Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Madrasah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya yang
dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber dari
Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam
pengembangan kurikulum. Madrasah merupakan pelaksana tugas untuk mewujudkan
keunggulan mutu lulusan yang berakhlak, berilmu, dan berketerampilan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional menggunakan Kurikulum 2013 (K-13).
Pelaksanaan K-13 berfokus pada mewujudkan kompetensi yang selaras dengan tujuan
pendidikan nasional. Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa setiap satuan
pendidikan wajib menyusun dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai
acuan untuk mewujudkan kompetensi siswa yang menjadi targetnya.
Selain itu, dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 184 Tahun 2019 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah menjelaskan bahwa satuan pendidikan dapat
melakukan inovasi dan pengembangan KTSP sesuai kebutuhan peserta didik, akademik, sosial
budaya dan kebutuhan madrasah. Inovasi dan pengembangan KTSP meliputi struktur
kurikulum, beban belajar, desain pembelajaran, muatan lokal dan ekstrakurikuler.
Dokumen KTSP diharapkan dapat berfungsi sebagai acuan yang mengarahkan seluruh
pemangku kewenangan melaksanakan K-13. Dengan berfungsinya KTSP sebagai acuan, maka
semua pihak dapat berfokus pada pencapaian tujuan, menerapkan prosedur program, serta
proses kegiatan dapat memenuhi kebutuhan siswa mengembangkan kompetensinya dirinya
dalam perubahan kehidupan pada abad ke-21. Di samping itu, diharapkan pula seluruh
pergerakan para pemangku kewenangan lebih fokus dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan
baik pendidikan dan pembelajaran terutama dalam mengelola program peminatan seperti
menata struktur kurikulum, memetakan beban belajar siswa, dan menyusun pedoman
pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler, pedoman akademik, serta instrumen evaluasi
penyelenggaraan kurikulum.
Dalam mendukung keterpenuhan dokumen dan implementasi kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan, perlu membentuk tim pengembang kurikulum dan tim penjaminan mutu
yang mengelola sistem evaluasi proses dan pencapaian program pelaksanaan kurikulum. Kedua
tim tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya menjadi
komponen sistem penjaminan terwujudnya proses pelaksanaan kurikulum yang efektif untuk
terwujudnya keunggulan mutu lulusan.

1
Seiring dengan perkembangan sistem pendidikan di Indonesia yang cukup dinamis, maka
harus ada penyesuaian-penyesuaian terhadap pelaksanaan regulasi yang ada. Dalam
pengembangan Kurikulum, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ziyadatul Ihsan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan evaluasi diri madrasah tahun pelajaran 2020/2021 masih ada yang belum mencapai
target yang ingin dicapai terutama Standar Isi, Standar Proses, Standar Pembiayaan, Standar
Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan, dan
Standar Penilaian.
Kurikulum MTs. Ziyadatul Ihsan ini disusun agar dapat digunakan sebagai acuan
madrasah dalam penyusunan dan pengembangan program pendidikan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
pengembangan kurikulum ini MTs. Ziyadatul Ihsan melibatkan seluruh warga madrasah dan
berkoordinasi dengan pemangku kepentingan (stakeholders).

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
direvisi dengan PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
4. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
6. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
8. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.
9. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
10. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
11. PP Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru.
12. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada K-13 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
14. KMA Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah.

2
C. Landasan Pengembangan KTSP
Adapun landasan pengembangan KTSP adalah sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
Kurikulum madrasah dikembangkan menggunakan filosofi, antara lain:
a. Madrasah sebagai satuan pendidikan formal dengan kekhasan agama Islam yang
mendasarkan kepada Alquran dan Hadits sebagai sumber utama.
b. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang.
c. Target utama pendidikan madrasah adalah pembentukan karakter mulia atau akhlakul
karimah serta pembekalan kompetensi sebagai bekal masa depan peserta didik.
d. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
e. Guru adalah sosok teladan yang baik bagi peserta didik.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum dikembangkan atas dasr kebutuhan merespon perubahan rancangan dan proses
pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan keberagamaan, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, membangun masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.
3. Landasan Psiko-pedagogis
Kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakukan pedagogis sesuai dengan
konteks lingkungan dan zamannya.

