Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI JENIS DAN KEPADATAN GASTROPODA BERDASARKAN

BENTUK SUBSTRAT DI PANTAI NEGERI PASSO TELUK BAGUALA PULAU


AMBON

Markus Batlajery1, Hasan Tuaputty2 dan Stevin Melay3


Alumi Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Pattimura Ambon
1

Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Pattimura Ambon
2

ABSTRAK

Markus Batlajery 2021. “Identifikasi Jenis Dan Kepadatan Gastropoda Berdasarkan Bentuk Substrat Di Pantai
Negeri Passo Teluk Baguala Pulau Ambon. Skripsi, Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pattimura Ambon. (1) Prof. Dr. H.
Tuaputty, M.Pd (2) Dr. Stevin Melay, M.Si.

Teluk baguala Negeri passo merupakan kawasan yang padat dengan aktivitas yang dapat memberikan
dampak bagi kualitas perairan. Aktivitas pemanfaatan kawasan dan sumberdaya alam pesisir dan laut yang
berlangsung di Teluk baguala Negeri passo sangat beragam (multi user). Gastropoda merupakan salah satu
sumber daya hayati non-ikan yang mempunyai keanekaragaman tinggi. Mengingat pentingnya peranan Gastropoda
dalam rantai makanan terhadap organisme-organisme yang hidup di ekosistem pesisir, serta minimnya informasi
tentang keberadaan Gastropoda di daerah pantai Teluk Baguala Negeri Passo. Tujuan dalam penelitian ini untuk
menghitung berepa banyak Gastropoda yang terdapat di pantai Teluk Bguala Negeri Passo dan mengidentifikasi
jenis- serta mengetahui hubungan tipe substrat dengan tingkat kepadatanya di perairan ini. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode random sampling, plot yang di ambil berukuran 10 plot yang tersebar di wilaya
perairan pantai passo. Transek kuadrat yang digunakan berukuran 1 x 1 dengan panjang are 10 x 10. Diperoleh 16
jenis gastropoda dimana jenis yang banyak di temukan adalah Thais cf. kienari dengan jumlah kepadatan absolut
(KA) 0,15 ind/m2 kepadatan relatif (KR) 0,166 ind/m2 dengan bentuk substrat yang berbeda yaitu batu berpasir dan
batu berkarang.

Kata Kunci : Identifikasi, Kepadatan, Gastropoda, Tipe Substrat.

ABSTRACT

Markus Batlajery 2021. “Identification Of Gastropode Type And Density Based On Substrate Form On Passo Negeri
Beach Baguala Ambon Islands. Thesis, Department Of Mathematics And Natural Sciences Faculty Of Teachers And
Education Programs Of Biological Education Study Program, Pattimura University Of Ambon. (1) Prof. Dr. H.
Tuaputty, M.Pd (2) Dr. Stevin Melay, M.Sc.
Teluk Baguala Negeri Passo is a dense area with activities that can have an impact on water quality. The
activities of exploiting the area and natural resources of the coast and the sea that take place in Baguala Bay, Negeri
Passo are very diverse (multi user). Gastropods are one of the most diverse non-fish biological resources. Given the
important role of Gastropods in the food chain against organisms that live in coastal ecosystems, as well as the lack
of information about the existence of Gastropods in the coastal area of Baguala Negeri Passo Bay. The purpose of
this study was to calculate the number of gastropods found on the coast of Bguala Negeri Passo Bay and to identify
the types and to determine the relationship between substrate types and their density in these waters. The method
used in this research is the random sampling method, the plots taken are 10 plots scattered in the Passo coastal
area. The quadratic transect used was 1 x 1 in size with an area length of 10 x 10. There were 16 types of
gastropods where the most common type was Thais cf. kienari with total absolute density (KA) 0.15 ind / m2 relative
density (KR) 0.166 ind / m2 with different substrate forms, namely sandy and craggy rocks.

