratorium yang terkontrol, hasil tersebut dapat digunakan
sebagai informasi bahaya kebakaran yang sesungguhnya dilapangan.
2. Titik nyala digunakan sebagai informasi keselamatan pada pengiriman untuk bahan yang mudah
terbakar.
3. Titik nyala yang rendah memberikan petunjuk adanya bahan yang mudah menguap dan terbakar.
4. Titik bakar merupakan salah satu cara untuk menentukan kecenderungan aspal dapat terbakar
akibat panas dan api, pada kondisi di laboratorium yang terkontrol.
Peralatan
1. Alat cleveland open cup terdiri dari cawan cleveland, plat pemanas, nyala api penguji, pemanas
dan penyangga.
Nyala api penguji, sebagai sumber nyala penguji digunakan gas alam cair (LPG). Suplai tekanan
gas ke alat tidak boleh melebihi 3kPa.
2. Termometer dengan rentang pengukuran –6°C sampai dengan 400°C.
3. Barometer, untuk mengukur tekanan udara.
Pesiapan Peralatan
1. Cuci cawan cleveland dengan larutan pembersih untuk membersihkan aspal dari cawan cleveland,
kemudian keringkan.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 4-13


2. Apabila ada arang harus dibersihkan dengan sabut baja halus. Pastikan cawan cleveland bersih
dan kering sebelum digunakan kembali. Bila perlu, bilas cawan cleveland dengan air dingin dan
keringkan selamabeberapa menit di atas nyala api atau plat pemanas untuk menghilangkan sisa
dari pelarut dan air, kemudian dinginkan cawan cleveland pada temperatur ruang(27°C).
3. Letakkan alat cleveland open cup di atas dudukan yang kokoh, permukaannya rata dan datar,
misalnya meja.
4. Pasang termometer pada posisi tegak dengan jarak ketinggian 6,4mm ± 0,1mm dari gelembung
termometer ke dasar cawan cleveland dan berada di tengah-tengah antara titik pusat dengan tepi
cawan cleveland di luar lintasan api penguji.
5. Siapkan alat cleveland open cup untuk pengujian sesuai petunjuk, untuk kalibrasi, pengecekan
dan pengoperasian alat.
6. Pengujian dapat dilakukan pada ruang bebas angin atau ruang asam, agar tidak mempengaruhi
hasil pengujian.
Benda Uji
Benda uji adalah aspal ± 100 gr
Persiapan Benda Uji
1. Benda uji aspal yang digunakan untuk setiap pengujian, sekurang-kurangnya 70ml.
2. Hal yang harus diperhatikan pada awal pengujian adalah jangan membuka tutup wadah contoh uji
bila tidak diperlukan dan jangan memindahkan contoh uji pada temperatur lebih dari 150°C.
Apabila hal ini tidak diperhatikan maka akan menyebabkan hilangnya bahan yang mudah menguap
dan titik nyala menjadi lebih tinggi dari yang sebenarnya. Disarankan pengujian titik nyala dilakukan
pada awal pengujian aspal.
3. Simpan contoh aspal pada temperatur ruang di dalam wadah yang kedap untuk menghindari
terjadinya difusi bahan dengan dinding wadah.
4. Untuk contoh yang mengandung air, tambahkan kalsium klorida kemudian keringkan dengan
kertas filter atau kain penyerap. Untuk contoh uji yang kental dipanaskan pada temperatur1 50°C,
sampai cukup cair untuk dituang.
Langkah-langkah Pengujian

Kalibrasi dan Standarisasi


a) Kalibrasi alat pengukur temperatur sesuai petunjuk.
b) Periksa unjuk kerja alat penguji manual paling sedikit sekali dalam setahun dengan menentukan
titik nyala dari CRM (CertifiedReferenceMaterial) lihatCatatan4, dengan temperatur mendekati
rentang temperatur benda uji. Material aspal diuji sesuai prosedur pengujian dan pengamatan titik
nyala yang dikoreksi pada takanan barometer. Titik nyala diperoleh dalam batas sesuai Tabel Nilai
Titik Nyala dan Batas CRM berikut.
Hidrokarbon Kemurnian Titik Nyala (°C) Batas (°C)
N tetradecane 99% 115,5 ± 8,0
N hexadecane 99% 138,8 ± 8,0

c) Salah satu cara kerja alat titik nyala dapat diperiksa dengan menggunakan SWSs (Secondary

