Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SIKLUS HIDROLOGI

DOSEN PENGAJAR

KELOMPOK 2 :

APRIYANSAH (214110138)

ARDAN NADIF ABIYU (214110360)

JUMINTEN SARI (214110136)

LOLA REGITA (214110096)

REPINDRA (214110159)

TONDI AHALOMOAN (214110347)

REYNALDI ZAIN (214110225)

MUHAMMAD MIZAN (214110178)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


ii

2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Siklus Hidrologi’’ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi t

ugas Mata Kuliah Hidrologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mena

mbah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata semp

urna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Pe
kanbaru, Agustus 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................6
C. Tujuan ...............................................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
III. PENUTUP................................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................20
B. Saran.......................................................................................................20
C. Kritik…..................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan agih
anya, sifat sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkunganya, termasuk hubunganya d
engan mahluk hiduo. (International Glossary of Hidrologi 1974), Karena perkembanganya ya
ng begitu cepat, hidrologi menjadi ilmu dasar dari penggolongan sumber daya air yang meru
pakan pengembanga agihan dan banyak penggunaan air secara terencana. Banyak proyek di d
unia (Rekayasa air , Irigasi, Pengendalian Banjir, Drainase, Tenaga Air dan lain lain.) Dilaku
kan dengan terlebih dahulu melksanakan survei kondisi kondisi hidrologi yang cukup. Survei
Survei tersebut meliputi prosedur prosedur pengumpulan data lapangan, pemrosesan data dan
karena itu menghasilkan data sesuai dengan tujuan yang telah di rencanakan.
Kita sebagai mahasiswa geografi harus paham betul mengenai apa itu hidrologi dan si
klus hidrologi karena sebagai standar kompetensi kita sebagai mahasiswa yang di proyeksika
n menjadi tenaga surveyor pemetaan, yang tentu harus paham mengenai kondisi hidrologi.
Bumi Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup
banyak . Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer merupkan lapisan y
ang terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapa
n-respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan, yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk e
s 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar 0,001%.

Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan. Air dapat ditemukan dise
mua tempat dipermukaan bumi ini. Air merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia ber
singgungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum, memasak,
mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk menyimpulk
an seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada dibumi.

Namun pada kenyataannya, dewasa ini penggunaan air terus meningkat. Laju pertumb
uhan penduduk yang meningkat menyebabkan penggunaan air juga turut meningkat. Akibatn
ya, kelangkaan air bersih pun terjadi. Apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini, ban
yak sekali deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan air bersih. Kelangkaan air bersi
h ini merupakan salah satu masalah yang harus segera ditanggulangi.

Fenomena tersebut mendorong kami untuk menyusun makalah ini. Dengan harapan p
ara pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting air bagi kehidupan yang selan
jutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi m
endatang.
5

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan agih
anya, sifat sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkunganya, termasuk hubunganya d
engan mahluk hiduo. (International Glossary of Hidrologi 1974),

Lebih jauh Ray K. Linsley dalam Yandi Hermawan (1986), menyatakan pula bahwa:"
Hidrologi ialah ilmu yang membicarakan tentang air yang ada di bumi, yaitu mengenai kejadi
an, perputaran dan pembagiannya, sifat fisika dan kimia, serta reaksinya terhadap lingkungan
termasuk hubungannya dengan kehidupan".

Singh, 1992 menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik
menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya pros
es hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan dan m
anajement.

Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah permu
kaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubung
anya dengan kehidupan. Kebearadaan air dalam kehidupan merupakan suatu kebutuhan yang
sangat penting, sebab semua mahkluk hidup di bumi membutuhkan air sebagai salah satu sum
ber kehidupan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang air, baik di atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi, tentang perputarannya,
kejadiannya, distribusinya serta pengaruhnya terhadap kehidupan yang ada di alam ini.
6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kem
udian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Siklus Hidrologi ?
2. Sebutkan Beberapa Cara Pergerakan Air ?
3. Apa Saja Unsur-Unsur dalam Siklus Hidrologi ?
4. Sebutkan Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi ?
5. Bagimana Asal usul air di bumi ?
6. Apa jenis jenis siklus Hidrologi ?
7. Bagaimana terjadinya siklus hidrologi ?
8. Bagimana kondisi air di bumi saat ini ?