Keywords: Identification, Density, Gastropods, Substrate Tip

Cara Kutipan:

Markus Batlajery1, Hasan Tuaputty2 dan Stevin Melay3 identifikasi jenis dan kepadatan gastropoda berdasarkan
bentuk substrat di pantai negeri passo teluk baguala pulau ambon.

PEDAHULUAN
Latar Belakang
Di pulau Ambon luas kawasan laut dan darat adalah 786 Km², terbagi atas luas daratan 377 Km² (48,0
%) sedangkan luas perairan 4 mil laut sebesar 409,0 Km² (52,0 %), dengan garis pantai sepanjang 102,7 km.
Perairan Teluk Ambon terbagi atas dua teluk yaitu, Teluk Ambon Luar (TAL) atau teluk baguala Negeri Passo
dengan kedalam rata-rata 500m dan Teluk Ambon Dalam (TAD) atau kecamatan baguala dengan kedalaman
mencapai 40m yang dipisahkan oleh ambang (sill) Galala – Rumahtiga dengan kedalaman 14m. Keberadaan
ambang ini mengakibatkan tidak sempurnanya proses pertukaran air antara TAL dan TAD mengikuti pola
harian pasang surut (Kesaulya, 1990).
Substrat adalah substansi tempat organisme hidup, tumbuh dan mati. Bagi hewan-hewan bentonik, tipe dari
substrat merupakan sesuatu yang sangat penting, sehingga dengan mengetahui tipe dari substrat suatu daerah
dapat diperkirakan apa yang akan ditemukan di daerah tersebut, baik pada kumpulan fosil atau kumpulan hewan
yang masih hidup. Faktor yang penting dari substrat adalah besar butir (grain size)
Teluk baguala Negeri Passo merupakan kawasan yang padat dengan aktivitas yang dapat memberikan
dampak bagi kualitas perairan sekitar Teluk baguala Negeri Passo. Aktivitas pemanfaatan kawasan dan
sumberdaya alam pesisir dan laut yang berlangsung di Teluk baguala Negeri Passo sangat beragam (multi user).
Terdapat berbagai macam pembangunan sektoral yang berlangsung di Teluk Baguala Negeri Passo, yaitu
Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, Lokasi Industri, Pos Polisi, Perumahan, Transportasi Laut, Pasar Transit,
dan tempat Kendaratan Ikan.
Gastropoda merupakan salah satu jenis komunitas fauna bentik yang hidup di perairan tawar, sampai
perairan bahari. Gastropoda juga merupakan salah satu sumber daya hayati non-ikan yang mempunyai
keanekaragaman tinggi. Gastropoda memilki peran yang besar dalam kaitannya dengan rantai makanan komponen
biotik di perairan teluk baguala negeri passo. Beberapa jenis Gastropoda yang hidup pada daerah substrat
merupakan hewan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Gastropoda juga merupakan hewan yang bernilai
ekonomis karena sering diperjual belikan.
Menurut Poutiers (1998) menyatakan bahwa Gastropoda banyak ditemukan di perairan laut dan beberapa
diantaranya dikonsumsi oleh masyarakat. Gastropoda merupakan moluska paling sukses dan memiliki penyebaran
yang sangat luas, yaitu mulai dari darat hingga laut dalam. Gastropoda dan Bivalvia merupakan penyusun
komunitas makrozoobentos di kawasan pesisir pantai (Hendrickx et al. 2007). Mengingat pentingnya peranan
Gastropoda dalam rantai makanan terhadap organisme-organisme yang hidup di ekosistem pesisir, serta minimnya
informasi tentang keberadaan Gastropoda di daerah pantai Teluk Baguala Negeri Passo. Dalam penelitian ini
dilakukan untuk menghitung berepa banyak Gastropoda yang terdapat di pantai Teluk Bguala Negeri Passo dan
mengidentifikasi jenis-jenisnya. Gastropoda berasosiasi dengan substrat sebagai habitat tempat hidup, berlindung,
memijah dan juga sebagai daerah suplai makanan yang menunjang pertumbuhan mereka (Nontji, 2007).