D. Tujuan Pengembangan KTSP


Tujuan pengembangan kurikulum MTs. Ziyadatul Ihsan adalah tahapan atau langkah untuk
mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu tertentu dapat diukur dan terjangkau. Kurikulum
2013 dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menyediakan acuan bagi Kepala Madrasah dan segenap warga madrasah dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi program pelaksanaan kurikulum 2013 dengan
tujuan yang terukur.
2. Menyediakan dokumen acuan operasional bagi Dinas Pendidikan dalam melakukan
koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum di MTs. Ziyadatul Ihsan.
3. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan rumusan
latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi program.
4. Menyediakan acuan untuk menyusun instrumen pengukuran ketercapaian program.
5. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
6. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih memahami
arah penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

3
E. Prinsip Pengembangan KTSP
MTs. Ziyadatul Ihsan menggunakan kurikulum 2013 yang dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
(kegiatan pembelajaran terpusat pada peserta didik) untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
ekstrakurikuler secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan, pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan
kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup, artinya
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan
di lingkungan masyarakatnya dan mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam
kehidupan di masyarakat.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntunan lingkungan yang selalu berkembang, serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.

4
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan 4 pilar kebangsaan yaitu
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

F. Acuan Operasional Penyusunan KTSP


Acuan Operasional Penyusunan KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun untuk memungkinkan semua mata pelajaran
dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik
peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karakteristik lingkungan.
Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan
demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara
berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik
yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal
ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

5
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS)
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan dimana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus-menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Moderasi Beragama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh
karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung perilaku
kehidupan beragama yang moderat.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya pemeliharaan persatuan dan kesatuan bangsa
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum
harus mendorong perkembangan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Gender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan
memperhatikan kesetaraan gender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas
satuan pendidikan.
13. Pendidikan Anti Korupsi
Kurikulum diarahkan pada pembentukan karakter termasuk mengembangkan kejujuran dan
nilai integritas sedini mungkin agar anak menjadikannya sebagai kebiasaan dan pandangan
hidup termasuk di dalamnya pendidikan anti korupsi.

6
14. Pendidikan Anti Narkoba
Dalam upaya mencegah permasalah nsosial global saat ini kurikulum harus menjamin
terwujudnya karakter peserta didik yang tangguh dan tidak mudah terbawa pada perilaku
menyimpang termasuk penggunaan narkoba.

G. Profil MTs. Ziyadatul Ihsan


1. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ziyadatul Ihsan
2. Status Madrasah : Swasta
3. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi “B”
4. Kurikulum Madrasah : Kurikulum 2013 / Kurtilas (K-13)
5. Kelompok Sekolah : MTs. Negeri 25
6. NSM : 121231750024
7. NIS/NPSN : 20103818
8. Nomor SK Madrasah : KW.09.4/4/KP.08.8/3581/2005
9. Provinsi : DKI Jakarta
10. Kabupaten/Kota : Kota Adminsitrasi I Jakarta Timur
11. Kecamatan : Jatinegara
12. Desa/Kelurahan : Cipinang Muara
13. Jalan dan Nomor : Cipinang Muara, No. 30
14. Kode Pos : 13420
15. Nomor Telepon : (021) 85911175
16. E-Mail : mts.ziyadatulihsan@yahoo.co.id
17. Daerah/Lokasi Madrasah : Perkotaan
18. Surat Keputusan/SK : Kd.09.02/4/PP.00/5031/2011
19. Penerbit SK : Ditandatangani oleh Kep. Kemenag
20. Tahun Berdiri : 1972
21. Tahun Perubahan : 2012
22. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
23. Luas Bangunan : 333 m2
24. Jarak ke Kecamatan : 2 Km
25. Jarak ke Pusat/Kota : 5 Km
26. Terletak pada Lintasan : Timur
27. Organisasi Penyelenggara : Yayasan
28. Perjalanan Perubahan : Yayasan Pendidikan
29.
30.

