PROGRAM
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DISTRIBUSI
PERGAGANGAN
KEGIATAN
PENYEDIAAN SARANA DISTRIBUSI PERDAGANGAN
KATA PENGANTAR
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini merupakan sebuah buku yang berisi
tentang syarat- syarat administrasi berupa instruksi kepada penyedia jasa dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Instruksi ini berisi informasi yang diperlukan oleh pelaksana / kontraktor untuk
menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan, penyampaian,pembukaan, evaluasi
penawaran dan penunjukan penyedia jasa.
2. Hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia jasa, termasuk hak,
kewajiban, dan resiko dimuat dalam syarat-syarat umum kontrak. Apabila terjadi
perbedaan penafsiran / pengaturan pada dokumen lelang, penyedia jasa harus mempelajari
dengan seksama untuk menghindari pertentangan pengertian.
3. Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan atas instruksi
kepada pelaksana / kontraktor sesuai dengan kebutuhan paket pekerjaan yang akan
dikerjakan.
ARFANDI
Direktur
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB VI P E N U T U P ……………………………………………………………. 49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
BAB I
PENJELASAN UMUM
1.1.2. BATASAN/PERATURAN
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi.
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
c. Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas
Keputusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
d. Keputusan Presiden RI No. 70 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketiga atas
Keputusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
e. Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
f. Peraturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 43/PRT/M/2007
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
- Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Penyedia jasa dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Penyedia jasa harus melaksanakan pembongkaran terhadap
konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya
tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
- dll.
c. Pekerjaan Arsitektur, meliputi :
- Pekerjaan dindin
- Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
- Pekerjaan lantai
- Pekerjaan plafond
- Pekerjaan pengecatan
- dll
d. Pekerjaan Mekanikal Eliktrikal Plumbing, meliputi :
- Pekerjaan instalasi air bersih
- Pekerjaan instalasi air kotor
- Pekerjaan instalasi air hujan
- Pekerjaan instalasi air limbah
- Pekerjaan instalasi penanggulangan kebakaran
- Pekerjaan instalasi air conditioning
- Pekerjaan instalasi listrik
- Pekerjaan penangkal petir
- drainase lingkungan
- dll
e. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
1.3.4. KANTOR PENYEDIA JASA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN
FASILITAS LAIN
Penyedia jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia jasa harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
Penyedia jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia jasa harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.3. PENGUKURAN
a. Pengukuran dilakukan untuk verifikasi gambar-gambar rencana, perhitungan
volume kerja, serta persiapan pelaksanaan konstruksi.
b. Pelaksana harus mengukur dan menentukan lokasi titik-titik acuan sebagai bench
mark dan titik-titik lokasi pekerjaan, termasuk pekerjaan perkuatan sebagaimana
tersebut dalam gambar rencana dan menandainya sebelum pelaksanaan
konstruksi.
c. Perbedaan-perbedaan dalam hal posisi, ukuran dan dimensi dengan gambar
rencana harus dilaporkan dan dibicarakan dengan pihak Direksi Pekerjaan untuk
dicari solusinya.
d. Selama pelaksanaaan perkuatan, Pelaksana harus dapat menyediakan alat ukur
jarak dan elevasi (leveling) dengan metoda kerja yang lazim dan dapat diterima.
Apabila diminta oleh pihak Direksi Pekerjaan, Pelaksana harus dapat
membuktikan tingkat akurasi pekerjaannya dengan alat-alat tersebut.
e. Bila oleh karena sesuatu hal Pelaksana tidak dapat menyediakan alat-alat ukur
tersebut di lapangan, pekerjaan maka Direksi Pekerjaan berwenang
mengadakannya dengan biaya sewa yang ditanggung oleh Pelaksana. Hal ini
sudah harus dianggap sebagai faktor-faktor yang sudah diperhitungkan didalam
penawaran pekerjaan ini.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
e. Tanah yang dipergunakan adalah tanah urug yang baik, bebas dari kotoran-
kotoran dan bahan-bahan organik lain yang tidak berguna serta harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Pemadatan urugan menggunakan alat penggilas yang telah disetujui atau alat lain
sesuai dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
g. Apabila urugan yang dilakukan tidak memenuhi persyaratan maka pekerjaan
harus diulangi kembali segera setelah perintah pertama dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
h. Tanah urugan yang dipakai adalah tanah yang di datangkan dari luar, dan tanah
bekas galian jika memenuhi syarat dan sesuai dengan persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi.
3.2.3. B A H A N
a. Tanah lokasi dimana bangunan akan didirikan.
b. Tanah urug.
c. Pasir urug/pasir pasang.
d. Alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan :
Penggalian tanah
Pengurugan tanah
Pemadatan tanah
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini
terjadi, pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan batu gunung dan
batu kali atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah longsor, Pelaksanaharus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan penahan atau
dengan cara lain. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah
dengan alasan apapun menjadi tanggungan Pelaksana.