C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengikuti kuliah selanjutnya dengan lebih baik dengan mengetahui
dasar dasar ilmu hidrologi dan permesalahan dasar mengenai hidrologi.
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. SIKLUS HIDROLOGI

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atm
osfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpir
asi.Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut d
apat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dala
m bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.Jumla
h keseluruhan air di bumi ini relative tetap dari masa ke masa, karena mengalami suatu siklus
atau serangkaian peristiwa yang berlangsung terus menerus, dimana kita tidak tau kapan dan
dimana berawalnya dan berakhirnya sehingga terjadilah siklus hidrologi (Hidrology cycle).

Matahari berfungsi sebagai motor pemanas, air yang ada di permukaan bumi mengala
mi penguapan, kemudian uap air naik ke udara (atmosfer).Semakin ke atas suhu udara semaki
n turun (dingin). Sehingga uap air akan mengalami pengembunan (kondensasi) dan menempe
l pada inti kondensasi (debu), Kristal-kristal garam, asam-asam belerang, abu, amoniak, sulfi
de dan ion, maka terbentuklah awan.Apabila awan yang terbentuk tersebut semakin jenuh den
gan uap air maka terjadilah hujan (Presipitasi).

Air hujan yang akan jatuh ke bumi akan mengalir dipermukaan tanah (Run off), meres
ap ke dalam tanah (Infiltrasi), dan sebagian lagi akan menguap (Evaporasi).Air hujan yang m
engalami infiltrasi akan meresap terus menuju ke lapisan yang jenuh dengan air adalam tanah
(air tanah). Air dalam tanah tidak diam melainkan bergerak (baseflow). Pada bagian tertentu
keluar sebagian sebagian mata air (Spring water) atau dalam bentuk air arthesis, lalu menuju
8

ke sungai, danau, dan rawa-rawa. Akhirnya aliran air tersebut akan sampai ke laut atau samud
era.

Akibat pemanasan matahari, air laut kan kembali mengalami penguapan. Terjadilah si
klus air yang selalu berulang seperti itu.

B. CARA PERGERAKAN AIR

Ada beberapa Cara Pergerakan Air, yaitu sebagai berikut :

 Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pa
da keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya a
kan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-cel
ah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat a
ksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

 Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama da
n danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaa
n semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. S
9

ungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa
seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), da
n sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakh
ir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidro
logi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluru
han relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.Tempat terbesar tejadi di laut.

C. UNSUR-UNSUR SIKLUS HIDROLOGI

Unsur-unsur dalam siklus hidrologi :

 Evaporasi: Penguapan dari benda mati( laut, danau, sungai dan kumpulan air lainya.)
 Transpirasi: Pnguapan dari organism (tumbuh-tumbuhan)
 Virga: Penguapan pada air di atmosfer (air hujan yang belum sampai ke tanah, mendu
ng, dll)
 Presipitasi : Hujan dapat berupa air ataupun salju.
 Intersepse : Air hujan yang jatuh pada dedaunan pohon.
 Stamp Flow : Air yang mengalir pada batang, ranting pohon.
 Through Flow : Air yang langsung jatuh ke tanah tanpa mengenai anggota tubuh poh
on.
 Ground Water : Air yang menggena pada permukaan tanah.
 Infiltrasi : Peresapan air kedalam tanah.
 Perkolasi : Infiltrasi yang masuk kedalam lapisan kedap air (impermeable).
 Sub Surface flow : Infiltrasi yang tidak masuk lapisan impermeable (biasanya disera
p akar).
 Ground water flow : Aliran air tanah.
10

D. MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :

1. Siklus Pendek / Siklus Kecil


2. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
3. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
4. Turun hujan di permukaan laut

2. Siklus Sedang

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari


2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali
11

3. Siklus Panjang / Siklus Besar

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari


2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut
12

E. ASAL USUL AIR DI BUMI

Rosetta mengungkap air di Bumi bukan berasal dari komet. Ilmuwan pun melirik aste
roid sebagai sumber air yang menggenangi samudera. Namun peneliti lain mengembangkan p
enjelasan alternatif yang juga berbasis data serupa.