7
BAB II
TUJUAN

A. Analisis Konteks Madrasah


Dalam menentukan strategi pelayanan, madrasah memperhatikan konteks yang menjadi
pertimbangan strategis, antara lain:
a. Menganalisis kebutuhan pelayanan pembelajaran agar strategi pelayanan sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam meningkatkan kompetensi dalam membangun daya saing lokal,
nasional, dan global yang direalisasikan dalam berbagai program berikut:
1) Peningkatan akhlakul karimah yang berkepribadian Indonesia.
2) Peningkatan kemampuan berkomunikasi.
3) Penguasaan teknologi infomrasi dan komunikasi yang diintegrasikan dengan keterampilan
pengelolaan informasi.
4) Penguasaan keterampilan kolaborasi pada jejaring lokal, nasional, bahkan jejaring
internasional terutama melalui jejaring teknologi.
5) Meningkatkan tanggung jawab pengembangan individu dalam kolaborasi siswa antar
madrasah dalam ruang lingkup lokal, nasional, maupun global.
b. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, media belajar
dengan meningkatkan pemanfaatan multimedia, menggunakan sumber kepustakaan manual
dan elektronik, menggunakan sumber daya lingkungan alam dan sosial untuk meningkatkan
penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.
c. Meningkatkan efektivitas sumber daya lokal untuk penguatan jati diri kedaerahan dalam
rangka meningkatkan keunggulan budaya pada konteks nasional dan global.
d. Memberdayakan sumber daya yang madrasah memiliki dan lingkungan sekitar untuk
mendukung efektivitas kegiatan intra, ko, dan ekstrakurikuler.

B. Visi Madrasah
Berdasarkan analisis konteks madrasah, MTs. Ziyadatul Ihsan menetapkan visi yaitu:
“Menjadi madrasah yang dapat mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi serta berakhlakul karimah.”

C. Misi Madrasah
Misi MTs. Ziyadatul Ihsan untuk mewujudkan visi tersebut yaitu:
1. Memberikan pengetahuan dasar kepada siswa tentang teknologi informasi.
2. Melakukan pengajaran dengan menggunakan multimedia.
3. Melaksanakan 3S (Sambut, Senyum, Salam).

8
D. Tujuan Madrasah
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan
kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Sesuai dengan tujuan pendidikan, maka MTs. Ziyadatul Ihsan menetapkan tujuan umum
yaitu meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Secara
lebih rinci, tujuan MTs. Ziyadatul Ihsan sebagai berikut:
1. Meningkatkan program ekstrakurikuler dengan mewajibkan pramuka bagi seluruh siswa,
agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan bakat dan minat peserta didik sebagai salah
satu sarana pengembangan diri peserta didik.
2. Menyusun dan melaksanakan tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional
pihak sekolah.
3. Mewujudkan mutu lulusan madrasah yang meliputi dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagaimana terurai pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Mutu Lulusan Madrasah dalam Dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
Target Kompetensi Sumber Daya
Standar Nasional
Satuan Pendidikan Utama
SIKAP
Memiliki perilaku yang Setiap siswa berkompeten dalam: Pendidik dan Tenaga
mencerminkan sikap: 1) Menghayati nilai-nilai toleransi Kependidikan yang
1) Beriman dan bertakwa dalam kehidupan berbangsa dan agamis, berkarakter, sehat,
kepada Tuhan YME. bernegara. pembelajar, dan berperan
2) Berkarakter, jujur, dan 2) Mengamalkan agama dalam menjadi teladan.
peduli. kehidupan sehari-hari.
3) Bertanggungjawab. 3) Lebih dengan kitab suci sebagai
4) Pembelajar sejati pedoman hidup.
sepanjang hayat. 4) Menerapkan nilai-nilai jujur,
5) Sehat jasmani dan peduli, tanggung jawab dalam
rohani sesuai dengan kehidupan sehari di sekolah.
perkembangan anak di 5) Menjalankan peran siswa
lingkungan keluarga, sebagai insan pembelajar.
sekolah, masyarakat 6) Bersikap hidup sehat.
dan lingkungan alam 7) Menghayati dan mengamalkan
sekitar, bangsa, negara, sikap peduli lingkungan.
kawasan regional, dan 8) Menjalankan aktivitas untuk
internasional. meraih kemuliaan kehidupan
dunia dan akhirat.

9
Target Kompetensi Sumber Daya
Standar Nasional
Satuan Pendidikan Utama
PENGETAHUAN
Memiliki pengetahuan, faktual, Menguasai pengetahuan, faktual, Guru menguasai
konseptual, prosedural, dan konseptual, prosedural, dan pengetahuan,
metakognitif pada tingkat teknis, metakognitif pada tingkat teknis, faktual, konseptual,
spesifik, detail, dan kompleks spesifik, detail, dan kompleks prosedural, dan
berkenaan dengan: berkenaan dengan: metakognitif yang
1) Ilmu Pengetahuan, 1) Ilmu Pengetahuan, menjadi muatan
2) Teknologi, 2) Teknologi, kurikulum untuk
3) Seni, 3) Seni, ditransfer kepada
4) Budaya, dan 4) Budaya, dan siswa melalui
5) Humaniora. 5) Humaniora. pembelajaran.