METODE PENELITIAN

Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode transek kuadrat
dengan teknik area sampling dengan menempatkan pada dua macam habitat yaitu kawasan A yang didominasi batu
bercampur karang, dan B didominasi substrat batu bercampur pasir.
Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2020 dengan waktu pasang surut air lautnya pukul 12.30 –
15.30
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian diperairan pantai negeri passo teluk baguala ambon.

Gambar lokasi penelitian

Alat Dan Bahan


1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah identifikasi jenis Dan pola sebaran
gastropoda berdasarkan substrat. Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan dalam
penelitian.
Tabel 3.1 Alat-alat penelitian
No Alat Kegunaan
1. Alat tulis Untuk mencatat hasil penelitian
2. Kayu Patok Untuk Membuat pancangan
3. Tali raffia Untuk Membuat transek dan kuadrat pengamatan
4. Kamera Untuk Mendomintasi hasil penelitian
5. Stoples Untuk menyimpan hasil penelitian
6. Kertas Label Untuk memberi tanda hasil penelitian
7 lakban hitam Menandai transek kuadrat
8. Meter Rol Untuk mengukur panjang transek dan luas kuadrat
pengamatan

9 Termometer Untuk mengukur suhu


10 Ph Untuk mengukur Ph
11 Refraktometer Untuk mengukur salinitas
12 DO Meter Untuk mengukur oksigen terlarut
13 Buku Panduan Identifikasi Untuk Mengidentifikasi jenis dari Gastropoda
Gastropoda
2. Bahan Penelitian
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian .
Tabel 3.2. bahan penelitian
No Nama bahan Kegunaan
1. Formolin 5% Untuk bahan pengawetan
2. Jenis-jenis gastropoda Untuk diteliti lebih lanjut
3 Aquades Untuk membersikan gastropoda

Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan (pra-penelitian),
tahap penelitian, dan tahap analisis data. Berikut beberapa langkah kerja penelitian:
1. Tahap Persiapan (pra-penelitian) Tahapan ini meliputi observasi lapangan dengan tujuan menentukan lokasi
pencuplikan, menyiapkan surat izin penelitian, penentuan waktu dan tempat penelitian, menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam penelitian di antaranya:
a. Mengukur garis pantai dengan P × L (10 m ×10m) sehigga luas are yang di perlukan untuk penelitian yaitu 100 m.
b. Membuat galis transek sepanjang 15 m. galis transek di bentangkan dengan jarak antara transek adalah 5 ,m, dan
jumlah transek adalah 2 dengan substrat yang berbeda yaitu batu bercampur karang dan batu bercampur pasir.
c. pada setiap transek membuat 5 plot dengan ukuran 1×1 m dengan jarak antara plot adalah 1 m.
. Menyiapkan alat pengukur faktor klimatik serta menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja lapangan.
2. Tahap Penelitian
a. Pada tahap ini dilakukan pengukuran terhadap faktor klimatik lingkungan sekitar
b. kemudian melakukan pengambilan sampel.
c. sampel yang diambil dimasukan ke dalam kantong plastik bening (Zip pack) dan diberi label untuk menandai
sampel tersebut berasal dari kuadrat berapa gunakan lalu di darat di isi dengan formalin 5% sebagai bahan
pengawet.
d. Setelah proses pencuplikan selesai organisme yang tercuplik di identifikasi berdasarkan jenisnya, melalui pustaka
dan refleksi yang relevan beupa jurnal-jurnal penelitian, dan buku-buku yang membantu proses identifikasi
sampel gastropoda, dari Fredy Leiwakabessy, tentang “Struktur Komunitas Gastropoda Di Zona Pasang Surut
Pulau Ambon”