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 4-14


Working Standards) dan ditentukan sepanjang batas kontrolnya. SWSs material dapat digunakan
untuk pengecekan berkala terhadap kinerja alat
d) Pada saat titik nyala diperoleh tidak dalam batas yang ditentukan periksa kondisi dan cara kerja
alat untuk memastikan sesuai dengan urutan pengujian cleveland open cup, terutama perihal
posisi termometer, posisi nyala penguji dan kecepatan pemanasan. Setelah pengaturan peralatan
dan prosedur uji, ulangi pengujian dengan benda uji baru sesuai prosedur pengujian
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Panaskan contoh bahan yang keras atau semi padat sampai cair. Temperatur pemanasan contoh
uji tidak boleh lebih dari 150°C;
2. Isi cawan cleveland dengan contoh uji sampai garis batas pengisian, dan tempatkan cawan
cleveland di atas plat pemanas. Bila benda uji diisi berlebih pada cawan cleveland, pindahkan
bagian yang berlebih dengan pipet atau alat lainnya untuk menghindari bagian yang meleleh. Bila
ada bagian aspal yang menempel pada bagian luar cawan, bersihkan. Hilangkan gelembung
udara atau busa yang terjadi pada permukaan benda uji dengan pisau yang tajam atau alat
pemotong lainnya dan pertahankan tinggi benda uji. Bila busa tetap ada sampai tahap akhir dari
pengujian, pengujian dihentikan dan diulangi;
3. Nyalakan api penguji dan atur diameter api penguji antara 3,2mm sampai dengan 4,8mm, atau
nyala api penguji seukuran dengan ujung pipa apip enguji;
4. Lakukan dengan hati-hati penggunaan gas untuk nyala apip enguji. Bila api penguji padam, gas
untuk nyala penguji akan mempengaruhi hasil uji;
5. Teknisi harus berhati-hati selama melakukan pengujian ini. Aspal dengan titik nyala rendah dapat
menyala besar seketika. Selain itu pengujian sampai dengan temperatur 400°C dapat
mengeluarkan uap beracun;
6. Lakukan pemanasan awal dengan kenaikan temperatur antara14°C sampai dengan17°C per
menit sampai benda uji mencapai temperatur 56°C di bawah titik nyala perkiraan. Kurangi
pemanasan hingga kecepatan kenaikan temperatur antara 5°C sampai dengan 6°C per menit
sampai benda uji mencapait emperatur 28°C di bawah titik nyala perkiraan;
7. Gunakan nyala penguji pada waktut emperatur benda uji mencapai lebih kurang 28°C di bawah
titik nyala perkiraan dan lintaskan api penguji setiap kenaikan temperatur 2°C. Lintasan api penguji
mengikuti garis lengkung yang mempunyai jari-jari minimum 150mm ± 1 mm;
8. Api penguji harus bergerak horizontal dan jarak dengan tepi atas cawan tidak lebih dari 2mm.
Waktu yang dibutuhkan api penguji untuk melintasi cawan kurang lebih 1 detik ± 0,1detik;
9. Lakukan pemanasan dari temperatu r28°C di bawah titik nyala perkiraan sampai titik nyala
perkiraan untuk menghindari terganggunya nyala api penguji akibat pengaruh angin di atas uap
pada cawan cleveland lakukan lintasan api penguji dengan cepat dan hati-hati;
10. Bilamana terjadi pembusaan dipermukaan benda uji sampai emperatur 28°C di bawah titik nyala
perkiraan, pengujian dihentikan dan diulangi;
11. Perhatikan besarnya nyala api penguji, kecepatan kenaikan temperatur dan kecepatan gerakkan
api penguji di atas benda uji;
Bila titik nyala perkiraan aspal belum diketahui, maka lakukan pengujian pendahuluan dengan
temperatur tidak lebih dari 50°C, atau bila aspal harus dicairkanterlebih dahulu untuk penuangan,
maka lakukan pengujian pendahuluan dengan temperatur awal mulai dari temperatu

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 4-15


rpenuangan150°C. Lakukan pemanasan sesuai Butir 6) dengan kecepatan 5°C sampai dengan
6°C permenit dan lintaskan nyala api penguji sesuai Butir 7) paling sedikit setiap kenaikan
temperatur 2°C sampai diperoleh titik nyala.
12. Catat hasil pengujian titik nyala yang diperoleh dari pembacaan termometer pada saat benda uji
mulai menyala;
13. Untuk menentukan titik bakar, lanjutkan pemanasan pada benda uji setelah titik nyala dicatat,
kenaikan temperatur 5°C sampai dengan 6°C permenit. Teruskan penggunaan nyala penguji pada
interval kenaikan temperatur 2°C sampai benda uji menyala dan terbakar minimal 5 detik. Catat
temperatur tersebut sebagai titik bakar benda uji.
Perhitungan
Amati dan vatat tekanan barometer udara pada saat pengujian. Bila tekanan berbeda dari 101,3 kPa (760
mm Hg), koreksi titik nyala atau titik bakar atau keduanya sebagai berikut;
Titik nyala/titik bakar terkoreksi = 𝐶 + 0,25(101,3 − 𝐾)
Dengan pengertian:
C = titik nyala/bakar, °C
K = tekanan barometer udara, kPa
Pelaporan
Bulatkan titik nyala dan titik bakar terkoreksi ke nilai 1°C terdekat. Laporkan hasil rata-rata pemeriksaan
ganda (duplo) sebagai titik benda uji.
Ketelitian
a) Pengujian dengan menggunakan contoh uji, operator, peralatan, dan kondisi yang sama pada
keadaan normal dan cara uji yang benar, dari 20 kali pengujian tidak boleh terdapat satu nilai titik
nyala atau titik bakar melebihi 8°C
b) Pengujian dengan menggunakan contoh uji yang sama, tetapi operator, peralatan, dan
aboratorium yang berbeda pada keadaan normal dan cara uji yang benar, dari 20 kali pengujian
tidak boleh terdapat satu nilai titik nyala melebihi 18°C dan titik bakar melebihi 14°C