Mampu mengaitkan pengetahuan Serta siswa mampu mengaitkan Madrasah berupaya


di atas dalam konteks diri sendiri, semua itu pada konteks dalam
keluarga, madrasah, masyarakat kehidupan di sekitarnya. memfasilitasi siswa
dan lingkungan alam sekitar, menggunakan
bangsa, negara, kawasan regional, sumber dan media
dan internasional. belajar sesuai
dengan siswa yang
butuhkan.

KETERAMPILAN
Memiliki keterampilan berpikir Siswa terampil berpikir: Guru terampil
dan bertindak: 1) Ilmiah, merumuskan
1) Efektif, 2) Kritis, kompetensi tentang
2) Kreatif, 3) Efektif, penguasaan dan
3) Produktif, 4) Kreatif, penerapan ilmu
4) Kritis, 5) Mandiri, pengetahuan.
5) Mandiri, 6) Produktif, dan
6) Kolaboratif, 7) Kolaboratif. Satuan pendidikan
7) Komunikatif, dan memfasilitasi siswa
8) Solutif. Siswa terampil bertindak mengembangkan
mendayagunakan teknologi, keterampilan
Melalui pendekatan ilmiah berkomunikasi, berkolaborasi, bertindak.
sebagai pengembangan dari yang dan memimpin.
dipelajari di satuan pendidikan
dan sumber lain.

10
E. Program Prioritas/Keunggulan
Program

11
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum MTs. Ziyadatul Ihsan dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di madrasah dan masyarakat.
2. Menempatkan madrasah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar agar peserta diidk mampu menerapkan apa yang dipelajari di madrasah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang
dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
5. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
6. Mengembangkan kompetensi dasar berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).

Mengacu pada enam karakteristik tersebut, maka seluruh aktivitas penerapan kurikulum
berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan dengan menempatkan
madrasah sebagai bagian dari sistem masyarakat.

B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran di satuan pendidikan, dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Seiring meningkatnya
usia peserta didik pada kelas tertentu melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Struktur kurikulum MTs. Ziyadatul Ihsan meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama 3 tahun dimulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX
atas sejumlah mata pelajaran nasional (muatan nasional), muatan lokal, dan pengembangan diri.
Struktur kurikulum disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi
Inti (KI) serta Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai untuk semua mata pelajaran.

12
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) MTs. Ziyadatul Ihsan Kelas
VII-IX disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) MTs. Ziyadatul Ihsan Kelas VII-IX
No. Domain Kompetensi
1. Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
3. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.

Tabel 3
Kompetensi Inti (KI) MTs. Ziyadatul Ihsan Kelas VII-IX
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
ajaran agama yang dianutnya. jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konseptual, dan prosedural) konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
berdasarkan rasa ingin tahunya memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
tentang ilmu pengetahuan, (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
teknologi, seni, budaya terkait dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
fenomena dan kejadian tampak sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
mata. pandang/teori.

13
C. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.

1. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu


Adapun mata pelajaran yang diajarkan di MTs. Ziyadatul Ihsan terbagi menjadi dua
kelompok mata pelajaran, antara lain:
a) Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya
dikembangkan oleh pusat, memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek
kognitif dan afektif.
b) Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya
dikembangkan oleh pusat serta dapat dilengkapi muatan/konten lokal (muatan lokal),
lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik.

Yang termasuk mata pelajaran kelompok A yaitu:


1) Al-Qur’an Hadits
2) Akidah Akhlak
3) Fikih
4) Sejarah Kebudayaan Islam
5) Bahasa Arab
6) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
7) Bahasa Indonesia
8) Bahasa Inggris
9) Matematika
10) Ilmu Pengetahuan Alam
11) Ilmu Pengetahuan Sosial
Yang termasuk mata pelajaran kelompok B yaitu:
1) Seni Budaya mencakup Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater.
2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3) Prakarya mencakup Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan Pengolahan.