Pengeringan tempat kerja.
Untuk pelaksanaan tempat kerja terutama galian pondasi harus dalam keadaan
"bebas air", untuk itu Pelaksana harus menyediakan alat-alat pengering dalam
keadaan siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran
pekerjaan.
b. Pengurugan
Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi, setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm,
tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dan apabila terlalu basah harus
dihampar agar dapat kering sendiri atau dikeringkan dengan cara-cara yang di
setujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala
macam sampah atau kotoran lainnya.
Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua lantai dan pondasi dengan
ketebalan sesuai gambar.
c. Pemadatan
Penjelasan tentang pekerjaan ini berhubungan dengan pekerjaan pengurugan.
Penggunaan peralatan harus mendapat persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi. Pemadatan dilakukan dengan mesin pemadat yang disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi, dan harus diadakan test kepadatan tanah
baik di lapangan maupun di laboratorium.
Pemadatan pasir dibawah lantai dan pondasi dilakukan dengan cara disiram air
untuk kemudian diratakan.
Mesin-mesin / alat-alat pembantu yang bergetar tidak boleh digunakan
ditempat - tempat yang dianggap berbahaya dan menimbulkan longsoran
terhadap saluran, batas-batas pekerjaan lain yang mungkin menjadi rusak.
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
Merk baja tulangan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan hasil uji yang memenuhi syarat
dari Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten Morowali.
Jumlah batang, ukuran diameter, dan lokasi-lokasi sambungan lewatan baja
tulangan yang digunakan pada setiap bagian struktur harus sesuai dengan
gambar rencana.
Penggantian dengan diameter lain atau penyimpangan dari gambar rencana
hanya diperkenankan dengan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Bila Konsultan Manajemen Konstruksi menyetujui adanya penggantian ukuran
diameter tulangan, maka luas penampang total dari batang-batang tulangan
pengganti tidak boleh kurang dari luas penampang total batang- batang yang
diganti.
Harus diperhatikan bahwa penggantian ukuran diameter baja tulangan tetap
harus memenuhi persyaratan jarak bersih minimum dan maksimum antar
tulangan, lokasi sambungan dan panjang sambungan lewatan, serta ketentuan-
ketentuan pendetailan lainnya sesuai gambar rencana, Peraturan Beton
Bertulang Indonesia 1971 (N.I. – 2) dan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung SK SNI 03-XXXX-2002).
Baja tulangan hanya boleh diganti dengan mutu yang sama (BJTP-24 dan
BJTS-40).
Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian ukuran diameter tulangan
adalah tanggungan Pelaksana.
Semua baja tulangan harus disimpan di tempat yang terlindung dari
kelembaban dan hujan yang dapat menyebabkan timbulnya karat atau terkena
kotoran-kotoran lainnya yang dapat memperlemah ikatan antara tulangan
dengan adukan beton.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemakaian, baja tulangan harus
disimpan terpisah menurut jenis, merk serta ukuran diameternya.
Sebelum pengecoran beton, permukaan baja tulangan harus dibersihkan dari
karat dan kotoran-kotoran lain misalnya minyak, tanah dan lumpur, yang dapat
memperlemah ikatan antara baja tulangan dengan adukan beton.
e. Bahan Campuran Tambahan (Admixture/Additif)
Pelaksana harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi apabila akan menggunakan bahan campuran tambahan
dalam adukan beton. Permohonan harus memuat uraian secara rinci mengenai
merk, jenis/tipe dan dosis bahan tambahan yang akan digunakan tersebut, serta
dilengkapi pula dengan cara pelaksanaannya. Permohonan itu harus dilengkapi
pula dengan rekomendasi tertulis dari Laboratorium di Laboratorium Pengujian
Dinas PU Kabupaten Morowali.,atas biaya Pelaksana.
Penggunaan bahan campuran tambahan kimiawi pada pembuatan campuran
beton hanya diperbolehkan setelah mendapat ijin tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
Bahan campuran tambahan yang mengandung chlorida, sama sekali tidak boleh
digunakan, karena dapat menimbulkan karat pada tulangan di dalam beton.
Bahan campuran tambahan yang mengandung garam-garam yang bersifat
racun (toxin) sama sekali tidak boleh digunakan, karena dapat membahayakan
kelestarian lingkungan atau kesehatan manusia yang berhubungan dengan
bahan-bahan bersifat racun tersebut.