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 4-16


5 Daktilitas Bahan-bahan Bitumen
(Ductility of Bituminous Materials)
SNI 2432:2011

Tujuan
Untuk mengetahui kekenyalan aspal yang dinyatakan dengan panjang pemuluran aspal yang dapat
tercapai hingga sebelum putus. Daktilitas ini tidak menyatakan kekuatan tarik aspal.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengulur jarak terpanjang yang dapat terbentuk dari bahan bitumen
pada dua cetakan kuningan, akibat penatikan dengan mesin uji, sebelum bahan bitumen tersebut putus.
Pemeriksaan dilakukan pada suhu (25 ± 0,5)°C dan dengan kecepatan tarik 50 mm/mnt dengan toleransi
± 5%.
Peralatan
1. Cetakan kuningan
Cetakan ini terdiri dari 2 bagian:
- Bagian yang disebut clip dengan sebuah lubang pada bagian belakang dan bagian samping
cetakan yang berfungsi sebagai pengunci sebelum cetakan in diuji. Pada saat pengujian,
bagian samping ini harus dilepas
- Pelat alas cetakan
2. Bak perendam
Harus dapat mempertahankan temperatur pengujian 25°C atau temperatur lainnya dengan
ketelitian 0,1°C. Isi air dalam bak perendam tidak boleh kurang dari 10 liter, kedalaman air di dalam
bak tidak boleh kurang dari 50 mm agar benda uji dapat terendam pada kedalaman 25 mm;
3. Mesin penguji dengan ketentuan sebagai berikut:
- apat menjaga benda uji tetap terendam;
- dapat menarik benda uji tanpa menimbulkan getaran dengan kecepatan tetap;

Mesin Uji Daktilitas


4. Termometer dengan rentang pengukuran -8°C sampai 32°C
Benda Uji
Benda uji berupa aspal sebanyak 250 gr

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 5-17


Persiapan Benda Uji
a) Lapisi seluruh permukaan pelat dasar dan bagian yang akan dilepas (a dan a’, lihat
Gambar Alat Cetakan Daktilitas) dengan campuran gliserin dan talk atau kaolin dengan
perbandingan 3 gr gliserin dan 5 gr talk untuk mencegah melekatnya benda uji pada cetakan
daktilitas;

Cetakan Daktilitas
Keterangan:
A jarak pusat jari-jari : 111,5 – 113,5 mm
B Panjang total benda uji : 74,5 – 75,5 mm
C Jarak antar penjepit (clip) : 29,7 – 30,3 mm
D Tepi/bahu : 6,8 – 7,2 mm
E Jari-jari : 15,75 – 16,25 mm
F Lebar min potongan : 9,9 – 10,1 mm
G Lebar penjepit (clip) : 19,8 – 20,0 mm
H Jarak antar pusat dengan jari-jari kiri dan kanan : 42,9 – 43,1 mm
I Diameter lubang : 6,5 – 6,7 mm
J Tebal : 9,9 – 10,1 mm
a dan a’ : penjepit
b dan b’ : cetakan daktilitas
b) Letakkan cetakan daktilitas di atas pelat dasar pada tempat yang datar dan rata, sehingga semua
bagian bawah cetakan menempel baik pada pelat dasar;
c) Panaskan contoh uji sekitar 150 gr sambil diaduk untuk menghindari pemanasan setempat yang

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 5-18


berlebihan, sampai cukup cair untuk dituangkan;
d) Saring contoh uji dengan Saringan No.50 (300 μm);
e) Setelah diaduk, tuangkan contoh uji ke dalam cetakan mulai dari ujung ke ujung hingga sedikit
melebihi cetakan;.
f) Diamkan benda uji pada temperatur ruang selama 30 menit sampai dengan 40 menit;
g) Rendam benda uji dalam bak perendam pada temperatur pengujian selama 30 menit;
h) Ratakan permukaan benda uji dengan pisau atau spatula yang panas agar rata
Persiapan Air Untuk Bak Perendam
Atur berat jenis air dalam bak perendam mesin uji agar sama dengan berat jenis aspal yang akan diuji
dengan cara menambahkan metil alkohol, gliserin atau garam.
Langkah-langkah Pengujian
a) Masukkan benda uji (pelat dasar dan cetakan daktilitas yang berisi aspal) ke dalam bak perendam
pada temperatur 25ºC selama 85 menit sampai dengan 95 mnt;
b) Lepaskan benda uji dari pelat dasar dari sisi cetakannya (a dan a’ pada Gambar Alat Cetakan
Daktilitas) dan langsung pasangkan benda uji ke mesin uji dengan cara memasukkan lubang
cetakan ke pemegang di mesin uji.
c) Jalankan mesin uji sehingga menarik benda uji dengan kecepatan sesuai persyaratan (50
mm/mnt). Perbedaan kecepatan lebih atau kurang dari 2,5 mm per menit masih diperbolehkan.
d) Baca pemuluran benda uji pada saat putus dalam satuan mm (cm)
(Catatan: Selama pengujian, air dalam bak mesin uji harus diatur sedemikian rupa sehingga jarak benda uji
kepermukaan dan dasar air tidak kurang dari 25 mm dan temperatur pengujian dipertahankan konstan pada
temperatur pengujian 25°C ± 0,5°C).
Pelaporan
a) Laporkan hasil rata-rata dari 3 benda uji sebagai nilai daktilitas contoh.
b) Apabila benda uji mengambang atau menyentuh dasar bak mesin uji maka pengujian dianggap
gagal kemudian dilakukan penyesuaian berat jenis air.
c) Apabila tiga kali pengujian tidak sesuai pada Butir 10.b) di atas, laporkan bahwa pengujian
daktilitas tidak dapat dilaksanakan seperti yang disyaratkan.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 5-19