Alokasi waktu satu jam pembelajaran pada seluruh mata pelajaran adalah 35 menit.
Sedangkan, alokasi waktu belajar per minggu berdasarkan Keputusan Menteri Agama
(KMA) Nomor 184 Tahun 2019 yaitu:
1) Bahasa Indonesia sebanyak 6 jam pelajaran.
2) Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebanyak 5 jam pelajaran.
3) Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Sosial sebanyak 4 jam pelajaran.
4) Bahasa Arab; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan; serta Seni Budaya sebanyak 3 jam pelajaran.
5) Pendidikan Agama Islam, Prakarya, dan Muatan Lokal sebanyak 2 jam pelajaran.

14
2. Muatan Nasional
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Secara keseluruhan mata pelajaran dalam muatan
nasional berdasarkan alokasi waktu per minggu pada kurikulum MTs. Ziyadatul Ihsan
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4
Struktur Kurikulum MTs. Ziyadatul Ihsan
ALOKASI WAKTU BELAJAR
MATA PELAJARAN PER MINGGU
VII VIII IX
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadis 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Arab 3 3 3
5. Matematika 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Bahasa Inggris 4 4 4
KELOMPOK B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya dan / atau Informatika 2 2 2
4. Muatan Lokal: Baca Tulis Qur’an 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 48 48 48

3. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Adapun tujuan penyelenggaraan pembelajaran muatan lokal adalah untuk membentuk

15
pemahaman atau penguasaan potensi daerah tempat tinggal siswa sehingga bermanfaat
untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Berdasarkan analisis konteks madrasah dan karakteristik pengembangan kurikulum
madrasah, MTs. Ziyadatul Ihsan menetapkan muatan lokal yang berdiri sendiri yaitu Baca
Tulis Qur’an dengan standar kompetensi “Mampu membaca, menulis, dan melafalkan serta
memahami kandungan Al-Qur’an pada surah-surah pendek pilihan.”

4. Pengembangan Diri
Pengembangan Diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai
bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan
belajar, dan pengembangan karir serta kegiatan ekstra kurikuler.
Tujuan Pengembangan Diri diantaranya yaitu membina dan menumbuhkan bakat,
minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemandirian, kemampuan
sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir dan kemampuan pemecahan
masalah. Kegiatan pengembangan diri menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan
kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan pengembangan diri di MTs. Ziyadatul Ihsan dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Kegiatan Terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.
Kegiatan ini termasuk kegiatan ekstrakurikuler, peringatan hari besar Nasional dan
Agama yang diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan dengan
berkemampuan dan berkewenangan di madrasah. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler:
1) Pengembangan yaitu fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas
peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa
2) Sosial yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
3) Rekreatif yaitu fungsi untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan
dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
4) Persiapan karir yaitu fungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
b. Kegiatan Tidak Terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di Madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik secara:
1) Rutin, yakni kegiatan yang terjadwal seperti upacara bendera, ibadah khusus
keagamaan bersama keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
2) Spontan yakni kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti memberi
salam, ungkapan terpuji dan mengatasi masalah yang dihadapi.

16
3) Keteladanan, yakni kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang dapat
dijadikan contoh oleh orang lain sebagai model.

Di bawah ini bentuk kegiatan pengembangan diri di MTs. Ziyadatul Ihsan dalam
bentuk tabel berikut:
Tabel 5
Kegiatan Pengembangan Diri di MTs. Ziyadatul Ihsan

No. Nama Kegiatan Kelas Hari Waktu

1. Terprogram
a. Pembacaan Surah Yaasiin VII-IX Jum’at Sesuai Jadwal
b. Pembacaan Surah-Surah VII-IX Selasa – Kamis 06.30 – 07.00
Pendek (pembiasaan/Diniyah)
c. Peringatan Hari Besar Agama VII-IX Sesuai Jadwal Sesuai Jadwal
dan Nasional
d. Ekstrakurikuler
1) Pramuka VII-IX Selasa Sesuai Jadwal
2) Paskibra VII-IX Kamis 15.30 – 17.00
3) Olahraga (Futsal/Basket) VII-IX Sabtu 08.30 – 10.00
4) Pencak Silat VII-IX Rabu 15.30 – 17.00
5) Hadroh VII-IX Jum’at 13.30 – 15.00
e. Jum’at Bersih VII-IX Jum’at 10.15 – 11.00