Sejak Agustus wahana antariksa Rosetta mengorbit komet 67P/Churyumow-Gerasime


nko. Kini peneliti Badan Antariksa Eropa (ESA) itu memublikasikan data pertama hasil anali
sa terhadap air yang terperangkap di tubuh komet. Hasilnya, air yang membeku di komet Chu
ry berbeda dengan air yang terdapat di permukaan Bumi, tulis tim ilmuwan yang dipimpin ol
eh Kathrin Altwegg dari Universitas Bern di jurnal ilmiah, Science. Temuan tersebut menges
ampingkan komet sebagai sumber air di Bumi. Dalam analisanya, Atlwegg dan timnya menel
iti rasio Hidrogen berat dan Hidrogen ringan yang membentuk air jika digabungkan dengan O
ksigen. Ketika inti atom Hidrogen ringan cuma memiliki satu Proton, Hidrogen berat alias De
utrium memiliki tambahan Neutron pada inti atomnya.

Penelitian serupa pada komet lain menemukan jumlah Hidrogen berat yang lebih sedi
kit. Altwegg mengatakan rasio Hidrogen berat berbeda-beda pada komet dengan jenis yang s
ama. Seperti misalnya pada komet Haley. Kedua komet terbentuk di Sabuk Kuiper.Namun se
cara umum, hasil penelitian itu membuktikan bahwa air yang terperangkap di tubuh komet be
rbeda jauh dengan air di Bumi. Setidaknya air di Bumi tidak berasal dari keluarga komet Chu
ryumov-Gerasimenko,begitu kesimpulan peneliti. Dengan temuan ini dunia sains kembali me
lirik asteroid sebagai sumber air di Bumi.

Asal usul air di Bumi sejauh ini belum bisa dijelaskan secara menyeluruh. Teori yang po
puler menyebut samudera di Bumi terbentuk berkat hantaman komet dan asteroid yang banya
k terjadi pada awal pembentukan planet.
13

Penjelasan alternatif adalah bahwa Bumi sejak awal merupakan planet yang kaya air.
Teori tersebut dipublikasikan di jurnal Science belum lama ini. Pada Asteoroid Vesta, para pe
neliti menemukan rasio Hidrogen berat dan Hidrogen ringan yang serupa dengan air di Bumi..

Analisa tersebut menyimpulkan air sudah terbentuk di lingkaran terdalam sistem tata s
urya muda dalam jumlah besar. Selama ini ilmuwan meyakini air di Bumi berasal dari sabuk
Kuiper yang berada di lingkaran terluar.

Namun studi yang lain mengungkap, sebagian air di Bumi berusia lebih tua dari sistem
matahari. Agustus silam peneliti dari Carnegie Institution for Science di Washington mengkla
im, air di Bumi berawal sebagai awan molekuler di ruang antarbintang yang kemudian memb
entuk matahari dan planet.

F. JENIS_JENIS SIKLUS HIDROLOGI

Siklus hidrologi yang tahapan- tahapannya telah dijelaskan di atas ternyata tidak hany
a terdiri atas satu macam saja. Siklus hidrologi ini terdiri atas beberapa macam. Macam- mac
am siklus hidrologi ini dilihat dari panjang atau pendeknya proses siklus hidrologi tersebut. B
erdasarkan proses panjang dan pendeknya, siklus hidrologi ini dibagi menjadi 3 macam, yakn
i siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang dan siklus hidrologi panjang.