Data Ketelitian

Penjelasan:
- Teknisi tunggal (1S) : teknisi tunggal yang menguji di satu laboratorium
- Multi laboratorium (1S) : hasil dari beberapa laboratorium dengan contoh yang sama
- Teknisi tunggal (D2S) : teknisi tunggal yang menguji di laboratorium dan alat yang berbeda dengna
contoh yang sama
- Multi laboratorium (D2S) : hasil dari dua teknisi dari beberapa laboratorium dengan contoh yang sama

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 5-20


6 Pengujian Viskositas Aspal Padat
(Viscosity of Bituminous Materials)
SNI 7729:2011

Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kekentalan (viskositas) aspal keras dengna mengunakan
alat Saybolt dan aspal cair dengan menggunakan alat Engler.
Kegunaan
Pengujian ini digunakan untuk menentukan salah satu karakteristik aspal sebagai identifikasi dalam
pengiriman. Standar ini menetapkan cara uji viskositas saybolt furol aspal secara empiris pada temperatur
yang ditentukan antara 120°C sampai dengan 240°C, yang dapat digunakan untuk menentukan
temperatur pencampuran dan temperatur pemadatan campuran beraspal. Temperatur pencampuran dan
temperatur pemadatan campuran beraspal diperoleh dari nilai viskositas berdasarkan hasil kalibrasi dan
standardisasi
Peralatan
1. Viskometer saybolt furol dan penangas
Penangas eksternal dapat digunakan, dan bila digunakan harus diletakkan pada jarak lebih dari
51 mm dari viskometer. Penangas terbuat dari bahan aluminium dengan pengatur temperatur tetap
dan tanpa alat pengaduk

Saybolt Furol Viscometer


2. Tabung viskometer
Mempunyai ukuran panjang dari ujung lubang furol sampai dengan leher tabung adalah 125 mm
± 1 mm, diameter dalam 29,7 mm ± 0,2 mm. Lubang furol mempunyai diameter 4,3 mm ± 0,2 mm.

Tabung Viskometer

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 6-21


3. Cincin pemindah
Cincin pemindah dibuat dari bahan logam tahan karat sama seperti bahan untuk viskometer.

Cincin Pemindah
4. Penutup tabung viskometer
Terbuat dari logam, berbentuk silinder dengan penutup mempunyai diameter lebih kurang 57 mm
dan tinggi 7 mm. Satu lubang terletak di tengah penutup, lubang berukuran sedikit lebih besar dari
diameter termometer.
5. Penyangga termometer
Penyangga termometer diletakkan di atas tabung viskometer.

Penyangga Termometer
6. Termometer viskositas saybolt
Temperatur Pengujian Standar Termometer
(°C) Rentang Pengukuran (°C) Skala Pembacaan (°C)
121 119 – 130 0,1
135 132 – 143 0,1
149 145 – 158 0,1
163 160 – 171 0,1
177 174 – 185 0,1
204 202 – 213 0,1
232 230 – 241 0,1

7. Termometer penanggas
8. Saringan
9. Labu penampung

Labu Penampung

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 6-22


10. Pengukur waktu
11. Pemanas listrik (hot plate)
Persiapan Benda Uji
§ Sampel adalah contoh uji sebanyak 60 ml
§ Panaskan contoh yang kental dan sulit unutk dituangkan pada suhuruangan, pada suhu 50°C
§ Jangan memanaskan bahan yang cepat menguap atau sedang menguap pada wadah terbuka
§ Apabila suhu pengujian di atas suhu ruang, panaskan contoh uji tidak lebih dari 37V di atas suhu
penguapan.
Persiapan Peralatan
a) Bersihkan tabung viskometer dengan larutan pembersih seperti xylol (xylene) atau minyak tanah,
buang semua pelarut dari tabung viskometer dan keringkan, bersihkan cincin pemindah dan labu
penampung dengan cara yang sama.
Bila menggunakan pelarut xylol harus berhati-hati, pelarut bersifat racun dan mudah terbakar. Oleh
karena itu tempat kerja harus tertutup dan bebas dari percikan atau nyala api. Bila viskometer
dalam keadaan panas, penguapan xylol dapat dikurangi dengan mengisi tabung viskometer secara
cepat dan segera mengalirkannya keluar dari lubang furol. Untuk membersihkan lubang furol dapat
digunakan tusuk gigi. Kebersihan viskometer dapat dijaga dengan mengisi oli secepatnya setelah
pengujian dilaksanakan dengan membiarkan oli tetap pada alat viscometer beberapa menit,
kemudian buang oli tersebut, bersihkan dengan larutan pembersih seperti diuraikan di atas, bila
dikehendaki viskometer dapat tetap diisi dengan oli dan baru dibuang dan dibersihkan dengan
pelarut sebelum pengujian berikutnya.
b) Letakkan viskometer dan bak penangas pada tempat yang terlindung dari angin, perubahan
temperatur udara yang cepat, debu atau uap yang dapat mencemari benda uji.
c) Tempatkan labu penampung di bawah tabung viskometer. Jarak antara tanda batas pada labu
penampung ke ujung tabung viskometer bagian bawah adalah 100 mm sampai dengan 130 mm,
atur penempatan labu penampung sehingga aliran aspal tidak akan menyentuh leher labu
penampung.
d) Isi penangas sampai paling sedikit 6 mm di atas tanda batas tabung viskometer dengan media
penangas yang sesuai dengan temperatur pada alat pengujian:
- gunakan oli dengan kekentalan SAE 40 untuk temperatur pengujian sampai dengan
149°C;
- untuk temperatur di atas 149 C gunakan oli yang lebih kental, mempunyai viskositas pada
temperatur 98,9°C kira-kira 175 SUS (saybolt universal second) sampai dengan 185 SUS
dan mempunyai titik nyala minimum 300°C, sesuai SNI 06-2433-1991;
- ganti oli penangas secara periodik, dan bersihkan dinding-dinding luar tabung untuk
menghilangkan kerak.
e) Pertahankan panas pada penangas sehingga temperatur benda uji dalam viskometer tidak
bervariasi lebih dari 0,3°C pada temperatur pengujian.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 6-23