2. Tidak Terprogram
a. Rutin
1) Upacara Bendera VII-IX Senin Sesuai Jadwal
2) Shalat Dzuhur Berjama’ah VII-IX Senin – Kamis Sesuai Jadwal
3) Menjaga Kebersihan Kelas VII-IX Senin – Jum’at Di dalam dan di
dan Lingkungan sekitar sekolah
4) Berdo’a bersama setiap VII-IX Senin – Jum’at KBM
awal dan akhir pelajaran
5) Berjabat tangan dengan VII-IX Senin – Jum’at KBM
guru setiap awal dan akhir
pelajaran
6) Menjaga Kerapihan VII-IX Senin – Jum’at Di dalam dan di
Berpakaian sekitar sekolah
7) Berbicara sopan setiap saat VII-IX Senin – Jum’at Di dalam dan di
kepada warga sekolah sekitar sekolah
b. Spontan
1) Membiasakan mengucap VII-IX Senin – Jum’at Situasional
salam kepada setiap warga
sekolah yang ditemuinya

17
2) Membiasakan membuang VII-IX Senin – Jum’at Situasional
sampah pada tempatnya
3) Kunjungan kepada teman VII-IX Senin – Jum’at Situasional
yang sakit
4) Melakukan Ta’ziah VII-IX Senin – Jum’at Situasional
No. Nama Kegiatan Kelas Hari Waktu

c. Keteladanan VII-IX Senin – Jum’at Situasional


1) Memberikan contoh VII-IX Senin – Jum’at Situasional
berpakaian rapi
2) Memberikan contoh pulang VII-IX Senin – Jum’at Situasional
dan datang tepat waktu
3) Memberikan contoh hidup VII-IX Senin – Jum’at Situasional
sederhana
4) Memberikan contoh VII-IX Senin – Jum’at Situasional
memuji hasil karya yang
baik

5. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program
pendidikan yang berlaku di sekolah/madrasah pada umumnya saat ini, yakni menggunakan
sistem paket. Sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang
sudah ditetapkan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada
semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan tersebut.
Di MTs. Ziyadatul Ihsan, menggunakan sistem paket yang dialokasikan sebagaimana
dalam struktur kurikulum tahun pelajaran 2020/2021 sebagai berikut:
a. Satu jam pembelajaran tatap muka (semua kelas) : 40 menit
b. Jumlah pembelajaran per minggu (semua kelas) : 48 jam pelajaran (JP)
c. Minggu efektif per tahun : 36-40 minggu
1) Minggu efektif semester ganjil : 00-00 minggu
2) Minggu efektif semester genap : 00-00 minggu
d. Penugasan terstruktur (kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat
kompetensi dan kemampuan lainnya pada tingkat tatap muka) dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur (untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi pelajaran atau lintas
mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri
oleh peserta didik) maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata
pelajaran yang bersangkutan.
e. Program tambahan berupa pengayaan kelas 9 pada semester genap sebagai berikut:

18
1) Untuk mata pelajaran yang di UAMBN-BK (Al-Qur’an Hadits, Fikih, dan Sejarah
Kebudayaan Islam) sebanyak 2 jam pelajaran per minggunya.
2) Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu
Pengetahuan Alam sebanyak 4 jam pelajaran per minggunya.

19
6. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan Belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan
belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan belajar terdiri atas ketuntasan
penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan
tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di
atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas
ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan
belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan
genap dalam satu waktu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah
keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu
satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Salah satu langkah awal bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan awal
pembelajaran adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata
pelajaran memiliki nilai KKM yang berbeda. Lebih jauh, dalam satu mata pelajaran
terdapat nilai KKM yang berbeda pada tiap aspek. Dengan KTSP, pendidik lebih leluasa
dalam menentukan nilai KKM.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan pada
hasil tes. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bagi peserta didik pada kelas
sebelumnya. Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama
dalam proses belajar mengajar peserta didik. Secara berurutan cara ini dapat menentukan
KKM indikator, KKM Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI), dan KKM
mata pelajaran. Di bawah ini tiga aspek utama dalam menentukan KKM, diantaranya
sebagai berikut:
a. Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi/kompetensi inti dari masing-masing mata pelajaran
yang ditetapkan dengan melalui expert judgement guru mata pelajaran, melalui forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, melalui hasil analisis
jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan perlu tidaknya pengetahuan prasyarat.
b. Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi satuan pendidikan atau daya dukung ini meliputi kompetensi pendidik berupa
nilai Ujian Kompetensi Guru (UKG), jumlah peserta didik dalam 1 kelas, predikat
akreditasi sekolah, kelayakan sarana dan prasarana sekolah. Jika sekolah yang
memiliki daya dukung tinggi, maka skor yang digunakan juga tinggi.