1. Siklus hidrologi pendek

Siklus hidrologi pendek merupakan siklus hidrologi yang tidak mengalami proses adv
eksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus hidrologi akan diturunkan mealui hujan yang terja
di di daerah sekitar laut tersebut. Penjelasan mengenai siklus hidrologi pendek ini adalah seba
gai berikut:
14

a. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menj
adi uap air
b. Uap air tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk awan
c. Awan yang terbentuk tersebut akan menjadi hujan di sekitar permukaan laut tersebut.

2. Siklus hidrologi sedang

Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang. Siklus hidrologi sedang meru
pakan siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Hasil dari siklus hidrologi sedang ini
adalah turunnya hujan di atas daratan. Hal ini karena proses adveksi akan membawa awan ya
ng terbentuk ke atas daratan. penjelasan mengenai siklus hidrologi sedang ini adalah sebagai
berikut:

1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menj
adi uap air
2. Uap air yang sudah terbentuk mengalami proses adveksi karena adanya angin dan tek
anan udara, sehingga bergerak menuju ke daratan
3. Di atmosfer daratan, uap air tersebut akan membentuk awan dan kemudian akan beru
bah menjadi hujan
15

4. Air hujan yang jatuh di permukaan Bumi atau daratan akan mengalami run off, menuj
u ke sungai dan kembali ke laut.

3. Siklus hidrologi panjang

Siklus yang selanjutnya adalah siklus hidrologi panjang. Siklus hidrologi panjang mer
upakan siklus hidrologi yang umum terjadi di daerah beriklim sub tropis atau di daerah pegun
ungan. Melalui siklus hidrologi panjang ini hujan tidak langsung berbentuk air, namun turun
dalam bentuk salju ataupun gletser terlebih dahulu. Penjelasan mengenai siklus hidrologi seda
ng ini adalah sebagai berikut:

1. Air laut yang terkena pemanasan sinar matahari akan mengalami penguapan dan menj
adi uap air
2. Uap air yang telah terbetuk tersebut mengalami proses sublimasi
3. Kemudian terbentukla awan yang mengandung kristal- kristal es
4. Awan mengalami proses adveksi dan kemudian bergerak ke daratan
5. Awan akan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju
6. Salju akan terakumulasi menjadi gletser
7. Gletser tersebut akan mencair karena adanya pengaruh suhu udara dan membentuk ali
ran sungai
8. Air dari gletser dan mengalir di sungai tersebut kemudian akan kembali ke laut.

Itulah macam- macam siklus hidrologi yang dilihat dari panjang dan pendeknya prose
s yang terjadi. Contoh dari masing- masing proses adalah hujan lokal di area lautan (siklus hi
drologi pendek), hujan di daerah tropis (siklus hidrologi sedang), dan hujan salju (siklus hidro
logi panjang).

G. TAHAPAN SIKLUS HIDROLOGI

Sebuah siklus pastilah mempunyai beberapa tahapan yang berangkai. Tahapan- tahapa
n tersebut apabila tergabung antara satu dengan yang lainnya maka akan terciptalah sebuah si
16

klus. Dengan kata lain, siklus ini terjadi karena adanya tahapan- tahapan yang saling berkaita
n satu sama lain dan bentuknya memutar. Siklus hidrologi ini setidaknya mencakup 9 tahap, y
akni evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run o
ff, dan infiltrasi. Siklus air secara umum dapat digambarkan dalam gambar disamping. Gamb
ar disamping menunjukkan langkah- langkah atau tahapan siklus hidrologi yang membentuk
gerakan memutar. Adra lebih jelas, masing- masing tahapan tersebut akan kita bahas sebagai
berikut.