Kalibrasi
a) Kalibrasi viskometer saybolt furol secara berkala dengan mengukur waktu mengalir pada
temperatur 37,8°C dari oli standar. Hitung faktor koreksi viskometer.
b) Waktu pengaliran oli standar harus sesuai dengan nilai viskositas saybolt yang telah ditentukan,
bila waktu pengaliran berbeda lebih dari 0,2%, hitung waktu koreksi F, untuk viskometer sebagai
berikut:
𝑉
𝐹=
𝑇
dengan pengertian:
V = nilai viskositas saybolt oli standar dalam satuan detik;
T = pengukuran waktu alir pada temperatur 37,8°C dalam satuan detik.
Bila kalibrasi didasarkan pada viskositas oli standar yang mempunyai waktu alir 200 detik sampai
dengan 600 detik, faktor koreksi dapat digunakan setiap temperatur pengujian viskositas (pada
SNI 06-6721-2002).
c) Kalibrasi viskometer saybolt furol pada 50°C dengan cara yang sama seperti Butir a)
menggunakan viskositas oli standar yang mempunyai waktu alir minimum 90 detik.
d) Viskometer atau lubang furol yang mempunyai koreksi viskositas lebih besar dari 1%, tidak dapat
digunakan.
Langkah-langkah Pengujian
a) Tetapkan dan pertahankan penangas oli (oil bath) pada temperatur pengujian.
Temperatur pengujian yang ditetapkan untuk mengukur viskositas saybolt furol adalah 120°C,
130°C, 140°C, 150°C, 160°C, 180°C bila dianggap kurang dapat diteruskan sampai dengan
240°C;
b) Masukkan penyumbat gabus yang dilengkapi tali, sehingga mudah dilepas ke dalam lubang tabung
viskometer pada bagian dasar tabung viskometer. Penyumbatan harus kuat supaya udara tidak
keluar.
c) Tempatkan cincin pemindah pada batas atas tabung viskometer.
d) Lakukan pemanasan awal 0,5 kg benda uji menggunakan kompor listrik dalam wadah logam 500
mL. Pemanasan awal mencapai temperatur 10°C sampai dengan temperatur 15°C di atas
temperatur uji yang ditentukan.
- Gunakan temperatur sedang pada pengatur panas dengan kapasitas daya listrik 500 watt
sampai dengan 600 watt pada kompor listrik selama ½ jam, dan atur pada temperatur
tinggi sampai 1200 watt untuk sisa waktu pemanasan. Hindari pemanasan awal yang
berlebih karena dapat menyebabkan oksidasi pada benda uji dan perubahan viskositas;
- Pada tahap awal pemanasan, aduk sekali-kali benda uji, dan pada temperatur 28 C
terakhir lakukan pengadukan secara menerus;
- Selesaikan pemanasan awal pada 2 jam atau kurang dan segera lanjutkan dengan
pengukuran viskositas. Pemanasan ulang benda uji tidak diizinkan;
e) Panaskan Saringan No.20 pada temperatur pengujian, dan tuangkan benda uji panas melalui
saringan langsung ke dalam tabung viskometer hingga tepat di atas tanda batas pelimpahan.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 6-24