Dosis dan cara penggunaan bahan campuran tambahan tidak boleh
menyimpang dari petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
Pemakaian bahan campuran tambahan tidak boleh menyebabkan dikuranginya
kadar semen di dalam campuran beton, dan tidak boleh menyebabkan faktor
air/semen (yaitu rasio kadar air dibagi kadar semen) di dalam adukan beton
menjadi bertambah besar.
f. Lapisan Pelindung Beton
Jenis lapisan pelindung permukaan beton yang akan digunakan untuk pelat atap
beton harus dengan persetujuan/ijin tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi.
g. Cetakan dan Acuan (Bekisting)
Bahan cetakan dan acuan dapat dibuat dari papan kayu kelas II yang cukup
kering dengan tebal minimal 3 cm, atau dari papan plywood baru yang tebalnya
minimum 12 mm ukuran 122 x 244 cm yang diberi rangka penguat.
Penyokong dan penyangga cetakan dan acuan beton harus menggunakan
scafolding sehingga mampu mendukung beton yang belum mengeras tanpa
melentur sampai cetakan dan acuan tersebut dibongkar.
h. Rencana Campuran Beton ( Design Mixed)
Pelaksana wajib mengusulkan secara tertulis proporsi campuran adukan beton
yang akan digunakan, dilengkapi dengan karakteristik bahan-bahan dasarnya
(meliputi : semen portland, pasir, batu pecah/split, air, dan bahan campuran
tambahan). Proporsi rencana campuran beton (design Mixed) harus dibuat
berdasarkan perbandingan berat bahan-bahan yang akan digunakan.
Pelaksana harus melakukan percobaan pendahuluan dengan proporsi campuran
yang diusulkan dengan cara membuat kubus-kubus uji ukuran 15 x 15 x 15 cm
minimal sebanyak 20 buah. Kubus-kubus uji ini harus diuji tekan pada umur 7
hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari, di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten
Morowali, atas biaya Pelaksana.
Percobaan pendahuluan harus diulangi dengan proporsi campuran yang
diperbaiki, jika kubus-kubus uji yang dibuat tidak berhasil mencapai mutu beton
K-300 sesuai Peraturan beton Bertulang Indonesia 1971 (N.I. – 2).
Cetakan kubus harus dibuka pada umur 20 – 24 jam, dan semua kubus-kubus
uji harus dirawat secara seksama dengan cara direndam dalam air sampai tiba
saatnya untuk di uji tekan di Laboratorium Pengujian Dinas PU Kabupaten
Morowali, atas biaya Pelaksana. Pengujian kekuatan tekan kubus-kubus uji
dilakukan untuk umur kubus 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari, di Laboratorium
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
Pengujian Dinas PU Kabupaten Morowali, atas biaya Pelaksana. Jumlah kubus uji
per umur uji minimal 4 (empat) buah untuk setiap mutu beton.
i. Selimut Beton (Beton dekking) Tebal selimut beton minimum untuk :
Pelat beton = 1.5 cm
Balok = 2.5 cm
Kolom = 3.0 cm
j. Proporsi Campuran Beton
Untuk beton macam C1 , proporsi campuran beton boleh dibuat berdasarkan
perbandingan volume.
Untuk beton macam C2 mutu K-300, proporsi campuran beton harus dibuat
berdasarkan perbandingan berat bahan-bahan yang digunakan (p.c, air, agregat
halus dan kasar, batu pecah/split, dan bahan campuran tambahan/additif).
Kuat tekan beton macam C2 harus mencapai kuat tekan karakteristik K-300
yang dievaluasi berdasarkan hasil uji tekan kubus-kubus uji ukuran 15 x 15 x
15 cm, sesuai Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (N.I.-2).
Proporsi campuran beton struktural mutu K-225 harus diestimasi sesuai
ketentuan Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-
2834-1992 atau SKSNI T-15-1990-03).
Pelaksana wajib mengusulkan secara tertulis proporsi campuran beton yang
akan digunakan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dibuat
berdasarkan percobaan pendahuluan dengan menggunakan bahan-bahan yang
sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi Sebagai
bahan pertimbangan Konsultan Manajemen Konstruksi, usul proporsi
campuran beton yang akan digunakan harus dilampiri hasil uji terhadap
campuran coba (trial mix) yang dilakukan di Laboratorium Pengujian Dinas
PU Kabupaten Morowali, atas biaya Pelaksana.
Dalam hal bahan-bahan yang akan digunakan ternyata berbeda karakteristiknya
dari yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi,
maka Pelaksana wajib secara tertulis mengusulkan proporsi campuran beton
yang telah disesuaikan, supaya mutu beton K-300 tetap dapat dicapai dengan
menggunakan bahan-bahan tersebut.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
c. Selama masa pelaksanaan, mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa
secara berkala dan teratur dari hasil-hasil pemeriksaan kuat tekan kubus-kubus
uji ukuran 15 x 15 x 15 cm.
d. Pada prinsipnya, untuk setiap 5 m3 adukan beton minimal harus dibuat 1 (satu)
buah kubus uji.
e. Jumlah kubus-kubus uji total minimum 20 (dua puluh) buah.