1. Evaporasi

Tahapan pertama dalam siklus hidrologi ini adalah evaporasi. Evaporasi merupakan is
tilah lain dari penguapan. Siklus hidrologi akan dimulai dari adanya penguapan. Penguapan y
ang mengawali terjadinya siklus hidrologi adalah penguapan dari air yang ada di Bumi, sepert
i samudera, laut, danau, rawa, sungai , bendungan (baca: bendungan terbesar di dunia), bahka
n di areal persawahan. Semua air tersebut akan berubah menjadi uap air karena adanya pema
nasan dari sinar matahari. Hal inilah yang disebut dengan evaporasi atau penguapan.

Evaporasi ini akan mengubah bentuk air yang semula cair menjadi uap air yang berwu
jud gas. Karena menjadi wujud gas, hal ini memungkinkan bahwa gas tersebut dapat naik ke
atas (ke atmosfer) karena terbawa oleh angin. Semakin panas sinar matahari yang diterima, m
aka akan semakin banyak air yang berubah menjadi uap air, dan semakin banyak pula yang te
rbawa ke lapisan atmosfer Bumi.

2. Transpirasi

Selain evaporasi, ada bentuk penguapan lainnya yakni penguapan yang berasal dari ja
ringan makhluk hidup. Penguapan yang terjadi di jaringan makhluk hidup ini disebut sebagai
transpirasi. Transpirasi ini terjadi di jaringan hewan maupun tumbuhan.

Sama halnya dengan evaporasi, transpirasi ini juga mengubah air yang berwujud cair
dari jaringan makhluk hidup tersebut menjadi uap air. Uap air ini juga akan terbawa ke atas, y
akni ke atmosfer. Namun, biasanya penguapan yang terjadi karena transpirasi ini jumlahnya l
ebih sedikit atau lebih kecil daripada penguapan yang terjadi karena evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi ini merupakan gabungan dari evapotasi dan juga transpirasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa evapotranspirasi ini merupakan total penguapan air atau penguapan air secar
a keseluruhan, baik yang ada di permukaan Bumi atau tanah maupun di jaringan makhluk hid
up. Dalam siklus hidrologi, evapotranspirasi ini sangatlah mempengaruhi jumlah uap air yang
ternagkut ke atas atau ke atmosfer Bumi.

4. Sublimasi
17

Tahapan yang lainya adalah sublimasi. Jadi selain melalui proses penguapan, naiknya
uap air ke atmosfer ini juga terjadi melalui proses sublimasi. Apa sebenarnya sublimasi itu? S
umblimasi merupakan proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air, t
anpa harus melalui proses cair terlebih dahulu.

Sublimasi ini juga tidak sebanyak penguapan (evaporasi maupun transpirasi), namun
meski sedikit tetap saja sublimasi ini berkontribusi erat terhadap jumlah uap air yang terangk
at ke atmosfer. Dibandingkan dengan evaporasi maupun transpirasi, proses sublimasi ini berj
alan lebih lambat dari pada keduanya. Sublimasi ini terjadi pada tahap sikulus hidrologi panja
ng.

5. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel- partikel es (baca:
hujan es). Ketika uap air dari proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan sublimasi su
dah mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es y
ang berukuran sangat kecil melalui proses konsendasi. Perubahan wujud ini terjadi karena pe
ngaruh suhu udara yang sangat rendah saat berada di ketinggian tersebut. Partikel- partikel es
yang terbentuk tersebut akan saling mendekati satu sama lain dan bersatu hingga membentuk
sebuah awan. Semakin banyak partikel es yang bersatu, maka akan semakin tebal dan juga hit
am awan yang terbentuk. Inilah hasil dari proses kondensasi.

6. Adveksi

Adveksi ini terjadi setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan. Adveksi mer
upakan perpidahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun masih dalam satu horisontal. Ja
di setelah partikel- partikel es membentuk sebuah awan yang hitam dan gelap, awan tersebut
dapt berpindah dari satu titik ke titik yang lain dalam satu horizontal.