Catatan: Benda uji dengan jumlah yang tepat supaya tidak melimpah, sehingga bila cincin
pemindah dipindahkan, benda uji akan mengalir sampai ke batas tabung viskositas tanpa
berlebihan.
f) Pasang tutup tabung viskometer dengan cincin pemindah, dan masukkan termometer yang
dilengkapi penyangga termometer ke dalam lubang di tengah penyangga.
g) Aduk benda uji di dalam tabung viskositas secara terus menerus dengan gerakan melingkar pada
kecepatan putaran 30 rpm sampai dengan 50 rpm pada bidang horizontal untuk mencegah
masuknya udara ke dalam benda uji. Lakukan dengan hati-hati agar tidak membentur dinding
tabung.
h) Bila temperatur benda uji tetap konstan pada rentang temperatur 0,3°C selama 1 menit, pengujian
dapat dilanjutkan. Angkat termometer dan pindahkan penutup tabung viskometer secepatnya,
pindahkan cincin pemindah, periksa untuk memastikan bahwa kelebihan benda uji di bawah tanda
batas pelimpahan, dan pasang kembali penutup tabung viskometer.
i) Pastikan bahwa labu penampung pada posisi yang tepat, lalu cabut gabus penyumbat dengan
menyentakkan tali gabus dan pada waktu bersamaan hidupkan pengukur waktu.
j) Waktu antara pengisian tabung viskometer sampai dengan menarik gabus penyumbat tidak boleh
lebih dari 15 menit.
k) Hentikan pengukur waktu segera setelah benda uji mencapai tanda batas pada labu penampung,
catat waktu pengaliran dalam detik dengan pembulatan 0,1 detik atau 0,2 detik.
l) Hitung waktu dalam saybolt furol detik yang telah dikoreksi dari masing-masing temperatur
pengujian viskositas pada temperatur tertentu.
m) Konversikan waktu dalam saybolt furol detik ke dalam sentistoke viskositas kinematik dengan
menggunakan Tabel Konversi Viskositas berikut ini.
Saybolt Furol (dtk) Viskositas Kinermatis (cSt) Saybolt Furol (dtk) Viskositas Kinermatis (cSt)
1,50 41,0 83,0
3,48 43,0 88,0
5,45 46,0 93,0
7,30 48,0 97,0
9,05 50,0 102,0
10,75 52,0 108,0
12,30 54,0 112,0
14,20 57,0 118,0
15,50 59,0 122,0
17,00 71,0 147,0
18,50 82,0 172,0
20,00 94,0 197,0
21,30 105,0 221,0
22,70 118,0 245,0
24,10 129,0 270,0
27,20 140,0 295,0
29,20 153,0 322,0
31,70 165,0 345,0
20,20 34,10 175,0 370,0
21,20 36,50 235,0 495,0
22,10 39,10 295,0 625,0
23,10 41,50 350,0 740,0
24,10 44,00 410,0 860,0
25,10 46,80 470,0 970,0
26,10 49,00 520,0 1.110,0
27,10 52,00 575,0 1.220,0
28,20 54,00 650,0 1.360,0

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 6-25


Saybolt Furol (dtk) Viskositas Kinermatis (cSt) Saybolt Furol (dtk) Viskositas Kinermatis (cSt)
29,30 57,00 700,0 1.490,0
30,40 59,00 760,0 1.600,0
31,30 61,00 810,0 1.710,0
32,20 63,00 880,0 1.850,0
33,30 66,00 936,0 1.995,0
34,50 68,00 1.000,0 2.100,0
35,60 71,00 1.080,0 2.220,0
36,70 73,00 1.110,0 2.330,0
39,00 78,00 1.190,0 2.500,0

n) Tentukan grafik temperatur terhadap viskositas dalam sentistoke.


o) Tentukan temperatur pencampuran campuran beraspal pada 170 cSt ± 20 cSt dan temperatur
pemadatan campuran beraspal pada 280 cSt ± 20 cSt.
Pelaporan
a) Kalikan waktu pengaliran dalam detik dengan faktor koreksi viskometer yang diperoleh.
b) Laporkan waktu pengaliran yang telah dikoreksi sebagai viskositas saybolt furol dari benda uji pada
temperatur pengujian.
- Untuk waktu pengaliran kurang dari 200 detik, laporkan dalam skala pembacaan
mendekati 0,5 detik. Sedangkan pengaliran lebih dari 200 detik dibulatkan dalam detik
yang terdekat;
- Konversikan waktu pengaliran dalam detik saybolt furol ke kinematik viskositas dengan
satuan sentistoke (cSt), lihat Tabel Konbersi Viskositas.
c) Tentukan temperatur pencampuran campuran beraspal pada 170 cSt ± 20 cSt dan temperatur
pemadatan campuran beraspal pada 280 cSt ± 20 cSt.
Ketelitian
Hasil pengujian tidak boleh berbeda dari nilai rata-rata sebagai berikut:
a) pengulangan pengujian, oleh satu operator dan satu alat tidak boleh lebih dari 1%;
b) pemeriksaan ulang, dengan operator dan alat berbeda tidak boleh lebih dari 2%;
c) ketelitiannya hanya untuk pengujian viskositas saybolt furol dengan temperatur yang telah
ditentukan.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 6-26


7 Kehilangan Berat Akibat Pemanasan dengan Thin-
Film Oven Test
(Loss on Heating by Thin-Film Oven Test)
SNI 06-2440-1991

Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kehilangan berat minyak dan aspal, yang dinyatakan dalam
persen berat semula.
Peralatan
1. Termometer;
2. Oven yang dilengkapi dengan :
- Pengatur suhu untuk memanasi sampai (180 ± 1)°C
- Pinggan logam berdiameter 35 cm, menggantung pada oven pada poros vertikal dan
berputar dengan kecepatan 5 sampai 6 putaran per menit;