20
21
c. Intake Peserta Didik
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik. Intake didasarkan pada
hasil nilai PPDB dam milai yang dicapai peserta didik pada kelas sebelumnya dalam
menentukan estimasi). Dimana untuk kelas VII berdasarkan pada rata-rata nilai rapor
SD/MI, nilai Ujian Sekolah SD/MI, nilai hasil seleksi masuk peserta didik baru di
jenjang SMP/MTs. Sedangkan bagi peserta didik kelas VIII dan IX dengan
memperhatikan rata-rata nilai rapor semester-semester sebelumnya.

Adapun kriteria dan skala penilaian penetapan KKM dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 6
Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian


Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
< 65 65 – 79 80 – 100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
80 – 100 65 – 79 < 65
Tinggi Sedang Rendah
Intake Peserta Didik
80 – 100 65 – 79 < 65

Jumlah total setiap aspek


KKM per KKD =
Jumlah total aspek
Jumlah total KKM per KD
KKM mata pelajaran =
Jumlah total KD

Upaya tentang usaha-usaha sekolah/madrasah dalam meningkatkan KKM:


1. Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran melalui workshop/pelatihan/MGMP
tingkat Kabupaten/MGMPS.
2. Guru lebih memahami kompetensi siswa yang harus dicapai siswa.
3. Memenuhi sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran seperti
perpustakaan, laboratorium, manajemen sekolah, kepedulian stakeholders sekolah
lebih ditingkatkan keberadaannya/ketersediaannya.
4. Mengadakan bimbingan belajar kelas VII, VIII, dan IX.

KKM MTs. Ziyadatul Ihsan ditentukan oleh masing-masing Guru Mata Pelajaran
dengan berpedoman kepada nilai input atau rata-rata nilai terakhir yang diperoleh peserta
didik pada setiap jenjang kelas. Setiap guru mata pelajaran di MTs. Ziyadatul Ihsan
meningkatkan kriteria ketuntasan minimal secara terus menerus untuk mecapai kriteria
ketuntasan ideal. KKM di MTs. Ziyadatul Ihsan diserahkan kepada guru mata pelajaran dan
dilaporkan kepada pihak yang terkait.

22
Dengan memperhatikan rata-rata nilai terakhir yang diperoleh peserta didik pada
setiap jenjang kelas, maka untuk tahun pelajaran 2020/2021 diputuskan bahwa Kriteria
Ketuntasan Minimal untuk semua mata pelajaran yakni kelompok mata pelajaran A dan B
(wajib) dan muatan lokal (mulok) di MTs. Ziyadatul Ihsan adalah 75-80 baik semester
ganjil maupun semester genap.

Tabel 7
Penentuan KKM MTs. Ziyadatul Ihsan Semester Ganjil dan Genap
KKM
MATA PELAJARAN
VII VIII IX
KELOMPOK A
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadis 80 80 80
b. Akidah Akhlak 80 80 80
c. Fikih 80 80 80
d. Sejarah Kebudayaan Islam 75 75 75
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 80 80 80
3. Bahasa Indonesia 80 80 80
4. Bahasa Arab 75 75 75
5. Matematika 75 75 75
6. Ilmu Pengetahuan Alam 80 80 80
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 80 80 80
8. Bahasa Inggris 75 75 75
KELOMPOK B
1. Seni Budaya 80 80 80
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 75 75 75
3. Prakarya dan / atau Informatika 80 80 80
4. Muatan Lokal: Baca Tulis Qur’an 80 80 80
Pengembangan Diri B B B
(Baik) (Baik) (Baik)

Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat dievaluasi


ketuntasannya. Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas dan wajib
mengikuti perbaikan (remedial), sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM
dinyatakan tuntas dan dapat diberikan pengayaan. Dengan begitu, MTs. Ziyadatul Ihsan
berupaya untuk selalu meningkatkan ketuntasan belajar minimal untuk dapat mencapai
ketuntasan belajar maksimal. Dalam hal ini, ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang
belum maupun yang sudah mencapai ketuntasan.

23
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM dalam satu Kompetensi Dasar (KD) tertentu. Pembelajaran
remedial diberikan segera, setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan peserta
didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan jika ada beberapa anak
mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
2. Pemberian bimbingan secara berkelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal, ada beberapa peserta didik mengalami kesulitan yang sama.
3. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
4. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesulitan.
Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara
penyajian, dan penyederhanaan tes atau pertanyaan.
5. Pemanfaatan tutor sebaya yaitu saat peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.

Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta


didik pada KD yang diremedialkan. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada
KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM dengan
waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial
belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi peserta
didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi
nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.

Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik


yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik
diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil Penilaian Harian (PH). Pembelajaran
pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran
remedial. Dan pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui belajar
kelompok dan belajar mandiri. Belajar kelompok yaitu sekelompok peserta didik yang
memiliki minat tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan terkait dengan
KD yang dipelajari. Sedangkan belajar mandiri yaitu secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran pengayaan, siswa dapat diminta untuk menyelesaikan tugas
proyek atau penelitian ilmiah.

24
7. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan
kelas diatur oleh masing-masing satuan pendidikan. Beberapa ketentuan peserta didik
dinyatakan naik kelas di MTs. Ziyadatul Ihsan sebagai berikut:
a. Jika menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial sekurang-kurangnya “BAIK” sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
c. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal “BAIK”.
d. Tidak “LEBIH DARI” dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah KKM.
e. Dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, ketaataan
pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di sekolah tersebut serta tidak
didasarkan pada hasil rapat pleno dewan guru.

Penetapan kenaikan kelas dihitung berdasarkan pencapaian hasil belajar semester


ganjil dan genap pada satu tahun pelajaran, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika capaian belajar pada semester ganjil dan genap nilai suatu pelajaran tuntas, maka
untuk mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas.
2) Jika capaian hasil belajar pada semester ganjil dan genap nilai suatu pelajaran tidak
tuntas, maka untuk mata pelajaran tersebut dinyatakan tidak tuntas.
3) Jika nilai rata-rata capaian semester ganjil dan genap mata pelajaran sama atau lebih
besar dari rata-rata KKM, maka mata pelajaran tersebut dinyatakan tuntas dan
sebaliknya.

Untuk menentukan kriteria atau acuan kenaikan kelas perlu dipertimbangkan situasi
dan kondisi peserta didik, lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga, tenaga
pendidik dan kependidikan, serta juga mempertimbangkan pedoman-pedoman yang berlaku
agar mencapai ketuntasan belajar. Karena ketuntasan belajar yang dimaksud pada kenaikan
kelas adalah ketuntasan dalam konteks kurun waktu belajar 1 (satu) tahun, jika ada mata
pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil atau genap. Nilai mata pelajaran
dihitung dari rerata nilai semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran tersebut.
Sebagai contoh, di MTs. Ziyadatul Ihsan KKM mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam yaitu 80. Siswa Z mendapatkan nilai mata pelajaran tersebut pada semester ganjil
kelas VII adalah 77 (KKM 80). Di semester genap pada mata pelajaran dan di kelas yang
sama adalah 85. Maka, rerata nilai siswa tersebut adalah (77 + 85) : 2 = 81. Dengan
demikian, siswa Z dinyatakan “TUNTAS” pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Sehingga jika rerata nilai siswa pada setiap mata pelajaran mencapai atau melampaui
KKM, maka siswa tersebut dinyatakan “TUNTAS”.

25
Selain ketentuan kenaikan kelas, MTs. Ziyadatul Ihsan pada setiap akhir tahun
pelajaran juga memiliki kriteria atau acuan kenaikan kelas sebagai berikut:
1) Aspek Akademis
 Siswa mengikuti proses belajar mengajar selama 2 semester untuk setiap tingkat
kelas.
 Nilai semester ganjil lengkap.
 Memiliki ketentuan belajar minimum pada setiap KD yang tidak tuntas paling
banyak 3 mata pelajaran.
2) Aspek Non Akademis
 Nilai kepribadian siswa yang meliputi kerajinan, kelakuan, dan kerapihan minimal
sekurang-kurangnya “BAIK”.
 Persentase kehadiran selama satu tahun pelajaran minimal 80% dari hari efektif
belajar.

8. Penilaian

9. Pendidikan Kecakapan Hidup


Kecakapan Hidup (lifeskill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu
mengatasinya. Adapun tujuan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai
dengan fitrahnya yaitu mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya
di masa mendatang secara menyeluruh. Kecakapan hidup sesungguhnya telah terintegrasi
dalam setiap mata pelajaran maupun muatan lokal dan pengembangan diri.

26

Anda mungkin juga menyukai