Proses adveksi ini terjadi karena adanya angin maupun perbedaan tekanan udara sehin
gga mengakibatkan awan tersebut berpindah. Proses adveksi ini memungkinkan awan akan m
enyebar dan berpindah dari atmosfer yang berada di lautan menuju atmosfer yang ada di darat
an. Namun perlu diketahui bahwa tahapan adveksi ini tidak selalu terjadi dalam proses hidrol
ogi, tahapan ini tidak terjadi dalam siklus hidrologi pendek

7. Presipitasi

Awan yang telah mengalami proses adveksi tersebut selanjutnya akan mengalami pres
ipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya pengaruh suhu ud
ara yang tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya hujan. Sehingga awan hitam yang tebentuk dar
i partikel es tersebut mencair dan air tersebut jatuh ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, ti
dak semua presipitasi menghasilkan air.
18

Apabila presipitasi terjadi di daerah yang mempunyai suhu terlalu rendah, yakni sekit
ar kurang dari 0ᵒ Celcius, maka prepitisasi akan menghasilkan hujan salju. Awan yang banya
k mengandung air tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran- butiran salju tipis. Ha
l ini dapat kita temui di daerah yang mempunyai iklim sub tropis, dimana suhu yang dimiliki
tidak terlalu panas seperti di daerah yang mempunyai iklim tropis.

8. Run Off

Tahapan run off ini terjadi ketika sudah di permukaan Bumi. Ketika awan sudah meng
alami proses presipitasi dan menjadi air yang jatuh ke Bumi, maka air tersebut akan mengala
mi proses run off. Run off atau limpasan ini merupakan proses pergerakan air dari tempat yan
g tinggi menjuju ke tempat yang lebih rendah yang terjadi di permukaan Bumi. Pergerakan ai
r tersebut dapat terjadi melalui saluran- saluran, seperti saluran got, sungai, danau, muara sun
gai, hingga samudera. Proses ini menyebabkan air yang telah melalui siklus hidrologi akan ke
mbali menuju ke lapisan hidrosfer Bumi.

9. Infiltrasi

Proses selanjutnya adalah proses infiltrasi. Air yang sudah berada di Bumi akibat pros
es presipitasi, tidak semuanya mengalir di permukaan Bumi dan mengalami run off. Sebagian
dari air tersebut akan bergerak menuju ke pori- pori tanah, merembes, dan terakumulasi menj
adi air tanah. Sebagian air yang merembes ini hanyalah sebagian kecil saja. Proses pergeraka
n air ke dalam pori- pori tanah ini disebut sebagai proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secar
a lambat membawa air tanah untuk menuju kembali ke laut.

Setalah melalui proses run off dan infiltrasi, kemudian air yang telah mengalami siklu
s hidrologi akan kembali berkumpul ke lautan. Dalam waktu yang berangsunr- angsur, air ter
sebut akan kembali mengalami siklus hidrologi yang baru, dimana diawali dengan evaporasi.
Dan itulah kesembilan dari tahapan siklus hidrologi.

H. KONDISI AIR DI MUKA BUMI

Pasokan Air Bersih Dunia Semakin Menipis


19

Permintaan air yang terus meningkat dan perubahan iklim mengancam ketersediaan ai
r dunia. Hal ini terungkap dalam siaran pers yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa Bangs
a kemarin (12 Maret, 2012). Jumlah permintaan pangan yang melampaui perkiraan, urbanisas
i yang terus meningkat dan perubahan iklim adalah faktor utama yang menyebabkan air bersi
h semakin langka. Semua ini tercantum dalam Laporan Perkembangan Air Dunia PBB (UN
World Water Development Report) yang diluncurkan bersamaan dengan acara Forum Air Du
nia di Marseille.

Menurut PBB, dunia perlu melakukan perubahan radikal cara pengelolaan sumber day
a penting ini agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa datang.

Dari laporan tersebut juga terungkap, pada 2050, permintaan pangan dunia akan naik
sebesar 70%, menyebabkan kebutuhan air untuk pertanian melonjak sebesar 19%. Saat ini se
banyak 70% air tawar (freshwater) sudah digunakan untuk kebutuhan pertanian.