Oven Penguji TFOT


3. Cawan baja tahan karat atau aluminium berbentuk silinder dengan dasar yang rata; ukuran dalam:
140 mm, tinggi 9,5 mm dan tebal 0,64 mm – 0,76 mm.
4. Neraca analitik, dengan kapasitas (200 0,001) gram.
Benda Uji
Benda uji adalah minyak atau aspal sebanyak 100 gr.
Persiapan Benda Uji
1. Aduklah contoh minyak atau aspal serta panaskan bila perlu untuk mendapatkan campuran yang
merata;
2. Tuangkan contoh kira-kira (50,0 ± 0,5) gram ke dalam cawan dan setelah dingin timbanglah
dengan ketelitian 0,01 gram (A);
3. Benda uji yang diperiksa harus bebas air;
4. Siapkan benda uji ganda (duplo)

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 7-27


Langkah-langkah Pengujian
1. Letakkan benda uji di atas pinggan setelah oven mencapai suhu (163°C ± 1°C);
2. Pasanglah termometer pada dudukannya sehingga terletak pada tengah-tengah antara pinggir
pinggan dan poros (sumbu) dengan ujung 6 mm di atas pinggan;
3. Ambillah benda uji dari dalam oven setelah 5 jam sampai 5 jam 15 menit;
4. Dinginkan benda uji pada suhu ruang, kemudian timbanglah dengan ketelitian 0,01 gram (B);
5. Apabila hasil pemeriksaan tidak semuanya sama maka benda uji dengan hasil yang sama
dikelompokkan untuk pemeriksaan ulang.
Perhitungan
!"#
Hitunglah penurunan berat = !
𝑥100%

Dimana
A = berat benda uji semula
B = berat benda uji setelah pemanasan
Pelaporan
- Hitunglah kehilangan berat
- Bandingkan nilai penetrasi, titik lembek dan daktilitas pada kondisi sebelum dan sesudah
kehilangan berat.
- Laporkan hasil pemeriksaan ganda (duplo) sampai angka 3 angka dibelakang koma.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 7-28


8 Pengujian Viskositas Aspal Cair
SNI 06-2440-1991

Tujuan
Untuk menentukan kekentalan (viskositas) aspal dengan menggunakan alat saybolt

Pengertian Kekentalan Universal


Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan bahan sebanyak 60 ml dalam detik pada waktu tertentu melalui
lubang universal (Universal Orifice) yang telah distandarkan clan dinyatakan dalam S.U.S. (Saybolt
Universal Second);

Kekentalan Saybolt Furol


Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan suatu bahan sebanyak 60 ml dalam detik pada suhu tertentu
melalui lubang Furol (Furol Orifice) yang telah distandarkan dan dinyatakan dalam S.F.S. (Saybolt Furol
Second)
Benda Uji
Benda uji adalali sebagian dari contoh uji sebanyak (120 ± 1) ml, harus homogen dan paling sedikit duplo
Persiapan Benda Uji
1. Panaskan benda uji yang kental yang sulit dituangkan pada suhu ruangan pada suhu 50°C
beberapa menit sampai dapat dituang;
2. Jangan memanaskan benda uji yang cepat menguap pada wadah yang terbuka:
3. Apabila suhu pengujian diatas suhu ruang panaskan contoh uji tidak lebih dari 2°C di atas suhu
uji.
Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sudah dikalibrasi sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku. Interval
kalibrasi alat tidak lebih dari 3 (tiga) tahun sekali. Peralatan yang digunakan sebagai berikut:
1. Saybolt viskometer;
2. Penyumbat lubang tabung viskometer;
3. Termometer untuk viskositas saybolt;
4. Penangas yang dilengkapi dengan dua lubang untuk menyangga tabung viskometer secara
vertikal dan harus dilengkapi dengan isolasi yang baik, lilitan kawat (coil) untuk pemanas yang
diatur dengan termostat. Pemanas dan lilitan kawat harus diletakkan paling sedikit 7,5 cm dari sisi
tabung viskometer;
5. Termometer pemanas;
6. Penahan termometer;
7. Saringan sesuai dengan Gambar 4, dengan ukuran saringan No. 100;
8. Labu penampung sesuai dengan Gambar 5;

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 8-29


9. Alat pengontrol waktu dengan interval 0,1 detik dan ketelitian 0,1 % bila diuji dengan interval tiap
60 menit;
10. Lubang universal digunakan untuk bahan yang mempunyai kekentalan (32-1.000) detik;
11. Lubang furol digunakan untuk bahan yang mempunyai kekentalan lebih besar dari 1000 SUS.
Persiapan Peralatan
1. Bersihkan viskometer dengan pelarut yang mudah menguap keringkan kembali sampai semua
pelarut tidak ada di dalam viskometer:
2. Bersihkan labu viskometer dengan pelarut yang mudah menguap;
3. Tuangkan media penangas ke dalam penangas sesuai tabel 3 paling sedikit 6 mm di atas baris
batas limpahan benda uji;
4. Tutup bagian atas viskositas;
5. Sumbat bagian bawah viskometer dengan rapat dan kuat menggunakan gabus penutup;
6. Letakkan labu penampung (Gambar 5) tepat dibawah tengah-tengah tabung viskometer dengan
jarak vertikal antara ±(100-130) mm sehingga aliran benda uji tepat vertikal masuk melalui tengah-
tengah leher labu.
7. Letakkan saringan No. 100 diatas tabung viskometer.
8. Siapkan batang pengaduk belas.
9. Atur penanbas pada suhu yang sudah dipilih;
10. Celupkan termometer pada tabung viskometer.
Langkah-langkah Pengujian
1. Aduk contoh uji hingga merata;
2. Saring contoh uji melalui saringan sesuai gambar4 langsung masukkan ke tabung viskometer
sampai pinggir atas tabung viskometer;
3. Aduk benda uji dalam viskometer dengan termometer Viskometer yang telah dilengkapi
penyanggah dengan kecepatan 30 - 50 putaran per menit; apabila suhu konstant ± 0,05°C dari
suhu pengujian, maka aduk selama 1 menit kemudian angkat termometernya;
4. Ambil benda uji yang berlebihan dengan penyedot sampai batas peluapan (over flow);
5. Cabut gabus dari viskometer dan mulai jalankan pencatat waktu saat benda uji menyentuh dasar
labu;
6. Hentikan pencatat waktu apabila benda uji tepat pada batas 60 ml labu viskometer;
7. Catat waktu alir (t) dalam detik ± 0,1 detik;
8. Tutup lubang viskometer dengan alat penyumbat
Perhitungan
a. Kekentalan 𝑆𝐹𝑆 = 𝑡 𝑥 𝐹 ;
Dengan pengertian:
SFS = Kekentalan saybolt furol yang telah dikoreksi dalam detik.
t = Waktu alir contoh dalam detik.
F = Faktor koreksi.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 8-30