f. Setelah cetakan dilepaskan pada umur 20 - 24 jam, kubus-kubus uji yang dibuat
harus dirawat secara seksama dengan cara direndam dalam air, sampai tiba
saatnya untuk diuji tekan di laboratorium pemeriksaan bahan bangunan yang
diakui pemerintah, atas biaya Pelaksana.
g. Pengujian kekuatan tekan kubus-kubus uji dilakukan untuk umur kubus 7 hari,
14 hari, 21 hari dan 28 hari, di laboratorium pemeriksaan bahan bangunan yang
diakui pemerintah atas biaya Pelaksana.
h. Jumlah kubus uji per mutu beton dan per umur uji minimal 4 (empat) buah
kubus.
i. Pemeriksaan mutu beton dan mutu pelaksanaan selama masa pelaksanaan
pembetonan harus sesuai ketentuan butir 4.7. Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971 (N.I.-2) serta Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung SK SNI 03-XXXX-2002).
j. Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan perawatan beton, harus
dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan dalam Bab 6 pasal 6.1. sampai dengan
pasal 6.6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (N.I.-2) serta yang tertuang
dalam Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI
03-XXXX-2002).
k. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada kondisi cetakan dan acuan yang
rapi dan kaku, celah-celah sambungan kayunya rapat, permukaannya basah dan
bersih, dan cukup kuat untuk memikul adukan beton sehingga setelah beton
mengeras terbentuk bidang permukaan beton yang rata, tidak melengkung atau
keropok, dan hanya membutuhkan sedikit usaha penghalusan.
l. Batang-batang pengaku dan/atau penyangga cetakan harus dibuat dari besi atau
kayu, tidak boleh menggunakan bambu.
m. Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk beton (beton molen).
n. Adukan beton harus diangkut ke lokasi yang akan dicor, dengan cara sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi pemisahan butiran (segregasi) atau kehilangan air
semen.
o. Pemadatan untuk beton macam C2 harus dilakukan dengan mesin penggetar
(vibrator).
p. Pada emasangan tulangan, Pelaksana harus membuat dan menyerahkan Bar
Bending Schedule (BBS) kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
diperiksa dan disetujui sebelum dibuat penulangan beton. Semua tulangan untuk
beton macam C2 harus dipasang sesuai ukuran diameter dan ukuran-ukuran serta
ketentuan-ketentuan lain yang tercantum pada gambar rencana.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
BAB IV
PEKERJAAN ARSITEKTUR
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
1. Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
2. Solvent-based anti-corrosive zinc crhomate untuk permukaan besi/baja.
Undercoat
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut:
1. Emulsion khusus untuk permukaan eksterior.
2. Cat minyak (oil base paint), jenis dof untuk permukaan interior pelesteran
dengan cat dasar masonry sealer dan besi/baja.
3. Cat epoxy dinding
b. Proses Pengecatan
Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan
kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut.
1. Permukaan Eksterior
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
2. Permukaan Interior dengan Cat Akhir Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
3. Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
4. Cat Tembok Interior Epoxy (Ruang Lab)
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan Cat Epoxy finish
Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
Warna cat terang, namun tidak silau.
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
BAB VI
PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, & PLUMBING
5.2. BAHAN-BAHAN
5.2.1. PERSYARATAN UMUM
a. Semua bahan peralatan harus baru, dan sesuai dengan syarat-syarat yang
dimaksud dalam gambar, dan Pedoman.
b. Syarat mutu bahan yang tercantum didalam dokumen RKS, semua bahan yang
digunakan setara merek yang tertera.
c. Sebelum mendatangkan bahan/material terlebih dahulu diajukan contoh-contoh
atau brosur-brosur dan gambar kerjanya.
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
5.3.4. SAKELAR
a. Pemasangan dan penempatan jenis saklar tunggal dan saklar ganda sesuai gambar.
b. Pemasangan saklar tertanam didalam dinding (model inbouw).
c. Penanaman box sakelar dalam dinding harus kokoh sehingga tidak mudah
tercabut, selanjutnya panel sakelar disekrupkan pada kotak tersebut.
d. Tinggi pemasangan kontak-kontak adalah 150 cm dari muka lantai.
e. Saklar harus terpasang kuat pada doos sakelar yang khusus untuk itu.
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pembangunan Pasar Rakyat Nambo
BAB VII
PENUTUP
Apabila baik dalam gambar maupun dalam Pedoman Pelaksanaan ini belum disebutkan
suatu detail komponen bangunan, tetapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada,
maka hal ini menjadi kewajiban Pelaksana untuk menyelenggarakannya.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat ini, akan diatur
kemudian secara musyawarah berdasar peraturan-peraturan yang lazim dipergunakan
sepanjang tidak bertentangan dengan Pedoman Pelaksanaan ini.
ARFANDI
Direktur
54