“Air tawar masih digunakan dengan tidak bijaksana, tidak sesuai dengan permintaan d
an kebutuhan,” ujar Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova. “Mendapatkan informasi yan
g akurat (terkait penggunaan air) sangat sulit dan sistem pengelolaan air di dunia tidak seraga
m. Sehingga (kondisi air) pada masa datang akan semakin tidak menentu dan berisiko.”

Laporan yang berjudul “Managing Water under Uncertainty and Risk,” ini menyebutk
an, banyak negara yang menggali sumber air tanah untuk memenuhi permintaan air penduduk
nya. Proses pengangkatan air tanah meningkat tiga kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Di seju
mlah wilayah, kondisi air tanah bahkan tidak bisa dipulihkan lagi, air tanah semakin mengeri
ng dan saat ini berada dalam kondisi yang kritis.

Perubahan iklim juga memerparah kondisi kekurangan air ini. Perubahan pola hujan d
an kelembapan tanah, es yang terus mencair serta semakin seringnya bencana yang berhubun
gan dengan air seperti banjir dan kekeringan akan memengaruhi produksi pangan dunia. Lapo
20

ran ini memerkirakan, pada 2070, lebih dari 44 juta penduduk di seluruh dunia akan terkena d
ampaknya.

Michel Jarraud, yang memimpin Forum Air PBB menyatakan, “komunitas internasion
al harus bekerja sama” untuk mengatasi masalah ini. Tanpa aksi yang serius, bencana kekura
ngan air ini akan merugikan terutama bagi masyarakat miskin.

Miliaran penduduk di negara berkembang seperti Indonesia juga akan terkena dampak
nya. Hal ini terjadi jika pemerintah tidak mengelola sumber air secara bijaksana termasuk jika
mereka tidak melakukan investasi di infrastruktur pendukung.

Saat ini, menurut laporan PBB, terdapat 1 miliar penduduk yang tidak memiliki akses
atas air yang layak dan jumlah mereka terus bertambah terutama di wilayah perkotaan. Infrast
ruktur sanitasi juga tidak bisa mengimbangi pertumbuhan penduduk dan lebih dari 80% air li
mbah dunia belum diolah kembali dan dikumpulkan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Siklus air atau siklus hidrologi ad
alah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer
melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Ada beberapa Cara Pergerakan Air,
yaitu Evaporasi/transpirasi, Infiltrasi/Perkolasi, dan Air Permukaan. Unsur-unsur dalam siklu
s hidrologi, yaitu Evaporasi, Transpirasi, Virga, Presipitasi, Intersepse, Stamp Flow, Through
Flow, Ground Water, Infiltrasi, Perkolasi, Sub Surface flow, dan Ground water flow. Dan ada
pun macam-macam dari siklus hidrologi yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjan
g.

B. SARAN
21

Adapun Saran yang penulis sampaikan dalam makalah Siklus Hidrologi ini yaitu agar
kita dapat mengetahui bagaimana siklus hidrologi yang terjadi dan macam-macam dari siklus
hidrologi tersebut.

C. KRITIK
Di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis men
erima kritik dan saran yang bersifat membangun demi memperbaiki makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Chay Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

David Keith Todd. 1980. Ground Water Hydrology. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Ersin Seyhan. 1995. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Suyono Sosrodarsono. 1977. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita.

Wikipedia. SIKLUS AIR. Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air. Diakses Pada


20 September 2012.

Organisasi Orang Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia . 2008. Jenis/Macam Siklus
Hidrologi. Diambil dari

http://organisasi.org/jenis-macam-siklus-hidrologi-siklus-air-pendek-sedang-panjan
g-di-bumi. Diakses Pada 21 September 2012.
22

Smart Klik. 2010. Pengertian Siklus Hidrologi. Diambil dari

http://www.g-excess.com/34757/pengertian-siklus-hidrologi/. Diakses Pada 21 Sep


tember 2012.

Anda mungkin juga menyukai