b. Untuk menentukan kekentalan Kinametik gunakan tabel 4;
c. Faktor koreksi
Faktor koreksi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
$
𝐹=%
Dengan pengertian :
F = Faktor koreksi


V = Kekentalan standar
t = Waktu alir
Pelaporan
Laporkan hasil pengujian samapi satu angka d belakang koma dari hasil rata-rata pengujian.

Tabel Kekentalan Kinematik

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 8-31


9 Pengujian Berat Jenis Aspal Cair
ASTM D 1298-85

Tujuan
Untuk menentukan berat jenis aspal cair dengan menggunakan hidrometer
Pengertian Berat Volume
Berat volume aspal cair pada suhu tertentu. Satuan yang digunakan adalah kg/lt/25°C.
Berat Jenis
Perbandingan antara berat aspal cair dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu 25°C.
Peralatan
1. Hidrometer
2. Termometer dengan skala dari 0 – 100 °C
3. Bak perendam yang dilengkapi dengan pengotrol suhu dengna ketelitian (25 ± 0,1)°C
4. Gelas ukur kapasitas 250 ml
Benda Uji
Aspal cair
Langkah-langkah Pengujian
1. Benda uji yang telah dipersiapkan dimasukan seluruhnya ke dalam gelas ukur secara perlahan
untuk menjaga permukaan kaca pada gelas ukur tetap bersih dari percikan aspal cair untuk
memudahkan pembacaan nantinya dan untuk menghindari gelembung-gelembung udara
terperangkap.
2. Masukan gelas ukur yang telah berisi benda uji ke dalam bak perendah yang telah diatur suhunya
pada 25°C agar didapatkan suhu yang tetap.
3. Ukur suhu benda uji dengna mencelupkan termometer ke dalam bendu uji secara perlahan.
4. Jika suhu benda uji sama dengan 25°C maka pengukuran berat jenis dapat segera dimulai.
5. Masukan secara perlahan hidrometer yang telah dipersiapkan dengan cara hidrometer dipegang
secar tegak lurus pada tengah-tengah diameter gelas ukur, kemudian turunkan hidrometer
perlahan hingga ujungnya menyentuh benda uji.
6. Lepaskan hidrometer agar bebas dan masuk ke dalam benda uji.
7. Amati secara seksama untuk melihat apakah gelembung udara terjadi pada permukaan
hidrometer. Jika ada, maka ulangi butir 5.
8. Jika pada waktu hidrometer masuk bebas ke dalam benda uji, sisi hidrometer menyentuh sisi gelas
ukur maka dengna hati-nhati geser ujung atas hidrometer ke posisi tengah dari gelas ukur dan
dijaga agar hidrometer tidak menyentuh sisi dari gelas ukur waktu masuk bebas.
9. Biarkan hidrometer tersebut masuk secara perlahan ke dalam benda uji dan catat skala bacaan
pada hidrometer yang tersentuh benda uji setiap 10 mnt.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 9-32


10. Jika pembacaan skala sudah tetap, dalam arti hidrometer talah berhenti maka bacaan skala
tersebut adalah berat jenis dari benda uji yang diinginkan.
11. Ulangi langkah percobaan pada benda uji yang sama untuk mendapatkan satu hasil berat jenis.
Perhitungan
Dalam pengujian berat jeis aspal cair dengan menggunakan alat hidrometer tidak diperlukan perhitungan
karena berat jenis langsung dapat diketahui dari pembacaan hidrometer.
Pelaporan
Laporkan berat jenis aspal sampai tiga angka dibelakang koma.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 9-33


Table of Contents

1 Pendahuluan ............................................................................................................. 1-1


1.1 LatarBelakang..................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Sasaran.............................................................. Error! Bookmark not defined.
1.4 LingkupKegiatan ................................................. Error! Bookmark not defined.
1.5 LokasiKegiatan ................................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 1.1 Lokasi Studi............................................................... Error! Bookmark not defined.

Modul Praktikum Material Perkerasan Jalan 9-34

Anda mungkin juga menyukai