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang di gunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan sumber data sebagai berikut:
Kepadatan
Nilai kepadatan di perolrh dengan persamaan sebagi berikut :
a. kepadatan absolut (ind/m2) (KA) = jumlah individu suatu jenis

luas total area

b. Kepadatan Relatif (%) (KR) = jumlah individu suatu jenis


jumlah total seluruh jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Jenis-Jenis Gastropoda Yang Terdapat Pada Perairan Pantai Negeri Passo Teluk Baguala
Identifikasi Gastropoda berdasarkan jenis-jenisnya yang ditemukan pada perairan pasang surut pantai
Negeri Passo Teluk Baguala. Dapat dilihat pada Tabel.4.1
Tabel 4. Rekapitulasi hasil identifikasi Gastropoda Pada Pesisir Pantai Negeri Passo Teluk Baguala
Ordo Family Genus Spesies
Archaeogastropoda Turbimidae Turbo T. setosus (Gmalin, 1991)
Neritidae Nerita N. cf. chamelon (Linne, 1758)
Nerita mexima (Gmelin, 1791)
Clithon C. oualansinensis (Lesson, 1831)
Mesogastropoda Strombidae Strombus S. microurceum (kira,1959)
Naticidae Polinices P. tumidus (Swainson, 1840)
Natica Natiika serata (Scopoli, 1777)
Cerithidae Clypeomorus Clypeomorus corolium (Kiener,1841)
Panaxiidae Planaxis P. sulcatus (Burn, 1780)
Neogastropoda Muricidae Morula M. biconica (Blaincille, 1832)
Nassaridae Nassarius N. olomea (Lennaeus, 1758)
N. reticulatus (Dunker, 1847)
N. pullus (Linne, 1758)
N. Margaritifer (Dunker, 1847)
Mitidae Mitra Mitra sticata (Linne, 1758)
Muricidae Thais Thais cf. kieneri (deshayes, 1844)
Berdasarkan hasil identifikasi Jenis gastropoda yang ditemui di lokasi pengamatan pantai negeri passo
teluk baguala. Ditemukan 17 jenis gastropoda, dari hasil pengamatan atau identifikasi ditemukan 10 famili
gastropoda yang di temukan pada lokasi penelitian pada 2 transek pengamatan dari bentuk substrat yang berbeda-
beda.

Kepadatan Jenis Gastropoda


Hasil perhitungan nilai kepadatan gastropoda pada daerah perairan pantai negeri passo telu baguala memiliki
nilai yang bervariasi pada lokasi penelitian. Dimana jenis gastropoda Thais cf. kieneri memiliki nilai kepadatan
absolut tertinggi di bandingkan jenis yang lainya yaitu mencapai, 0,02 ind/m2 sedangkan kepadatan relatif mencapai
0,166%. Sedangkan jenis gastropoda yang memiliki nilai kepadatan terendah terdiri dari Turbo setosus, Clithon
oualansinensis Strombus microurceum Polinices Tumidus, Clypeomorus moniliferus, Planaxis sulcatus, Morula
biconica, Nasarius reticulatus, Nasariu pullus, Mitra sticata 0,05, sedangkan untuk kepadatan relatif yaitu mencapai
0,022
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Indeks Kepadatan Gastropoda Pada Pesisir Pantai Negeri Passo Teluk
Baguala

No Spesies KA KR

1 Turbo setosus 0,05 0,052


2 Nerita mexima 0,07 0,072
3 Nerita cf. chameleon 0,06 0,062
4 Narita Albicilla 0,06 0,062
5 Cliton oualansinensis 0,04 0,042
6 Strombus microurceum 0,02 0,020
7 Polinices Tumidus 0,04 0,042
8 Clypeomorus moniliferus 0,04 0,042
9 Cerithidae corolium 0,07 0,072
10 Planaxis sulcatus 0,05 0,052
11 Morula biconica 0,05 0,052
11 Natiika serat 0,06 0,06
12 Nasarius reticulatus 0,02 0,020
13 Nassarius Margaritifer 0,06 0,062
14 Nassariu pullus 0,04 0,042
15 Mitra sticata 0,02 0,020
16 Thais cf. kieneri 0,16 0,156
Jumlah : 0,9 ind/m2 0,99%
Data Kordinasi Faktor Lingkungan Dan Pengamatan Jenis Substrat Substrat Pada Lokasi Penelitian.

Hasil pengukuran faktor lingkungan baik fisik maupun kimia yang di ukur dalam penelitian yaitu suhu, pH,
salinitas, oksigen terlarut (DO) dan hasil pengamatan substrat secara visual deskriptif. Tabel 4
Substrat
Karang Berbatu Batu Berpasir

Transek I Transek II
Faktor Plot Plot
Lingkungan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Suhu 28 28 28 29 30 28 28 28 29 30
pH 7,8 7,9 7,9 8 8 7,8 7,9 7,9 8 8

Salinitas 29 30 31 31 32 29 30 30 31 32

Oksigen Terlarut 7,8 7,9 8 8 8,1 7,8 7,9 8 8 8,1

Substrat
Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap jenis substrat pada perairan pantai Negeri Passo di peroleh 2
tipe substrat yaitu pada transek I didominasi batu bercampur karang, dan pada transek II didominasi substrat batu
bercampur pasir. Tabel 4.5.
Tabel 4. Hasil pengamatan jenis substrat pada daerah perairan pantai Negeri Passo Daerah Teluk Baguala.
Pengamatan jenis substrat (Plot)
Transek Plot
b. Suhu
1 2 3 4 5
I Berkarang Berkarang Berkarang Berkaran/ Berkarang/
batu batu
II Batu Batu Batu Batu/pasir Batu/pasir

Berdasarkan hasil pengukuran suhu pada kedua transek di perairan pantai negeri passo daera teluk baguala
memiliki suhu air laut yang sama berkisar antara 28-30 ºC. Tetapi pada bebrapa mengalami perbedaan diantanya
plot 1-3 memiliki suhu 28ºC dan plot ke 4 memiliki 29ºC, Sedangkan suhu air laut relatif tinggi berada pada suhu
maksimal adalah 30ºC.
c. pH Air Laut
Berdasarkan hasil pengukuran pH pada air laut terhadap ke 2 (dua) transek tersebut maka terdapat suhu air
laut bersekitar antara 7,8 – 8. diantaranya plot 1 diketahui memiliki pH air laut sebesar 7.8, sedangkan pada pada
plot ke 2 sampai ke 5 pH air laut mengalami peningkatan sebesar 7.9 -8.
d. Salinitas

Berdasarkan hasilpengamatan pengukuran salinatas air laut pada ke 2 (dua) transek di perairan pantai
Negeri Passo Daerah Teluk Baguala di ketahui bahwa salinitas air laut pada plot mengalami kenaikan dari 29%–
32%. tetapi pada transek 1 pada plot 3 dan 4 memiliki salinitas yang sama sebesar 31% dan juga terhadap plot 2
dan 3 pada transek ke 2 memiliki salinitas 30%.
e. Oksigen Terlarut (DO)

Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran oksigen terlarut pada transek pertama dan kedua memiliki hasil yang
sama diantaranya 7,8 – 8,1 mg/I, tetapi pada setiap plot terdapat hasil oksigen terlaru (DO) yang berbeda kecuali
plot ke 3 dan 4 yang memiliki oksigen terlarut 8.

Kepadatan Jenis Gastropoda Di Perairan Pantai Negeri Passo Teluk Baguala Pulau Ambon
Kepadatan gastropoda menunjukan jumlah individu yang hidup pada habitat tertentu, luasan tertentu, dan
waktu tertentu. Irawan (2008), mengatakan bahwa nilai kepadatan menjadi parameter terhadap kualitas habitat
tertentu. Nilai kepadatan yang tinggi menunjukan jumlah organisme yang banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa
habitat tersebut dapat ditempatioleh organisme dalam jumlah yang banyak. Kepadatan absout jenis gastropoda pada
lokasi penelitian pantai negeri passo berkisar 0,02-0.16 ind/m 2. Sedangkan ukuran kepadatan relatif nilai
kepadatannya 0,022 - 0,166 %. Kepadatan yang terenda pada stasiun ini di miliki oleh 10 Strombus microurceum,
Nasarius reticulatus, Mitra sticata, Cliton oualaniense, Polinices mammilla, Clypeomorus moniliferus, Nasariu pullus,
Turbo setosus, Planaxis sulcatus, Morula biconica, dengan jumlah kepadatan 0,02 0,04 dan 0,05 ind/1. Sementara
nilai kepadatan yang paling tertinggi di temukan pada spesies Thais cf. kieneri dengan jumlah kepadatan 0,166 ind/1.
Menurut Ondum (1993) menyatakan bahwa organisme yang memiliki nilai kepadatan tertinggi menunjukan
bahwa jenis organisme tersebut memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang ditempatinya, sehingga
memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan maka dapat di kesempulan bahwa :
Jenis gatropoda yang di temukan pada lokasi penelitian berjumlah 17 jenis spesies yang mewakili 11 famili pada
gastropoda, di antaranya, Famili Turbimidae, famili Neritidae, famili Stombidae, famili Naticidae, famili Cerithedae,
famili Cerithioidae, famili Panaxiidae famili Muricidae famili Pachychilidae, famili Naticedae famili Nassaridae, famili
Mitidae famili Muricidae.

2. Faktor lingkungan yang meliputi suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, dan jenis substrat pada perairan pantai
negeri passo teluk baguala menunjukan kisaran toleransi atau optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan
gastropoda .

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka di sarankan:
1. Masyarakat setempat harus memiliki pengetahuan tentang pentingnya menjaga dan melestarikan pantai,
yang di dalamnya terdapat biota-biota laut seperti gastropoda yang ada di perairan pantai Negeri Passo Teluk
Baguala Pualau Ambon

2. Bagi Masyarakat yang sering mengambil gastropoda secara berlebihan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti
sebagai umpan untuk memancing dan lain sebagainya untuk itu perlu mengeksplorasikan secara berlebihan agar
jenis gastropoda di pesisir pantai Negeri Passo tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, J. S. (2013). Komposisi Jenis dan Pola Penyebaran Gastropoda Hutan Mangrove Blok Bedul Segoro Anak
Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi. Jurnal ILMU DASAR, Vol.14, No.2,, 99-110.

Alfiansyah, A. (2014). Struktur Komunitas Bilvavia Pada Kawasan Padang Lamun di Perairan Teluk Dalam. Skripsi

Arbi, C. Y. (2012). Komunitas moluska di padang lamun pantai wori, sulawesi


utara. Jurnal Bumi Lestari, 12(1):55–65.

Brahmana, P. 2001. Ekologi Laut, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka


Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece. Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2012.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.
Dewiyanti, I. 2004. Struktur Komunitas Molusca (Gastropoda dan Molusca) Serta Asosiasinya Pada Ekosistem
Mangrove di kawasan pantai Ulee-Lheue Banda Aceh NAD. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Fadillah, D.N. 2006. Komunitas dan Asosiasi Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) pada Ekosistem Mangrove di Teluk
Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat Provinsi Bali. Skripsi. Universitas Sriwijaya. (Tidak dipublikasikan)

Fachrul, M.F.2007.Metode Sampling Ekologi.Bumi Aksara: Jakarta

Fried, George H. dan George J. Hademenos. Biologi. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2006.

Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumberdaya Hayati


Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Sulawesi Selatan.
http://www.pustaka_deptan.go.id/public ation/p3231043.pdf diakses tanggal 19 April 2007

Hehakaya, Y. H, 2005. Potensi Sumber Daya Gastropoda pada perairan desa Rutong kecamatan Baguala Fakultas
Perikanan Universitas Pattimura Ambon

Leal, J.H. Gastropods. Jurnal Internasional. The Beiley-Matthews Shell Museum. T.th.
.
Munarto. (2010). Studi Komunitas Gastropoda Di Situ Salam Kampus Universitas Indonesia, Depok. Skripsi.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Cetakan ke-5. Djambatan : Jakarta.

Odum, E. P. 1988. Dasar-Dasar Ekologi Edisi ke-3 Gajah Mada University Press Jogjakarta.

Persulessy Marlen, arini ine. 2019. Keanekaragaman Jenis Dan Kepadatan Gastropoda Di Berbagai Substrat
Berkarang Di Perairan Pantai Tihunitu Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah ( skripsi ): ata
jaya. Ambon

Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Edisi Revisi. Cet. III;
Jakarta: Djambatan. 2007.

Romimohtarto, K.dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.

Romimohtarto.K,danJuwana.2007.Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.Djambatan: Jakarta.

Syafikri, D. 2008. Studi Struktur Komunitas Bivalvia dan Gastropoda di Perairan Muara Sungai Kerian dan Sungai
Simbat Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sirante. R. 2011. Study On Gastropoda Community Structure In The Mangrove Area Waters Environment Of Lappa
Administrative Village And Tongke-Tongke village, Sinjai Regency. Media LITBANG Sulteng. hal 15-19.
Syafikri, D. 2008. Studi Struktur Komunitas Bivalvia dan Gastropoda di Perairan Muara Sungai Kerian dan Sungai
Simbat Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Spriharyono. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati: di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Edisi Kedua. Cet. I;
Pustaka Pelajar. 2009.

Susiana, “Diversitas Dan Kerapatan Mangrove, Gastropoda Dan Bivalvia Di Estuari Perancak, Bali”, Skripsi
(Makassar: Universitas hasanuddin, 2011), hlm. 10 – 11, dalam repository.unhas.ac.id/bitstream/, diakses
20 November 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Cet. XXV; Bandung: Alfabeta. 2017.

Suwondo, Febrita Elya, dan Sumanti Fifi. 2006. Struktur Komunitas Gastropoda Pada Hutan Mangrove Di Pulau
Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Jurnal Biogenesis Vol. 2(1):25-29, 2005.

Triwiyanto, Komang, dkk. “Kenakeragaman Moluska di Pantai Serangan Desa Serangan Kecamatan Denpasar
Selatan Bali” (Jurnal Biologi). Vol.19. No. 2. Desember 2015.

Toby, Elisabeth Nogo. “Identifikasi Keanekaragaman Jenis Gastropoda di Pantai Baobolak Kabupaten Lembata
Nusa Tenggara Timur”. (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya. 2017.

Tyas, Mustika Wahyuning dan Joko Widiyanto. “Identifikasi Gastropoda di Sub DAS Anak Sungai Gandong Desa
Kerik Takeran.” (Jurnal Biologi). Vol. 2 No. 2. Nopember2015.

Wulandari trya endang, rhamadan achmad, masriani. 2017. Keanekaragaman Jenis Gastropoda Dipantai Tumbu
Desa Tumbu Kecamatan Topoyoka Bupaten Mamuju Tengah Dan Pengembangannya Sebagai Media
Pembelajaran: Universitas Tadulaku. Sulawesi Tengah.

Wahdaniar. “Keanekaragaman dan KelimpahanGastropoda di Sungai Je’neberang Kabupaten Gowa”. (Skripsi)


Makassar: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin. 2016.

Wijayanti, M. Kajian Kualitas Perairan Di Pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan
Makrobenthos (Tesis) Semarang: Universitas Diponegoro. 2007.

Anda mungkin juga menyukai